• Tidak ada hasil yang ditemukan

JPTM Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013, 44-53

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JPTM Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013, 44-53"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS)

PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN ENGINE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TKR 1 SMK NEGERI 7 SURABAYA

Carefully Maycinipta Wisedyatiara

S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected]

Mochamad Cholik

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected]

Abstrak

Model pembelajaran Think-Pair-Share adalah salah satu model yang dikembangkan untuk meningkatkan penguasaan isi akademis siswa terhadap materi yang diajarkan melalui tiga tahap, yaitu Think (Berfikir), Pair (Berpasangan), dan Share (Berbagi). Selama ini pembelajaran yang dilakukan di SMK Negeri 7 Surabaya masih menggunakan model ceramah, sehingga mengakibatkan respon siswa yang rendah dan rendahnya prestasi siswa kelas X TKR 1. Terbukti dengan nilai siswa pada mata pelajaran Pemeliharaan Engine tahun pelajaran 2011/2012 dari 35 siswa terdapat 12 siswa atau sebesar 34,29% yang belum mencapai Standar Ketuntasan Minimal (SKM).

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jadi dalam penerapannya menggunakan siklus, terdiri dari siklus I, II dan III. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.

Hasil dari penelitian ini adalah dengan diterapkannya model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) pada mata pelajaran Pemeliharaan Engine di kelas X TKR 1 SMK Negeri 7 Surabaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar, pada Pre test dari 22 siswa belum ada yang mencapai Standar Ketuntasan Minimal (SKM) ≥75, siklus I meningkat menjadi 5 dari 22 siswa yang mencapai SKM dengan nilai prosentase ketuntasan kelas 22,72%, pada siklus II naik menjadi 15 dari 22 siswa yang mencapai SKM dengan nilai prosentase ketuntasan kelas 68,18%, dan pada siklus III semua siswa mampu mencapai SKM ≥75 dengan nilai prosentase ketuntasan kelas 100%. Nilai prosentase aktivitas guru juga mengalami peningkatan, pada siklus I 79,63%, siklus II 82,13%, dan siklus III 87,69%. Nilai prosentase aktvitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I 74,44%, siklus II 80,00%, dan siklus III 87,78%. Respon siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Pair-Share sebesar 81,27%. Hambatan dalam proses pembelajaran menggunakan model Share adalah, 1) Guru masih perlu belajar dalam menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share, 2) Siswa masih canggung diajar oleh guru baru, dan cenderung meremehkan guru karena bukan guru dari SMK Negeri 7 Surabaya, 3) Siswa kurang teliti dalam menjawab soal-soal dalam pertanyaan, 4) Kurangnya pemanfaatan waktu dalam mengerjakan soal Post test, sehingga siswa kurang teliti dalam membaca dan memahami soal.

Kata kunci : Model pembelajaran Kooperatif, Model Think-Pair-Share, Penelitian Tindakan kelas

Abstract

Think-Pair-Share learning model is one model that was developed to enhance student’s mastery of the academic content of the material that is taught through three stages, namely Think (Berfikir), Pair (Berpasangan), and Share (Berbagi). This learning during is done in SMK Negeri 7 Surabaya still using lectures models, resulting in a low response and low student achievement in X TKR 1 class. Proved by the students on subjects Maintenance Engine academic year 2011/2012 of 35 students there are 12 students or 34.29% of which has not reached the Complete Standard Minimum (SKM).

This type of research is a Classroom Action Research (Penelitian Tindakan Kelas). So in using the application cycle, consisting of I, II and III cycles. The data obtained from this study will be analyzed by descriptive qualitative method.

Results from this study is the application of learning model Think-Pair-Share (TPS) in subjects Engine Maintenance in class X TKR 1 SMK Negeri 7 Surabaya to improve student achievement. This is indicated by the increased learning outcomes, the Pre test of 22 students who are not achieving Complete Standard Minimum (SKM) ≥ 75, the first cycle increased to 5 from 22 students who achieved mastery SKM with the percentage of 22.72% grade, the cycle II up to 15 of the 22 students who achieved mastery SKM with the percentage of 68.18% grade, and the third cycle all students are able to achieve ≥ 75 SKM

(2)

45

value of student activity also increased, 74.44% in the first cycle, the second cycle 80.00%, 87.78% and third cycle. Responses of students in learning using learning model Think-Pair-Share was 81.27%. Barriers in the learning process using a model Think-Pair-Share is, 1) Teachers still need to learn to use a learning model Think-Pair-Share, 2) Students are still awkward taught by new teachers, and teachers tend to underestimate because not a teacher of SMK Negeri 7 Surabaya, 3) Students are less thorough in answering the questions in the question, 4) Lack of utilization of time in working on the Post test, so that students are less accurate in reading and understanding the question.

