• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PENYEBAB MISKONSEPSI PADA MATERI GENETIKA BUKU SMA KELAS XII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS DAN PENYEBAB MISKONSEPSI PADA MATERI GENETIKA BUKU SMA KELAS XII"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN PENYEBAB MISKONSEPSI PADA MATERI

GENETIKA BUKU SMA KELAS XII

(2)
(3)

BIOEDUKASI BIOEDUKASI Vol.2 4, No.2, hal. 72-85 Volume 4, Nomor Halaman 72-85

ISSN: 1693-2654 72 Agustus 2011

Analisis dan Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika Buku SMA Kelas XII Elya Nusantari Universitas Negeri Gorontalo Jl Jend. Sudirman No 6 Gorontalo, Email:

[email protected] Diterima 19 Juni 2011, disetujui 20 September 2011

ABSTRACT- This research is aimed to reveal some misconception in genetic in some senior

highschool handbook. Twelve biology books for highschool published during 2006-2010 have been reviewed. All those books show particular pattern of misconception that caused by misunderstanding about particular Mendelian approaches, inappropriate analogy and terminologies. Those

misunderstanding lead to the misconception in the concept of chromose structure, protein

syntheses, cell division, traits and mutation. Such misconceptions can be fix trhough the application of representative biomolecular approaches. Kata-kata Kunci: Misconception in genetics.

Pendahuluan

Pendidikan meliputi materi genetik Gen,

Pembelajaran genetika di sekolah

DNA dan kromosom; replikasi, sintesis

dan perguruan tinggi hendaknya dapat

protein; reproduksi sel (mitosis dan

menyajikan pembelajaran yang dapat

meiosis), pewarisan sifat dan mutasi.

membuat siswa/mahasiswa memahami

Materi genetika dirasakan sulit oleh

konsep genetika secara utuh. Namun

sebagian besar siswa karena materi ini

banyak

bersifat abstrak, perkembangan genetika

permasalahan

pembelajaran

gene-tika. Venville (2002) dari hasil

(4)

sementara informasi di buku ajar masih

siswa menganggap pelajaran genetika

berorientasi genetika klasik. Hal ini dapat

melelahkan dan membosankan. Siswa

berakibat pada pemahaman yang salah

sulit memahami konsep genetika karena

tentang konsep genetika atau terjadi

abstrak bagi mereka dan jauh dari

miskonsepsi pada materi genetika.

menyampaikan

berkembang

sangat

pesat

kehidupan sehari-hari. Siswa tidak

mam-Buku ajar di sekolah dibuat untuk

pu mengkonstruksi genetika secara utuh

pegangan belajar bagi siswa. Namun

serta siswa tidak mampu

menghub-biasanya guru juga menggunakan buku

ungkan antar konsep genetika.

ajar yang sama dengan yang dipakai oleh merupakan

siswa. Seharusnya guru memiliki buku

bagian materi yang diberikan di jenjang

(5)

SMA. Pada jenjang SMA materi genetika

yang

sesuai

Buku ajar biasa disusun oleh tim guru

Materi genetika Kurikulum Tingkat Satuan terpercaya misalnya teksbook.

Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika

73

atau dosen dengan menggunakan buku

dapat menyebabkan destruksi

penge-sumber yang berbeda-beda, sehingga

tahuan.

kualitasnya juga berbeda-beda. Kualitas

Penelitian ini dilakukan untuk

buku ajar dapat dinilai berdasarkan

mengkaji buku ajar di SMA khusus pada

validitas teksbook dengan kriteria

terten-materi genetika. Penelitian ini perlu

dila-tu, konten/isi spesifik biologi, readability

(6)

mis-konsepsi (Abimbola & Baba, 1996).

mukan pada buku ajar SMA. Tujuan

Sebagaimana dinyatakan oleh penelitian adalah dapat dite-memberikan

Kaharu, S. (2007) bahwa bila merujuk

kontribusi bagi pemecahan masalah

mis-pada kurikulum yang diterapkan saat ini

konsepsi bidang genetika, khususnya

dan kurikulum sebelumnya termasuk

membantu memecahkan persoalan buku

buku pegangan murid maupun guru dapat

ajar genetika agar dapat memberikan

dilihat bahwa materi atau konsep yang

pemahaman yang benar tentang genetika.

telah diberikan di SD sampai SLTA

Metode

adalah dengan kedalaman dan penekanan Buku

(7)

materi

tersebut

diberikan.

