BAB 1 BAB 1
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi dilakukan dengan interpretasi informasi dari hasil beberapa metode penilaian dilakukan dengan interpretasi informasi dari hasil beberapa metode penilaian status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri, status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri, laboratorium/biokimia dan klinis
laboratorium/biokimia dan klinis11. Diantara beberapa metode tersebut,. Diantara beberapa metode tersebut, pengukuran
pengukuran antropometriantropometri adalah relatif paling sederhana dan banyakadalah relatif paling sederhana dan banyak dilakukan. Dalam antropometri dapat dilakukan beberapa macam pengukuran dilakukan. Dalam antropometri dapat dilakukan beberapa macam pengukuran yaitu pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB), dan lingkar lengan atas yaitu pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB), dan lingkar lengan atas (LILA). Dari beberapa pengukuran tersebut BB, TB, dan LILA sesuai dengan (LILA). Dari beberapa pengukuran tersebut BB, TB, dan LILA sesuai dengan umur adalah yang paling sering digunakan untuk survey sedangkan untuk umur adalah yang paling sering digunakan untuk survey sedangkan untuk perorangan, keluarga, pengukuran BB dan TB atau panjang badan (PB) adalah perorangan, keluarga, pengukuran BB dan TB atau panjang badan (PB) adalah
yang paling dikenal. yang paling dikenal.22
Melalui
Melalui pengukuran antropometri, pengukuran antropometri, status gizi anak dapat ditentukan status gizi anak dapat ditentukan apakah anak tersebut tergolong status gizi baik, kurang atau buruk. Untuk hal apakah anak tersebut tergolong status gizi baik, kurang atau buruk. Untuk hal tersebut maka berat badan dan tinggi badan hasil pengukuran dibandingkan tersebut maka berat badan dan tinggi badan hasil pengukuran dibandingkan dengan suatu standar internasional yang dikeluarkan oleh WHO. Status gizi dengan suatu standar internasional yang dikeluarkan oleh WHO. Status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur BB atau TB sesuai dengan umur tidak hanya diketahui dengan mengukur BB atau TB sesuai dengan umur secara sendiri-sendiri, tetapi juga merupakan kombinasi antara ketiganya. secara sendiri-sendiri, tetapi juga merupakan kombinasi antara ketiganya. Masing-masing indikator mempunyai makna sendiri-sendiri.
Masing-masing indikator mempunyai makna sendiri-sendiri.11
Pengukuran antropometri merupakan pengukuran tubuh, seperti Pengukuran antropometri merupakan pengukuran tubuh, seperti tinggi dan berat badan serta pengukuran bagian tubuh lain, merupakan alat tinggi dan berat badan serta pengukuran bagian tubuh lain, merupakan alat yang penting dalam menentukan dan mengevaluasi status nutrisi seseorang yang penting dalam menentukan dan mengevaluasi status nutrisi seseorang atau sekelompok masyarakat. Pengukuran cara antropometri ini juga paling atau sekelompok masyarakat. Pengukuran cara antropometri ini juga paling cocok dilakukan karena mudah dilakukan dan tidak memakan cukup banyak cocok dilakukan karena mudah dilakukan dan tidak memakan cukup banyak dana.
BAB II BAB II
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.1 Definisi AntropomAntropometrietri
Kata antropometri berasal dari Yunani, dimana Anthropo yang Kata antropometri berasal dari Yunani, dimana Anthropo yang berarti
berarti manusia, dan manusia, dan metri metri yang berarti yang berarti mengukur. Secara mengukur. Secara literal literal antropometriantropometri berarti
berarti pengukuran pengukuran manusia. manusia. Sedangkan Sedangkan secara secara umum umum Antropometri Antropometri artinyaartinya ukuran tubuh manusia.
ukuran tubuh manusia.
Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh dan kompisisi tubuh. Antropometri adalah pengukuran yang paling sering dan kompisisi tubuh. Antropometri adalah pengukuran yang paling sering digunakan sebagai metode penilaian status gizi secara langsung untuk menilai digunakan sebagai metode penilaian status gizi secara langsung untuk menilai dua masalah utama gizi, yaitu: (1) Kurang Energi Protein (KEP), khususnya dua masalah utama gizi, yaitu: (1) Kurang Energi Protein (KEP), khususnya pada
pada anak-anak anak-anak dan dan ibu ibu hamil, hamil, (2) (2) obesitas obesitas pada pada semua semua kelompok kelompok umur.umur. Penilaian status gizi dengan menggunakan antropemetri ini memiliki Penilaian status gizi dengan menggunakan antropemetri ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
kelebihan dan kekurangan. 11
2.2 Kelebihan dan
2.2 Kelebihan dan Kekurangan AntopomeKekurangan Antopometritri Keunggulan antropometri:
Keunggulan antropometri:22 1.
1. Prosedur sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampelProsedur sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup besar
cukup besar 2.
2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahliRelatif tidak membutuhkan tenaga ahli 3.
3. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat diAlat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat
daerah setempat 4.
4. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukanMetode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan 5.
5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampaulampau 6.
6. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik karenaUmumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik karena sudah ada ambang batas yang jelas
sudah ada ambang batas yang jelas 7.
7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atauDapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya
dari satu generasi ke generasi berikutnya 8.
Kelemahan antropometri:2
1. Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat, tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu, misal Fe dan Zn 2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan
energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri
3. Error yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran
4. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil pengukuran (fisik dan komposisi jaringan), analisis dan asumsi yang keliru
5. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan: latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan alat, kesulitan pengukuran.
2.3 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Antopometri 1. Faktor internal (genetika)
Modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan
Melalui genetik dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan,
yang ditandai dengan:
1. Intensitas dan kecepatan pembelahan
2. Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan 3. Umur pubertas
4. Berhentinya pertumbuhan tulang
Yang termasuk faktor internal: faktor bawaan normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras (suku bangsa).
2. Faktor eksternal (lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang
optimal.
Kondisi lingkungan yang buruk >> kondisi genetik optimal tidak dapat
tercapai
Faktor ini mempengaruhi setiap individu sejak masa konsepsi sampai
akhir hayat
Faktor lingkungan dibagi 2: (1)faktor prenatal dan (2) pascanatal
(1) Lingkungan Prenatal
- Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga lahir - Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zat kimia,
endokrin, radiasi, infeksi, stress, anoksia embrio (2) Lingkungan Pascanatal
- Dipengaruhi oleh lingkungan
- Meliputi lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor psikososial, keluarga dan adat-istiadat.
2.4 Ukuran Antropometri
Macam-macam pengukuran antropometri yang bisa digunakan untuk melihat pertumbuhan adalah sebagai berikut:
a. Massa Tubuh
Berat badan adalah pengukuran antropometri yang paling sering digunakan meskipun sering terjadi kesalahan dalam pengukuran.
1. Berat badan
Berat badan mencerminkan jumlah protein, lemak, air dan massa mineral tulang. Pada orang dewasa terdapat peningkatan jumlah lemak sehubungan dengan umur dan terjadi penurunan protein otot. Berat badan sewaktu lahir dapat digunakan sebagai indicator status gizi bayi
dengan cut off point: <2.500 gram dikatakan sebagai bayi dengan BBRL (Berat Badan Lahir Rendah). Untuk menilai status gizi biasanya berat badan dihubungkan dengan pengukuran lain, seperti umur dan
tinggi badan.3
b. Pengukuran Linear (panjang)
Dasar pengukuran linear adalah tinggi (panjang) atau stature dan merefleksikan pertumbuhan skeletal. Pengukuran linear lainnya seperti
tulang biasa digunakan untuk tujuan tertentu. Misalnya panjang lengan atas atau kaki.
1. Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan seseorang pada prinsipnya adalah mengukur jaringan tulang skeletal yang terdiri dari kaki, panggul, tulang belakang, dan tulang tengkorak. Penilaian status gizi pada umumnya hanya mengukur total tinggi (atau panjang) yang diukur secara rutin.3
Tinggi badan yang dihubungkan dengan umur dapat digunakan sebagai indikator status gizi masa lalu.
