• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam 3 langkah yang meliputi perencanaan, pelaksanan dan observasi, serta refleksi. Adapun uraian pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian yang telah dilaksanakan dijabarkan sebagai berikut :

4.1.1. Pelaksanaan Siklus 1 4.1.1.1. Perencanaan

Penelitian tindakan kelas pada siklus 1 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan dengan waktu 2 x 35 menit atau dua jam pelajaran. Adapun metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran talking stick. Peneliti dibantu dengan guru kelas berdiskusi untuk menentukan waktu pelaksanaan penelitian pada pertemuan 1 siklus 1. Penelitian dilaksanakan tanggal 08 November 2016. dengan Kompetensi Dasar “3.1. mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup”. Peneliti tidak mendapat kesulitan untuk meminta izin penelitian kepada Kepala Sekolah SDN Kalicacing 02 Salatiga, karena pada waktu yang bersamaan peneliti juga menjalankan Program Pengalaman Lapangan di SDN Kalicacing 02 Salatiga. Pada tahap ini peneliti bersama guru kembali membahas langkah-langkah metode pembelajaran talking stick dan lembar kerja siswa yang akan digunakan.

4.1.1.2. Pelaksanaan dan Observasi

Pada pertemuan 1 siklus 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 08 November 2016. Terdapat tiga tahap yang dilaksanakan pada pertemuan 1 yaitu kegiatan awal, inti dan penutup.

Pada kegiatan awal guru mengawali kegiatan dengan mengucapkan salam kepada siswa, melakukan presensi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti terbagi pada tiga bagian, yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru menunjukkan 2 gambar burung yang berbeda, yaitu gambar elang dan pipit dan menanyakan, “apakah perbedaan dari kedua burung tersebut?”. Guru membimbing dan meminta siswa mengamati

(2)

gambar tersebut dan menjawabnya. Jawaban siswa sangat beragam, ada yang mengatakan paruhnya yang berbeda, ada yang mengatakan makanannya berbeda. Pada tahap elaborasi guru menjelaskan materi tentang hewan-hewan yang menyesuaikan diri untuk mendapatkan makanan, lalu guru membentuk siswa ke dalam kelompok dan meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan. Setelah itu guru membagikan LKS dan meminta siswa menempelkan foto ke dalam lembar LKS kemudian menuliskan cara penyesuaian diri hewan tersebut untuk mendapatkan makanan. Selama pengerjaan LKS, guru membimbing dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif ke dalam kelompok, selain itu guru juga membimbing kelompok siswa yang merasa kesulitan. Setelah itu, guru memandu tiap kelompok untuk mempresentasikan LKS hasil kerja kelompok mereka. Selama presentasi berlangsung, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menyampaikan pendapat mereka. Setelah presentasi selesai, guru meminta siswa kembali ke bangku mereka masing-masing, kemudian guru membagikan materi dan meminta siswa untuk mempelajari materi yang telah diberikan. Beberapa menit kemudian siswa diminta menutup materinya dan guru meminta semua siswa untuk berdiri dan membentuk lingkaran. Setelah lingkaran terbentuk, guru mengambil tongkat dan menjelaskan kepada siswa cara main bahwa tongkat harus digulirkan kepada teman sebelahnya, kemudian jika guru mengatakan “stop” maka siswa yang pada waktu itu memegang tongkat akan diberi pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Kegiatan tersebut dilakukan hingga sebagian besar siswa mendapatkan pertanyaan. Pada kegiatan konfirmasi guru meminta siswa kembali ke bangkunya masing-masing dan menanyakan kepada siswa, “apakah ada yang belum dimengerti dari kegiatan pembelajaran hari ini?” dan memberikan penguatan kepada siswa.

Kemudian pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dan menyisipkan pesan moral kemudian menutup pembelajaran dengan do’a.

Pada pertemuan 2 siklus 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 09 November 2016. Terdapat tiga tahap yang dilaksanakan pada pertemuan 2 yaitu kegiatan awal, inti dan penutup.

(3)

Pada kegiatan awal guru mengawali kegiatan dengan mengucapkan salam kepada siswa, melakukan presensi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti terbagi pada tiga bagian, yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru menunjukkan 2 gambar, yaitu gambar bunglon yang berubah bentuk warna sesuai tempat yang dihinggapi, dan cicak yang memutuskan ekornya dan menanyakan, “apakah yang terjadi pada hewan tersebut?”. Guru membimbing dan meminta siswa mengamati gambar tersebut dan menjawabnya. Jawaban siswa sangat beragam, ada yang mengatakan cicak tersebut mati dan ada yang mengatakan bunglon tersebut melindungi diri. Pada tahap elaborasiguru menjelaskan materi tentang hewan-hewan yang menyesuaikan diri untuk melindungi diri dari musuhnya. Laluguru membentuk siswa ke dalam kelompok dan meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan. Setelah itu guru membagikan LKS dan meminta siswa menempelkan foto ke dalam lembar LKS kemudian menuliskan cara penyesuaian diri hewan tersebut untuk melindungi diri dari musuh. Selama pengerjaan LKS, guru membimbing dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif ke dalam kelompok, selain itu guru juga membimbing kelompok siswa yang merasa kesulitan. Setelah itu, guru memandu tiap kelompok untuk mempresentasikan LKS hasil kerja kelompok mereka. Selama presentasi berlangsung, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menyampaikan pendapat mereka. Setelah presentasi selesai, guru meminta siswa kembali ke bangku mereka masing-masing, kemudian guru membagikan materi dan meminta siswa untuk mempelajari materi yang telah diberikan. Beberapa menit kemudian siswa diminta menutup materinya dan guru meminta semua siswa untuk berdiri dan membentuk lingkaran. Setelah lingkaran terbentuk, guru mengambil tongkat dan menjelaskan kepada siswa cara main bahwa tongkat harus digulirkan kepada teman sebelahnya, kemudian jika guru mengatakan “stop” maka siswa yang pada waktu itu memegang tongkat akan diberi pertanyaan yang terkait dengan materi. Kegiatan tersebut dilakukan hingga sebagian besar siswa mendapatkan pertanyaan. Pada kegiatan konfirmasi guru meminta siswa kembali ke bangkunya masing-masing dan menanyakan