Keywords : Cooperative LearningModel, Model Think-Pair-Share, Classroom Action Research

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan pewarisan nilai-nilai kebudayaan, pengetahuan dan keterampilan dari generasi ke generasi berikutnya melalui berbagai fasilitas dan kesempatan. Selain itu pendidikan juga merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.Pendidikan yang dilakukan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu “Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, Sehat, Berilmu, Cakap, Kreatif, Mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (UU No. 20 Tahun 2003).

Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu program pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan di SMK Negeri 7 Surabaya rata-rata masih menggunakan metode konvensional, hal ini mengakibatkan siswa tidak bisa mandiri. Metode pembelajaran yang kurang bervariasi menyebabkan siswa merasa bosan belajar. Selain itu tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa masih diperlukan pengawasan yang cukup dari guru. Dengan metode ceramah kebanyakan siswa tidak dapat berkembang dan kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran serta pengetahuan yang diterima siswa kurang meluas. Pada umumnya guru masih menggunakan metode ceramah, membahas LKS, dan tanya jawab, yang mana dalam tanya jawab tersebut hanya siswa tertentu saja yang mau bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, sehingga pembelajaran kurang bervariasi. Menurut penulis hal tersebut menyebabkan siswa merasa bosan dan cenderung meremehkan guru dengan ramai sendiri bersama teman sebangkunya. Hal tersebut membuat motivasi belajar siswa rendah.

Rendahnya motivasi belajar dan sikap siswa tersebut berdampak terhadap hasil belajar. Peneliti mengambil contoh nilai siswa pada mata pelajaran Pemeliharaan Engine kelas X TKR 1 pada tahun pelajaran 2011/ 2012 bahwa diketahui nilai siswa yang belum mencapai Standart Ketuntasan Mengajar (SKM) sebesar 12 siswa atau sekitar 34,29 % dari jumlah siswa sebanyak 35 siswa. Untuk itu salah satu upaya yang dilakukan penulis dalam peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share(TPS).

Think-Pair-Share atau berpikir, berpasangan, berbagi merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif. Model Think-Pair-Share tumbuh dari penelitian pembelajaran kooperatif, model

Think-Pair-Share dapat juga disebut sebagai model belajar mengajar berpasangan. Model ini memberikan kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan siswa lain. Think-Pair-Share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi waktu lebih banyak pada siswa untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Model Think-Pair-Share sebagai ganti dari tanya jawab seluruh kelas. Sebagai suatu model pembelajaran Think-Pair-Share memiliki langkah-langkah tertentu. Menurut Trianto (2011:61) langkah-langkah Think-Pair-Share ada tiga yaitu : “Berpikir (Thinking), berpasangan (Pair), dan berbagi (Share)”.

Keunggulan dari Think-Pair-Share ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, model Think-Pair-Share ini memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka kepada siswa lain.

Mengingat rendahnya hasil belajar siswa di kelas X TKR 1 SMK Negeri 7 Surabaya terutama pada mata pelajaran Pemeliharaan Engine, dan rendahnya respon siswa terhadap pembelajaran tersebut maka model Think-Pair-Share ini sangat cocok untuk diterapkan pada pembelajaran di kelas X TKR 1 SMK Negeri 7 Surabaya.

Berdasarkan hal diatas peneliti termotivasi mencoba menerapkan model pembelajaran Think-Pair-Share sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pemeliharaan Engine di Kelas X TKR 1 SMK Negeri 7 Surabaya.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut dengan Classroom Action Research. Menurut Mulyasa (2011:11) Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (Treatment) yang sengaja dimunculkan dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Waktu dan Tempat Penelitian  Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian untuk mengambil data adalah semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.

(3)

 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas X TKR 1 Program Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 7 Surabaya.

 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas X TKR 1 SMK Negeri 7 Surabaya.

