• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGELOLAAN KASUS. sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PENGELOLAAN KASUS. sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal ini"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1 . Konsep Teori Rasa Nyaman (Nyeri) 2.1.1 Definisi Nyeri

Nyeri ulu hati merupakan perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat

sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal ini

skala atau tingkatannya dan hanya pada orang tersebutlah yang dapat menjelaskan

(Feurst, 1999). Nyeri epigastrium merupakan keluhan yang sering ditemukan pada

preeklamsia keluhan ini disebabkan karena tekanan pada kapsula hepar akibat

edema atau perdarahan.

2.1.2 Patofisiologi Nyeri Ulu Hati

Salah satunya penyebab nyeri ulu hati pada ibu hamil yaitu karena adanya

preeklampsia. Preeklampsia menyebabkan volume plasma yang beredar

menurun ,sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit

maternal .

Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun. Dengan

memburuknya preeklampsia banyak organ akan terlibat dalam proses penyakit

salah satunya yaitu penurunan perfusi hati.

Penurunan fungsi hati menyebabkan gangguan fungsi hati. Sehingga

terjadi edema pada hati dan perdarahan pada subkapsular, yang dialami ibu

hamil preeklampsia sebagai nyeri ulu hati atau nyeri di kuadran kanan atas , dan

(2)

6

Preeklampsia

Produksi plasenta endotelin (zat toksik pada sel endotelium)

Kerusakan sel endotelin vasospasme

Koagulasi Perpindahan cairan dari Peningkatan

sensitivitas

intravaskuler ruang intravaskuler terhadap

angiotensia

ke intraseluler

Mikroemboli hepatik: Edema

pulmonar: dispnea

kerusakan pada hati

Nyeri ulu hati Nyeri dikuadran PenurunanRuptur hati

.atas kanan glukosa darah

2.1.3 Penyebab Nyeri

Nyeri ulu hati disebabkan oleh udem hati yang terjadi pada wanita

preeklampsia.Preeklamsia merupakan sindrom yang dijumpai pada ibu hamil

diatas 20 minggu terdiri dari hipertensi dan proteinuria dengan atau tanpa

(3)

7

penyakit : primigravida, grand multigravida, janin besar, kehamilan dengan janin

lebih dari satu, morbid obesitas.

2.1.4 Klasifikasi Nyeri

Nyeri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan berdasarkan pada

tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan waktu lamanya serangan (Asmadi, 2008).

a. Nyeri berdasarkan tempatnya:

1. Pheriperal Pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh

misalnya pada kulit, mukosa.

2. Deep Pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih

dalam atau pada organ-organ tubuh visceral.

3. Refered Pain, yaitu nyeri dalamyang disebabkan karena penyakit

organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di

daerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.

4. Central Pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada

sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus, dan lain-lain.

b. Nyeri berdasarkan sifat

1. Incidental Pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu

menghilang.

2. Steady Pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan

dalam waktu yang lama.

3. Paroxymal Pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan

kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap ± 20-15 menit, lalu

menghilang, kemudian timbul lagi.

(4)

8

1. Nyeri ringan, yaitu nyeri dengan intensitas rendah.

2. Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi.

3. Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi.

d. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan

1. Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan

berakhir kurang dari enam bulan, sumber dan daerah nyeri pada ulu

hati diketahui dengan jelas. Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari

proses pembesaran janin.

2. Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri

kronis ini polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan

bertahun-tahun. Ragam pola tersebut ada yang nyeri timbul dengan

periode yang diselingi interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali

lagi nyeri, dan begitu seterusnya. Ada pula pola nyeri kronis yang

konstan, artinya rasa nyeri tersebut terus- menerus terasa makin lama

semakin meningkat intensitasnya walaupun telah diberikan

pengobatan. Misalnya nyeri ulu hati dikarenkan neoplasma.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri

Menurut Mubarak dan Chayatin (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi

nyeri terdiri atas:

1. Etnik dan Nilai Budaya

Latar belakang etnik dan nilai budaya merupakan faktor yang

mempengaruhi reaksi terhadap nyeri dan ekspresi nyeri. Sebagai contoh,

(5)

9

nyeri, sedangkan individu dari budaya lain justru lebih memilih menahan

perasaan mereka dan tidak ingin merepotkan orang lain.

