• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING: Studi eksperimental dengan Raven s Advance Matrices Test

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING: Studi eksperimental dengan Raven s Advance Matrices Test"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS

COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING

Studi eksperimental dengan

Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia

Salah satu kegiatan dalam praktik psikologi adalah pengetesan untuk berbagai tujuan. Namun, kebanyakan pengetesan dilakukan secara tertulis

pihak, dengan perkembangan pesat

sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil pe hanya untuk penyekoran tapi juga untuk

dengan menampilkan item-item tes dengan jumlah d

Computerized Testing (CT). Dengan menerapkan dimanfaatkan untuk mengatur pemberian item kemampuannya, yang disebut Computerized

yang menjawab benar suatu item menjawab salah, maka selanjutnya

memberikanitem bila telah mendapatkan skor di Amerika Serikat sejak 1980-an

advance progressive matrices test

banyak digunakan. Namun sayangnya pengetesannya masih menggunakan Penelitian eksperimental

menggunakan APM. Dengan 2 IV CAT) dan batas waktu pengerjaan tes

APM sebagai DV, maka ada 6 kelompok penelitian yang dibentuk sebelum penelitian, setiap subyek diberikan tes APM

fakultas Psikologi UImenunjukkan

CAT dan administrasi PPT. Sedangkan skor

Ditemukan juga, kelompok dengan administrasi CT memiliki skor yang berbeda kelompok yang diadministrasikan CAT.

batas waktu pengerjaan. Hal ini

menyelesaikan tes. Tidak ditemukan pengaruh interaksi antara bentuk administrasi tes dan batas waktu pengerjaan tes terhadap performa tes APM.

diadministrasikan melalui CAT lebih kecil (rata

item). Oleh karena itu, dari penelitian eksperimental ini dapat disimpulkan bahwa CAT lebih efektif dari CT dan PPT karena dapat menghasilkan skor yang sama mes

lebih sedikit dan waktu pengerjaan yang lebih singkat. Kata kunci: pengetesan, psikometri, eksperimen,

27[email protected]

COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING

Studi eksperimental dengan

Raven’s Advance Progressive

Matrices Test

Aries Yulianto27

Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia

ABSTRAK

Salah satu kegiatan dalam praktik psikologi adalah pengetesan untuk berbagai tujuan. ebanyakan pengetesan dilakukan secara tertulis atau paper-pencil test

dengan perkembangan pesat komputer dalam penggunaan di berbagai

ebenarnya dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil pengetesan yang cepat dan akurat, tidak hanya untuk penyekoran tapi juga untuk administrasi tes. Pada awalnya, komputer dimanfaatkan

item tes dengan jumlah dan urutan yang sama seperti PPT, yang Dengan menerapkan Item Response Theory (IRT

dimanfaatkan untuk mengatur pemberian item kepada penempuh tes yang disesuaikan dengan

Computerized Adaptive Testing(CAT). Artinya, benar suatu item, akan diberikan item berikutnya yang lebih sukar.

selanjutnya akan diberikan item yang lebih mudah. Komputer berhenti item bila telah mendapatkan skor dengan akurat. Meskipuntelah

an, CAT belum banyak digunakan di Indonesia.

test merupakan salah satu pengukuran kemampuan nonverbal yang Namun sayangnya pengetesannya masih menggunakan PPT

eksperimental ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas yang dimanipulasi,yaitu bentuk administrasi tes ( pengerjaan tes (25 menit, 50 menit, atau tidak terbatas),

ada 6 kelompok penelitian yang dibentuk dengan randomisasi litian, setiap subyek diberikan tes APM dengan PPT. Eksperimen

menunjukkantidak ada perbedaan skorAPM yang signifikan edangkan skorpada PPTberbeda signifikandengan skor elompok dengan administrasi CT memiliki skor yang berbeda kelompok yang diadministrasikan CAT.Selain itu,tidak ada perbedaanyangsignifikan

. Hal ini dikarenakan sebelum 25 menit sebagian besar subyek telah menyelesaikan tes. Tidak ditemukan pengaruh interaksi antara bentuk administrasi tes dan batas waktu pengerjaan tes terhadap performa tes APM. Sebagai tambahan, j

ministrasikan melalui CAT lebih kecil (rata-rata 12 item) dibandingkan melalui CT (rata

Oleh karena itu, dari penelitian eksperimental ini dapat disimpulkan bahwa CAT lebih efektif CT dan PPT karena dapat menghasilkan skor yang sama meskipun dengan

lebih sedikit dan waktu pengerjaan yang lebih singkat.

: pengetesan, psikometri, eksperimen, item response theory

COMPUTERIZED ADAPTIVE TESTING

:

Raven’s Advance Progressive

Salah satu kegiatan dalam praktik psikologi adalah pengetesan untuk berbagai tujuan.

pencil testing (PPT). Di lain aan di berbagai aspek kehidupan, ngetesan yang cepat dan akurat, tidak Pada awalnya, komputer dimanfaatkan rutan yang sama seperti PPT, yang disebut IRT), komputer dapat kepada penempuh tes yang disesuaikan dengan seorangpenempuh tes yang lebih sukar.Sebaliknya; bila akan diberikan item yang lebih mudah. Komputer berhenti digunakan secara luas , CAT belum banyak digunakan di Indonesia. Selain itu, Raven’s

merupakan salah satu pengukuran kemampuan nonverbal yang PPT.

efektivitas dari CAT dengan yaitu bentuk administrasi tes (konvesional atau (25 menit, 50 menit, atau tidak terbatas), serta performa tes dengan randomisasi. Dua minggu Eksperimen pada 120 mahasiswa signifikanantara administrasi dengan skoradministrasi CT. elompok dengan administrasi CT memiliki skor yang berbeda signifikan dengan signifikandiantara ketiga sebelum 25 menit sebagian besar subyek telah menyelesaikan tes. Tidak ditemukan pengaruh interaksi antara bentuk administrasi tes dan batas Sebagai tambahan, jumlah item yang rata 12 item) dibandingkan melalui CT (rata-rata 34 Oleh karena itu, dari penelitian eksperimental ini dapat disimpulkan bahwa CAT lebih efektif dengan jumlah item yang

(2)

Pendahuluan

Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar psikologi sendiri telah banyak digunakan dalam misalnya dalam industri dan organisasi digunakan untuk klinis digunakan untuk mendiagnosis

pengukuran lainnya (seperti wawancara atau

yaitu lebih informatif, adil, dan memiliki atribut psikometri yang baik (Friedenberg, 1995). Sebagian besar tes psikologis

(Domino & Domino, 2006). Paper

dicetak dan membutuhkan respons tertulis

pencil testing (PPT). PPT termasuk

menerima seperangkat item yang sama.

penempuh tes mendapat perangkat item yang sama, maka dapat menyebabkan

tidak terjaga karena dapat saja dibaca oleh orang yang tidak berwenang atau bertanggung jawab (Bunderson, Inouye, & Olsen, 1989). Selain itu, karena harus memberikan semua item, diperlukan waktu pengadministrasian yang lebih lama.

dibutuhkan ruang untuk menyimpan data tes. Tes Raven’s Advance Progressive Matrices

kemampuan non verbal yang paling banyak diketahui, tes ini didasarkan pada

kemampuan penalaran abstrak menjadi kemampuan utama Hal ini diketahui dari hasil analisis faktor bahwa skor t

faktor g), yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk melakukan penalaran mengenai semua tugas-tugas mental (Bower, 2003).

kemampuan mekanikal yang baik, jug

rotasi mental (Gregory, 2000). Dalam pelaksanaannya di Indonesia, PPT. Selain APM, sebagian besar

tahun di Indonesia. Dengan demikian, tes

karena kemungkinan besar telah bocor atau tidak mengikut

Di lain pihak, saat ini komputer telah melekat dalam kehidupan sehari berkembang pesat di berbagai aspek kehidupan,

dengan internet atau bekerja menggunakan pengolah kata. melakukan pekerjaan dengan cepat dan memiliki tingkat

maraknya pemanfaatan komputer dalam segala bidang, tidak diikuti pemanfaatan untuk pengadministrasian tes psikologi di Indonesia (Yulianto, 2007).

komputer untuk pengetesan, saat ini telah

penyekoran sejumlah tes psikologi. Walaupun demikian, komputer

untuk mendapatkan hasil pengetesan yang cepat dan akurat, tidak hanya untuk penyekoran tapi juga untuk administrasi tes.

Melihat perkembangan di luar Indonesia, p

tes psikologi mulai digunakan seiring perkembangan teknologi. pengetesan mulai dilakukan sekitar

yang memuat kata-kata “computer assisted test

tes psikologi mulai berpindah dari penggunaan kertas (

Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar pekerjaan psikologi berkaitan dengan tes. banyak digunakan dalam pengetesan dengan berbagai macam tujuan, dalam industri dan organisasi digunakan untuk seleksi calon karyawan

untuk mendiagnosis gangguan. Tes lebih banyak digunakan dibandingkan metode pengukuran lainnya (seperti wawancara atau work sample) karena memiliki sejumlah kelebihan, yaitu lebih informatif, adil, dan memiliki atribut psikometri yang baik (Friedenberg, 1995).

psikologis yang digunakan saat ini dalam bentuk

Paper-pencil test melibatkan sejumlah perangkat pertanyaan yang dicetak dan membutuhkan respons tertulis, sehingga pengadministrasiannya disebut sebagai

suk administrasi tes yang konvensional karena semua penempuh tes menerima seperangkat item yang sama. Oleh karena tes diberikan dalam kertas dan setiap penempuh tes mendapat perangkat item yang sama, maka dapat menyebabkan

ena dapat saja dibaca oleh orang yang tidak berwenang atau bertanggung jawab , 1989). Selain itu, karena harus memberikan semua item, diperlukan waktu pengadministrasian yang lebih lama.Penggunaan kertas menjadimasalah

dibutuhkan ruang untuk menyimpan data tes.