Rancangan Penelitian

Gambar 1. Siklus PTK Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan peneliti sebagai pedoman dalam melakukan pengamatan untuk mendapatkan data yang akurat. Lembar observasi juga digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi setiap tindakan, agar kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks permasalahan dan tujuan penelitian. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

 Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengetahui bagaimana kemampuan pengajar dalam mengelola kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share. Lembar observasi aktivitas guru terdapat pada lampiran 3.

 Lembar Observasi Pengamatan Aktivitas Siswa Lembar pengamatan ini digunakan untuk mencatat dan mengetahui kegiatan dan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share. Lembar observasi pengamatan aktivitas siswa terdapat pada lampiran 3.

 Tes Hasil Belajar

Tes ini dibuat berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui hasil kemampuan prestasi belajar siswa terhadap materi Pemeliharaan

Engine setelah melakukan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share, baik pada siklus I, siklus II dan siklus III. Soal tes terdapat pada lampiran 5.

 Angket

Angket ini diberikan kepada siswa dengan

Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul ditabulasikan sesuai dengan kelompok-kelompoknya, kemudian dinilai atau diskor untuk mengetahui besar presentase. Presentase ini digunakan untuk menentukan tingkat kategori.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan penjabaran sebagai berikut :

 Validasi Instrumen dan Soal

Menurut Sugiyono (2013:173) sebuah instrumen dan soal dikatakan valid apabila instrumen dan soal tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen dikatakan valid jika mencapai prosentase ≥61%. Untuk menganalisis hasil penilaian yang dilakukan oleh validator dengan berdasarkan tabel skor skala Likert, digunakan rumus,

(Riduwan dalam Dian, 32: 2013) Keterangan : K : Prosentase Kelayakan

F : Jumlah Jawaban Responden N : Skor Teringgi dalam Angket I : Jumlah Pertanyaan dalam

Angket

R : Jumlah Responden

Hasil perhitungan tersebut diinterpretasikan kedalam tabel 1 di bawah ini,

Tabel 1. Kriteria Prosentase Respon Validator

(Riduwan dalam Dian, 2013:28)  Analisis Observasi Aktivitas Guru

Guru akan diamati bagaimana aktivitasnya dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share. Pada aspek yang diteliti diberikan skala skor 1 sampai dengan 5 dengan penafsiran angka-angka pada tabel 2 sebagai berikut,

Tabel 2. Skala Likert

(Riduwan, 2012: 39)

Maka dianalisis dengan rumus sebagai berikut,

(4)

47 Tabel 3. Kriteria Interpretasi Skor

(Riduwan, 2012: 41)

 Analisis Obsevasi Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share dianalisis untuk mengetahui aktivitas siswa. Pengamatan dilakukan pada siswa selama kegiatan pembelajaran, dengan analisis rumus serta skor penilaian sama dengan proses analisis aktivitas guru dalam tabel 3 di atas.  Analisis Tes Hasil Belajar

Analisis tes hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, agar penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share berjalan efektif bagi siswa. Seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar jika telah mecapai ketuntasan hasil belajar ≥75% dengan perhitungan sebagai berikut,

(Riduwan dalam Eko, 2013: 57) Suatu kelas dikatakan tuntas balajar jika didalam kelas mencapai ≥80% siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar dengan perhitungan sebagai berikut,

(Riduwan dalam Eko, 2013: 58)  Analisis Angket Respon Siswa

Analisis yang digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran Think-Pair-Share adalah menggunakan rumus sebagai berikut :

(Riduwan dalam Eko, 2013: 57) Keterangan : P = Presentase Jawaban Responden

F = Jumlah Jawaban Responden N = Jumlah Seluruh Skor Ideal

Kemudian hasil perhitungan angket respon siswa dikonversikan menurut tabel 4 dibawah ini,

Tabel 4. Tabel Konversi Nilai Angket Respon Siswa

(Diadaptasi dari Riduwan, 2012: 41)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sehingga dalam pengambilan data yang dilakukan terdapat beberapa siklus yang masing-masing siklus terdapat empat tahapan yaitu Perencanaan, Tindakan, Observasi dan Refleksi. Dalam pembelajaran ini peneliti hanya menyampaikan materi yang bersifat teoritis saja, sedangkan pada praktiknya diajarkan oleh guru mata pelajaran sendiri. Hasil data penelitian adalah sebagai berikut,

 Data Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran

Data validasi perangkat pembelajaran meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Observasi aktivitas guru, Observasi aktivitas siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS), Respon siswa, dan Soal.  Silabus

Tabel 5. Hasil Validasi Instrumen Silabus

Berdasarkan tabel 4.5 di atas maka didapatkan prosentase keseluruhan sebesar 89,65%, dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa silabus dinyatakan valid dan layak digunakan.

