• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kriminalitas berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan. Kriminalitas merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan suatu tindakan yang dapat menyebabkan pihak tertentu dirugikan baik secara fisik maupun materi. Menurut hukum, kriminalitas adalah perbuatan manusia yang melanggar atau bertentangan dengan apa yang ditentukan dalam kaidah hukum, dan tidak memenuhi atau melawan perintah-perintah yang telah ditetapkan dalam kaidah hukum yang berlaku dalam masyarakat.

Kejahatan adalah suatu tindakan sengaja atau omissi. Dalam pengertian ini seseorang tidak dapat dihukum hanya karena pikirannya, melainkan harus ada suatu tindakan atau kealpaan dalam bertindak. Kegagalan untuk bertindak dapat juga merupakan kejahatan, jika terdapat suatu kewajiban hukum untuk bertindak dalam kasus tertentu. Di samping itu pula, harus ada niat jahat (Sue Titus Reid, 1979:5).

Kriminalitas merupakan suatu status dan bukan perilaku. Turk menekankan bahwa oleh karena sebagian besar orang yang mengerjakan perilaku yang secara hukum dirumuskan sebagai kejahatan, maka data kejahatan yang didasarkan pada penahanan atau penghukuman tidak berguna dalam menjelaskan siapa yang melakukan kejahatan, melainkan hanya siapa yang diberi cap atau label sebagai penjahat (Austin Turk, 1971:8).

Bentuk kriminalitas hanyalah sebagian dari sekian banyak ungkapan yang dapat dijumpai dalam media massa akhir-akhir ini. Berbagai bentuk kriminalitas yang terjadi di masyarakat luas selalu diberitakan media massa baik elektronik maupun cetak. Dalam kenyataan sekarang, kriminalitas yang disertai kekejian,

(2)

kekejaman dan tindak kriminal yang luar biasa bisa dilakukan siapa saja, baik dia seorang guru, pelajar, ibu rumah tangga, remaja, karyawan, kuli bangunan, tukang becak atau bahkan keluarga sendiri.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kepolisian Resor Kotamadya Binjai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 ternyata tingkat kriminalitas di kotamadya Binjai terjadi penurunan, yaitu pada tahun 2011 dengan jumlah kriminalitas sebanyak 1.171 kasus, tahun 2012 sebanyak 857 kasus, tahun 2013 sebanyak 738 kasus, dan tahun 2014 terjadi sebanyak 684 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa angka kriminalitas yang terjadi di kotamadya Binjai terjadi penurunan setiap tahunnya.

Berbanding terbalik dengan pertumbuhan jumlah penduduk kotamadya Binjai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 yang terjadi peningkatan setiap tahunnya. Badan Pusat Statistik Binjai mencatat, jumlah penduduk kotamadya Binjai pada tahun 2011 sebanyak 248.456 jiwa, tahun 2012 dengan jumlah penduduk 250.252 jiwa, tahun 2013 dengan jumlah 252.263 jiwa. Selain itu, angka persentase kemiskinan tahun 2011 sebesar 7,00%, tahun 2012 sebesar 6,72%, tahun 2013 sebesar 6,75%. Meskipun persentase kemiskinan pada tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2012, namun bila dilihat dari tingkat keseriusannya, jumlah tingkat kriminalitas tahun 2013 tidak lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2012.

Kejahatan atau kriminalitas di kotamadya Binjai sudah menjadi permasalahan sosial yang membuat sebagian besar warga yang tinggal atau menetap menjadi resah karena tingkat kriminalitas yang terus terjadi setiap tahunnya yang juga dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Sebagai contoh kejahatan yang terjadi di kotamadya Binjai, kejahatan yang banyak terjadi adalah kasus pencurian dengan kekerasan, pencurian kendaraan bermotor, penganiayaan, perjudian, perusakan, pembunuhan, penggelapan, penipuan dan pencabulan.

Dari keadaan di atas penulis mengadakan penelitian terhadap jumlah kriminalitas yang terjadi di Indonesia khususnya di kotamadya Binjai dipengaruhi

(3)

oleh banyak faktor tetapi penulis hanya akan mengambil beberapa faktor antara lain: Pencurian dengan kekerasan, Pencurian kendaraan bermotor, Penganiayaan, Perjudian, Perusakan, Pembunuhan, Penggelapan, Penipuan dan Pencabulan yang sering terjadi dalam masyarakat kotamadya Binjai berdasarkan catatan yang terdapat di Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor Kotamadya Binjai.

Variabel-variabel tersebut perlu direduksi untuk memperoleh beberapa faktor yang dapat menggambarkan keragaman variabel tersebut. Analisis statistik multivariat merupakan metode statistik yang memungkinkan untuk melakukan penelitian terhadap lebih dari dua variabel secara bersamaan. Dengan menggunakan teknik analisis ini maka dapat diketahui pengaruh beberapa variabel terhadap variabel-variabel lainnya dalam waktu yang bersamaan.

