• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK LIMBAH PASAR TERHADAP KESUBURAN TANAH DAN PRODUKSI TANAMAN SAYURAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK LIMBAH PASAR TERHADAP KESUBURAN TANAH DAN PRODUKSI TANAMAN SAYURAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Productivity of vegetable crops in Kutai regency still low . This is due to the type of soil of this area is dominated by !"#$%!$&'(%')*'"+#$'$%#!',-%./0"#1#"2'%34'$%!/"#%3'#$'"+-%/5+'"+4'/$4'%6'%-573#0'64-"#!#84-'#3'"+4'6%-9'%6'%-573#0'64-"#!#84-' from waste of tradisonal market . This study aimed to determine the effect of organic fertilizers from tradisonal market :7$"4'"%'1454"7;!4',-%./0"#%3'73.'$%#!'64-"#!#"2'#3'</"7#'<7-"73457-7'=454302&'>%07"#%3'%6'"+4'$"/.2':4-4'#3')14'$/;' .#$"-#0"$':#"+')14'.#664-43"'"2,4$'%6'1454"7;!4$'0%3./0"4.'6-%9'?,-#!'"%'@0"%;4-'ABCD'&'E70"%-#7!'4*,4-#943"$'7"'470+' location with time of application and concentration of organic fertilizer treatments as factors. The results showed that "+4-4':7$'3%'$#53#)073"!2'.#664-4304'%3'"+4'46640"'%6'"#94'73.'0%3043"-7"#%3'%6'%-573#0'64-"#!#84-'7,,!#07"#%3'"%'470+' of the vegetable production and improving soil fertility as well, both chemical and physical characteristic of soil. It was assumed that content of organic fertilizer was not adequate to meet the need of those crop vegetables. It was recommended to study for longer periods of time and with the certain kind of vegetables as an object of research.

Keywords: effectiveness test, organic fertilizer, soil fertility, crop productivity, crop vegetables

ABSTRAK

Produktivitas tanaman sayuran di Kabupaten Kutai Kartanegara masih tergolong rendah. Salah satunya disebabkan jenis tanah daerah ini didominasi jenis tanah Ultisols. Untuk memperbaiki produktivitas tanah ini salah satu solusinya adalah melalui penggunaan pupuk organik berupa pupuk organik dari limbah pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik limbah pasar terhadap produksi sayuran dan kesuburan tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara. Lokasi penelitian di lima kecamatan dengan lima jenis sayuran yang berbeda dilaksanakan sejak April sampai Oktober 2013. Percobaan faktorial di masing-masing lokasi dengan perlakuan waktu aplikasi !"# $%"&'"()!&*# +,+,$# %)-!"*$.# # /!&*0# +'"'0*(*!"# 1'","2,$$!"# 3!45!# (* !$# (') !+!(# +')3' !!"# 6!"-# &*-"*7$!"# pengaruh waktu aplikasi dan konsentrasi pupuk organik pada masing-masing sayuran terhadap produksi dan juga +'"*"-$!(!"# $'&,3,)!"# (!"!48# 3!*$# $*1*!5*# 1!,+,"# 7&*$# (!"!4.# # 9* ,-!# $!" ,"-!"# ,"&,)# 4!)!# +,+,$# %)-!"*$# tersebut belum mencukupi dalam memenuhi kebutuhan tanaman sayuran. Direkomendasikan untuk penelitian jangka waktu yang lebih lama serta dengan satu jenis sayuran sebagai obyek penelitian.

Kata Kunci: uji efektivitas pupuk organik, kesuburan tanah, produktivitas tanaman, tanaman sayuran

UJI EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK LIMBAH PASAR

TERHADAP KESUBURAN TANAH DAN PRODUKSI

TANAMAN SAYURAN DI KABUPATEN KUTAI

KARTANEGARA

The Effectiveness Test Of Waste Organic Fertilizer to Soil Fertility and

Production Of Vegetables in Kutai Kartanegara Regency

S. SYARIEF FATHILLAH a) dan THAMRIN b)

a) Peneliti non fungsional Balitbangda Kutai Kartanegara b) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara

(2)

PENDAHULUAN

Pengusahaan dan pengembangan sub sektor tanaman sayuran merupakan salah satu komponen penting dari sektor pertanian dalam upaya pemenuhan kebutuhan sayuran suatu daerah. Dengan semakin bertambah jumlah penduduk suatu daerah akan semakin bertambah tinggi pula kebutuhan konsumsi sayuran, seperti halnya terjadi pada Kabupaten Kutai Kartanegara. Namun demikian, dari segi kemampuan produksi, daerah ini belum mampu mencukupi kebutuhan penduduknya akan sayur-sayuran sehingga masih banyak sayur-sayur-sayuran tersebut didatangkan dari luar daerah seperti dari pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan Selatan. Untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan sayur-sayuran ini serta untuk mengurangi jumlah sayuran yang masuk ke Kutai Kartanegara yang berasal dari luar daerah, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan berupaya meningkatkan produktivitas tanah dan perluasan areal tanam untuk peningkatan produktivitas sekaligus produksi sayuran .