2. Tahap Perkembangan

Usia dan tahap perkembangan seseorang merupakan variabel penting

yang akan memengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap nyeri.

Dalam hal ini hamil yang merasakan nyeri dibagian tengkuk dan ulu hati

Lingkungan dan pengalaman Individu Pendukung Lingkungan yang

asing, tingkat kebisingan yang tinggi, pencahayaan, dan aktivitas yang

tinggi di lingkungan tersebut dapat memperberat nyeri. Selain itu

dukungan dari keluarga dan orang terdekat menjadi salah satu faktor

penting yang memengaruhi persepsi nyeri individu.

3. Pengalaman nyeri sebelumnya

Pengalaman masa lalu juga berpengaruh terhadap persepsi nyeri individu

dan kepekaannya terhadap nyeri individu yang pernah mengalami nyeri

atau menyaksikan penderitaan orang terdekatnya saat mengalami nyeri

cenderung merasa terancam dengan peristiwa nyeri yang akan terjadi

dibandingkan dengan individu yang lain yang belum pernah

mengalaminya.

4. Ansietas dan Stres

Ansietas sering kali menyertai peristiwa nyeri yang terjadi. Ancaman

yang tidak jelas asalnya dan ketidakmampuan mengontrol nyeri atau

(6)

10 2.1.5 Konsep Asuhan Keperawatan Nyeri

1. Pengkajian

Pengkajian nyeri yang faktual (terkini), lengkap dan akurat akan

mempermudah di dalam menetapkan data dasar, dalam menegakkan diagnosa

keperawatan yang tepat, merencanakan tetapi yang cocok, dan memudahkan

dalam mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang diberikan (Prasetyo,

2010).

Yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah:

1. Mengkaji perasaan klien ( respon psikologis yang muncul)

2. Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri

3. Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri.

Pengkajian selama episode nyeri akut sebaiknya tidak dilakukan saat klien

dalam keadaan waspada ( perhatian penuh pada nyeri), sebaiknya mengurangi

kecemasan klien terlebih dahulu sebelum mencoba mengkaji kualitas persepsi

klien terhadap nyeri.

Dalam mengkaji respon nyeri yang dialami klien ada beberapa komponen yang

harus diperhatikan :

A. Penentuan ada tidaknya nyeri : dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri,

perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun

dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera luka. Setiap nyeri

yang dilaporkan oleh klien adalah nyata.

B. Karakteristik Nyeri (metode P,Q,R,S,T):

(7)

11

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada

klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian

tubuh yang mengalami cedera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri

psikogenik maka perawat harus dapat mengeksplore perasaan klien dan

menanyakan perasaan-perasaan apa saja yang mencetuskan nyeri ( Prasetyo,

2010).

2. Kualitas ( Q: quality )

Kualitas nyeri merupakansesutau yang subjektif yang diungkapkan oleh

klien, seringkali klien mendeskripsikan nyeri dengan kalimat-kalimat: tajam,

tumpul, berdenyut, berpindah-pindah seperti tertindih-tindih, perih, tertusuk,

dll. Dimana tiap klien mungkin berbeda-beda dalam melaporkan kualitas nyeri

yang dirasakn (Prasetyo, 2010).

3. Lokasi ( R: region)

Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien menunjukkan

semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien.Dalam

mendokumentasikan hasil pengkajian tentang lokasi nyeri, perawat hendaknya

menggunakan bahasa anatomi atau istilah yang lebih deskriptif. Sebagai contoh

pernyataan”nyeri terdapat dikuadran abdomen kanan atas” adalah pernyataan yang lebih spesifik dibandingkan :klien menyatakan bahwa nyeri terasa pada abdomen” ( Prasetyo, 2010).

