• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain quasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain quasi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain quasi experimental, yaitu ada kelas kontrol dan pengambilan sampelnya tidak dengan cara random dengan menggunakan desain penelitian pre test-post test control group design sebagai berikut (Sugiyono, 2001:112):

Pre-Test Keterangan Post-Test

O1 x O2 O1 - O2 Keterangan : O1 = pre test X = perlakuan O2 = post test - = tanpa perlakuan B. Definisi Operasional

Defisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil belajar yang diukur adalah peningkatan penguasaan konsep yang didapat dari nilai pre-test dan nilai post-test. Hasil belajar diukur dengan menggunakan instrumen soal pilihan ganda sebanyak 30 butir, dengan 5 butir pilihan jawaban.

2. Biocards adalah kartu yang berisi konsep-konsep biologi yang bisa dilengkapi dengan gambar-gambar sederhana, dan dapat dibuat dari media

(2)

karton biasa maupun menggunakan kartu permainan siap pakai sebagai backgroundnya.

C. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas 2 KI2 dan 2 KI1. Kelas yang diberi perlakuan adalah siswa kelas 2 KI2, sedangkan kelas yang dijadikan kontrol adalah 2 KI1.

D. Instrumen Penelitian

Terdapat 2 instrumen penelitian yang digunakan, antara lain :

1. Instrumen Soal Penguasaan Konsep

Instrumen soal penguasaan konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple choice sebanyak 30 butir dengan butir pilihan sebanyak 5 butir. 30 butir soal yang digunakan disesuaikan dengan indikator yang akan diukur, setiap indikator akan direpresentasi oleh sejumlah soal. Instrumen tersebut di uji coba di kelas 2 KA1 SMKN 2 Cilegon.

Setelah melewati uji coba, soal yang hendak digunakan sebagai instrumen penelitian melewati uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukarannya. Pengujian validitas pada instrumen ini menggunakan rumus product moment (Arikunto, 2002:70), sedangkan uji reliabilitas, daya pembeda, serta tingkat kesukaran di uji sesuai dengan rumus yang terdapat pada Arikunto, 2002. Berikut rumus uji validitas yang digunakan (Arikunto, 2002:70) :

(3)

Dengan kriteria nilai validitas sebagai berikut :

Tabel 3.1

Kriteria Nilai Uji Validitas

Nilai Makna 0,800-1,00 Sangat tinggi 0,600-0,800 Tinggi 0,400-0,600 Cukup 0,200-0,400 Rendah 0,00-0,200 Sangat rendah

Data kemudian diuji reliabilitas, dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2002) :

setelah perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, nilai yang didapat diartikan dengan menggunakan kriteria berikut ini (Guilford dan Winarno dalam Ruseffendi, 1994:144):

(4)

Tabel 3.2

Kriteria Nilai Uji Reliabilitas

Range nilai Makna

0,90-1,00 Sangat tinggi

0,70-0,90 Tinggi

0,40-0,70 Sedang

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Kecil

Setelah dilakukan uji reliabilitas, instrumen soal penguasaan konsep kemudian diuji daya pembedanya dan tingkat kesukarannya. Berikut rumus uji daya pembeda (Arikunto, 2002:213):

Keterangan = D = daya pembeda

BA= banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar BB= banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar JA= jumlah siswa kelompok atas

(5)

Nilai yang didapat dikategorikan berdasarkan kriteria berikut ini (Arikunto, 2002:218) :

Tabel 3.3

Kriteria Nilai Uji Daya Pembeda

Range nilai Kriteria

0,70-1,00 Baik sekali

0,40-0,70 Baik

0,20-0,40 Cukup

0,00-0,20 Jelek

Negatif Sangat jelek

Sedangkan untuk uji tingkat kesukaran instrument soal penguasaan konsep dihitung dengan menggunakan rumus (Arikunto,2002:208) :

Keterangan :

P = tingkat kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS= jumlah siswa

Nilai yang didapat dikategorikan dalam kriteria berikut ini (Arikunto,2002:210):

(6)

Tabel 3.4

Kriteria Nilai Uji Tingkat Kesukaran

Range nilai Makna

0,00-0,30 Sukar

0,30-0,70 Sedang

0.70-1,00 Mudah

Instrument soal penguasaan konsep yang dianalisis sebanyak 40 butir soal. Setiap butir soal diuji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran sehingga dari 40 butir soal, yang akan digunakan sebanyak 30 butir soal saja. Uji tersebut dilakukan dengan menggunakan software Anates v.4.

