• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTING SE-KABUPATEN GIANYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD PILOTING SE-KABUPATEN GIANYAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESULITAN-KESULITAN BELAJAR BAHASA INDONESIA

SISWA KELAS IV DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SD

PILOTING SE-KABUPATEN GIANYAR

Ni Putu Listya Dewi Lestari

1

, I Gede Meter

2

, I Gusti Agung Oka Negara

3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: listyadewilestari_niputu@yahoo.com

1

, igedemeter@gmail.com

2

,

Igustiagungokanegara@yahoo.co.id

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV dalam implementasi kurikulum 2013 di SD piloting se-Kabupaten Gianyar, (2) mengetahui faktor penyebab kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV dalam implementasi kurikulum 2013 di SD piloting se-Kabupaten Gianyar. Penelitian ini merupakan penelitian deskiptif dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas IV di SD piloting se-Kabupaten Gianyar yang berjumlah 458 orang. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil penelitian adalah metode kuesioner atau angket dan metode wawancara. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah terdapat 18% siswa kelas IV di 7 SD piloting se-Kabupaten Gianyar yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013. Kesulitan belajar bahasa Indonesia yang terdiri dari kesulitan membaca dan kesulitan menulis. Terdapat 22% siswa yang mengalami kesulitan keterampilan membaca di SD Piloting se-Kabupaten Gianyar dan 45% pada keterampilan menulis. Kesulitan keterampilan membaca terdiri dari beberapa aspek yaitu menceritakan kembali teks yang telah dibaca, menemukan informasi dalam teks melalui kegiatan membaca, menentukan gagasan utama teks, dan membuat kesimpulan dari teks yang telah dibaca. Kesulitan keterampilan menulis terdiri dari membuat kalimat menggunakan kosa kata baku, menulis hasil pengamatan dalam bentuk paragraF sederhana, menulis pengalaman dalam bentuk paragraf, membuat penjelasan dalam bentuk tulisan menggunakan kosa kata baku, menceritakan laporan dengan tulisan, dan menulis ringkasan cerita. Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa adalah motivasi dalam diri siswa, minat untuk belajar, serta perhatian dan bimbingan orang tua.

Kata kunci : kesulitan belajar bahasa Indonesia, kesulitan membaca dan menulis, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar

Abstract

This study is aimed to (1) know some difficulties in learning Bahasa Indonesia in 4th grade students on implementation curriculum 2013 toward piloting elementary school over Gianyar regency, (2) know factors that cause difficulties to learning Bahasa Indonesia in 4th grade students on implementation curriculum 2013 toward piloting elementary school over Gianyar regency. This study is descriptive research with 4th grade students as the subject of piloting elementary school over Gianyar regency which is consist of 458 students. The methods used to collect the result of data are questionnaire and interview method. The result of data was analysed by using qualitative descriptive analysis method. The result of this study was described as follow; there are 18% of 4th grade students in 7 piloting elementary school over Gianyar regency face some difficulties in learning Bahasa Indonesia on the

(2)

implementation of curriculum 2013. The difficulties are defined into two category skill, reading and writing skill. There are 22% of students who have difficulty in reading skills in 7 piloting elementary school over Gianyar regency and 45% in writing skills. The difficulty of reading skills consists of several aspects: recounted the text has been read, finding some information in a passage or text by using reading exercises, determining the main idea of the text, and make a conclusion on a passage or text. The difficulty of writing skills consists of making sentences by using basic vocabulary and correct grammar, writing observations in the form of a simple paragraph, make a recount text based on self-experience, making an explanation sentences by using basic vocabulary and correct grammar, tells the report with the inscription, and writing a summary from a text or passage. There are some factors that cause students’ difficulties on learning Bahasa Indonesia such as; lack of self-motivation, lack of interest, lack of parenting, lack of parent’s attention and lack of parent’s guidance. Keywords : the difficulties on learning Bahasa Indonesia, some difficulties on reading

and writing skills, factors that cause students’ difficulties.

PENDAHULUAN

Bagi sebagian besar orang terutama

bagi mereka yang kesehariannya

melakukan proses belajar mengajar baik itu di sekolah maupun di luar sekolah, kata pendidikan merupakan suatu yang tidak asing lagi. Karena pendidikan adalah hal penting yang harus didapatkan di dunia ini guna terwujudnya masa depan yang cerah bagi seseorang. Dalam UUR.I. No. 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal 1 (dalam Hamalik, 2012 : 2) terdapat suatu rumusan nasional tentang istilah “Pendidikan” adalah sebagai berikut : “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, dan/atau latihan bagi

peranannya di masa yang akan datang”. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar di mana individu itu berada” (Sagala 2012 : 3).

Pendidikan sangat erat kaitannya

dengan pembelajaran. Pembelajaran

adalah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram

dalam desain instruksional, untuk

membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber

belajar (Sagala, 2012). Proses

pembelajaran ini bertujuan untuk

menghasilkan peserta didik yang cerdas

dan dapat mempersiapkan diri

menghadapi perkembangan jaman.

Sehingga perlunya rancangan atau

rencana untuk mempersiapkan dan

melaksanakan pembelajaran sehingga

menjadi lebih efektif. Ilmu-ilmu dan nilai-nilai menjadi tersampaikan dengan baik ke peserta didik. Rancangan tersebut adalah kurikulum.

