PENERAPAN PROGRAM KEANDALAN MANUSIA PADA CALON
PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS) BATAN
Endang Kristuti
BSDMO-BATAN, Jakarta, Indonesia kristuti@batan.go.id
ABSTRAKPENERAPAN PROGRAM KEANDALAN MANUSIA PADA CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BATAN. Human Reliability Program (HRP) atau Program Keandalan Manusia merupakan program yang dilaksanakan oleh lembaga yang memiliki sumber radioaktif dan memiliki kerawanan terhadap penyalahgunaan fasilitas nuklir dan diterapkan kepada pegawai yang memiliki posisi penting (critical position). HRP dilaksanakan di BATAN karena BATAN memiliki Reaktor Riset, Bahan Bakar Nuklir, dan Sumber Radioaktif. Tujuan dari program ini adalah untuk mencegah terjadinya ancaman dari dalam (insider). Beberapa tahun terakhir Pemerintah menengarai ada beberapa simpatisan anggota organisasi terlarang. Untuk mencegah ancaman dari dalam (insider) tersebut dan mengurangi potensi yang dapat mengganggu program kegiatan BATAN maka perlu menerapkan HRP pada CPNS. Penerapan HRP dimaksud dilaksanakan oleh Biro Sumber Daya Manusia (BSDMO) sebagai Biro yang memiliki tugas pokok dan fungsi mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk juga CPNS agar menjadi SDM yang profesional. SDM yang profesional tidak hanya berkompeten saja namun juga harus memiliki SDM yang andal dan terpercaya, agar pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud berjalan sebagaimana mestinya, yaitu aman dan selamat.
Makalah ini sebuah usulan untuk menerapkan program HRP pada CPNS BATAN. Metode yang diusulkan dengan menggunakan check latar belakang, angket dan wawancara. HRP ini telah diterapkan kepada CPNS Tahun Anggaran 2017 dengan jumlah peserta 93. Hasilnya adalah ditemukan 48 peserta berada pada kategori kuning dengan nilai diantara 78 – 85 dan sisanya 45 peserta berada pada kategori hijau dengan nilai ≥ 86. Dari 48 peserta diidentifikasi lagi menjadi kategori kuning I ada 3 peserta, kuning II ada 16 peserta, dan kuning III ada 29 peserta. Hasilnya disimpulkan bahwa 3 peserta perlu mendapatkan pemantauan tertutup, 16 peserta perlu diberikan pembinaan dan konseling, dan 29 peserta perlu melakukan check kesehatan dan konsultasi dokter. Sedangkan 45 peserta berada pada kategori hijau yang artinya aman.
Kata kunci: Kata kunci: Program Keandalan Manusia, CPNS, ancaman dalam
.
ABSTRACTIMPLEMENTATION OF HUMAN RELIABILITY PROGRAMS FOR BATAN’s CIVIL SERVANTS CANDIDATES. Human Reliability Program (HRP) is a program implemented by an institution that has radioactive resources and has a vulnerability to misuse of nuclear facilities and is applied to employees who have critical positions. HRP is carried out in BATAN because BATAN has Nuclear Research Reactors, Nuclear Fuels, and Radioactive Sources. The aim of this program is to prevent the occurrence of insider threats. In recent years the Government has suspected there are some sympathizers of members of prohibited organizations. To prevent such insider threats and reduce the potential that can interfere to BATAN activity program, it is necessary to apply HRP to CPNS. The HRP implementation is carried out by the Human Resources Bureau (BSDMO) as a Bureau which has the main duties and functions of managing Human Resources (HR) including CPNS so that become professionals Human Resources. Professional human resources are not only competent but must also have reliable and trusted so that the activities as intended are running properly, that is secure and safe.This paper is a proposal to implement the HRP program on BATAN employee recruitment. The method proposed using questionnaires and interviews. The HRP has been applied to The Government Civil Service Recruitment for Fiscal Year 2017 with 93 participants. The result was that 48 participants were in the “yellow