• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNTUK KALANGAN SENDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNTUK KALANGAN SENDIRI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

M e d i a b e l a j a r u n t u k k a l a n g a n S e n d i r i h t t p s : / / s u f y a n i l y a s . w o r d p r e s s . c o m

TAFSIR DAN TAKWIL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah Swt kepada nabi Muhammad Saw sebagai petunjuk dan pelajaran bagi ummat manusia, dan mendapat pahala bagi orang yang membacanya. Al-Quran merupakan kitab suci yang menjadi pegangan dan tonggak ukur bagi kaum muslimin dalam menjalankan ibadah kepada Allah dan muamalah dengan sesama manusia dan lingkungannya.

Seiring dengan perkembangan zaman dan perputaran waktu, ilmu-ilmu Al-Quran juga memiliki banyak perkembangan serta kemajuan yang pesat sehingga melahirkan ilmu-ilmu baru yang sangat berguna bagi masyarakat umum dan akademis khususnya yang bisa melahirkan cendikiawan-cendikian muslim baru yang memiliki kemampuan yang brilian tentang ilmu Al-Quran.

Al-Quran merupakan sebuah kitab hidayah yang diturunkan dalam bahasa Arab, memuat berbagai macam ilmu dan memiliki gaya bahasa yang tinggi, sehingga sangat sulit dipahami jika tidak memiliki pengetahuan tentang kaedah-kaedah ilmu-ilmu tafsir dan takwil. Karena tidak semua kata tersebut dapat dipahami dengan makna dzahirnya saja, kadang-kadang kata tersebut juga memiliki makna yang pelik dan sulit dipahami. Maka dari itu, dalam makalah yang singkat ini penulis ingin membahas terlebih dahulu pengertian tafsir dan takwil dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

B. Masalah

Melihat begitu pentingnya mamfaat tafsir dan takwil bagi masyarakat, maka penulis ingin mengkaji beberapa hal, diantaranya: pengertian dan perbedaan antara tafsir dan takwil, , sejarah perkembangan serta urgensi tafsir dan takwil dalam memahami makna ayat.

(2)

M e d i a b e l a j a r u n t u k k a l a n g a n S e n d i r i h t t p s : / / s u f y a n i l y a s . w o r d p r e s s . c o m

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tafsir Dan Takwil a. Pengertian Tafsir

Menurut bahasa tafsir bermakna: penjelasan, keterangan, dan mengungkapkan

pengertiannya yang dapat dipikirkan.1 Seperti firman Allah dalam Quran Surat

Al-Furqan:33, yang berbunyi2:













































Artinya: Tidakkah mereka orang-orang kafir datang kepada kamu (Muhammad) membawa sesuatu yang ganjil, keuali KAMI dating kepada engkau dengan suatu yang benar

dan penjelasan yang terbaik.3(QS. Al-Furqan:33)

Yaitu penjelasan yang lengkap dan terperinci.

Zarkasyi mengatakan bahwa tafsir adalah: suatu ilmu yang dengannya dipahami kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, menerangkan pengertiannya, dan mengeluarkan hukum dan hikmahnya.4

Abu Hayyan mendefinsikan tafsir sebagai ilmu yang membahas tentang cara pengucapan lafazh-lafazh Al-Quran, indikator-indikatornya, masalah hukum-hukumnya baik yang personal maupun yang berkaitan dengan yang lain, serta tentang makna-makna yang berkaitan dengan kondisi struktur lafazh yang melengkapinya.5

Maka dapat dipahami tafsir adalah ilmu yang membahas tata cara menjelaskan dan menerangkan lafal Al-Quran dan kandungannya, hukum yang berkenaan dengan perorangan dan kemasyarakatan, dan pengertian yang dilingkupi oleh susunan lafalnya.

1

Kahar Masyur, Pokok-Pokok Ulumul Quran, Jakarta:Rineka Cipta,, 1992, hal. 159

2 DEPAG RI, Al-Quran dan Terjemahan, Bandung:Gema Risalah Press, 1989, hal. 564

3

Maksudnya: Setiap kali mereka datang kepada Nabi Muhammad, mereka selalu membawa hal yang aneh berupa usul dan ancaman, Allah menolaknya dengan sesuatu yang benar dan nyata.

