[2010]
[PT.PLN
(Persero)
P3B
Jawa
Bali]
[ROAD
MAP
TO
OPERATIONAL
AND
SERVICE
EXCELLENCES
2010
‐
2014]
[
Program “PLN Golden Year 2012, Road To Operational and Service Excellences 2014” telah dicanangkan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakatakan mutu pelayanan listrik dengan standar kelas dunia. Dalam Rapat Kerja P3B
JB tanggal 17 – 19 Maret 2010 di Bogor telah ditetapkan bahwa keinginan tersebut harus dapat dicapai dalam waktu lima tahun kedepan, maka untuk
pencapaian tujuan tersebut harus disusun strategi, program kerja, action plan
dan kegiatan‐kegiatan oleh setiap unit di PT PLN (Persero) P3B JB yang
dituangkan dalam bentuk “Roadmap To Operational and Service Excellences 2010 – 2014”
.]
OPERATIONAL EXCELLENCE EFISIEN, ANDAL, BERKUALITAS RAMAH LINGKUNGAN
PT. PLN (Persero)
P3B JAWA BALI
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
i
Kata
Pengantar
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali sebagai unit yang bertanggung jawab untuk
penyaluran dan pengaturan beban pada sistem Jawa Bali dapat dianalogikan
sebagai sebuah pesawat terbang dengan ukuran Jet‐Jumbo. Karateristik pesawat
Jet‐Jumbo yang memiliki kapasitas besar dengan tingkat safety yang tinggi serta
bergerak cepat ditunjang dengan teknologi tinggi mencerminkan karakteristik PT.
PLN (Persero) P3B Jawa Bali dalam rangka menuju suatu tujuan di tahun 2014
yang kita sebut : Road To Operational and Service Excellences 2014. Dengan
nilai aset yang mencapai Rp 36,6 Trilyun dan transaksi mencapai 116.502 GWh,
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
berkualitas, efiesien, cepat dan tepat dengan tetap menggunakan standar
keselamatan yang tinggi. Hal tersebut mustahil dapat dicapai apabila tidak
menggunakan teknologi yang tinggi. Teknologi yang tinggi dapat digunakan
optimum jika dioperasikan oleh Sumber Daya Manusia yang kompeten dan
mempunyai tata nilai: Integritas, Peduli, Pembelajar dan Saling Percaya.
Dengan mengedepankan sikap integritas yang tinggi disertai dengan kepedulian
serta kemauan untuk selalu belajar memperbaiki diri dapat menumbuhkan sikap
saling percaya diantara pegawai PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali.
Program “PLN Golden Year 2012, Road To Operational and Service Excellences 2014” telah dicanangkan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat
akan mutu pelayanan listrik dengan standar kelas dunia. Sebagai langkah awal
untuk mencapai hal tersebut maka mulai November 2010 PLN P3B Jawa Bali
akan mencanangkan “Perang Padam Jawa Bali”. Perang Padam Jawa Bali
dimulai bulan November 2010 karena pada waktu tersebut defisit di subsistem
Jakarta sudah diatasi, yaitu dengan beroperasinya 6 (enam) buah Interbus
Transformer (IBT) 500/150 kV 500 MVA di GITET Bekasi, GITET Gandul, GITET
Cibatu, GITET Cilegon, GITET Kembangan dan rekondisi IBT di GITET Kembangan
& Cilegon.
Dalam Rapat Kerja P3B JB tanggal 17 – 19 Maret 2010 di Bogor telah ditetapkan bahwa keinginan tersebut harus dapat dicapai dalam waktu lima tahun kedepan,
maka untuk pencapaian tujuan tersebut harus disusun strategi, program kerja,
action plan dan kegiatan‐kegiatan oleh setiap unit di PT PLN (Persero) P3B JB
yang dituangkan dalam bentuk “Roadmap To Operational and Service
Excellences 2010 – 2014”.
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
ii
Roadmap To Operational and Service Excellences 2010–2014 mengacu pada
RKAP 2010 dan RSJPP 2008‐2012 serta RPTL 2010‐2018 yang diturunkan menjadi
kegiatan tahunan dan dilaksanakan hingga tingkat Unit. Khusus tahun 2010,
strategi difokuskan pada kegiatan penurunan gangguan sebesar 25% dari
jumlah gangguan yang terjadi pada tahun 2009 (meliputi penurunan gangguan :
transmisi, trafo dan gangguan penyulang yang mengakibatkan trip trafo) serta
program unggulan yang telah ditetapkan dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan kepada pelanggan. Selanjutnya Roadmap To Operational and Service Excellences 2010–2014 akan ditinjau secara periodik untuk disesuaikan dengan
perubahan kebijakan dan kinerja organisasi.
Demikian Roadmap To Operational and Service Excellences 2010–2014 disusun
dan digunakan sebagai pedoman dalam menentukan kebijakan strategis bagi
arah dan tujuan PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali lima tahun mendatang.
Semoga dengan adanya buku ini tujuan dan keinginan mencapai Operational and Services Excellences dapat terwujud, yaitu menjadikan PLN semakin dipercaya
dan sahabat setia bagi masyarakat untuk kemajuan atau kalau mengambil motto
darurat PLN “Jangan byarpet, kalo pet, cepet !”.
Jakarta, 03 September 2010
GENERAL MANAGER
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
JEMJEM KURNAEN
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
iii
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ... i
Daftar Tabel & Gambar ... v
Bab I. Pendahuluan ... 1
I.1.
Latar Belakang ... 1
I.2.
Ruang Lingkup ... 1
I.3.
Visi dan Misi ... 1
Bab 2.Profil P3B Jawa Bali ... 3
2.1.
Sejarah Singkat ... 3
2.2.
Struktur Organisasi ... 3
2.3.
Tugas Utama dan Wilayah Kerja ... 4
2.4.
Sumber Daya Manusia ... 5
2.5.
Nilai Transaksi ... 9
2.6.
Jumlah Aset ... 10
Bab 3. Sasaran Operational and Service Excellences ... 14
3.1.
Kinerja tahun 2008 – 2009 ... 14
3.2.
Sasaran Operational and Service Excellences ... 14
3.3
Benchmark... 16
3.4.
Strategi Utama... 18
3.5.
Program Perang Padam Jawa Bali ... 19
3.6.
Subsistem Jakarta dan subsistem Bali ... 20
Bab 4. Road Map ... 26
4.1.
Availability ... 26
4.2.
Reliability ... 28
4.3.
Efisiensi ... 29
4.4.
Losses ... 29
4.5.
Ekskursi Tegangan ... 31
4.6.
Ekskursi Frekuensi ... 32
4.7.
Ramah Lingkungan ... 33
4.8.
Produktivitas Pegawai ... 34
Bab 5. Strategi dan Action Plan ... 35
5.1 Meningkatkan Availability ... 35
5.2 Mempercepat Recovery Time ... 37
5.3 Meningkatkan Reliability ... 38
5.4 Meningkatkan Efisiensi ... 39
5.5 Meningkatkan Kesiapan SCADATel ... 40
5.6 Mengurangi Losses ... 42
5.7 Memperbaiki Ekskursi Tegangan ... 43
5.8 Memperbaiki Ekskursi Frekuensi ... 44
5.9 Membuat Program Peduli dan Ramah Lingkungan ... 45
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
iv
Bab 6.
Milestone Program Unggulan ... 53
6.1
Manajemen Aset ... 53
6.2
Pembentukan Tim dan Implementasi PFI ... 54
6.3.
Perubahan Organisasi dan Setelmen Manajer‐manajer unit ... 55
6.4.
Code Of Conduct & Good Corporate Government ... 55
6.5.
LASO (Less Attended Substation Operation) ... 56
6.6.