category” with a value between 78 - 85 and the remaining 45 participants were in the “green category” with a value of ≥ 86. From those 48 participants were identified again as “first yellow” has 3 participants, “second yellow” has 16 participants, and “third yellow” has 29 participants. The results concluded that 3 participants needed to get private or classified monitoring, 16 participants needed to be given guidance and counseling, and 29 participants needed to check health and consult a doctor. While 45 participants are in the green category, which means in good condition
Keywords: Human Reliability Program, CPNS, insider threats
PENDAHULUAN
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) adalah Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. BATAN yang dibentuk berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 merupakan Badan pelaksana dibidang ketenaganukliran, yang dipertegas di dalam Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Tugas pokok BATAN sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir (litbangyasa nuklir) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BATAN yang diberi tugas menjalankan kegiatan litbangyasa nuklir dalam menggunakan fasilitas nuklir dan sumber radioaktif wajib menerapkan program keamanan nuklir untuk memenuhi persyaratan nasional maupun internasional. Persyaratan nasional tertulis dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2012 tentang Keselamatan dan Keamanan Instalasi Nuklir, Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 01 Tahun 2009 tentang Ketentuan Sistem Proteksi Fisik Instalasi dan Bahan Nuklir, dan Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 6 Tahun 2015 tentang Keamanan Sumber Radioaktif. BATAN sebagai lembaga yang melakukan Litbangyasa Nuklir tidak hanya perlu memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten namun juga harus memiliki SDM yang andal dan terpercaya, agar pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud berjalan sebagaimana mestinya, yaitu aman dan selamat.
Beberapa tahun terakhir Pemerintah menengarai ada beberapa simpatisan anggota organisasi terlarang yang sudah masuk ke Perguruan Tinggi. Beberapa kasus menunjukkan bahwa penyebab kecelakaan dan kasus hilangnya bahan material nuklir disebabkan ancaman dari orang luar maupun orang dalam. Ancaman dari luar bisa dimitigsi dengan proteksi fisik. Program Keandalan
Manusia (HRP) merupakan salah satu pendekatan dalam keamanan nuklir dan sumber radioaktif untuk mengurangi potensi ancaman orang dalam yang dapat mengganggu program kegiatan BATAN. Kekecewaan, frustasi, ketidakpuasan, merasa diabaikan, tidak dihargai, dan dendam yang tidak ditangani dapat memotivasi menjadi insider. HRP diterapkan pada saat awal mulai orang direkrut dengan melakukan pemeriksaan latar belakang calon pegawai. Makalah ini akan membahas hal-hal yang harus dipersiapkan dalam penerapan program keandalan manusia pada Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) BATAN. Ruang lingkup dalam makalah ini meliputi: Pendahuluan, Penerapan HRP pada CPNS BATAN berupa berupa proses dalam penerapan HRP, dan Kesimpulan.
PENERAPAN HRP PADA CPNS BATAN Pemanfaatan reaktor nuklir dan sumber radioaktif selain memiliki keuntungan namun juga memiliki risiko yang tinggi yaitu terjadi kecelakaan yang melibatkan lepasan zat radioaktif, adanya sabotase fasilitas, pencurian dan pengalihan bahan, teknologi dan informasi terkait nuklir, penyalahgunaan bahan nuklir dan zat radioaktif untuk pembuatan senjata. Oleh karena itu, pelaksanaan HRP sangat penting karena fasilitas nuklir memiliki beberapa ancaman, berupa ancaman dari luar dan ancaman dari dalam yang sulit dilakukan mitigasi. Saat ini BATAN telah memiliki 3 (tiga) reaktor riset, 7 (tujuh) Material Balance Area dan 8 (delapan) sumber radioaktif.
