• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI FEBRUARI 2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik No. 02/03/53/Th. XVII, 02 Maret 2015 1 dari 6 No. 02/03/53/Th. XVIII, 02 Maret 2015

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

F

EBRUARI

2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2015 SEBESAR 101,57

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di NTT pada Februari 2015 NTP di Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan dibanding Januari 2015 yaitu sebesar 0,68 persen. Hal ini disebabkan karena terjadinya kenaikan pada indeks harga hasil produksi pertanian sedangkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami penurunan. Ditinjau per subsektor dengan membandingkan NTP Februari 2015 dengan NTP Januari 2015 maka semua subsektor mengalami peningkatan kecuali subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan. Subsektor yang mengalami peningkatan adalah subsektor padi palawija sebesar 1,15 persen, subsektor hortikultura sebesar 1,75 persen, subsektor peternakan sebesar 0,96 persen dan subsektor

 Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Februari 2015 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2012 (2012=100). Penghitungan NTP ini mencakup 5 subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.

 Pada bulan Februari 2015, NTP Nusa Tenggara Timur sebesar 101,57 dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 105,36 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P), 100,42 untuk subsektor hortikultura (NTP-H), 93,97 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR), 105,25 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 104,51 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).

 Jika NTP Februari 2015 dibandingkan dengan NTP Januari 2015, terjadi peningkatan sebesar 0,68 persen.

 Di daerah perdesaan terjadi deflasi pada bulan Februari 2015 sebesar 0,25 persen. Sub kelompok transportasi dan komunikasi mengalami deflasi tertinggi disusul sub kelompok bahan makanan masing-masing sebesar 2,10 persen dan 0,38 persen.

(2)

Berita Resmi Statistik No. 02/03/53/Th. XVII, 02 Maret 2015 2 dari 6

perikanan sebesar 0,47 persen. Subsektor yang mengalami penurunan adalah subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,03 persen.

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks harga yang diterima petani dari ke lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Februari 2015, indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0, 45 persen dibandingkan Januari 2015 yaitu dari 116,92 menjadi 117,44

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar di pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Februari 2015 indeks harga yang dibayar petani dilaporkan mengalami penurunan dibandingkan Januari 2015 yaitu 115,89 menjadi 115,62 atau menurun sebesar 0,23 persen.

4. NTP Subsektor

a. Subsektor Padi & Palawija

NTP subsektor padi dan palawija di Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan sebesar 1,15 persen. Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani mengalami peningkatan dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani yang mengalami penurunan yaitu masing-masing naik sebesar 0,97 persen dan turun sebesar 0,18 persen. Naiknya indeks yang diterima petani lebih dipengaruhi oleh peningkatan subkelompok palawija sebesar 1,29 persen, sedangkan turunnya indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh penurunan pada indeks subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,25 persen.

b. Subsektor Hortikultura

NTP untuk subsektor hortikultura naik sebesar 1,75 persen. Hal ini karena indeks yang diterima petani naik sebesar 1,49 persen sedangkan indeks yang dibayar petani turun sebesar 0,26 persen. Peningkatan indeks diterima petani lebih dominan dipengaruhi oleh naiknya subkelompok tanaman buah-buahan sebesar 1,62 persen. Sementara penurunan yang terjadi pada indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh penurunan pada indeks subkelompok BPPBM sebesar 0,47 persen.

c. Subsektor Perkebunan Rakyat

NTP subsektor perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 1,03 persen. Hal ini karena terjadi penurunan indeks yang diterima petani sebesar 1,21 persen sedangkan indeks yang dibayar petani turun sebesar 0,18 persen. Pada indeks yang dibayar, indeks subkelompok konsumsi rumahtangga mengalami penurunan sebesar 0,17 persen sedangkan indeks subkelompok BPPBM turun sebesar 0,19 persen.

d. Subsektor Peternakan

NTP subsektor peternakan mengalami peningkatan sebesar 0,96 persen. Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani mengalami peningkatan sebesar 0,67 persen dan indeks yang dibayar petani

(3)

Berita Resmi Statistik No. 02/03/53/Th. XVII, 02 Maret 2015 3 dari 6

mengalami penurunan yaitu 0,29 persen. Peningkatan yang terjadi pada indeks terima dipengaruhi penurunan pada subkelompok ternak kecil sebesar 0,81 persen. Sementara, penurunan yang terjadi pada indeks bayar dominan dipengaruhi oleh penurunan indeks subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,34 persen.

Tabel 1.