100 % Load Frequency Control (LFC) dan Governor Free ... 56
6.7
Penyempurnaan proses bisnis & peningkatan kualitas auditor ... 57
6.8.
Spatial Load Forecast ... 58
6.9.
SMK3 di semua Unit ... 58
6.10
Pemeliharaan Dalam Keadaan Bertegangan Gardu Induk ... 58
6.11. Suksesi Manajer Dasar dan Menengah ... 59
6.12
Sertifikasi dan Database Aset Tanah dan Properti ... 59
Penutup ... 60
Daftar Pustaka ... 61
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
v
Daftar
Tabel
&
Gambar
GAMBAR 1 ‐ BAGAN ORGANISASI PT.PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI ... 4
GAMBAR 2 ‐ BAGAN ORGANISASI PT.PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI ... 5
GAMBAR 3 ‐ SDM P3B JB BERDASARKAN UNIT KERJA ... 6
GAMBAR 4 ‐ SDM P3B JB BERDASARKAN JENIS KELAMIN ... 7
GAMBAR 5 ‐ SDM P3B JB BERDASARKAN KELOMPOK UMUR ... 7
GAMBAR 6 ‐ SDM P3B JB BERDASARKAN MASA KERJA ... 8
GAMBAR 7 ‐ SDM P3B JB BERDASARKAN LEVEL KOMPETENSI ... 8
GAMBAR 8 ‐ SDM P3B JB BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN ... 9
GAMBAR 9 ‐ PERSENTASE TRANSFER ENERGI TIAP UNIT DISTRIBUSI ... 10
GAMBAR 10 ‐ TITIK CAPAIAN PLN P3B JAWA BALI HINGGA 2014 ... 16
GAMBAR 11 ‐ STRATEGI UTAMA ... 18
GAMBAR 12 ‐ KONFIGURASI SUBSISTEM JAKARTA ... 21
GAMBAR 13 ‐ KONFIGURASI SUBSISTEM BALI ... 25
GAMBAR 14 ‐ LOSSES SISTEM JAWA BALI 1996 ‐ 2009 ... 30
GAMBAR 15 ‐ MILESTONE P3B JAWA BALI MENUJU VISI 2014 ... 53
TABEL 1 – REALISASI TRANSAKSI ENERGI TAHUN 2008‐2009 ... 9
TABEL 2 – JUMLAH GARDU INDUK ... 10
TABEL 3 – JUMLAH TRANSFORMATOR ... 11
TABEL 4 – JUMLAH BANK TRANSFORMATOR ... 11
TABEL 5 – JUMLAH BAY TRANSFORMATOR ... 11
TABEL 6 – PANJANG ASET SALURAN TRANSMISI (KMS) ... 12
TABEL 7 – JUMLAH T/L BAY ... 12
TABEL 8 – JUMLAH CIRCUIT CONDUCTOR ... 12
TABEL 9 – PERKEMBANGAN ASET TANAH PLN P3B JAWA BALI ... 12
TABEL 10 – INDIKATOR KINERJA 2008‐2009 ... 14
TABEL 11 – SASARAN OPERATIONAL AND SERVICE EXCELLENCES 2014 & GAP ... 15
TABEL 12 – DISTRIBUSI O&M SYSTEM PERFORMANCES INDICIES ... 17
TABEL 13 – INDIKASI KINERJA BERDASARKAN GRID CODE ... 17
TABEL 14 – PROGRAM PERANG PADAM JAWA BALI PLN P3B JAWA BALI ... 20
TABEL 15 – MITIGASINYA PERMASALAHAN SUBSISTEM JAKARTA ... 21
TABEL 16 – ROADMAP TO OPERATIONAL & SERVICE EXCELLENCES 2010‐2014 ... 26
TABEL 17 – ROADMAP AVALIABILITY ... 26
TABEL 18 – ASUMSI PERHITUNGAN AVAILABILITY ... 27
TABEL 19 – ROADMAP RELIABILITY ... 28
TABEL 20 – ROADMAP EFISIENSI ... 29
TABEL 21 – ROADMAP LOSSES ... 30
TABEL 22 – ROAD MAP PERBAIKAN EKSKURSI TEGANGAN ... 32
TABEL 23 – ROAD MAP PERBAIKAN EKSKURSI FREKUENSI... 33
TABEL 24 – ROADMAP RAMAH LINGKUNGAN ... 34
TABEL 25 – ROADMAP PRODUKTIVITAS PEGAWAI ... 34
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
1
Bab
I.
Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Roadmap To Operational and Service Excellences 2010–2014 merupakan
pedoman pencapaian visi dan misi PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali secara
bertahap dalam jangka waktu lima tahun mendatang, yang disusun berdasarkan
kompetensi inti dan produk utama perusahaan saat ini. Core Competency PLN
P3B Jawa Bali adalah di bidang Operasi Sistem Tenaga Listrik dan O&M instalasi
penyaluran, dengan produk utama berupa jasa operasi dan jasa penyediaan
penyaluran.
Dengan ditetapkannya arah dan tujuan jangka panjang perusahaan, maka
perlu dilakukan evaluasi terhadap pencapaian kinerja perusahaan untuk
mengetahui gap antara pencapaian saat ini dengan sasaran yang ditetapkan.
Berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan saat ini maka gap tersebut
menjadi fokus utama dalam kegiatan perbaikan dan peningkatan kinerja
perusahaan. Sehingga perlu disusun Buku pedoman yang berisikan strategi – strategi untuk mencapai sasaran Operational dan Service Excellence tahun 2014.
I.2. Ruang Lingkup
Buku Roadmap To Operational and Service Excellences 2010–2014 berisi
strategi dan kebijakan manajemen selama lima tahun mendatang, berdasarkan
kondisi terkini perusahaan dalam bidang operasi sistem, penyaluran, keuangan
dan formasi SDM, serta pertumbuhan dan kebutuhan investasi untuk
mendukung peningkatan keandalan sistem tenaga listrik di Jawa dan Bali.
Roadmap To Operational and Service Excellences 2010–2014 akan ditinjau secara
periodik untuk disesuaikan dengan perubahan kebijakan dan kinerja organisasi.
I.3. Visi dan Misi
Visi PT PLN (Persero) P3B JAWA BALI
“Diakui sebagai pengelola transmisi, operasi sistem dan transaksi tenaga
listrik dengan kualitas pelayanan setara kelas dunia, yang mampu
memenuhi harapan stakeholders, dan memberikan kontribusi dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat” yang dilandasi dengan tata nilai:
Integritas, Peduli, Pembelajar dan Saling Percaya.
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
2
Misi PT PLN (Persero) P3B JAWA BALI
Sesuai SK. Direksi No.278.K/DIR/2008 tanggal 28 Agustus 2008, misi PLN P3B JB
adalah:
1. Mengelola operasi sistem tenaga listrik secara andal;
2. Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi
secara efisien, andal dan akrab lingkungan;
3. Mengelola transaksi tenaga listrik secara kompetitif, transparan dan
adil;
4. Melaksanakan pembangunan instalasi sistem tenaga listrik Jawa‐Bali.
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
3
Bab
2.Profil
P3B
Jawa
Bali
2.1. Sejarah Singkat
P3B JB (Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali) adalah unit
induk PLN yang dibentuk melalui Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
093.K/023/DIR/1995 tanggal 2 Oktober 1995, yang merupakan gabungan P2B
dengan Bidang Penyaluran dari PLN KJB dan PLN KJT. Sejalan dengan terjadinya
perubahan‐perubahan kebijakan dalam sistem ketenagalistrikan, antara lain
pemberlakuan UU No. 20 tahun 2002 dan pembatalannya kembali pada tahun
2004, maka organisasi P3B JB pun mengalami beberapa kali perubahan
(restrukturisasi) sebagai bentuk penyesuaian, penyempurnaan organisasi, dan
tata kelola.