Program ini berawal dari asumsi bahwa selama ini BATAN lebih fokus kepada budaya keselamatan dan belum menyentuh ke budaya keamanan. Ketika budaya keamanan mulai digerakkan dan beberapa Unit kerja mendapat sosialisasi mengenai budaya keamanan terutama budaya keamanan nuklir, ternyata disadari bahwa pencegahan keamanan nuklir tidak hanya dengan proteksi fisik saja, namun faktor manusia memegang aspek penting keamanan nuklir itu sendiri. BATAN sudah mulai menerapkan budaya keamanan nuklir sejak tahun 2013 tepatnya HRP telah diperkenalkan pada awalnya di Yogyakarta, 18-23 November 2013. Program ini
diimplementasikan pada 1-3 Oktober 2014 dengan dilaksanakannya workshop di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BATAN. Namun, pelaksanaannya baru dimulai tahun 2015 dengan pilot project di Pusdiklat.
A. PENGERTIAN
Program keandalan manusia adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjamin suatu fasilitas nuklir dapat dioperasikan dengan aman, selamat dan andal sesuai dengan persyaratan yang berlaku dengan menjamin bahwa pegawai yang bekerja dan memiliki akses terhadap bahan nuklir, sumber radioaktif, fasilitas nuklir atau program yang sensitive memenuhi persyaratan standar yang tinggi pada keandalan, kebenaran, kejujuran dan terpercaya serta secara fisik dan mental stabil. Program keandalan manusia merupakan program yang dilakukan untuk menjamin bahwa semua individu yang memiliki akses ke fasilitas nuklir, reaktor dan sensitif lainnya harus mengerjakan dengan cara yang benar, dan menghasilkan karya yang terbaik, memiliki karakter yang jujur, bisa dipercaya dan bertangggung jawab serta secara fisik dan mental sehat dan tidak mengganggu kinerja keamanan dan keselamatan.
Ancaman Dalam (insider threat) adalah setiap individu yang memiliki kewenangan akses kedalam fasilitas atau transportasi nuklir yang mungkin berusaha untuk melakukan pemindahan tanpa izin atau sabotase atau membantu orang luar untuk melakukan hal tersebut (IAEA - Nuclear Security Series 8, 2008). Insider adalah seseorang atau sekelompok orang yang memiliki otorisasi akses (dengan atau tanpa Pengawalan) ke daerah atau informasi terlindungi, yaitu bisa manager atau pegawai, penyedia jasa, pengunjung, dan inspektur. Mereka memiliki motivasi yang beragam, mulai dari ideologi (terorisme), masalah finansial (memiliki hutang atau kebutuhan hidup), balas dendam disebabkan rasa tidak puas, karena ego (merasa pintar), dan gangguan emosi (tidak stabil secara mental namun memiliki kemampuan).
Program keandalan manusia menjamin bahwa setiap pegawai yang bekerja dan memiliki akses terhadap bahan nuklir, sumber radioaktif, fasilitas nuklir atau informasi sensitif memenuhi persyaratan standar yang tinggi pada reliability dan trustworthiness serta
kesesuaian secara fisik dan mental. Reliability
maksudnya setiap pegawai mampu memenuhi peraturan terkait keselamatan dan keamanan, melakukan pekerjaan yang benar , secara benar dalam waktu yang benar. Dalam bekerja pegawai harus mentaati peraturan dan prosedur. Sedangkan trustworthiness
maksudnya adalah kepercayaan pada pegawai berdasarkan karakter, kemampuan dan kejujuran. Pegawai dalam menjalankan tugasnya dapat dipercaya, memiliki integritas yang tinggi serta andal dalam melakukan tugas.
B. METODE (PROSES) PENERAPAN
HRP PADA CPNS BATAN
Untuk mengurangi potensi ancaman orang dalam, idealnya sebelum menjadi pegawai, yaitu saat penerimaan pegawai baru sudah dilaksanakan program keandalan manusia. Pada saat proses lamaran penerimaan CPNS diperiksa latar belakannya, riwayat pekerjaan sebelumnya, kewajiban finansialnya, terlibat pelanggaran hukum atau tidak, minum-minuman beralkohol atau tidak, dan sebagainya. BSDMO berperan dalam seleksi proses lamaran tersebut. Program ini dilaksanakan oleh BSDMO yang mempunyai tugas dan fungsi mengelola sumber daya manusia. Para CPNS tersebut sebagian besar menempati posisi penting (kristis), posisi yang memiliki kerawanan terhadap penyalahgunaan fasilitas dan sumber radioaktif.