1. Keparahan ( S: severe )

Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang

paling subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan

(8)

12

Skala nyeri numerik ( 0-10 ) :

2. Durasi ( T: time )

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi, dan rangkaian nyeri. Perawat dapat menanyakan : “ kapan nyeri dirasakan?, apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu yang sama setiap hari?, seberapa

sering nyeri kambuh?, atau yang lainnya dengan kata yang semakna (Prasetyo,

2010 ).

3. Faktor yang memperberat atau memperingan nyeri

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang memperberat nyeri pasien

misalnya peningkatan aktivitas, perubahan suhu, stres dan lainnya, sehingga

dengan demikian perawat dapat memberikan tindakan yang tepat untuk

menghindari peningkatan respon nyeri pada klien ( Prasetyo, 2010 ).

C. Respon fisiologis

Pada saat impuls nyeri naik ke medula spinalis menuju ke batang otak dan

thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulus sebagai bagian dari respon

stres.Stimulus pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan

respon fisiologis (Sigit, 2010).

D. Respon perilaku

Respon perilaku klien terhadap nyeri dapat mencakup pernyataan verval,

(9)

13

perubahan respon terhadap lingkungan.Individu yang mengalami nyeri akut

dapat menangis, merintih, merengut, tidak menggerakkan bagian tubuh,

mengepal, atau menarik diri (Smeltzer & Bare, 2002).

E. Respon afektif

Respon ini bervariasi sesuai situasi, derajat, durasi, interpensi, dan faktor lain.

Perawat perlu mengeksplor perasaan ansietas, takut, kelelahan, depresi, dan

kegagalan klien (Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2010).

F. Pengaruh nyeri terhadap kehidupan kita

Klien yang setiap hari merasakan nyeri akan mengalami gangguan dalam

kegiatan sehari-harinya. Pengkajian pada perubahan aktivitas ini bertujuan

untuk mengetahui kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan

sehari-hari (Prasetyo, 2010).

G. Persepsi klien tehadap nyeri

Dalam hal ini perawat perlu mengkaji persepsi klien terhadap nyeri, bagaimana

klien dapat menghubungkan antara nyeri yang ia rasakan dengan proses

penyakit atau hal lain dalam diri maupun lingkungan disekitar klien (Prasetyo,

2010).

H. Mekanisme adaptasi klien terhadap nyeri

Tiap individu memiliki cara masing-masing dalam beradaptasi terhadap nyeri.

Dalam hal ini, perawat perlu mengkaji cara-cara apa saja yang biasanya selalu

dilakukan klien untuk menurunkan rasa nyeri yang klien rasakan. Apabila cara

yang dilakukan oleh klien tersebut efektif, maka perawat dapat

(10)

14

2. Analisa Masalah

Berdasarkan pengkajian pada riwayat, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang, kemungkinan data yang di temukan dalam kebutuhan nyeri

dikelompokkan menjadi data subjektif dan objektif.

Menurut NIC NOC Walkimson dan Abern (2011) :

Batasan karakteristiknya dalam subjektif pada kebutuhan dasar nyeri akut

seperti : mengungkapkan secara verbal, isyarat, depresi, keletihan, dan takut

kembali cedera. Selain data Subjektif, batasan karakteristik data juga

ditemukan dalam data objektif seperti posisi untuk menghindari nyeri,

perubahan tonus otot, perubahan kemampuan untuk meneruskan aktivitas

sebelumnya, gangguan tidur, dan fokus menyempit.

Batasan karakteristik pada kebutuhan dasar nyeri kronik seperti

mengungkapkan secara verbal atau isyarat, dengan data Subjektif seperti

depresi, keletihan, dan takut kembali terluka.Selain data Subjektif, batasan

karakteristik juga ditemukan dalam data objektif seperti perubahan kemampuan

untuk meneruskan aktivitas sebelumnya, perubahan pola tidur, wajah topeng,

penurunan interaksi dengan orang lain, dan gelisah.

