• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 RBBB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 RBBB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Right Bundle Branch Blok (RBBB) merupakan salah satu kelainan pada jantung Right Bundle Branch Blok (RBBB) merupakan salah satu kelainan pada jantung dimana terjadi gangguan pada penghantaran impuls jantung. RBBB ini menunjukkan adanya dimana terjadi gangguan pada penghantaran impuls jantung. RBBB ini menunjukkan adanya gangguan konduksi cabang kanan system konduksi, atau divisi anterior atau posterior cabang gangguan konduksi cabang kanan system konduksi, atau divisi anterior atau posterior cabang kanan. Pasien dengan RBBB seringkali tak ada keluhan dan membutuhkan terapi. Tapi bila kanan. Pasien dengan RBBB seringkali tak ada keluhan dan membutuhkan terapi. Tapi bila terjadi sinkop dan ada tanda gangguan konduksi yang lain seperti AV blok tingkat II atau III, terjadi sinkop dan ada tanda gangguan konduksi yang lain seperti AV blok tingkat II atau III, maka perlu dipertimbangkan pemasangan pacu jantung.Jantung bertanggung jawab untuk maka perlu dipertimbangkan pemasangan pacu jantung.Jantung bertanggung jawab untuk menyuplai darah ke jaringan tubuh dan organ-organ, termasuk ginjal, yang berfungsi dalam menyuplai darah ke jaringan tubuh dan organ-organ, termasuk ginjal, yang berfungsi dalam menjaga keseimbangan cairan dan homeostasis garam dalam tubuh. Oleh karena itu, gangguan menjaga keseimbangan cairan dan homeostasis garam dalam tubuh. Oleh karena itu, gangguan  pada ginjal seringdisertai

 pada ginjal seringdisertai gagal jantung dan gangguan pada jantungsering gagal jantung dan gangguan pada jantungsering disertai gagal disertai gagal ginjal.ginjal. Hubungan saling bergantungan ini dikenal sebagai "sindromkardiorenal". Fraseini telah Hubungan saling bergantungan ini dikenal sebagai "sindromkardiorenal". Fraseini telah digunakan sejak tahun 2004, telah menghasilkan sejumlah berbagaimacam teori mengenai ini digunakan sejak tahun 2004, telah menghasilkan sejumlah berbagaimacam teori mengenai ini dan terus diteliti dan dikembangkan dalam berbagai penelitian. Sindroma kardiorenal (CRS) dan terus diteliti dan dikembangkan dalam berbagai penelitian. Sindroma kardiorenal (CRS)  pertama

 pertama kali kali secara secara resmi resmi didefinisikan didefinisikan pada pada konferensi konferensi consensus consensus Acute Acute Dialysis Dialysis QualityQuality Iniatitve (ADQI) pada tahun 2009.

Iniatitve (ADQI) pada tahun 2009. Definisi

Definisi ini dibuat ini dibuat dalam dalam usaha untuk usaha untuk mengelompokkan berbagai mengelompokkan berbagai hubunganantarahubunganantara kondisi akut dan kronis pada penyakit jantung dan ginjal. Diperkirakan bahwa tumpang tindih kondisi akut dan kronis pada penyakit jantung dan ginjal. Diperkirakan bahwa tumpang tindih antara penyakit kardio vaskuler dan disfungsi ginjalmewakili proses patofisiologi umum yang antara penyakit kardio vaskuler dan disfungsi ginjalmewakili proses patofisiologi umum yang  berinteraksi