(4)

kepada siswa, “apakah ada yang belum dimengerti dari kegiatan pembelajaran hari ini?” dan memberikan penguatan kepada siswa..

Kemudian pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dan menyisipkan pesan moral kemudian menutup pembelajaran dengan do’a.

Pertemuan 3 dilaksanakan pada hari Kamis, 10 November 2016. Pada pelaksanaan pertemuan 3, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2. Selanjutnya guru memberikan evaluasi untuk mengetahui skor hasil belajar siswa.

Pada saat kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 dan 2 berlangsung, peneliti bertugas mengajar dan menunjuk rekan untuk mengamati jalannya pembelajaran yang sedang berlangsung dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran lalu observer tersebut diminta mengisi lembar observasi yang telah disusun sesuai langkah-langkah metode pembelajaran talking stick. Hasil observasi kegiatan guru dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 15

Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus 1 Pertemuan 1

No

Waktu Pelaksanaan

Jumlah Item Keterangan

Terlaksana Tidak Terlaksana

1 Kegiatan Awal 3 2 1

2 Kegiatan Inti 22 17 5

3 Kegiatan Akhir 3 2 1

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran siklus 1 pada pertemuan 1 masih ada beberapa kegiatan yang dilewatkan guru berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat. Pada kegiatan awal, dari jumlah 3 item yang disediakan sudah terlaksana 2 item dan 1 item yang terlewat. Pada kegiatan inti dari 22 item yang telah disediakan, sudah terlaksana 17 item dan 5 item yang belum terlaksana. Pada kegiatan akhir, dari total 3 item yang disediakan, terdapat 2 item yang terlaksana dan 1 item yang terlewat. Selain kegiatan guru, peneliti

(5)

juga membuat lembar observasi siswa untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi telah disusun sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran talking stick. Hasil observasi kegiatan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 16

Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 1 Pertemuan 1

No

Waktu Pelaksanaan

Jumlah Item Keterangan

Terlaksana Tidak Terlaksana

1 Kegiatan Awal 3 3 -

2 Kegiatan Inti 18 15 3

3 Kegiatan Akhir 4 3 1

Berdasarkan tabel di atas, secara keseluruhan siswa telah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Pada kegiatan awal, terdapat 3 item yang disediakan dan semua terlaksana. Kemudian pada kegiatan, dari 18 item yang disediakan terlaksana 15 item dan 3 item yang belum terlaksana. Pada kegiatan akhir, dari 4 item yang telah disiapkan, ada 3 item yang terlaksana namun masih ada 1 item terlewat.

Setelah kegiatan siklus 1 pertemuan 1 selesai, observasi juga dilakukan pada siklus 1 pertemuan 2. Pada saat kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 berlangsung, peneliti bertugas mengajar dan menunjuk rekan untuk berlaku sebagai observer untuk mengamati jalannya pembelajaran yang sedang berlangsung dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disusun sesuai langkah-langkah metode pembelajaran

(6)

Tabel 17

Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus 1 Pertemuan 2

No

Waktu Pelaksanaan

Jumlah Item Keterangan

Terlaksana Tidak Terlaksana

1 Kegiatan Awal 3 3 -

2 Kegiatan Inti 22 20 2

3 Kegiatan Akhir 3 2 1

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 sudah terlaksana dengan baik daripada pertemuan 1. Pada kegiatan inti, dari 3 item yang telah disusun semua sudah terlaksana. Pada kegiatan inti, dari 22 item yang disediakan sudah terlaksana 20 item dan 2 item yang belum terlaksana. Kemudian pada kegiatan akhir, dari 3 item yang disusun, ada 2 item yang sudah terlaksana dan ada 1 item yang masih terlewat. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah terlaksana dengan cukup baik. Selain kegiatan guru, peneliti juga mengobservasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi telah disusun sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran talking stick. Hasil observasi kegiatan siswa dapat diamati pada tabel berikut ini:

