• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI HASIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI HASIL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

ANALISA DAN INTERPRETASI HASIL

Dalam bab ini akan diuraikan hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, sehingga masalah dan tujuan dari penelitian ini akan tercapai. Setelah diketahui hasilnya, maka akan dianalisa sesuai dengan masalah masing-masing. Agar lebih jelasnya, maka akan dibahas lebih lanjut pada subbab berikut ini.

5.1 ANALISIS KERUSAKAN

Kerusakan yang terjadi pada suatu komponen pada dasarnya merupakan sesuatu yang tidak pasti (uncertainty), sehingga sulit untuk memprediksinya, tapi secara umum kerusakan akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia dari komponen. Dengan demikian, semakin lama komponen tersebut digunakan maka probabilitas kerusakannya semakin besar.

Sebelum menentukan komponen kritis yang diambil perlu dilakukan analisis kerusakan yang menggunakan diagram pareto analisis. Diagram pareto analisis, data yang diambil adalah data frekuensi kerusakan beberapa komponen yang sedikit banyak berpengaruh pada keselamatan, keamanan dan kenyamanan. Ada beberapa komponen dalam tiga tahun terakhir yang sering mengalami kerusakan serta mempunyai pengaruh yang besar terhadap sistem keselamatan dan kenyamanan tersebut, yaitu kampas rem dan kampas kopling.

Setelah mengetahui komponen kritis yang diambil, maka komponen tersebut diolah dan akan ditentukan periode perawatannya berdasarkan keandalan dari komponen tersebut. Dan ditentukan jumlah kebutuhan persediaan komponen tersebut pada periode waktu perawatan penggantian. Distribusi yang digunakan dalam pengolahan data adalah distribusi normal setelah dilakukan pengujian menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

(2)

5.2 ANALISIS MTTF (MEAN TIME TO FAILURE)

Penentuan MTTF bertujuan untuk mengetahui waktu rata-rata sampai mengalami kerusakan pada komponen kritis yaitu kampas rem dan kampas kopling, masing-masing bus dan truk. Dengan mengetahui nilai MTTFnya, maka dapat diketahui kapan sebaiknya dilakukan penggantian sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan ketika bus dan truk sedang beroperasi karena dapat membahayakan penumpang, muatan dan kendaraan serta sopir itu sendiri.

Nilai MTTF masing-masing komponen dan pada masing-masing kendaraan dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 5.1 MTTF rata-rata pada kendaraan

Nama komponen MTTF

(hari/kerusakan)

λ

(kerusakan/hari)

Kampas rem bus 85,7 0,011669

Kampas rem truk 78,73333333 0,012701

Kampas kopling bus 128,3 0,007794

Kampas kopling truk 151,9333333 0,006582

Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa komponen yang paling sering mengalami kerusakan adalah kampas rem truk kemudian disusul oleh kampas rem bus. Laju kerusakan kampas rem hampir dua kali laju kerusakan kampas kopling. Dengan demikian, kampas rem baik untuk truk maupun bus perlu mendapatkan perawatan yang lebih sering dibandingkan dengan kampas kopling untuk mengurangi terjadinya kerusakan.

(3)

Kampas rem bus 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 w ak tu Fu ngs i d is tr ib us i ( f(t )) Kampas re m Truk 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 Wak tu Fu ng si Dis tr ib us i ( f(t ))

Gambar 5.1 Grafik Waktu Perawatan terhadap Fungsi Distribusi Untuk Komponen Kampas Rem

Demikian grafik dari nilai MTTF untuk komponen kampas rem yang merupakan grafik waktu prencanaan perawatan dengan fungsi distribusi f(t). Nilai tersebut yang menunjukkan bahwa distribusi waktu kerusakan adalah distribusi normal.

(4)

Kampas Kopling Bus 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 Wa ktu Fung si D is tri bus i (f(t ))

Kampas Kopling Truk

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 Waktu Fun gs i D is trib us i ( f(t) )

Gambar 5.2 Grafik Waktu Perawatan terhadap Fungsi Distribusi Untuk Komponen Kampas kopling

Grafik waktu perencanaan perawatan komponen kampas kopling terhadap fungsi distribusi waktu kerusakan yaitu distribusi normal. Kurva tersebut menunjukkan bahwa distribusi tersebut normal.

Dengan demikian menurut grafik diatas nilai dari MTTF menunjukkan nilai puncak dari waktu kerusakan yang masih dibolehkan atau nilai tengah dari waktu

(5)

5.3 ANALISIS NILAI KEANDALAN

Secara teoritis, nilai keandalan (realibility) suatu komponen akan menurun seiring dengan waktu pengoperasiannya. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai keandalan masing-masing komponen semakin menurun dengan bertambahnya waktu operasi dari komponen-komponen tersebut.

Menurut SII (Standar Industri Indonesia), batas minimal nilai keandalan sistem adalah 70%, tapi nilai tersebut dapat dinaikkan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Dalam hal ini akan ditunjukkan untuk beberapa batas nilai keandalan, yaitu 70%, 80%, dan 90%, sehingga akan diketahui periode waktu perawatan penggantian pencegahan untuk masing-masing batas nilai keandalan. Nilai keandalan tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5.2 Waktu perawatan pencegahan sesuai dengan batas minimal nialai keandalan Keandalan 70% Keandalan 80% keandalan 90% Nama komponen R (t) R (t) R (t)

Kampas rem bus 0,719 0,8133 0,9131

Kampas rem truk 0,7324 0,8106 0,9178

Kampas kopling bus 0,7088 0,8485 0,9345

Kampas kopling truk 0,7517 0,8212 0,9177

Dari tabel di atas dapat diketahui beberapa nilai keandalan yang akan menentukan kapan komponen tersebut dilakukan perawatan pencegahan, yaitu penggantian pada masing-masing batas nilai keandalan. Untuk batas keandalan tinggi, maka periode waktu perawatan penggantian pencegahannya semakin cepat.