2. Panjang Badan
Panjang badan dilakukan pada balita yang berumur kurang dari dua tahun atau kurang dari tiga tahun yang sukar untuk berdiri pada waktu pengumpulan data tinggi badan.4
3. Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala biasa digunakan pada kedokteran anak yang digunakan untuk mendeteksi kelainan seperti hydrocephalus (ukuran kepala besar) atau microcephaly (ukuran kepala kecil). Untuk melihat pertumbuhan kepala balita dapat digunakan grafik Nellhaus. 4 4. Lingkar Dada
Pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun sehingga biasa digunakan pada anak berusia 2-3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai indicator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan dada yang lambat sehingga rasio lingkar dada dan kepala <1. 3
5. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Lingkar lengan atas mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan :3
b. KEK pada ibu hamil: resiko bayi BBLR
Lingkar lengan atas menggunakan alat: pita pengukur dari fi be r glass atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik.
Ambang batas (Cut of Points):3
a. LLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia <23.5 cm b. Pada bayi 0-30 hari : ≥9.5 cm
c. Balita dengan KEP <12.5 cm
Tabel 2. Lingkar Lengan Atas untuk Anak Remaja dan Orang Dewasa (cm)3
6. Tinggi Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan sehingga data tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau manula. Pada manula digunakan tinggi lutut karena pada manula telah terjadi penurunan massa tulang yang menyebabkan bungkuk sehingga sukar untuk mendapatkan data tinggi badan yang akurat. Untuk mendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang berusia lebih dari 59 tahun. Untuk mendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat menggunakan formula berikut ini: 4
Wanita : (1,83 x tinggi lutut (cm)) - (0,24 x umur (tahun)) + 84,88 Cara mengukur tinggi lutut: ukur jarak vertical dari ujung kaki hingga lutut ketika kaki di tekuk 90 ̊
7. Panjang/Rentang Depa
Panjang depa merupakan salah satu prediktor tinggi badan lansia dan dianggap sebagai pengganti ukuran tinggi badan (TB) lansia karena usia berkaitan dengan penurunan TB. Panjang depa relative kurang dipengaruhi oleh pertambahan usia. Akan tetapi, nilai panjang depa pada kelompok lansia cenderung lebih rendah daripada kelompok dewasa muda. Pada kelompok lansia terlihat adanya penurunan nilai panjang depa yang lebih lambat dibandingkan dengan penurunan TB, sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang depa cenderung tidak banyak berubah seiring pertambahan usia. Panjang depa
direkomendasikan sebagai parameter prediksi tinggi badan, tetapi tidak seluruh populasi memiliki hubungan 1:1 antara panjang depa dan tinggi badan. Pengukuran panjang depa tidaklah mahal dan teknik prosedurnya sederhana sehingga mudah dilakukan di lapangan. 4
c. Komposisi Tubuh
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi pada penderita KEP. Antropometri pada jaringan dapat dilakukan pada jaringan
tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat.
Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi lemak sub-kutan):
1. Ultrasonik
2. Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer atau underwater weighting)
3. Teknik Isotop Dilution 4. Metoda Radiological
5. Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
6. Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemak menggunakan kaliper: skin-fold calipers).
Metode yang paling sering dan praktis digunakan di lapangan: Antropometri fisik. Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2 ,ketelitian 0.1 mm, tekanan konstan 10 g/ mm2. Jenis alat yang sering digunakan Harpenden Calipers, alat ini memungkinkan jarum diputar ke titik nol apabila terlihat penyimpangan.
Massa Bebas-Lemak tubuh
Lemak tubuh sering ditentukan dengan antropometri yaitu dengan mengukur :5
Tebal lipatan kulit
Rasio lingkar pinggang (lingkar pinggang dibagi lingkar panggul) untuk menentukan lemak yang ada di bagian panggul dan bokong.
Lingkar pinggang untuk menentukan kandungan lemak abdominal yang diukur dengan komputer tomografi
Perhitungan total lemak tubuh dari berat badan dan persentase lemak tubuh.