4 Kahar Masyur, Pokok-Pokok Ulumul Quran, Jakarta:Rineka Cipta,, 1992, hal. 160

5

(3)

M e d i a b e l a j a r u n t u k k a l a n g a n S e n d i r i h t t p s : / / s u f y a n i l y a s . w o r d p r e s s . c o m

b. Pengertian Takwil

Secara bahasa takwil bermakna: kembali kepada asalnya.6 Seperti Firman Allah dalam QS. Al-Kahfi:82, yaitu:























Artinya: “Itulah takwil apa yang kamu tidak mampu atasnya bersabar” (QS. Al-Kahfi:82).

Menurut Istilah takwil adalah mengembalikan sesuatu kepada makna yang sebenarnya atau menerangkan apa yang dimaksud dari suatu ayat. Namun menurut ulama mutaakhirin yang dimaksud dengan takwil adalah memalingkan kalam dari pengertian rajah (kuat) kepada marjuh (yang dikuatkan).7 Lain halnya dengan ulama salaf mereka menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan takwil adalah menjelaskan makna suatu ayat Al-Quran dengan mengembalikan pada hakikat yang dimaksud baik secara tersurat ataupun tersirat,

B. Perbedaan Tafsir Dan Takwil

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama tafsir mengenai makna tafsir dan takwil. Abu ‘Ubaidlla dan sekelompok ulama berpendapat bahwa antara tafsir dan takwil mempunyai pengertian yang sama. Ada sebagaian kaum yang mengingkari hal itu, sampai-sampai Ibnu Habib An-Naisaburi berlebih-lebihan dalam hal itu, seperti penulis kutip dalam

Al-Itqan Fi „Ulumil Quran dia berkata: “Pada masa kami in banyak ahli tafsir yang jika

mereka ditanya perbeaan antara tafsir dan takwil maka mereka tidak mengetahuinya”8

Al-Raghib mengatakan: “Tafsir lebih umum dari pada takwil, sebab tafsir lebih banyak digunakan dalam kosa kata, sedangkan takwil lebih banyak dalam makna dan kalimat. Disamping itu takwil hanya digunakan pada kitab samawi (wahyu), sedangkan tafsir

digunakan dalam kitab samawi maupum kitab-kitab lainnya”.9

6

Kahar Masyur, Pokok-Pokok Ulumul Quran, Jakarta:Rineka Cipta,, 1992, hal. 160

7 Ibid. 162

8 Imam Suyuthi, Al-Itqan Fi Ulumil Quran, Indiva Pustaka:Solo, 2009, hal.886

9

(4)

M e d i a b e l a j a r u n t u k k a l a n g a n S e n d i r i h t t p s : / / s u f y a n i l y a s . w o r d p r e s s . c o m

Al-Ashbahani pernah berkata: “ketahuilah bahwa tafsir menurut istilah para ulama

adalah menjelaskan makna-makna Al-Quran dan menjelaskan maksudnya. Dia lebih umum tergantung adanya makna yang jelas atau yang lainnya, sedangkan takwil kebanyakan

digunakan pada kalimat.10

Ada beberapa kaum berkata bahwa apa yang terdapat dalam kitab Allah yang sudah dijelaskan dan yang terdapat di dalam sunah yang shahih yang sudah ditentukan maknanya, maka hal itu disebut tafsir karena maknanya telah jelas dan tegas. Sedangkan takwil adalah pendapat dan ijtihad yang telah disimpulkan oleh ulama .

Hal serupa juga dikemukakan oleh Abu Nashr Al-Qusyairi, dia berkata bahawa tafsir itu hanya terbatas pada mengikuti yang terdahulu dan riwayat, sedangkan mengambil kesimpulan darinya adalah berhubungan dengan takwil.