(5)

 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tabel 6. Hasil Validasi Instrumen RPP

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, maka didapatkan prosentase keseluruhan sebesar 81,67%, dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa RPP dinyatakan valid dan layak digunakan.

 Observasi Aktivitas Guru

Tabel 7. Hasil Validasi Instrumen Aktivitas Guru

Berdasarkan tabel 4.7 di atas maka didapatkan prosentase keseluruhan sebesar 81,17%, dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen aktivitas guru dinyatakan valid dan layak digunakan.

 Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 8. Hasil validasi Instrumen Aktivitas Siswa

Berdasarkan tabel 4.8 di atas maka didapatkan prosentase keseluruhan sebesar 84,44%, dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen aktivitas siswa dinyatakan valid dan layak digunakan.

 Lembar Kerja Siswa (LKS) Tabel 9. Hasil Validasi LKS

(6)

49 Lembar Kerja Siswa dinyatakan valid dan layak digunakan.

 Soal Tes

Tabel 10. Hasil Validasi Soal Tes

Berdasarkan tabel 10 di atas maka didapatkan prosentase keseluruhan sebesar 81,48%, dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa soal tes dinyatakan valid dan layak digunakan.

 Respon Siswa

Tabel 11. Hasil Validasi Respon Siswa

Berdasarkan tabel 11 di atas maka didapatkan prosentase keseluruhan sebesar 78,67%, dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen respon dinyatakan valid dan layak digunakan.

 Hasil Observasi Aktivitas Guru

Berikut akan disajikan data pada tabel 12 serta gambar 2 untuk melihat keseluruhan aktivitas guru pada siklus I, II, dan III,

Tabel 12. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I, II, dan III

Gambar 2. Diagram Aktivitas Guru Siklus I,II,III  Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Berikut akan disajikan data pada tabel 13 serta gambar 3 untuk melihat keseluruhan aktivitas siswa pada siklus I, II, dan III,

Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I, II, dan III

(7)

Gambar 3. Diagram Aktivitas Siswa Siklus I,II, III  Hasil Belajar Siswa

Berikut akan disajikan data pada tabel 14 serta gambar 4 untuk melihat hasil belajar siswa pada siklus I, II, dan III,

Tabel 14. Hasil Belajar Siswa Siklus I, II, dan III

Keterangan : BT = Belum Tuntas, T = Tuntas

Gambar 4. Grafik Hasil Belajar Siswa Untuk melihat rata-rata hasil belajar siswa setiap siklus, maka dapat dilihat pada tabel 15 dan gambar 5 di bawah ini,

Tabel 15. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa

Gambar 5. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa  Respon Siswa

Setelah melakukan penelitian di kelas X TKR 1 SMK Negeri 7 Surabaya, diperoleh data mengenai respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share yang dilakukan peneliti. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 16 dan gambar 6 di bawah ini,

Tabel 16. Respon Siswa

Gambar 6. Grafik Analisis Respon Siswa  Hambatan Dalam Pembelajaran

Berdasarkan refleksi dan catatan pengamat dari siklus I, II dan III, maka didapatkan hambatan dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share adalah sebagai berikut,

 Guru masih perlu belajar dalam menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share, karena

(8)

51  Siswa masih canggung diajar oleh guru baru, dan

cenderung meremehkan guru karena bukan guru dari SMK Negeri 7 Surabaya.

 Siswa kurang teliti dalam menjawab soal-soal dalam pertanyaan.

 Kurangnya pemanfaatan waktu dalam mengerjakan soal Post test, sehingga siswa kurang teliti dalam membaca dan memahami soal. Analisis dan Pembahasan

Berikut adalah pembahasan peneliti secara terperinci mengenai hasil dari penelitian tersebut di atas antara lain,

 Observasi Aktivitas Guru

Data aktivitas guru mengalami peningkatan selama tiga kali siklus. Pada siklus I aktivitas guru mendapatkan nilai rata-rata 79,63% (Baik), namun terdapat dua kriteria yang masih mendapatkan alternatif jawaban angka 3 oleh dua pengamat, yaitu tahap memberikan penghargaan dan tahap memberikan tugas.