 berinteraksi dalam dalam memacu memacu siklus siklus disfungsinya disfungsinya suatu suatu organ. organ. Sejak Sejak tahun tahun 1998, 1998, NationalNational Kidney Foundation (NKF) di Amerika melaporkantingginya angka kejadian Penyakit Kardio Kidney Foundation (NKF) di Amerika melaporkantingginya angka kejadian Penyakit Kardio Vaskuler (PKV=CVD) yang terjadi pada pasien Penyakit Ginjal Kronis (PGK). Dalam kurun Vaskuler (PKV=CVD) yang terjadi pada pasien Penyakit Ginjal Kronis (PGK). Dalam kurun waktu 2 dekade banyak dilaporkan penelitian tentang interaksi antara kedua organ ini. Pada waktu 2 dekade banyak dilaporkan penelitian tentang interaksi antara kedua organ ini. Pada tahun 2008, Sarnak dkk melaporkan bahwa bila dibandingkan dengan populasi umum tahun 2008, Sarnak dkk melaporkan bahwa bila dibandingkan dengan populasi umum makakematian akibat PKV pada penderita PGK tahap 5 ( sudah menjalani dialisis), 10-30 kali makakematian akibat PKV pada penderita PGK tahap 5 ( sudah menjalani dialisis), 10-30 kali lebih tinggi.

lebih tinggi.

PGK tahap awal dan berkorelasi dengan peningkatan kadar kreatinin. (Fried dkk, 2003) PGK tahap awal dan berkorelasi dengan peningkatan kadar kreatinin. (Fried dkk, 2003) melakukan penelitian prospektif pada populasi,melaporkan bahwa

melakukan penelitian prospektif pada populasi,melaporkan bahwa kematian akibat PKV padakematian akibat PKV pada  populasi

 populasi dengan dengan kadar kadar kreatininserum kreatininserum < < 1.10 1.10 mg/dl mg/dl adalah adalah 11.3/1000/tahun 11.3/1000/tahun meningkatmeningkat menjadi 34.5/1000/tahun pada populasi dengan kadar kreatinin serum 1.5 - 1.69 mg/dl menjadi 34.5/1000/tahun pada populasi dengan kadar kreatinin serum 1.5 - 1.69 mg/dl kemudian meningkatlagi

kemudian meningkatlagi menjadi 57.2/1000/tahun menjadi 57.2/1000/tahun pada populasi pada populasi dengan kadar dengan kadar kreatininkreatinin serum > 1.70 mg/dl. Fried dkk menentukan kadar kreatinin serum <1.5 mg/dl sebagai batas serum > 1.70 mg/dl. Fried dkk menentukan kadar kreatinin serum <1.5 mg/dl sebagai batas

(2)

keterkaitan

keterkaitan jantung jantung dan dan ginjal, ginjal, contohnya contohnya CRS CRS tipe tipe 1 1 terjadi terjadi ketika ketika gagalgagal  jantung dekompensata akut

 jantung dekompensata akut (ADHF) (ADHF) menyebabkan menyebabkan AKI AKI (Acute (Acute Kidney Kidney Injury).CRS Injury).CRS tipe tipe 22 me

mengngacacu u papada da progprogreresisivivitatas s membmemburuuruknyknya a fungfungsi si ginginjal jal (WRF(WRF/wor/worsensening ing RenaRenal l FunFunctioction)n) dalam

dalam terjadinyterjadinya a gagal gagal jantung jantung kronis kronis (C(CHFHF).). Baik keadaan akut maupun disfungsi renal yangBaik keadaan akut maupun disfungsi renal yang  progresif

 progresif pada pada pasien pasien dengan dengan gagal jantung, gagal jantung, telah telah dikaitkan dengan hasil dikaitkan dengan hasil yang lebihyang lebih  buruk dibandingkan dengandisfungsi

 buruk dibandingkan dengandisfungsi ginjal saja. ginjal saja. Mengingat Mengingat prosesnya prosesnya yang yang kompleks, kompleks, terapiterapi  pada sindrom

 pada sindrom kardiorenal kardiorenal menjadi sulit. menjadi sulit. Sampai saat Sampai saat ini tidak ini tidak ada konsensus ada konsensus tatalaksana tatalaksana yangyang telah disepakati. Penderita dengan sindrom ini biasanya resisten terhadap berbagai terapi telah disepakati. Penderita dengan sindrom ini biasanya resisten terhadap berbagai terapi standar. Morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi seringkali membuat para para klinisi standar. Morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi seringkali membuat para para klinisi kesulitan karena ketidakmampuanannya memperbaiki kondisi klinik penderita.

kesulitan karena ketidakmampuanannya memperbaiki kondisi klinik penderita. Oleh

Oleh karena itu, karena itu, pemahaman pemahaman yang yang tepat tepat tentang tentang patofislogi patofislogi sindrom sindrom ini ini diperlukandiperlukan untuk memberikan alasan yang rasional untuk strategi penatalaksanaan dar

untuk memberikan alasan yang rasional untuk strategi penatalaksanaan dar i CRS.i CRS.