Semakin tinggi jenjang sekolah maka konsep tersebut akan diberikan secara lebih mendalam. Maka bila dijenjang sebelumya terjadi miskonsepsi akan berakibat pada miskonsepsi akan terbawa terus ke jenjang selanjutnya. Berdasarkan pentingnya buku ajar yang dapat memberikan pengalaman

digunakan di sekolah-sekolah, agar tidak terjadi kesalahan materi yang berakibat pada miskonsepsi. Apabila terjadi miskonsepsi secara terus menerus akan terbawa pada jenjang selanjutnya dan

yang

dianalisis

sebanyak 12 buku ajar tahun terbit 20062010.

Hal

ini

mengacu

ketentuan

Permendiknas Nomor 1 Tahun 2011 Tanggal 4 Januari 2011 tentang buku teks yang digunakan di sekolah minimal 5 tahun terakhir, buku yang disediakan atau direkomendasi

oleh

sekolah

untuk

digunakan siswa dalam pembelajaran sebanyak 12 buku. Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan

belajar yang benar pada siswa, maka kita perlu melakukan evaluasi buku ajar yang

ajar

Pendidikan (KTSP) SMA untuk materi genetika adalah pada standart kompetensi memahami penerapan konsep dasar dan

prinsip-prinsip

hereditas

(8)

BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85

74

tersebut dan ditambah satu konsep arti

Ketiga, mengidentifikasi

miskon-dan ruang lingkup genetika. Maka ada

sepsi, menguji buku itu halaman demi

tujuh konsep yakni arti dan ruang

halaman dan bab demi bab untuk

lingkup genetika; materi genetik: gen,

menemukan miskonsepsi yang ada sesuai

DNA, dan kromosom; hubungan gen,

dengan statemen pengetahuan materi

DNA-RNA-Polipeptida

proses

genetik yang telah ditetapkan. Buku yang

sel,

ditetapkan untuk diidentifikasi adalah

hereditas ; penentuan jenis kelamin dan

buku ajar SMA mulai tahun 2006 sampai

mutasi.

2010. Guna menjaga kode etik penelitian

sintesis

protein;

(9)

pembelahan

Langkah-langkah

Mengidentifikasi

maka judul buku, penulis buku dan penerbitnya tidak dicantumkan. Penulis

Miskonsepsi di Buku Biologi.

menggunakan abjad A, B C dst. Data Langkah mengidentifikasi miskonsepsi

dilakukan

dengan

mengikuti

prosedur penelitian miskonsepsi menurut Abimbola & Baba (1996). Pertama Menentukan konsep yang akan diteliti yang dikelompokkan dalam 7 kelompok yakni arti dan ruang lingkup genetika; materi genetik DNA, gen, kromosom, replikasi; Hubungan gen, RNA, polipeptida dan proses sintesis protein; Prinsip hereditas dan mekanisme pewarisan sifat; Penentuan Jenis Kelamin; Hubungan pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat;

selengkapnya ada pada peneliti. Keempat, mentabulasikan konsepsi yang teridentifikasi mengandung miskonsepsi. Tabulasi diawali dari masing buku ajar, kemudian

masingkesamaan

miskonsepsi pada masing-masing materi diatur menjadi satu

bagian. Buku

ru-jukan untuk menetapkan miskonsepsi adalah teksbook genetika berbahasa asing yang ditulis oleh

Gardner, E.J.,

Sim-mons, M.J & Peter, S. (1991) judul buku Principles of Genetics;, Ayala & Kiger, F.J. (1984) judul buku Modern Genetics;

Mutasi.

Kedua, melakukan eksplorasi buku

Campbell, Reece & Mitchell, L.G.

ajar kelas XII untuk menentukan apakah

(2002) judul

(10)

dilakukan

Jenis Kelamin pada Makhluk Hidup;

menemukan

Corebima.(1997) judul buku .Genetika

ajar konseptual. dengan SMA memiliki Kegiatan membaca contoh-contoh ini dan miskonsepsi yang

mungkin pada beberapa buku ajar SMA yang digunakan di sekolah.

buku Biology dan Mendel Kelima, Tim evaluator yakni

pakar genetika dan pengajar genetika di Universitas

(11)

Malang.

Peneliti

Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika

75

meminta tim evaluator mengevaluasi

menghilangkan beberapa item dari daftar

kebenaran atau keberterimaan tentang

identifikasi miskonsepsi.

konsepsi-konsepsi yang teridentifikasi

Hasil

sebagai miskonsepsi. Tim evaluator tidak

Hasil analisis buku ajar dapat

lagi menguji buku ajar yang sudah

di-dilihat pada tabel berikut.

identifikasi peneliti. Dengan dasar hasil kerja

para

evaluator

peneliti

dapat

Tabel 1. Tabulasi Miskonsepsi Genetika dari 12 Buku Ajar SMA Kelas XII mulai Tahun 2006-2010 Bab/Topik Arti dan ruang lingkup genetika Gen, DNA dan Kromosom, replikasi Hubungan gen, RNA,polipeptida dan proses sintesis protein Prinsip hereditas dan mekanisme pewarisan sifat