Lemak tubuh total (kg) = berat badan (kg) × % lemak tubuh 100
Massa bebas lemak (kg) = berat badan (kg) - lemak tubuh (kg)
Massa bebas-lemak merupakan campuran dari air, mineral, dan protein yang sebagian besar disimpan di otot. Analisis massa otot akan menunjukkan indeks protein yang disimpan dalam tubuh. Pengukuran ini umumnya meliputi : 5
Lingkar lengan atas (mid-upper-arm circumference, MUAC)
Penurunan MUAC merefleksikan penyusutan massa otot atau jaringan subkutan atau keduanya
Lingkar otot lengan (mid arm muscccle circumference, MAMC)
Lingkar otot lengan digunakan sebagai indeks dari kehilangan otot pada lansia. Triceps, subskapular dan pengukuran ketebalan lipatan
2.5 Indeks Antropometri
Pengertian indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri bisa merupakan rasio dari satu pengukuran
terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur. Beberapa indeks antropometri adalah sebagai berikut:4
1. BB/U (Berat Badan terhadap Umur)
Indikator status gizi kurang saat sekarang
Sensitive terhadap perubahan kecil Kadang umur secara akurat sulit didapat
Growth monitoring
Pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth failure karena
infeksi atau KEP
2. TB/U (Tinggi Badan terhadap Umur)
Indikator status gizi masa lalu
Indikator kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa
Kadang umur secara akurat sulit didapatBB/TB
Mengetahui proporsi badan (gemuk, normal, kurus)
Indikator status gizi saat ini (current nutrition status)
Umur tidak perlu diketahui
3. LILA/U (Lingkar Lengan Atas terhadap Umur)
Dapat mengidentifikasi KEP pada balita
Tidak memerlukan data umur yang kadang sulit
Dapat digunakan pada saat emergency
Membutuhkan alat ukur yang murah Pengukuran cepat
2.6 Analisa Hasil Pengukuran Antropometri Ada 3 cara yang biasa digunakan: 5
Ukuran antropometrik (BB-U, TB-U dan BB-TB) disajikan sebagai nilai SD atau skor-Z di bawah atau di atas nilai mean atau median rujukan
Normal bila antara -2SD sampai +2SD
Kurang bila <-2SD
Lebih bila >+2SD - Nilai Persentil
Ukran antropometrik (BB-U, TB-U dan BB-TB) disajikan sebagai posisi individu dalam sebaran populasi rujukan
Normal bila antara persentil 5 dan 95
Kurang bila kurang persentil 5
Lebih bila lebih persentil 95 - Nilai % terhadap median
Ukuran antropometrik (BB-U, TB-U dan BB-TB) disajikan sebagai % dari nilai median tujukan
90% median TB-U mendekati nilai -2SD
80% median BB-TB mendekati nilai -2SD
80% median BB-U mendekati nilai -2SD
Tabel 3. Analisa hasil pengukuran antropometri Indikator Interpretasi hasil
ukur
Interpretasi proses Keterangan
TB-U rendah (<-2SD) Pendek Stunted -Stunting = TB tidak sesuai usia
Deskriptif
Masalah gizi dan kesehatan jangka panjang BB-TB rendah ( <-2SD) Kurus Wasted -Wasting = BB tidak sesuai TB atau kehilangan BB Deskriptif Kehilangan BB berlebihan jangka pendek atau berlanjut
BB-TB lebih (>2SD) Gemuk Overweight -BB berlebih terhadap TB atau TB kurang terhadap BB Deskriptif Kelebihan BB berlebihan jangka pendek atau berlanjut BB-U rendah (<-2 SD) Kurang berat Underweight -BB tidak sesuai usia atau kehilangan BB Deskriptif Stunting dan/atau wasting BB-U lebih (>2SD) Gemuk Overweight -BB lebih terhadap umur Deskriptif Kelebihan BB karena obesitas Interpretasi Hasil
Kombinasi dari 3 indikator:5
- BB terhadap usia (kurang berat, normal, BB lebih) - TB terhadap usia (pendek, normal, tinggi)
- BB terhadap TB (kurus, normal, gemuk)
Kategorisasi status gizi: 5
- Normal (antara -2SD sampai +2 SD)
- Diatas normal atau lebih (lebih dari 2SD diatas median)
- Di bawah normal atau kurang (lebih dari 2SD dibawah median)
Kurva pertumbuhan WHO
Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan sebuah kurva pertumbuhan standar yang menggambarkan pertumbuhan anak umur 0-59 bulan di lingkungan yang diyakini dapat mendukung pertumbuhan optimal anak. Untuk membuat kurva pertumbuhan ini, WHO melakukan penelitian multisenter pada tahun 1997 sampai 2003 dengan tujuan untuk menggambarkan pertumbuhan anak yang hidup di lingkungan yang tidak memiliki faktor penghambat pertumbuhan. Data dikumpulkan dari 6 negara yaitu Brazil, Ghana, India, Norwegia, Oman dan Amerika. Penelitian ini terdiri atas dua bagian; pertama adalah penelitian longitudinal (subyek diikuti dari lahir sampai usia 2 tahun); dan kedua adalah penelitian cross-sectional (pada anak usia 1,5 sampai 5 tahun).