1.2

1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.2.1

1.2.1 Apa DefinisiApa Definisi Penyakit RBBB ?Penyakit RBBB ? 1.2.2

1.2.2 Apa Penyebab Penyakit RBBB ?Apa Penyebab Penyakit RBBB ? 1.2.3

1.2.3 Apa Tanda dan Gejala Penyakit RBBB ?Apa Tanda dan Gejala Penyakit RBBB ? 1.2.4

1.2.4 Bagaimana Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan Penyakit RBBB?Bagaimana Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan Penyakit RBBB?

1.3

1.3 TujuanTujuan 1.3.1

1.3.1 Tujuan KhususTujuan Khusus

Untuk menjelaskan ulasan tentang penyakit RBBB dan penatalaksanaan asuhan Untuk menjelaskan ulasan tentang penyakit RBBB dan penatalaksanaan asuhan keperawatannya

keperawatannya 1.3.2

1.3.2 Tujuan UmumTujuan Umum 1)

1) Untuk melakukan pengumpulan data pada pasien dengan penyakit Untuk melakukan pengumpulan data pada pasien dengan penyakit RBBB.RBBB. 2)

2) Untuk merumuskan masalah keperawatan pada pasien dengan penyakit RBBB.Untuk merumuskan masalah keperawatan pada pasien dengan penyakit RBBB. 3)

3) Untuk menentukan rencana keperawatan pada pasien dengan penyakit RBBB.Untuk menentukan rencana keperawatan pada pasien dengan penyakit RBBB. 4)

4) Untuk menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan penyakitUntuk menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan penyakit RBBB.

RBBB. 5)

5) Untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasienUntuk melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan penyakit RBBB.

(3)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

2.1

2.1 Konsep Penyakit RBBBKonsep Penyakit RBBB 2.1.1

2.1.1 DefinisiDefinisi

Right Bundle Branch Blok (RBBB) merupakan salah satu kelainan pada jantung Right Bundle Branch Blok (RBBB) merupakan salah satu kelainan pada jantung dimana terjadi gangguan pada penghantaran impuls jantung. RBBB ini menunjukkan dimana terjadi gangguan pada penghantaran impuls jantung. RBBB ini menunjukkan adanya gangguan

adanya gangguan konduksi cabang konduksi cabang kanan kanan system system konduksi, atau konduksi, atau divisi anteridivisi anterior atauor atau  posterior

 posterior cabang cabang kanan kanan yang yang menyebabkan menyebabkan terhambatnya terhambatnya aktivasi aktivasi depolarisasi depolarisasi daridari ventrikel kanan. Pada saat terjadi blok cabang berkas kanan, ventrikel kanan tidak ventrikel kanan. Pada saat terjadi blok cabang berkas kanan, ventrikel kanan tidak teraktivasi secara langsung oleh impuls yang berjalan melalui cabang berkas kanan. teraktivasi secara langsung oleh impuls yang berjalan melalui cabang berkas kanan. Ventrikel kiri, bagaimanapun juga tetap mengalami aktivasi normal oleh cabang berkas kiri. Ventrikel kiri, bagaimanapun juga tetap mengalami aktivasi normal oleh cabang berkas kiri. Impuls ini kemudian berjalan melalui

Impuls ini kemudian berjalan melalui miokard miokard dari ventrikel kiri ke ventrikel kanandari ventrikel kiri ke ventrikel kanan sehingga dapat mendepolarisasi ventrikel kanan.

sehingga dapat mendepolarisasi ventrikel kanan.