Raven’s Advance Progressive Matrices (disingkat APM) merupakan salah satu tes yang paling banyak dan telah lama digunakan di Indonesia

diketahui, tes ini didasarkan pada teori inteligensi g (general) factor oleh Spearman, kemampuan penalaran abstrak menjadi kemampuan utamayangmenentukan

dari hasil analisis faktor bahwa skor tes berkorelasi pada satu faktor

, yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk melakukan penalaran mengenai semua tugas mental (Bower, 2003). Individu yang dapat mengerjakan dengan baik memiliki kemampuan mekanikal yang baik, juga mampu memperkirakan proyeksi gerakan dan melakukan Dalam pelaksanaannya di Indonesia,tesini diadministrasikan melalui sebagian besar tes psikologis yang berbentuk PPT telah digunakan

Dengan demikian, tes-tes tersebut telah diragukan reliabilitas karena kemungkinan besar telah bocor atau tidak mengikuti perkembangan terbaru.

saat ini komputer telah melekat dalam kehidupan sehari

erkembang pesat di berbagai aspek kehidupan, misalnya, sebagian besar orang tidak asing lagi dengan internet atau bekerja menggunakan pengolah kata. Hal ini disebabkan komputer dapat melakukan pekerjaan dengan cepat dan memiliki tingkatkesalahanyangsangat

maraknya pemanfaatan komputer dalam segala bidang, tidak diikuti pemanfaatan untuk pengadministrasian tes psikologi di Indonesia (Yulianto, 2007). Berkaitan dengan penggunaan komputer untuk pengetesan, saat ini telah banyak dibuat program komputer untuk melakukan sejumlah tes psikologi. Walaupun demikian, komputer sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil pengetesan yang cepat dan akurat, tidak hanya untuk penyekoran tapi

Melihat perkembangan di luar Indonesia, pemanfaatan komputer untuk pengadministrasian tes psikologi mulai digunakan seiring perkembangan teknologi. Penggunaan

pengetesan mulai dilakukan sekitar tahun 1970 di Amerika Serikat ketika diterbitkan sebuah buku kata “computer assisted testing” (Bunderson dkk, 1989).

tes psikologi mulai berpindah dari penggunaan kertas (PPT) menjadi penggunaan komputer psikologi berkaitan dengan tes. Tes dengan berbagai macam tujuan, seleksi calon karyawan atau dalam setting nakan dibandingkan metode ) karena memiliki sejumlah kelebihan, yaitu lebih informatif, adil, dan memiliki atribut psikometri yang baik (Friedenberg, 1995).

saat ini dalam bentuk paper-pencil test

melibatkan sejumlah perangkat pertanyaan yang , sehingga pengadministrasiannya disebut sebagai

paper-konvensional karena semua penempuh tes Oleh karena tes diberikan dalam kertas dan setiap penempuh tes mendapat perangkat item yang sama, maka dapat menyebabkan kerahasiaan tes ena dapat saja dibaca oleh orang yang tidak berwenang atau bertanggung jawab , 1989). Selain itu, karena harus memberikan semua item, diperlukan masalahtersendiri, misalnya

(disingkat APM) merupakan salah satu tes di Indonesia. Seperti telah oleh Spearman, dimana menentukanintelektual seseorang. es berkorelasi pada satu faktor (yang disebut , yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk melakukan penalaran mengenai semua Individu yang dapat mengerjakan dengan baik memiliki a mampu memperkirakan proyeksi gerakan dan melakukan ini diadministrasikan melalui telah digunakan lebih dari 20 reliabilitas dan validitasnya i perkembangan terbaru.

saat ini komputer telah melekat dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaannya misalnya, sebagian besar orang tidak asing lagi Hal ini disebabkan komputer dapat sangatkecil.Namun, seiring maraknya pemanfaatan komputer dalam segala bidang, tidak diikuti pemanfaatan untuk Berkaitan dengan penggunaan banyak dibuat program komputer untuk melakukan sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil pengetesan yang cepat dan akurat, tidak hanya untuk penyekoran tapi

emanfaatan komputer untuk pengadministrasian Penggunaan komputer dalam diterbitkan sebuah buku , 1989). Pengadministrasian ) menjadi penggunaan komputer

(3)

(computerized testing, disingkat CT

item tes yang sama dengan yang ada di lembar tes. Pemanfaatan komputer

beberapa kelebihan, seperti penyekoran lebih cepat, pelaporan dan interpretasi yang segera, standardisasi administrasi yang lebih baik, meningkatkan keamanan tes, serta mengurangi error pengukuran. Bentuk pengetesan komputer ini disebut Bunderson dkk (1989)

pertama dari pemanfaatan komputer dalam pengetesan

Seiiring perkembangan teknologi, teori pengukuran psikologi pun mengalami perkem bangan. Item response theory (I

diperkenalkan olehGeorgRash tahun 1966 dengan model satu parameter

Sejumlah pandangan pendekatan IRT adalah: urutan item tidak menjadi masalah, item yang sedikit dapat lebih reliabel, dan setiap

(Embretson & Reise, 2000). Selain itu, skala yang sama (Hambleton, Swanithan,

Dalam perkembangan selanjutnya, penggunaan pendekatan IRT dalam pengetesan menggunakan komputer mulai diterapkan.

berada dalam skala yang sama, maka pemberian item kemampuan setiap penempuh tes.

Adaptive Testing (CAT). CAT tidak hanya sekedar

tetapi memberikan item yang sesuai dengan kemampuan

ini karena komputer digunakan untuk mengatur item yang akan diberikan berikutnya penempuh tes terkait dengan respons pada item

memiliki kemampuan tinggi akan mendapatkan item yang berbeda dibandingkan individu yang memiliki kemampun lebih rendah (Wainer, 1990).

dasar IRT untuk menciptakan sebuah algoritma dimana setiap penempuh tes mendapatkan sebuah tes yang merupakan pengukuran yang baik terhadap individu tersebut (Embretson & Reise, 2000). CAT merupakan generasi kedua dari penggunaan komputer untu

(Bunderson dkk, 1989). Alur pengadministrasian (dapat dilihat pada gambar 1).

Pada CAT, Apabila penempuh tes menjawab akan memberikan item berikutnya

selanjutnya diberikan yang lebih sukar

kemampuan individu dengan menggunakan CAT dengan pendekatan IRT memiliki kelebihan dibandingkan PPTyang berbasis pendekatan klasik.

aman karena tersimpan dalam komputer serta setiap peserta tes mendapatkan tidak diperlukannya lembar jawaban tes, serta tes dapat diskor dengan segera

disingkat CT).Pada bentuk ini,komputerdigunakanuntuk tes yang sama dengan yang ada di lembar tes. Pemanfaatan komputer

beberapa kelebihan, seperti penyekoran lebih cepat, pelaporan dan interpretasi yang segera, ang lebih baik, meningkatkan keamanan tes, serta mengurangi error pengukuran. Bentuk pengetesan komputer ini disebut Bunderson dkk (1989)

dari pemanfaatan komputer dalam pengetesan.

Seiiring perkembangan teknologi, teori pengukuran psikologi pun mengalami perkem (IRT) atau disebut juga latent trait theory (Crocker & Algina, 1986), Rash tahun 1966 dengan model satu parameter(Anastas

Sejumlah pandangan pendekatan IRT adalah: urutan item tidak menjadi masalah, item yang sedikit dapat lebih reliabel, dan setiap peserta tes dapat memperoleh seperangkat item yang berbeda Selain itu, kemampuan individu dan kemampuan item berada dalam

Swanithan, & Rogers, 1991).