Data produktivitas tanaman sayuran di Kabupaten Kutai Kartanegara menunjukkan bahwa pada umumnya produktivitas sayuran di daerah ini masih tergolong rendah. Bawang merah misalnya, berdasarkan deskripsi, tanaman bawah merah mampu memberikan produktivitas sebesar 10 ton/ha, sedangkan produktivitas bawang merah di Kutai Kartanegara hanya mampu memberikan produktivitas sebesar 0,97 ton/ha (Bappeda dan BPS Kukar, 2011). Rendahnya produktivitas tanaman sayuran di Kabupaten Kutai Kartanegara diantaranya disebabkan produktivitas tanah yang rendah bahkan sangat rendah.

Sebagaimana diketahui bahwa jenis tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara didominasi oleh jenis tanah yang tergolong ke dalam Ordo Ultisols. Pemanfaatan tanah Ultisols untuk produksi tanaman banyak menghadapi masalah, di mana akumulasi klei dengan kepadatan yang tinggi di dekat permukaan tanah yang mengakibatkan hambatan terhadap laju perkolasi dan penetrasi

akar tanaman terhambat. Di sisi lain, jenis tanah ordo ini pada umumnya bereaksi masam sampai sangat masam (pH < 4.5) dan kelarutan Al dapat ditukarkan meningkat sehingga menaikan kejenuhan Al. Jika kelarutan Al dalam bentuk Al+3 yang tinggi akan berdampak buruk bagi tanaman karena akan bersifat racun bagi tanaman dan ketersediaan unsur hara lain menjadi terhambat.

Untuk memperbaiki produktivitas tanah ini salah satu solusinya adalah melalui penggunaan pupuk organik. Pemakaian pupuk organik untuk pertanian memberikan keuntungan-keuntungan

+! !#(!"!4#&'+')(*##1'1+')3!*$*#&*:!(#7&*$8#$*1*!8#

dan biologis tanah sehingga dapat menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah, serta mengurangi ketergantungan pada pupuk anorganik. Selain itu, pupuk organik mudah diperoleh dan harganya murah sehingga biaya produksi dapat ditekan. Salah satu sumber pupuk organik yang belum banyak dipakai adalah pemanfaatan limbah-limbah organik (sampah organik) pasar.

Limbah pasar ini merupakan limbah organik yang mudah terurai (biodegradable) oleh mikroorganisme tanah menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana yang kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan, sehingga sangat baik digunakan sebagai pupuk organik. Mengingat besarnya potensi sampah organik pasar dan keuntungannya jika digunakan sebagai pupuk organik dalam perbaikan sifat

$*1*!8# 7&*$# !"# 3*%0%-*&# !0!1# 1'"*"-$!($!"#

produktivitas tanah, maka kajian pemanfaatan pupuk organik yang berasal dari limbah pasar yang diaplikasikan pada tanaman sayuran merupakan hal yang urgen dilakukan mengingat kebutuhan akan sayuran di Kabupaten Kutai Kartanegara sangat besar sementara produktivitasnya masih tergolong rendah.

BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di lima kecamatan dalam Kabupaten Kutai Kartanegara (Tabel 1). Tanaman sayur sebagai tanaman uji pada penelitian ini diusahakan berbeda antar satu kecamatan

(3)

dengan kecamatan yang lain. Hal ini disebabkan jenis sayuran utama yang diusahakan petani di masing-masing lima kecamatan tersebut. Adapun pembagian jenis sayuran yang diteliti dan lokasi penelitiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Pembagian Jenis Sayuran yang Diteliti Tiap Kecamatan

No. Kecamatan Jenis Sayuran

1 Kota Bangun Cabe besar

2 Loa Kulu Tomat

3 Loa Janan Kubis Bunga

4 Muara Jawa Selada

5 Samboja Sawi

Penelitian berlangsung selama enam (6) bulan sejak bulan April sampai dengan Oktober 2013, terhitung sejak penyiapan sampai panen akhir dari tanaman sayuran yang diteliti.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam kajian ini meliputi benih sayuran sebagai tanaman uji, pupuk organik cair asal limbah pasar (Hasil uji Balitbangda Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2012 melalui pemanfaatan mikroorganisme lokal), kapur pertanian (CaCO3), pestisida organik, dan bahan-bahan kimia untuk analisis tanah dan pupuk di laboratorium.