Right Bundle Branch Blok (RBBB) adalah adanya hambatan atau blok pada aktivasi Right Bundle Branch Blok (RBBB) adalah adanya hambatan atau blok pada aktivasi ventrikel kanan

ventrikel kanan menyebabkan menyebabkan adanya gelombang adanya gelombang R sekunder R sekunder (R') di (R') di lead prekordiallead prekordial sebelah kanan dan gelombang S yang lebar dan dalam di lead lateral dan terhambatnya sebelah kanan dan gelombang S yang lebar dan dalam di lead lateral dan terhambatnya aktivasi ventrikel kanan juga menyebabkan gangguan repolarisasi sekunder pada lead aktivasi ventrikel kanan juga menyebabkan gangguan repolarisasi sekunder pada lead  prekordial

 prekordial sebelah kanan seperti ST depresi dan Inversi gelombangsebelah kanan seperti ST depresi dan Inversi gelombang T.T.

(Bender dkk, 2011) (Bender dkk, 2011)

2.1.2

2.1.2 EtiologiEtiologi

Adapun penyebab dari Right Bundle Branch Blok (RBBB) menurut Goldberger, Adapun penyebab dari Right Bundle Branch Blok (RBBB) menurut Goldberger, (2006)

(2006)

adalah sebagai berikut : adalah sebagai berikut :

1.

1.  Normal Variant Normal Variant

Presentase populasi, yang umumnya tidak memiliki signifikansi klinis (tanda-tanda), Presentase populasi, yang umumnya tidak memiliki signifikansi klinis (tanda-tanda), dan dipertimbangkan dalam spektrum temuan normal

dan dipertimbangkan dalam spektrum temuan normal 2.

2. Penyakit Jantung Kongenital ( ASD , VSD , ToF )Penyakit Jantung Kongenital ( ASD , VSD , ToF )

Kelainan bawaan lahir yang paling sering menyebabkan kematian pada

Kelainan bawaan lahir yang paling sering menyebabkan kematian pada tahun pertamatahun pertama kelahiran. Seringkali kelainan jantung kongenital tidak terdeteksi karena tidak kelahiran. Seringkali kelainan jantung kongenital tidak terdeteksi karena tidak menampakkan gejala klinis yang signifikan. Bahkan kelainan baru terdeteksi pada menampakkan gejala klinis yang signifikan. Bahkan kelainan baru terdeteksi pada usia dewasa.

usia dewasa. 3.

(4)

Suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa Suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa  penyempitan

 penyempitan atau atau kebocoran, kebocoran, terutama terutama katup katup mitral mitral (stenosis (stenosis katup katup mitral) mitral) sebagaisebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).

akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR). 4.

4. KardiomiopatiKardiomiopati

Penyakit yang melemahkan dan membesarkan ukuran otot jantung atau gangguan Penyakit yang melemahkan dan membesarkan ukuran otot jantung atau gangguan otot jantung yang menyebabkan jantung tidak bisa berkontraksi secara memadai. otot jantung yang menyebabkan jantung tidak bisa berkontraksi secara memadai. 5.

5. MyoperikarditisMyoperikarditis

Peradangan pada perikardium, dua lapisan tipis dari jaringan mirip kantung yang Peradangan pada perikardium, dua lapisan tipis dari jaringan mirip kantung yang mengelilingi jantung.

mengelilingi jantung. 6.

6. Iskemia Miokard dan Infark MiokardIskemia Miokard dan Infark Miokard

Iskemik miokard adalah suatu keadaan terjadinya sumbatan aliran darah yang Iskemik miokard adalah suatu keadaan terjadinya sumbatan aliran darah yang  berlangsung progresif dan s

 berlangsung progresif dan suplai darah yang tidak uplai darah yang tidak adekuat yang ditimbulkannya akanadekuat yang ditimbulkannya akan membuat sel-sel otot

membuat sel-sel otot kekurangan komponen darah yang dibutuhkan untuk hidupkekurangan komponen darah yang dibutuhkan untuk hidup Infark miokard adalah kondisi terhentinya aliran darah dari

Infark miokard adalah kondisi terhentinya aliran darah dari arteri koroner arteri koroner pada  pada areaarea yang terkena yang menyebabkan kekurangan oksigen

yang terkena yang menyebabkan kekurangan oksigen (iskemia)(iskemia)  lalu sel-sel jantung  lalu sel-sel jantung menjadi mati

menjadi mati 7.