Maka dapat disimpulkan bahwa tafsir dan takwil memiliki perbedaan yang sangat signifikan, diantaranya:

a. Tafsir lebih banyak bertalian dengan lafazh dan mufradat, sedangkan takwil lebih banyak bertalaian dengan kalimat-kalimatnya.

b. Tafsir berhubungan dengan riwayah sedangkan takwil berhubungan dengan dirayah.

c. Tafsir dalah penjelasan lebih lanjut dari takwil

d. Tafsir membahas makna yang telah diberikan oleh Al-quran dan dalil Sunnah, sedangkan takwil menjelaskan makna yang diperoleh dari istinbath.

C. Sejarah Perkembangan Tafsir Dan Takwil

Sejarah perkembangan tafsir bermula sejak dari zaman Rasulullah Saw, yaitu proses pengajian antara baginda dengan para sahabat. Walaupun Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab tetapi mesti ditafsirkan lagi agar mereka dapat memahaminya dengan lebih tepat serta tidak timbul kekeliruan. Pertumbuhan tafsir muncul dan bermula sejak Al-Quran diturunkan. Hal ini tatkala Al-Quran diturunkan kepada Rasul, beliau langsung menjelaskan secara detail11

10 Imam Suyuthi, Al-Itqan Fi Ulumil Quran, Indiva Pustaka:Solo, 2009, hal.886

11

(5)

M e d i a b e l a j a r u n t u k k a l a n g a n S e n d i r i h t t p s : / / s u f y a n i l y a s . w o r d p r e s s . c o m

Dalam periode selanjutnya sahabat dalam menafsirkan al-Qur’an menggunakan metode; Menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an, menafsirkan Al-Qur’an dengan sunnah Rasulullah, dengan kemampuan ijtihad dan cerita Israiliyat.

a. Tafsir Al-Qur’an Dengan Al-Qur’an

Cara penafsirannya adalah melalui metode mujmal ditafsirkan oleh mubaiyin, muthlaq ditafsirkan oleh muqaiyad, Al-Am di tafsirkan oleh Al-Khas dan sebahagian qira-at ditafsirkan oleh qiara-at yang lain.

Contoh : Firman Allah dalam QS Al-Maidah:1

              

Artinya: “ Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan

kepadamu.”                  

Artinya: “ diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan

sebagainya.” Firman Allah :    

Artinya: “Demi langit dan yang dating pada malam hari”

Kata At-Thariq dijelaskan dengan firmanya lebih lanjut pada surat itu pula:

     Artinya: “ (yaitu) bintang yang cahayanya menembus,”

b. Tafsir Al-Qur’an Dengan Sunnah Rasulullah

Cara penafsirannya adalah melalui beberapa metode, antaranya: Hadits berfungsi sebagai menyatakan yang mujmal dalam Al-qur'an, taudhihil musykil, takhsihsul Am dan taqyidul Muthlaq. Hadits berfungsi sebagai menyatakan makna lafadh atau yang berkaitan

(6)

M e d i a b e l a j a r u n t u k k a l a n g a n S e n d i r i h t t p s : / / s u f y a n i l y a s . w o r d p r e s s . c o m

ayat dengan ayat dalam Al-Qur’an. Hadits berfungsi sebagai menyatakan hukum tersendiri yang belum tersebut dalam Al-Qur’an. Hadits berfungsi sebagai menyatakan nasakh ayat tertentu dalam Qur’an. Hadits berfungsi sebagai menyatakan penguatan ayat dalam Al-Qur’an.

Contoh sunnah Rasul yang berfungsi sebagai tafsir dan penjelasan Al-Quran. Rasulullah SAW. Menjelaskan “zalim dengan syirik dalam Firman Allah :

                  

Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukan iman mereka

dengan kezaliman(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenagan dan

mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’Am:82)

Rasulullah mengatakan penafsiran ini dengan firman Allah :

        

Artinya: “Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang benar.” (QS. Luqman:13)

Contoh penafsiran seperti ini sungguh banyak sekali. Imam AS-Suyuti dalam kitabnya Al-Ithqon fi ulumil Quran telah mengelompokanya kedalam bentuk yang cukup tenar mengenai tafsir-tafsir Al-Quran menurut sunnah Nabi.