Dengan terbitnya Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
257.K/010/DIR/2000 tanggal 2 November 2000, tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Unit Bisnis Strategis Penyaluran dan Pusat Pengatur
Beban Jawa Bali, maka PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali yang merupakan unit
pusat laba (profit center) berubah menjadi unit pusat investasi (investment
center) dengan nama Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (P3BJB).
2.2. Struktur Organisasi
Berdasarkan SK. Dir No. 259.K/DIR/2009 tanggal 23 Oktober 2009, P3B JB
terdiri dari 12 unit induk dan 32 unit pelaksana yaitu :
•Unit Induk
Bidang Perencanaan, Bidang Pengembangan Penyaluran, Bidang Operasi
Sistem, Bidang Teknik Penyaluran, Bidang Keuangan, Bidang SDM &
Organisasi, Bidang Umum, Audit Internal, Region Jakarta dan Banten,
Region Jawa Barat, Region Jawa Tengah & DIY dan Region Jawa Timur &
Bali.
•Unit Pelaksana
31 (tiga puluh satu) Unit Pelayanan Transmisi (UPT) dan 1 (satu) Sub
Region Bali
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
4
Struktur organisasi PT.PLN (Persero) P3B Jawa Bali sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 1 GENERAL MANAGER BIDANG PENGEMBANGAN PENYALURAN BIDANG
PERENCANAAN OPERASI SISTEMBIDANG BIDANG TEKNIK PENYELURAN BIDANG KEUANGAN BIDANG SDM DAN ORGANISASI BIDANG UMUM AUDIT INTERNAL REGION JAKARTA DAN BANTEN REGION JAWA BARAT REGION JAWA TENGAH DAN DIY REGION JAWA TIMUR DAN
BALI
UPT UPT UPT UPT SRB
Gambar 1 – Bagan Organisasi PT.PLN (Persero) P3B Jawa Bali 2.3. Tugas Utama dan Wilayah Kerja
Tugas Utama PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali adalah:
1. Mengoperasikan sistem tenaga listrik Jawa‐Bali.
2. Mengoperasikan dan memelihara instalasi sistem transmisi tenaga
listrik Jawa Bali.
3. Mengelola pelaksanaan jual beli tenaga listrik di sisi tegangan tinggi
sistem Jawa Bali.
4. Merencanakan pengembangan sistem tenaga listrik Jawa‐Bali.
5. Membangun instalasi sistem transmisi tenaga listrik Jawa‐Bali.
Wilayah kerja P3B Jawa Bali meliputi pulau Jawa, Bali dan Madura.
Wilayah kerja tersebut dibagi menjadi 4 (empat) Region dan 1 (satu) Subregion
yaitu: Region Jakarta & Banten (RJKB), Region Jawa Barat (RJBR), Region Jawa
Tengah & DIY (RJTD), dan Region Jawa Timur & Bali (RJTD), serta Sub Region Bali.
P3B Jawa Bali mengelola 1 (satu) Inter Regional Control Center (IRCC) yaitu Jawa
Control Center/ JCC) dan 5 (lima) Regional Control Center (RCC).
JCC bertanggung jawab untuk mengoperasikan interkoneksi sistem
500 KV. Selain itu JCC, juga bertanggung jawab atas pengaturan komposisi
pembangkitan di sistem Jawa Bali. Sedangkan RCC bertanggung jawab untuk
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
5
wilayahnya. Konfigurasi sistem ketenagalistrikan Jawa – Bali sebagaimana
terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2 ‐ Bagan Organisasi PT.PLN (Persero) P3B Jawa Bali
2.4. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam keberhasilan
pencapaian kinerja perusahaan. Sasaran jangka panjang perusahaan akan dapat
dicapai apabila para karyawan memiliki kompetensi yang tinggi, etos kerja yang
baik, efektif dan optimal, mampu bekerjasama dengan baik dan senantiasa
menjalani proses pembelajaran berkelanjutan dalam setiap aspek kegiatannya.
Di sisi lain, peningkatan produktifitas pegawai tidak lepas dari usaha manajemen
untuk meningkatkan hard dan soft competency para pegawai sehingga menjadi
sumber kekuatan perusahaan dalam mencapai arah dan tujuannya.
Pada tahun 2010, P3B Jawa Bali memiliki total 4349 pegawai yang terdiri
dari 330 pegawai di Kantor Induk, 1220 pegawai di RJKB, 888 pegawai di RJBR,
814 pegawai di RJTD, 1097 pegawai di RJTB seperti terlihat pada Gambar 3.
Berdasarkan jenis kelamin, P3B Jawa Bali memiliki 4070 orang laki‐laki dan 279
orang perempuan ditunjukkan oleh Gambar 4. Perlu juga dicermati bahwa 1482
orang pegawai, saat ini telah berusia diatas 50 tahun seperti terlihat pada
Gambar 5. Ini berarti dalam rentang waktu 2010‐2014 terjadi pengurangan
pegawai karena pensiun 965 orang atau rata‐rata 193 orang setiap tahun.
Sebanyak 2057 orang pegawai memiliki masa kerja 20‐29 tahun dan 651 orang
pegawai dengan masa kerja lebih dari 30 tahun terlihat pada Gambar 6 dimana
kondisinya bisa kita lihat pada Gambar 7, sedangkan Klasifikasi pegawai
berdasarkan tingkat pendidikan terlihat pada Gambar 8.
SURALAYA CILEGON M.TAWAR GANDUL CIBATU CIBINONG CIR ATA SAGULING DEPOK BEKASI CAWANG TASIKMALAY A BANDUNG SELATAN MANDIR ANCAN UNGAR AN T.JATI PEDAN KEDIR I PAITON GR ATI KR IAN GR ESIK KEMBANGAN GLNUK PM RON BTRTI KAP AL NGARA ANTRI GNYAR AM PLA NS DUA GTENG S TB DO B WNGI BDWS O JM BER TNGUL LM JNG GNDING PB LGO PA KIS WLNGI KKTES KB AGN B NGIL B NGIL S KLNG KB AGN B NRAN GLTM R BKLAN S P ANG PM KS N S M NEP LNGAN NGB NG M KRTO NGORO KTS NO S B LTN TUBA N B ABA T DWIM A B JGRO NGA WI M NRJO RBA NG BLORA C EP U S RGEN PWRDI KDM B O P ATI JP ARA KUDUS TBROK KRP YK WLERI KLNGU GRUNG DIENG WS OB O WALIN P WRJO WATES BNTUL S M ANU M DARI KNTUG WNGIRI WNS RI PA LUR JAJAR M JNGO KB S EN BRB ES KB S EN RWA LO CLCA P GBONG M RICA M NA NG BNJA R CA M IS JTBRG HRGLS S RA GI S KM DI INDM Y S BA NG PWKTA C KP AY PB RA N GARUT DRJA T CKS KA RCKEK KM JNG CGRLG UBRNG P DLRG DA GO KS B RU RGDLK KNGAN BB KAN M LB NG ARJWN P M P EK S M DRA S NTS A CNJUR LBS TU PRATU UB RUG S ALAK B GB RU BUNAR RKBTG M ENES TNA GA B LRJA P P P P P TLGNG TLGNG TUREN P BIAN UB UD CLGON G U GUGU M KRNG PRIOK G U GU M RGEN M S PTI PLOS O P CTA N NGJUK S M A N M DLAN S LRJO 500 kV T/L 150 kV T/L 70 kV T/L
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
6
Dari data statistik masa kerja dan level kompetensi di atas, P3B Jawa Bali
perlu melakukan knowledge transfer melalui pembinaan dan pengembangan
kompetensi SDM dengan menyelenggarakan kegiatan‐kegiatan inhouse training
pada seluruh jajaran SDM yang ada di P3B Jawa Bali, terutama bagi staf yang
menangani operasi dan teknisi pemeliharaan serta staf administrasi dari level
terendah sampai level manajerial. Beberapa kegiatan lain yang fungsinya sama
dengan pembinaan dan pengembangan meliputi program sosialisasi manajemen
SDM berbasis kompetensi yang memuat soft competency, kompetensi inti, dan
kompetensi kepemimpinan serta penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan
sesuai kebutuhan kompetensi jabatan.