7. Emboli Paru atau Akut Cor PulmonaleEmboli Paru atau Akut Cor Pulmonale

Kondisi di mana arteri pulmonalis tersumbat. Kondisi di mana arteri pulmonalis tersumbat.

2.1.3

2.1.3 KlasifikasiKlasifikasi

Menurut Iwasaki dkk, (2009), RBBB dapat diklasifikasikan berdasarkan waktu Menurut Iwasaki dkk, (2009), RBBB dapat diklasifikasikan berdasarkan waktu kemunculan nya menjadi dua tipe yaitu:

kemunculan nya menjadi dua tipe yaitu: a.

a. RBBB yang baruRBBB yang baru

Pengertian RBBB yang baru adalah bila RBBB dijumpai setelah pasien masuk Pengertian RBBB yang baru adalah bila RBBB dijumpai setelah pasien masuk ke rumah sakit atau dijumpai pada saat masuk ke rumah sakit tanpa dijumpainya ke rumah sakit atau dijumpai pada saat masuk ke rumah sakit tanpa dijumpainya RBBB

RBBB pada EKG pada EKG enam bulan sebelumnyenam bulan sebelumnya. RBBB ya. RBBB yang baru ang baru selanjutnya dibagiselanjutnya dibagi menjadi

menjadi dua dua grup grup berdasarkan berdasarkan durasi durasi dari dari RBBB RBBB yaitu yaitu : : transient transient RBBB, RBBB, dimanadimana RBBB

RBBB tidak tidak dijumpai dijumpai lagi lagi selama selama perawatan perawatan di di rumah rumah sakit sakit atau atau new new permanentpermanent RBBB

RBBB dimana dimana RBBB RBBB dijumpai paddijumpai pada saat a saat pasien meninggpasien meninggal atau al atau pulang.pulang.  b.

 b. RBBB yang lamaRBBB yang lama

Pengertian RBBB yang lama adalah bila RBBB dijumpai pada saat pasien Pengertian RBBB yang lama adalah bila RBBB dijumpai pada saat pasien masuk

masuk ke ke rumah rumah sakit sakit dengan dengan bukti bukti EKG EKG RBBB RBBB sebelumnya.sebelumnya.

2.1.4

2.1.4 ManifestasManifestasi i KlinisKlinis

Manifestasi klinis menurut Mansjoer, (2009), yaitu : Manifestasi klinis menurut Mansjoer, (2009), yaitu :

(5)

2.

2. Sering Sering BerkeringatBerkeringat 3.

3. Mual Mual BerlebihanBerlebihan 4.

4. Merasa Merasa Cemas Cemas dan dan TegangTegang 5.

5. Nyeri Nyeri pada pada bagian bagian tubuhtubuh 6.

6. Nyeri Nyeri di di dadadada 7.

7. Sakit Sakit kepalakepala 8.

8. Denyut Denyut jantung jantung tak tak teraturteratur 9.

9. Sesak Sesak napasnapas 10.

10. Pembengkakan Pembengkakan Kaki dan Kaki dan PerutPerut

2.1.5

2.1.5 PatofisiologiPatofisiologi

Berkas kanan adalah percabangan dari berkas A-V yang terletak pada bagian bawah Berkas kanan adalah percabangan dari berkas A-V yang terletak pada bagian bawah septum endocardium ventrikel. Cabang ini akan menyebar ke bawah menuju apeks septum endocardium ventrikel. Cabang ini akan menyebar ke bawah menuju apeks ventrikel dan secara bertahap akan membagi setia

ventrikel dan secara bertahap akan membagi setiap cabang menjadi cabang yang lebih kecil.p cabang menjadi cabang yang lebih kecil. Cabang-cabang ini selanjutnya akan berjalan menyamping mengelilingi tiap ruang ventrikel Cabang-cabang ini selanjutnya akan berjalan menyamping mengelilingi tiap ruang ventrikel dan kembali menuju basis jantung. Ujung cabang-cabang yang membagi menjadi kecil dan kembali menuju basis jantung. Ujung cabang-cabang yang membagi menjadi kecil disebut serabut purkinje, akan menembus massa otot dan akhirnya bersambung dengan disebut serabut purkinje, akan menembus massa otot dan akhirnya bersambung dengan serabut otot jantung.

serabut otot jantung.