Hamalik (2012 : 18) menyatakan,

Kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai isi dan

bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan belajar

mengajar (Bab 1, Ps. 1 butir 9). Isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai

tujuan penyelenggaraan satuan

pendidikan yang bersangkutan, dalam

rangka upaya pencapaian tujuan

pendidikan nasional.

Di Indonesia telah dilak sanakan beberapa kurikulum. Kurikulum-kurikulum

tersebut selalu berusaha untuk

disempurnakan demi kepentingan

pendidikan di Indonesia. Muzamiroh

(2013) menyatakan kurikulum-kurikulum yang telah dilaksanakan di Indonesia adalah kurikulum periode penjajahan Belanda, kurikulum periode penjajahan Jepang, kurikulum pada masa peralihan Jepang ke sekutu, kurikulum pasca kemerdekaan, rencana pelajaran terurai 1952, kurikulum periode 1964, kurikulum periode 1968, kurikulum periode 1975, kurikulum periode 1984, kurikulum periode

(3)

1994, kurikulum periode 2004-2006

(Kurikulum Berbasis Kompetensi),

Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran

(KTSP), dan kurikulum saat ini yaitu Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 merupakan

kurikulum baru yang diterapkan di setiap sekolah pada tahun 2014. Dari KTSP ke

kurikulum 2013 terdapat beberapa

perubahan, salah satunya yaitu

pembelajaran dengan menggunakan

tematik integratif (tematik terpadu). Kurikulum 2013 bersifat tematik integratif atau terpadu artinya yaitu mata pelajaran

yang satu dikaitkan dengan mata

pelajaran yang lainnnya dalam proses pembelajaran. Mata pelajaran dalam kurikulum 2013 yaitu pendidikan agama, IPA, IPS, matematika, bahasa Indonesia, PPKn, seni budaya dan prakarya, dan

PJOK. Daryanto (2014) menyatakan

dalam pembelajaran beberapa

Kompetensi Dasar (KD) dan indikator dari kurikulum atau Kompetensi Inti (KI) dari

beberapa mata pelajaran tersebut

dikaitkan menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema. Dengan adanya kaitan tersebut maka peserta didik

memperoleh pengetahuan dan

keterampilan secara utuh sehingga

pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam kurikulum 2013. Sumardi (2000), hal ini disebabkan oleh peran bahasa Indonesia yang sangat strategis, yakni sebagai bahasa pengantar pendidikan dan bahasa nasional. Oleh karena itu mutu pengajaran bahasa Indonesia sangat kuat

berpengaruh atas mutu pendidikan

nasional dan kekentalan kesatuan dan persatuan bangsa.

Zuchdi dan Budiasih (1997)

menyatakan pembelajaran bahasa

Indonesia di sekolah terkandung 4

keterampilan berbahasa yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa. Keterampilan tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca dan menulis. 4 keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri. Keterampilan satu dengan keterampilan lainnya memiliki hubungan atau keterkaitan yang sangat

erat. Seperti hubungan antara

keterampilan menyimak dengan berbicara, menyimak dan membaca, berbicara dan menulis, serta membaca dan menulis. Karena adanya hubungan yang sangat erat ini, pembelajaran dalam satu jenis

keterampilan sering meningkatkan

keterampilan yang lain. Kompetensi Dasar

dalam kurikulum 2013 pada mata

pelajaran bahasa Indonesia mengandung

4 keterampilan tersebut. Setiap

pembelajaran di kelas siswa diarahkan

untuk melaksanakan pembelajaran

berdasarkan 4 keterampilan berbahasa tersebut.

Keempat berbahasa tersebut penting dikuasai oleh anak sekolah dasar. Karena

penguasaan keempat keterampilan

berbahasa tersebut berpengaruh terhadap suksesnya jenjang pendidikan selanjutnya.

Sekolah dasar merupakan jenjang

pendidikan pertama. Pada jenjang sekolah dasar penguasaan keterampilan dititik beratkan pada keterampilan berbahasa tulis yaitu keterampilan membaca dan menulis. Setiap siswa di sekolah dasar diwajibkan dapat menguasai keterampilan tersebut. “Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis, yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca, seseorang

akan dapat memperoleh informasi,

memperoleh ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru” (Zuchdi dan Budiasih 1997 : 49). “Kemampuan

atau keterampilan menulis adalah

kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis” (Abbas, 2000 : 125). Kedua keterampilan ini memiliki hubungan yang sangat erat. Penguasaan kedua keterampilan juga berpengaruh

terhadap penguasaan keterampilan

lainnya. Keterampilan membaca dan

menulis selalu terdapat dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Dan

tidak dapat dipisahkan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia.

Pembelajaran bahasa Indonesia di

sekolah dasar dalam implementasi

kurikulum 2013 diharapkan dapat

meningkatkan kedua keterampilan

berbahasa yaitu membaca dan menulis di

dalam diri siswa. Diterapkannya

(4)

pembelajaran bahasa Indonesia dengan

pembelajaran lainnya, dalam setiap

pembelajaran terdapat latihan-latihan

keterampilan berbahasa membaca dan

menulis siswa sehinga keterampilan

tersebut dapat meningkat dan nilai siswa tidak ada yang di bawah KKM yang ditentukan. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan dengan mencari data siswa dan wawancara guru, didapatkan kenyataan di lapangan tidak semua siswa