Dalam perkembangan selanjutnya, penggunaan pendekatan IRT dalam pengetesan menggunakan komputer mulai diterapkan. Karena kemampuan individu dan kemampuan item berada dalam skala yang sama, maka pemberian item oleh komputer dapat disesuaikan dengan

penempuh tes. Pemanfaatan komputer seperti ini disebut sebagai CAT tidak hanya sekedar memindahkan item kedalam komputer

sesuai dengan kemampuan setiap penempuh tes. Penyebutan adaptif ini karena komputer digunakan untuk mengatur item yang akan diberikan berikutnya

terkait dengan respons pada item sebelumnya. Hal ini mengakibatkan individu yang memiliki kemampuan tinggi akan mendapatkan item yang berbeda dibandingkan individu yang memiliki kemampun lebih rendah (Wainer, 1990). Hal ini dapat dilakukan karena

an sebuah algoritma dimana setiap penempuh tes mendapatkan sebuah tes yang merupakan pengukuran yang baik terhadap individu tersebut (Embretson & Reise, 2000). merupakan generasi kedua dari penggunaan komputer untuk pengetesan setelah CT , 1989). Alur pengadministrasian tes melalui CAT berbeda dengan PPT maupun CT

Apabila penempuh tes menjawab salah pada item yang diberikan,

berikutnya yang lebih mudah. Sebaliknya, bila dapat menjawab benar, item diberikan yang lebih sukar. Dari penjelasan ini, diketahui bahwa pengukuran kemampuan individu dengan menggunakan CAT dengan pendekatan IRT memiliki kelebihan

yang berbasis pendekatan klasik. Beberapa keunggulan dari CAT, seperti aman karena tersimpan dalam komputer serta setiap peserta tes mendapatkan

tidak diperlukannya lembar jawaban tes, serta tes dapat diskor dengan segera

untukmenampilkan item-tes yang sama dengan yang ada di lembar item-tes. Pemanfaatan komputer seperti ini memiliki beberapa kelebihan, seperti penyekoran lebih cepat, pelaporan dan interpretasi yang segera, ang lebih baik, meningkatkan keamanan tes, serta mengurangi error pengukuran. Bentuk pengetesan komputer ini disebut Bunderson dkk (1989) merupakan generasi

Seiiring perkembangan teknologi, teori pengukuran psikologi pun mengalami perkem-(Crocker & Algina, 1986), (Anastasi &Urbina, 1997). Sejumlah pandangan pendekatan IRT adalah: urutan item tidak menjadi masalah, item yang sedikit peserta tes dapat memperoleh seperangkat item yang berbeda ndividu dan kemampuan item berada dalam

Dalam perkembangan selanjutnya, penggunaan pendekatan IRT dalam pengetesan arena kemampuan individu dan kemampuan item dapat disesuaikan dengan Pemanfaatan komputer seperti ini disebut sebagai Computerized

dalam komputerseperti CT, penempuh tes. Penyebutan adaptif ini karena komputer digunakan untuk mengatur item yang akan diberikan berikutnya kepada sebelumnya. Hal ini mengakibatkan individu yang memiliki kemampuan tinggi akan mendapatkan item yang berbeda dibandingkan individu yang Hal ini dapat dilakukan karenaCAT menggunakan an sebuah algoritma dimana setiap penempuh tes mendapatkan sebuah tes yang merupakan pengukuran yang baik terhadap individu tersebut (Embretson & Reise, 2000). k pengetesan setelah CT berbeda dengan PPT maupun CT

pada item yang diberikan,maka komputer , bila dapat menjawab benar, item . Dari penjelasan ini, diketahui bahwa pengukuran kemampuan individu dengan menggunakan CAT dengan pendekatan IRT memiliki kelebihan eberapa keunggulan dari CAT, sepertites lebih aman karena tersimpan dalam komputer serta setiap peserta tes mendapatkan item yang berbeda, tidak diperlukannya lembar jawaban tes, serta tes dapat diskor dengan segera (Wainer, 1990).

(4)

Gambar 1.

Karena sifatnyayang adaptif,

standard error of measurement

konvensional (Embretson & Reise,

sebuah tes prestasi belajar hanya dibutuhkan 30% hingga 50% dari keseluruhan item tes untuk mencapai tingkat presisi yang sama dengan

Schedule of Nonadaptive and Adaptive Personality

keseluruhan item (Simms & Clark, 2005).

kepada penempuh tes, maka secara langsung akan mengurangi jumlah waktu yang dibutu untuk mengadministrasikan tes (Bunderson dkk, 1989).

Pengadministrasian tes secara adaptif bukanlah hal yang baru dalam psikologi. Tes Inteligensi Stanford-Binet (SB) yang masih digunakan sampai saat ini

pengadministrasian tes yang adaptif

sesuai dengan kemampuan setiap penempuh tes. dengan CAT. Misalnya, item tes yang tersedia

kronologis apabila kira-kira 50% dari anak selanjutnya, memberikan item yang

mengenai kemampuan setiap penempuh tes. Konsekuensinya, bila

mengenai kemampuan seorang penempuh tes, maka item pertama yang diberikan dapat berbeda dengan penempuh tes lain, meskipun

selanjutnya ditentukan berdasarkan respons penempuh

besar item dapat dijawab benar dari suatu tingkatan usia, maka akan diberikan item untuk tingkatan usia yang lebih tinggi.

sebagian besar item dari suatu tingkatan usia, maka akan diberikan item usia lebih rendah. Dengan demikian, p

penempuh tes dengan penempuh tes yang lain. Penghentian tes kepada setiap penempuh te dilakukan apabila telah diperoleh

Di Amerika Serikat, CAT

dengan diadakannya konferensi CAT pertama di Washington, Amerika Serikat, pada tahu

Perkembangan penggadministrasian tes melalui CAT selanjutnya sangat meningkat pesat. Pada tahun 1990-an tercatat hanya sekitar ratusan CAT, namun menjadi lebih dari satu juta pada tahun

1. Mulai dengan perkiraan kemampuan awal

2. Memilih dan menampilkan item yang optimal

5. Aturan berhenti terpenuhi? 6. Hentikan Tes Tidak Ya

Gambar 1. Alur CAT (diambil dari Yulianto, 2008)

yang adaptif, CAT berbasis IRT biasanya berisilebih sedikit

standard error of measurement (SEM) yang lebih kecil dibandingkan pengukuran (Embretson & Reise, 2000). Olsen (dalam Bunderson dkk, 1989)

sebuah tes prestasi belajar hanya dibutuhkan 30% hingga 50% dari keseluruhan item tes untuk mencapai tingkat presisi yang sama dengan PPT. Pada penelitian lain, yaitu validitasi versi CAT

dule of Nonadaptive and Adaptive Personality (SNAP), hanya dibutuhkan sekitar 50% dari keseluruhan item (Simms & Clark, 2005). Dengan berkurangnya jumlah item yang diberikan kepada penempuh tes, maka secara langsung akan mengurangi jumlah waktu yang dibutu untuk mengadministrasikan tes (Bunderson dkk, 1989).

Pengadministrasian tes secara adaptif bukanlah hal yang baru dalam psikologi. Tes Binet (SB) yang masih digunakan sampai saat ini, sebenarnya merupakan yang adaptif karena tester akan memberikan tingkat kesukaran item yang sesuai dengan kemampuan setiap penempuh tes. Ada kesamaan prinsip pengadministrasian tes SB

item tes yang tersedia; Binet memilih item untuk setiap tingkatan usia kira 50% dari anak-anak pada usia tersebut dapat menjawab benar. Prinsip

yang pertama; item yang diberikan berdasarkan perkiraan tester mengenai kemampuan setiap penempuh tes. Konsekuensinya, bila diperoleh informasi awal mengenai kemampuan seorang penempuh tes, maka item pertama yang diberikan dapat berbeda meskipun dengan tingkat usia kronologis yang sama. Pemberian item selanjutnya ditentukan berdasarkan respons penempuh tes pada itemsebelumnya.

besar item dapat dijawab benar dari suatu tingkatan usia, maka akan diberikan item

bih tinggi. Sebaliknya; apabila penempuh tes tidak mampu menjawab i suatu tingkatan usia, maka akan diberikan item berikutnya

Dengan demikian, prosedur menghentikan pemberian tesjuga

penempuh tes dengan penempuh tes yang lain. Penghentian tes kepada setiap penempuh te dilakukan apabila telah diperoleh ceiling level dan basal level (Yulianto, 2007).

CAT telah mulai dikembangkan sejak tahun 1970

dengan diadakannya konferensi CAT pertama di Washington, Amerika Serikat, pada tahu

Perkembangan penggadministrasian tes melalui CAT selanjutnya sangat meningkat pesat. Pada an tercatat hanya sekitar ratusan CAT, namun menjadi lebih dari satu juta pada tahun

perkiraan kemampuan awal

2. Memilih dan menampilkan 3. mengevaluasi respons

penempuh tes

4. Estimasi skor dan

standard error score

turan berhenti terpenuhi?

Tidak

lebih sedikititemdan memiliki dibandingkan pengukuran PPT yang am Bunderson dkk, 1989)mengemukakan pada sebuah tes prestasi belajar hanya dibutuhkan 30% hingga 50% dari keseluruhan item tes untuk Pada penelitian lain, yaitu validitasi versi CAT dari (SNAP), hanya dibutuhkan sekitar 50% dari Dengan berkurangnya jumlah item yang diberikan kepada penempuh tes, maka secara langsung akan mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan

Pengadministrasian tes secara adaptif bukanlah hal yang baru dalam psikologi. Tes sebenarnya merupakan tester akan memberikan tingkat kesukaran item yang da kesamaan prinsip pengadministrasian tes SB ; Binet memilih item untuk setiap tingkatan usia anak pada usia tersebut dapat menjawab benar. Prinsip ; item yang diberikan berdasarkan perkiraan tester diperoleh informasi awal mengenai kemampuan seorang penempuh tes, maka item pertama yang diberikan dapat berbeda dengan tingkat usia kronologis yang sama. Pemberian item sebelumnya.Apabila sebagian besar item dapat dijawab benar dari suatu tingkatan usia, maka akan diberikan item selanjutnya apabila penempuh tes tidak mampu menjawab berikutnya dari tingkatan jugadapatberbeda satu penempuh tes dengan penempuh tes yang lain. Penghentian tes kepada setiap penempuh tes

.

tahun 1970-an. Hal ini ditandai dengan diadakannya konferensi CAT pertama di Washington, Amerika Serikat, pada tahun 1975. Perkembangan penggadministrasian tes melalui CAT selanjutnya sangat meningkat pesat. Pada an tercatat hanya sekitar ratusan CAT, namun menjadi lebih dari satu juta pada tahun

3. mengevaluasi respons

4. Estimasi skor dan

(5)