Terdapat dua bentuk gangguan dari RBBB. Pertama yaitu gangguan pada konduksi Terdapat dua bentuk gangguan dari RBBB. Pertama yaitu gangguan pada konduksi cabang utama kanan dari berkas his yang disebut sebagai RBBB proksimal. Gangguan cabang utama kanan dari berkas his yang disebut sebagai RBBB proksimal. Gangguan  produksi

 produksi pada pada cabang cabang kanan kanan proksimal proksimal akan akan menyebabkan menyebabkan penundaan penundaan dari dari kontraksikontraksi ventrikel kanan. Yang kedua, konduksi percabangan terminal dari berkas cabang kanan ventrikel kanan. Yang kedua, konduksi percabangan terminal dari berkas cabang kanan mengalami penundaan, hal ini disebut RBBB distal. Gangguan konduksi cabang kanan mengalami penundaan, hal ini disebut RBBB distal. Gangguan konduksi cabang kanan  bagian distal, akan menyebabkan ketidaksinkron

 bagian distal, akan menyebabkan ketidaksinkronan kontraksi dari ventrikel kanan.an kontraksi dari ventrikel kanan.

Yang menarik ini dapat dibuktikan melalui pemeriksaan fisik, yang dapat menuntun Yang menarik ini dapat dibuktikan melalui pemeriksaan fisik, yang dapat menuntun klinisi untuk membedakan gangguan di proksimal atau di bagian distal. Brooks et al. klinisi untuk membedakan gangguan di proksimal atau di bagian distal. Brooks et al. mendemonstrasikan echophonocardiographically yaitu pada pasien dengan RBBB mendemonstrasikan echophonocardiographically yaitu pada pasien dengan RBBB  proksimal,

 proksimal, waktu waktu interval interval penutupan penutupan antara antara katup katup mitral mitral dan dan tricuspid tricuspid mengalamimengalami  pemanjangan,

 pemanjangan, sedangkan sedangkan pada pada pasien pasien dengan dengan RBBB RBBB distal, distal, terdapat terdapat waktu waktu penundaanpenundaan antara penutupan katup tricuspid dan pembukaan katup pulmonal.

antara penutupan katup tricuspid dan pembukaan katup pulmonal.

Telah dibuktikan bahwa ada perbedaan penyebab terjadinya gangguan konduksi pada Telah dibuktikan bahwa ada perbedaan penyebab terjadinya gangguan konduksi pada  bagian

 bagian proksimal proksimal dan dan gangguan konduksi gangguan konduksi pada pada bagian bagian distal. distal. Blok Blok pada pada bagian bagian proksimalproksimal  biasanya

 biasanya disebabkan disebabkan oleh oleh lesi lesi terlokalisasi terlokalisasi dan dan tunggal, tunggal, sedangkan sedangkan blok blok distal distal disebabkandisebabkan karena lesi difuse dan sebagai manifestasi adanya proses yang progresif.

karena lesi difuse dan sebagai manifestasi adanya proses yang progresif.

Konduksi dapat mengalami penundaan atau perlambatan dikarenakan trauma, Konduksi dapat mengalami penundaan atau perlambatan dikarenakan trauma,

(6)

2.1.6

2.1.6 Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien RBBB menurut Antmann, Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien RBBB menurut Antmann, (2008) adalah :

(2008) adalah : 1.

1. Tes darahTes darah

Pemeriksaan darah lengkap adalah jenis pemeriksan yang dapat memberikan informasi Pemeriksaan darah lengkap adalah jenis pemeriksan yang dapat memberikan informasi tentang sel-sel darah pada pasien. Pemeriksaan Hitung darah lengkap ini digunakan tentang sel-sel darah pada pasien. Pemeriksaan Hitung darah lengkap ini digunakan sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti anemia, leukimia, sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti anemia, leukimia, adanya infeksi, Kelainan perdarahan

adanya infeksi, Kelainan perdarahan 2.