2. Lembar angket

Angket merupakan instrumen penelitian untuk mendapatkan data pendukung. Angket digunakan untuk mengukur perubahan sikap sesudah pembelajaran dilakukan. Perubahan sikap yang dinilai diantaranya adalah peningkatan motivasi belajar siswa. Indikator motivasi belajar yang dilihat ada 5 indikator (Syamsudin, 1990:121), yaitu pertama durasi kegiatan belajar siswa, kedua frekuensi kegiatan belajar siswa, ketiga persistensi, keempat ketabahan, keuletan dan kemampuan menghadapi rintangan dan kesuliatn untuk mencapai tujuan, lima devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan.

(7)

Butir-butir angket yang digunakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.5

KISI-KISI ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA

No Indikator Motivasi Nomor Pernyataan Jumlah

Positif Negatif

1 Durasi kegiatan belajar 1,2 3 3

2 Frekuensi kegiatan belajar 4 5 2

3 Persistensi (ketetapan dan kelekatan pada tujuan)

6,7 8 3

4 Ketabahan, keuletan dan kemampuan menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan

10 9,11 3

5 Devosi (pengabdian) dan pengorbanan untuk mencapai tujuan

12 17 2

Jumlah 8 6 19

E. Teknik Analisis Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan di sekolah yang sama dengan tempat penelitian, dikelas 2 KA1. Pengolahan data untuk menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dilakukan dengan menggunakan software Anates v.4. dengan memasukkan data yang diperoleh. Dengan menggunakan software tersebut didapatkan nilai reliabilitas tes sebesar 0.62, standar deviasi sebesar 4.76, dengan rata-rata 14.1, dengan validitas sebesar 0.45.

(8)

Berdasarkan tabel 3.6, nilai uji validitas dan reliabilitas yang didapat tergolong dalam kategori yang cukup(Arikunto,2002:75). Hasil analisis tersebut dianggap memiliki kemampuan mengukur yang baik, sehingga instrumen soal penguasaan konsep digunakan pada penelitian ini. Berikut gambaran prosentase hasil uji coba instrumen berdasarkan masing-masing uji pra syarat penggunaan instrumen penelitian :

Tabel 3.6

Prosentase Nilai Uji Validitas

Kriteria Frekuensi Prosentase

Sangat Tinggi 1 3,3% Tinggi 4 13,3% Cukup 10 33,4% Rendah 12 40% Sangat Rendah 3 10% Jumlah 30 100% Tabel 3.7

Prosentase Nilai Uji Daya Pembeda

Kriteria Frekuensi Daya Pembeda

Sangat Tinggi 2 6,7%

Tinggi 8 26,7%

Cukup 10 33,3%

Rendah 10 33,3%

(9)

Tabel 3.8

Prosentase Tingkat Kesukaran

Kriteria Frekuensi Daya Pembeda

Sukar 7 23,3%

Sedang 20 66,7%

Mudah 3 10%

Jumlah 30 100%

Soal penguasaan konsep sebanyak 40 butir, kemudian dikurangi menjadi 30 butir dengan revisi pada 10 soal yang masih dianggap kurang baik. Berdasarkan tabel diatas, tingkat kesukaran soal yang didapat beragam dimulai dari soal dengan tingkat kesukaran yang mudah, sedang hingga sukar. Penyusun memutuskan untuk menghapus beberapa soal yang dianggap kurang baik untuk digunakan, soal yang memiliki daya pembeda yang kecil, tingkat kesukaran yang terlalu mudah atau terlalu sukar (Arikunto,2002:210). Penghapusan beberapa soal ini bertujuan agar pada saat soal diberikan kepada subjek penelitian soal tersebut mampu mengukur apa yang hendak diteliti dan diukur.