Penentuan Jenis Kelamin Hubungan pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat Mutasi Total

A

B

C

(12)

G H I J K L 10 09 09 09 09 08 08 08 07 07 07 07 Σ 1 1 1 1 1

(13)

1 1 1 -1 1 1 11 4 6 11 2 * 2 ** 7 10 6 1 3 * 3 5 * 60 2 ** 4 ** 5 * 6 * **

(14)

2 ** 1 ** 13 ** 3 ** 46 1 2 1 3 1 1 6 3 -4 6 2 * 30 3 1 2 1 1

(15)

1 5 -1 -2 17 2 5 3 2 -5 9 2 * 2 ** 3 ** 3 ** 3 39 2 1 * 2 * 3 3

(16)

3 ** 4 2 * 27 15 20 17 8 24 39 16 7 12 30 18 230 2 ** 25

** materi lengkap * materi tidak lengkap E, I dan J = Materi lengkap dengan minimum kesalahan Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat kajian yang luas dibandingkan standart bahwa konsep-konsep yang banyak

mis-kompetensi yang lainnya. Maka

selanjut-konsepsi tercakup pada tiga standar

nya dideskripsikan kesalahan konsep

(17)

Kro-yang

mosom, replikasi dan Hubungan gen,

mendeskripsikan miskonsepsi pada buku

RNA, polipeptida dan proses sintesis

pro-ajar, namun perbaikan konsep tidak dapat

tein; dan Hubungan pembelahan mitosis

dicantumkan karena keterbatasan

hala-dan meiosis dengan pewarisan sifat.

Ke-man.

tiga standart kompetensi ini mencakup

ditemukan

dengan

pola

BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85

76

Kesalahan konsep yang disajikan

Konsep alel seperti ini merupakan

kon-berikut ini dikelompokkan berdasarkan

sep alel yang dipengaruhi oleh temuan

enam penyebab miskonsepsi yakni

mis-Mendel yakni dominan dan resesif.

konsepsi akibat dari penyajian genetika

Seharusnya bukan hanya dominan

rese-masih genetika klasik atau genetika

men-sif.

(18)

ku-Hipotesis satu gen mengendalikan

penggunaan bahasa yakni kata atau

ka-satu sifat dipengaruhi pola pikir

kon-limat sendiri sebagai refleksi dari

pema-sepsi Mendel. Saat ini konsep satu gen

haman penulis sendiri dan miskonsepsi

menentukan satu sifat terbukti sudah

akibat hasil pikir sendiri. Hasil penelitian

tidak berlaku Sifat-sifat tertentu Mendel

dan pembahasan

seolah-oleh menjelaskan bahwa satu gen

dalam kelompok

diuuraikan sebagai berikut.

mengendalikan

Miskonsepsi Akibat Penyajian Konsep Genetika Masih Genetika Klasik atau Pengaruh Genetika Mendel masih Dominan.

digambarkan sangat dominan, gen lain

Miskonsepsi tentang arti dan ruang lingkup genetika didapatkan pada sebagian besar buku ajar masih menyatakan bahwa genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk keturunannya

dengan

sifat

atau

gen

(19)

Arti dan Ruang Lingkup Genetika

kepada

satu

pola

penurunan sifat Mendel.Seharusnya ilmu

dapat memperoleh galur murni dengan cepat. Proses memperoleh galur murni dapat dilakukan dengan cara pemurnian dalam beberapa generasi saja.Terbukti bahwa hipotesis satu satu sifat sudah tidak relevan lagi. Pewarisan sifat Mendel Miskonsepsi

yang membahas tentang gen.

terjadi

karena

pewarisan Mendel disajikan sebagai cenMiskonsepsi tentang Alela, pengaruh pola pikir Mendel atas konsep dominan resesif.

ter concept. Fenomena yang tidak sesuai

Miskonsepsi alela pada buku ajar

penyimpangan Mendel. Hukum Mendel

dijelaskan

sebagai

gen

mempunyai

dengan hokum Mendel disebut sebagai

disalahtafsirkan terjadi hanya pada

tum-bentuk alternative yang dikenal dengan

buhan dengan satu dua dan tiga

sifat

istilah alel. Gen dan alel dilambangkan

(20)

Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika

77

mendel I diartikan terjadi lebih dahulu

yang kemudian akan menjadi bagian dari

dilanjutkan dengan Mendel II. Padahal

satu enzim atau protein lainnya.

dari prosesnya berlangsung Mendel II kemudian Mendel I. Miskonsepsi selanjutnya bahwa hukum Mendel I terjadi

Letak Gen dan Lokus

pada persilangan monohybrid, Hukum mendel

II

terjadi

persilangan

pada kromosom pada buku ajar lebih

dihibrid. Sebenarnya hokum Mendel

banyak dinyatakan sebagai suatu ruang

terjadi pada semua persilangan.