Peralatan yang digunakan dalam kajian ini meliputi : cangkul, sekop, kantong plastik, ember, timbangan, ayakan, label perlakukan, hand sprayer, ring sampel, dan seperangkat alat tulis-menulis dan perangkat lunak komputer.

Rancangan Perlakuan

Perlakuan dalan kajian ini adalah kombinasi antara waktu aplikasi dan konsentrasi pupuk organik cair, dengan level perlakuan sebagai berikut :

1. Perlakuan waktu aplikasi pupur organik cair dengan tiga level perlakuan, yaitu:

W1 = Pemberian pupuk 3 hari sekali W2 = Pemberian pupuk 7 hari sekali W3 = Pemberian pupuk 10 hari sekali

2. Perlakuan konsentrasi pupuk organik cair dengan empat level perlakuan, yaitu:

P0 = Perlakuan tanpa pemberian pupuk organic cair

P1 = Perlakuan 2,5 ml POC/1 liter air P2 = Perlakuan 5,0 ml POC/1 liter air P3 = Perlakuan 7,5 ml POC/1 liter air

Kajian pemanfaatan pupuk organik cair asal limbah pasar yang diperkaya dengan mikroorganisme lokal pada tanaman sayuran dilaksanakan di lapangan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial (Gomez and Gomez, 1995) yang terdiri atas 12 kombinasi perlakuan, yaitu W1P0, W1P1, W1P2, W1P3, W2P0, W2P1, W2P2, W2P3, W3P0, W3P1, W3P2, dan W3P3 . Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali, dengan demikian diperoleh perlakuan sebanyak 36 perlakuan.

Tujuan pengelompokan ini adalah untuk membuat keseragaman pengaruh faktor lingkungan dalam satu kelompok tetapi beragam untuk kelompok yang lain. Pengelompokan dalam kajian ini didasarkan pada arah sinar matahari. Dengan demikian, arah kelompok menuju arah utara-selatan.

Selain itu, untuk menguji keefektifan pupuk organik terhadap jenis pupuk lainnya, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik buatan pabrik, maka untuk kedua jenis pupuk tersebut juga dibuat perlakuan dengan dosis dan konsentrasi sesuai dengan anjuran dari pabrik terhadap masing-masing tanaman sayuran.

Rancangan Respon

(4)

merupakan pengamatan utama dalam kajian ini meliputi produktivitas tanah dan pertumbuhan serta hasil tanaman sayuran. Untuk parameter produktivitas tanah meliputi bobot isi tanah, ruang pori total, kemasaman tanah, KTK, dan unsur hara makro tersedia (N, P, dan K), sedangkan untuk parameter hasil sayuran meliputi : bobot buah pada tanaman cabe besar, tomat dan terung serta bobot segar pada selada dan sawi putih.

Adapun analisis tanah akan dilaksanakan di Laboratorium Pusat Kajian Hutan Tropika lembab, Universitas Mulawarman dengan prosedur analisis mengacu pada Balai Penelitian Tanah (Balittanah) pada Balai Besar Sumber Daya Lahan, Bogor. Contoh tanah utuh diambil untuk analisis bobot isi tanah dan ruang pori total, sedangkan contoh tanah komposit diambil untuk analisis kemasaman tanah, KTK, dan unsur hara makro tersedia (N, P, dan K). Contoh tanah awal diambil masing-masing satu buah pada masing-masing kecamatan, sedangkan contoh tanah akhir diambil pada masing-masing perlakuan (36 perlakuan).

Rancangan Analisis

Untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk organik limbah pasar terhadap peningkatan kesuburan tanah dan produksi tanaman sayuran dilakukan uji F. Jika pada sidik ragam terdapat pangaruh nyata atau sangat nyata maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 5 %. Hasil uji ini akan

1'1+')0*4!($!"# ':'$(*7(!&# +'"--,"!!"#

pupuk organik limbah pasar terhadap peningkatan kualitas tanah dan produksi tanaman sayuran.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam kajian ini terdiri atas populasi wilayah kajian dan

populasi tanaman uji. Untuk populasi wilayah melingkupi seluruh wilayah kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Sampel wilayah kajian ditetapkan dengan metode

purposive sampling, yaitu menetapkan

lima kecamatan sebagai wilayah sampel secara sengaja. Adapun populasi tanaman uji adalah keseluruhan tanaman sayuran yang digunakan sebagai tanaman