Tabel 18

Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 1 Pertemuan 2

No

Waktu Pelaksanaan

Jumlah Item Keterangan

Terlaksana Tidak Terlaksana

1 Kegiatan Awal 3 3 -

2 Kegiatan Inti 18 17 1

3 Kegiatan Akhir 4 3 1

Berdasarkan di atas, dapat diketahui bahwa siswa telah melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik, hanya ada beberapa yang masih terlewat. Pada kegiatan awal, 3 item yang disediakan semua sudah terlaksana dengan baik. Pada kegiatan, dari 18 item yang disediakan sudah terlaksana 17 item dan 1 item

(7)

yang belum terlaksana. Sedangkan pada kegiatan akhir, dari 4 item yang disediakan, terdapat 3 item yang sudah terlaksana dengan baik, namun masih ada 1 item yang terlewat. Adapun tabel keterlaksanaan aktivitas guru siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 19

Keterlaksanaan Aktivitas Guru dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Talking Stick Siklus 1

Pertemuan Jumlah Sintaks Sintaks yang Terlaksana % Sintaks yang Tidak Terlaksana % 1 28 21 75 7 25 2 28 25 89 3 11

Sedangkan tabel keterlaksanaan aktivitas siswa siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 20

Keterlaksanaan Aktivitas Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Talking Stick Siklus 1

Pertemuan Jumlah Sintaks Sintaks yang Terlaksana % Sintaks yang Tidak Terlaksana % 1 25 21 84 4 16 2 25 23 92 2 8 4.1.1.3. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dari pertemuan 1, 2, dan 3 diadakan refleksi atas kegiatan yang telah dilaksanakan selama siklus tersebut dengan cara mendisuksikan antara pengajar dan observer untuk mencari kelemahan dan kelebihan pada siklus 1 dengan tujuan memperbaikinya pada siklus selanjutnya. Kegiatan pada siklus 1 memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan. Adapun kelebihannya secara keseluruhan pembelajaran IPA dengan metode pembelajaran talking stick sudah terlaksana dengan baik. Guru memberikan gambar-gambar yang membuat siswa ingin mencari tahu pertanyaan guru mengenai gambar tersebut.Guru juga sudah berusaha menjelaskan materi

(8)

dengan baik, begitu pula siswa, siswa juga terlibat aktif dalam pembelajaran, sebagian siswa berebut ingin maju untuk mempresentasikan hasil LKS mereka, begitu pula saat membentuk lingkaran dan menggulirkan tongkat, siswa sangat berantusias dan ingin berusaha menjawab pertanyaan dari guru. Guru juga memberikan reward kepada kelompok siswa yang menyampaikan LKS mereka di depan teman-teman. Ketuntasan belajar IPA siswa meningkat dari 33.3% pada pra siklus kemudian meningkat menjadi 66.7% pada siklus 1.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh pada kegiatan aktivitas guru pada siklus 1 pertemuan 1 dan pertemuan 2 mengalami peningkatan. Pada pertemuan 1 dari 28 sintaks yang disediakan terlaksana 21 sintaks dan belum terlaksana 7 sintaks dengan persentase terlaksana 75% dan tidak terlaksana 25%. Sedangkan pada pertemuan 2 mengalami peningkatan menjadi terlaksana 89% dan tidak terlaksana 11%. Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari 25 sintaks, pada pertemuan 1 sudah terlaksana 21 sintaks dengan persentase 84 dan belum terlaksana 4 sintaks dengan persentase 16%. Sedangkan pada pertemuan 2 mengalami peningkatan menjadi 23 sintaks yang terlaksana dengan persentase 92% dan 2 sintaks yang belum terlaksana dengan persentase 8%

Setelah mengetahui kelebihan dan kelemahan pada siklus 1, peneliti beserta guru menentukan langkah pada pembelajaran berikutnya agar berjalan lebih baik.

4.1.2. Pelaksanaan Siklus 2 4.1.2.1. Perencanaan

Setelah menganalisa kelebihan dan kelemahan pada siklus 1, perencanaan pada siklus 2 digunakan sebagai penyempurnaan dari siklus 1.

Penelitian pada siklus 2 masih sama dengan siklus 1 yang dilaksanakan dalam 3 langkah yang meliputi perencanaan, pelaksanan dan observasi, serta refleksi. Penelitian tindakan kelas pada siklus 2 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan dengan waktu 2 x 35 menit atau dua jam pelajaran. Adapun metode pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran talking stick. Peneliti dibantu dengan guru kelas berdiskusi untuk menentukan waktu pelaksanaan penelitian pada

(9)

pertemuan 1 siklus 1. Penelitian akan dilaksanakan tanggal 11 November 2016. dengan Kompetensi Dasar “3.1. mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup”. Peneliti tidak mendapat kesulitan untuk meminta ijin penelitian kepada Kepala Sekolah SDN Kalicacing 02 Salatiga, karena pada waktu yang bersamaan peneliti juga menjalankan Program Pengalaman Lapangan di SDN Kalicacing 02 Salatiga. Pada tahap ini peneliti bersama guru kembali membahas langkah-langkah metode pembelajaran talking stick dan lembar kerja siswa yang akan digunakan.

4.1.2.2. Pelaksanaan dan Observasi

Pada pertemuan 1 siklus 2 dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 November 2016. Terdapat tiga tahap yang dilaksanakan pada pertemuan 1 yaitu kegiatan awal, inti dan penutup.