dapat melaksanakan pembelajaran

bahasa Indonesia dengan lancar dan memahami pembelajaran tersebut. Di lapangan masih terdapat beberapa siswa yang nilainya di bawah KKM atau rendah. Berdasarkan wawancara pada guru di SD Negeri 1 Ubud, dari 34 siswa dalam satu kelas yaitu kelas 4 masih ditemukan 7 siswa yang mengalami masalah atau hambatan-hambatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Mereka masih belum dapat menguasai keterampilan membaca dan menulis. Rendahnya hasil belajar

siswa disebabkan oleh beberapa

hambatan. Hambatan tersebut adalah

siswa masih sukar menerima

pembaharuan yang terdapat dalam

penerapan kurikulum 2013 yaitu

pembelajaran dengan menggunakan

tematik terpadu. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat dari muzamiroh. “Sejarah menunjukkan bahwa sekolah itu sangat sukar menerima pembaharuan. Ide yang baru tentang pendidikan memelurkan waktu sekitar 75 tahun sebelum di praktikkan secara umum di sekolah-sekolah” (Muzamiroh, 2013 : 86).

Selain perbaharuan kurikulum dari KTSP ke kurikulum 2013, rendahnya hasil belajar siswa juga disebabkan oleh faktor yang ada dalam diri siswa dan di luar diri siswa. Faktor yang ada dalam diri siswa meliputi faktor jasmaniah, psikologi, dan kelelahan. Sedangkan faktor di luar diri siswa meliputi faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat (Slameto, 2010).

Siswa yang mengalami hambatan-hambatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan mendapatkan hasil belajar yang rendah, dapat dikatakan bahwa

siswa tersebut mengalami kesulitan

belajar bahasa Indonesia.

Kesulitan-kesulitan ini muncul dalam setiap

kurikulum yang diterapkan di Indonesia dan dalam kurikulum 2013 kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia ini masih dapat ditemukan.

Mulyadi (2010 : 6) menyatakan, Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang

ditandai adanya hambatan-hambatan

tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan ini mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dan dapat bersifat sosiologis, psikologis, ataupun

fisiologis dalam keseluruhan proses

belajarnya.

Kesulitan belajar bahasa Indonesia dilihat dari sulitnya siswa menguasai 4 keterampilan bahasa Indonesia khusunya keterampilan membaca dan menulis.

Penguasaan kedua keterampilan ini

mempengaruhi keterampilan lainnya.

Keterampilan-keterampilan bahasa

Indonesia dalam pembelajaran dikaitkan dengan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan dalam kurikulum dan harus dicapai siswa. Tidak semua siswa di sekolah dapat menguasai keterampilan-keterampilan ini dan mencapai KD yang ditetapkan. Siswa ini dapat dikatakan

mengalami kesulitan-kesulitan belajar

bahasa Indonesia. Kesulitan-kesulitan

belajar tersebut berdampak buruk pada

mutu dan tujuan dari pendidikan.

Sehingga perlunya solusi untuk mengatasi

kesulitan-kesulitan belajar khususnya

dalam keterampilan membaca dan

menulis. Untuk mendapatkan solusi

tersebut, perlunya untuk mengetahui

tentang bagaimana kesulitan belajar

bahasa Indonesia khususnya pada

keterampilan membaca dan menulis yang

dialami siswa dalam implementasi

kurikulum 2013 di lapangan yaitu pada SD piloting se-Kabupaten Gianyar sehingga solusi yang didapat sesuai dengan kesulitan belajar bahasa Indonesia dan dapat mengatasi masalah-masalah yang dialami siswa.

Untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia yang dialami oleh siswa khususnya dalam

keterampilan membaca dan menulis

dengan diterapkannya kurikulum 2013 di

(5)

penelitian dengan judul “Analisis

Kesulitan-Kesulitan Belajar Bahasa

Indonesia Siswa Kelas IV dalam

Implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting se-Kabupaten Gianyar.”

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV dalam implementasi kurikulum 2013 di SD

piloting se-Kabupaten Gianyar dan

mengetahui faktor penyebab kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV dalam implementasi kurikulum 2013 di SD piloting se-Kabupaten Gianyar.

METODE

Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif. “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala,

fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara

sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah” (Zuriah, 2009 : 47).

Penelitian yang berjudul “Analisis

Kesulitan-kesulitan Belajar Bahasa

Indonesia Siswa Kelas IV dalam

Implementasi Kurikulum 2013 di SD

Piloting se-Kabupaten Gianyar”

merupakan penelitian desktiptif kualitatif. Penelitian ini berfokus pada kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia yang

dialami siswa dalam implementasi

kurikulum 2013. Penelitian ini

dilaksanakan dalam 5 tahapan yaitu : (1)

observasi awal, (2) penyusunan

instrumen, (3) pengumpulan data, (4) analisis data, dan (5) pelaporan hasil penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas IV di

SD piloting se-Kabupaten Gianyar.

Dengan jumlah siswa kelas IV pada SD piloting se-Kabupaten Gianyar yaitu 458 siswa.

Untuk penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. “Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2009 : 85). Jadi, sampel pada penelitian ini adalah semua siswa kelas IV di SD

piloting se-Kabupaten Gianyar yang

berjumlah 458 siswa. Sampel ini

digunakan untuk mengetahui semua data

siswa yang berhubungan dengan

kesulitan-kesulitan belajar bahasa

Indonesia siswa kelas IV dalam

implementasi kurikulum 2013 di SD piloting se-Kabupaten Gianyar pada tema 6 “Indahnya Negeriku”.

