• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. administrasi termasuk wilayah Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. administrasi termasuk wilayah Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya,"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Kelurahan Kalampangan secara Geografis terletak pada 200 16’ 00” – 200 19’ 20” LS dan 1130 58’ 20” – 1140 03’ 50” BT. Kelurahan ini secara administrasi termasuk wilayah Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Jarak Kelurahan Kalampangan ke Ibukota Kecamatan sejauh 3 km dan jaraknya dari Ibukota Provinsi sejauh 18 km. Wilayah Kelurahan Kalampangan mempunyai luas 5.000 ha dengan topografi wilayah datar (kemiringan 0 – 3 %) dan ketinggian tempat 14 – 18 m dpl.

Batas wilayahnya Sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Bereng Bengkel Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kameloh Baru Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sabaru Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Panarung

Tanah di Kelurahan Kalampangan termasuk jenis glei humus dan organosol dengan struktur tanah topsoil berlapis gambut tebal. Tekstur tanah di Kelurahan Kalampangan termasuk dalam bahan organik gambut belum masak dengan klasifikasi tanah IV notasi 01 + 4H1. Tataguna lahan di kelurahan ini terdiri atas lahan pekarangan seluas 200 ha, lahan kebun seluas 1.000 ha dan jalur hijau seluas 50 ha.

(2)

Kondisi iklim di kelurahan ini terbagi menjadi dua yaitu Bulan basah terjadi pada Nopember – Februari dan bulan kering pada Juni – September. Kelembaban udara maksimum 97%. Kelembaban udara minimum 79% dan kelembaban udara rata-rata 88%. Suhu maksimum 340C dan suhu minimum 240C.

Luas tanaman pangan menurut komoditas adalah tanaman jagung seluas 230 ha, kedelai seluas 7 ha, kacang tanah seluas 3 ha, kacang panjang seluas 40 ha, ubi jalar seluas 7 ha, cabe seluas 16 ha, tomat seluas 37 ha, sawi seluas 80 ha, bawang daun 12 ha, mentimun seluas 42 ha, pare 4 ha, buncis seluas 6 ha, brocoli seluas 1,5 ha, terong seluas 36 ha, bayam seluas 211 ha, kangkung seluas 130 ha, umbi-umbian lain seluas 1,5 ha dan talas seluas 3 ha.

Luas tanaman buah-buahan menurut komoditasnya adalah tanaman jeruk seluas 80 ha, rambutan seluas 31 ha, pepaya seluas 1 ha, pisang seluas 12 ha, melon seluas 2 ha, nenas seluas 10 ha dan jambu biji seluas 5 ha. Luas tanaman obat (apotik hidup) adalah tanaman rosela seluas 4 ha, jahe seluas 3 ha, kunyit seluas 2 ha, lengkuas seluas 4 ha, sambiloto seluas 1 ha, temulawak seluas 1 ha dan dewi-dewi seluas 0,5 ha.

Tanaman perkebunan yang banyak dikembangkan oleh petani di Kelurahan Kalampangan adalah kelapa seluas 2 ha, pinang seluas 0,25 ha, karet seluas 45 ha, jelutung seluas 12 ha dan gaharu seluas 13 ha.76

76 Bidang Sosial Kemasyarakatan, Distribusi Pengembangan Tanaman Kelurahan Kalampangan, 2011.

(3)

B. Hasil Penelitian

1. Identifikasi Serangga a. Spesimen 1

Gambar Hasil Penelitian Gambar Pembanding

Familia a Familia a77

Familia b Familia b78

Familia c Familia c79

Gambar 4.1 Spesimen 1 Ordo Hymenoptera

77 http://library.thinkquest.org/2007/07 78 http://myrmecos.net/2010/07 79

(4)

Hymenoptera berasal dari kata hymeno = selaput dan ptera = sayap (bahasa Yunani). Ukuran tubuh serangga ini sangat kecil sampai besar. Sayap dua pasang, seperti selaput dan umumnya banyak vena, sayap depan lebih besar daripada sayap belakang, pada Hymenoptera yang berukuran kecil sayapnya hampir tidak memiliki vena.80

Rumus kunci determinasi ordo Hymenoptera adalah 1a, 2b, 5b, 7b, 10b, 11b, 12b, 13b, 15b, 20b.81

Jenis ruas pertama abdomennya sempit dan memanjang, jenis betina ada yang memiliki Ovipositor panjang, kadang lebih panjang dari tubuhnya, ada yang Opivositornya mengalami modifikasi menjadi alat penyengat.