,2*# !0!1# $!2*!"# ':'$(*7(!&# +'"--,"!!"#

pupuk organik limbah pasar. Mengingat jumlah populasi cukup besar dalam kajian ini, maka untuk memudahkan pengambilan data di lapangan ditetapkan sampel (contoh) sebagai representatif dari keseluruhan populasi yang ada. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh pupuk organik limbah pasar terhadap produksi sayuran

Analisis ragam pengaruh pupuk organik limbah pasar terhadap produksi sayuran di lima lokasi kecamatan dalam Kabupaten Kutai Kartanegara menunjukkan tidak terdapatnya

+')3' !!"# &';!)!# &*-"*7$!"# 4!&*0#

yang diberikan oleh perlakuan yang berbeda, baik antar konsentrasi pupuk cair, antar waktu aplikasi serta interaksi konsentrasi pupuk cair dan waktu aplikasi (Lampiran 1, 2, 3, 4, 5). Perbedaan yang

(* !$# &*-"*7$!"# +! !# 4!&*0# +')0!$,!"#

yang berbeda tersebut terdapat pada seluruh lokasi kecamatan penelitian. Selengkapnya pengaruh konsentrasi pupuk cair dan waktu aplikasi serta interaksi keduanya terhadap bobot buah terung per tanaman, bobot buah tomat per tanaman, bobot buah cabe besar per tanaman, bobot segar selada per tanaman dan bobot segar sawi putih per tanaman dapat dilihat pada Tabel 2, 3, 4, 5 dan 6 di bawah ini.

(5)

Tabel 2. Pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi pupuk organik cair limbah pasar terhadap bobot buah terung per tanaman (gram)

Perlakuan w1 w2 w3 Rata-rata p0 p1 p2 p3 40.01 40.72 62.13 68.94 49.19 47.95 57.79 53.60 70.33 52.64 64.15 44.62 53.18 47.10 61.36 55.72 Rata-Rata 52.95 52.13 57.94

Tabel 3. Pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi pupuk organik cair limbah

pasar terhadap bobot buah tomat per tanaman (gram)

Perlakuan w1 w2 w3 Rata-rata p0 p1 p2 p3 10.37 13.11 10.44 15.04 12.97 7.01 11.97 14.30 10.34 14.37 12.19 9.33 11.23 11.50 11.53 12.89 Rata-Rata 12.24 11.56 11.56

Tabel 4. Pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi pupuk organik cair limbah

pasar terhadap bobot buah cabe besar per tanaman (gram)

Perlakuan w1 w2 w3 Rata-rata p0 p1 p2 p3 71.39 77.90 117.14 107.43 79.20 58.29 59.74 96.04 144.02 66.70 94.77 77.09 98.20 67.63 90.55 93.52 Rata-Rata 93.47 73.32 95.65

Tabel 5. Pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi pupuk organik cair limbah

pasar terhadap bobot segar selada per tanaman (gram)

Perlakuan w1 w2 w3 Rata-rata p0 p1 p2 p3 15.26 14.82 16.16 16.45 13.35 17.60 13.03 16.71 11.85 13.49 12.97 19.03 13.49 15.30 14.05 17.40 Rata-Rata 15.67 15.17 14.34

Tabel 6. Pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi pupuk organik cair limbah pasar terhadap bobot

segar sawi putih per tanaman (gram)

Perlakuan w1 w2 w3 Rata-rata p0 p1 p2 p3 150.63 151.12 187.90 188.90 200.51 141.63 146.03 125.93 135.18 156.10 180.96 141.19 162.67 149.62 171.63 152.01 Rata-Rata 169.64 153.53 153.36

(6)

<* !$#3')3' !"6!#&';!)!#&*-"*7$!"#

pengaruh konsentrasi pupuk cair, waktu aplikasi dan interaksi keduanya terhadap hasil kelima jenis sayuran di atas diduga karena secara kimiawi kandungan unsur hara pada pupuk cair limbah pasar belum dapat mencukupi kebutuhan masing-masing jenis sayuran. Hal ini disebabkan karena unsur hara yang dimasukkan ke dalam tanah untuk perlakuan pengaruh pupuk cair ke sayuran hanya berasal dari

pupuk cair saja, tidak ada pupuk dasar lain yang diberikan ke tanaman/sayuran. Hasil pembuatan pupuk cair dari limbah pasar sebelumnya yang digunakan pada penelitian ini menunjukkan belum tingginya kandungan N, P dan K yang memang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar. Seperti pada tabel di bawah ini dapat dilihat kandungan unsur hara pada pupuk organic cair dari limbah pasar.