Panjang badan diukur pada posisi tidur telentang untuk anak usia 0-2 tahun dan setelah usia 2 tahun tinggi badan diukur sebagai tinggi berdiri.
Cara Menginterpretasikan Kurva Pertumbuhan WHO
1. Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau rata-rata
2. Garis yang lain dinamakan garis Z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO garis ini diberi angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu yang berada jauh dari garis median menggambarkan masalah pertumbuhan.
3. Titik temu yang berada antara garis Z-score -2 dan -3 diartikan di bawah -2.
4. Titik temu yang berada antara garis Z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2. 5. Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan
WHO dapat menggunakan tabel berikut ini.
Catatan :
1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih normal. Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan t inggi.
2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih baik jika diukur menggunakan perbandingan beratbadan terhadap panjang/tinggi atau IMT terhadap umur.
3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih. Jika makin mengarah ke garis Z-skor 2 resiko gizi lebih makin meningkat.
4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki gizi lebih.
5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI (Integrated Management of Childhood Illness in-service training. WHO, Geneva, 1997)
Berat badan/Umur
Paling sederhana
Menggambarkan status gizi saat ini
Secara luas digunakan untuk menentukan MEP
Kerugiannya : tidak dapat menentukan adanya wasting
Interpretasi
BB/U diplot pada kurva (CDC 2000)
• BB/U < persentil 10 (P10) : Defisit
• BB/U > persentil 90 (P90) : Kelebihan
BB/U dibandingkan standar (P50) yang diacu (%):
• 80 – 120 % : Gizi baik
• 60 – 80 % : Gizi kurang
• < 60 % : Gizi buruk
Tinggi Badan/Panjang Badan (TB atau BP)
Parameter sederhana
Mudah diukur dan diulang
Dikombinasikan dengan BB, memberikan informasi yang lebih
bermakna menggambarkan defisiensi gizi kronis
Cara mengukur TB/PB to measure 1. Bayi dan anak < 2tahun
Posisi berbaring
Menggunakan papan pengukur
Panjang badan paralel dengan panjang papan Bahu harus menempel permukaan papan Sepatu atau alas kaki dilepas
2. Anak 2 tahun – dewasa
Berdiri tegak dan mata menatap lurus ke depan
Punggung menempel pada alat pengukur tinggi Badan pada tembok
Kedua lengan disisi badan
Kedua tungkai menghadap kedepan
Interpretasi :
TB/U < persentil 5 : Defisiensi berat
TB/U antara persentil 5 dan 10: Evaluasi laju pertumbuhan untuk
membedakan perawakan pendek yg disebabkan:
• Defisiensi gizi kronis
• Faktor konstitusional atau genetik
TB/U dibandingkan dengan standar baku P50 (%) :
• 90 – 110% : Tinggi baik
• 70 – 90 % : Tinggi kurang
• < 70 % : Tinggi sangat kurang
BB menurut TB (BB/TB)
Rasio BB/TB sangat penting dan lebih akurat :
• Mencerminkan proporsi tubuh
• Dapat membedakan wasting dan stunting (perawakan pendek)
• Indeks ini digunakan :
Perempuan sd TB 138 cm
Laki-laki sd TB 145
• Keuntungan : tidak memerlukan umur
BB/TB : menentukan status nutrisi
Interpretasi BB/TB (Klasifikasi Waterlow):
• > 90 – 110% : Gizi baik
• 70 – 90 % : Gizi kurang
• < 70 % : Gizi buruk
• > 110 – 120% : Gizi lebih/overweight
2.7 Pemeriksaan Antropometri atau Menentukan Obesitas
Cara yang objektif untuk mengukur kelebihan berat badan adalah dengan menghitung BMI (Body Mass Index) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus :6
• IMT = Berat badan (kg)
Tinggi badan2 (m2)
• IMT > 20 = BB kurang
• IMT 20-24 = Normal atau sehat
• IMT 25-29 = Gemuk atau kelebihan BB
• IMT > 30 = Sangat gemuk atau obesitas
Tabel 5. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia6
Kategori IMT
Kurus Kekurangan BB tingkat berat < 17,0 Kekurangan BB tingkat ringan 17,0 - 18,5