Program keandalan manusia dilaksanakan pada pegawai yang baru masuk BATAN karena pegawai tersebut baru lulus dari Perguruan Tinggi dan baru masuk ke lingkungan yang berbeda, dari lingkungan sekolah ke lingkungan kerja. Pegawai tersebut direkrut dari berbagai Universitas ternama yang ada di Indonesia dan memiliki kompetensi yang bagus. Usia pegawai dikisaran 23 tahun. Usia yang menandakan awal kedewasaan individu. Masa peralihan dari lingkungan pendidikan formal ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi renggang, hal ini menuntut penyesuaian tersendiri dari pegawai tersebut.
Pegawai ini perlu diberi pembinaan dan pengarahan termasuk masalah keselamatan dan keamanan nuklir di BATAN, terutama pada pegawai yang menempati posisi kritis.
Penerapan program keandalan manusia pada CPNS BATAN bertujuan untuk mengurangi kemungkinan pelamar yang tidak andal ditempatkan di posisi kristis dan melakukan evaluasi status keamanan pegawai. Selain hal tersebut, penerapan HRP juga bertujuan untuk memberikan rasa tanggung jawab keamanan yang tinggi, mendorong perilaku pegawai untuk taat prosedur, menumbuhkan ownership
pegawai terhadap fasilitas nuklir, dan meningkatkan kinerja pegawai di masa mendatang.
Manfaat penerapan HRP pada CPNS adalah terpenuhi pegawai yang andal dan terpercaya sesuai tuntutan industri nuklir, menjamin pegawai bekerja secara selamat, aman dan andal karena dilakukan validasi pelatihan kompetensi, dan dapat memantau kinerja, sehat fisik dan mental dan validasi prosedur dan praktek manajemen, serta mengidentifikasi potensi permasalahan sebelum terjadi, sehingga dapat di tanggulangi sebelum kejadian. Metode yang digunakan adalah check latar belakang, menyusun angket berupa pertanyaan yang harus diisi oleh peserta, dan setelah angket diisi/dijawab peserta kemudian dengan metode selanjutnya yaitu wawancara. Gambar 1 adalah metode/proses penerapan program keandalan manusia pada CPNS BATAN. Selanjutnya akan dijelaskan setiap tahap dari proses tersebut.
Gambar 1. Metode/Proses Penerapan
HRP CPNS BATAN
Tahap 0 . Keputusan Pimpinan Puncak Sebelum memulai Tahap Pertama, Pimpinan Puncak dalam hal ini Kepala
BATAN memberikan komitment dan kebijakan untuk melaksanakan program keandalan manusia. Komitmen pimpinan puncak diperlukan guna memunculkan kesadaran seluruh Unit Kerja BATAN agar program ini berjalan lancar. Kebijakan diperlukan untuk mempermudah dalam penerbitan Surat Keputusan Kepala BATAN tentang Pembentukan Tim Program Keandalan Manusia secara nasional. BATAN (Tim HRP Pusat) dan Pembentukan Tim Program Keandalan Manusia CPNS BATAN. Surat Keputusan ini akan dipergunakan oleh anggota Tim untuk memulai bekerja. Anggota Tim berasal dari Tim Pengadaan CPNS Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi (BSDMO), Kepala SubBagian Pengamanan, dan Tim Program Keandalan Manusia CPNS BATAN. Pelaksanaan selanjutnya dilaksanakan oleh BSDMO sebagai Unit Kerja yang mengelola dan membina SDM.