Kedua macam tafsir tersebut, yaitu penafsiran al-qura’an dengan sunnah merupakan jenis tafsir ang panjang luhur dan tidak ragu lagi untuk diterima. Bentuk penafsiran pertama (Al-Quran dengan Al-quran) karena Allah ta’ala mengetahui maksudnya daripada yang lainya. Kitab Allah adalah suatu berita paling benar dan tidak terdapat pertentangan antara yang satu dengan yang lainnya(dari awal sampai akhirnya), sedangkan bentuk tafsir yang kedua (Al-Quran dengan Sunnah), karena al-Quran itu sendiri, menegaskan bahwa Rasul adalah berfungsi sebagai penjelas Al-Quran

            

(7)

M e d i a b e l a j a r u n t u k k a l a n g a n S e n d i r i h t t p s : / / s u f y a n i l y a s . w o r d p r e s s . c o m

Artinya: “Dan Kami turunkan kepadamu al-Quran agar kamu menerangkan kepada

umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka.” (QS. An-Nahl:44)

Karena itu, segala sesuatu yang disampaikan oleh rosulullah baik berupa penjelasan maupun keterangan yang sanadnya shohih dan benar tidak perlu diragukan lagi kebenaranya dan patut untuk dijadikan pegangan

c. Tafsir Al-Qur’an Dengan Kemampuan Ijtihad.

Cara penafsirannya adalah melalui beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain: - Seorang mufassir harus memiliki akidah yang benar

- Bersih dar hawa nafsu - Mengetahui bahasa Arab

- Mengetahui ilmu nahwu, sharaf, ma’ani, badi’ dan bayan. - Mengetahui ilmu ushuluddin

- Mengetahui ilmu ushul fiqh - Mengetahui adat orang Arab

- Mengetahui kondisi kaum Yahudi dan Nashrani di kepulauan Arab pada waktu turun Al-Qur’an.

- Mengetahui asbabun nuzul suatu ayat - Mengetahui nasikh dan mansukh

- Mampu memahami Al-Qur’an dan mampu bernalar. - Mampu memahami hadits dan atsar.

d. Tafsir Al-Qur’an dengan cerita Israiliyat.

Cara penafsirannya adalah melalui berita yang berasal dari orang-orang Yahudi dan Nashrani. Rasulullah pernah bersabda "jika dikisahkan padamu tentang Ahlul kitab maka janganlah dibenarkan dan jangan pula dianggap dusta". Maksudnya ialah supaya kaum muslimin menyelidiki dahulu kebenaran hal tersebut, setelah nyata kebenarannya barulah diambil sebagai pegangan.

(8)

M e d i a b e l a j a r u n t u k k a l a n g a n S e n d i r i h t t p s : / / s u f y a n i l y a s . w o r d p r e s s . c o m

Di antara tokoh mufassir pada masa ini adalah: Khulafaurrasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali), Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair dan Aisyah. Namun yang paling banyak menafsirkan dari mereka adalah Ali bin Abi Tholib, Abdullah bin Mas’ud dan Abdullah bin Abbas12.

D. Urgensi Tafsir Dalam Memahami Makna Ayat

Tafsir adalah ilmu syariat paling agung dan paling tinggi kedudukannya, ia

merupakan ilmu yang paling mulia objek pembahasan dan tujuannya dan sangat dibutuhkan.

Objek pembahasanya adalah kalamullah yang merupakan sumber segala hikmah dan sumber

dari semua ilmu pengetahuan yang ada, karena tiada satu ilmupun yang ada di dunia ini luput

dari pandangan Al-Quran serta ilmu ini merupakan tambang segala keutamaan.tujuan

utamanya adalah untuk dapat berpegang pada tali yang kokoh dan mencapi kebahagian yang

hakiki13. Dan kebutuhan terhadapnya sangat mendesak karena segala kesempurnaan di dunia

maupun akhirat haruslah sejalan dengan tatanan syara, sedang jalan menuju kebenaran

tersimpan dalam Al-Quran, maka untuk menggali serta mengetahui makna dan isi tersebut

maka mestilah kita melihat tafsir. Namun demikian tidaklah mungkin bisa mengkaji al-Quran

jika tidak memlliki ilmu tafsir maka sangat pentinglah bagi manusia untuk mempelajari

terlebih dahulu ilmu-ilmu yang berkaitan dengan proses penafsiran Al-Quran

12 Mana’ Khalil Al-Qathan, Studi Ilmu-Ilmu Quran, Litera Antar Nusa:Bogor, 2002. hal. 498

(9)