1999 (Wainer, 2000). Saat ini CAT sudah digunakan pada beberap

GMAT, dan TOEFL. Namun sayangnya, CAT belum banyak dimanfaatkan di Indonesia. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui pengadministrasian tes melalui komputer, khususnya CAT. Unt

eksperimen dengan bentuk administrasi tes

skor tes APM yang dihasilkan antara administrasi melalui CT dan melalui CAT.

diperbandingkan pula skor tes setiap partisipan ketika diadministrasikan melalui PPT dan melalui administrasi komputer.Ketika sebuah tes akan diadministrasi

CAT, batas waktu pengerjaan tes perl

bersifat murni power test karena tidak ada batas waktu pengerjaan yang ketat. Berdasarkan meta analisis dari Mead dan Dragrow (dalam Zickar, Overton, Taylor, & Harms, 1999) apabila sebuah yang bersifat power test dipindahkan ke komputer, tidak akan mengubah integritas dari konstruk yang diukur. Pertanyaan muncul saat menentukan batas waktu pengerjaan ketika tes diadminis trasikan melalui komputer. Apakah dengan menggunakan batas waktu yang sama dapat men keakuratan yang sama dengan PPT

waktu pengerjaan tes lebih singkat namun dengan keakuratan hasil yang sama atau bahkan lebih besar. Dikaitkan dengan administrasi melalui komputer, didu

dibandingkan dengan administrasi PPT. Hal ini berdasarkan penelitian Zickar dkk (1999), dimana hanya 64% subyek yang berhasil mengerjakan 16 buah item dengan waktu 60 menit melalui CAT, sedangkan hanya dibutuhkan 40 meni

administrasi PPT. Padahal tidak semua item akan ditampilkan pada CAT, seharusnya waktu pengerjaan tes tidak lebih dari batas waktu dari PPT.

penting karena semua item tes akan ditampilkan.

untuk menampilkan semua item sama dengan pengadministrasian dalam bentuk diperlukan waktu yang lebih panjang.

CAT merupakan tantangan tersendiri untuk diteliti. dijadikan IV kedua untuk melihat pengaruh

Berdasarkan pemaparan di atas, yaitu:

1. Apakah skor tes APM ketika diadministrasikan melalui partisipan yang sama ketika diadministrasikan melalui komputer?

2. Apakah bentuk administrasi tes berpengaruh terhadap performa tes APM? 3. Apakah batas waktu pengerjaa

4. Apakah interaksi antara bentuk administrasi tes dan batas waktu pengerjaan tes berpengaruh terhadap performa tes APM?

Metode Penelitian

Partisipan dan Pengambilan Sampel Seratus duapuluh mahasiswa S1 reguler Indonesia, terlibat dalam penelitian ini.

yaitu partisipan yang kebetulan ingin terlibat dalam penelitiam, karena k sukarela.

. Saat ini CAT sudah digunakan pada beberapa tes berskala besar, Namun sayangnya, CAT belum banyak dimanfaatkan di Indonesia. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui

pengadministrasian tes melalui komputer, khususnya CAT. Untuk itu, dilakukan sebuah penelitian dengan bentuk administrasi tessebagaiindependentvariable(IV),

skor tes APM yang dihasilkan antara administrasi melalui CT dan melalui CAT.

diperbandingkan pula skor tes setiap partisipan ketika diadministrasikan melalui PPT dan melalui Ketika sebuah tes akan diadministrasikan melalui komputer, baik

CAT, batas waktu pengerjaan tes perlu diperhatikan. Hal ini tidak menjadi masalah apabila tes karena tidak ada batas waktu pengerjaan yang ketat. Berdasarkan meta analisis dari Mead dan Dragrow (dalam Zickar, Overton, Taylor, & Harms, 1999) apabila sebuah

dipindahkan ke komputer, tidak akan mengubah integritas dari konstruk yang diukur. Pertanyaan muncul saat menentukan batas waktu pengerjaan ketika tes diadminis trasikan melalui komputer. Apakah dengan menggunakan batas waktu yang sama dapat men

PPT. Sebuah bentuk administrasi tes dikatakan efektif apabila batas lebih singkat namun dengan keakuratan hasil yang sama atau bahkan lebih Dikaitkan dengan administrasi melalui komputer, diduga dibutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan administrasi PPT. Hal ini berdasarkan penelitian Zickar dkk (1999), dimana hanya 64% subyek yang berhasil mengerjakan 16 buah item dengan waktu 60 menit melalui CAT, hanya dibutuhkan 40 menit untuk mengerjakan jumlah item yang sama dengan Padahal tidak semua item akan ditampilkan pada CAT, seharusnya waktu pengerjaan tes tidak lebih dari batas waktu dari PPT. Pada CT, penentuan batas waktu menjadi es akan ditampilkan. Dengan demikian, apakah waktu yang dibutuhkan untuk menampilkan semua item sama dengan pengadministrasian dalam bentuk

diperlukan waktu yang lebih panjang. Menurut Wainer dkk (1990), penggunaan batas waktu pada merupakan tantangan tersendiri untuk diteliti. Oleh karena itu, batas waktu pengerjaan tes dijadikan IV kedua untuk melihat pengaruh terhadap performa tes.

Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini akan mengajukan empat masalah penelitian,

tes APM ketika diadministrasikan melalui PPT berbeda dengan yang sama ketika diadministrasikan melalui komputer?

Apakah bentuk administrasi tes berpengaruh terhadap performa tes APM? Apakah batas waktu pengerjaan tes berpengaruh terhadap performa tes APM?

Apakah interaksi antara bentuk administrasi tes dan batas waktu pengerjaan tes berpengaruh

Pengambilan Sampel

Seratus duapuluh mahasiswa S1 reguler semester 2 dan semester 4, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, terlibat dalam penelitian ini. Pengambilan sampel menggunakan

yaitu partisipan yang kebetulan ingin terlibat dalam penelitiam, karena keikutsertaan

a tes berskala besar,seperti GRE, Namun sayangnya, CAT belum banyak dimanfaatkan di Indonesia.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui efektivitas dari dilakukan sebuah penelitian yaitu membandingkan skor tes APM yang dihasilkan antara administrasi melalui CT dan melalui CAT. Selain itu, akan diperbandingkan pula skor tes setiap partisipan ketika diadministrasikan melalui PPT dan melalui kan melalui komputer, baik CT maupun menjadi masalah apabila tes karena tidak ada batas waktu pengerjaan yang ketat. Berdasarkan meta-analisis dari Mead dan Dragrow (dalam Zickar, Overton, Taylor, & Harms, 1999) apabila sebuah PPT

dipindahkan ke komputer, tidak akan mengubah integritas dari konstruk yang diukur. Pertanyaan muncul saat menentukan batas waktu pengerjaan ketika tes diadminis-trasikan melalui komputer. Apakah dengan menggunakan batas waktu yang sama dapat mencapai

tes dikatakan efektif apabila batas lebih singkat namun dengan keakuratan hasil yang sama atau bahkan lebih ga dibutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan administrasi PPT. Hal ini berdasarkan penelitian Zickar dkk (1999), dimana hanya 64% subyek yang berhasil mengerjakan 16 buah item dengan waktu 60 menit melalui CAT, t untuk mengerjakan jumlah item yang sama dengan Padahal tidak semua item akan ditampilkan pada CAT, seharusnya waktu , penentuan batas waktu menjadi Dengan demikian, apakah waktu yang dibutuhkan untuk menampilkan semua item sama dengan pengadministrasian dalam bentuk PPT, ataukah Menurut Wainer dkk (1990), penggunaan batas waktu pada Oleh karena itu, batas waktu pengerjaan tes

an empat masalah penelitian,

berbeda dengan skor tes dari

n tes berpengaruh terhadap performa tes APM?

Apakah interaksi antara bentuk administrasi tes dan batas waktu pengerjaan tes berpengaruh

, Fakultas Psikologi, Universitas Pengambilan sampel menggunakan incidental sampling, eikutsertaannya bersifat

(6)

Manipulasi

Bentuk administrasi tes melalui komputer

mengadministrasikan tes melalui komputer dengan urutan item yang sama dengan PPT, sedangkan CAT mengadministrasikan tes secara adaptif.

program FastTest Pro versi 1.6 yang diproduksi oleh Assessment Systems. pengerjaan (IV2)dimanipulasi dalam

PPT), 50 menit (dua kali dari PPT), dan tanpa batas waktu kelompok perlakuan., yaitu1) CT

3) CT tanpa batas waktu pengerjaan, 4) CAT dengan batas waktu 25 menit, 5) CAT dengan batas waktu 50 menit, dan 6) CAT tanpa batas waktu pengerjaan.

