1
DRAFT RINGKASAN LOKASI
NAMA LOKASI : Kompleks Hutan Sungai Putri NAMA MANAJER KAMPANYE : Ade Yuliani
LETAK
Wilayah Ekologi (Ecoregion) :
Negara : Indonesia
Kawasan : Asia Tenggara
Koordinat google earth : 1 15 00 S – 1 55 00 S dan 109 58 00 E – 110 25 00 E DESKRIPSI KAWASAN
Geologi : Tipe tanah meliputi organosol (pada kubah-kubah gambut), aluvial dan podsolik merah kuning (PMK)
Luas : 70.000 hektar (bentang alam)
Iklim : Tipe iklim A dengan curah hujan tahunan 3000 – 3500 mm/th dan rata-rata curah hujan harian 13,6 – 20,7 mm/hari.
Temperatur : -
Peta kawasan :
Kompleks Hutan Sungai Putri berada di Kabupaten Ketapang, di sebelah selatan Propinsi Kalimantan. Dari kota Ketapang (ibukota Kabupaten Ketapang), Sungai Putri berjarak + 40 Km. Secara administratif terletak di 3 kecamatan (Muara Pawan, Matan Hilir Utara dan Nanga Tayap)
2 dan berbatasan dengan 7 desa (Tempurukan, Ulak Medang, Tanjungpura, Sungai Putri, Kuala Tolak, Tanjung Baik Budi dan Sungai Kelik). Pintu masuk menuju Kompleks Hutan melalui desa Kuala Tolak.
Total populasi di 7 desa 15.638 jiwa dengan 4.043 KK.
Dari Pontianak (ibukota propinsi Kalimantan Barat), Kompleks Hutan Sungai Putri dapat ditempuh melalui jalur sebagai berikut:
Aksesibilitas
Jalur Alat Transportasi Waktu Tempuh Biaya (x 1.000) Pontianak - Ketapang Pesawat udara
Kapal cepat
30 menit 7 jam
Rp 550 Rp 150 Ketapang – Desa Kuala
Tolak
Mobil/ darat 45 menit Rp 300
(sewa) Rp 10 (angkutan umum) Desa Kuala Tolak –
Kompleks Hutan
Kapal kelotok 4 jam Rp 300
(sewa)
Peta lengkap yang memuat informasi letak bandar udara, fasilitas umum dll tidak tersedia. Sebagai informasi, bandar udara dan pelabuhan terletak di Kota Ketapang. Demikian juga dengan fasilitas penginapan. Fasilitas umum yang berada di dekat kawasan hanya sekolah, rumah ibadah, sarana olahraga dan puskesmas.
FAKTOR SOSIAL EKONOMI
Daftar hasil hutan yang diekstraksi dari kawasan
No Jenis Hasil Hutan
Penggunaan
Satuan Harga (Rp) Konsumsi
Sendiri
Dijual
1 Kayu (Cin – Dacrydium elatum, Mentibu – Dactylocladus
stenotachys, Perepat – Combretocar pusrotundatus,
Punak – Tetramerista glabra
Ket: beberapa jenis kayu dimanfaatkan sendiri untuk bahan membuat perahu, rumah dan alat rumah tangga
X X m3 400.000 ,-
2 Rotan X Kg 1.000,-
3 Kayu bakar X
4 Ikan X
3 Aset : Informasi mengenai aset belum tergali dengan lengkap di seluruh desa sehingga belum dapat disajikan dalam dokumen ini.
Pendapatan (income) : sda
KEANEKARAGAMAN HAYATI : Berdasarkan hasil survey biologi FFI – Kalimantan Programme (2008 Unpublished), Kompleks Hutan Sungai Putri merupakan habitat penting orangutan kedua terbesar di Kab. Ketapang, setelah Taman Nasional Gunung Palung (2500 individu). Populasi orangutan diperkirakan 668 individu, dengan rentang antara 500 – 900 individu dan diperkiraan kepadatannya 1,2 individu/ Km2. Kepadatan sarang yang ditemukan 489 sarang, berkisar antara 357 – 775 sarang.