Larva ada yang sebagai pemakan tanaman, makan batang, buah, pucuk dan bagian tanaman lainnya. Beberapa dapat hidup sebagai parasit serangga lain, serangga ini banyak dijumpai dibeberapa tanaman dan bunga sebagian hidup di seresah–seresah, ada yang membuat sarang di dalam tanah. Induk meletakkan telur di dalam atau pada tanaman, di tubuh serangga lain atau disarang. Serangga ini ada yang membantu penyerbukan tanaman.82

80 Jumar, Entomologi Pertanian, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, h. 165. 81 Jumar, Entomologi Pertanian, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, h. 123-129

82 Crhistina Lilies, Kunci Determinasi Serangga, Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1991, h.

(5)

Klasifikasi spesimen 1 Kingdom : Animalia Filum : Arthopoda Kelas : Insecta Subkelas : Pterygota Infrakelas : Neoptera Divisi : Endopterygota Ordo : Hymenoptera b. Spesimen 2

Gambar Hasil Penelitian Gambar Pembanding

Familia a Familia a83

Familia b Familia b84

Gambar 4.2 Spesimen 2 Ordo Homoptera

83

Iin N. Sidabutar, Keanekaragaman Jenis Serangga Diurnal Pada Tanaman Penutup Tanah Mucuna Bracteata Di Pertanaman Kelapa Sawit Di Areal Perkebunan Pt. Tolan Tiga Kerasaan Estate Kabupaten Simalungun, Skripsi, Medan : Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian USU, 2010.

84

(6)

Homoptera berasal dari kata homo = sama atau seragam dan ptera= sayap (bahasa Yunani). Serangga ini ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Jika bersayap jumlahnya dua pasang. Sayap depan lebih besar dan panjang daripada sayap belakang.

Sayap ada yang membraneus dan ada yang tertutupi oleh bahan seperti tepung. Pada saat istirahat, sayap tersusun seperti atap (genteng) di atas tubuh. Alat mulut mirip dengan dengan alat mulut ordo

Hemiptera. Rostrum biasanya pendek dan berpangkal pada bagian belakang dari bagian bawah kepala. Pada banyak spesies Rostrum

tampak seolah-olah berpangkal diantara koksa tungkai depan.

Antena serangga golongan ini bervariasi, kadang–kadang seperti benang atau pendek kaku seperti rambut. Alat mulut menusuk-menghisap. Metamofosis Paurometabola, serangga betina kadang– kadang memiliki Ovipositor yang berkembang baik (sempurna).

Serangga pradewasa mirip dengan serangga dewasa, tetapi biasanya tidak bersayap atau sayap tereduksi. Semua spesies dari ordo

Homoptera ini hidup di darat (Teresterial) dan makan dengan cara mengisap cairan tanaman.85

Rumus determinasi ordo Homoptera yaitu 1a, 2b, 5b, 7b, 10b, 11b, 12a.86

85 Jumar, Entomologi Pertanian, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, h. 147 - 148 86

(7)

Persebaran serangga ini umumnya terdapat pada tumbuhan yang mengandung banyak air, hal tesebut berkesesuaian dengan alat mulutnya yang menusuk dan menghisap, meskipun bersayap serangga ini lebih banyak menghabiskan waktunya pada tumbuhan tanpa terbang.

Klasifikasi spesimen 2 Kingdom : Animalia Filum : Arthopoda Kelas : Insecta Subkelas : Pterygota Infrakelas : Neoptera Divisi : Eksopterygota Ordo : Homoptera

(8)

c. Spesimen 3

Gambar Hasil Penelitian Gambar Pembanding

Familia a Familia a87

Gambar 4.3 Spesimen 3 Ordo Hemiptera

Hemiptera berasal dari kata hemi = setengah dan ptera = sayap (bahasa Yunani), serangga dari ordo Hemiptera bertubuh pipih, ukuran dari sangat kecil sampai besar. Jika bersayap, maka pangkal sayap depan menebal dan bagian ujungnya membraneus dan dinamakan Hemielitra. Pada saat istirahat sayap terletak mendatar di atas tubuh dengan ujung sayap depan umumnya tumpang tindih.

Alat mulut menusuk-menghisap yang muncul dari depan kepala, bermetamorfosis paurometabola. Oselli dua buah atau tidak ada. Serangga pradewasa mirip dengan serangga dewasa, akan tetapi hanya memiliki bakal sayap yang pendek atau tidak ada. Serangga ini mempunyai Skutelum.88

87 http://www.koleopterologie.de 88

(9)

Hidup diberbagai habitat, baik di darat maupun di air. Telur diletakkan dengan disisipkan pada jaringan tanaman, dicelah-celah benda, secara berderet di permukaan daun, adapula yang dalam cekungan tanah yang kemudian ditutup dengan tanah. Ada yang apabila diganggu akan mengeluarkan bau yang tidak enak, ada yang tahan hidup cukup lama tanpa makan. Rumus determinasi ordo Hemiptera yaitu 9a, 8b, 7a, 5b, 2b, 1a.89