Lokasi dari penelitian ini adalah di SD piloting se-Kabupaten Gianyar. SD piloting merupakan sekolah dasar yang

masih menggunakan pembelajaran

dengan kurikulum 2013. SD ini terdiri dari SD Negeri 1 Gianyar, SD Negeri 2 Gianyar, SD Negeri 7 Gianyar, SD Negeri 2 Batubulan, SD Negeri 1 Ubud, SD Negeri 4 Sebatu, dan SD Negeri 2 Blahbatuh. Dan penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD.

Menurut S. Margono (dalam Zuriah, 2009 : 144), variabel didefinisikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai

(misalnya variabel model kerja,

keuntungan, biaya promosi, volume

penjualan, tingkat pendidikan manajer,

dan sebagainya). Adapun variabel

penelitian ini yaitu, kesulitan-kesulitan

belajar bahasa Indonesia dalam

implementasi kurikulum 2013.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) teknik wawancara

yaitusuatu proses interaksi dan

komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan. Dalam kegiatan wawancara terjadi hubungan antara dua orang atau lebih, di mana keduanya berprilaku sesuai dengan status dan peranan mereka

masing-masing (Zuriah, 2009).

Wawancara ini dilakukan pada guru-guru yang bersangkutan mengajar di kelas IV SD piloting se-Kabupaten Gianyar untuk mengetahui kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia dalam implementasi kurikulum 2013. Penyusunan pertanyaan pada wawancara ini berdasarkan pada

teori-teori kesulitan belajar bahasa

Indonesia, faktor-faktor yang

menyebabkan kesulitan tersebut dialami oleh siswa serta pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan membaca dan menulis dalam kurikulum 2013. 2) Teknik Kuisioner merupakan alat pengumpulan informasi dengan cara

menyampaikan sejumlah pertanyaan

(6)

oleh responden. Kuesioner dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang diri responden atau informasi tentang orang

lain (Zuriah, 2009). Kuesioner ini

disebarkan kepada siswa dengan tujuan untuk meneliti kesulitan-kesulitan belajar bahasa Indonesia yang dialami siswa dalam implementasi kurikulum 2013.

“Instrumen penelitian adalah alat yang sifatnya lebih teknis dan operasional untuk memperoleh data” (Suandi, dkk, 2013 : 13). Dalam penelitian ini, instrumen

yang digunakan adalah panduan

wawancara dan kuesioner. Panduan

wawacara merupakan pedoman untuk

melakukan wawancara oleh peneliti

kepada narasumber. Dan lembar

kuesioner digunakan sebagai bahan

dalam memperoleh data yang diisi

langsung oleh subjek penelitian.

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif. “Metode analisis deskriptif kualitatif ialah suatu cara analisi/pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk

kalimat/kata-kata, kategori-kategori

mengenai suatu objek (benda, gejala,

variabel tertentu) sehingga akhirnya

diperoleh kesimpulan umum” (Agung, 2014 : 110). Analisis ini dilakukan melalui

langkah-langkah sebagai berikut: 1)

Pengumpulan data yaitu pada tahap ini alat yang digunakan adalah kuisioner,

wawancara dan studi dokumen. 2)

Pengeditan data yaitu data lapangan yang ada dalam kuisioner perlu diedit, tujuan dilakukannya editing adalah untuk melihat lengkap tidaknya pengisian kuisioner, melihat logis tidaknya jawaban, dan melihat konsistensi antar pertanyaan. 3) Pengodean data yaitu pengodean data

yang digunakan adalah pengodean

terbuka yaitu pengodean sepenuhnya dilakukan selesai dari lapangan. 4) Analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Teknik analisis

data ini dilakukan dengan

mengelompokkan informasi-informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik, dan saran perbaikan yang terdapat pada angket dan hasil wawancara. Hasil analisis ini kemudian

digunakan untuk merevisi produk

pengembangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh selama

penelitian dilaksanakan yaitu berupa hasil kuesioner dan hasil wawancara.

Penyebaran kuesioner dilakukan di 7 SD Piloting Kabupaten Gianyar dengan pengambilan sampel seluruh siswa kelas IV SD. Dengan jumlah sampel yang digunakan yaitu 458 siswa. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan mengetahui kesulitan yang timbul pada indikator bahasa Indonesia pada tema yang ditentukan. Kesulitan belajar

bahasa Indonesia siswa yang

dikategorikan menjadi dua yaitu kesulitan pada keterampilan membaca dan menulis dapat diketahui melalui pemahaman siswa tentang pembelajaran bahasa Indonesia pada tema 6 dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini berdasarkan indikator tema 6 pada kurikulum 2013.

Hasil yang didapat adalah terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 1 Gianyar adalah 22 persen. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 2 Gianyar adalah 16 persen. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 7 Gianyar adalah 19 persen. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 1 Ubud adalah 15 persen. Siswa

yang mengalami kesulitan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 2 Blahbatuh adalah 22 persen. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 2 Batubulan adalah 21 persen. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD N 4 Sebatu adalah 16 persen. Secara keseluruhan siswa yang mengalami kesulitan pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 di 7 SD piloting se-kabupaten Gianyar yaitu sebanyak 18 persen.