Miskon-atau tempat. Gen terletak pada lokus

sepsi bahwa Hukum mendel I

terjadi

yang membentuk satu deretan linier

tera-saat meiosis, Hukum Mendel II terjadi

tur pada kromosom. Lokus berupa benda

(21)

berbentuk bulat seperti bola berderet

fertilisasi.

pada

Miskonsepsi tentang letak gen

Miskonsepsi

bahwa

Mendel II dapat terjadi pada gen yang

deret atau kotak-kotak.

letaknya berjauhan.

Kromosom

Miskonsepsi akibat Penyajian Konsep yang Kurang Representatif (Masih Minim Penjelasan Tingkat Molekuler). DNA

Miskonsepsi

kromosom

dian-taranya adalah kromonema tersusun atas manik-manik berjejer rapat dinamakan kromomer. Bagian kromonema yang

Miskonsepsi

yang

ditemukan

adalah ―kromosom, gen dan DNA samasama merupakan faktor pembawa dan penentu sifat pada makhluk hidup. Kalimat

ini

memberi

pengertian

ketiganya berfungsi sendiri-sendiri dalam membawa dan menentukan sifat pada makhluk hidup. Perlu dijelaskan

(22)

hub-pembelahan yang

disebut

berfungsi

untuk

membawa sifat keturunan sehingga disebut sebagai lokus gen. Lengan merupakan bagian yang tersusun atas benangbenang

kromosom.

Benang-benang

kromosom tersebut kemudian memendek dan menebal membentuk kromatin. Miskonsepsi

bagian-bagian

kromosom adalah sentromer dan lengan kromosom. Pada lengan tersusun tiga

Miskonsepsi bahwa gen merupakan satu seri triplet basa nitrogen yang terdapat pada pita DNA. Seri triplet ini akan mengkode satu rantai polipeptida

bagian selaput, matrik dan kromonema. Bagian selaput adalah bagian tipis yang

menyelaputi/menyelimuti badan kromosom, matrik adalah cairan bening yang mengisi seluruh bagian lengan. Matriks

BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85

78

kromosom mengandung benang-benang

menempel sekaligus pada ribosom, dan

halus

antikodon berpasangan dengan kodon.

berpilin-pilin

yang

disebut

(23)

Miskonsepsi akibat Penggunaan Analogi yang Kurang Tepat Miskonsepsi tentang hubungan Replikasi tentang proses kromosom, dijelaskan terjadi

menggunakan analog sebagai kota yang

dengan tiga cara yakni konservatif,

diibaratkan struktur suatu kromosom,

semikonservatif dan dispersif. Tidak

yang terdapat pada bagian inti sel yang

dijelaskan manakah yang benar.

Miskon-membawa petunjuk bagi setiap fase

sepsi bahwa proses-proses yang terjadi

kehidupan

saat replikasi adalah ikatan hidrogen

ambangkan sebuah molekul DNA, yakni

membuka sehingga kedua pita akan

bahan kebakaan. Kamarnya adalah gen,

saling memisah. Miskonsepsi tentang

yaitu

peranan Enzim polymerase sebagai enzim

menduduki tempat-tempat khusus dalam

yang berfungsi memisahkan dua untai

molekul DNA. Batu batanya adalah

(24)

menyam-molekul. Kalimat diatas adalah sebuah

dijelaskan pada strand yang mana).

Mis-analogi

konsepsi bahwa replikasi berlangsung

memahami

secara bidirectional dengan arah 5—3

menjadi lebih membingungkan siswa

dan 3—5.

karena hirarki

Sintesis Protein

kromosom menjadi tidak jelas.

Miskonsepsi replikasi

banyak

Miskonsepsi bahwa RNA tidak memiliki

basa Timin dan DNA sel. anak dan Setiap bagian untuk

(25)

gen dengan rumah molekul yang memudahkan konsep, namun mel-siswa ternyata

antar DNA, gen, dan

Replikasi Miskonsepsi

sebagai

tentang

proses

gantinya adalah Urasil yang memiliki

replikasi digambarkan sebagai resleting

struktur kimia hampir sama dengan T.

yang sedang membuka, masing-masing

Miskonsepsi perpindahan posisi

belahan untai DNA kemudian akan

(translokasi) asam amino ke A site ke P

membentuk

site. Tidak terlihat proses translokasi

mendapatkan pasangannya yang sesuai

(26)

pembentukan nukleotida sesuai arah 5—

cara biasa saja. Proses translokasi

dinya-3 dan arah dinya-3—5. takan sebagai dua RNA-t dapat komplemennya. terbentuk ikatan Setelah dengan arah

Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika

79 Replikasi resleting,

dianalogkan sebagai

dapat disalahtafsirkan oleh

siswa. pembentukan nukleotida baru terjadi secara biridectional atau dua arah dengan arah dan cara yang sama. Seharusnya dengan arah yang sama dan dengan cara berbeda.

perubahan

generative

atau

(27)

(mutasi kromosom seks). Miskonsepsi Akibat Penggunaan Bahasa (Kata atau Kalimat sebagai Hasil Refleksi Pemahaman Penulis Buku). Miskonsepsi Replikasi dan Waktu replikasi: Miskonsepsi

yang

sering

Miskonsepsi Akibat Penggunaan Istilah yang Menghasilkan Pengertian Bias.

ditemukan di buku ajar pada konsep

mi-Kromosom Tubuh dan mi-Kromosom Kelamin

likasi. Banyak buku ajar menyatakan

rep-Miskonsepsi

mengenai

sel

kelamin dan sel tubuh selalu dihubungkan dengan keberadaan jenis kromosom kelamin dengan kromosom tubuh. Contoh kalimat berikut. Setiap makhluk hidup dibangun oleh sel tubuh (somatik) dan sel kelamin (gamet). Sel tubuh disusun oleh kromosom tubuh (autosom) sedangkan sel kelamin disusun oleh

tosis banyak terkait dengan waktu

rep-likasi terjadi di awal profase atau awal metaphase. Hal ini disebabkan konsep lama menyatakan bahwa pada fase interfase adalah fase istirahat, sehingga di fase ini tidak terjadi proses-proses yang penting.Terbukti kemudian justru pada profase

kromosom

mengatur dan

men-gendalikan sifat-sifat tubuh makhluk hidup. Kromosom ini tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin. Kromosom seks kromosom adalah kromosom

yang

menentukan

jenis

kelamin organisme. Miskonsepsi bahwa mutasi yang terjadi di dalam tubuh dapat berupa perubahan somatis (mutasi autosom), dan

proses

(28)

terjadi

replikasi.

kromosom kelamin (gonosom). Miskonsepsi fungsi

ini

kata

yang

salah

diberikan tanda kutip untuk diperhatikan. Transkripsi adalah proses ―replikasi‖ DNA untuk membentuk RNA-d. DNA digunakan sebagai model untuk sintesis protein. DNA melaksanakan fungsinya dengan cara DNA ―dikopi‖ terlebih dahulu menjadi RNA dan hasil kopiannya

itulah

yang

melakukan

sintesis

polipeptida. Hal ini dimaksudkan agar ―gen asli tetap terlindungi, sementara hasil

kopiannya

ditugaskan

untuk

melaksanakan pesan-pesan yang dikandungnya‖. Transkripsi adalah proses

BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85

80

transfer informasi genetik dari ruas DNA

Seharusnya tidak terjadi apabila dirujuk

(gen) ke dalam molekul RNA.

(29)

Miskonsepsi karena bahasa tidak

Miskonsepsi asal RNA

jelas. ―Pencetak‖ memiliki urutan

G-G-RNAd dibentuk DNA di dalam

T-T-A maka komplemennya adalah

C-inti sel; Asal RNAr dibentuk dari DNA

C-G-A-A-T.

cetakannya

yang banyak di dalam ribosom; RNAt

adalah C-C-G-A-A-U yang merupakan

dibentuk oleh DNA di sitoplasma.

Infor-―copi‖ dari C-C-G-A-A-T (gen), dan

masi diberikan terkait dengan keberadaan

merupakan komplemen dari ―pencetak‖.

RNA tersebut. RNA Miskonsepsi hasil bahwa ―RNAd

Miskonsepsi tempat sintesis protein

merupakan molekul penghubung‖ antara

Miskonsepsi

bahwa

sintesis

(30)

mitokondria. Kalimat lain menyatakan

DNA untuk membentuk protein.

bahwa hasil penyusunan mRNA yang

Translasi

sudah jadi akan meninggalkan inti untuk

Miskonsepsi bahwa kode genetika merupakan suatu pengkodean urutan ―triplet basa nitrogen‖ DNA dan RNA pada proses sintesis protein. Setiap kode

melekat pada ribosom, yang merupakan ―organela” pelaksana sintesis protein. Miskonsepsi kesalahan penerjemahan dan mutasi Miskonsepsi

triplet basa nitrogen akan menghasilkan

pada

kesalahan

suatu jenis asam amino. Satu gen hanya

penerjemahan langsung berakibat pada

menyandikan satu jenis protein.