Nilai Tukar Petani NTT Per Subsektor Januari 2015 – Februari 2015 (2012=100)

Subsektor Bulan Persentase Perubahan

Januari 2015 Februari 2015

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Padi-Palawija

a. Indeks yang Diterima 121,20 122,37 0,97

b. Indeks yang Dibayar 116,36 116,15 -0,18

c. Nilai Tukar Petani 104,16 105,36 1,15

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima 114,70 116,41 1,49

b. Indeks yang Dibayar 116,22 115,92 -0,26

c. Nilai Tukar Petani 98,69 100,42 1,75

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima 111,33 109,99 -1,21

b. Indeks yang Dibayar 117,25 117,04 -0,18

c. Nilai Tukar Petani 94,96 93,97 -1,03

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima 118,53 119,33 0,67

b. Indeks yang Dibayar 113,71 113,38 -0,29

c. Nilai Tukar Petani 104,24 105,25 0,96

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima 121,77 121,31 -0,38

b. Indeks yang Dibayar 117,06 116,75 0,33

c. Nilai Tukar Petani 104,02 104,51 0,47

5.1 Penangkapan Ikan

a. Indeks yang Diterima 123,94 123,14 -0,64

b. Indeks yang Dibayar 117,21 116,24 -0,83

c. Nilai Tukar Petani 105,74 105,94 0,19

5.2 Budidaya Perikanan

a. Indeks yang Diterima 116,36 116,75 0,33

b. Indeks yang Dibayar 116,69 115,70 0,85

c. Nilai Tukar Petani 99,72 100,91 1,19

Gabungan/Nusa Tenggara Timur

a. Indeks yang Diterima 116,92 117,44 0,45

b. Indeks yang Dibayar 115,89 115,62 -0,23

c. Nilai Tukar Petani 100,89 101,57 0,68

e. Subsektor Perikanan

NTP subsektor perikanan secara umum mengalami peningkatan sebesar 0,47 persen. Hal ini disebabkan turunnya indeks yang diterima petani sebesar 0,38 persen dan penurunan pada indeks yang dibayar petani sebesar 0,84 persen. Penurunan pada indeks terima didominasi oleh turunnya indeks terima subkelompok penangkapan sebesar 0,64 persen, sedangkan penurunan pada indeks bayar dipengaruhi terutama oleh penurunan pada subkelompok BPPBM sebesar 2,12 persen.

(4)

Berita Resmi Statistik No. 02/03/53/Th. XVII, 02 Maret 2015 4 dari 6

Subkelompok Penangkapan Ikan

NTP subkelompok penangkapan ikan mengalami penurunan sebesar 0,19 persen. Hal ini disebabkan turunnya indeks diterima petani sebesar 0,64 persen dan penurunan pada indeks yang dibayar petani sebesar 0,83 persen. Penurunan pada indeks terima didominasi oleh turunnya indeks terima subkelompok penangkapan ikan laut sebesar 0,64 persen, sedangkan penurunan pada indeks bayar dipengaruhi oleh subkelompok BPPBM sebesar 2,11 persen.

Subkelompok Budidaya Perikanan

NTP subkelompok budidaya perikanan mengalami peningkatan sebesar 1,19 persen. Hal ini disebabkan peningkatan pada indeks yang diterima petani sebesar 0,33 persen, sedangkan pada indeks yang dibayar petani terjadi penurunan yaitu sebesar 0,85 persen. Penurunan pada indeks terima didominasi oleh turunnya indeks terima subkelompok budidaya laut sebesar 0,49 persen, sedangkan penurunan pada indeks bayar dipengaruhi oleh subkelompok BPPBM sebesar 2,14 persen.

Tabel 2.

Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya Februari 2015

(2012=100)

Kelompok/Sub Kelompok Indeks Gabungan Subsektor Januari Persentase Perubahan 2015 Februari 2015

(1) (2) (3) (4)

1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI 116,92 117,44 0,45 2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI 115,89 115,62 -0,23 2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA 117,72 117,44 -0,25

2.1.1. Bahan Makanan 121,83 121,37 -0,38

2.1.2. Makanan Jadi 114,24 114,51 0,24

2.1.3. Perumahan 111,68 112,06 0,34

2.1.4. Sandang 118,57 118,89 0,27

2.1.5. Kesehatan 110,00 110,28 0,26

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 104,96 105,38 0,39

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 123,40 120,81 -2,10

2.2. BIAYA PRODUKSI & PENAMBAHAN BARANG MODAL 109,36 109,15 -0,19

2.2.1. Bibit 109,21 109,58 0,34

2.2.2.Obat-obatan dan Pupuk 107,58 107,34 -0,23

2.2.3. Sewa Lahan. Pajak dan Lainnya 105,90 105,86 -0,03

2.2.4. Transportasi 128,71 123,85 -3,77

2.2.5. Penambahan Barang Modal 107,90 108,09 0,18

2.2.6. Upah Buruh Tani 105,64 106,05 0,39

3. NILAI TUKAR PETANI 100,89 101,57 0,68

5. Inflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara umum di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Februari 2015 di daerah pedesaan mengalami deflasi sebesar 0,25 persen yang utamanya dipengaruhi oleh subkelompok transportasi dan komunikasi sebesar 2,10 persen. Selanjutnya bila ditinjau menurut subsektor tampak bahwa semua subsektor mengalami inflasi yaitu masing-masing sebesar 0,49 persen untuk subsektor padi palawija, 0,55 persen untuk

(5)

Berita Resmi Statistik No. 02/03/53/Th. XVII, 02 Maret 2015 5 dari 6

subsektor hortikultura, 0,62 persen untuk subsektor TPR, 0,33 persen untuk subsektor peternakan dan 0,43 persen untuk subsektor perikanan.