Beberapa hidup sebagai hama tanaman yang menghisap cairan tanaman, sebagai penghisap darah dan ada yang berperan sebagai predator serangga lain.90

Klasifikasi spesimen 3 Kingdom : Animalia Filum : Arthopoda Kelas : Insecta Subkelas : Pterygota Infrakelas : Neoptera Divisi : Eksopterygota Ordo : Hemiptera 89 Ibid., h. 123-129

(10)

d. Spesimen 4

Gambar Hasil Penelitian Gambar Pembanding

Familia a Familia a91 Familia b Familia b92 Familia c Familia c93 91 http://bugguide.net 92 http://www.carolinanature.com 93 http://upload.wikimedia.org

(11)

Familia d Familia d94

Gambar 4.4 Spesimen 4 Ordo Diptera

Diptera berasal dari kata di = dua dan ptera = sayap (bahasa Yunani). Serangga ini memiliki ukuran tubuh dari kecil sampai sedang, sayap satu pasang dan membraneus, sayap belakang tereduksi menjadi halter yang berfungsi menjaga keseimbangan pada saat terbang. Tubuh relatif lunak, antenna pendek, mata majemuk besar dan bermetamorfosis sempurna.

Rumus determinasi ordo Diptera yaitu 1b, 23b, 24b, 25b, 26b, 31a, 32b, 33a.95

Serangga dewasa hidup diberbagai habitat, biasanya ditemukan dekat dengan larva, dan sering dijumpai pada bunga–bungaan. Larva

Diptera juga dapat hidup di air, umumnya larva Diptera tidak memiliki kaki, kepala kecil, tubuh halus dan dinamakan Maggot dan jika hidup di dalam jaringan tanaman maka akan membuat liang-liang gerekan. Serangga ini membentuk Pupa di dalam tanah, jaringan tanaman, di dalam air atau dekat air, serta di dalam tubuh inang.

94 http://www.insects.pl/2007_03_11 95

(12)

Beberapa spesies dari ordo Diptera ada yang menjadi hama tanaman, sebagai penghisap darah manusia atau binatang, vector penyakit bagi manusia, penyerbuk bunga, predator atau parasit dari hama tanaman.96 Klasifikasi spesimen 4 Kingdom : Animalia Filum : Arthopoda Kelas : Insecta Subkelas : Pterygota Infrakelas : Neoptera Divisi : Endopterygota Ordo : Diptera 96

(13)

e. Spesimen 5

Gambar Hasil Penelitian Gambar Pembanding

Familia a Familia a97

Gambar 4.5 Spesimen 5 Ordo Dermaptera

Tubuh pipih memanjang berukuran kecil hingga sedang berwarna coklat gelap. Antena seperti benang, fase dewasa tanpa sayap serta termasuk tipe serangga primitif.

Golongan Dermaptera umumnya aktif pada malam hari berhabitat di tempat-tempat yang terlindung, memiliki Forcep pada bagian anus yang juga berfungsi sebagai penangkap mangsa dan untuk melindungi diri dari musuh-musuhnya umumnya serangga dalam ordo Dermaptera

merupakan pemakan tumbuhan dan predator. Berhabitat pada tanaman sayuran, palawija, atau tanaman perkebunan, terutama hidup pada tempat-tempat yang lembab.98 Rumus determinasi ordo Dermaptera

yaitu 1a, 2b, 5a, 6a.99

97 http://farm9.staticflickr.com

98 Crhistina Lilies, Kunci Determinasi Serangga, Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1991, h.

43.

99

(14)

Klasifikasi spesimen 5 Kingdom : Animalia Filum : Arthopoda Kelas : Insecta Subkelas : Pterygota Infrakelas : Neoptera Divisi : Eksopterygota Ordo : Dermaptera f. Spesimen 6

Gambar Hasil Penelitian Gambar Pembanding

Familia a Familia a100 Familia b Familia b101 100 http://farm1.static.flickr.com 101 http://croar.net

(15)

Familia c Familia c102

Familia d Familia d103

Gambar 4.6 Spesimen 6 Ordo Coleoptera

Coleoptera berasal dari kata coleo = sarung pedang dan ptera = sayap (bahasa Yunani). Serangga ini memiliki sayap depan yang keras. Tebal dan tanpa vena. Sayap depan ini berfungsi sebagai pelindung sayap belakang dan dinamakan Elytra. Sayap belakang membraneus dan terlipat di bawah sayap depan pada saat serangga ini istirahat. Sayap belakang ini umumnya lebih panjang daripada sayap depan dan digunakan untuk terbang. Rumus determinasi ordo Coleoptera yaitu 1a, 2b, 5a, 6b.104 102 http://www.thebugmaniac.com 103 http://192.38.112.87:8080/zmuccol 104 Ibid., h. 123-129

(16)

Pada beberapa spesies, sayap depan pendek dan tidak menutupi seluruh abdomen. Ukuran tubuh serangga anggota ordo Coleoptera ini dari kecil hingga besar. Memiliki tiga pasang kaki Toraksial. Antena rata-rata sebelas ruas dengan bentuk yang beragam serta bermetamorfosis dengan sempurna.