mutasi. Kalimat berikut: Walaupun RNA

Miskonsepsi Pembelahan Mitosis Fase Metafase Ditemukan gambar metaphase

telah bekerja dengan teliti dalam proses

yang memperlihatkan kromosom yang akan bersegregasi adalah kromosom homolognya. Perbaikan konsep: Saat metaphase yang akan bersegregasi adalah

sintesis protein, tetapi kesalahan dalam menerjemahkan mungkin dapat juga terjadi sehingga asam-asam amino yang tersusun akan berbeda dan tidak sesuai dengan yang diharapkan DNA maka terjadi

kromatidnya.

mutasi.Kalimat

(31)

berikut bahwa pesan-pesan genetik beruMiskonsepsi Akibat Hasil Pemikiran Penulis Sendiri Miskonsepsi ditemukan sebagai akibat

pemikiran

penulis

sendiri.

pa urutan basa nitrogen yang ada di RNA. Jika RNA rusak, akan segera diganti dengan hasil kopian yang baru.

Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika

81

Miskonsepsi bahwa mutasi alami merugikan dan letal sedangkan mutasi buatan biasanya menguntungkan.

melalui reproduksi seksual maupun

me-Miskonsepsi bahwa mutasi alami

diwariskan baik melalui reproduksi

asek-buatan

sual dan seksual. Tergantung

dan

hasilnya

tidak

dapat

lalui reproduksi aseksual. Mutasi dapat

bagian

diprediksi apakah menguntungkan atau

yang mengalami. Contohnya pada

tum-merugikan termasuk letal bagi individu

buhan dikotil mutasi bisa diwariskan

(32)

sual contohnya reproduksi secara

vegeta-ada tujuan. Mutasi tidak bertujuan untuk

tive misalnya stek.

kepentingan adaptasi. Mutasi

memuncul-Mutasi somatik bisa diwariskan

kan keragaman. Keragaman itulah yang

melalui reproduksi seksual maupun

asek-akan menjadi sumber variasi. Variasi

sual. Misalnya jika mutasi somatik

atau mutan yang sesuai dengan

ling-terkena pada mata tunas tanaman jeruk,

kungan maka dialah yang survive.

kemudian menghasilkan sel germ. Jika mata tunas menjadi cabang tanaman

Miskonsepsi bahwa mutasi germinal yang diwariskan dan mutasi somatik tidak diwariskan

jeruk dan berkembang menghasilkan

Contoh pada kalimat berikut.

aseksual. Jika sudah diwariskan melalui

Mutasi yang terjadi pada sel-sel gamet

sel germ, maka sudah dapat diwariskan

(sel kelamin) akan bersifat menurun,

secara seksual.

tetapi jika mutasi tersebut terjadi pada sel-sel

somatik

(33)

tubuh)

maka

perubahan itu hanya terjadi pada individu tersebut dan tidak bersifat menurun. Contoh lain miskonsepsi pada kalimat

berikut

Miskonsepsi

bahwa

bunga maka dapat diwariskan secara

Miskonsepsi selanjutnya bahwa mutasi yang menyebabkan kematian merupakan usaha alam untuk menjaga keseimbangan genetika dalam suatu populasi. Kalimat di atas merupakan akibat

miskonsepsi bahwa mutasi selalu

meru-mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik

gikan. Sehingga bila mutan mati

merupa-(tubuh) tidak akan membawa perubahan

kan upaya agar ada keseimbangan

ge-pada keturunannya, sedangkan mutasi

netika. Padahal mutasi bisa menghasilkan

yang terjadi pada sel-sel gamet

ke-keragaman gen di tingkat populasi.

Bal-banyakan letal (mati) sebelum dilahirkan

ance Model adalah keadaan gen di alam

atau sebelum dewasa.

adalah heterosigot. Bukan klasikal model

Saat ini diketahui mutasi germinal dapat diwariskan pada keturunannya

yakni gen di alam dalam keadaan homosigot.

BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85 Miskonsepsi bahwa mutasi akan menghasilkan perubahan fenotip keturunannya dan mutasi menjadi spesies baru yang benar-benar berbeda dengan induknya.

(34)

82 sekali

dari

induknya

membutuhkan

waktu sangat lama. Pembahasan Berdasarkan

langsung

contoh

kesalahan

menghasilkan perubahan yang drastis.

konsep yang ditemukan pada buku ajar

Mutasi terjadi terjadi bertingkat-tingkat.