Tahap 1. Perencanaan dan Persiapan
Pada tahap Pertama ini BSDMO mulai menyusun term of reference (TOR) dan struktur organisasi program keandalan manusia CPNS BATAN dengan melibatkan Unit Kerja terkait yaitu Biro Hukum Humas dan Kerjasama (BHHK) dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) BATAN. BSDMO sebagai Biro penyelenggara membuat surat undangan untuk mengadakan beberapa kali rapat perencanaan dan persiapan dengan anggota Tim. Secara paralel BSDMO menyusun konsep Surat Keputusan Kepala BATAN tentang Pembentukan Tim Program Keandalan Manusia CPNS BATAN dan memantau sampai Surat Keputusan tersebut ditandatangani Kepala BATAN dan dibagikan ke seluruh anggota Tim.
Untuk mempersamakan persepsi BSDMO mengundang anggota Tim HRP pusat untuk melakukan sosialisasi terkait program keandalan manusia karena belum semua anggota Tim HRP CPNS memahami arti, tujuan dan manfaat HRP. Sebelumnya BSDMO sendiri perlu menyelenggarakan knowledge sharing tentang HRP kepada seluruh pejabat struktural BSDMO. Selain itu, BSDMO juga mulai menyusun dan menyiapkan: jadwal dan tempat pelaksanaan, anggaran yang dibutuhkan, dan menyusun pembagian pewawancara dan yang diwawancarai, menggandakan dokumen
Keputusan pimpinan puncak Perencanaan & persiapan, Penyerahan laporan dan rencana tindak Evaluasi hasil dan penyusunan laporan Analisis hasil Wawancara Angket
pegawai baru berupa DRH, Surat Keterangan Sehat, Surat Keterangan tidak menggunakan narkoba, Surat Kelakuan baik. Penyusunan jadwal harus disesuaikan dengan waktu kelonggaran anggota Tim. Penyusunan anggaran diperlukan untuk menyiapkan buku tulis untuk mencatat hasil wawancara, alat tulis dan kertas hvs, snack dan makan siang, menggandakan dokumen pegawai baru dan angket yang akan diisi pegawai serta menggandakan angket sebagai alat bantu wawancara.
Tahap 2. Angket
Pada tahap kedua ini BSDMO mengundang rapat Tim untuk melakukan identifikasi indikator-indikator yang akan digali. Badan Tenaga Atom Internasional menuliskan ada 6 (enam) indikator penerapan HRP untuk seleksi awal pegawai baru seperti yang terlihat pada gambar 2.
Gambar 2. Evaluasi awal untuk pegawai baru
Pusdiklat BATAN sebagai pilot project pelaksanaan HRP menggunakan 7 (tujuh) indikator yaitu:
1. Masalah Keamanan
2.Penggunaan Narkoba dan alkohol 3. Tanggung jawab Keuangan 4. Kejujuran
5.Perbuatan Kriminal atau melawan hukum 6. Tanggung jawab sosial
7. Kestabilan mental dan sosial
Untuk pelaksanaan HRP CPNS BATAN Tahun anggaran 2017 dikarenakan pegawai tersebut sudah lulus masuk BATAN maka Tim melakukan modifikasi menjadi 11 indikator yaitu:
1.Loyalitas,
2.Ideologi terkait Pancasila, UUD’45, Wawasan kebangsaan, dan Nasionalisme 3.Kegiatan Keagamaan
4.Keamanan dan keselamatan nuklir,
5.Kesehatan, Penggunaan Narkoba, dan Minuman Keras
6.Tanggung jawab Keuangan 7.Perilaku Kejujuran
8.Perbuatan Kriminal Melawan Hukum/Prosedur
9.Tanggung Jawab Sosial: Keluarga, Lingkungan, Kemahasiswaan
10.Kestabilan Emosi/ sosial 11.Kelebihan dan kelemahan
Setelah indikator ditetapkan dan disetujui kemudian Tim mulai menyusun angket. Dalam penyusunan angket ini semua anggota Tim boleh menyumbang penyusunan angket yang dikumpulkan kepada salah satu anggota. BSDMO mengundang rapat anggota Tim untuk melakukan validasi angket dan sosialisasi terkait HRP kepada seluruh anggota Tim. Validasi angket dilakukan berulang agar semua anggota Tim memahami betul setiap indikator yang akan digali. Tim perlu menyusun 2 (dua) yaitu angket yang harus diisi, dan diuraikan oleh CPNS dengan jawaban minimal 200 kata serta dalam satu minggu angket harus sudah diserahkan kembali ke BSDMO. Angket yang kedua adalah daftar pertanyaan sebagai alat bantu bagi pewawancara dalam melakukan wawancara. Tim menyusun formulir penilaian wawancara yang sudah diberikan kriteria dan prosentase bobot penilaian, misalnya seperti yang terlihat pada tabel 3.