Kompleks Hutan Sungai Putri juga memiliki kesamaan ragam jenis pohon pakan orangutan dengan Gunung Palung, yaitu 33 jenis pohon; 2 liana dan 1 jenis ficus.
Ditemukan 118 jenis burung di Sungai Putri, 4 diantaranya endemik (Spizaetus nanus, Prionochilus
xanthopygius, Lonchura fuscans dan Pityriasis gymnocephala). 24 diantaranya dilindungi oleh
regulasi di Indonesia (PP No 7/ 1999). Berdasarkan kategori CITES, terdapat 12 spesies Apendiks II dan 1 species Apendiks I (Dryocopos javensis). Sedang berdasarkan daftar merah IUCN, ada 2 spesies resiko rendah – near threatened (Anthracoceros albirostris dan Anthracoceros malayanus) dan 3 spesies kategori rentan (Spizaetus nanus, Leptotilos javanicus dan Setornis criniger).
Terdapat 12 jenis burung indikator habitat yaitu Anthracoceros albirostris (Bucerotidae),
Anthracoceros malayanus (Bucerotidae), Calorhamphus fuliginosus (Capitonidae), Megalaima australis (Capitonidae), Megalaima rafflesii (Capitonidae), Dendrocopus canicapillus (Picidae), Dryocopus javensis (Picidae), Hemicircus concretus (Picidae), Mulleripicus pulverulentus (Picidae), Picus miniaceus (Picidae), Sasia abnormis (Picidae) dan Harpactes duvaucelii (Trogonidae). Akan
tetapi, kepadatan jenis tersebut cukup rendah, rata-rata hanya ditemukan 1 individu. Ini mengindikasikan bahwa kompleks hutan ini merupakan habitat yang terdegradasi.
Sebanyak 17 jenis mamalia (selain orangutan) ditemukan di Sungai Putri, terdiri atas primata (Hylobatidae), beruang (Ursidae), babi hutan (Suidae), palm civet (Viverridae), rusa (Tragulidae),
moon rat (Muridae) and bajing (Sciuridae). 4 diantaranya dilindungi oleh regulasi di Indonesia (PP
No 7/ 1999) yaitu kelimpiau (Hylobates agilis), kelasi (Presbytis rubicunda), beruang madu
(Helarctos malayanus euryspilus) dan kancil (Tragulus javanicus). Kelimpiau, bekantan dan beruang madu terdaftar sebagai Apendiks I dalam CITES, sementara bajing raksasa dan macan dahan
masing-masing terdaftar sebagai Apendiks II dan III.
Sungai Putri juga merupakan habitat utama bagi anggrek alam (sekurangnya terdapat 25 jenis, salah satu yang terkenal adalah anggrek hitam (Coelogyne pandurata) dan sekurangnya5 jenis kantong semar (Nepenthes ampullaria, Nepenthes rafflesiana, Nepenthes bicalcarata, Nepenthes
gracilis and Nepenthes mirabilis) ditemukan di sini.
Keterangan: Informasi tda dikutip dari laporan survey biologi FFI – Kalimantan Programme (High Conservation Value Forest in Ketapang 2008 unpublished). Sebelumnya Yayasan SIMPUR (Kalbar)
pernah melakukan survey untuk mengetahui kedalaman gambut di Sungai Putri, namun hingga saat ini hasil survey tersebut belum dipublikasikan.
4 hutan rawa gambut. Namun di beberapa bagian kawasan juga ditemukan habitat hutan rawa air tawar (fresh water swamp forest) dan hutan dataran rendah (lowland forest). Kubah gambut di Sungai Putri mempunyai ketebalan lebih dari 11 meter. Ini
mengindikasikan pentingnya peranan Kompleks Hutan Sungai Putri sebagai penyimpan karbon. Sungai Putri memiliki kandungan karbon rata-rata 4172 ton/hektar (untuk daerah yang tutupan hutannya masih bagus mencapai 19.000 - 30.000 ton c/ha, yang sudah ada pembalakan 12.000 ton/ha, yang terbakar 2000an ton c/ha).