F. Tahap Pengolahan Data dan Kesimpulan

Dari penelitian diperoleh data pre test dan post test. Data-data yang didapat diuji prasyarat, yaitu uji normalitas dan homogenitas. Bila kedua uji prasyarat telah dilakukan, data tersebut diuji hipotesis untuk membuktikan hipotesis yang telah diajukan di bab 1. Berikut ini tahapan-tahapan pengolahan data yang dilakukan :

(10)

1. Uji normalitas dengan chi kuadrat

Perhitungan nilai chi kuadrat bertujuan untuk mencari normalitas pada data yang didapat. Perhitungan ini menggunakan rumus (Riduwan, 2003:190) :

Chi kuadrat =

Apabila chi kuadrat hitung < chi kuadrat tabel, dengan α (0,01) maka Ho diterima, dengan Ho adalah data bersifat normal. Namun apabila nilai chi kuadrat hitung > chi kuadrat tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti data bersifat tidak normal. Apabila data bersifat tidak normal, maka dilakukan uji non-parametrik.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk membuktikan data tersebut homogen sehingga dapat diuji hipotesis. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji parametrik Uji F. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan rumus berikut (Riduwan, 2003:186):

Jika nilai F hitung ≤ F tabel, maka data tersebut bersifat homogen. Jika F hitung ≥ F tabel maka data tersebut bersifat tidak homogen. Apabila data tidak bersifat homogeny maka digunakan uji hipotesis non-parametrik.

(11)

3. Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji Z,

Uji dilakukan untuk menguji hipotesis yang digunakan dalam penelitian. Uji Hipotesis yang digunakan adalah Uji Z yang ternasuk kedalam uji parametric. Hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak bergantung pada nilai Z hitung yang dibandingkan dengan nilai Z tabel. Apabila nilai Z hitung yang didapat berada pada range yang dimiliki nilai Z tabel, maka Ho diterima. Tetapi apabila nilai Z hitung berada diluar range Z tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Untuk menghitung nilai Z tersebut digunakan rumus (Sudjana, 1996:239):

Nilai Z hitung yang didapat adalah 7,41, sedangkan nilai Z tabel dengan α (0,01) didapat ± 5,81. Apabilai nilai Z yang didapat berada dalam range -5,81 hingga -5,81 maka H0 diterima dan H1 ditolak, namun apabilai nilai Z yang didapat berada di luar range tersebut maka nilai H1 diterima dan H0 ditolak. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah H1 diterima pada penelitian ini.

Apabila data yang diolah melalui uji prasyarat tidak memenuhi salah satu ujinya, data tidak bersifat normal atau tidak bersifat homogen. Maka data

(12)

tersebut diolah dengan menggunakan uji hipotesis non parametrik, contohnya : Uji Tanda.

Berikut tabel hasil pengolahan uji prasyarat yaitu uji normalitas, dan homogenitas :

Tabel 3.9 Hasil Uji Prasyarat

Keterangan Pre test Post test

kontrol perlakuan kontrol perlakuan

Uji normalitas χ²hitung 12,43 20 9,26 5,5 χ²tabel α(0,01) 11,3 11,3 9,49 7,81

kesimpulan Tidak normal Normal

Uji homogenitas Hitung 0,25 2,02 Tabel α(0,01) 6,63 2,11

kesimpulan homogen Homogen

Data hasil uji prasyarat pada tabel 3.9 tersebut telah dibandingkan dengan nilai tabel dengan α (0,01). Berdasarkan tabel 3.9 diatas, rata-rata nilai pre test pada kelas kontrol adalah 3,87 dan pada kelas perlakuan 4,26. Standar deviasi yang didapat pada kelas kontrol 1,14 dan kelas perlakuan 1,13. Dengan nilai rata-rata dan standar deviasi yang didapat, data tersebut diuji normalitas dengan

(13)

chi-kuadrat, namun hasilnya chi-kuadrat hitung lebih besar daripada chi-kuadrat tabel. Ho ditolak, artinya data pre test dari kelas kontrol dan kelas perlakuan tersebut bersifat tidak normal. Berikutnya dilakukan uji homogenitas dengan uji Bartlett nilai yang didapat adalah 0,25. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai tabel sehingga data homogen.