Pada kegiatan awal guru mengawali kegiatan dengan mengucapkan salam kepada siswa, melakukan presensi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti terbagi pada tiga bagian, yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru menunjukkan 2 gambar yang berbeda, yaitu gambar tumbuhan gurun yaitu kaktus dan tumbuhan air yaitu teratai, “apakah perbedaan dari kedua tumbuhan tersebut?”. Guru membimbing dan meminta siswa mengamati gambar tersebut dan menjawabnya. Jawaban siswa sangat beragam, ada yang mengatakan tempat hidupnya berbeda, ada yang mengatakan teratai memiliki bunga, sedangkan kaktus tidak. Pada tahap elaborasi guru menjelaskan materi tentang tumbuhan gurun dan air dan cara menyesuaikan diri pada lingkungan. Laluguru membentuk siswa ke dalam kelompok dan meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan. Setelah itu guru membagikan LKS dan meminta siswa menempelkan foto ke dalam lembar LKS kemudian menuliskan cara penyesuaian diri tumbuhan di lingkungan. Selama pengerjaan LKS, guru membimbing dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif ke dalam kelompok, selain itu guru juga membimbing kelompok siswa yang merasa kesulitan. Setelah itu, guru memandu tiap kelompok untuk mempresentasikan LKS hasil kerja kelompok mereka. Selama presentasi berlangsung, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

(10)

menyampaikan pendapat mereka. Setelah presentasi selesai, guru meminta siswa kembali ke bangku mereka masing-masing, kemudian guru membagikan materi dan meminta siswa untuk mempelajari materi yang telah diberikan. Beberapa menit kemudian siswa diminta menutup materinya dan guru meminta semua siswa untuk berdiri dan membentuk lingkaran. Setelah lingkaran terbentuk, guru mengambil tongkat dan menjelaskan kepada siswa cara main bahwa tongkat harus digulirkan kepada teman sebelahnya, kemudian jika guru mengatakan “stop” maka siswa yang pada waktu itu memegang tongkat akan diberi pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Kegiatan tersebut dilakukan hingga sebagian besar siswa mendapatkan pertanyaan. Pada kegiatan konfirmasi guru meminta siswa kembali ke bangkunya masing-masing dan menanyakan kepada siswa, “apakah ada yang belum dimengerti dari kegiatan pembelajaran hari ini?” dan memberikan penguatan kepada siswa.

Kemudian pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dan menyisipkan pesan moral kemudian menutup pembelajaran dengan do’a.

Pada pertemuan 2 siklus 2 dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 November 2016. Terdapat tiga tahap yang dilaksanakan pada pertemuan 2 yaitu kegiatan awal, inti dan penutup.

Pada kegiatan awal guru mengawali kegiatan dengan mengucapkan salam kepada siswa, melakukan presensi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti terbagi pada tiga bagian, yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru menunjukkan 2 gambar, yaitu gambar pohon jati berdaun lebat dan pohon jati yang daunnya berguguran, dan menanyakan, “apakah perbedaan dari gambar tersebut?”. Guru membimbing dan meminta siswa mengamati gambar tersebut dan menjawabnya. Jawaban siswa sangat beragam, ada yang mengatakan tumbuhan tersebut meranggas, ada yang mengatakan tumbuhan yang daunnya berguguran akan mati, ada yang mengatakan tumbuhan yang daunnya berguguran tidak mendapatkan pupuk yang baik, sedangkan yang berdaun lebat mendapatkan pupuk yang baik. Pada tahap elaborasi guru menjelaskan materi tentang tumbuhan darat dan cara penyesuaian

(11)

diri di lingkungan. Laluguru membentuk siswa ke dalam kelompok dan meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan. Setelah itu guru membagikan LKS dan meminta siswa menempelkan foto ke dalam lembar LKS kemudian menuliskan cara penyesuaian diri tumbuhan tersebut pada lingkungan. Selama pengerjaan LKS, guru membimbing dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif ke dalam kelompok, selain itu guru juga membimbing kelompok siswa yang merasa kesulitan. Setelah itu, guru memandu tiap kelompok untuk mempresentasikan LKS hasil kerja kelompok mereka. Selama presentasi berlangsung, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menyampaikan pendapat mereka. Setelah presentasi selesai, guru meminta siswa kembali ke bangku mereka masing-masing, kemudian guru membagikan materi dan meminta siswa untuk mempelajari materi yang telah diberikan. Beberapa menit kemudian siswa diminta menutup materinya dan guru meminta semua siswa untuk berdiri dan membentuk lingkaran. Setelah lingkaran terbentuk, guru mengambil tongkat dan menjelaskan kepada siswa cara main bahwa tongkat harus digulirkan kepada teman sebelahnya, kemudian jika guru mengatakan “stop” maka siswa yang pada waktu itu memegang tongkat akan diberi pertanyaan yang terkait dengan materi. Kegiatan tersebut dilakukan hingga sebagian besar siswa mendapatkan pertanyaan. Pada kegiatan konfirmasi guru meminta siswa kembali ke bangkunya masing-masing dan menanyakan kepada siswa, “apakah ada yang belum dimengerti dari kegiatan pembelajaran hari ini?” dan memberikan penguatan kepada siswa.