Gambar 3 - SDM P3B JB berdasarkan Unit Kerja
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
7
Gambar 4 - SDM P3B JB berdasarkan Jenis Kelamin
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
8
Gambar 6 - SDM P3B JB berdasarkan Masa Kerja
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
9
Gambar 8 – SDM P3B JB berdasarkan tingkat pendidikan 2.5. Nilai Transaksi
Transaksi pembelian pada tahun 2009 untuk energi netto dari
pembangkit mencapai 116.502 GWh dengan pertumbuhan terhadap tahun 2008
sebesar 4,12% sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1. Biaya rata‐rata transfer
energi (average cost) 647 Rp/kWh dan variabel cost 461 Rp/kWh.
Tabel 1 – Realisasi transaksi energi tahun 2008‐2009
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
10
Sedangkan transfer energi ke Distribusi sebesar 113.960 GWh, energi tersebut
setara dengan Rp. 87.45 trilyun. Pertumbuhan konsumsi energi adalah 4,10%
terhadap tahun 2008. Gambar 9 menunjukan persentase transfer energi tiap unit
Distribusi.
Gambar 9 – Persentase transfer energi tiap unit Distribusi
2.6. Jumlah Aset
Pada umumnya lokasi pusat pembangkitan listrik tidak selalu dekat
dengan pusat beban, sehingga penyaluran daya diselenggarakan melalui instalasi
penyaluran (Transmisi dan Gardu Induk). Dalam menjalankan fungsinya sebagai
pengelola transmisi se‐Jawa Bali, P3B JB memiliki aset yang terpasang dan
tersebar di seluruh Jawa Bali. Jumlah aset yang dimiliki P3B JB pada tahun 2009
adalah Rp 36,6 trilyun dengan aset brutto sebesar Rp 46,4 trilyun.
Aset utama dalam proses penyaluran tenaga listrik adalah peralatan
primer yang terpasang di Gardu Induk dan Saluran Transmisi. Aset – aset
tersebut bekerja pada level tegangan berbeda, yaitu pada tegangan 500 kV, 150
kV, serta 70 kV. Jumlah Gardu Induk yang dimiliki P3B JB saat ini berjumlah 430
unit, baik GIS maupun GI Konvensional. Untuk lebih jelasnya, data GI
dideskripsikan pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2 – Jumlah Gardu Induk
GI GIS GI GIS GI GIS
1 RJKB 119 5 3 62 38 11 0 2 RJBR 94 6 1 47 2 38 0 3 RJTD 71 2 0 61 8 0 0 4 RJTB 146 3 2 78 16 47 0 TOTAL 430 16 6 248 64 96 0 70 500 150 NO REGION JUMLAH
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
11
Jumlah aset trafo terpasang saat ini adalah 803 unit dengan total
kapasitas 52974,8 MVA, dengan total bank 873 unit dan terpasang pada 902 bay
trafo. Untuk lebih jelasnya, data aset trafo dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3 – Jumlah Transformator
UNIT MVA UNIT MVA UNIT MVA UNIT MVA
1 RJKB 247 20916 17 8000 12 960 190 11246 28 710
2 RJBR 163 11555 9 4500 16 1205 88 4805 50 1045
3 RJTD 137 7138,8 4 2000 2 62 131 5076,8 0 0
4 RJTB 256 13365 8 4000 31 1592 165 6791 52 982
TOTAL 803 52974,8 38 18500 61 3819 574 27918,8 130 2737
NO REGION UNIT MVA 500/150 150/70 150/20 70/20
Tabel 4 – Jumlah Bank Transformator
500/150 150/70 150/20 70/20
BUAH BUAH BUAH BUAH
1 RJKB 281 51 12 190 28 2 RJBR 181 27 16 88 50 3 RJTD 145 12 2 131 0 4 RJTB 266 18 31 165 52 TOTAL 873 108 61 574 130 NO REGION UNIT
Tabel 5 – Jumlah Bay Transformator
1 RJKB 276 34 24 190 28 2 RJBR 188 18 32 88 50 3 RJTD 143 8 4 131 0 4 RJTB 295 16 62 165 52 TOTAL 902 76 122 574 130 NO REGION JUMLAH 500/150 150/70 150/20 70/20
Sedangkan untuk aset line transmisi, saat ini di seluruh wilayah kerja P3B
JB terpasang saluran transmisi dengan total panjang 20483,22 KMS dengan total
Circuit Conductor (CC) sejumlah 958 buah dan terpasang pada 2481 bay
transmisi. Saluran transmisi terpasang adalah berupa saluran udara dan saluran
kabel tanah. Untuk lebih jelasnya data aset line transmisi dijabarkan pada tabel
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
12
Tabel 6 – Panjang aset saluran transmisi (KMs)
SU SK SU SK 1 RJKB 3780,87 1074,766 1665,023 296,04 721,341 23,7 2 RJBR 4294,75 1028,6 2018,8 0 1247,35 0 3 RJTD 5428,568 1616,952 3736,275 41,741 33,6 0 4 RJTB 6979,03 1202,81 4202,16 66,27 1507,79 0,30 TOTAL 20483,22 4923,128 11622,26 404,051 3510,081 23,7 70, 30 kV NO REGION JUMLAH 50 0 k V 150 kV
Tabel 7 – Jumlah T/L BAY
1 RJKB 1055 95 811 149 2 RJBR 552 138 251 163 3 RJTD 341 12 323 6 4 RJTB 533 20 381 132 TOTAL 2481 265 1766 450 NO REGION JUMLAH 500 KV 150 KV 70, 30 KV
Tabel 8 – Jumlah Circuit Conductor
1 RJKB 275 22 212 41 2 RJBR 203 27 110 66 3 RJTD 181 11 164 6 4 RJTB 299 12 204 83 TOTAL 958 72 690 196 NO REGION JUMLAH 500 KV 150 KV 70, 30 KV
Selain aset‐aset peralatan yang telah disebutkan diatas, PLN P3B Jawa
Bali juga memiliki aset lain berupa tanah sampai dengan Desember 2009 seperti
ditunjukkan oleh Tabel 9.
Tabel 9 ‐ Perkembangan Aset Tanah PLN P3B Jawa Bali
No Lokasi Jumlah Aset Sudah Bersertifikat Belum Bersertifikat Bidang LT(m2) Bidang LT(m2) Bidang LT(m2)
1 Tower 70kV,150kV, 500kV 31,162 13,597,426 15,991 5,786,511 15,171 7,810,915 2 Gardu Induk/GITET 435* 8,718,132 276 5,622,385 159 3,095,747
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
13
No Lokasi Jumlah Aset Sudah Bersertifikat Belum BersertifikatBidang LT(m2) Bidang LT(m2) Bidang LT(m2)
3 Kantor 12 158,806 10 121,082 2 37,724 4 Wisma 89 415,941 74 381,912 15 34,029 5 Lahan Kosong 46 142,288 16 92,970 30 49,318 6 Lahan Lainnya 10 19,464 6 15,864 4 3,600 Jumlah Seluruhnya 31,754 23,052,057 16,373 12,020,724 15,381 11,031,333
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
14
Bab
3.