Dari revisi siklus I didapatkan hasil yang lebih baik dikarenakan pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I dengan nilai rata-rata 82,13% (Sangat baik), namun masih terdapat alternatif jawaban angka 3 oleh salah satu pengamat yaitu aspek memotivasi siswa untuk meningkatkan minat pada pembelajaran, menyajikan informasi menggunakan Powerpoint dan LCD Proyektor, mengerjakan LKS (Think), meminta perwakilan kelompok mengemukakan pendapatnya (Share), memberikan penghargaan, dan memberikan tugas.

Dari revisi siklus II didapatkan hasil yang memuaskan dikarenakan pada siklus III mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 87,69% (Sangat baik), yaitu dengan ditandai pada aspek tersebut tidak adanya alternatif jawaban angka 3 oleh pengamat.

Namun pada aspek nomor 2, yaitu aspek kegiatan inti, pada siklus I dan siklus II tidak mengalami peningkatan, dikarenakan guru masih kurang efektif dalam menguasai kelas, dikarenakan siswa sulit diarahkan untuk mau mengikuti pembelajaran dengan model Think-Pair-Share. Begitu juga untuk aspek no 3, yaitu aspek penutup, pada siklus I dan siklus II tidak mengalami peningkatan, dikarenakan aspek menutup pembelajaran guru tidak memberikan tugas kepada siswa dengan maksimal, karena siswa hanya disuruh untuk mempelajari materi siklus III. Aspek nomor 4, yaitu aspek alokasi waktu, pada siklus II dan siklus III tidak mengalami peningkatan, dikarenakan guru dalam mengatur waktu pembelajaran telah cukup baik. Aspek nomor 5, yaitu aspek guru antusias, mengalami penurunan dan pada siklus II dan III tidak mengalami peningkatan, dikarenakan energi guru untuk mengajar mulai berkurang mengingat siswa sulit diatur dan cenderung meremehkan guru. Dan aspek nomor 6, yaitu aspek siswa antusias, pada siklus II dan siklus III tidak mengalami peningkatan, dikarenakan siswa telah mulai bosan dengan model Think-Pair-Share.

 Observasi Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa mengalami peningkatan selama tiga kali siklus. Pada siklus I aktivitas siswa mendapatkan nilai rata-rata 74, 44% (Baik), namun terdapat tiga kriteria yang masih mendapatkan alternatif jawaban angka 3 oleh dua pengamat, yaitu aspek mencoba menyelesaikan tugas LKS secara individu, mempresentasikan hasil pekerjaanya kepada kelompok lain, dan berperilaku yang tidak relevan.

Dari revisi siklus I didapatkan hasil yang lebih baik dikarenakan pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I dengan nilai rata-rata 80,00% (Baik), namun masih terdapat alternatif jawaban angka 3 oleh salah satu pengamat yaitu aspek mencoba untuk menyelesaikan tugas LKS secara individu, mempresentasikan hasil pekerjaannya kepada kelompok lain, menjawab pertanyaan teman/guru.

Dari revisi siklus II didapatkan hasil yang memuaskan dikarenakan pada siklus III mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 87,78% (Sangat baik), yaitu dengan ditandai pada aspek tersebut tidak adanya alternatif jawaban angka 3 oleh pengamat.

Namun pada aspek nomor 2, yaitu aspek mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, pada siklus I, II dan III tidak mengalami peningkatan, dikarenakan siswa sebagian besar mendengarkan penjelasan guru, walupun ada sebagian siswa yang ramai sendiri. Aspek nomor 4, yaitu aspek berdiskusi dengan teman kelompok dalam menyelesaikan tugas, pada siklus I, II dan III tidak mengalami peningkatan, dikarenakan siswa saat berdiskusi tidak semua ikut dalam diskusi, dan ada siswa yang hanya diam ataupun ramai. Aspek nomor 6, yaitu aspek menanggapi pertanyaan atau pendapat teman, pada siklus I, II dan III tidak mengalami peningkatan, dikarenakan siswa belum semuanya mau dan berani bertanya, dan hanya siswa yang aktif saja yang masih mendominasi kelas. Dan pada aspek nomor 8, yaitu aspek menunjukkan perilaku Jujur, Teliti, Peduli, Kreatif, Taat aturan, Tanggung jawab, dan Tenggang rasa pada siklus I, II dan III tidak mengalami peningkatan, dikarenakan masih ada sebagian siswa yang berperilaku menyimpang, misalnya menyontek jawaban temannya sewaktu mengerjakan post tes.  Hasil Belajar Siswa

Hasil Belajar pada saat Pre test semua siswa belum mencapai Standar Ketuntasan Minimal (SKM) ≥75, sehingga perlu diadakan siklus I menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share. Pada siklus I telah mengalami peningkatan, namun dikatakan masih belum tuntas karena hanya terdapat 5 siswa dari 22 siswa yang telah mencapai SKM. Dengan nilai ketuntasan kelas 22,72 %.