3. Rumusan masalah

Berdasarkan pengkajian data analisa data yang didapat, ditemukan alternatif

diagnosa yang disarankan yaitu nyeri akut dan nyeri kronis (Willkionsom dan

Abern, 2011).

4. Perencanaan

Menurut Wilkimoson dan Abern (2011), dari hasil data rumusan masalah

(11)

15

kaji secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan durasi,

frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor presipitasinya,

observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka yang

tidak mampu berkomunikasi efektif,berikan informasi tentang nyeri, seperti

penyebab nyeri klien, berapa lama nyeri yang dirasakan klien, ajarkan teknik

relaksasi pada klien, kompres dengan air hangat atau dingin dilokasi nyeri yang

dirasakan klien, masase secara perlahan dilokasi nyeri klien, dan dikendalikan

faktor lingkungan yang dapat memengaruhi respons klien.

Terhadap ketidaknyamanan misalnya suhu ruangan, pencahayaan dan

kegaduhan.Rencana keperawatan yang didapat untuk nyeri kronis ialah:

lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas, faktor presitasi,berikan lingkungan yang nyaman

pada klien, bantu klien untuk menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ke

tingkat yang lebih nyaman, tingkatkan istirahat, ajarkan teknik non

farmakologi dan berikan analgesik sesuai anjuran untuk meredakan atau

(12)

16

PROGRAM D III KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

I. BIODATA PASIEN Identitas Pasien

Nama : Ny.N

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 31 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)

Alamat : di kelurahan Harjo Sari II kec. Medan

Amplas.

Tanggal Masuk RS : tidak diisi

No. Register : tidak diisi

Ruangan/Kamar : tidak diisi

Golongan Darah : AB

Tanggal Pengkajian : 19-05-2015

Medis : -

II. KELUHAN UTAMA

Ny. N mengalami nyeri pada ulu hati sebelah kanan atas, kadang mengalami

sesak nafas, lemas.kaki kram.

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI WILAYAH KOMUNITAS MEDAN AMPLAS

(13)

17

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Klien mengatakan nyeri pada bagian perut sebelah kanan atasa yang

disebabkan bila klien beraktivitas

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Klienmengatakan nyeri bias berkurang apabila istrahat dan tidur .

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Klien merasakan perih pada bagian perut sebelah kanan atas dan

tidak bisa disentuh.

2. Bagaimana dilihat

Klien terlihat meringis kesakitan, dan lemas bila beraktivias.

C. Region

1. Dimana lokasinya

Klien mengalami nyeri ulu hati di bagian perut sebelah kanan atas

2. Apa menyebar

Klien mengatakan rasa perih tidak menyebar, hanya pada area perut

sebelah kanan atas.

D. Severity

Klien mengatakan nyeri yang dialami saat ini merupakan nyeri sedang,

tapi klien merasa tidak nyaman dengan nyeri yang terus-terusan.

E. Time

(14)

18

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU a. Penyakit yang pernah dialami

Klien sebelumnya mengalami preeklampsiapada kehamilan pertama

b. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Klien pernah mengalami tindakan pengobatan pada kehamilan pertama.

c. Pernah dirawat/operasi

Klien pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya, pada saat melahirkan

anak pertamanya.

d. Lama dirawat

Klien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya selama 1 minggu

e. Alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA a. Orang tua

Orangtua klien tidak memiliki penyakit yang serius yang pernah

dialami.

b. Saudara kandung

Saudara klien juga tidak memiliki penyakit yang serius.

c. Penyakit keturunan yang ada

(15)

19 VI. RIWAYAT OBSTETRI

G: II P: I A: 0 HPHT: 25/09/2014 TTP: 12/06/2015

NO. Umur Komplikasi / Masalah Kondisi

anak

Penolong

Kehamilan Persalinan Nifas

1. 3,5 Tahun Caesaer − Dalam keadaan sehat Dokter, Bidan. 2. 33 Minggu Preeklampsia − Sehat

VII. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

a. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien berusaha untuk sembuh dan menerima keadaan dengan berpasrah

kepada tuhan yang Maha Esa.

b. Konsep Diri

Gambaran diri : Klien terus berusaha untuk selalu sehat

selama mengandung bayinya.