Pengukuran

DV diukur dengan menggunakan

yang seperti biasa digunakan. Tes ini

menggunakan program QUEST yang dikeluarkan oleh ACER. dan bagian 2 dari tes, meskipun hanya bagian 2 (36 item) yang penelitian, tes akan diskor dengan metode

dimasukkan dalam item bank. Tipe dan Desain Penelitian

Penelitian ini bertipe controlled laboratory

seketat mungkin variabel-variabel sekunder yang akan mempengaruhi hasil penelitian. Penelitian dilakukan pada laboratorium komputer yang kedap suara.

penelitian terdiri dari partisipan yang berbe

subject,2x3 randomized factorial design,

Prosedur

Sebelum penelitian, setiap partisipan diberikan tes APM dengan administrasi PPT Instruksi diberikan sama seperti

dikerjakan selama 12 menit, dilanjutkan set 2 partisipan dirandomisasi ke dalam

berisi 20 orang partisipan. Pelaksanaan penelitian tergantung dari kesediaan setiap partisipan mendatangi laboratorium komputer

serentak. Pada semua pengadministrasian komputer, instruksi diberikan seca

monitor. Hal ini dilakukan karena dianggap partisipan telah mengetahuinya pada administrasi PPT sebelumnya. Setelah menyelesaikan tes, peneliti mengucapkan terima kasih kepada partisipan. Untuk CT, partisipan diharapkan mengerjakan s

diijinkan melewati atau tidak menjawab item yang diberikan. administrasinya yang adaptif, CAT memerlukan prosedur khusus. faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam CAT menurut (

a. Item bank. Idealnya, item bank

parameter kesukaran tersebar diantara rentang kemampuan (Embretson & Embretson dan Reise (2000) menyarankan sekitar 100 buah item yang ada dalam Namun karena penelitian ini untuk membandingk

yang berbeda, maka item bank

melalui komputer (IV1) dimanipulasi dalam 2 bentuk, yaitu

mengadministrasikan tes melalui komputer dengan urutan item yang sama dengan PPT, sedangkan mengadministrasikan tes secara adaptif. Kedua administrasi komputer ini menggunakan

yang diproduksi oleh Assessment Systems. Sedangkan b dimanipulasi dalam3 bentuk, yaitu 25menit(sama seperti batas

i PPT), dan tanpa batas waktu. Dengan demikian, akan ada 6 buah 1) CTdengan bataswaktu 25 menit,2) CTdengan batas waktu

3) CT tanpa batas waktu pengerjaan, 4) CAT dengan batas waktu 25 menit, 5) CAT dengan batas waktu 50 menit, dan 6) CAT tanpa batas waktu pengerjaan.

diukur dengan menggunakan Raven’s Advance Progressive Matrices (APM) yang berasal dari PPT yang seperti biasa digunakan. Tes ini telah dikalibrasi dengan model IRT satu parameter QUEST yang dikeluarkan oleh ACER. Penelitian ini menggunakan bagian 1 dan bagian 2 dari tes, meskipun hanya bagian 2 (36 item) yang akan diskor.

penelitian, tes akan diskor dengan metode maximum likehood. Untuk CAT, selur

controlled laboratory experiment dikarenakan dilakukan

variabel sekunder yang akan mempengaruhi hasil penelitian. Penelitian rium komputer yang kedap suara. Oleh karena ada 2IV

penelitian terdiri dari partisipan yang berbeda, maka desain penelitian ini

2x3 randomized factorial design, pretest-posttest.

penelitian, setiap partisipan diberikan tes APM dengan administrasi PPT

Instruksi diberikan sama seperti pengadministrasian APM ada umumnya, dimana bagian dikerjakan selama 12 menit, dilanjutkan set 2 selama 25 menit. Dua minggu kemudian, partisipan dirandomisasi ke dalam salah satu dari 6 kelompok penelitian sehingga

Pelaksanaan penelitian tergantung dari kesediaan setiap partisipan

mendatangi laboratorium komputer, sehingga pengadministrasian tes tidak dilakukan secara Pada semua pengadministrasian komputer, instruksi diberikan seca

monitor. Hal ini dilakukan karena dianggap partisipan telah mengetahuinya pada administrasi PPT Setelah menyelesaikan tes, peneliti mengucapkan terima kasih kepada partisipan. Untuk CT, partisipan diharapkan mengerjakan seluruh item APM dengan urutan yang

diijinkan melewati atau tidak menjawab item yang diberikan. Di lain pihak, d administrasinya yang adaptif, CAT memerlukan prosedur khusus. Prosedur untuk CAT,

diperhatikan dalam CAT menurut (Embretson & Reise

item bank berisi sejumlah item dengan kemampuan daya beda tinggi parameter kesukaran tersebar diantara rentang kemampuan (Embretson &

Embretson dan Reise (2000) menyarankan sekitar 100 buah item yang ada dalam

Namun karena penelitian ini untuk membandingkan skor tes APM pada bentuk administrasi

item bank hanya berasal dari 36 item set 2 tes APM yang telah dikalibrasi 2 bentuk, yaitu CT dan CAT. CT mengadministrasikan tes melalui komputer dengan urutan item yang sama dengan PPT, sedangkan komputer ini menggunakan Sedangkan batas waktu (sama seperti bataswaktu pengerjaan Dengan demikian, akan ada 6 buah dengan batas waktu50 menit, 3) CT tanpa batas waktu pengerjaan, 4) CAT dengan batas waktu 25 menit, 5) CAT dengan batas

(APM) yang berasal dari PPT telah dikalibrasi dengan model IRT satu parameter Penelitian ini menggunakan bagian 1 diskor. Pada semua kondisi Untuk CAT, seluruh 36 item

dikarenakan dilakukan dengan mengkontrol variabel sekunder yang akan mempengaruhi hasil penelitian. Penelitian IVdansetiap kelompok esain penelitian ini adalah between

penelitian, setiap partisipan diberikan tes APM dengan administrasi PPT di dalam kelas. , dimana bagian 1 (set 1) Dua minggu kemudian, setiap sehingga setiap kelompok Pelaksanaan penelitian tergantung dari kesediaan setiap partisipan untuk , sehingga pengadministrasian tes tidak dilakukan secara Pada semua pengadministrasian komputer, instruksi diberikan secara tertulis pada layar monitor. Hal ini dilakukan karena dianggap partisipan telah mengetahuinya pada administrasi PPT

Setelah menyelesaikan tes, peneliti mengucapkan terima kasih kepada partisipan. eluruh item APM dengan urutan yangsamadan tidak

Di lain pihak, dengan sifat untuk CAT, berdasarkan Reise, 2000):

kemampuan daya beda tinggi serta parameter kesukaran tersebar diantara rentang kemampuan (Embretson & Reise, 2000). Embretson dan Reise (2000) menyarankan sekitar 100 buah item yang ada dalam item bank. pada bentuk administrasi yang telah dikalibrasi.

(7)

b. Mengadministrasikan item pertama

diperkirakan berdistribusi secara normal. Oleh karena itu, item yang diadministrasika kali adalah dipilih secara acak oleh komputer de

(berdasarkan rekomendasi dari Embretson dan Reise

c. Pemberian skor. Dalam IRT ada tiga metode utama untuk mengestimasi kemampuan penempuh tes, yaitu maximum likelihood

memilih ML karena kelebihan ML adalah tidak bias, efisien, dan error diasumsikan berdistribusi normal Embretson & Reise, 2000).

d. Pemilihan item selanjutnya. Peneliti memilih strategi

item yang memiliki parameter kesukaran mendekati perkiraan kemampuan penempuh tes saat itu. Dengan demikian, diharapkan perkiraan terhadap kemampuan subyek penelitian akan lebih akurat dengan jumlah item yang lebih sedikit.

paling sering digunakan (Thiessen & Mislevy, 1990). e. Menghentikan Tes. Teknik yang digunakan adalah

Embretson dan Reise (2000) yang mengatakan bahwa penggunaan aturan pemberhent

dengan standard error (SE) membuat penggunaan terbaik dari algoritma CAT sehingga lebih baik. Aturan penghentiannya

dari Blais dan Raiche (2002) yang menemukan bahwa apabila S.E. kemampuan individu hanya berbeda

Hasil dan Pembahasan

Dari tabel 1 diketahui bahwa

waktu pengerjaan 25 menit, sedangkan nilai dengan batas waktu yang sama.

kelompok CT dengan batas waktu 50 menit, sedangkan skor tertinggi partisipan berbeda pada kelompok

batas waktu pengerjaan. Meskipun demikian, Hasil uji F dari data di atas diperoleh nilai F sebesar 0,721 (p>0,05) sehingga dapat dikatakan tidak ada

diantara kelompok penelitian. Dengan kata lain, kelompok penelitian ini memiliki kesetaraan

Salah satu kriteria metode pengadministrasian tes melalui komputer

apabila dapat menghasilkan skor tes yang tidak berbeda dengan PPT dari partisipan yang sama. Tabel 2 memberikanhasil uji-t berpasangan (

antara PPT dan CT serta antara PPT dan CAT. Ada perbedaan signifikan pada skor tes ketika subyek yang sama diadministrasikan melalui PPT dan melalui CT (t=3,4

sebenarnya tidak diharapkan terjadi karena kedua skor berasal dari kelompok namun dengan bentuk administrasi tes yang berbeda

partisipan pada CT lebih rendah dib

Hasil ini sama seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Hedl, O’Neil, dan Hanson (dalam Bunderson dkk, 1989), dimana mean skor S

melalui PPT dibandingkan pada administrasi melalui CT.

ditemukan antara administrasi PPT dan administrasi CAT (t=0,547, p>0,05). Hasil sesuai harapan

Mengadministrasikan item pertama. Kemampuan seluruh partisipan

diperkirakan berdistribusi secara normal. Oleh karena itu, item yang diadministrasika dipilih secara acak oleh komputer dengan nilai kesukaran (b) antara berdasarkan rekomendasi dari Embretson dan Reise, 2000).

Dalam IRT ada tiga metode utama untuk mengestimasi kemampuan penempuh

maximum likelihood (ML), Maximum a Posterori, dan Expected a P

kelebihan ML adalah tidak bias, efisien, dan error diasumsikan berdistribusi normal Embretson & Reise, 2000).