Sasaran
Operational
and
Service
Excellences
3.1. Kinerja tahun 2008 – 2009
Aspek kesiapan instalasi penyaluran dan pengelolaan operasi sistem
merupakan indikator utama yang menentukan kinerja PT PLN (Persero) P3B JB.
Untuk dapat menyusun sasaran operational and service excellences diperlukan
data kinerja pada tahun – tahun sebelumnya untuk mengetahui kondisi saat ini.
Pencapaian indikator kinerja selama dua tahun terakhir (2008 – 2009) seperti
terlihat pada Tabel 10.
Tabel 10 ‐ Indikator Kinerja 2008‐2009
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN 2008 2009
1 Faktor Ketersediaan Transformator % 99.80 99.66
2 Faktor Ketersediaan
Transmisi % 99.78 99.84
3 Transmission Lines Outage Duration (TLOD) Jam/100 kms 9.65 8.90
4 Transformer Outage Duration (TROD) Jam/Unit 3.85 5.10
5 Transmission Lines Outage
Frequency (TLOF)
Kali/100
kms 1.35 1.38
6 Transformer Outage Frequency (TROF) Kali/Unit 0.17 0.18
3.2. Sasaran Operational and Service Excellences
Sasaran Operational and Service Excellences 2014 disusun berdasarkan
pencapaian kinerja tahun 2008‐2009 dan mengacu kepada Program “PLN Golden Year 2012, Road To Operational and Service Excellences 2014” yang telah
dicanangkan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan mutu
pelayanan listrik dengan standar kelas dunia. Sasaran Operational and Service
Excellences 2014 terlihat pada Tabel 11.
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
15
Tabel 11 ‐ Sasaran Operational and Service Excellences 2014 & Gap
Sasaran sampai dengan tahun 2014 tersebut kemudian dijabarkan dalam
beberapa tingkatan. Selain dijabarkan setiap tahun untuk mengukur kinerja
organisasi per‐tahun, roadmap PLN P3B Jawa Bali juga memuat target
pencapaian organisasi pada titik waktu tertentu, sebagaimana terlihat pada
Gambar 10. Berdasarkan gambar tersebut, terlihat bahwa sampai tahun 2014
PLN P3B Jawa Bali mempunyai setidaknya 3 (tiga) tingkatan periode, yakni :
1. Kondisi saat ini sampai dengan dimulainya Perang Padam Jawa Bali
(November 2010).
2. Perang Padam Jawa Bali sampai dengan tercapainya PLN Golden Year
(ditargetkan tercapai pada tahun 2012)
3. PLN Golden Year sampai dengan Operational Excellence (ditargetkan
tercapai pada tahun 2014).
PARAMETER SATUAN 2009 2014 GAP
Availability TL % 99.70 99.90 0.20 Trx % 99.65 99.828 0.17 Reliability SI % 96.48 99.00 2.52 DI % 97.4 99 1.6 LOSSES % 2.12 1.90 -0.22 Ekskursi Tegangan
Diluar range % jumlah GI 20.00 1.00 -19.00 Ekskursi Frekuensi
Diluar range 49,5 – 50,5 Hz Kali 398 100 -298 (t > 60 s)
Efisiensi Efektifitas Biaya
Pemeliharaan/ Aset Bruto % 0.91 1.00 0.09
Ramah Lingkungan (Jumlah Komplain terhadap
keberadaan Instalasi ) Kali 20 5 -15
Produktivitas Pegawai
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
16
Gambar 10. Titik capaian PLN P3B Jawa Bali hingga 2014
3.3 Benchmark
Benchmark merupakan suatu proses untuk membandingkan kinerja
perusahaan yang sejenis dalam rangka mengidentifikasi base practice yang
sesuai dengan kebutuhan Operational and Service Excellences. Tabel 12
menunjukkan Indikasi Performa O&M pada sisi Distribusi beberapa negara
ASEAN yang diambil dari HAPUA report 2009. Sedangkan Tabel 13 menunjukkan
perbandingan indikasi kinerja berdasarkan Aturan Jaringan (grid code) di
beberapa Negara Dunia.
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
17
Tabel 12 ‐ Distribusi O&M System Performances Indicies
No. Country O&M/ Asset ratio(%) SAIDI (Mins) SAIFI Customer/ employee ratio 1. Brunei NA NA NA 100:1 2. Cambodia 0.247 3692.33** 56.17 100:1 3. Indonesia 4.47 (batam) 3.16 (PLN) 97.8 (batam)1620(PLN) 2.21 (batam)12.77(PLN) NA891:1(PLN) 4. Malaysia 3.4 102 1.29 433:1 5. Philipina NA 1822.29 18.74 6. Singapore 4.9 1.11 0.019
7. Thailand 11.25 (PEA) 508.27 (PEA) 64.995 (MEA) 11.32 (PEA) 2.66 (MEA) 526:1 (PEA) 870:1(MEA) 8. Vietnam 10.1 (EVN) 8.13(PC1) 12.2 (HCMC) EVN still does not use the index
EVN still does not use the index
116:1
Tabel 13 – Indikasi Kinerja berdasarkan Grid Code
PERFORMANCE INDICATORS UNIT
BENCHMARK [GRID CODE]
PLN NGC UK EGAT TNB S'PORE PHILP
Avalaibility Transmisi % - 98,02 - 99,50 - -Losses % - 7,4 *) - 2,17 - -Keandalan Sistem : Security Index % 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 Dependability Index % 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 99,00 Ekskursi Frekuensi % +/- 1, 60 dt. Normal +/- 0,4 +/- 1, 60 dt. Normal +/- 0,4 - - - -Ekskursi Tegangan % +/- 5/10 t>15 mnt+/- 10/6 , - - -
-*) Losses Transmisi dan Distribusi 1998
USA : Losses 7.2
% 1995
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
18
3.4. Strategi Utama
Untuk mencapai sasaran operational dan service excellences pada
2014, maka dipelukan strategi yang mampu mengoptimalkan semua sumber
daya daya yang dimiliki. Strategi utama yang ditempuh PLN P3B JB untuk
mencapai operational and service excellences 2014 bertumpu pada tiga pilar
pokok seperti terlihat pada Gambar 11. Tiga pilar tersebut adalah:
1. Technical System (TS)
2. Management Infrastucture (MI)
3. Mindsets, Capabilities dan Leadership (MCL)
Gambar 11 – Strategi Utama
Ketiga pilar pokok tersebut digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan Action plan maupun program kerja. MCL digambarkan berada di
bawah sebagai ilustrasi bahwa pilar tersebut merupakan penyangga utama dari
TS dan MI. Perbaikan Technical system dan Management Infrastructure apabila
tidak didukung dengan perubahan Mindsets, peningkatan Capabilities dan
pembangunan kharakter Leadership tidak akan menghasilkan sasaran yang
sudah ditetapkan.
KONFIGURASI DAN OPTIMALISASI
ASET‐ASET DAN SUMBER DAYA
UNTUK MENCIPTAKAN NILAI DAN
MEMINIMALISIR KERUGIAN TECHNICAL SYSTEM MANAGEMENT INFRASTRUCTURE MINDSETS CAPABILITIES LEADERSHIP
STRUKTUR, SISTEM, DAN
PROSES UNTUK MENDUKUNG
TECHNICAL SYSTEM
CARA PARA PEGAWAI BERPIKIR,
MERASAKAN, DAN BERTINDAK
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
19
3.5. Program Perang Padam Jawa Bali
Seperti yang disampaikan DIRUT PLN kepada Presiden Republik
Indonesia, setelah di luar Jawa tidak ada defisit daya, maka semester‐2 tahun
2010 difokuskan ke Jawa Bali agar tidak ada pemadaman karena adanya defisit
daya di subsistem tertentu.