Ideal diri : Klien berharap dan percaya bahwa janin

dalam kandunganya baik.

Harga diri : Klien dapat menerima keadaan

penyakitnya seperti ini dengan bayinnya.

Peran diri : Klien berperan sebagai ibu dalam

(16)

20

Identitas : Klien sebagai istri pada suaminya dan

ibu bagi anaknya dalam keluarganya

c. Keadaan emosi

Emosi klien dalam keadaan yang stabil.

d. Hubungan sosial

Orang yang berarti : Orang yang berarti dalam kehidupan

klien adalah keluarganya.

Hubungan dengan keluarga : Hubungan klien dengan keluarga terjalin

dengan baik.

Hubungan dengan orang lain: Klien berhubungan baik dengan orang

lain yang ada di sekitarnya

e. Spiritual

Nilai dan keyakinan : Klien memiliki keyakinan bahwa

akanbaik-baik saja janinnya dengan

menjaga kesehatan dan berdoa.

Kegiatan ibadah : Selama klien dalam keadaan Hamil

terkadang terlupakan melakukan sholat

dikarenakan rasa nyeri yang dialaminya.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum

Klien memiliki kesadaran penuh, klien terlihat lemah, dan lemas.

b. Tanda-tanda vital

Suhu : 370 C

(17)

21

Nadi : 100x/i

Pernafasan : 24x/i

Skala nyeri : 4

c. Pemeriksaan head to toe

Kepala dan rambut

Bentuk : Bentuk mesocephal, kepala klien

simetris dan tidak ada benjolan

Kulit kepala : Kulit kepala klienkurang bersih,dan

banyak ketombe.

Rambut

Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran rambut klien merata dan

rambut klien terlihat berminyak,

rambut klien jugakriting sehigga

susah disisir.

Bau : Rambut klien tercium berbau

Warna kulit : Warna rambut klien hitam.

Wajah

Warna kulit : sawo matang.

Struktur wajah : Struktur wajah klien simetri.

Mata

Kelengkapan dan kesimetrisan : Klien memiliki mata yang lengkap

(18)

22

Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva klien pucat sklera klien

putih.

Pupil : Pupil klien ikut mengecil pada saat

diberi rangsangan cahaya.

Cornea dan iris : Cornea mata klien tidak ditemukan

adanya kelainan.

Tekana bola mata : Tidak dirasakan klien adanya

tekanan bola mata.

Hidung

Tulang hidung dan posisi septum nasi:

Tulang hidung klien dalam keadaan normal tidak ditemukan kelainan.

Lubang hidung :

Lubang hidung klien dalam keadan normal

Cuping hidung : Klien bernafas dengan normal.

Telinga

Bentuk telinga : Klien memiliki 2 telinga dengan

bentuk yang normal dan simetris

antara kanan dan kiri.

Ukuran telinga : Ukuran telinga klien antara kanan

dan kiri sama besar.

Lubang telinga : Lubang telinga klien bersih, tidak

terdapat cairan yang keluar dari

(19)

23

Ketajaman pendengaran : Klien masih mampu mendengar

suara dengan baik

Mulut dan faring

Keadaan bibir : Bibir klien simetris,

Keadaan gusi dan gigi : Gigi klien tidak mengalami kelainan

tetapi gigi klien ada pembusukkan

1-3 gigi dan gigi sedikit berwarna

kekuningan.

Keadaan lidah : Keadaan lidah klien berada di garis

tengah dan klien mampu untuk

menggerakkan lidah dengan baik.

Leher

Posisi trachea : Trachea berada pada posisi yng

normal tidak ditemukan adanya

kelainan.