Status kompleks Hutan Sungai Putri berdasarkan SK Menhutbun 259/Kpts-II/2000 tentang kawasan hutan dan perairan adalah hutan produksi (HP) dan Hutan Produksi yang bisa dikonversi (HPK). Kawasan ini terancam rencana pengembangan perkebunan kepala sawit dan HTI. Ancaman sekunder di kawasan juga berasal dari praktek pemanfaatan kayu illegal dan perluasan areal pertanian.
Hasil investigasi illegal logging menunjukkan bahwa terdapat 316 kelompok pekerja kayu yang memanfaatkan kayu secara illegal di dalam kawasan Sungai Putri. 10 orang pekerja kayu dapat menebang di area seluas 1 hektar hanya dalam 4 hari. Jika ditambah dengan pengolahan kayu (4 hari) dan penyaradan kayu ke luar kawasan (6 hari) maka hanya dalam waktu 14 hari, 10 orang pekerja kayu dapat menghabiskan 1 hektar hutan (Kontak Borneo 2008 unpublished report). Berdasarkan asumsi tersebut, 316 kelompok pekerja kayu yang terdiri atas 10 orang dapat menghabiskan 632 hektar kayu per bulan. Dengan total 30.181 hektar hutan primer yang tersisa di Sungai Putri, maka kompleks hutan ini akan hilang dalam jangka waktu 4 tahun jika tidak dilakukan upaya-upaya pencegahan.
Daftar flora/ fauna endemik di Kompleks Hutan Sungai Putri
Daftar flora endemik
No Nama Lokal Nama Ilmiah
Pohon 1 Arthocarpus sp 2 Alangium sp 3 Kapul Baccaurea sp 4 Bluemeodendron sp 5 Bintangur Callophyllum sp 6 Kenari Canarium sp 7 Morian Castanopsis sp
8 Kayu Manis Cinnamoumun sp
9 Cyathocalix sp 10 Kembayo Dacryodes sp 11 Keranji Diallium sp 12 Sengkuang Dracontomelon sp 13 Kikir Drypetes sp 14 Lengkeng Dymocarpus sp
15 Kayu Malam Dyospiros sp
5
No Nama Lokal Nama Ilmiah
17 Kandis Garcinia sp 18 Gironniera sp 19 Rengas Glutha sp 20 Goniothalamus sp 21 Hydnocarpus sp 22 Empening Lithocarpus sp 23 Medang Litsea sp 24 Mahang Macaranga sp 25 Asam Mangifera sp
26 Keminting hutan Mezzetia sp
27 Rambutan Hutan Nephellium sp
28 Nyatoh Palaquium sp 29 Petai Parkia sp 30 Paratocarpus sp 31 Ryporusa sp 32 Punak Tetramerista sp 33 Bedaru/Menjalin Xanthophyllum sp 34 Mempasir Alseodaphne sp. 35 Aporusa sp.
36 Medang asam Aromadendron sp.
37 Putat Baringtonia sp.
38 Medang padi Beilschmeidia sp.
39 Mangun Bhesa paniculata
40 Borneodendron sp.
41 Terentang Buchanania sp.
42 Terentang Camnosperma sp.
43 Prepat Combretocarpus rotundatus
44 Mentibu Dactylocladus stenostachys
45 Simpur Dillenia sp.
46 Durian burung Durio sp.
47 Pansi' Elaeocarpus sp.
48 Ubah Eugenia segidium
49 Tembesuk Fragrae sp
50 Ramin Gonystylus bancanus
51 Gironierra sp
52 Merawan Hopea sp
6
No Nama Lokal Nama Ilmiah
54 Langsat Lansium sp.
55 Medang Litsea sp
56 Kayu Asam Mangifera sp
57 Jambu monyet Melastoma sp.
58 Memecylon sp.
59 Keminting hutan Mezzetia sp
60 Samak Myristica sp.
61 Simpon Nauclea sp.
62 Bengang Neesia sp.
63 Rambutan hutan Nephellium sp.
64 Gerobak Nothaphoebe sp
65 Hydnocarpus sp
66 Ketikal Ochanostachys amentaceae
67 Jungkang Palaquium leoicarpum
68 Nyatoh Palaquium sp. 69 Paratocarpus sp 70 Polyalthia sp 71 Menjalin/Bedaru Xanthophyllum sp 72 Meranti Shorea sp. 73 Stemonurus sp.