Kemudian pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dan menyisipkan pesan moral kemudian menutup pembelajaran dengan do’a.

Pertemuan 3 dilaksanakan pada hari Senin, 14 November 2016. Pada pelaksanaan pertemuan 3, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2. Selanjutnya, guru memberikan evaluasi untuk mengetahui skor hasil belajar siswa.

(12)

Pada saat kegiatan pembelajaran siklus 2 pertemuan 1 dan 2 berlangsung, peneliti bertugas mengajar dan menunjuk rekan untuk mengamati jalannya pembelajaran yang sedang berlangsung dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran lalu observer tersebut diminta mengisi lembar observasi yang telah disusun sesuai langkah-langkah metode pembelajaran talking stick. Hasil observasi kegiatan guru dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 21

Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus 2 Pertemuan 1

No

Waktu Pelaksanaan

Jumlah Item Keterangan

Terlaksana Tidak Terlaksana

1 Kegiatan Awal 3 3 -

2 Kegiatan Inti 22 21 1

3 Kegiatan Akhir 3 2 1

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran siklus 2 pada pertemuan 1 hanya ada beberapa kegiatan yang dilewatkan guru berdarakan lembar observasi yang telah dibuat. Pada kegiatan awal, dari jumlah 3 item yang disediakan sudah terlaksana semua dengan baik. Pada kegiatan inti dari 22 item yang telah disediakan, sudah terlaksana 21 item dan 1 item yang belum terlaksana. Pada kegiatan akhir, dari total 3 item yang disediakan, terdapat 2 item yang terlaksana dan 1 item yang terlewat. Selain kegiatan guru, peneliti juga membuat lembar observasi siswa untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi telah disusun sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran talking stick. Hasil observasi kegiatan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(13)

Tabel 22

Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 2 Pertemuan 1

No

Waktu Pelaksanaan

Jumlah Item Keterangan

Terlaksana Tidak Terlaksana

1 Kegiatan Awal 3 3 -

2 Kegiatan Inti 18 17 1

3 Kegiatan Akhir 4 3 1

Berdasarkan tabel di atas, secara keseluruhan siswa telah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Pada kegiatan awal, terdapat 3 item yang disediakan dan semua terlaksana. Kemudian pada kegiatan, dari 18 item yang disediakan terlaksana 17 item dan 1 item yang belum terlaksana. Pada kegiatan akhir, dari 4 item yang telah disiapkan, 3 terlaksana dengan baik dan 1 item belum terlaksana.

Setelah kegiatan siklus 2 pertemuan 1 selesai, observasi juga dilakukan pada siklus 2 pertemuan 2. Pada saat kegiatan pembelajaran siklus 2 pertemuan 2 berlangsung, peneliti bertugas mengajar dan menunjuk rekan untuk berlaku sebagai observer untuk mengamati jalannya pembelajaran yang sedang berlangsung dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disusun sesuai langkah-langkah metode pembelajaran

talking stick. Hasil observasi kegiatan guru dapat dilihat di tabel berikut ini:

Tabel 23

Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus 2 Pertemuan 2

No

Waktu Pelaksanaan

Jumlah Item Keterangan

Terlaksana Tidak Terlaksana

1 Kegiatan Awal 3 3 -

2 Kegiatan Inti 22 21 1

(14)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kegiatan pembelajaran siklus 2 pertemuan 2 sudah terlaksana dengan baik daripada pertemuan 1. Pada kegiatan inti, dari 3 item yang telah disusun semua sudah terlaksana. Pada kegiatan inti, dari 22 item yang disediakan sudah terlaksana 21 item dan 1 item yang belum terlaksana. Kemudian pada kegiatan akhir, dari 3 item yang disusun, semua sudah terlaksana dengan baik. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah terlaksana dengan cukup baik dan lebih baik dair siklus 1. Selain kegiatan guru, peneliti juga mengobservasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi telah disusun sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran talking stick. Hasil observasi kegiatan siswa dapat diamati pada tabel berikut ini:

Tabel 24

Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 2 Pertemuan 2

No

Waktu Pelaksanaan

Jumlah Item Keterangan

Terlaksana Tidak Terlaksana

1 Kegiatan Awal 3 3 -

2 Kegiatan Inti 18 17 1

3 Kegiatan Akhir 4 4 -

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa siswa telah melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik, hanya ada beberapa yang masih terlewat. Pada kegiatan awal, 3 item yang disediakan semua sudah terlaksana dengan baik. Pada kegiatan, dari 18 item yang disediakan sudah terlaksana 17 item dan belum terlaksana 1 item. Sedangkan pada kegiatan akhir, dari 4 item yang disediakan, dan semua terlaksana dengan baik. Adapun tabel keterlaksanaan aktivitas guru siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut :

(15)

Tabel 25

Keterlaksanaan Aktivitas Guru dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Talking Stick Siklus 2

Pertemuan Jumlah Sintaks Sintaks yang Terlaksana % Sintaks yang Tidak Terlaksana % 1 28 26 93 2 7 2 28 27 96 1 4

Sedangkan tabel keterlaksanaan aktivitas siswa siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 26