Apabila sebuah data tidak terpenuhi salah satu uji prasyaratnya, maka data tersebut diuji hipotesis dengan menggunakan uji hipotesis non-parametrik. Ho-nya adalah data pre-test kelas kontrol dan kelas perlakuan sama menurut perhitungan statistik. Uji yang digunakan adalah uji tanda dengan hasil h hitung yaitu 17 dan h tabel dengan α (0,01) adalah 11. Apabila h hitung > h tabel maka H0 diterima, artinya kemampuan awal kedua kelas sama sehingga perbedaan nilai yang akan didapat dari data post test dianggap kemajuan dari kelas eksperimen akibat perlakuan.Hasil perhitungan uji normalitas memperlihatkan bahwa kedua nilai chi kuadrat hitung, baik untuk kelas ekperimen atau kelas kontrol lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai chi kuadrat tabel, yaitu 5.5 untuk nilai chi-kuadrat hitung dengan nilai chi-kuadrat tabel sebesar 7.81. Sedangkan untuk kelas kontrol, nilai chi-kuadrat hitungnya sebesar 9.26 dengan nilai chi-kuadrat tabelnya 9.49 .

Data yang didapat bersifat normal dan homogen, sehingga dapat dilanjutkan pengolahan datanya dengan menggunakan uji hipotesis parametrik. Uji tersebut dapat berupa uji t atau uji Z. Uji yang dipakai untuk perbandingan nilai kemampuan awal kelas kontrol dan kelas perlakuan adalah uji tanda, karena salah satu uji prasyaratnya tidak terpenuhi. Uji hipotesis pada data kemampuan akhir

(14)

kelas kontrol dan kelas perlakuan menggunakan uji Z, karena uji prasyaratnya terpenuhi.

G. Alur Kegiatan Penelitian

Langkah 1 Observasi Lapangan Langkah 2 menemukan masalah Langkah 3 studi pendahuluan dan merumuskan masalah Langkah 4 membuat hipotesis Langkah 5 memilih media pembelajaran Langkah 6a menentukan variabel Langkah 6b menentukan sumber data Langkah 7 menentukan dan menyusun instrumen

Langkah 8 mengumpulkan data Langkah 9 Analisis data Langkah 10 menarik kesimpulan Langkah 11 menyusun laporan

(15)

H. Desain Kegiatan Penelitian

Desain kegiatan penelitian ini adalah : Pre-test dan pemberian angket sebelum pembelajaran Pembelajaran dan pembuatan biocards oleh siswa Pembelajaran dan permainan biocards berkelompok oleh siswa

Post test dan pemberian angket sesudah

pembelajaran Analisis data

Gambar

Tabel 3.9  Hasil Uji Prasyarat

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Total Life Cycle Cost pada Pompa Power Water pada PT Krakatau Steel, biaya optimum sebesar Rp27.348.870.107 dan jumlah maintenance set crew yang optimal adalah

Berdasarkan Paired T Test dan Wilcoxon Sign Rank Test diatas maka dapat disimpulkan bahwa beragam respon dari investor yang di akibatkan peristiwa

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan yaitu bentuk modal sosial masyarakat Desa Marente dalam pengembangan ekowisata meliputi (1) nilai dan norma

Jawa Tengah Sejahtera merupakan suatu kondisi masyarakat yang terpenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, perumahan, air bersih, kesehatan, pendidikan,

(1) Terhadap hasil hutan yang masuk di daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 wajib dilakukan pemeriksaan, pengukuran dan pengujian fisik hasil hutan untuk

Oleh karena itu, untuk menjamin keberhasilan penggunaan sediaan radioisotop 47 Sc perlu dilakukan analisis fisiko-kimia yang meliputi kejernihan, pH, kemurnian radionuklida dan

BPD diharapkan dapat ikut aktif memberikan masukan dan pertimbangan dalam proses penyusunan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu; bersama-sama dengan Pemerintah Desa

Berdasarkan penelitian sebelumnya, sebanyak 60% dari pasien fraktur suprakondiler humerus pada usia anak- anak dengan fraktur tipe 3 dari klasifikasi Gartland