2. Rontgen thoraksRontgen thoraks

Untuk menilai kelainan letak jantung, pembesaran atrium atau ventrikel, pelebaran dan Untuk menilai kelainan letak jantung, pembesaran atrium atau ventrikel, pelebaran dan  penyempitan

 penyempitan aorta, aorta, menilai menilai kelainan kelainan paru paru : : misalnya misalnya edema edema paru, paru, emfisema emfisema paru,paru, tuberkulosis paru (posisi ventrodorsal), menilai adanya perubahan pada struktur tuberkulosis paru (posisi ventrodorsal), menilai adanya perubahan pada struktur ekstrakardiak

ekstrakardiak 3.

3. Elektrokardiogram (EKG)Elektrokardiogram (EKG)

Untuk memeriksa sistem listrik jantung atau proses pencatatan aktivitas listrik jantung Untuk memeriksa sistem listrik jantung atau proses pencatatan aktivitas listrik jantung selama periode waktu menggunakan elektroda yang ditempatkan pada kulit. Elektroda selama periode waktu menggunakan elektroda yang ditempatkan pada kulit. Elektroda ini mendeteksi perubahan listrik kecil pada kulit

ini mendeteksi perubahan listrik kecil pada kulit yang timbul dari pola elektrofisiologiyang timbul dari pola elektrofisiologi otot jantung depolarisasi dan repolarizing selama setiap detak jantung.

otot jantung depolarisasi dan repolarizing selama setiap detak jantung. 4.

4. EkhokardiogramEkhokardiogram

Untuk melihat ukuran dan bentuk jantung dan seberapa baik memompa dengan Untuk melihat ukuran dan bentuk jantung dan seberapa baik memompa dengan menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan sonogram jantung. Gambar menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan sonogram jantung. Gambar yang dihasilkan relatif lebih rinci daripada sinar-X biasa. Dalam pemeriksaan ini, yang dihasilkan relatif lebih rinci daripada sinar-X biasa. Dalam pemeriksaan ini, hasil gambar menampilkan irisan potongan melintang jantung yang berdetak hasil gambar menampilkan irisan potongan melintang jantung yang berdetak termasuk pembuluh darah besar, bilik, dan katup jantung.

termasuk pembuluh darah besar, bilik, dan katup jantung. 5.

5. Kateterisasi jantungKateterisasi jantung

Untuk memeriksa jantung dan pembuluh arteri, menilai kekuatan otot jantung Untuk memeriksa jantung dan pembuluh arteri, menilai kekuatan otot jantung memompa darah ke seluruh tubuh, melihat seberapa baik kinerja katup jantung dan memompa darah ke seluruh tubuh, melihat seberapa baik kinerja katup jantung dan mengobati serangan jantung

mengobati serangan jantung

2.1.7

2.1.7 PenatalaksanaanPenatalaksanaan a.

a. Terapi umumTerapi umum 1.

1. Perubahan gaya hidupPerubahan gaya hidup 2.

2. Penempatan implantable cardioverter defibrillator yang dapat mengembalikanPenempatan implantable cardioverter defibrillator yang dapat mengembalikan  jantung kembali kedenyut normal

 jantung kembali kedenyut normal 3.

(7)

2.2

2.2 Asuhan keperawatan penyakit RBBBAsuhan keperawatan penyakit RBBB 2.2.1

2.2.1 PengkajianPengkajian 1.

1. Pengkajian primerPengkajian primer a)

a) AirwayAirway

Pada pengkajian airway kaji ada tidaknya sumbatan jalan nafas Pada pengkajian airway kaji ada tidaknya sumbatan jalan nafas  b)

 b) BreathingBreathing

Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oksimeter untuk Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oksimeter untuk mempertahankan saturasi

mempertahankan saturasi c)

c) CirculationCirculation

Kaji adanya kelainan bunyi jantung Kaji adanya kelainan bunyi jantung d)

d) DisabilityDisability

Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan GCS. Jika pasien mengalami Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan GCS. Jika pasien mengalami  penurunan

 penurunan kesadaran kesadaran menunjukkan menunjukkan pasien pasien masuk masuk kondisi kondisi ekstrim ekstrim dandan membutuhkan pertolongan medis segera dan membutuhkan perawatan di ruang membutuhkan pertolongan medis segera dan membutuhkan perawatan di ruang ICU

ICU 2.