Siswa yang mengalami kesulitan dalam keterampilan membaca bahasa

(7)

Indonesia di SD Negeri 1 Gianyar adalah 22 persen, di SD Negeri 2 Gianyar 29 persen, di SD Negeri 7 Gianyar 19 persen, di SD Negeri 1 Ubud 10 persen, di SD Negeri 2 Blahbatuh 22 persen, di SD Negeri 2 Batubulan 27 persen, di SD Negeri 4 Sebatu 22 persen. Secara

keseluruhan siswa yang mengalami

kesulitan keterampilan membaca bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 di 7 SD piloting se-kabupaten Gianyar yaitu 22 persen. Siswa yang mengalami kesulitan

dalam keterampilan menulis bahasa

Indonesia di SD Negeri 1 Ubud adalah 35 persen, di SD Negeri 2 Blahbatuh 66 persen, di SD Negeri 2 Batubulan 41 persen, dan di SD Negeri 4 Sebatu 53 persen. Secara keseluruhan siswa yang mengalami kesulitan keterampilan menulis bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 di 7 SD piloting se-kabupaten Gianyar yaitu 45 persen.

Angket atau kuesioner juga

digunakan untuk mengetahui persentase kesulitan indikator pembelajaran bahasa Indonesia pada tema 6.

Menurut siswa di SD Piloting se-Kabupaten Gianyar indikator membuat kesimpulan dari teks yang telah dibaca

dengan persentase 57 persen.

Menceritakan kembali teks yang telah dibaca dengan persentase sebanyak 53 persen. Indikator menentukan gagasan utama teks dengan persentase yang dimiliki 40 persen. Menemukan informasi dalam teks melalui kegiatan membaca dengan persentase 33 persen.

Menurut siswa di SD Piloting

se-Kabupaten Gianyar indikator yang

memiliki tingkat kesulitan paling tinggi adalah Membuat penjelasan dalam bentuk tulisan menggunakan kosa kata baku dengan persentase 69 persen. Menulis hasil pengamatan dalam bentuk paragraf sederhana dengan persentase sebanyak

66 persen. Membuat kalimat

menggunakan kosa kata baku dengan persentase yang dimiliki 60 persen. Menceritakan laporan dengan tulisan dengan persentase 55 persen. Menuliskan

pengalaman dalam bentuk paragraf

dengan persentase 47 persen. Menulis ringkasan cerita dengan persentase 30 persen.

Selain mengumpulkan data dengan angket atau kuesioner, pengumpulan data

juga dilakukan dengan wawancara.

Wawancara ditujukan untuk guru wali kelas 4 dan dilaksanakan di 7 SD piloting se-kabupaten Gianyar. Wawancara ini hanya dilakukan dengan perwakilan guru kelas IV di masing-masing sekolah. Maka data yang dapat dikumpulkan adalah sebagai berikut: 1) Wawancara di SD N 1 Gianyar. Adapun data yang diperoleh

yaitu: bahasa Indonesia merupakan

pembelajaran yang selalu muncul di setiap pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013. Pada pembelajaran ini siswa lebih banyak dituntut untuk membuat laporan, menemukan sendiri, dan lebih mampu untuk memilah pelajaran satu dengan

lainnya. Pada pembelajaran bahasa

Indonesia di dalam kurikulum 2013, khususnya pada keterampilan membaca dan menulis anak dapat meninngkat.

Karena setiap anak dituntut untuk

menemukan sendiri atau lebih aktif dalam pembelajaran. Tetapi di SD N 1 Gianyar masih terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara umum. Siswa yang mengalami kesulitan mencapai 6 orang dalam satu kelas. Untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa khususnya dalam hal membaca dan menulis, guru

kelas mengupayakan berbagai cara

seperti dengan lebih sering melakukan latihan membaca dan menulis saat pembelajaran berlangsung. Upaya yang dilakukan guru tersebut telah berhasil dan mampu meningkatkan kemampuan siswa. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, para siswa sudah diarahkan untuk lebih rajin melatih diri dalam membaca dan menulis pada bahasa Indonesia di perpustakaan. Tetapi hambatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia masih ada karena faktor dari dalam diri anak, faktor orang tua dan sarana serta prasarana di sekolah yang kurang. 2) Wawancara di SD N 2 Gianyar.

Adapun data yang diperoleh yaitu:

Kurikulum 2013 merupakan hal yang baru bagi siswa, siswa sempat mengalami

kesulitan dalam pembelajaran.

Selanjutnya siswa diberikan arahan dan latihan-latihan dalam kelompok sehingga

(8)

pembelajaran dalam kurikulum 2013. Kesulitan dalam kurikulum 2013 juga timbul karena siswa masih bingung dengan pembelajaran tematik. Upaya yang dilakukan guru adalah menetapkan susunan jadwal seperti KTSP tetapi pembelajaran di dalam kelas mencakup semua muatan materi, selain guru juga mengharuskan siswa untuk belajar di perpustakaan dengan cara membuat jadwal siswa mengunjungi perpustakaan. Selain kesulitan umum yang dialami oleh

siswa karena adanya perubahan

kurikulum, menurut guru kelas IV di SD tersebut, dalam indikator membaca dan menulis semua siswa sudah mampu melaksanakannya. Artinya tidak ada siswa

yang berkesulitan dalam indikator

membaca dan menulis. Kesulitan hanya pada penyampaian siswa secara lisan yang masih kurang dan tulisan siswa yang masih kurang bagus. Di SD N 2 Gianyar

tidak terdapat hambatan yang

mempengaruhi proses pembelajaran

bahasa Indonesia di kelas IV. Hal ini juga dikarenakan sarana dan prasarana di SD

tersebut sangat mendukung proses

pembelajaran. Dan dengan adanya

kurikulum 2013 keterampilan membaca

dan menulis siswa dalam bahasa

Indonesia dapat meningkat. 3)