Tabel 3.

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Februari 2015 (2012=100)

Kelompok

Subsektor

NTT Padi palawija Hortikultura Perkebunan Tanaman

Rakyat Peternakan Perikanan

Umum/ KRT -0,25 -0,22 -0,17 -0,40 -0,22 -0,25 Bahan Makanan -0,35 -0,34 -0,39 0,28 -0,58 -0,38 Makanan Jadi 0,23 0,21 0,24 0,29 0,04 0,24 Perumahan 0,23 0,41 0,42 0,23 0,86 0,34 Sandang 0,22 0,22 0,43 0,32 -0,23 0,27 Kesehatan 0,25 0,17 0,27 0,20 0,17 0,26

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0,25 0,24 0,88 -2,51 0,06 0,39

Transportasi dan Komunikasi -2,03 -1,80 -1,92 -0,40 -3,02 -2,10

Pada bulan Februari 2015 terjadi deflasi pedesaan sebesar 0,25 persen, dimana deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 2,10 persen. Sedangkan pada bulan Januari 2015 terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,49 persen dengan inflasi tertinggi terjadi di kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 1,41 persen. inflasi year on year sebesar 6,23 Persen.

Tabel 4.

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Periode Februari 2014 – Februari 2015

(2012=100)

Bulan

Kelompok Bahan

Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi, & Olahraga

Transportasi

& Komunikasi Umum/KRT

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 2014 Februari 0,58 0,55 0,27 0,72 0,82 0,06 0,22 0,49 Maret -0,43 0,24 0,22 0,98 0,76 -0,03 0,33 -0,04 April 0,24 0,29 0,14 0,20 0,06 -0,03 0,37 0,22 Mei -0,71 -0,17 -0,15 0,26 0,35 0,66 -0,06 -0,33 Juni 1,25 0,65 0,42 0,47 -0,02 0,21 0,05 0,80 Juli 0,13 0,24 0,46 0,30 0,01 0,19 -0,01 0,18 Agustus 0,54 0,22 -0,06 0,41 0,30 0,32 0,05 0,34 September 0,09 0,22 0,30 -0,05 0,35 0,46 0,27 0,18 Oktober 0,53 0,39 0,47 0,18 0,09 -0,23 0,35 0,41 November 1,55 0,29 0,15 1,09 0,58 0,31 2,83 1,15 Desember 2,88 1,36 1,39 1,42 1,11 0,25 5,95 2,44 2015 Januari 1,41 0.05 0,19 0.88 0,58 -0,15 -3,07 0,49 Februari -0,38 0,24 0,34 0,27 0,26 0,39 -2,10 -0,25

(6)

Berita Resmi Statistik No. 02/03/53/Th. XVII, 02 Maret 2015 6 dari 6

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Informasi lebih lanjut hubungi:

Dr. Drs. Anggoro Dwitjahyono, M.Si Kepala BPS Nusa Tenggara Timur

Telp (0380) 826289, 821755

Referensi

Dokumen terkait

Indikator kinerja Renstra STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terdiri dari tujuh bidang yaitu : Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui

pelajaran Fiqih yaitu dari siswa yang telah tuntas pada siklus I naik dari. 72% menjadi

Foto rontgen toraks adalah pemeriksaan radiologi yang paling sering dilakukan. Untuk pemeriksaan rutin biasa dilakukan foto PA, dan bila perlu, dila perlu dapat

Dulu masyarakat tidak mengetahui cara mengelolah ikan-ikan yang ada di tambak tersebut, Jadi yang dilakukan oleh masyarakat adalah hanya menjual ikan-ikan tersebut pada waktu

Hal ini mengakibatkan keutamaan dan kemuliaan yang khusus dikarunia oleh Allah SWT untuk ahlul bait dan keturunannya tidak dapat disandang oleh anak cucu

Reliabilitas (reliability), yaitu sejauh mana perangkat lunak dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsikan dengan ketelitian yang diperlukan. 1) Bagaimana kinerja

Pada bagian lain penulis juga mencoba memusatkan perhatian pada tema PKB yang akan datang (2018) dengan mengambil contoh-contoh api atau Dewa Brahma pada

Dalam sistem Frequency Division Multiple Access (FDMA), frekuensi dibedakan menjadi beberapa kanal yang lebih sempit, tiap kanal pengguna akan mendapatkan kanal frekuensi yang