74 Laban Paya' Sterculia sp
75 Punak Tetramerista glabra
76 Guntang Xylopia sp
77 Tak teridentifikasi
Liana 1 Strychnos sp
2 Willughbea sp
Ficus 1 Tabat Barito Ficus deltoidea Nepenthes 1 Nepenthes ampullaria
2 Nepenthes bicalcarata
3 Nepenthes gracilis
4 Nepenthes mirabilis
5 Nepenthes rafflesiana
7 Daftar Aves
No Nama Ilmiah Famili
1 Aegithina tiphia Irenidae 2 Aegithina viridissima Irenidae 3 Aerodramus fuciphagus Apodidae 4 Aethopyga siparaja Nectariniidae 5 Alcedo meninting Alcedinidae 6 Anthracoceros albirostris Bucerotidae 7 Anthracoceros malayanus Bucerotidae 8 Anthreptes malacensis Nectariniidae 9 Anthreptes simplex Nectariniidae 10 Anthreptes singalensis Nectariniidae 11 Arachnothera crassirostris Nectariniidae 12 Arachnothera flavigaster Nectariniidae 13 Arachnothera longirostra Nectariniidae 14 Arachnothera robusta Nectariniidae 15 Ardea purpurea Ardeidae 16 Artamus leucorynchus Artamidae 17 Brachypteryx montana Turdidae 18 Cacomantis merulinus Cuculidae 19 Calorhamphus fuliginosus Capitonidae 20 Centropus bengalensis Cuculidae 21 Centropus sinensis Cuculidae 22 Ceyx rufidorsa Alcedinidae 23 Chloropsis sonnerati Irenidae 24 Collocalia esculenta Apodidae 25 Copsychus malabaricus Turdidae 26 Copsychus pyrropygus Turdidae 27 Copsychus saularis Turdidae 28 Corvus enca Corvidae 29 Cuculus micropterus Cuculidae 30 Cymbirhynchus
macrorhynchos Eurylaimidae 31 Cyornis banyumas Muscicapidae 32 Dendrocopus canicapillus Picidae 33 Dicaeum trigonostigma Dicaeidae 34 Dicaeum trochileum Dicaeidae 35 Dicrurus aeneus Dicruridae 36 Dicrurus hottentottus Dicruridae 37 Dicrurus paradiseus Dicruridae 38 Dryocopus javensis Picidae 39 Eumyias thalassina Muscicapidae 40 Eupetes macrocerus Orthonychidae 41 Eurostopodus temminckii Caprimulgidae 42 Eurylaimus ochromalus Eurylaimidae 43 Ficedula parva Muscicapidae 44 Gerygone sulphurea Acanthizidae 45 Gracula religiosa Sturnidae 46 Haliastur indus Accipitridae 47 Harpactes duvaucelii Trogonidae 48 Hemicircus concretus Picidae 49 Hemiprocne longipennis Hemiprocnidae 50 Hemipus hirundinaceus Campephagidae 51 Hirundo tahitica Hirundinidae 52 Hypothymis azurea Monarchidae 53 Hypsipetes criniger Pycnonotidae 54 Ictinaetus malayensis Accipitridae 55 Kenopia striata Timaliidae
8
No Nama Ilmiah Famili
56 Ketupa ketupu Strigidae 57 Lanius schach Laniidae 58 Leptoptilos javanicus Ciconiidae 59 Lonchura fuscans Estrildidae 60 Lonchura malacca Estrildidae 61 Macronous gularis Timaliidae 62 Macronous ptilosus Timaliidae 63 Malacopteron affine Timaliidae 64 Malacopteron albogulare Timaliidae 65 Malacopteron cinereum Timaliidae 66 Malacopteron magnirostre Timaliidae 67 Malacopteron magnum Timaliidae 68 Megalaima australis Capitonidae 69 Megalaima rafflesii Capitonidae 70 Merops viridis Meropidae 71 Microhierax fringillarius Falconidae 72 Mulleripicus pulverulentus Picidae 73 Nectarinia jugularis Nectariniidae 74 Nectarinia sperata Nectariniidae 75 Oriolus xanthonotus Oriolidae 76 Orthotomus ruficeps Sylviidae 77 Orthotomus