Perang Padam Jawa Bali merupakan salah satu program PLN Direktorat
Operasi Jawa Bali untuk memenuhi harapan konsumen di Jawa Bali akan pasokan
listrik yang handal dan berkualitas. Handal yang dimaksud adalah pasokan listrik
yang relatif jarang terhenti (padam) dan pelayanan yang berkualitas, yang salah
satu contohnya adalah apabila sampai terjadi padam, maka pemulihannya relatif
cepat. Parameter tersebut apabila ditinjau dari sisi Penyaluran (Transmisi) maka
diukur menggunakan ‘Hari GI tanpa Padam’.
Perang Padam Jawa Bali dimulai bulan November 2010 karena waktu
tersebut defisit di subsistem Jakarta sudah diatasi, yaitu dengan beroperasinya 6
(enam) buah Interbus Transformer (IBT) 500/150 kV 500 MVA di GITET Bekasi,
GITET Gandul, GITET Cibatu, GITET Cilegon, GITET Kembangan dan rekondisi IBT
di GITET Kembangan & Cilegon.
Untuk semester II tahun 2010, yang berarti sudah akan mulai masuk
periode perang padam jawa bali, PLN P3B Jawa Bali sebagai tulang punggung
kelistrikan di Jawa Bali ditargetkan untuk mencapai ‘Hari GI tanpa Padam’
sebagai berikut :
• Disebabkan gangguan sistem transmisi : 118 hari
• Disebabkan gangguan penyulang : 104 hari
Untuk memenangkan suatu ‘perang’ tentunya diperlukan suatu
strategi dan persiapan yang sangat matang. Persiapan yang dimaksud disini
dapat dijabarkan dalam suatu program kerja, yang secara garis besar adalah
sebagai berikut:
1. Pengurangan Gangguan
2. Pengurangan waktu Padam dan Peningkatan kualitas operasi (TMP)
3. Percepatan Penanganan Gangguan.
Ketiga program tersebut kemudian dijabarkan dalam langkah kerja sebagaimana
ditunjukan oleh Tabel 14.
Selain persiapan tersebut diatas kualitas SDM PLN P3B Jawa Bali juga
turut menjadi faktor penting dalam memenangi perang. Istilah ‘perang’
digunakan sebagai salah satu cara merubah mindset sumber daya di PLN agar
mempunyai ‘sense of war’ sehingga setiap insan di PLN P3B JB merasakan bahwa
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
20
Dengan komitmen dan cita‐cita yang sama dari tiap unsur P3B Jawa
Bali baik manajemen maupun pegawai, harapan untuk memenangkan Perang
Padam Jawa Bali semakin terbuka.
Tabel 14. Program Perang Padam Jawa Bali PLN P3B Jawa Bali
NO URAIAN
PENGURANGAN GANGGUAN
1 Penggantian peralatan yang tidak layak (peralatan obsolete, hasil
asesmen tidak layak)
2 Penyempurnaan instalasi (N‐1, SUTT radial)
3 Peralatan uji / asesmen
PENGURANGAN WAKTU PADAM DAN PENINGKATAN KUALITAS OPERASI (TMP)
4 Penyiapan spare (jenis, lokasi/gudang)
5 Penyiapan sumber daya manusia
6 Penyiapan Peralatan mobil (trafo, kapasitor)
PERCEPATAN PENANGANAN GANGGUAN
7 Peralatan dan sarana kerja (mobile rescue untuk daerah VIP)
8 Metode kerja (PDKB)
3.6. Subsistem Jakarta dan subsistem Bali
Subsistem Jakarta dan subsistem Bali merupakan dua area yang sangat
vital bagi Indonesia. Jakarta merupakan Ibukota negara yang dikelilingi oleh
kawasan industri dengan skala besar. Sedangkan Bali merupakan tujuan utama
wisatawan yang sekaligus sebagai jendela Indonesia kepada dunia luar. Sehingga
kedua wilayah ini perlu mendapat perhatian serius untuk ketersediaan pasokan
tenaga listriknya, karena tidak hanya menyangkut citra PLN namun juga
Indonesia secara umum.
Subsistem Jakarta terdiri dari beberapa sub‐subsistem sebagaimana
ditunjukan oleh Gambar 12. Meskipun subsistem Jakarta sudah dipasok oleh
banyak pembangkit maupun Interbus Transformer (IBT) dari sistem 500 kV Jawa
Bali, ancaman potensi pemadaman masih dapat terjadi.
Untuk mengatasi ancaman tersebut maka dibuatlah mitigasi untuk
mengetahui ancaman apa saja yang akab berdampak buruk bagi subsistem
jakarta apabila tidak segera diatasi. Mitigasi permasalahan tersebut adalah
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
21
MUARAKARANG S/S KEMBANGAN 360 MW S/S CAWANG 750 MW SALAK 400 MWALIRAN DAYA SUBSISTEM JAKARTA DAN SEKITARNYA KONFIGURASI SUBSISTEM REGION JAKARTA DAN BANTEN
S/S GNDUL-MKRNG 1.620 MW S/S BALARAJA 700 MW PRIOK S/S BEKASI-PRIOK 1.735 MW S/S CIBINONG 950 MW S/S CILEGON 1.200 MW S/S DEPOK 370 MW DARI S/S CIBATU 1.070 MW SS SURALAYA 360 MW CILEGON BALARAJA GANDUL DEPOK CIBINONG BEKASI SURALAYA KEMBANGAN 700 MW 800 MW LABUAN CILEGON 800 MW 800 MW Kopel Cilegon
Lama SUTT CIKUPA-KEMBANGAN KOPEL BALARAJA & CIKUPA SUTT SERPONG-BINTARO & SERPONG-PETUKANGAN KOPEL 150 KV DURIKOSAMBI KOPEL ANGKE KOPEL KARET SUTT PEGANGSAN-PULOMAS KOPEL PONDOKKELAPA SKTT CW LMA-CWBRU KOPEL SENAYAN CAWANG 360 MW 400 MW 989 MW 560 MW 800 MW 400 MW 400 MW 1200 MW 1.052 MW 800 MW
Gambar 12.Konfigurasi Subsistem Jakarta
Tabel 15. Mitigasinya Permasalahan Subsistem Jakarta
No Subsistem MLS (kali) Penyebab Mitigasi Sm 1 2009 Sm 1 2010
1 Bekasi‐Priok 18 4 Masalah Kit
Priok dan
beban tinggi
1. IBT‐3 Bekasi
(Okt 2010)
DMN=1.879MW dan IBT‐4 Bekasi
(2011) Beban=1.735MW Akhir2010=1.998MW 2. Keandalan Kit Priok 3. IBT Muaratawar (2012)
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
22
No Subsistem MLS (kali) Penyebab Mitigasi Sm 1 2009 Sm 1 20102 Gandul‐Mkrng 6 8 1.Masalah Kit
Mkrng & Beban tinggi=13 1.IBT‐3 Gandul (Des’10) DMN=1.852MW 2.Pengalihan beban=1 2.SUTT Gndul‐ Srpong (Juni 2011) Beban=1.620, Akhir 2010=1.882 MW 3.Rehab PLTU 4 dan 5 (2010) 4.Steam Mkrng Blok 2 (2011) 5.Keandalan Kit Mkrng 6.GITET Duri Kosambi (2012)
3 Cibinong 10 23 1.Mslh Kit Salak
& Beban Tinggi=19 1.PLTU P. Ratu ( 2011) DMN=1.160 MW 2.MasalahTrans =7 2.IBT‐3 (Okt 2010)
& IBT‐4 Bekasi
(2011) Beban=950 MW 3.Pengalihan beban=7 3. Rekond. SUTT Cibinong‐Sentul‐ BogorBr (Juni 2011)
4 Cawang 1 0 Beban tinggi 1. IBT‐3 Cawang
(2011)
DMN=800 MW
Beban=750 MW
5 Kembangan 7 0 1.Masalah Kit
Mkrng& Bebn Tinggi=1 1.IBT ke‐2 Kembangan (Kontrak Des 2010) DMN=400 MW 2.Pek.Trans. & Kit=6 2.PLTU Teluknaga (April 2011) Beban=360 MW
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
23
No Subsistem MLS (kali) Penyebab Mitigasi Sm 1 2009 Sm 1 20106 Cilegon 2 4 1.Mslh Kit &
Beban Tinggi=2 1.Kesiapan E.Primer di PLTU Labuan/PLTGU CilegonSUTT Menes‐Saketi‐ Rangkas‐Kopo (Nov 2010) DMN=1.660 MW 2.Mslh Transmisi=4 2.IBT ke‐2 Cilegon (Kontrak Okt 2011, COD Des 2010) Beban=1.200 MW
7 Balaraja 0 0 PLTU Teluknaga
DMN=800 MW Beban=700 MW 8 Depok 0 2 Pengalihan beban dari ss Cawang 1. IBT‐3 Cawang (2011) DMN=400 MW Beban=370 MW 9 Cibatu 0 3 Pengalihan beban dari ss Bekasi 1.IBT‐4 Cibatu (Kontrak Mei 2011, COD Nov 2010) DMN=1.200 MW 2.PLTU Indramayu (2010) Beban=1.070 MW
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
24
Sedangkan konfigurasi subsistem Bali adalah sebagaimana ditunjukkan
oleh Gambar 13. Untuk memenuhi kebutuhan beban subsistem Bali yang sekitar
541 MW (data Juni 2010) maka tidak cukup hanya mengandalkan pasokan
pembangkitan di Bali yang kapasitas maksimumnya sekitar 371 MW dan transfer
dari sistem Jawa yang maksimum transfernya sekitar 220 MW.