Peneliti memilih strategi maximum item information

item yang memiliki parameter kesukaran mendekati perkiraan kemampuan penempuh tes saat Dengan demikian, diharapkan perkiraan terhadap kemampuan subyek penelitian akan lebih akurat dengan jumlah item yang lebih sedikit. Maximum item information

(Thiessen & Mislevy, 1990).

eknik yang digunakan adalah variable length,berdasarkan

Embretson dan Reise (2000) yang mengatakan bahwa penggunaan aturan pemberhent

(SE) membuat penggunaan terbaik dari algoritma CAT sehingga lebih nya adalah apabila S.E. ≤0,4. Aturan ini berdasarkan hasil penelitian dari Blais dan Raiche (2002) yang menemukan bahwa apabila S.E. ≤0,40 maka S.E. dari tingkat kemampuan individu hanya berbeda sebesar 0,03.

diketahui bahwa mean skor terbesar (0,7295) pada kelompok CT dengan batas waktu pengerjaan 25 menit, sedangkan nilai mean terkecil (0,4082) berasal dari kelompok CAT dengan batas waktu yang sama. Skor partisipan terendah, yaitu sebesar

kelompok CT dengan batas waktu 50 menit, sedangkan skor tertinggi (1,890

pada kelompok CAT dengan batas waktu 50 menit serta kelompok CAT tanpa Meskipun demikian, Hasil uji F dari data di atas diperoleh nilai F sebesar p>0,05) sehingga dapat dikatakan tidak ada perbedaan signifikan pada

ara kelompok penelitian. Dengan kata lain, kelompok partisipan yang digunakan dalam kesetaraan dalam kemampuan penalaran abstrak yang diukur oleh tes APM.

metode pengadministrasian tes melalui komputer

apabila dapat menghasilkan skor tes yang tidak berbeda dengan PPT dari partisipan yang sama. t berpasangan (paired-sample t-test)untuk perbandingan skor

antara PPT dan CT serta antara PPT dan CAT. Ada perbedaan signifikan pada skor tes ketika subyek yang sama diadministrasikan melalui PPT dan melalui CT (t=3,479, p<0,05).

sebenarnya tidak diharapkan terjadi karena kedua skor berasal dari kelompok namun dengan bentuk administrasi tes yang berbeda dalam jangka 2 minggu

lebih rendah dibandingkan ketika pengadministrasian PPT

Hasil ini sama seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Hedl, O’Neil, dan Hanson (dalam Bunderson dkk, 1989), dimana mean skor Slossen Inteligence Test lebih besar pada administrasi dibandingkan pada administrasi melalui CT. Perbedaan skor yang signifikan tidak ditemukan antara administrasi PPT dan administrasi CAT (t=0,547, p>0,05). Hasil sesuai harapan partisipan pada penelitian ini diperkirakan berdistribusi secara normal. Oleh karena itu, item yang diadministrasikan pertama ) antara -0,5 hingga 0,5

Dalam IRT ada tiga metode utama untuk mengestimasi kemampuan penempuh

Expected a Posteriori. Peneliti kelebihan ML adalah tidak bias, efisien, dan error diasumsikan berdistribusi

maximum item information, yaitu memilih item yang memiliki parameter kesukaran mendekati perkiraan kemampuan penempuh tes saat Dengan demikian, diharapkan perkiraan terhadap kemampuan subyek penelitian akan lebih

ormation adalah strategi yang

berdasarkanrekomendasi dari Embretson dan Reise (2000) yang mengatakan bahwa penggunaan aturan pemberhentian item (SE) membuat penggunaan terbaik dari algoritma CAT sehingga lebih 0,4. Aturan ini berdasarkan hasil penelitian ,40 maka S.E. dari tingkat

skor terbesar (0,7295) pada kelompok CT dengan batas terkecil (0,4082) berasal dari kelompok CAT Skor partisipan terendah, yaitu sebesar -1,586, berada pada 1,890) berasal dari 2 CAT dengan batas waktu 50 menit serta kelompok CAT tanpa Meskipun demikian, Hasil uji F dari data di atas diperoleh nilai F sebesar perbedaan signifikan pada mean skor tes APM yang digunakan dalam dalam kemampuan penalaran abstrak yang diukur oleh tes APM. metode pengadministrasian tes melalui komputer yang efektif adalah apabila dapat menghasilkan skor tes yang tidak berbeda dengan PPT dari partisipan yang sama. untuk perbandingan skortes APM antara PPT dan CT serta antara PPT dan CAT. Ada perbedaan signifikan pada skor tes ketika subyek 79, p<0,05). Adanya perbedaan ini sebenarnya tidak diharapkan terjadi karena kedua skor berasal dari kelompok partisipan yang sama dalam jangka 2 minggu. Bahkan mean skor andingkan ketika pengadministrasian PPT (0,4879 < 0,6737). Hasil ini sama seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Hedl, O’Neil, dan Hanson (dalam lebih besar pada administrasi Perbedaan skor yang signifikan tidak ditemukan antara administrasi PPT dan administrasi CAT (t=0,547, p>0,05). Hasil sesuai harapan

(8)

peneliti bahwa meskipun CAT mengadministrasikan item lebih sedikit dibandingkan P perbedaan skor diantara keduanya.

Tabel 1. Statistik deskriptif skor tes dari setiap kelompok penelitian

Ba tas Wak tu 25 menit ( 50 menit ( Tanpa batas waktu (

Total

(

Keterangan : angka yang dicetak tebal adalah

dan angka di dalam kurung adalah skor (minimum

Tabel 2. hasil uji-t untuk perbandingan PPT dan administrasi komputer

perbandingan PPT CT PPT CAT Tabel Bentuk Administrasi Batas waktu Interaksi

Dari tabel 3 diketahui ditemukan bentuk administrasikomputer,yait

disimpulkan tidak ada pengaruh bentuk administrasi terhadap skor tes.

waktu pengerjaan tes tidak berpengaruh terhadap skor tes karena ditemukan tidak perbedaan yang signifikan diantara 3 jenis batas waktu (

untuk interaksi kedua variabel bebas (F=0,973, p>0,05) IV tidak berpengaruh.

peneliti bahwa meskipun CAT mengadministrasikan item lebih sedikit dibandingkan P perbedaan skor diantara keduanya.

Statistik deskriptif skor tes dari setiap kelompok penelitian Administrasi CT CAT 0,7295 0,7431 (-0,679 – 1,711) 0,4082 0,5628 (-0,680 – 1,246) (-.680 0,6676 0,7336 (-1,586 – 1,547) 0,7031 0,6309 (-0,538 – 1,890) (-1.586 0,6241 0,6079 (-0.398 – 1,546) 0,5294 0,7330 (-0,690 – 1,890) (-.398

0,6737

0,6870

(-1,586 – 1,711)

0,5469

0,6466

(-0,969 – 1,890)

(-1.586

angka yang dicetak tebal adalah mean, angka yang dicetak miring adalah

ngka di dalam kurung adalah skor (minimum – maksimum).

t untuk perbandingan PPT dan administrasi komputer

Mean SD n t 0,6737 0,4879 0,687 0,834 60 3,479 0,5469 0,5059 0,646 0,799 60 0,547

Tabel 3. uji-F faktorial untuk skor tes

IV F p

Bentuk Administrasi 0,014 0,905 0,357 0,700 0,973 0,381

ketahui ditemukan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada skor diantara 2 yaituantara CTdan CAT(F=0,014, p>0,005).Dengan

disimpulkan tidak ada pengaruh bentuk administrasi terhadap skor tes. Begitu juga untuk batas berpengaruh terhadap skor tes karena ditemukan tidak perbedaan yang signifikan diantara 3 jenis batas waktu (F=0,357, p>0,05). Terakhir, tidak ada perbedaan signifikan

ariabel bebas (F=0,973, p>0,05), sehingga dapat dikatakan interak

peneliti bahwa meskipun CAT mengadministrasikan item lebih sedikit dibandingkan PPT, tidak ada

Statistik deskriptif skor tes dari setiap kelompok penelitian

Total .5687 .6706 .680 – 1.711) .6853 .6756 1.586 – 1.890) .5767 .6664 .398 – 1.890)

.6103

.6673

1.586 – 1.890)

ngka yang dicetak miring adalah simpang baku,

t untuk perbandingan PPT dan administrasi komputer

P 0,001

0,587

yang signifikan pada skor diantara 2 Dengandemikian, dapat Begitu juga untuk batas berpengaruh terhadap skor tes karena ditemukan tidak perbedaan yang tidak ada perbedaan signifikan , sehingga dapat dikatakan interaksi kedua

(9)

Telah dikatakan bahwa salah satu keunggulan dari

lebih sedikit sehingga waktu pengadministrasian tes menjadi lebih singkat.

CAT mengadministrasikan item dengan jumlah lebih sedikit dibandingkan CT, yaitu sekitar 11 item, dibandingkan CT yang mengadministrasikan

Tabel 4. Rata-rata jumlah soal yang dikerjakan

Admini stras i CT CAT Total

Hal ini didukung oleh hasil analisis statistik bentuk administrasi (F=1843,296, p<0,05) lebih sedikit dibandingkan CT.