sericeus Sylviidae 78 Otus sp. Strigidae 79 Pachycephala grisola Pachycephalidae 80 Passer montanus Ploceidae 81 Pellorneum capistratum Timaliidae 82 Pericrocotus igneus Campephagidae 83 Philentoma pyrhopterum Monarchidae 84 Picus miniaceus Picidae 85 Pityriasis gymnocephala Laniidae 86 Prinia flaviventris Sylviidae 87 Prionochilus maculatus Dicaeidae 88 Prionochilus percussus Dicaeidae 89 Prionochilus thoracicus Dicaeidae 90 Prionochilus xanthopygius Dicaeidae 91 Psittacula longicauda Psittacidae 92 Pycnonotus brunneus Pycnonotidae 93 Pycnonotus goiavier Pycnonotidae 94 Pycnonotus plumosus Pycnonotidae 95 Pycnonotus simplex Pycnonotidae 96 Rhaphidura leucopygialis Apodidae 97 Rhinortha chlorophaea Cuculidae 98 Rhipidura javanica Monarchidae 99 Rhopodytes diardi Cuculidae 100 Rhopodytes sumatranus Cuculidae 101 Sasia abnormis Picidae 102 Setornis criniger Pycnonotidae 103 Spilornis cheela Accipitridae 104 Spizaetus cirrhatus Accipitridae 105 Spizaetus nanus Accipitridae 106 Stachyris erythroptera Timaliidae 107 Stachyris maculata Timaliidae 108 Stachyris nigricollis Timaliidae 109 Streptopelia chinensis Columbidae 110 Surniculus lugubris Cuculidae 111 Tephrodornis gularis Campephagidae 112 Terpsiphone paradisi Monarchidae 113 Treron curvirostra Columbidae
9
No Nama Ilmiah Famili
114 Trichastoma malaccense Timaliidae 115 Trichastoma rostratum Timaliidae 116 Zanclostomus javanicus Cuculidae 117 Zosterops everetti Zosteropidae 118 Zosterops palpebrosus Zosteropidae
Daftar Mamalia Endemik
No Famili
Species Status
Nama Latin Nama Lokal IUCN CITES
PP no. 7/ 1999 1 Pongidae
Pongo pygmaeus
wurmbii Orangutan / Mayas Endangared App. I Dilindungi
2 Hylobatidae Hylobates agilis Kelimpiau App. I Dilindungi
3
Cercopithercidae
Nasalis larvatus Bekantan Endangared App. I Dilindungi
4 Presbytis rubicunda Kelasi Dilindungi
5 Presbytis cristata Lutung
6 Macaca fascicularis Monyet ekor panjang
7
Ursidae Helarctos malayanus euryspilus
Beruang App. I Dilindungi
8 Suidae Sus barbatus Babi hutan
9 Viverridae
Paradoxurus
hermaphroditus Musang App. III
10 Arctogalidia trivirgata Musang
11 Tragulidae Tragulus javanicus Pelanduk Dilindungi
12 Muridae Echinosorex gymnurus Kesedu 13
Sciuridae
Ratufa affinis Jelarang bilalang App. II 14 Sundasciurus lowii Bajing ekor pendek
15 Petaurillus emiliae Bajing terbang
16
Nannosciurus
melanotis Kelinsai 17 Exilisciurus exilis Bajing kerdil 18 Callosciurus notatus Bajing kelapa
19
Callosciurus prevostii
sangaus Bajing tiga-warna
Species Eksotik : tidak ada
Species Flagship : Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii)
KEPEMILIKAN LAHAN & ASPEK-ASPEK LEGALITAS LAINNYA
Instrumen legal terkait dengan kawasan Undang-Undang
1. UU no 1/1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 2. UU no 41/1999 tentang Kehutanan
3. UU no 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya 4. UU no 5/1964 tentang Ratifikasi Konvensi PBB mengenai Biodiversity
5. UU no 26/2007 tentang Penataan Ruang 6. UU no 18/2004 tentang Perkebunan