Wawancara di SD N 7 Gianyar. Adapun

data yang diperoleh yaitu: bahasa

Indonesia merupakan pembelajaran yang bertujuan agar siswa dapat berkomunikasi secara baik dengan guru, siswa lainnya, maupun masyarakat sekitar. Menurut guru kelas IV di SD N 7 Gianyar, sebagian besar siswa tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kurikulum 2013. Kesulitan hanya dialami oleh anak yang memang kurang dalam semua pembelajaran. Dari beberapa siswa di SD N 2 Gianyar 75% siswa tidak mengalami kesulitan dan 25% yang mengalami kesulitan. Seperti yang telah diberitahukan sebelumnya, 25% tersebut adalah siswa yang memang kurang dalam pembelajaran. Artinya kesulitan bahasa Indonesia tersebut ada karena faktor dalam diri siswa. Di SD N 2 Gianyar tidak terdapat hambatan yang mempengaruhi pembelajaran bahasa Indonesia dalam

kurikulum 2013. Serta sarana dan

prasarana di sekolah tersebut sangat

mendukung pembelajaran bahasa

Indonesia terutama dengan adanya

perpustakaan yang menjadi tempat latihan membaca dan menulis di luar kelas atau jam pembelajaran. 4) Wawancara di SD N 1 Ubud. Adapun data yang diperoleh yaitu: menurut guru wali kelas IV di SD N 1 Ubud, tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 adalah supaya siswa juga mampu menguasai pembelajaran lainnya. Tidak terdapat

perbedaan pembelajaran bahasa

Indonesia pada kurikulum sebelumnya dengan kurikulum 2013. Menurut guru di

sekolah tersebut, dengan adanya

kurikulum 2013 keterampilan bahasa

Indonesia siswa khususnya pada

membaca dan menulis tidak mengalami peningkatan atau sama seperti kurikulum sebelumnya. Di sekolah tersebut secara umum pada kelas IV terdapat beberapa orang yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan secara umum 4 siswa yang mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan siswa masih tidak mau menemukan sendiri atau kurang aktif seperti pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum 2013. Hanya

siswa yang berpretasi yang dapat

melaksanakan indikator-indikator tersebut. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, para siswa diberikan motivasi agar siswa lebih semangat dalam pembelajaran. Tetapi upaya tersebut tidak berhasil dan siswa masih banyak yang kurang aktif. Untuk sarana dan prasarana di SD N 1 Ubud tidak menjadi faktor penyebab kesulitan karena sudah lengkap dan mendukung

pembelajaran. Serta tidak terdapat

hambatan yang mempengaruhi

pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013. 5) Wawancara di SD N 2 Blahbatuh. Adapun data yang diperoleh yaitu: bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 tidak terdapat perbedaan dengan kurikulum sebelumnya. Menurut guru

kelas IV di SD N 2 Blahbatuh

pembelajaran bahasa Indonesia

khususnya pada keterampilan membaca dan menulis tidak terdapat kesulitan. Hal tersebut karena siswa sudah sering diberikan latihan-latihan seperti membuat pertanyaan yang sesuai dengan isi

(9)

bacaan selanjutnya meminta teman lain untuk menjawab. Semua indikator juga mampu dilaksanakan oleh siswa. Hanya saja yang menjadi hambatan dalam pembelajaran siswa yaitu kata-kata dalam bahasa Indonesia yang sulit dimengerti oleh siswa. Dan upaya yang dilakukan oleh guru adalah memberikan siswa tugas untuk mencari kata sulit tersebut di dalam kamus bahasa Indonesia, internet maupun bertanya kepada orang lain. Sarana dan prasarana di SD N 2 Gianyar sudah

lengkap dan mendukung proses

pembelajaran bahasa Indonesia.

Sehingga proses pembelajaran berjalan lancar. 6) Wawancara di SD N 4 Sebatu.

Adapun data yang diperoleh yaitu:

pembalajaran bahasa Indonesia di

sekolah dasar memiliki tujuan agar siswa

mampu berkomunikasi dengan baik.

Siswa harus mampu menguasai

keterampilan bahasa Indonesia terutama

membaca dan menulis. Dalam

pembelajaran bahasa Indonesia kegiatan

membaca dan menulis yang lebih

ditekankan. Dalam kurikulum 2013 yang diterapkan di SD N 4 Sebatu, keterampilan membaca dan menulis siswa dapat

meningkat. Karena keterampilan

membaca dan menulis selalu muncul di setiap pembelajaran. Sehingga siswa

selalu mendapatkan latihan-latihan

keterampilan membaca dan menulis. Tetapi di sekolah tersebut masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Secara umum siswa yang mengalami kesulitan berjumlah 6 orang. Siswa tersebut kurang dalam membaca dan menulis. Untuk mengatasi hal tersebut guru melakukan

beberapa upaya seperti memberi

kesempatan kepada yang sulit dalam membaca dengan selalu menunjuk siswa tersebut jika ada kegiatan membaca saat pembelajaran berlangsung. Dan untuk siswa yang berkesulitan di menulis, guru

memberikan arahan dan bimbingan.