Baik Sekali 91- 100 probabilitas insider sangat rendah atau tanggung jawab bagus (andal, sehat, kinerja tinggi, terpercaya) Baik 81 - 90 probabilitas insider rendah atau tanggung jawab bagus Cukup 71 - 80 monitoring dan
evaluasi secara berkala, ada potensi kecenderungan Rendah 60 - 70 perlu pengendalian dan pembatasan akses (Patut diduga) Sangat Rendah < 60 tidak boleh bekerja didaerah pengendalian dan
teridentifikasi
Tabel 3. Kriteria penilaian hasil
wawancara
Tahap 3. Wawancara
Pada tahap ketiga ini, BSDMO membuat surat undangan/permintaan kepada Unit Kerja terkait anggota Tim yang akan melakukan wawancara dan CPNS yang akan diwawancarai. BSDMO menyusun daftar tabel berupa tanggal/bulan/tahun, nama pewancara dan pegawai yang akan diwawancarai. BSDMO juga menyiapkan bahan dan dokumen wawancara berupa buku tulis, bollpoint, kertas hvs kosong, DRH dan dokumen lainnya yang sudah digandakan, angket yang telah diisi CPNS, angket alat bantu wawancara, Audio Recorder dan Formulir penilaian hasil wawancara. Pelaksanaan wawancara dilakukan masing-masing oleh dua pewawancara. BSDMO menyusun meja dan kursi sedemikian rupa sehingga pelaksanaan wawancara berjalan lancer.
Tahap 4. Analisis Hasil
Pada tahap keempat ini pewawancara menyerahkan hasil wawancara disertai nilai hasil wawancara. BSDMO mengolah hasil nilai wawancara dengan menghitung mean dan standar deviasi. BSDMO mengundang sebagian anggota Tim untuk melakukan analisis hasil. Analisa kuantitatif dengan mengolah nilai-nilai yang diberikan pewawancara. Sedang analisa kualitatif dengan menganalisis satu persatu hasil tulisan pewawancara. Analisa kualitatif dilakukan oleh anggota yang memang memahami hasil kualitatif dan hasil analisa direkap dan dipilah-pilah sesuai indikator. IAEA memberikan 3 (tiga) kategori yaitu merah, kuning dan hijau. Kategori merah apabila hasil nilai sangat rendah dengan probabilitas insider sangat tinggi atau tanggung jawab rendah (tidak/kurang: andal, terpercaya dan sehat serta kinerja rendah) . Kategori kuning apabila hasil nilai rendah, dan kategori hijau apabila hasil nilai bagus dengan probabilitas insider sangat rendah atau tanggung jawab bagus (andal, sehat, kinerja tinggi, terpercaya). Kategori
kuning bisa dibedakan lagi dengan kategori kuning I, Kuning II dan Kuning III sesuai dengan keputusan rapat Tim. Jika diperlukan BSDMO mengundang pakar ahli dari Universitas atau konsultan luar dalam mengolah dan menganalisis hasil wawancara agar hasil analisis lebih bagus.