Keterlaksanaan Aktivitas Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Talking Stick Siklus 2

Pertemuan Jumlah Sintaks Sintaks yang Terlaksana % Sintaks yang Tidak Terlaksana % 1 25 23 92 2 8 2 25 24 96 1 4 4.1.2.3. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dari pertemuan 1, 2, dan 3 diadakan refleksi dan diskusi antara peneliti sebagai pengajar dan teman sejawat sebagai observer atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Pada siklus 2 semua sudah lebih baik dari siklus 1. Dari nilai hasil belajar pada siklus 2 mengalami peningkatan dari ketuntasan klasikal paada pra siklus 33.3%, kemudian meningkat pada siklus 1 menjadi 66.7% kemudian pada siklus 2 kembali mengalami peningkatan menjadi 94.4%, hambatan-hambatan sudah sangat diminimalisir dan berkurang karena sudah belajar dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick pada siklus 1 dan siswapun sudah tidak bingung dalam mengikuti pembelajaran. Terbukti dengan aktivitas guru yang naik pada siklus 1 pertemuan 1 dari 28 sintaks yang disediakan yang sudah terlaksana ada 28 sintaks dengan persentase 93% dan yang belum terlaksana 2 sintaks dengan persentase 7%. Sedangkan pada pertemuan 2 mengalami peningkatan smenjadi 27 sintaks yang terlaksana dengan persentase 96% dan 1 sintaks yang belum terlaksana dengan persentase 4%.

(16)

Kemudian aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Pada pertemuan 1 dari 25 sintaks yang disediakan sudah terlaksana 23 sintaks dengan persentase 92% dan 2 sintaks yang belum terlaksana dengan persentase 8%. Kemudian meningkat lagi pada pertemuan kedua dengan 24 sintaks terlaksana dengan persentase 96% dan 1 sintaks tidak terlaksana dengan persentae 4%.

4.2. Hasil Penelitian

Setelah melakukan pembelajaran pada siklus 1 dan 2 maka didapatkan hasil yang disajikan melalui deskripsi dan analisis data dengan uraian sebagai berikut :

4.2.1. Deskripsi Data 4.2.1.1. Data Siklus 1

Setelah melakukan pembelajaran pertemuan 1, 2 dan 3 pada siklus 1 dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick diperoleh skor hasil belajar pada pertemuan ke-3 siklus 1 yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 27

Presentase Perolehan Skor Hasil Belajar Siklus 1

NO INTERVAL F % 1 52-60 5 28 2 61-69 1 6 3 70-78 6 33 4 79-87 5 28 5 88-96 1 6 Total 18 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil belajar 18 siswa yang telah mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran talking stick pada siklus 1, terdapat 5 siswa yang mendapatkan rentang nilai di antara 52-60, 1 siswa yang mendapatkan nilai di antara rentang nilai 61-69, 6 siswa yang mendapatkan nilai di antara 70-78, 5 siswa yang mendapatkan nilai di antara rentang nilai 79-87 dan 1 siswa yang mendapatkan nilai di antara rentang 88-96.

(17)

4.2.1.2. Data Siklus 2

Sedangkan dari siklus 2 setelah melakukan evaluasi didapatkan skor nilai hasil belajar sebagai berikut :

Tabel 28

Persentase Peroleh Skor Hasil Belajar Siklus 2

NO INTERVAL F % 1 56-64 1 6 2 65-73 11 61 3 74-82 3 17 4 83-91 1 6 5 92-100 2 11 Total 18 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil belajar 18 siswa yang telah mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran talking stick pada siklus 2, 1 siswa yang mendapatkan rentang nilai di antara 56-64, 11 siswa yang mendapatkan nilai di antara rentang nilai 65-73, 3 siswa yang mendapatkan nilai di antara rentang nilai 74-82, 1 siswa yang mendapatkan nilai di antara rentang nilai 83-91 dan 2 siswa yang mendapatkan nilai di antara rentang 92-100.

4.2.2. Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui 2 tahap, yang pertama tahap analisis ketuntasan dan tahap yang ke dua adalah analisis komparatif.

4.2.2.1. Analisis Ketuntasan

Analisis ketuntasan belajar IPA siswa dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick diukur berdasarkan KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Hasil perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

(18)

Tabel 29

Kentuntasan Belajar Siklus 1

No Ketuntasan F % 1 Tuntas 12 66.7 2 Tidak Tuntas 6 33.3 Rata-rata 71.8 Nilai Maksimal 96 Nilai Minimal 52

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil evaluasi pembelajaran IPA siswa pada siklus 1. Siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 12 orang dengan persentase 66.7%. Siswa yang belum memenuhi KKM dinyatakan tidak tuntas ada sebanyak 6 orang dengan presentase 33.3%. Hasil belajar IPA siswa di atas disajikan ke dalam gambar dengan bentuk diagram lingkaran berikut ini :

Gambar Diagram 2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1

Analisis ketuntasan belajar IPA siklus 2 siswa dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick juga diukur berdasarkan KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Hasil perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA siswa siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tuntas Tidak Tuntas 66.7%

(19)

