Tersengat Listrik
•
Inspeksi K3.
•
Secara analisis biaya, pengendalian risiko ini (inspeksi) merupakan tugas
dari seorang
safety officer
PT WIKA. Berdasarkan interview di lapangan,
seorang
safety Officer
memerlukan waktu untuk inspeksi alat-alat listrik
adalah 1 jam (10 alat listrik, 1 alat listrik = 10 menit). Berikut adalah
rincian perhitungan biaya:
•
Gaji
safety Officer
/bulan = Rp 2.500.000 (Sumber:WIKA)
•
Gaji
safety Officer
/bulan = Rp 2.500.000 (Sumber:WIKA)
•
Gaji
safety officer
/hari = Rp 2.500.000/30 = Rp 83.333 = Rp 83.000
•
Biaya per jam = 1/8 x Rp 83.000 = Rp 10.375 = Rp 10.400
Asumsi
•
1 bulan = 30 hari
•
1 hari = 8 jam kerja.
Penerapan sistem
color coding
.
•
Color coding untuk alat elektrik, metode ini
bertujuan untuk pengendalian risiko tersengat
listrik. Inspeksi dan pemberian color tag/stiker
dilakukan 4 bulan sekali. Merah : januari
februari dan maret. Hijau : april, mei dan juni.
Biru : juli, agustus dan September. Kuning :
Biru : juli, agustus dan September. Kuning :
oktober, November dan desember. Alat-alat
listrik yang telah diinspeksi dan dinyatakan
aman digunakan akan dibei sticker/tag.
Pemasangan ELCB
•
Earth Leakage Circuit Braker
(ELCB) adalah
alat pendeteksi kebocoran arus listrik, alat ini
dipasang pada panel listrik. Jika ada kebocoran
listrik dan kontak dengan manusia, maka listrik
listrik dan kontak dengan manusia, maka listrik
akan secara otomatis diputus (semacam saklar
Pemasangan ELCB (Lanjutan)
Lokasi jumlah Panel Listrik Jumlah ELCB Ampere Harga (Rp) Total (Rp)
Lantai 1 4 16 100 260,000 4160000 Lantai 2 1 4 25 260,000 1040000 Lantai 3 1 4 25 260,000 1040000 Lantai 4 1 4 25 260,000 1040000 Lantai 5 1 4 25 260,000 1040000 Lantai 6 1 4 25 260,000 1040000
Tabel 4.16 jumlah panel listrik pada proyek pembangunan Apartemen Puncak Permai TOWER C Lantai 6 1 4 25 260,000 1040000 Lantai 7 1 4 25 260,000 1040000 Lantai 8 1 4 25 260,000 1040000 Lantai 9 1 4 25 260,000 1040000 Lantai 10 1 4 25 260,000 1040000 Lantai 11 1 4 25 260,000 1040000 Lantai 12 1 4 25 260,000 1040000
Longsornya galian
•
Inspeksi K3 harian
•
Secara analisis biaya, pengendalian risiko ini (inspeksi) merupakan tugas
dari seorang
safety officer
PT WIKA. Berdasarkan interview di lapangan,
seorang
safety Officer
memerlukan waktu untuk inspeksi galian adalah 1
jam. Berikut adalah rincian perhitungan biaya:
•
Gaji
safety Officer
/bulan = Rp 2.500.000 (Sumber:WIKA)
•
Gaji
safety Officer
/bulan = Rp 2.500.000 (Sumber:WIKA)
•
Gaji
safety officer
/hari = Rp 2.500.000/30 = Rp 83.333 = Rp 83.000
•
Biaya per jam = 1/8 x Rp 83.000 = Rp 10.375 = Rp 10.400
Asumsi
Gondola merosok jatuh.
•
Inspeksi K3 harian sebelum gondola digunakan
•
Secara analisis biaya, pengendalian risiko ini (inspeksi) merupakan tugas
dari seorang
safety officer
PT WIKA. Berdasarkan interview di lapangan,
seorang
safety Officer
memerlukan waktu untuk inspeksi gondola adalah
1 jam. Berikut adalah rincian perhitungan biaya:
•
Gaji
safety Officer
/bulan = Rp 2.500.000 (Sumber:WIKA)
•
Gaji
safety Officer
/bulan = Rp 2.500.000 (Sumber:WIKA)
•
Gaji
safety officer
/hari = Rp 2.500.000/30 = Rp 83.333 = Rp 83.000
•
Biaya per jam = 1/8 x Rp 83.000 = Rp 10.375 = Rp 10.400
Asumsi
Reward and Punishment
•
Reward
and
punishment
untuk memunculkan
kesadaran dalam diri para staf pekerja bahwa
aset paling penting dari perusahaan ialah
manusia pekerja itu sendiri (Heliaputra, 2007).
Mekanismenya adalah sebagai berikut:
Mekanismenya adalah sebagai berikut:
–
Untuk bukti otentik, safety officer
menggunakan
camera digital.