Thyroid : Tidak ditemukan massa di daerah

thyroid klien.dan tidak ada

pembesaran kelenjar thyriod klien.

Suara : Suara klien terdengar jelas dan tidak

ada kelainan.

Kelenjar limfe : Tidak ditemukan kelainan pada

kelenjar limfe dan tidak ada nyeri

tekan.

(20)

24

Pemeriksaan integumen

Kebersihan : Kulit klien terlihat tidak bersih,

terdapat kotoran

Kehangatan : Kulit klien terasa sedikit dingin

karena keringat klien.

Warna : Kulit klien berwarna sawo matang.

Turgor : Turgor kulit kembali sebelum 2

detik.

Kelembaban : Kulit klien tidak terlalu lembab.

Kelainan pada kulit : Tidak ditemukan kelainan pada kulit

klien, namun terdapat beberapa luka

lecet pada permukaan kulit.

Pemeriksaan thoraks/dada

Inspeksi thoraks : Bentuk thoraks klien simetris.

Pernafasan : Irama pernafasan klien teratur

dengan frekuensi yang tidak terlalu

cepat.

Kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitan dalam

pernafasan

Pemeriksaan paru

Palpasi: tidak dilakukan

Perkusi : tidak dilakukan

Auskultasi : tidak dilakukan

(21)

25

Inspeksi :Perut klien tampak bulat dan besar

sesuai dengan usia kehamilan 33

minggu.

Palpasi

Leopold 1: 20 cm pada daerah fundus uteri teraba janin belum turun .

Leopold II : punggung kiri

Leopold III:presentase kepala

Leopold IV :kepala janin belum memasuki PAP

Auskultasi : Pemeriksaan untuk DJJ 140x

Pemerikaan kelamin dan daerah sekitarnya

Genitalia : Genitalia klien tidak mengalami

kelainan.

Anus dan perineum : Anus dan perineum tidak ditemukan

kelainan.

Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas

Ektremitas bawah : tidak terdapat oedem kaki, terdapat

luka di kedua kaki

Ektremitas atas : kedua tangan normal

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

a. Pola makan dan minum

Frekuensi makan/hari : Klien makan 3x/hari.

Nafsu/selera makan : Nafsu makan klien selama hamil sedikit

(22)

26

selalu menghabiskan makanan yang

diberikan

Nyeri ulu hati : Klien merasakan nyeri ulu hati.

Alergi : Ditemukan alergi makanan pada klien.

Mual dan muntah : Klien mengalami muntah dan mual.

Jumlah dan jenis makanan : Jumlah makanan yang di makan klien

termakan 1 porsi dan jenis makannya

makan biasa.

Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) :

Tidak di temukan kesulitan pada saat klien menelan dan mengunyah.

b. Pola kegiatan/Aktivitas

Sebelum mengandung bayinya, klien mengatakan dapat melakukan

aktifitas .

c. Pola tidur

Sebelum klien hamil. Ny.N mengatakan biasanya tidur mulai jam 21.00

wib-06.00 wib, dan tidur siang kurang lebih 1 jam. Klien dapat tidur

dengan nyenyak dan tidak sering terbangun pada malam hari.

Sekarang klien tidak bisa tidur bila nyeri muncul.klien mengatakan pada

malam hari terkadang bangun karena terasa nyeri dibagian ulu

(23)

27

d. Pola Eliminasi

BAB

Pola BAB : Klien BAB sehari dalam sehari klien BAB pada

pagi hari tapi terkadang sore hari klien juga bisa

BAB.

Karakter feses : Karekter feses klien lunak tidak cair dan

berwarna kuning.

Riwayat perdarahan : Tidak ditemukan adanya riwayat perdarahan

pada BAB klien.

BAB terakhir : Klien terakhir BAB pada pagi hari.

Diare : Klien tidak mengalami diare.

BAK

Pola BAK : Klien BAK sampai 4- 8x perhari

Karakter urine : Urine klien berwarna kuning dan lancar.