Normal >18,7 - 25,0
Gemuk Kelebihan BB tingkat berat >25,0 - 27,0 Kelebihan BB tingkat ringan >27,0
Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Penilaian tinggi badan berdasarkan usia menurut WHO dengan standar baku NCHS yaitu menggunakan persentase dari median sebagai berikut lebih dari atau sama dengan 90% dikatakannormal, sedangkan kurang dari 90% dikatakan malnutrisi kronis (abnormal).7
Error Pengukuran
- Kesalahan pengukuran - Kesalahan alat
- Kesalahan tenaga yang mengukur
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesalahan pengukuran: - Memilih alat ukur yang sesuai
- Membuat aturan pelaksanaan pengukuran - Pelatihan petugas
- Peneraan alat ukur secara berkala
Pengukuran silang antar observer dan pengawasan (uji petik)
Lingkar kepala (LK)
Dipengaruhi oleh status gizi anak sd umur 36 bulan
Pengukuran rutin mendeteksi gangguan pertumbuhan dan
perkembangan
Menggunakan pita pengukur yang tidak melar
Interpretasi :
LK < 5th centiles atau < -2SD
Kemungkinan malnutrisi kronik masa intrauterin atau pada masa ba yi/anak Gangguan perkembangan otak
Lingkar lengan atas (LLA) Bermanfaat bila :
Tidak ada data BB atau TB
BB dan TB tidak dapat diukur dengan tepat misalnya pada pasien dengan :
organomegali
edema
hidrosefalus
Anak umur 1-5 tahun LLA saja sudah dapat menentukan status gizi Pengukuran :
Lengan kiri, pertengahan akromion dan olekranon
Menggunakan non elastic band (WHO/CARE) terbagi atas 3 warna : hijau, kuning, merah
Interpretasi :
• <11.5 cm : Malnutrisi berat (merah)
• >12.5 cm : Normal (hijau)
LLA/U :
• 85-100% : Normal
• 70-85% : Mild-mod malnutrition
BAB III KESIMPULAN
Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi dilakukan dengan interpretasi informasi dari hasil beberapa metode penilaian status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri, laboratorium/biokimia dan klinis1. Diantara beberapa metode tersebut, pengukuran antropometri adalah relatif paling sederhana dan banyak dilakukan. Dalam antropometri dapat dilakukan beberapa macam pengukuran yaitu pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan lingkar lengan atas (LILA). Dari beberapa pengukuran tersebut BB, TB dan LILA sesuai dengan umur adalah yang paling sering digunakan untuk survey sedangkan untuk perorangan, keluarga, pengukuran BB dan TB atau panjang badan (PB) adalah yang paling dikenal2.
Kata antropometri berasal dari Yunani, dimana Anthropo yang berarti manusia, dan metric yang berarti mengukur. Secara literal antropometri berarti pengukuran manusia. Sedangkan secara umum Antropometri artinya ukuran tubuh
manusia
Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh dan kompisisi tubuh. Antropometri adalah pengukuran yang paling sering digunakan sebagai metode penilaian status gizi secara langsung untuk menilai dua masalah utama gizi, yaitu: (1) Kurang Energi Protein (KEP), khususnya pada anak-anak dan ibu hamil, (2) Obesitas pada semua kelompok umur. Penilaian status gizi dengan menggunakan antropemetri ini memiliki kelebihan dan k ekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wong DL, Eaton MH, Wilson D, Winkelstein ML, Schwartz P. Buku ajar keperawatan pediatric. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. hal 166-84.
2. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC; 2005. hal 94.
3. Asmadi. Teknik procedural konsep & aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba Medika; 2008. hal 83-4.
4. Devi N. Nutrition and food gizi untuk keluarga. Jakarta: Penerbit Buku Kompas; 2010. hal 41-43.
5. Hartriyanti Y, Triyanti. Gizi dan kesehatan masyarakat. Edisi 1. Jakarta: Grafindo Persada; 2008. hal 278-84.
6. Fatmah. Gizi usia lanjut. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2010. hal 44-6.
7. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. hal 260-4.