M e d i a b e l a j a r u n t u k k a l a n g a n S e n d i r i h t t p s : / / s u f y a n i l y a s . w o r d p r e s s . c o m

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas penulis dapat menarik beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Menurut bahasa tafsir bermakna: penjelasan, keterangan, dan mengungkapkan

pengertiannya yang dapat dipikirkan.

2. Menurut istilah tafsir adalah ilmu yang membahas tata cara menjelaskan dan menerangkan lafal Al-Quran dan kandungannya, hukum yang berkenaan dengan perorangan dan kemasyarakatan, dan pengertian yang dilingkupi oleh susunan lafalnya. 3. Secara bahasa takwil bermakna: kembali kepada asalnya

4. Menurut Istilah takwil adalah mengembalikan sesuatu kepada makna yang sebenarnya atau menerangkan apa yang dimaksud dari suatu ayat.

5. Tafsir dan takwil memiliki perbedaan yang sangat signifikan, diantaranya:

- Tafsir lebih banyak bertalian dengan lafazh dan mufradat, sedangkan takwil lebih banyak bertalaian dengan kalimat-kalimatnya.

- Tafsir berhubungan dengan riwayah sedangkan takwil berhubungan dengan dirayah.

- Tafsir adalah penjelasan lebih lanjut dari takwil, Tafsir membahas makna yang telah diberikan oleh Al-quran dan dalil Sunnah, sedangkan takwil menjelaskan makna yang diperoleh dari istinbath.

(10)

M e d i a b e l a j a r u n t u k k a l a n g a n S e n d i r i h t t p s : / / s u f y a n i l y a s . w o r d p r e s s . c o m

DAFTAR PUSTAKA

DEPAG RI, Al-Quran dan Terjemahan, Bandung:Gema Risalah Press, 1989

Hasbi Ash-shiddiqy, Ilmu-Ilmu Al-Quran, Rizki Putra:Semarang, 2002

Imam Suyuthi, Al-Itqan Fi Ulumil Quran, Indiva Pustaka:Solo, 2009

Kahar Masyur, Pokok-Pokok Ulumul Quran, Jakarta:Rineka Cipta,, 1992

Muhammad Ibn ‘Alaw Al-Maliki, Samudra Ilmu-Ilmu Al-Quran, Bandung:Mizan Pustaka, 2003

Mana’ Khalil Al-Qathan, Studi Ilmu-Ilmu Quran, Litera Antar Nusa:Bogor, 2002 Manna’ Al-Qathan, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, Pustaka Al-Kautsar:Jakarta, 2006

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat ini, perkembangan zaman maju dengan pesat, salah satunya dalam bidang transportasi. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan alat transportasi

Seiring perkembangan zaman komputer juga mengalami perkembangan yang pesat dalam hal teknologi yang digunakan, dengan perkembangan komputer yang lebih baik

Ciri lain yang menandai situasi etis di zaman modern adalah timbulnya masalah-masalah etis baru, yang terutama disebabkan perkembangan pesat dalam

Bahkan, dengan melihat kepada sejarah hidup al-Zamakhsyari (467-538 Hijrah), beliau hidup pada zaman ilmu qiraat telah berkembang dengan pesat. Perkembangan ilmu

Seiring perkembangan zaman, kegiatan muamalah di dalam masyarakat telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Salah satunya pada kegiatan transaksi jual

Abstrak: Perkembangan teknologi pada zaman sekarang mengalami kemajuan yang sangat pesat,  ditandai  dengan  kemajuan  pada  bidang  informasi  dan  teknologi. 

Diera globalisasi sekarang ini, perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangatlah pesat dan banyak menghasilkan inovasi baru pada beberapa bidang,

BAB I. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami kemajuan dengan pesat. Perkembangan ini dapat kita lihat dengan banyaknya pemanfaatan