2. Pengkajian SekunderPengkajian Sekunder a)

a) IdentitasIdentitas  b)

 b) Riwayat kesehatanRiwayat kesehatan c)

c) Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik 2.2.2

2.2.2 Diagnosa Diagnosa KeperawataKeperawatann 1.

1.  Nyeri akut b.d inflamasi mukosa lambung Nyeri akut b.d inflamasi mukosa lambung 2.

2. Penurunan curah jantung b.d ketidakadekuatan jantung untuk memompaPenurunan curah jantung b.d ketidakadekuatan jantung untuk memompa 2.2.3

2.2.3 Intervensi KeperawatanIntervensi Keperawatan DX 1

DX 1

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … jam diharapkan nyeri Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … jam diharapkan nyeri  berkurang

 berkurang Kriteria hasil : Kriteria hasil : 1.

1. Klien melaporkannyeri berkurangKlien melaporkannyeri berkurang 2.

2. Klien dapat menggunakan teknik nonfarmakologisKlien dapat menggunakan teknik nonfarmakologis Intervensi :

Intervensi : 1)

1) Kaji tingkat nyeri pasienKaji tingkat nyeri pasien 2)

2) Beri kesempatan pasien Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan nyuntuk mengungkapkan nyerinyaerinya 3)

3) Tentukan faktor yang memperburuk nyeriTentukan faktor yang memperburuk nyeri 4)

(8)

6)

6) Kolaborasi pemberian obat dengan tim medisKolaborasi pemberian obat dengan tim medis DX 2

DX 2

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … jam diharapkan tidak terjadi Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … jam diharapkan tidak terjadi  penurunan curah jantung

 penurunan curah jantung Kriteria hasil :

Kriteria hasil : 1.

1. TTV dalam batas normalTTV dalam batas normal 2.

2. Tidak ada penurunan kesadaranTidak ada penurunan kesadaran 3.

3. Tidak ada edema paru , asitesTidak ada edema paru , asites Intervensi :

Intervensi : 1)

1) Observasi TTVObservasi TTV 2)

2) Monitor status kardiovaskulerMonitor status kardiovaskuler 3)

3) Monitor toleransi aktifitas pasienMonitor toleransi aktifitas pasien 4)

4) Monitor balance cairanMonitor balance cairan 5)

5) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obatKolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat 2.2.4

2.2.4 ImplementasImplementasi i KeperawatanKeperawatan

Suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara Suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara terperinci. Jadi implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi.

terperinci. Jadi implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi. 2.2.5

2.2.5 Evaluasi Evaluasi KeperawataKeperawatann 1.

1.  Nyeri berkurang Nyeri berkurang 2.

Referensi

Dokumen terkait

Program Sustaninability Economic Development adalah bentuk pertanggungjawaban sosial PT.Nusa Halmahera Mineral di lima kecamatan lingkar tambang kabupaten Halmahera

Sedangkan penambahan turbocharger atau supercharger pada mesin bensin sangat mempengaruhi  pemakaian bahan bakar karena udara dan bahan bakar dicampur dengan komposisi

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nilai optimal kebutuhan gizi ibu hamil anemia di Kecamatan Ampana Tete Kabupaten Tojo Una-Una Provinsi Sulawesi Tengah dengan

masalah dengan harga, fasilitas, lokasi dan keputusan menginap pada Hotel

Seseorang siswa yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh penuh, gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar

Pembentukan sinyal dari satu sel ke sel lain dapat bersifat parakrin yang memerlukan faktor yang dapat berdifusi, atau jukstakrin yang melibatkan banyak faktor yang

mati, hukum bacaan qalqalah, hukum bacaan lam-ra, hukum bacaan mad dan mati, hukum bacaan qalqalah, hukum bacaan lam-ra, hukum bacaan mad dan waqaf hukum bacaan

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji akhir merupakan efek dari pembelajaran.(4) Dari penilaian kepraktisan kemudahan mengadministrasikan, waktu yang