Tabel 30

Kentuntasan Belajar Siklus 2

No Ketuntasan F % 1 Tuntas 17 94.4 2 Tidak Tuntas 1 5.6 Rata-rata 76.2 Nilai Maksimal 100 Nilai Minimal 56

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil evaluasi pembelajaran IPA siswa pada siklus 2. Siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 17 orang dengan persentase 94.4%. Siswa yang belum memenuhi KKM dinyatakan tidak tuntas ada sebanyak 1 orang dengan persentase 5.6%. Hasil belajar IPA siswa siklus 2 di atas disajikan ke dalam gambar dengan bentuk diagram lingkaran berikut ini :

Gambar Diagram 3. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2

4.2.2.2.Analisis Komparatif

Hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N Kalicacing 02 belum maksimal. Interaksi antara guru dan siswa yang kurang membuat hasil belajar menjadi rendah. Sebelum dilaksanakan tindakan, terdapat 12 dari 18 siswa yang belum tuntas dari KKM yang telah ditentukan, yaitu 70. Setelah dilaksanakan tindakan

Tuntas Tidak Tuntas 94.4%

(20)

pada siklus 1, diketahui terdapat 6 dari 18 siswa yang belum tuntas. Sedangkan pada siklus 2 dilakukan perbaikan sehingga hanya tersisa 1 orang yang belum mencapai KKM.

Perbandingan ketuntasan hasil belajar siklus 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel 23 berikut :

Tabel 31

Perbandingan Kentuntasan Belajar Siswa

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

f % f % f % 1 Tuntas 6 33.3 12 66.7 17 99.4 2 Tidak Tuntas 12 66.7 6 33.3 1 5.6 Rata-rata 66.8 92 48 71.8 96 52 76.2 100 56 Nilai Maksimal Nilai Minimal

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SD N Kalicacing 02 Kecamatan Sidomukti. Sebelum dilakukan tindakan (pra tindakan) diketahui dari 18 siswa yang dinyatakan tuntas hanya 6 orang dengan persentase 33.3% sedangkan yang tidak lulus 12 siswa dengan persentase 66.7%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1 dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick, diketahui hasil belajar IPA kelas 5 meningkat, siswa yang tuntas sebanyak 12 orang dengan persentase 66.7% dan yang belum tuntas 33.3%. Nilai rata-rata pada juga meningkat. Jika pada pra siklus diketahui nilai rata-rata 66.8 sedangkan pada siklus 1 meningkat menjadi 71.8. Sedangkan hasil belajar IPA kelas 5 pada siklus 2 dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu 17 siswa yang tuntas dengan persentase 94.4% dan yang belum tentas hanya 1 siswa dengan persentase 5.6%. Rata-ratanya juga meningkat menjadi 76.2.

Dengan begitu hasil belajar IPA kelas 5 SD N Kalicacing 02 Salatiga Kecamatan Sidomukti dinyatakan telah meningkat mencapai 99.4%. Adapun hasil belajar IPA dengan metode pembelajaran talking stick dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini:

(21)

Gambar Grafik 4.Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

4.3. Pembahasan

Indikator keberhasilan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah 80% dari seluruh total siswa mencapai KKM yang telah ditentukan, yaitu 70. dengan mengikuti pembelajaran IPA dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick. Pada siklus 1, indikator kinerja yang diinginkan belum tercapai secara maksimal. Dari total siswa 18 orang, yang tuntas adalah 12 siswa atau dengan persentase 66.7% dan yang belum tuntas 6 orang dengan persentase 33.3% siswa. Namun hasil belajar pada siklus 1 sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan bila dibanding dengan presentase ketuntasan pada pra siklus. Jika pada pra siklus persentase ketuntasan siswa hanya 33.3%, maka pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 66.7%. berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N Kalicacing 02 Kecamatan Sidomukti Salatiga juga diikuti dengan peningkatan keaktifan siswa. Pada siklus 1 sudah nampak beberapa siswa bertanya dan mengeluarkan pendapat selama proses pembelajaran berlangsung. Walaupun masih ada beberapa siswa yang pasif dan tidak mau untuk bertanya maupun mengeluarkan pendapat mereka. Hal tersebut dikarenakan belum terbiasanya siswa untuk bertanya pada saat

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00%

(22)

pelajaran menggunakan metode pembelajaran talking stick. Hasil yang diperoleh baik itu lembar observasi kegiatan guru dan siswa pada saat menggunakan metode pembelajaran talking stick dan skor hasil evaluasi pada siklus 1 akan dipebaiki pada kegiatan di siklus 2.

Kemudian, dengan memperhatikan hasil refleksi yang diperoleh pada saat kegiatan siklus 1, dengan demikian maka akan direncanakan perrbaikan pada tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus 2 dengan meminimalisir kelemahan yang telah ada pada siklus 1. Setelah dilakukan tindakan pada siklus 2 diketahui terjadi peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan pada saat siklus 1. Jika pada siklus 1 ketuntasan siswa adalah 12 siswa dari total 18 siswa yang ada atau dengan persentase 66.7%, maka pada siklus 2 meningkat 27.7% menjadi 94.4 persen, atau 17 siswa yang tuntas, sedangkan 1 siswa belum memenuhi KKM yang telah ditetapkan, yaitu 70. Selain ketuntasan hasil belajar yang meningkat, keaktifan siswa juga meningkat. Hal tersebut dapat dilihat jika pada saat siklus 1 hanya beberapa siswa yang aktif bertanya, maka pada siklus 2 sebagian besar siswa sudah berani dan aktif bertanya. Selain itu, sebagian besar siswa juga aktif terlibat dalam pengerjaan LKS yang telah dibagikan oleh guru. Pada saat perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil LKS yang telah mereka kerjakan, semua siswa berebut ingin maju. Hal ini terjadi dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa mengikuti pembelajaran dengan metode talking stick.