7. UU no 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
8. UU no 38/2007 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
10 Peraturan Pemerintah
1. PP no 28/1985 tentang Perlindungan Hutan
2. PP no 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa 3. PP no 8/1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan satwa Liar
4. PP no 34/2002 tentang Tata Hutan dan RPH Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
Kementrian
1. SK MenHut no 259/Kpts II/Th. 2001 tentang Kawasan Hutan dan Perairan 2. PerMenhut no P.53/Menhut-IV/2007 tentang Rencana Aksi Konservasi Orangutan
Indonesia 2007 - 2017
Peraturan Daerah
1. Perda no 4/2005 tentang Transparansi dan Informasi Publik
2. Perda no 5/2005 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Ketapang
Daftar tradisi dan budaya yang relevan dengan konservasi kawasan: Dari kegiatan PRA, FGD dan in-depth semi structure interview yang dilakukan di desa sekitar kawasan, belum tergali apakah ada budaya/ tradisi yang relevan dengan konservasi kawasan. Ketergantungan masyarakat terhadap kawasan diketahui cukup tinggi terutama untuk pemenuhan
kebutuhan kayu untuk bahan bangunan, membuat perahu, alat rumah tangga; bahan bakar dan pendapatan tunai. Namun belum diperoleh informasi mengenai kearifan lokal terkait pengelolaan sumber daya alam.
NILAI-NILAI KONSERVASI : Kompleks Hutan Sungai Putri mempunyai peranan penting sebagai reservoir air dan penyimpan karbon.
LAYANAN EKOLOGI :
1. Pengendali banjir 2. Pencegah intrusi air laut 3. Sumber air
4. Sumber protein (ikan dan satwa buruan seperti rusa dan babi) 5. Sumber tanaman obat
6. Pengendali iklim mikro 7. Penyimpan karbon 8. Atraksi ekowisata
9. Site pendidikan lingkungan dan penelitian
ANCAMAN :
▪ Hilangnya/ degradasi habitat (dipicu oleh manusia)---3
▪ Spesies asing penyerbu (berdampak langsung pada spesies)---1 ▪ Panen [berburu/mengumpulkan] ---3
▪ Kematian karena kecelakaan ---1 ▪ Penganiayaan ---1
▪ Pencemaran (polusi) (berdampak pada habitat dan/atau spesies) ---1 ▪ Bencana alam---1
11 ▪ Perubahan dalam dinamika spesies asli ---1
▪ Faktor-faktor intrinsik ---1 ▪ Gangguan oleh manusia ---3 ▪ Lain-lain --1
▪ Tidak diketahui –1 PENGELOLAAN
Daftar lembaga, departemen, dan kelompok-kelompok yang terlibat dalam pengelolaan lokasi atau yang mempengaruhi lokasi dan pengelolaannya melalui berbagai cara.
1. Pemda Kab. Ketapang: Bappeda, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Kantor Inbudpar
2. Pemda Prop. Kalbar: Bappedalda 3. BKSDA Kalbar
4. Pengusaha sawit dan HTI yang berlokasi di Sungai Putri Matriks stakeholder terlampir.
Rencana pengelolaan/ pengembangan lokasi: 3 konsesi perkebunan kelapa sawit dan 1 HTI. Informasi diperoleh dari Data Perkembangan Ijin Perkebunan Kab. Ketapang (Sumber: Dinas Perkebunan Kab. Ketapang 2008).
Stakeholder lokal: pemerintah desa (Kades dan BPD) di sekitar Kompleks Hutan Sungai Putri. Stakeholder lokal dapat berkontribusi melindungi kawasan dengan membuat regulasi lokal mengenai tata ruang desa.