Pada siklus II telah mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I, namun dikatakan masih belum tuntas karena hanya terdapat 15 siswa dari 22 siswa yang telah mencapai SKM. Dengan nilai ketuntasan kelas 68,18 %.

(9)

Pada siklus III telah mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I, dan dikatakan tuntas karena semua siswa telah mencapai SKM. Dengan nilai ketuntasan kelas 100 %.

 Respon Siswa

Hasil dari analisis respon siswa menunjukkan bahwa model pembelajaran Think-Pair-Shareyang diterapkan dalam kategori sangat baik, dan dapat digunakan pada siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 7 Surabaya.

PENUTUP Simpulan

Sehubungan dengan rumusan masalah, tujuan, dan analisis data tentang “Penerapan Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Pada Mata Pelajaran Pemeliharaan Engine Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X TKR 1 SMK Negeri 7 Surabaya”, dapat disimpulkan sebagai berikut,

 Aktivitas guru mengalami peningkatan, dibuktikan oleh perolehan nilai prosentase rata-rata pengamatan aktivitas guru pada siklus I adalah 79,63%, pada siklus II naik menjadi 82,13%, dan pada siklus III naik lagi menjadi 87,69%. Bila dikonversikan ke dalam tabel interpretasi skor masuk dalam kriteria interpretasi sangat baik.

 Aktivitas siswa mengalami peningkatan, dibuktikan oleh perolehan nilai prosentase rata-rata pengamatan aktivitas siswa pada siklus I adalah 74,44%, pada siklus II naik menjadi 80,00%, dan pada siklus III naik lagi menjadi 87,78%. Bila dikonversikan ke dalam tabel interpretasi skor masuk dalam kriteria interpretasi sangat baik.

 Hasil belajar siswa mengalami peningkatan, dibuktikan oleh perolehan nilai pada Pre test dari 22 siswa belum ada satupun siswa yang mencapai Standar Ketuntasan Minimal (SKM), pada Post test siklus I terdapat 5 siswa dari 22 siswa yang telah mencapai SKM, dengan nilai ketuntasan kelas 22,72%, siklus II terdapat 15 siswa dari 22 siswa yang telah mencapai SKM, dengan nilai ketuntasan kelas 68,18%, , siklus III dikatakan tuntas karena semua siswa telah mencapai SKM, dengan nilai ketuntasan kelas 100%.

 Respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan pengisian angket respon oleh siswa dan didapatkan nilai prosentase rata-rata sebesar 81, 27%. Bila dikonversikan ke dalam tabel interpretasi skor masuk dalam kriteria interpretasi sangat baik.

 Hambatan Dalam Pembelajaran berdasarkan refleksi dan catatan pengamat dari siklus I, II dan III, adalah ; (1) Guru masih perlu belajar dalam menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share, karena terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan dalam model pembelajaran ini, (2) Siswa masih canggung diajar oleh guru baru, dan cenderung meremehkan

dalam pertanyaan, (4) Kurangnya pemanfaatan waktu dalam mengerjakan soal Post test, sehingga siswa kurang teliti dalam membaca dan memahami soal. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, penulis memberikan saran sebagai berikut,

 Guru sebaiknya memahami dan cermat dalam melakukan tahap-tahap pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share, agar tidak ada tahap yang terlewatkan dan mampu mendapatkan nilai yang sangat baik.

 Dalam kegiatan pembelajaran guru harus mengupayakan penguasaan kelas yang maksimal, agar siswa tidak merasa canggung dan guru tidak diremehkan oleh siswa, walaupun bukan guru dari SMK Negeri 7 Surabaya.

 Lebih menekankan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal dalam pembelajaran agar siswa mampu mencermati dan menjawab soal dengan sungguh-sungguh dengan tepat waktu.