Metode talking stick dapat membuat pembelajaran berhasil karena metode ini merupakan metode yang menarik, selain menarik metode ini juga menyenangkan. Karena pembelajaran dengan metode ini menggunakan tongkat atau stick dimana siswa yang mendapatkan tongkat akan menjawab pertanyaan dari guru. Tongkat bergulir dan berhenti sesuai arahan atau instruksi guru dengan tujuan sebagian besar siswa akan mendapatkan tongkat atau stick dan menjawab pertanyaan yang telah disediakan oleh guru. Dengan begitu semua siswa tanpa terkecuali harus bersiap dan belajar bersungguh-sungguh untuk dapat menjawab pertanyaan dari guru. Dari keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa sangat berantusias untuk mengikuti

(23)

pembelajaran dengan menggunakan metode talking stick. Hal tersebut terbukti karena setiap siklus mengalami peningakatan hasil ketuntasan yang signifikan.

Hasil penelitian ini mendukung pendapat Miftahul Huda bahwa pembelajaran talking stick adalah metode yang sangat menyenangkan karena Kegiatan ini diulang terus menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru. Sehingga semua siswa harus belajar bersungguh-sungguh karena mereka harus siap sewaktu-waktu apabila mereka mendapatkan tongkat dan harus menjawab pertanyaan dari guru. Hal tersebut juga membuat siswa berani menyampaikan pendapat mereka.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Cornelia Wita Maha Putri pada tahun 2014 dengan menerapkan metode talking stick untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa Kelas III SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Yang kedua penelitian ini juga menunjang penelitian dari Prima Hanida pada tahun 2014 dengan menerapkan metode talking stick untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N Tirtomoyo. Yang ketiga, penelitian ini juga mendukung dari penelitian yang dilakukan oleh Atik Lestari pada tahun 2011 dengan menerapkan talking stick dalam upaya meningkatkan pembelajaran IPA kelas 4 SD N Togowungu. Yang keempat, penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni Desya pada tahun 2013 dengan menerapkan metode talking stick untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 5 SD N 02 Sendangrejo. Yang terakhir, penelitian ini juga menunjang penelitian yang dilakukan oleh Feriyanto Rizal pada tahun 2013 dengan menerapkan penggunaan metode talking stick dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas 3 SD N Ledok 5 Salatiga.

Berdasarkan hasil pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode talking stick yang dilakukan peneliti dapat dikatakan berhasil. Terbukti dengan ketuntasan siswa yang naik secara signifikan pada setiap siklusnya. Selain itu keaktifan siswa juga meningkat, terbukti dari siklus 1 hanya beberapa siswa saja yang berani dan aktif

(24)

menyampaikan pendapat dan mengerjakaan LKS. Kemudian meningkat pada saat siklus 2 menjadi sebagian besar siswa berperan serta dalam pembelaran, baik menjawab pertanyaan guru maupun mengerjakan LKS. Keaktifan siswa yang tinggi menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga dapat membuat mereka termotivasi dan semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga hasil belajar meningkat.

Diharapkan dengan meningkatkan kualitas sekolah, guru dan siswa maka akan tercipta keselarasan dan peningkatan hasil belajar siswa, tidak pada aspek kognitif saja, namun juga pada aspek afektif dan psikomotor siswa.

Referensi

Dokumen terkait

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan diketahui bahwa perlakuan Perbedaan varietas kedelai berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2-5 MST, jumlah daun 2-3 MST,

Kestabilan komunitas ikan karang Famili Pomacentridae dalam kawasan terumbu karang Desa Poopoh Kecamatan Tombariri cukup tinggi dengan melihat nilai indeks

 Seluruh  jaringan  listrik  dan  jaringan  komunikasi  maupun 

PESTEL adalah singkatan untuk politik (political), ekonomi (economical), sosial budaya (sosiocultural), teknologi (technollogical), lingkungan hidup (environment), dan hukum

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh permainan konstruktif dan kecerdasan visual- spasial terhadap kemampuan matematika awal. Pendekatan yang digunakan

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT. Indomakmur Sawit Berjaya Rambah Hilir, kabupaten Rokan Hulu yang berjumlah 129 orang. Sedangkan untuk

Diketahuinya distribusi frekuensi kadar asam urat darah, riwayat keluarga, usia, asupan purin, asupan lemak jenuh, rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP) dan tingkat stres pada

Tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa tanggal 26 dan tanggal 27 2013 jam 09.30 WIB sampai jam 10.40 WIB, di SD Negeri Kalipancur 02 pada kelas 4 dan diikuti