SMA dapat dikelompokkan kesalahan

Mutasi titik, mutasi dan kromosom.

konsep genetika terjadi akibat enam

Dampak mutasi bisa mengenai gen

sebab yakni penyajian materi genetika

pengkode atau tidak. Ada proses

perbai-klasik atau genetika mendel, penyajian

kan DNA yang terkena mutasi. Mutasi

konsep

yang tidak dapat diperbaiki barulah

informasi

berdampak pada individu yang

(35)

galami. Mutasi berdampak

pada

peru-istilah tidak tepat, pemilihan bahasa atau

kemudian

kata yang salah, serta hasil pemikiran

bahan basa nukleotida, tidak representative molekuler), (minim penggunaan

atau analisis penulis sendiri.

berdampak pada fenotipnya. mutasi

Penggunaan analogi dalam

men-menghasilkan spesies baru yang

benar-jelaskan suatu konsep diharapkan dapat

benar berbeda dengan induknya.Kalimat

mempermudah siswa dalam memahami

lainnya adalah Penyimpangan struktur

konsep tersebut. Namun penggunaan

dan jumlah DNA menyebabkan kelainan

analogi yang salah akan berakibat siswa

pada janin dalam kandungan dan

(36)

Miskonsepsi individu dengan sehingga bahwa berbeda

Penggunaan istilah dan bahasa

terbentuk

atau kata yang salah dapat berakibat

karakter

memungkinkan

kesalahan memahami konsep. Seperti

spesies baru. Spesiasi terjadi pada mutan yang

penggunaan istilah kromosom tubuh dan

sudah mengalami mutasi terus menerus

kromosom kelamin. Sebaiknya istilah ini

dan mutan itu adaptif pada

lingkungann-diganti dengan kromosom autosom dan

ya. Suatu ketika (ribuan tahun) nanti

mu-kromosom gonosom. Demikian pula

tasi dapat menghasilkan keturunan yang

penggunaan kalimat atau kata yang tidak

berbeda sama sekali sekali dari

(37)

in-tepat. Penggunaan kata atau kalimat yang

duknya. Perubahan yang berbeda sama

salah bisa disebabkan pemahaman penulis buku yang juga tidak tepat sehingga

Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika

83

berakibat kesalahan pada pemilihan kata

T sebagai dasar kode genetik. Perubahan

dan kalimat. Hasil pemikiran sebagai

re-tingkatan representatif secara otomatis

fleksi berlaku pemahaman penulis turut mempengaruhi miskonsepsi. baik

Penyajian konsep genetika masih didominasi

dengan jenjang SMP, SMA maupun perguruan tinggi. Mendel.

Berkenaan dengan penyajian yang

(38)

bayang-pemahaman

pendidikan memerlukan penjelasan

ge-genetika semakin luas tidak terpaku pada

netika secara molekuler? Materi genetika

pewarisan Mendel saja. Penyajian konsep

saat ini sudah diajarkan di sekolah

genetika perlu disajikan secara

repre-menengah pertama dan atas. Guru

di-sentative dengan menyajikan informasi

tuntut menguasai genetika secara

repre-secara molekuler. Hal ini menjembatani

sentatif/molekulernya. Hal ini disebabkan

perkembangan genetika yang pesat agar

karena pertanyaan siswa pada tingkatan

dapat menjadi pondasi yang benar bagi

pendidikan berbeda bisa saja

menan-perkembangan kognitif siswa.

yakan hal yang sama. Guru dapat

men-Mendel

konsep

untuk semua tingkatan guru

agar

Pendekatan molekuler di saat

(39)

mendatang diperlukan untuk menunjang

mengua-sai

perkembangan genetika yang demikian

representatif. Masalahnya apakah semua

pesat. Sementara itu bila buku ajar masih

konsep

menyajikan genetika klasik maka

pema-dijelaskan tingkat molekulernya? Pasti

haman siswa kita juga akan lambat. Oleh

ini perlu proses, karena kita juga perlu

sebab mempertimbangkan itu kita tidak dapat dapat di konsep SMP genetika dan SMA tingkat secara harus

(40)

siswa pada jenjang pendidikan yang

tive

secara biokimiawi atau

moleku-mana. Bila di tingkat sekolah menengah

ler.

Sebagaimana dinyatakan Treagust

pertama belum semua konsep genetika

dan

Chittleborough

dalam

Vanville

bisa diberikan penjelasan sampai pada

(2002) menyatakan perbedaan tingkat

tingkat molekulernya, maka pada tingkat

representatif didalam ilmu pengetahuan

SMA

adalah pembahasan ditingkat kimiawi.

jenjang

Kita mengharapkan terbukanya

fenome-sudah lebih tinggi.