Supaya lebih memeprjelas dari keterangan nilai keandalan, maka dibuat dalam bentuk grafik nilai keandalan terhadap waktu perencanaan perawatan. Sehingga pada nantinya diperoleh hasil periode perawatan yang lebih optimal.

(6)

Kampas Re m Bus 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 Wak tu Ke and ala n

Kampas Rem Truk

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 Wak tu Ke an da la n

Gambar 5.3 Grafik Waktu Perawatan terhadap Nilai Keandalan Untuk Komponen Kampas Rem

Dalam grafik diatas dapat dilihat bahwa untuk komponen kampas rem mengalami penurunan nilai keandalan sejalan dengan bertambahnya waktu periode perawatan.

(7)

Kampas Kopling bus 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 Wa ktu Ke anda la n

Kampas Kopling truk

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 Wak tu Ke an da lan

Gambar 5.4 Grafik Waktu Perawatan terhadap Nilai Keandalan Untuk Komponen Kampas kopling

Dalam grafik diatas dapat dilihat bahwa keandalan semakin menurun sejalan dengan lama dari periode perawatan. Hal ini yang akan menjadi pertimbangan untuk menentukan periode perawatan penggantian pencegahan, agar diperoleh kondisi jadwal perawatan penggantian pencegahan yang optimal.

5.4 ANALISIS PERIODE PERAWATAN PENGGANTIAN PENCEGAHAN Penentuan periode peraawatan penggantian komponen bertujuan untuk mengetahui kapan komponen tersebut harus diganti sesuai dengan tingkat

(8)

yang menyangkut keselamatan kendaraan. Waktu perawatan penggantian pencegahan untuk masing-masing nilai keandalan dapat dilihat dalam tabel 5.3.

Tabel 5.3 Waktu perawatan penggantian pencegahan Keandalan 70% Keandalan 80% keandalan 90% Nama komponen

Waktu(hari) Waktu(hari) Waktu(hari)

Kampas rem bus 82 80 77

Kampas rem truk 74 72 68

Kampas kopling bus 126 124 122

Kampas kopling truk 149 148 146

Dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa semakin tinggi nilai batas keandalannya, maka makin pendek juga periode waktu perawatan penggantian pencegahannya. Untuk kampas rem truk, periode waktu perawatan penggantian pencegahannya lebih pendek dibandingkan dengan kampas rem pada bus. Sedangkan untuk kampas kopling, bus lebih pendek periode perawatannya dibandingkan dengan truk.

5.5 ANALISIS JUMLAH KEBUTUHAN PERSEDIAAN KOMPONEN

Penentuan jumlah persediaan komponen menggunakan rumus poisson proses yang biasanya digunakan untuk menentukan jumlah spare part saat periode waktu perawatan. Dengan proteksi tingkat keberhasilan sebesar 95%, dengan pendekatan distribusi kerusakan adalah normal dimana nilai Z pada distribusi normal saat 95% adalah 1,645. Jumlah kebutuhan persediaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5.4 Kebutuhan komponen saat periode penggantian pada nilai keandalan

70%, 80%, 90% (dalam unit)

Batas nilai keandalan No Nama komponen

(9)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semakin panjang jarak periode waktu perawatan penggantian pencegahan, maka semakin banyak pula persediaan yang dibutuhkan. Ini dikarenakan kemungkinan terjadi kerusakan akan lebih sering dari pada dengan periode yang kecil atau pendek. Karena distribusi kerusakan bersifat probabilistik, maka kebutuhan persediaan juga menggunakan cadangan, sesuai dalam tabel maka jumlah kebutuhan persediaan ada kelonggarannya.

Gambar

Tabel 5.1 MTTF rata-rata pada kendaraan
Gambar 5.1 Grafik Waktu Perawatan terhadap Fungsi Distribusi Untuk  Komponen Kampas Rem
Gambar  5.2  Grafik  Waktu  Perawatan  terhadap  Fungsi  Distribusi  Untuk  Komponen Kampas kopling
Gambar  5.3  Grafik  Waktu  Perawatan  terhadap  Nilai  Keandalan  Untuk  Komponen Kampas Rem
+3

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Keuangan Pengadilan Agama Pekanbaru yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II, maka penelitian tentang peran orang tua dalam perkembangan bahasa

kebutuhan meningkat, ngga adalah g akan dapat ini perlu nan sarana i kebutuhan Dengan prakiraan demand telepon ang akurat menentukan lokasi sentral telepon

Dalam artikel ilmiah ini akan dibahas mengenai analisis konstruksi dan electrical test yang terdiri dari insulation resistance, winding resistance test, dan ratio test pada

Berdasarkan pemaparan beberapa warga di atas dapat disimpulkan bahwa lahan eks-HGU yang sekarang digarap oleh masyarakat terbagi dua dilihat dari sejarah pemanfaatannya

Insect Immunity, Constitutive Expression of A Cysteine- Rich Antifungal and A Linear Antibacterial Peptide in A Termite Insect.. Brock biology

Dari asumsi dan diagram kompartemen tersebut, diperoleh model ekoepidemiologi dengan pemanenan yang mengambarkan interaksi antara ikan tilapia dan burung pelikan di

Di njau dari manajemen satuan pendidikan, maka penyusunan model inspirasi diversifi kasi kurikulum esensi dan muaranya adalah terwujudnya Kurikulum ngkat satuan