Kesulitan BAK : Klien tidak mengalami rasa sakit saat BAK dan

tidak ditemukan kesulitan dalam BAK.

Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih :

Klien tidak ditemukan adanya riwayat penyakit ginjal atau kandung

(24)

28 2.2.2 Analisa Data

No. Data Penyebab Masalah

Keperawatan

1.

DS:

Klien Mengatakan :

 Nyeri dirasakan pada area perut sebelah kanan atas.

 Kepala sering pusing, dan lemas.

 Klien mengatakan bahawa

Dokter mengatakan dia

mengalami preeklapsia DO:

 Klien tampak meringis kesakitan

 Skala nyeri 4

 Klien tampak lemas

Preeklampsia ↓ Mikroemboli hepatik: kerusakan hati ↓ Nyeri ulu hati

Nyeri

2.

DS :

Klien mengatakan :

 Klien mengatakan bahwa

nyeri timbul disaat

beraktivitas

 Klien mengatakan kesulitan dalam melakukan aktivitas karena adanya penurunan kekuatan otot dan kaki terasa kebas.

 klien mengatakan bila

kelamaan duduk kaki terasa kram.

 Klien mengatakan nyeri

dirasakan disaat capek.

 Klien mengatakan mudah

lelah ketika beraktivitas.

 Klien mengatakan sering

pusing kepala bila

kebanyakan aktivitas. DO:

 Klien tampak meringis kesakitan

 Kesulitan bergerak

 Klien terlihat lemas dan lelah

 Klien tampak tidak

Nyeri ↓ Gangguan dalam pergerakan ↓ Keterbatasan dalam pergerakan ↓ Menurunnya ↓ kekuatan otot ↓ Pergerakan lambat ↓ Hambatan mobilitas fisik Hambatan mobilitas fisik

(25)

29 nyaman dengan kondisinya  Skala nyeri : 4 TFU : 33 cm 2.2.3 Rumusan Masalah 1. Nyeri

2. Hambatan mobilitas fisik

2.2.4 Diagnosa Keperawatan (Prioritas)

1. Nyeri berhubungan dengan preeklapmsia ditandai dengan klien

mengatakan sering mengalami nyeri ulu hati, dibagian abdomen

sebelah kanan atas,klien terlihat meringis pada saat dikaji skala

nyeri 4.

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan

kekuatan otot ditandai dengan klien mengatakan kesulitan

bergerak, perubahan cara berjalan, keterbatasan rentang gerak,

dan melambatnya pergerakan.

Hari / Tanggal No. Dx Perencanaan keperawatan Kamis,21 Mei 2015

1 Tujuan dan Kriteria hasil:

 Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

 Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman

 Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki

 Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri

 Klien mampu bekerjasama menggunakan terapi yang diberikan

(26)

30

Rencana tindakan Rasional

1. Kaji skala nyeri

2. Ajarkan teknik relaksasi tarik nafas dalam.

3. Berikan edukasi untuk

mengurangi aktivitas yang dapat menimbulkan nyeri

4. Gunakan bantal dan selimut untukmendukung/menyokongbag ian belakang area nyeri pada saat istirahat.

5. Kaji tanda-tanda vital

1. Untuk mengetahui keparahan nyeri 2. Untuk mengurangi rasa nyeri

3. Untuk mencegah terjadinya nyeri secara tiba-tiba

4. Untuk memberikan posisi yang nyaman disaat istirahat

5. Untuk mengetahui tekanan darah

Hari / Tanggal No. Dx Perencanaan keperawatan Jumat,22 Mei 2015 No. Dx 2

Tujuan dan Kriteria hasil:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam dilakukan asuhan keperawatan klien mampu berjalan dan bergerak dengan mudah terhadap aktivitas sehari-hari

KriteriaHasil :

- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR

- Mampu melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri

- Keseimbangan aktivitas dan istirahat

(27)