 Untuk Penelitian selanjutnya, diharapkan angket respon siswa dibagikan pada waktu yang dirasa cukup luang agar dalam pengisian tidak tergesa-gesa dan lebih memahami setiap aspek yang terkandung didalamnya.

 Untuk Penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti selanjutnya mampu mengambah tidak hanya ranah kognitif dan afektif saja, tapi juga mampu mencapai ranah psikomotor.

DAFTAR PUSTAKA

Alda, R. 2009. Menyusun Daftar Pustaka (Online). Tersedia:http://renyalda.blogspot.com/2009/04/2.h tml, Diakses 04 Mei 2013

Arends, Richard I. 1997. Classroom Instructional Management. New York: The Mc Graw-Hill Company

Hasanah, S. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Pada Standar Kompetensi Pemahaman Pengetahuan Resep Untuk Mencapai Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VII Di SMP Dr. Musta’in Romly Lamongan. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya: Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Unesa

Isjoni. 2012. Cooperative Learning, Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta Lie, A. 2005. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo Modul AMBR 011.19-1.A. 2004. Melaksanakan

Pekerjaan Dasar Engine. Yogyakarta: Depdiknas Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas.

(10)

53 Nurfauzan, Johan. 2013. Penerapan Model Pembelajaran

Langsung (MPL)Pada Topik Sistem Pengisian Menggunakan IC Regulator Mata Kuliah Praktikum Kelistrikan Otomotif Jurusan Teknik Mesin FT-Unesa. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya: Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Unesa

Prayudhawati, E. 2010. Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran IPA Terpadu Dengan

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Pada Tema Kesadahan Air Di SMP N 1 Loceret Nganjuk. Jurnal Unesa. Surabaya: Jurusan Sains, Fakultas MIPA, Unesa

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Tersedia:http://www.unpad.ac.id/wp- content/uploads/2012/10/UU20-2003-Sisdiknas.pdf, Diakses 04 Mei 2013

Riduwan. 2012. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rozi, F. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X TGB Pada Mata Pelajaran Dasar-Dasar Pekerjaan Batu Di SMK Negeri 3 Surabaya. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Unesa

Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka

Setia

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning, Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Susanto, D. 2012. Pembelajaran Tipe Think-Pair-Share

(TPS) Pada Mata Peajaran PDTM Di SMK Wahana Karya Surabaya. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya: Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Unesa

Toyota Service Training. 2010. Toyota New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor

Utoyo,dkk. 2005. Pemeliharaan/ Servis Engine Dan Komponen-Komponennya.Yogyakarta:Depdiknas Wahyudi, Dian J. 2013. Penerapan Model Pembelajaran

Problem Posing Pada Mata Pelajaran Mengukur Dengan Alat Ukur Mekanik Presisi di SMK Negeri

2 Surabaya. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya: Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Unesa

Gambar

Gambar 1. Siklus PTK Instrumen Penelitian
Tabel 5. Hasil Validasi Instrumen Silabus
Tabel 7. Hasil Validasi Instrumen Aktivitas Guru
Tabel 10. Hasil Validasi Soal Tes

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan wayang kulit yang semakin terlupakan oleh masyarakat khususnya generasi muda akibat pengaruh budaya asing yang masuk. Sehingga dapat melupakan

Roundtable is one of the teaching techniques that expected to make the students active in learning and can help the students to more active in writing, because the students

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi intelektual skripsi saya yang berjudul “ Pemanfaatan Lensa Fresnel sebagai Collector Cahaya pada Kompor Surya ” adalah

Dengan adanya sistem organisasi yang baik dan struktur organisasi yang jelas, maka suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan dari pelaksanaan

Dengan adanya aturan baku tersebut pula, pihak pembeli yang bersangkutan dalam suatu perbuatan hukum jual beli tanah dapat mengetahui apa saja yang harus ia

Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan, perlu dilakukan penelitian tentang penentuan pengaturan jenis pahat, sudut ujung pahat, kecepatan makan dan kecepatan potong pada

Tingginya angka kecacatan derajat 2 pada laki-laki dibandingkan perempuan dapat disebabkan pengaruh dari tata krama dan tradisi serta rendahnya status perempuan di

Pada Tabel 5, dapat diketahui pengaruh pemberian arang dan cuka kayu terhadap kandungan karbon dalam tanah yang ditanami pohon penghasil gaharu selama enam bulan.. Pohon