Tabel 5. Hasil Uji

IV Bentuk administrasi Batas waktu Interaksi

Kesimpulan dan Saran

Dari hasil-hasil di atas diketahui bahwa ditemukan tidak adanya perbedaan antara administrasi PPT dan CAT pada partisipan

menggantikan PPT untuk mengadministrasikan tes APM. H

yang diadministrasikan oleh CAT. Hanya dengan mengadministrasikan 11

menghasilkan skor tes yang sama dengan PPT yang mengadministrasikan seluruh 36 item tes APM. Tidak ditemukan hasil yang sama

sesuai dengan pendapat Embretson dan Reise (2000) item dibandingkan pengukuran PPT

diberikan kepada penempuh tes, maka secara langsung akan mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengadministrasikan tes (Bunderson dkk, 1989).

pengerjaan ternyata tidak memberikan perbedaan dalam skor tes. Baik diberikan batas waktu menit, 25 menit, atau tanpa batas waktu,

melalui CAT tidak berbeda satu sama lain. Hal ini

dengan administrasi PPT, yaitu selama 25 menit, sebagian besar

menyelesaikan tes. Hal ini ditunjukkan oleh tidaknya perbedaan jumlah item diantara waktu pengerjaan yang berbeda, yaitu

bahwa CAT lebih efektif dalam mengadministrasikan tes APM dibandingkan PPT maupun CT. alah satu keunggulan dariCAT adalahdapatmengadministrasikan

lebih sedikit sehingga waktu pengadministrasian tes menjadi lebih singkat. Sesuai dengan dugaan, dengan jumlah lebih sedikit dibandingkan CT, yaitu sekitar 11 item, dibandingkan CT yang mengadministrasikan seluruh item APM (tabel 4).

rata jumlah soal yang dikerjakan partisipan pada setiap kelompok Batas Waktu

25’ 50’ Tanpa batas

33,80 33,25 33,57

11,55 11,25 11,90

22,68 22,25 22,78

Hal ini didukung oleh hasil analisis statistik (tabel 5) bahwa ada perbedaan

(F=1843,296, p<0,05). Artinya, CAT memang mengadministrasikan item

Hasil Uji-F Faktorial item yang dikerjakan subyek

IV F p Bentuk administrasi 1843,296 0,395 0,079 0,000 0,675 0,924

di atas diketahui bahwa ditemukan tidak adanya perbedaan antara administrasi PPT dan CAT pada partisipanyang sama.Hasil inimenunjukkan

menggantikan PPT untuk mengadministrasikan tes APM. Hal ini juga didukung dengan jumlah item yang diadministrasikan oleh CAT. Hanya dengan mengadministrasikan 11-12 item

menghasilkan skor tes yang sama dengan PPT yang mengadministrasikan seluruh 36 item tes APM. hasil yang sama pada pengadministrasikan melalui CT. Dengan demikian, hasil ini sesuai dengan pendapat Embretson dan Reise (2000) bahwa CAT berbasis IRT berisi lebih sedikit PPT yang konvensional. Dengan berkurangnya jumlah item yang pada penempuh tes, maka secara langsung akan mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengadministrasikan tes (Bunderson dkk, 1989). Perbedaan batas waktu pengerjaan ternyata tidak memberikan perbedaan dalam skor tes. Baik diberikan batas waktu

25 menit, atau tanpa batas waktu,meanskortes dariketiga kelompokyang diadministrasikan rbeda satu sama lain. Hal ini karenadengan batas waktu pengerjaan

dengan administrasi PPT, yaitu selama 25 menit, sebagian besar partisipan

Hal ini ditunjukkan oleh tidaknya perbedaan jumlah item diantara waktu pengerjaan yang berbeda, yaitu sekitar 11-12 buah item. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa CAT lebih efektif dalam mengadministrasikan tes APM dibandingkan PPT maupun CT.

mengadministrasikanitem yang Sesuai dengan dugaan, dengan jumlah lebih sedikit dibandingkan CT, yaitu sekitar 11-12

.

pada setiap kelompok

Total

33,57

11,57 22,57

ada perbedaan yang signifikan pada Artinya, CAT memang mengadministrasikan item yang

000 675 924

di atas diketahui bahwa ditemukan tidak adanya perbedaan skor yang signifikan menunjukkanbahwaCAT dapat al ini juga didukung dengan jumlah item 12 item, CAT mampu menghasilkan skor tes yang sama dengan PPT yang mengadministrasikan seluruh 36 item tes APM. Dengan demikian, hasil ini CAT berbasis IRT berisi lebih sedikit berkurangnya jumlah item yang pada penempuh tes, maka secara langsung akan mengurangi jumlah waktu yang Perbedaan batas waktu pengerjaan ternyata tidak memberikan perbedaan dalam skor tes. Baik diberikan batas waktu 25 yang diadministrasikan dengan batas waktu pengerjaanyang sama partisipan telah berhasil Hal ini ditunjukkan oleh tidaknya perbedaan jumlah item diantara waktu Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa CAT lebih efektif dalam mengadministrasikan tes APM dibandingkan PPT maupun CT.

(10)

Penelitian ini telah menunjukkan bahwa CAT dapat menjadi bentuk baru pengadministrasian tes yang efektif. Meskipun demikian,

dilakukan terus menerus mengingat penelitian ini memiliki sejumlah kelemahan memperbanyak partisipan, diharapkan penelitian selanjutnya dapat

keefektivitasan dari CAT. Ditambahkan pula APM sangat diharapkan, mengingat

masyarakat umum.Faktor-faktor psikologis, seperti kecemasan atau motivasi perlu diteliti pengaruhnya terhadap performa mengerjakan tes melalui CAT.

Meskipun demikian, pengembangan

dilakukan di Indonesia. Hal ini menjadi tantangan mengingat pengembangan CAT waktu lebih lama dan biaya yang lebih besar dibandingkan pengembangan PPT.

dikarenakan perlu dilakukan pengembangan infrastruktur komputer, selain pengembangan item item tes itu sendiri termasuk menyediakan

sekitar 5 tahun untuk mengembangkan sistem

tahun, CAT-ASVAB mulai digunakan tahun 1996 (Segall & Moreno, 1999). Selain waktu pengem bangan, biaya pengembangan yang

dana $5,152,544 untuk mengubah Davison, Hjelseth, Angermeyr, Hodges,

pengembangan dan biaya yang besar ini akan sangat berarti dengan kelebihan yang dimiliki CAT dibandingkan PPT atau CT konvensional. Pengembangan CAT, terutama dalam industri dan organisasi, menjadi tantangan sekaligus kemajuan dalam perkembangan pengukuran psikologis di Indonesia (Yulianto, 2007).

Daftar Pustaka

Anastasi, A., & Urbina, S. (1997).

Blais, J. & Raiche, G. (2002). Some Features of the sampling distribution of the ability estimate in computerized adaptive testing according to two stopping rules

11th International Objective Measurement Workshop, New Orleans, April 2002 (tidak dipublikasikan).

Bower, Bruce. (2003) Essence of G: scientists search for the biology smarts. 2003; 163, 6; Academic Research Library. pg. 92.

Bunderson, C.V., Inouye, D. K., & Olsen, J.B. The Four Generations of Computerized Educational Measurement. Dalam Robert L. Linn.

Council on Education & Macmillan Publishing Company. Crocker, Linda, & Algina, James. (1986).

Harcourt Brace Jovanovich College Publishers. Domino, George, & Domino, Marla L

Cambridge, UK: Cambridge University Press. Embretson, S.E, & Reise, S.P. (2000).

Erlbaum Associates, Inc.

Friendenberg, Lisa. (1995). Psychological Testing: Design, Analysis, and

Bacon.

telah menunjukkan bahwa CAT dapat menjadi bentuk baru pengadministrasian skipun demikian, penelitian-penelitian selanjutnya mengenai CAT masih perlu

mengingat penelitian ini memiliki sejumlah kelemahan

memperbanyak partisipan, diharapkan penelitian selanjutnya dapat lebih akurat mengetahui Ditambahkan pula, penggunaan sampel selain mahasiswa

sangat diharapkan, mengingat masih banyaknya tes psikologi dan biasanya digunakan untuk faktor psikologis, seperti kecemasan atau motivasi

perlu diteliti pengaruhnya terhadap performa mengerjakan tes melalui CAT.

Meskipun demikian, pengembangan CAT untuk pengadministrasian tes harus mulai dilakukan di Indonesia. Hal ini menjadi tantangan mengingat pengembangan CAT

waktu lebih lama dan biaya yang lebih besar dibandingkan pengembangan PPT.

perlu dilakukan pengembangan infrastruktur komputer, selain pengembangan item item tes itu sendiri termasuk menyediakan item bank yang memadai. Misalnya, diperlukan waktu sekitar 5 tahun untuk mengembangkan sistemdan setelah melakukanserangkaian uji

ASVAB mulai digunakan tahun 1996 (Segall & Moreno, 1999). Selain waktu pengem bangan, biaya pengembangan yang cukup besar perlu menjadi faktor pertimbangan.

dana $5,152,544 untuk mengubah Minnesota Comprehensive Assessments menjadi CAT (Peterson Hodges, Kochmann, Mattson, & Weiss, 1995).

biaya yang besar ini akan sangat berarti dengan kelebihan yang dimiliki CAT dibandingkan PPT atau CT konvensional. Pengembangan CAT, terutama dalam industri dan organisasi, menjadi tantangan sekaligus kemajuan dalam perkembangan pengukuran psikologis di

Anastasi, A., & Urbina, S. (1997). Psychological Testing. 7th ed. New Jersey: Prentice

Some Features of the sampling distribution of the ability estimate in ive testing according to two stopping rules. Makalah disajikan pada International Objective Measurement Workshop, New Orleans, April 2002 (tidak

Bower, Bruce. (2003) Essence of G: scientists search for the biology smarts. 2003; 163, 6; Academic Research Library. pg. 92.