sudah

bisa

kemampuan

(41)

karena siswa

na seperti ekspresi fenotip gen,

mikros-Bagian ini sesuai dengan gagasan

kopis nukleus dan kromosom,

sub-Corebima (2010) yang menyatakan

bah-mikroskopis DNA dan basa A, G, C dan

wa

penggolongan

genetika

menjadi

BIOEDUKASI Vol. 4, No.2, hal. 72-85

84

genetika klasik dan molekuler sudah

lingkup genetika; materi genetik: gen,

tidak relevan lagi dan bersifat

konven-DNA, dan kromosom; hubungan gen,

sional klasik. Corebima menyusun bahan

DNA-RNA-Polipeptida

ajar genetika berpendekatan konsep di

sintesis protein; Prinsip hereditas dan

perguruan tinggi dengan menggabungkan

mekanisme pewarisan sifat; Penentuan jenis

kaji-an non molekuler dan molekulernya.

kelamin; Hubungan pembelahan mitosis dan

Jelas

(42)

dengan

dasar

dan

proses

genetika

Berdasarkan hasil penelitian ini

menjadi utuh seputar materi genetik dan

miskonsepsi pada buku ajar di SMA

tidak lagi terfragmentasi yang miskin

kelas XII disebabkan oleh penyajian

ma-pola.

teri genetika masih klasik atau genetika

struktur

itu,

pemahaman

Tantangan bagi penulis buku

Mendel, pendekatan konsep yang tidak

kemampuan

representative (tingkat biokimiawi dan

mereka mengkonstruksi konsep genetika

molekuler), penggunaan analogi yang

ku-secara modern melalui submikroskopik.

rang tepat, penggunaan istilah, pemilihan

(43)

bahasa (pemilihan kata atau kalimat yang

genetika yang lebih luas dari kompetensi

salah), hasil pemikiran atau hasil analisis

yang harus dikuasai oleh siswa. Penulis

penulis sendiri.

buku harus belajar lebih, sehingga dapat

Daftar Pustaka

adalah

meningkatkan

menjelaskan materi/ konsep genetika secara tepat dan benar. Jadi suatu keharusan bagi penulis buku memiliki referensi yang

mendasari penulisan buku

siswa, karena permasalahan bisa muncul dari buku siswa. Berdasarkan referensi yang lengkap, maka penulis buku akan mampu menjadi narasumber yang valid bagi pembaca dalam hal ini adalah siswanya. Kesimpulan Miskonsepsi

pada

konsep

genetika yang ditemukan pada penelitian adalah pada konsep arti dan ruang

Abimbola, I.O., & Baba, Salihu. 1996. Misconceptions & Alternative Conceptions in Science

Textbooks:The Role of Teachers as Filters. Journal The American Biology Teacher ,58(1)14-19 Ayala, F.J & Kiger, J.A. 1984. Modern Genetics. Menlo Prk California: The Benyamin/cumings Publishing Company, Inc. Campbell, Reece & Mitchell, L.G. (1999). Biologi. Terjemahan oleh Lestari, R. Adil, E dan Anita N.Jakarta: 2000. Penerbit Erlangga Corebima, D. 1997. Genetika Mendel.Surabaya: Airlangga University Press Corebima, D. 1997. Penentuan Jenis Kelamin pada Makhluk Hidup. Surabaya: Airlangga University Press

85

Elya Nusantari – Analisis & Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika

Corebima, D. 2010. Pendekatan Baru Genetika dari Pendekatan Sejarah ke Pendekatan Konsep. Disajikan pada Seminar Nasional MIPA Universitas Negeri Malang 13 Oktober 2010 Gardner, E.J., Simmons, M.J., dan D.P. Snustad. 1991. Principles of Genetics. Eight edition. New Graduate School Indonesia University of Education Jakarta, 27 Oktober 2007. Venville,G & Treagust. 2002. Teaching about the Gene in the Genetic

(44)
(45)

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapat dari hasil analisis data mengenai data proses dan hasil pembelajaran menulis tingkat menengah bahasa Jepang yang disebut dengan

Hak yang telah diperoleh menurut ketentuan hukum negara asing, diakui dan seperlunya dilaksanakan oleh hakim Inggris, sepanjang hak-hak ini tidak bertentangan dengan konsepsi

[r]

Apakah Yesus yang saya imani mampu menjadi solusi bagi pertanyaan krisis identitas yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia-Tionghoa, khususnya yang beragama Kristen?”

Setelah proses observasi, aktivitas berikutnya adalah peserta didik mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan. Menanya meliputi kegiatan membuat dan mengajukan

Menurut J.B Wahyudi (1986;231) pola acara disusun sehingga menjadi acara yang menarik dan tidak membosankan,pola siaran disusun lengkap dengan lama waktu siarannya dalam

Pentingnya mengetahui kondisi air bawah permukaan dalam perhitungan kestabilan timbunan adalah untuk mengetahui keberadaan posisi air tanah terhadap tubuh tumbunan serta

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini dalam rangka memenuhi