Dengan komposisi beban dan pembangkitan sebagaimana tersebut
diatas maka kondisi subsistem Bali menjadi sangat rawan apabila terjadi
gangguan atau pemeliharaan pada sisi pembangkitan maupun transfer dari
sistem Jawa. Berdasarkan hal tersebut maka disusunlah program kerja/strategi
untuk penguatan subsistem Bali.
Dari sisi Pembangkitan program yang disusun adalah menambah
kapasitas pembangkitan secepatnya yaitu dengan memasang PLTD Sewa sebagai
berikut :
PLTD sewa Pemaron BOO sebesar 45 MW (Operasi Agustus 2010)
PLTD sewa Pesanggaran BOO sebesar 30 MW (Operasi Agustus 2010)
PLTD sewa BOT sebesar 54 MW (target Operasi Januri 2011)
Sedangkan dari sisi Transmisi program yang disusun adalah sebagai
berikut :
Pembangunan sirkit 3 & 4 SKLT Jawa Bali dengan kapasitas 2 x 200 MW
(operasi tahun 2011)
Pembangunan SUTET Jawa Bali (Overhead Line) dengan menggunakan
Tower setinggi 351m yang pada tahap awal akan dioperasikan dengan tegangan
150 kV.
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
25
Gambar 13. Konfigurasi Subsistem Bali
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
26
Bab
4.
Road
Map
Sasaran Operational and Service Excellences 2014 kemudian dijabarkan menjadi
target tahunan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 16.
Tabel 16 ‐ Roadmap to Operational & Service Excellences 2010‐2014
PARAMETER SATUAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Availability TL % 99.703 99.703 99.848 99.851 99.852 99.900 Trx % 99.654 99.654 99.775 99.800 99.804 99.828 Reliability SI % 96.48 97.00 97.50 98.00 98.50 99.00 DI % 97.40 97.00 97.50 98.00 98.50 99.00 LOSSES % 2.12 2.08 2.05 2.00 1.95 1.90 Ekskursi Tegangan
Diluar range % jumlah GI 20.00 16.20 12.40 8.60 4.80 1.00 Ekskursi Frekuensi
Diluar range 49,5 – 50,5 Hz Kali 398 338 279 219 160 100 (t > 60 s)
Efisiensi Efektifitas Biaya
Pemeliharaan/ Aset Bruto % 0.91 1.29 1.30 1.20 1.10 1.00 Ramah Lingkungan
(Jumlah Komplain terhadap
keberadaan Instalasi ) Kali 20 17 14 11 8 5 Produktivitas Pegawai
MVA Avlb/ peg MVA / Peg 7.30 7.36 9.11 11.06 12.69 14.26
4.1. Availability
Availability meliputi kesiapan sistem transmisi dan trafo menyalurkan
energi listrik ke konsumen. Hal‐hal yang mempengaruhi availability antara lain:
keterbatasan kemampuan sistem transmisi dan trafo, gangguan pada sistem
transmisi dan trafo, menurunnya fleksibilitas operasi dan pelaksanaan
pemeliharaan yang tidak tepat waktu. Roadmap avaliability adalah sebagaimana
ditunjukan oleh Tabel 17.
Tabel 17 – Roadmap Avaliability
PARAMETER SATUAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Availability
TL % 99.703 99.703 99.848 99.851 99.852 99.900
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
27
Availibility Trafo dan Transmisi adalah parameter yang digunakan untuk
menghitung tingkat kesiapan trafo dan transmisi yang disajikan dalam bentuk
prosentase, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
(
)
(
)
100% 8760 1 x x MVA MVA MVA Avlb Total n JamGanggua araan JamPemelih Trafo ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + − =(
)
(
)
100% 8760 1 x x CC CC CC Avlb Total n JamGanggua araan JamPemelih Transmisi ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + − =Asumsi yang digunakan dalam menentukan proyeksi availability
ditunjukkan pada Tabel 18.
Tabel 18 ‐ Asumsi Perhitungan Availability
Parameter Asumsi Sat 2010 2011 2012 2013 2014
Penambahan Trafo s.d Desember tahun sebelumnya MVA Sudah merupakan penetapan kontrak kinerja 6470 10494 12256 5020 Penambahan Transmisi s.d Desember tahun sebelumnya CC 59 76 83 68 Gangguan Tx terhadap jumlah gangguan Tx 2009 % 25 40 41 46 Gangguan TL terhadap jumlah Gangguan TL 2009 25 40 41 46
Waktu Pemeliharaan IBT
500/150 Jam 48 48 48 48
Waktu Pemeliharaan
Trafo selain IBT 500/150
KV
Jam 12 12 12 8
Pemeliharaan Transmisi Jam 12 12 12 8
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan target
Availability, antara lain:
1. MVA yang digunakan dalam perhitungan Availability Trafo adalah
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
28
2. Rencana Penambahan asset Trafo dan Transmisi dalam
perhitungan ini diambil dari Buku RUPTL 2010‐2019 dengan
asumsi asset yang direncanakan terealisasi tepat waktu.
3. Durasi pemeliharaan Trafo dan Transmisi didapatkan dari rencana
pemeliharaan. Khusus untuk 2014, jam pemeliharaan untuk
Transmisi dan Trafo (selain IBT 500/150 kV) ditargetkan 8
jam/planning outage demi mencapai Availability 99,90%.
4.2. Reliability
Reliability atau keandalan didefinisikan sebagai kemungkinan suatu
sistem proteksi dapat bekerja benar sesuai fungsi yang diinginkan dalam kondisi
dan jangka waktu tertentu. Reliability dapat dinilai berdasarkan derajat kepastian
suatu sistem proteksi akan bekerja benar pada kondisi yang diperlukan dalam
jangka waktu tertentu (Dependability Index/DI) dan derajat kepastian suatu
sistem proteksi tidak mengalami kesalahan kerja pada kondisi yang ditentukan
dalam jangka waktu tertentu (Security Index/SI). Realisasi SI pada tahun 2009
adalah sebesar 96.48%, sedangkan DI adalah sebesar 97.4 %.