Salah satu jenis analisis multivariat adalah analisis faktor yaitu suatu analisis yang menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya dipergunakan untuk menemukan hubungan (interrelationship) antara sejumlah variabel yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga data tereduksi atau diringkas dari variabel banyak diubah menjadi variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. (Supranto, 2004).

Dari uraian di atas, maka penulis mengajukan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kriminalitas di Kotamadya Binjai Tahun 2011-2014”.

1.2 Perumusan Masalah

Karena tingkat kriminalitas di kotamadya Binjai sudah cukup tinggi dan membuat sebagian besar warga yang tinggal atau menetap menjadi resah, maka pokok yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kriminalitas di kotamadya Binjai.

2. Kontribusi apa yang dapat diberikan untuk mengurangi tingkat kriminalitas di kotamadya Binjai.

(4)

1.3 Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang dikaji lebih fokus dan menjadi lebih jelas maka permasalahan dibatasi oleh:

1. Penelitian hanya dibatasi pada 9 variabel dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kriminalitas menurut jenis tindak kriminalitas yang terdiri dari ( ) Pencurian dengan kekerasan, ( ) Pencurian kendaraan bermotor, ( ) Penganiayaan, ( ) Perjudian, ( ) Perusakan, ( ) Pembunuhan, ( ) Penggelapan, ( ) Penipuan dan ( ) Pencabulan.

2. Penelitian dilakukan berdasarkan data dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 yang diperoleh dari kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor Kotamadya Binjai.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan yang mempengaruhi tingkat kriminalitas, sehingga faktor tersebut dapat diantisipasi dan juga dikendalikan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Menambah wawasan dan memperkaya literatur dalam bidang statistika yang berhubungan dengan analisis faktor.

2. Menjadi bahan informasi dan masukan bagi pemerintah kotamadya Binjai dalam upaya memutuskan dan mengimplementasikan kebijakan dalam menanggulangi kriminalitas.

(5)

1.6 Tinjauan Pustaka

Menurut J. Supranto (2004), analisis faktor merupakan teknik statistika yang utamanya dipergunakan untuk mereduksi atau meringkas data dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnya dari 15 variabel yang lama diubah menjadi 4 atau 5 variabel yang baru yang disebut faktor dan masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli (original variable). Dalam analisis faktor tidak ada variabel dependen dan independen, proses analisis faktor sendiri mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antara sejumlah variabel yang saling dependen dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah awal. Analisis faktor digunakan di dalam situasi sebagai berikut:

a. Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari (underlying dimensions) atau faktor yang menjelaskan korelasi antara suatu set variabel. b. Mengenali dan mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak berkorelasi

(independent) yang lebih sedikit jumlahnya untuk menggantikan suatu set variabel asli yang saling berkorelasi di dalam analisis multivariat selanjutnya. c. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari suatu

set variabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan di dalam analisis multivariat selanjutnya.

Kalau variabel-variabel dibakukan (standardized), model analisis faktor bisa ditulis sebagai berikut:

(1.1)

keterangan:

= Variabel ke-i yang dibakukan (rata-ratanya nol, standar deviasinya satu).

= Koefisien regresi parsial yang dibakukan untuk variabel i pada common factor ke-j.

(6)

= Koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke-i pada faktor yang unik ke-i (unique factor).

= Faktor unik variabel ke-i. m = Banyaknya common factor. i = 1,2,3,...,n

j = 1,2,3,...,m

Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik dan juga tidak berkorelasi dengan common factor. Common factor sendiri bisa dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel-variabel yang terlihat/terobservasi (the observed variables) hasil penelitian lapangan.

(1.2)

keterangan:

i = 1,2,3,...,p

p = Jumlah variabel.

= Perkiraan faktor ke-i (didasarkan pada nilai variabel X dengan koefisiennya Wi).

= Timbangan/bobot atau koefisien nilai faktor ke-i. = Variabel ke yang sudah dibakukan (standardized).

(7)

1.7 Metodologi Penelitian

Adapun metodologi penelitian yang digunakan adalah: 1. Pengumpulan data sekunder

Penyusunan Tugas Akhir ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor Kotamadya Binjai. 2. Menentukan variabel penelitian yang mempengaruhi tingkat kriminalitas di

kotamadya Binjai. 3. Analisa Faktor

Secara garis besar tahapan dalam melakukan analisis faktor adalah: 1. Merumuskan masalah

2. Membentuk matriks korelasi 3. Ekstraksi faktor

4. Menentukan banyaknya faktor 5. Melakukan rotasi faktor 6. Interpretasi faktor

7. Menentukan ketepatan model (Model fit) 4. Membuat Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk

Dalam uji coba produk bahan ajar Akidah Akhlak (bahan ajar komik) ini, yang menjadi subjek uji coba adalah siswa-siswa kelas V MIN Model Palangka Raya yang

 Inflasi Kota Bengkulu bulan Juni 2017 terjadi pada semua kelompok pengeluaran, di mana kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami Inflasi

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan permainan sains dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak kelompok B TK Mojorejo 3

Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia (persentil 50). Tentu saja prinsip ini memiliki banyak kekurangan karena hanya bisa digunakan