Upaya-upaya yang dilakukan dapat

meningkatkan keterampilan siswa atau upaya tersebut telah berhasil. Di SD N 4 Sebatu tidak terdapat hambatan yang

mempengaruhi pembelajaran bahasa

Indonesia termasuk kurikulum 2013 juga tidak mempengaruhi pembelajaran. Serta

sarana dan prasarana di sekolah tersebut sudah mendukung proses pembelajaran. 7) Wawancara di SD N 2 Batubulan.

Adapun data yang diperoleh yaitu:

pembalajaran bahasa Indonesia

merupakan pembelajaran yang selalu

muncul dalam setiap pembelajaran

tematik yang dilakukan di kelas. Bahasa Indonesia memiliki tujuan agar siswa berinteraksi dengan baik di lingkungannya. Dalam kurikulum 2013 yang diterapkan di SD N 2 Batubulan, keterampilan membaca dan menulis siswa dapat meningkat. Tetapi di sekolah tersebut masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Siswa tersebut kurang dalam membaca dan menulis. Untuk mengatasi hal tersebut guru melakukan beberapa upaya seperti selalu memberikan latihan-latihan kepada

siswa tersebut. Upaya-upaya yang

dilakukan dapat meningkatkan

keterampilan siswa atau upaya tersebut telah berhasil. Di SD N 2 Batubulan tidak terdapat hambatan yang mempengaruhi pembelajaran bahasa Indonesia termasuk kurikulum 2013 juga tidak mempengaruhi

pembelajaran. Serta sarana dan

prasarana di sekolah tersebut sudah mendukung proses pembelajaran.

Dari hasil penelitian yang telah didapat, menunjukkan bahwa terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013. Kesulitan tersebut meliputi kesulitan membaca dan menulis.

Terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara umumnya di 7 SD piloting se-kabupaten Gianyar. Jumlah siswa yang berkesulitan yaitu: sebanyak

22 persen siswa yang mengalami

kesulitan di SD N 1 Gianyar. Sebanyak 16 persen siswa yang mengalami kesulitan di SD N 2 Gianyar. Terdapat 19 persen siswa yang mengalami kesulitan pada pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 7 Gianyar. Di SD N 1 Ubud sebanyak 15 persen siswa yang mengalami kesulitan. Di SD N 2 Blahbatuh sebanyak 22 persen siswa yang mengalami kesulitan. Di SD N 2 Batubulan terdapat 21 persen siswa yang mengalami kesulitan dan di SD 4 Sebatu terdapat 16 persen siswa yang

(10)

mengalami kesulitan di pembelajaran bahasa Indonesia. Secara keseluruh di semua SD piloting se-kabupaten Gianyar siswa yang mengalami kesulitan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di

kurikulum 2013 sebanyak 18 persen. Hal ini didukung oleh teori Burton yaitu seorang murid dapat diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu dalam batas-batas waktu tertentu (Makmun, 2005).

Kesulitan-kesulitan tersebut

dikarenakan siswa masih belum mampu

menguasai beberapa aspek dalam

membaca dan menulis pada pembelajaran bahasa Indonesia di kurikulum 2013.

Tingkat kesulitan pada aspek-aspek tersebut yaitu sebagai berikut : Pada aspek membaca, rata-rata siswa di SD

piloting se-kabupaten Gianyar

menganggap aspek membuat kesimpulan dari teks yang telah dibaca memiliki tingkat kesulitan yang paling tinggi dengan persentase yaitu 57 persen. Di urutan kedua yaitu aspek menceritakan kembali teks yang telah dibaca dengan persentase 53 persen. Ketiga yaitu menentukan gagasan utama teks dengan persentase 40 persen. Dan aspek yang memiliki tingkat kesulitan paling rendah adalah menemukan informasi dalam teks melalui kegiatan membaca dengan persentase 33 persen.

Pada aspek menulis, rata-rata siswa di SD Piloting se-kabupaten Gianyar menganggap aspek membuat penjelasan dalam bentuk tulisan menggunakan kosa kata baku memiliki tingkat kesulitan paling tinggi dengan persentase 69 persen.

Urutan kedua yaitu menulis hasil

pengamatan dalam bentuk paragraf

sederhana dengan persentase 66 persen. Urutan ketiga merupakan aspek membuat kalimat menggunakan kosa kata baku dengan persentase 60 persen. Keempat yaitu menceritakan laporan dengan tulisan dengan persentase 55 persen. Kelima yaitu menuliskan pengalaman dalam bentuk paragraf dengan persentase 47 persen. Dan aspek yang menurut siswa tingkat kesulitannya paling rendah adalah

menulis ringkasan cerita dengan

persentase 30 persen.

Kesulitan dalam membaca dan

menulis yang dialami oleh siswa

dikarenakan faktor dalam diri siswa dan

lingkungan di luar sekolah siswa.