Pada tahun 2014 PLN P3B Jawa Bali ditargetkan untuk mencapai DI dan SI
sebesar 99.00 %. Nilai tersebut didasarkan pada Grid Code dari beberapa Negara
pembanding. Berdasarkan target tersebut maka dibuat target – target
pencapaian SI dan DI untuk masing – masing tahun seperti ditunjukkan pada
Tabel 19 berikut:
Tabel 19 ‐ Roadmap Reliability
Reliability Sat 2009 2010 2011 2012 2013 2014
SI % 96.48 97.00 97.05 98.80 98.50 99.00
DI % 97.40 97.00 97.05 98.80 98.50 99.00
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
29
4.3. Efisiensi
Efisiensi diukur dari perbandingan antara biaya pemeliharaan dengan
jumlah aktiva tetap bruto. Dari Tabel 12, terlihat bahwa rasio biaya pemeliharaan
terhadap aset bruto negara‐negara ASEAN berkisar pada 0.247% – 11.25%.
Realisasi biaya pemeliharaan dibandingkan dengan jumlah aset total bruto PLN
P3B pada tahun 2009 adalah 0.91 %. Untuk mencapai operational and service
excellences 2014, perlu dilakukan pemeliharaan secara intensif sampai tahun
2012. Dengan demikian, rasio biaya pemeliharaan terhadap aset bruto sampai
tahun 2011, akan meningkat. Setelah itu, rasio biaya pemeliharaan terhadap
jumlah aset brutto akan menurun menjadi sebesar 1.00 % pada tahun 2014. Hal
ini ditunjukkan pada Tabel 20. Efisiensi ini harus dilakukan tanpa mengorbankan
keandalan sistem dan peralatan.
Tabel 20 Roadmap Efisiensi
Parameter 2009 2010 2011 2012 2013 2014
AKTIVA TETAP BRUTO (Milyar) 46,382 49,047 58,761 70,155 74,526 79,865
BIAYA PEMELIHARAAN /
AKTIVA TETAP BRUTO(Milyar) 424 631 763 842 820 799 BIAYA PEMELIHARAAN /
AKTIVA TETAP BRUTO (%) 0.91 1.29 1.30 1.20 1.10 1.00
4.4. Losses
Losses atau susut transmisi dapat diakibatkan oleh kondisi peralatan
maupun sistem sehingga tidak dapat dihilangkan tetapi bisa dikurangi. Nilai susut
juga dipengaruhi oleh besarnya beban, komposisi pembangkitan dan panjang
transmisi.
Usaha penekanan biaya produksi pembangkitan yang diterapkan di P3B
Jawa Bali juga ikut menyumbang timbulnya susut. Hal ini disebabkan adanya
transfer energi dari wilayah timur ke barat yang cukup besar. Jika pembangkitan
merata, susut akan menjadi lebih rendah dari kondisi sekarang. Akan tetapi
untuk menyeimbangkan kondisi tersebut tidaklah murah, untuk menaikkan
pembangkitan di sisi barat, biaya pembangkitannya akan jauh lebih tinggi,
dengan asumsi pembangkit berbahan bakar minyak harus dioperasikan,
sementara energi dari sisi timur yang menggunakan gas atau batubara tidak
digunakan. Dengan kondisi sistem jawa bali yang memiliki pembangkitan yang
tidak merata dan jumlah cadangan yang relatif kecil, maka pengurangan losses
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
30
dikarenakan konsekuensi biaya pembangkitan yang timbul akibat pemerataan
suplai energi akan sangat besar.
Maka dari itu, pendekatan lain yang dapat dilakukan adalah dari sisi optimasi
penyaluran di level tegangan tinggi atau skala sub sistem. Di samping hal
tersebut, penambahan beberapa pembangkit baru di sisi barat akan membuat
pembangkitan menjadi lebih merata.
Nilai susut yang dihitung di PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali sekarang ini adalah
susut sistem Jawa Bali dan susut masing‐masing region di sisi tegangan tinggi.
Riwayat susut P3B Jawa Bali sejak dari tahun 1996 adalah sebagai berikut:
2.88 2.45 2.31 2.61 2.53 2.32 2.55 2.42 2.33 2.22 2.11 2.17 2.11 2.12 1.5 1.7 1.9 2.1 2.3 2.5 2.7 2.9
Losses
Sistem
Jawa
Bali
1996
‐
2009
(%)
Gambar 14 ‐ Losses Sistem Jawa Bali 1996 ‐ 2009
Nilai susut yang ditargetkan pada tahun 2014 adalah sebesar 1.9%.
Selisih 0,22% dari target tersebut akan dikejar selama 5 tahun dengan proyeksi
pencapaian target sebagai berikut:
Tabel 21 – Roadmap Losses
Besaran 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Susut (%) 2.12 2.10 2.05 2.00 1.95 1.90
PLN
P3B
Jawa
Bali
|
Serving Quality and Reliability
31
Nilai pencapaian susut diatas merupakan proyeksi linier atas besarnya
gap target susut di tahun 2014. Proyeksi tersebut diambil dengan asumsi jumlah
pembangkit baru yang masuk dapat mengikuti peningkatan beban.
Dari nilai‐nilai susut yang sudah ada sekarang, pemetaan susut
transmisi masih belum dapat dilaksanakan. Hal ini dikarenakan cakupannya yang
masih luas. Cakupan tersebut masih bisa dibagi‐bagi lagi menjadi susut sub
sistem tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi sehingga dapat diambil
tindakan yang tepat dalam rangka pengurangan nilai susut, khususnya pada sub
sistem yang memiliki nilai susut yang relatif tinggi.
Penyeragaman sistem metering untuk keperluan penghitungan susut
diperlukan agar perhitungan setara, dalam artian data diperoleh dari peralatan
dengan kelas akurasi yang seragam yang sama dari hulu ke hilir. Sistem
penghitungan susut yang terpadu akan memenuhi sasaran penghitungan susut
yang akurat dan cepat.
4.5. Ekskursi Tegangan
Tegangan merupakan salah satu besaran pokok dalam sistem tenaga
listrik yang perlu dikendalikan. Hal ini disebabkan karena tegangan merupakan
salah satu tolak ukur kualitas layanan (Quality of Supply) yang harus dijaga sesuai
dengan spesifikasi. Selain itu, tegangan juga berkaitan erat dengan kehandalan
sistem, dalam rangka menghindari terjadinya voltage collapse di sistem tenaga
listrik. Dalam aspek keekonomisan, profil tegangan di jaringan tenaga listrik juga
berpengaruh terhadap susut jaringan. Susut jaringan ini dapat diminimalisir jika,
profil tegangan di jaringan relatif mendekati nilai nominal (flat).
Dalam aturan jaringan sistem Jawa Bali, ekskursi tegangan didefinisikan
sebagai kejadian penyimpangan tegangan di jaringan listrik melebihi rentang
sebagai berikut:
Jaringan 500 kV : +/‐ 5% (475 – 525 kV)
Jaringan 150 kV : +5/‐10% (157.5 – 135 kV)
Jaringan 70 kV : +5/‐10% (73.5 – 63 kV)
Pada tahun 2009, di sistem Jawa Bali ekskursi tegangan terjadi di 13
GITET dari 23 GITET, 149 GI dari 294 GI 150 kV, dan 40 GI dari 91 GI 70 kV yang
ada. Ekskursi tegangan paling banyak terjadi di Jawa bagian barat (Region Jakarta
Banten dan Region Jawa Barat). Hal ini disebabkan utamanya adalah karena