Tabel 7. Kandungan Beberapa Unsur Hara pada

Pupuk Organik Cair Limbah Pasar*)

No. Parameter Sistem

Fermentasi Nilai No. Parameter

Sistem

Fermentasi Nilai

Bahan Mikroorganisme Lokal (MOL) Isi perut sapi

Bahan Mikroorganisme Lokal (MOL) Jeroan ikan

1 pH aerob 5,36 1 pH aerob 5,08

anaerob 4,76 anaerob 4,78

2 N-Total (%) aerob 0,26 2 N-Total (%) aerob 0,29

anaerob 0,27 anaerob 0,26 3 C-Organik (%) aerob 3,33 3 C-Organik (%) aerob 3,86 anaerob 6,55 anaerob 5,45

4 P2O5 (%) Aerob 0,08 4 P2O5 (%) aerob 0,11

Anaerob 0,18 anaerob 0,21

5 K2O (%) Aerob 0,05 5 K2O (%) aerob 0,06

Anaerob 0,06 anaerob 0,05

Keterangan:

*) menurut Raden dan Fadli (2012)

Menurut Habibi (2009), alasan utama pembuatan pupuk kompos (cair) pada tanah lebih bertujuan untuk memperbaiki kondisi

7&*$# (!"!4# !)*+! !# 1'"6' *!$!"# ,"&,)#

hara. Walaupun dalam pupuk cair sudah ada unsur hara namun jumlahnya sedikit. Dengan demikian pupuk sintetis (anorganik) tidak dapat menggantikan fungsi kompos yang utama karena masing-masing memiliki peran yang berbeda. Pupuk sintetis berperan dalam menyediakan unsur hara dalam jumlah yang banyak bagi tanaman sedangkan pupuk kompos berperan dalam menjaga fungsi tanah agar unsur hara dalam tanah mudah dimanfaatkan oleh tanaman

'"-!"# +'"6' *!!"# &*:!(# 7&*$# 6!"-# 3!-,&.##

Dengan demikian penggunaan pupuk sintetis dan pupuk kompos (cair) secara seimbang tentunya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman.

Pengaruh pupuk organik limbah pasar terhadap kesuburan tanah

Analisis tanah awal dilakukan untuk mengetahui karakteristik tanah di lima lokasi penelitian (Kecamatan Kota Bangun, Loa Kulu, Loa Janan, Samboja dan Muara Jawa). Ini dilakukan agar diperoleh informasi dasar terkait dengan sifat

$*1*!# 1!,+,"# 7&*$# (!"!4=(!"!4# (')&'3,(.# # /!&*0#

analisis tanah awal baik untuk sifat kimia maupun

(7)

Jika kita bandingkan hasil analisis tanah awal pada Tabel 8 di atas dengan kriteria penilaian sifat kimia dari Balai Penelitian Tanah (Balittanah), Bogor menunjukkan bahwa sebagian besar parameter sifat kimia tanah di seluruh lokasi didomonasi oleh kategori R (rendah) dengan kisaran dari SR (sangat rendah) sampai sangat tinggi. Terkecuali untuk parameter K2O menunjukkan kategori ST (sangat tinggi) untuk semua lokasi penelitian. Hal ini diduga karena semua lokasi penelitian adalah lokasi bekas penanaman sebelumnya yang memasukkan input berupa pupuk K sehingga

mengakibatkan residu dari penanaman tersebut masih tersisa dalam bentuk K2O.

Semua parameter sifat kimia tanah hasil analisis awal yang didominasi oleh kategori rendah dihubungkan dengan jenis tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara yang didominasi oleh jenis tanah berordo Ultisols, selain juga terdapat jenis tanah dengan ordo Inseptisols. Foth (1990) menyatakan bahwa Ultisols merupakan tanah-tanah yang memiliki horison diagnostik bawah permukaan berupa argillik atau kandik dengan kejenuhan basa (kalsium, magnesium,