Bunderson, C.V., Inouye, D. K., & Olsen, J.B. The Four Generations of Computerized Educational Measurement. Dalam Robert L. Linn. Educational Measurement. 3rd ed. New York: American Council on Education & Macmillan Publishing Company.

Crocker, Linda, & Algina, James. (1986). Introduction to Classical and Modern Test Theory

Harcourt Brace Jovanovich College Publishers.

Domino, George, & Domino, Marla L. (2006). The Psychological Testing: an introduction

Cambridge, UK: Cambridge University Press.

Embretson, S.E, & Reise, S.P. (2000). ItemResponseTheory forPsychologist.New

Psychological Testing: Design, Analysis, andUse. Massachusetts:

telah menunjukkan bahwa CAT dapat menjadi bentuk baru pengadministrasian mengenai CAT masih perlu mengingat penelitian ini memiliki sejumlah kelemahan. Dengan lebih akurat mengetahui penggunaan sampel selain mahasiswa dan tes selain biasanya digunakan untuk mengerjakantes, juga

pengadministrasian tes harus mulai dilakukan di Indonesia. Hal ini menjadi tantangan mengingat pengembangan CAT membutuhkan waktu lebih lama dan biaya yang lebih besar dibandingkan pengembangan PPT. Waktu dan biaya ini perlu dilakukan pengembangan infrastruktur komputer, selain pengembangan

item-yang memadai. Misalnya, diperlukan waktu serangkaian ujicobaselama 6 ASVAB mulai digunakan tahun 1996 (Segall & Moreno, 1999). Selain waktu

pengem-cukup besar perlu menjadi faktor pertimbangan. Dibutuhkan menjadi CAT (Peterson, 1995). Sebenarnya, waktu biaya yang besar ini akan sangat berarti dengan kelebihan yang dimiliki CAT dibandingkan PPT atau CT konvensional. Pengembangan CAT, terutama dalam industri dan organisasi, menjadi tantangan sekaligus kemajuan dalam perkembangan pengukuran psikologis di

ed. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Some Features of the sampling distribution of the ability estimate in

. Makalah disajikan pada International Objective Measurement Workshop, New Orleans, April 2002 (tidak

Bower, Bruce. (2003) Essence of G: scientists search for the biology smarts. Science News; Feb 8,

Bunderson, C.V., Inouye, D. K., & Olsen, J.B. The Four Generations of Computerized Educational ed. New York: American

Introduction to Classical and Modern Test Theory. Florida:

The Psychological Testing: an introduction. 2nd ed.

NewJersey : Lawrence

(11)

Gregory, R.J. (2000). Psychological Testing: History, Principles, and Applications

Bacon.

Hambleton, R.K., Swaminathan, H, & Rogers, H.J. (1991). Volume 2. California: Sage Publications, Inc.

Peterson, K. A., Davison, M.L., Hjelseth, L., Angermeyr, J., Hodges, T.,

Weiss, D.J., (1995). Computerizing Statewide Educational Assessments in Minne on the Cost and Feasibility of Converting the

Computerized Adaptive Format

Education and Human Development, University of Minnesota.

Segall, D.O. & Moreno (1999). Development of the Computerized Adaptive Testing Version of the Armed Services Vocational Aptitude Battery. Dalam Fritz Drasgow & Julie B. Olson

Innovations in Computerized Assessment

Publishers.

Simms, L.J., & Clark, L.A. (2005). Validation of a Computerized Adaptive Version of Schedule of Nonadaptive and Adaptive Personality (SNAP).

43.

Thissen, D., & Mislevy, R. J. (1990). Testing Algo

& B.F. Green, Computerized Adaptive Testing: a Primer.

Associates, Publishers.

Wainer, H. (1990). Introduction and History.

Computerized Adaptive Testing: a Primer

Publishers.

Wainer, H., 2000, CATs: Whither and Whence

Yulianto, Aries. (2007). The Potential Use and Development of Conputerized Adaptive Organizational and Industrial Setting.

Psychology Conference Proceeding. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Yulianto, Aries. (2008). Computerized Adaptive Testing:

Pengetesan Psikologis. Prosiding Konferensi Nasional Sistem Informasi (KNSI) 2008. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Zickar, M.J., Overton, R.C., Taylor, L.R., & Harms, H.J. (1999) The Development of Computerized Selection System for Computer Programmers in a Financial Services Company. Dalam Fritz Drasgow & Julie B. Olson-Buchanan.

Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.

Psychological Testing: History, Principles, and Applications

Hambleton, R.K., Swaminathan, H, & Rogers, H.J. (1991). Fundamental of Item Response Theory

Volume 2. California: Sage Publications, Inc.

Peterson, K. A., Davison, M.L., Hjelseth, L., Angermeyr, J., Hodges, T.,Kochmann,

Computerizing Statewide Educational Assessments in Minne

on the Cost and Feasibility of Converting the Minnesota Comprehensive Assessments Computerized Adaptive Format. Minnesota: Office of Educational Accountability, College of Education and Human Development, University of Minnesota.

, D.O. & Moreno (1999). Development of the Computerized Adaptive Testing Version of the Armed Services Vocational Aptitude Battery. Dalam Fritz Drasgow & Julie B. Olson

Innovations in Computerized Assessment. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associat

Simms, L.J., & Clark, L.A. (2005). Validation of a Computerized Adaptive Version of Schedule of Nonadaptive and Adaptive Personality (SNAP). Psychological Assessment

Thissen, D., & Mislevy, R. J. (1990). Testing Algorithms. Dalam H. Wainer, N.J. Dorans, R. Flugher,

Computerized Adaptive Testing: a Primer. New Jersey: Lawrance Erlbaum

Wainer, H. (1990). Introduction and History.Dalam H. Wainer, N.J.Dorans, R.

Computerized Adaptive Testing: a Primer. New Jersey: Lawrance Erlbaum Associates,

CATs: Whither and Whence, Psicológica, 21, 121-133.

The Potential Use and Development of Conputerized Adaptive

Organizational and Industrial Setting. I/O Psychology at the Crossroad: Diversity in I/O Psychology Conference Proceeding. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Computerized Adaptive Testing:PemanfaatanPsikologis

Pengetesan Psikologis. Prosiding Konferensi Nasional Sistem Informasi (KNSI) 2008. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Zickar, M.J., Overton, R.C., Taylor, L.R., & Harms, H.J. (1999) The Development of Computerized puter Programmers in a Financial Services Company. Dalam Fritz Buchanan. Innovations in Computerized Assessment

Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.

Psychological Testing: History, Principles, and Applications. 3rd ed. MA:Allyn &

ental of Item Response Theory.

Kochmann,R.,Mattson,D., &

Computerizing Statewide Educational Assessments in Minnesota:A Report Minnesota Comprehensive Assessments to a

. Minnesota: Office of Educational Accountability, College of

, D.O. & Moreno (1999). Development of the Computerized Adaptive Testing Version of the Armed Services Vocational Aptitude Battery. Dalam Fritz Drasgow & Julie B. Olson-Buchanan. . New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates,

Simms, L.J., & Clark, L.A. (2005). Validation of a Computerized Adaptive Version of Schedule of

Psychological Assessment, vol. 17, no. 1,

28-rithms. Dalam H. Wainer, N.J. Dorans, R. Flugher, New Jersey: Lawrance Erlbaum

Dorans, R.Flugher,&B.F. Green. . New Jersey: Lawrance Erlbaum Associates,

The Potential Use and Development of Conputerized Adaptive Testing in

I/O Psychology at the Crossroad: Diversity in I/O Psychology Conference Proceeding. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

PsikologisdariKomputer untuk Pengetesan Psikologis. Prosiding Konferensi Nasional Sistem Informasi (KNSI) 2008.

Zickar, M.J., Overton, R.C., Taylor, L.R., & Harms, H.J. (1999) The Development of Computerized puter Programmers in a Financial Services Company. Dalam Fritz

Gambar

Tabel 1. Statistik deskriptif skor tes dari setiap kelompok penelitian
Tabel 4. Rata-rata jumlah soal yang dikerjakan

Referensi

Dokumen terkait

A. Ketersediaan Energi Untuk Kebutuhan Nasional B. Pemanfaatan Sumber Daya Energi, D. Konservasi dan Diversifikasi Energi, B. Harga, Subsidi dan Insentif Energi,. D.

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini

Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa SPK bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan yang

Analisis kritis dan konstruktif secara spesifik tentang rancangan pembelajaran ekonomi (di SMA/ SMK dan PT) sebagai tindak lanjut dari hasil kajian pada matakuliah PEK612

kesempatan yang luas kepada dosen untuk melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi sebagai wujud komitmen untukmeningkatkan kualifikasi pendidikan dan keahlian dosen,(2)

Pada Oktober 1918 Ottoman menyerah kepada Sekutu, dan Mustafa Kemal menjadi salah seorang pemimpin partai yang memilih untuk mempertahankan wilayah yang lebih kurang sama dengan

(6) Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D4

Santri ber-Asrama yang keluar dan pindah asrama dengan alasan yang tidak jelas dan t idak sesuai dengan ketentuan Pondok Pesantren, maka sama dengan keluar dar i Pondok Pesantren.