31 2.2.6 Pelaksanaan Keperawatan Hari/ Tangga l No. Dx Implementasi

Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Kamis, 21, Mei 2015

1 1. Mengkaji skala nyeri

- Menanyakan hal-hal yang menyebabkan nyeri - Mengukur skala nyeri dengan menggunakan skala angka 0-10 - Menanyakan frekuensi terjadinya nyeri 2. Mengajarkan teknik

relaksasi tarik nafas

dalam dengan cara

menarik nafas melalui

hidung, kemudian

ditahan selama 3 detik lalu keluarkan melalui mulut secara perlahan-lahan

3. Menggunakan bantal

dan selimut untuk

mendukung/menyokon

g bagian belakang

abdomen area nyeri disaat istirahat

S:

Klien mengatakan:

-Mengalami nyeri

kelelahan, pusing, dan lemas O: TD: 160/90 mmhg HR: 80x/i RR: 22x/i - Skala nyeri 4 A :Masalah teratasi sebagian. P:Intervensi dilanjutkan - Observasi adanya pembatasan klien dalam

melakukan aktivitas

- Kaji adanya faktor yangmenyebabkan

kelelahan

- Kaji respon kardiovaskulerterhadap aktivitas (takikardi,sesak nafas, dan ,)

- Bantu klien dalam mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

- Ubah posisi minimal setiap 2 jam (telentang, miring), dan sebagainya jika bisa lebih sering jika diletakkan dalam posisi bagian yang terganggu.

- Untuk mengetahui tingkat kemampuan/ketergantung

an klien dalam

beraktivitas.

- Untuk mengidentifikasi penyebab kelelahan - Untuk mengetahui adanya

sesak nafas

- Untuk mencegah aktivitas yang berlebihan

- Menurunkan resiko

terjadinya trauma/iskemia jaringan

(28)

32 4. Mengukur tanda-tanda vital meliputi: TD: 160/90 mmhg HR: 100x/i RR: 24x/i Hari/ Tanggal No. Dx Implementasi

Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Jumat,22 Mei 2015

2 - Mengobservasi adanya

pembatasan klien dalam melakukan aktivitas

- Mengkaji adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan

- Mengkaji respon klien terhadap aktivitas (takikardi,sesak nafas, dan pusing dan lemas) - Membantu klien untuk

mengidentifikasi aktivitas yang bisa dilakukan

- Kaji respon fisik dan emosi

S:

Klien mengatakan:

- Mengalami kelelahan, pusing, dan lemas.

- Klien mengatakan

nyeri timbul saat

melakukan aktivitas O: TD: 150/90 mmhg HR: 80x/i RR: 22x/i - Skala nyeri 4 A:

Masalah teratasi sebagian P:

Referensi

Dokumen terkait

Intokkasi atau keracunan eru"akan asuknya zat atau senyaa kiia Intokkasi atau keracunan eru"akan asuknya zat atau senyaa kiia dala tubuh anusia

Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memegang peranan penting untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimal adalah Rumah Sakit. Rumah sakit merupakan salah satu

Dan bentuk penyimpangan- penyimpangan tidak akan terjadi pada individu yang memiliki karakter dan jiwa yang nasionalis dan patriotis dan untuk membentuk generasi

Kota Gunungsitoli sebagai sebuah daerah otonom baru di wilayah Kepulauan Nias, pada hakekatnya memiliki ragam potensi sumber daya ekonomi lokal, yang memiliki prospek

Kendala yang ditemukan pada birama 197 atau bagian poco piu mosso dapat diatasi dengan menggunakan latihan stretching vertical dan horizontal secara rutin untuk mendapatkan

Data item dengan nilai indeks employee engagement yang terendah menjadi prioritas untuk dianalisis sebagai upaya perancangan usulan tindakan perbaikan dalam meningkatkan

Kamera ya da görüntüye konu olan cisim çok hareketli olduğu zaman, görüntüde aranılan seçikliğin sağlanabilmesi için, alan derinliğinin geniş olması istenir. Kameranın ya

KKN  adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk berinteraksi dengan masyarakat di luar kampus, dan secara