Tabel 8. Hasil Analisis Awal Kimia Tanah di Lokasi Penelitian

Parameter Metode Satuan 1 2 Hasil3 4 5

1 pH H2O (1:2,5) Electrode > 5.38 4.54 4.11 5.33 5.09

2 Kation Basa (NH4OAC)

Ca2+ AAS 11.20 2.71 1.55 2.61 5.65

Mg2+ AAS 3,91 0.58 0.21 0.82 2.22

Na+ AAS 0.34 0.15 0.10 0.08 0.09

K+ AAS 0.34 0.29 0.17 0.63 0.32

Parameter Metode Satuan Hasil

1 2 3 4 5

3 KTK Hitung 7.30 6.15 9.53

4 Al3+ Titrasi 0.00 0.92 0.58 0.00

5 N Total Kjeldahl % 0.16 0.17 0.17 0.17 0.15

6 C Organik Walkley &

Black % 1.18 3.06 1.81 1.81 1.39

7 P2O5 (Bray 1) ppm 12.00 8.00 16.00 6.40

8 K2O (Bray 1) AAS ppm 111.61

9 Kejenuhan Basa Hitung % 50.93 67.46 86.88

Tabel 9. Hasil Analisis Awal Fisik Tanah di Lokasi Penelitian

Kode Sampel BD (g/

Raung Udara (%) Jumlah Air Max.

(%) Udara Min. (%)

Kelembaban (%) Permeabili-tas (cm/

jam) Kode Total Halus Kasar Bobot Volume Bobot Volume

1 1 ?>@?# cm 1,43 44,55 10,90 33,65 14,71 21,04 23,51 9,22 13,19 1,17 2 2 ?>@?# cm 1,51 41,45 15,33 26,12 13,98 21,12 20,33 11,04 16,68 0,98 3 3 ?>@?# cm 1,37 46,90 16,96 29,94 16,11 22,07 24,83 14,07 19,27 1,22 4 4 ?>@?# cm 1,62 37,22 13,43 23,79 12,36 20,02 17,20 9,76 15,81 1,13 5 5 ?>@?# cm 1,31 49,07 14,89 34,18 19,58 25,73 23,34 14,18 18,63 1,13

Keterangan: 1: lokasi Kec. Loa Janan, 2: lokasi Kec. Samboja, 3: lokasi Kec. Muara Jawa,

4: lokasi Kec. Kota Bangun, 5. Lokasi Kec. Loa Kulu

(8)

potassium dan natrium) di bawah 35%. Horison argillik (disebut juga horizon Bt) adalah horison yang mengalami akumulasi klei (clay) dari horison di atasnya dengan rasio kadar klei adalah 1,2 kali atau lebih dari horison yang berada di atas horison argillik tersebut. Selain argillik, suatu tanah digolongkan juga ke dalam ordo Ultisols jika memiliki horison kandik. Horison kandik sendiri mirip dengan horison argillik namun bedanya adalah horison kandik memiliki mineral klei dengan kapasitas pertukaran kation yang sangat rendah (dikenal dengan low activity clay) yang didominasi oleh klei kaolinit dan oksidik. Menurut Soil Survey Staff (2010), Ultisols yang terdapat di lokasi penelitian, memiliki rejim kelembaban tanah udik. Rejim kelembaban ini merupakan rejim kelembaban yang umum terdapat di daerah tropika humida dengan curah hujan terdistribusi merata sepanjang tahun. Ditambahkan oleh

A,%0#'(#!0.#BC??@D8#&*:!(#6!"-#&*-"*7$!"# !)*#(!"!4#

Ultisols adalah rendahnya kejenuhan basa di subsoil dan kandungan klei yang meningkat dari horizon A dan E ke horison argillik atau kandik di bawahnya. Ultisols umumnya stabil secara geomorfologis dan terletak di bentang lahan dengan bebatuan dan sedimen yang masam di bawahnya. Dengan pengapuran untuk mengatasi kemasaman dan toksisitas aluminium serta dengan pasokan pupuk untuk menyuplai unsur-unsur hara essensial tanaman, suatu usaha tani dapat berkelanjutan di atas tanah-tanah Ultisols. Inceptisols adalah tanah yang memiliki horison diagnostik bawah permukaan yang disebut dengan kambik (horison Bw). Horison kambik merupakan horison yang terbentuk dari bahan induk dengan mengalami perubahan cepat warna dan struktur serta adanya pencucian bahan-bahan. Horison ini bukan tergolong horison yang ekstrim mengalami pelapukan dan bukan pula sebagai horison illuviasi. Tanah-tanah yang termasuk dalam tanah Inceptisol tergolong sebagai tanah yang muda dan baru mengalami