Kesulitan belajar membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia masih dialami beberapa siswa karena siswa masih malas untuk aktif dalam pembelajaran dan kurangnya motivasi dalam diri siswa itu sendiri untuk belajar. Selain itu faktor yang paling mempengaruhi adalah kurangnya

bimbingan di luar sekolah seperti

bimbingan dari orang tua. Menurut guru-guru di SD piloting se-kabupaten Gianyar, banyak orang tua yang jarang memiliki waktu untuk membimbing anak mereka dalam belajar karena mereka sibuk untuk

bekerja. Perubahan kurikulum juga

mempengaruhi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa di beberapa sekolah. Hal ini disebabkan karena siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh

sekolah untuk mengatasi

kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa seperti penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran sudah lengkap salah satunya adalah perpustakaan yang

sangat mendukung meningkatnya

keterampilan membaca dan menulis siswa bahkan beberapa sekolah telah mengatur jadwal tetap siswanya untuk mengunjungi

perpustakaan, guru kelas selalu

memberikan latihan-latihan kepada siswa yang kurang maupun yang sudah mampu, membentuk kelompok belajar yang terdiri dari anak yang berkesulitan dan anak

yang berprestasi di kelas, selalu

memberikan motivasi kepada siswa, dan memberikan arahan tentang pembelajaran pada kurikulum 2013.

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat 18 persen siswa kelas IV di 7 SD piloting se-kabupaten Gianyar yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013. Kesulitan Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat 18 persen siswa kelas IV di 7 SD

piloting se-kabupaten Gianyar yang

mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013.

Kesulitan belajar bahasa Indonesia

tersebut dapat dikategorikan menjadi dua

yaitu kesulitan pada keterampilan

(11)

keterampilan menulis. Kesulitan-kesulitan tersebut dikarenakan siswa masih belum mampu menguasai beberapa aspek dalam membaca dan menulis pada pembelajaran bahasa Indonesia di kurikulum 2013. Pada

keterampilan membaca, aspek-aspek

tersebut meliputi membuat kesimpulan dari teks yang telah dibaca, menceritakan

kembali teks yang telah dibaca,

menentukan gagasan utama teks, dan menemukan informasi dalam teks melalui kegiatan membaca. Pada keterampilan menulis, aspek-aspek tersebut meliputi membuat penjelasan dalam bentuk tulisan menggunakan kosa kata baku, menulis hasil pengamatan dalam bentuk paragraf

sederhana, membuat kalimat

menggunakan kosa kata baku,

menceritakan laporan dengan tulisan, menuliskan pengalaman dalam bentuk paragraf, dan menulis ringkasan cerita. Faktor-faktor penyebab kesulitan-kesulitan belajar siswa adalah faktor dalam diri siswa dan lingkungan di luar sekolah siswa. Seperti kurikulum, motivasi dalam diri siswa, minat untuk belajar, serta perhatian dan bimbingan orang tua.

Saran diajukan kepada beberapa pihak sebagai berikut: pertama, bagi guru agar lebih memperhatikan murid yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan berusaha untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa. Kedua, bagi peneliti lain agar penelitian tidak hanya terfokus kepada siswa tetapi juga memperhatikan faktor-faktor lain selain dalam diri siswa seperti keadaan sekolah, orang tua, dan lainnya yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa. Dan ketiga, bagi sekolah tempat penelitian agar lebih melengkapi

sarana dan prasarana yang dapat

membantu siswa dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Saleh. 2000. Pembelajaran

Bahasa Indonesia yang Efektif di

Sekolah Dasar. Jakarta :

Departemen Pendidikan Nasional.

Agung, Gede Agung. 2014. Buku Ajar

Metodologi Penelitian Pendidikan.

Singaraja : Aditya Media Publishing

Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum

2013). Yogyakarta : Gava Media.

Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta : Bumi

Aksara.

Makmun, Abin Syamsuddin. 2005.

Psikologi Pendidikan. Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan

Belajar Khusus. Yogyakarta : Nuha

Litera.

Muzamiroh, Mida Latifatul. 2013. Kupas

Tuntas Kurikulum 2013 : Kata

Pena.

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar

dan Mengajar. Bandung : Alfabeta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor

yang Mempengaruhi. Jakarta :

Rineka Cipta.

Suandi, Nengah, dkk. 2013. Pedoman

Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Program Sarjana dan Diploma 3

Universitas Pendidikan Ganesha.

Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung : Alfabeta.

Sumardi. 2000. Panduan Penelitian,

Pemilihan, Penggunaan, dan

Penyusunan : Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SD Seabagai

Sarana Pengembangan

Kepribadian, Penalaran,

Kreativitas, dan Keterampilan

Berkomunikasi Anak. Jakarta :

(12)

Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1997.

Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia di Kelas Rendah :

Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian

Sosial dan Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Di wilayah Teluk Funka yang menggunakan wadah pengambil benih dalam bentuk jaring batang dan di wilayah yang menggunakan wadah pengambil benih dari kantong bawang Bombay yang

Persoalan kajian ialah “bagaimana sifat keperibadian yang sering menjadi amalan dalam diri Guru Pendidikan Islam di sekolah terhadap rakan sejawatan dan pihak atasan mereka.. 3.0

kadar bilirubin serum total lebih dari 10 mg/dl pada minggu pertama yang.. ditandai berupa warna kekuningan pada bayi atau di sebut

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi

Siswa/siswi cadangan diterima apabila ada siswa yang lulus seleksi mengundurkan diri atau tidak mendaftar ulang, dan nomor urut cadangan adalah berdasarkan prioritas..

Klasik olarak ilk fabrikaların kuruluşunda var olan klinker ve hammadde stokholü, daha sonra hammadde için homojene stok sahaları ve klinker stoğu için de klinker

[r]

Dosen yang puas pada pekerjaannya, puas dengan gaji yang diterima, puas dengan pengawasan yang dilakukan, puas dengan kesempatan promosi dan puas dengan rekan kerja mereka di