Tahap 5. Evaluasi hasil dan penyusunan laporan
Evaluasi hasil dilakukan untuk mendapatkan persetujuan sebelum seseorang dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan sertifikasi, pemantauan, pengamanan tertutup, pembinaan dan perlu konsultasi kesehatan atau konsultasi psikologi. BSDMO mengundang Tim Pusat untuk melakukan evaluasi hasil. Evaluasi harus didasarkan pada pemeriksaan yang seksama terhadap hasil analisis, penilaian medis, dan obat-obatan dan pengujian alkohol, kesehatan dan psikologi. Jika diidentifikasi masalah terkait ideologi, maka BSDMO dan BHHK meminta Unit Kerja terkait untuk memindahkan sementara untuk tugas yang tidak terkait posisi kritis dan perlu berkoordinasi ke pihak Unit Pengamanan Nuklir (UPN) untuk melakukan pengamanan tertutup.
Jika evaluasi mengungkapkan adanya masalah terkait kesehatan fisik dan emosi, pejabat manajemen HRP harus memberitahukan Unit terkait untuk dilakukan konsultasi medis/konsultasi psikologi; dan sebagainya. Setelah hasil wawancara selesai diolah, dianalisis dan dievaluasi maka Sekretaris Tim HRP CPNS menyusun laporan. Laporan yang disusun oleh Tim Sekretaris BSDMO masih dalam bentuk konsep kemudian diperiksa ulang oleh anggota Tim lain dari BSDMO. BSDMO mengundang rapat anggota Tim pusat untuk melakukan validasi hasil laporan.
Tahap 6. Penyerahan laporan dan rencana tindak
Tahap keenam adalah setelah laporan selesai disusun dan diserahkan oleh Kepala BSDMO untuk mendapatkan persetujuan. BSDMO mengundang Sekretaris Utama dan Unit Kerja terkait dalam struktur organisasi (Pusdiklat dan BHHK) untuk mempresentasikan hasilnya dan membahas hasil laporan dan rencana tindak
selanjutnya. Laporan diserahkan ke Kepala BATAN dan BHHK sebagai Unit Kerja yang menangani masalah keamanan. BHHK menyerahkan hasilnya ke masing-masing Unit Kerja untuk ditindaklanjuti.
TANTANGAN YANG DIHADAPI
Tantangan
yang
di
hadapi
untuk
kedepannya adalah komitmen pimpinan
puncak dan konsistensinya, Roadmap
keberlanjutan program HRP itu sendiri
karena setiap tahun para pegawai di posisi
kritis harus disertifikasi HRP, tersedianya
SDM dan anggaran, dibutuhkan tempat
penyimpanan dokumen pegawai, tim hrp
perlu mengikuti perkembangan (termasuk
dalam analisa data, penyusunan pedoman,
dan sosialisasi), komitmen dan kesadaran
dari
pegawai
itu
sendiri
(termasuk
pelaporan sendiri dan pelaporan adanya
perilaku tak wajar). Kunci sukses yang
paling penting dari HRP sendiri adalah
komitmen dan dukungan Pegawai
KESIMPULAN
Penerapan program keandalan manusia pada CPNS BATAN dapat memitigasi ancaman dalam dan memunculkan kesadaran pegawai akan adanya ancaman dalam. Motivasi CPNS bekerja BATAN dapat diketahui sedini mungkin melalui indikator yang digali dalam wawancara dan hal-hal yang tidak diinginkan oleh organisasi bisa dicegah. Sumber daya manusia merupakan aset suatu organisasi sehingga aset tersebut harus tetap dirawat dan dioptimalkan. Dari hasil analisa wawancara, manajemen dapat meminimalkan penyebab ancaman dalam dan melakukan pembinaan terhadap pegawai dengan pemahaman ideologi yang kurang tepat, rasa tidak puas dan merasa diabaikan dari pegawai dapat dihindari dengan mengetahui harapan dan cita-cita pegawai tersebut, kesehatan fisik dan emosi pegawai dapat dipantau, pemahaman pegawai terhadap budaya keselamatan dan keamanan bisa diketahui. Sistem manajemen dapat melakukan komunikasi, pembinaan dan pemantauan terus menerus dengan menyusun berbagai program sebagai tindak lanjut, misalkan adanya sistem
pengembangan karier yang baik, tersedianya beberapa program pendidikan dan pelatihan, pemeriksaan kesehatan, konsultasi psikologi serta sosialisasi budaya keamanan secara berkala. Penanganan dalam Program Keandalan Manusia membutuhkan pengetahuan dan keterampilan memadai sehingga membutuhkan kordinasi dari BSDMO, BHHK, Pusdiklat, dan personil khusus, serta para pimpinan.