perkembangan horison lewat proses genesis

(!"!4# 3'),+!# 1% *7$!&*# 3!4!"# *" ,$# (!"!4.##

Di daerah tropika basah, umumnya Inceptisol terbentuk dari bebatuan basa yang muda ketika mengalami pelapukan sebagian dari mineral primer (proses fersialitik) menjadi klei tipe 2:1 (Foth, 1990; White, 2006; dan Foss et al, 1983). Ditambahkan oleh Buol et al. (2003), Inceptisols adalah tanah mineral yang kadang terbentuk di atas bahan induk yang masam serta tidak subur dan jika berassosiasi dengan Ultisols menjadi kurang produktif dibanding Inceptisols yang tidak berassosiasi dengan ordo tanah yang lain. Jadi, secara umum tanah di lokasi penelitian di lima kecamatan dalam Kabupaten Kutai Kartanegara tergolong ke dalam tanah yang kurang subur. Masukan atau input sudah pasti merupakan sesuatu yang penting bagi tanah-tanah dengan kategori tersebut untuk menjamin kelangsungan pasokan hara ketika di tanah tersebut dilakukan penanaman. Salah satu masukan adalah melalui pupuk organik hasil limbah pasar dengan berbagai kelebihan dan kekurangan pupuk organik tersebut.

Jika dibandingkan lagi antara hasil analisis sifat kimia tanah awal dan akhir dari penelitian khususnya pada unsur hara makro nitrogen, fosfor dan kalium (Tabel 9) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat banyak masukan yang diberikan oleh pupuk organik cair limbah pasar pada seluruh perlakuan (interaksi a

ntara konsentrasi pupuk cair dan waktu aplikasi). Hasil analisis akhir menunjukkan bahwa secara relatif dan bervariasi jumlah/konsentrasi unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium tidak banyak mengalami peningkatan dengan adanya penambahan konsentrasi pupuk organik cair. Ini

1'","2,$$!"# # (* !$# # &*-"*7$!""6!# # # +'"-!),4###

(9)

T

abel 9. Hasil

Analisis

Akhir Beberapa Sifat Kimia

T

anah (Unsur Makro Utama) di Lima Kecamatan di Kab. Kutai

Kartanegara

Perlakuan

Kec. Loa Janan

Kec, Samboja

Kec. Muara Jawa

Kec. Kota Bangun

Kec. Loa Kulu

N

P

K

N

P

K

N

P

K

N

P

K

N

P

K

P0W1

0.1

1

5.23

85.59

0.22

23.54

102.65

0.15

0.46

91.39

0.14

5.23

80.31

0.13

2.07

83.94

P0W2

0.07

1.72

86.54

0.10

3.83

62.12

0.17

1.72

48.01

0.14

6.77

63.77

0.13

1.09

87.75

P0W3

0.10

9.23

73.47

0.07

13.30

79.09

0.06

5.23

55.1

1

0.16

12.81

105.50

0.12

1.72

94.68

P1W1

0.1

1

5.23

70.00

0.21

30.35

104.64

0.21

1.44

49.13

0.10

7.97

81.52

0.12

1.09

96.67

P1W2

0.08

2.77

96.15

0.17

23.54

66.97

0.18

3.41

50.69

0.08

8.81

78.92

0.10

1.09

95.29

P1W3

0.10

1.72

75.1

1

0.14

22.84

97.71

0.18

2.77

63.51

0.06

7.97

101.95

0.14

8.81

1

12.35

P2W1

0.06

1.72

101.26

0.21

25.65

90.44

0.20

2.07

67.92

0.21

7.97

88.19

0.10

4.18

99.79

P2W2

0.1

1

0.74

79.53

0.16

8.39

67.92

0.19

1.72

55.20

0.15

9.30

88.19

0.15

1.72

90.87

P2W3

0.12

1.09

80.57

0.17

25.65

103.69

0.21

1.44

21.42

0.13

8.39

101.44

0.13

2.07

101.95

P3W1

0.1

1

1.44

95.20

0.19

6.00

69.31

0.20

10.07

65.24

0.03

6.35

81.78

0.15

5.23

108.02

P3W2

0.08

0.46

77.80

0.18

15.82

93.90

0.19

1.44

108.88

0.13

3.83

146.64

0.13

1.44

98.32

P3W3

0.10

1.44

94.85

0.14

9.30

82.13

0.08

1.44

109.57

0.21

3.83

72.08

0.14

22.84

81.52

Keterangan: N berupa N

T

otal (%), P

(10)

Ditinjau dari pengaruh pupuk organik cair

(')4! !+#3'3')!+!#&*:!(#7&*$#(!"!4#&'+')(*#$! !)#

air tanah dan bobot isi tanah (particle density) juga

1'","2,$$!"#(* !$#! !#+'"-!),4#6!"-#&*-"*7$!".##

Untuk waktu yang singkat dalam hitungan bulan

(')4! !+# +'),3!4!"# &*:!(# 7&*$# (!"!4# 1'1!"-# (* !$# "!1+!$# &';!)!# &*-"*7$!".# # /!0# *"*# $!)'"!# +'),3!4!"#+!)!1'(')=+!)!1'(')#7&*$#(!"!4#!$!"#

memakan waktu yang lama dan juga merupakan

*"(')!$&*# !)*#3')3!-!*#+!)!1'(')#&*:!(#7&*$#(!"!4#

itu sendiri.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan

1. Status kesuburan tanah lokasi penelitian tergolong ke dalam kategori yang didominasi oleh kategori rendah dan sangat rendah 2. Pupuk organik cair secara statistika tidak