–
Pekerja yang tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri)
saat bekerja difoto, kemudian dikenakan punishment
berupa pemotongan gaji.
–
Pekerja yang selalu memakai APD saat bekerja akan
•
Dari perkalian probabilitas risiko dan dampak risiko maka diperoleh lima nilai
tertinggi dari total indeks risiko, yaitu:
–
Pada pekerjaan
lifting
material menggunakan tower crane terdapat risiko
material terjatuh/sebagian besar dari material yang diangkat dengan total
indeks risiko sebesar 13,95.
–
Pada pekerjaan
Steel fixing
,
formwork installation
,
concreting
, dan pekerjaan
ekternal wall
memiliki risiko terjatuh dari ketinggian dengan total indeks
KESIMPULAN
ekternal wall
memiliki risiko terjatuh dari ketinggian dengan total indeks
risiko sebesar 13,16
–
Pada pekerjaan installation
electrical pipe
, pasang pintu dan kusen kayu,
eksternal wall
, pasang keramik dan
finishing (grinding, chipping, cutting)
dengan total indeks risiko sebesar 12,76.
–
Pada pekerjaan
excavation
terdapat risiko longsornya galian dengan total
indeks risiko sebesar 12,47.
KESIMPULAN (LANJUTAN)
• Berdasarkan analisa yang dilakukan, diketahui root cause dari lima nilai tertinggi dari total indeks risiko adalah sebagai berikut:
– Material terjatuh/sebagian besar dari material yg diangkat pada kegiatan lifting material menggunakan tower cranedisebabkan oleh proses
pengepakan barang/material yang tidak tepat, sling dan shackle mengalami kerusakan.
– Risiko jatuh dari ketinggian pada pekerjaan steel fixing, formwork installation,
concretingdan eksternal wall disebabkan oleh pekerja tidak menggunakan APD safety harness saat bekerja di ketinggian, tidak menggunakan
scaffolding/tangga yang baik saat bekerja, tindakan tubuh yang tidak aman. support tidak kuat menahan beban penyebab untuk pekerjaan formwork
support tidak kuat menahan beban penyebab untuk pekerjaan formwork installation. Pada pekerjaaneksternal wall juga disebabkan oleh tidak adanya
railing yang baik pada gondola.
– Risiko tersengat listrik pada pekerjaan installation electrical pipe, pasang kusen dan pintu kayu, eksternal wall, pasang keramik dan finishing (grinding, chipping, cutting) disebabkan oleh pekerja tidak menggunakan peralatan yang standart/baik, tidak menggunakan kabel yang standart/baik, peralatan yang tidak aman (basah terkena air) dan lingkungan kerja yang tidak aman (basah terkena air).
– Risiko longsornya galian pada pekerjaan excavation disebabkan oleh tidak adanya sistem proteksi galian yang baik, bahan galian menumpuk terlalu tinggi atau terlalu dekat dengan tepi galian dan mengalirnya air ke galian.
– Risiko gondola merosok jatuh pada pekerjaan eksternal walldisebabkan oleh rusaknya sling, wire, wire roler dan gondola melebihi kapasitas maksimum.
KESIMPULAN (LANJUTAN)
• Berdasarkan analisa lapangan, brainstorming interview dan studi literatur, diperoleh alternatif pengendalian risiko yang dapat dilakukan, antara lain:
– Pada risiko material terjatuh/sebagian besar dari material yang diangkut pada kegiatan liftingmaterial menggunakan tower crane, diperoleh beberapa
pengendalian risiko, yang pertama adalah barang yang dikemas diispeksi terlebih dahulu untuk memastikan barnag/material aman, yang kedua adalah inspeksi K3 harian untuk slingdan shackle sebelum digunakan. Selanjutnya yang ketiga adalah pemasangan barrigation, traffic conedan rambu K3,
– Risiko jatuh dari ketinggian pada pekerjaan steel fixing, formwork installation,
concretingdan eksternal wall diperoleh beberapa pengendalian risiko, antara lain: mewajibkan pekerja menggunakan APD safety harness saat bekerja di ketinggian, pemberian tag/tanda untuk scaffolding yang layak digunakan dan scaffoldingyang tidak layak digunakan. Untuk pekerjaan eksternal wall pengendalian risikonya adalah mewajibkan pekerja menggunakan APD safety harness , pemasangan railingyang mewajibkan pekerja menggunakan APD safety harness , pemasangan railingyang baik sesuai dengan standart. Untuk pekerjaan formwork installationpengendalian risiko berupa re-engineering mengubah support yang dapat menahan beban
maksimum.
– Risiko tersengat listrik pada pekerjaan installation electrical pipe, pasang kusen dan pintu kayu, eksternal wall, pasang keramik dan finishing (grinding, chipping, cutting) pengendaliannya berupa inspeksi K3 sistem color coding pada alat elektrik dan
pemasangan alat ELCB pada panel listrik.
– Risiko longsornya galian pada pekerjaan ekscavation, pengendaliannya berupa penggunaan proteksi metode slope (kemiringan) atau trenching, training operator