SARAN
Berdasarkan tulisan di atas maka penulis menyarankan untuk segera disusun pedoman dan prosedurnya, roadmap keberlanjutan program HRP sehingga penerapan HRP bisa berjalan lancar.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Kepala BSDMO Bapak Ir. Hadi Susilo, yang telah memberikan ijin untuk menyusun dan menghadiri seminar sebagai pemakalah. Juga kepada Drs. Alvano Yulian, M.Si., Dr. Suntoro, Ir. Fatmuanis Basuki, M.Si. dan Drs. Yaziz Hasan yang telah membantu revisi, memberikan referensi, dan dukungan dalam penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran. 1997
2. Anonym, Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tetang Badan Tenaga Nuklir Nasional.
3. BATAN, Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun 2015-2019 Nomor 5 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis BATAN, 2015.
4. Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nomor 01 Tahun 2009 tentang Ketentuan Sistem Proteksi Fisik Instalasi dan Bahan Nuklir, 2009.
5. IAEA. INFCIRC/225: Physical Protection of Nuclear Material and Facilities. Recommendations. Vienna, Austria. 2009. 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 54 Tahun 2012 tentang Keselamatan dan Keamanan Instalasi Nuklir. 2012.
7. Department of Energy and Oak Ridge Associated Universities ORISE 07-NSEM-0870, “Human Reliability Program Orientation for Employees”, Tennessee. 2007.
8. Partnership for Nuclear Security-BATAN, “Procedings of Roadmap to a suistainable Human Reliability Program”. 2014.
9. Cameron W. Coates dan Gerhard R. Eisele, “Guide Human Reliability Implementation”, Oak Ridge National Laboratory. Tennessee. 2014.
10. Yustina Tri Handayani. “Program
Keandalan Manusia”,Widyanuklida, Vol. 14 No. 1, hal 28 – 31, 2014.
11. Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 6 Tahun 2015 tentang Keamanan Sumber Radioaktif. 2015.
12. Fatmuanis Basuki,”Bahan tayangan Program Keandalan Manusia”, Workshop Pusdiklat BATAN. 26 April 2016.
DISKUSI program HRP? Endang Kristuti
Belum. Justru karena HRP ini adalah program baru maka saya menuliskan tantangan-tantangan yang dihadapi. Dan HRP ini baru sekali diterapkan kepada CPNS Tahun Anggaran 2017.
Ratri W. – BP
Bagaimana apabila dalam perekrutan CPNS ditempatkan pada suatu tempat, tetapi ternyata YBS tidak handal (dalam menduduki posisi penting). Apa tindakan BSDMO
Endang Kristuti
Tidak handalnya CPNS harus diidentifikasi dahulu, dengan metode check latar belakang, mengisi angket dan melakukan wawancara. Apabila hasilnya masih dalam kategori kuning maka perlu dipantau. Namun apabila hasilnya YBS masuk dalam kategori merah maka YBS (CPNS) tersebut harus dikeluarkan dari posisi penting
Hesty Rimadianny-BAPETEN
Makanya saya sarankan untuk menyusun pedoman atau SOP agar komitmen itu datang dengan sendirinya, sehingga tidak perlu lagi meminta komitment pimpinan!
Endang Kristuti
Baik. Akan saya usulkan nanti untuk mneyusun pedoman atau SOP pada Bagian yang menangani HRP ini.