3')+'"-!),4# &*-"*7$!"# (')4! !+# +)% ,$&*#

tanaman sayuran di Kabupaten Kutai Kartanegara

3. Dibanding tanpa pupuk organik cair, produksi tanaman sayuran bervariasi akibat pemberian pupuk organik cair

4. Tidak ada pengaruh pupuk organik cair pada

3'3')!+!#+!)!1'(')#&*:!(#7&*$!#(!"!4#

Rekomendasi

1. Perlu penelitian pengaruh pupuk organik cair dalam jangka waktu yang lebih lama serta tanaman uji yang sama mengingat sifat pupuk organik itu sendiri

2. Perlu penelitian pengaruh pupuk organik cair dikombinasikan dengan pupuk organik padat

1!,+,"# +,+,$# &*"('(*&# (')4! !+# &*:!(# 7&*$#

dan kimia tanah

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Kutai Kartanegara., 2012. Kajian Pemanfaatan Limbah Organik Pasar Sebagai Sumber Pupuk Organik di Kabupaten Kutai Kartanegara. Tenggarong: Balitbangda Kab. Kutai Kartanegara

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara., 2012. Kutai Kartanegara dalam Angka 2012. Tenggarong:

Badan Pusat Statitik Kabupaten Kutai Kartanegara.

Balitbangda., 2012. Pemanfaatan Sampah Pasar Organik Sebagai Sumber Pupuk Organik di Kukar, Tenggarong.

Foth, H.D., 1990. Fundamentals of Soil Science. John Wiley and Sons, 360 p.

Gomez, K.A. and A.A. Gomez., 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian (Terjemahan E. Sjamsuddin, dan S. Baharsyah). Jakarta: Universitas Indonesia, hal 698.

Habibie, L.2009. Pembuatan Pupuk Kompos. Bandung : Titian Ilmu, 74 hal.

Raden, I dan Fadli. M., 2012. Pemanfaatan Limbah organik pasar sebagai sumber pupuk di Kabupaten kutai Kartanegara. Balitbangda Kutai Kartanegara.

Gambar

Tabel 5.  Pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi pupuk organik cair limbah       pasar terhadap bobot segar selada per tanaman  (gram)
Tabel  7.    Kandungan  Beberapa  Unsur  Hara  pada  Pupuk Organik Cair Limbah Pasar *)
Tabel 9.  Hasil Analisis Awal Fisik Tanah di Lokasi Penelitian Kode Sampel BD
Tabel 9.  Hasil Analisis Akhir Beberapa Sifat Kimia Tanah (Unsur Makro Utama) di Lima Kecamatan di Kab

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Sistem pendukung keputusan pemberian ijin usaha penambang adalah suatu sistem untuk menginputkan data penambang dalam usaha pertambangan di Dinas Departemen dan Energi.

Maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini dapat dijelaskan bahwa kayawan kontrak mendapatan perlindungan hukum dalam hal mendapatkan Jaminan Kesehatan yaitu

2. Sejak HFA diadopsi pada tahun 2005, seperti tertulis dalam laporan pencapaian pelaksanaan HFA di tingkat nasional dan regional dan laporan lain di tingkat global, ada

Subyek penelitian adalah ibu hamil dengan usia kehamilan 28 sampai kurang dari 37 minggu (preterm) dengan tanda-tanda persalinan sebagai kasus dan ibu hamil

Bab ini memaparkan hal-hal yang meliputi: latar belakang penelitian yang diawali dengan fenomena perubahan dari Telkom Learning Center menjadi Telkom Corporate

Tahap Kecergasan Fizikal Dalam Kalangan Murid Sekolah Menengah Rendah Di Kawasan Tangga Batu, Melaka.. Liza Mohd Alias, Mohd Radzani Abdul Razak &amp;

Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, maka mendapatkan beberapa saran yang dapat di jadikan tolak ukur atau pertimbangan untuk memperbaiki konsep diri dalam

Pasien refrakter (±25%-30% pada ITP) didefinisikan sebagai kegagalan terapikortikosteroid dosis standar dan splenektomi serta membutuhkan terapi lebih lanjut karena ATyang rendah