Coleoptera merupakan ordo yang terbesar dalam jumlah

spesiesnya. Serangga ini terdapat diberbagai tempat dan banyak spesiesnya merupakan pemakan tanaman serta pemakan bahan simpanan,

Coleoptera bersifat predator dan saprofag.105 Klasifikasi spesimen 6 Kingdom : Animalia Filum : Arthopoda Kelas : Insecta Subkelas : Pterygota Infrakelas : Neoptera Divisi : Endopterygota Ordo : Coleoptera 105

(17)

g. Spesimen 7

Gambar Hasil Penelitian Gambar Pembanding

Familia a Familia a106

Gambar 4.7 Spesimen 7 Ordo Odonata

Odonata berarti bergerigi (Bahasa Yunani). Serangga dengan tubuh panjang dan ramping, sayap memanjang dan bervena banyak serta membraneus, sayap depan dan belakang hampir sama dalam bentuk dan ukuran. Antena pendek seperti bulu yang keras (Setaceus).

Nimfa dinamakan naiad dan hidup di air (Aquatic), sedang dewasa hidup disekitar nimfa atau udara bebas disekitar pertanaman. Serangga ini sering melakukan perkawinan pada saat terbang. Nimfa maupun serangga dewasa bertindak sebagai predator.107

Klasifikasi spesimen 7 Kingdom : Animalia Filum : Arthopoda Kelas : Insecta Subkelas : Pterygota 106 http://bugguide.net 107 Ibid., h. 137

(18)

Infrakelas : Paleoptera Divisi : Eksopterygota Ordo : Odonata

h. Spesimen 8

Gambar Hasil Penelitian Gambar Pembanding

Familia a Familia a108

Familia b Familia b109

Familia c Familia c

110

Gambar 4.8 Spesimen 8 Ordo Orthoptera

108 http://mississippientomologicalmuseum.org.msstate.edu 109 http://www.massey.ac.nz/~strewick

110

(19)

Orthoptera bersal dari kata othos = lurus dan ptera = sayap (bahasa Yunani). Serangga ini disebut juga belalang dan memiliki sayap dua pasang. Sayap depan panjang dan menyempit, biasanya mengeras seperti kertas dan dinamakan tegmina, sayap belakang lebar dan membraneus.

Memiliki antenna pendek sampai panjang dan beruas banyak, sersi pendek dan seperti penjepit, serangga betina biasanya memiliki ovipositor atau alat peteluran, tarsus beruas 3-5, alat mulut menggigit-mengunyah, Sebagian besar serangga dari ordo ini merupakan pemakan tanaman (phytophagus) dan beberapa spesies sebagai predator. Rumus determinasi ordo Orthoptera yaitu 1a, 2b, 5b, 7a, 8b, 9b.111

Banyak anggota dari Orthoptera yang dapat menghasilkan suara (bunyi-bunyian), mekanisme untuk menghasilkan suara, suara yang dihasilkan berfungsi untuk memanggil lawan jenisnya.112

Klasifikasi spesimen 8 Kingdom : Animalia Filum : Arthopoda Kelas : Insecta Subkelas : Pterygota Infrakelas : Neoptera Divisi : Eksopterygota Ordo : Orthoptera

111 Jumar. Entomologi Serangga. IKAPI, Jakarta : 2007. h. 123-129 112

(20)

i. Spesimen 9

Gambar Hasil Penelitian Gambar Pembanding

Familia a Familia a113

Gambar 4.9 Spesimen 9 Ordo Lepidoptera

Lepidoptera berasal dari kata lepido = sisik dan ptera = sayap (bahasa Yunani), serangga ini memiliki dua pasang sayap, sayap belakang biasanya sedikit kecil daripada sayap depan, sayap ditutupi oleh sisik-sisik. Imago dari Lepidoptera disebut kupu-kupu (jika aktif pada siang hari) atau ngengat (jika aktif pada malam hari). Rumus determinasi ordo Lepidoptera yaitu 10a, 7b, 5b, 2b, 1a.

Memiliki antena panjang, ramping dan kadang-kadang plumose (banyak rambut) atau membongkol pada ujungnya. Larva biasanya dengan tiga pasang kaki toraksial dan lima pasang kaki abdominal atau kurang, tubuh ada yang berbulu dan ada yang tidak, bermetamorfosis sempurna. Hampir semua larva sebagai pemakan tanaman, baik daun, batang, bunga maupun pucuk.

113 Iin N. Sidabutar, Keanekaragaman Jenis Serangga Diurnal Pada Tanaman Penutup Tanah Mucuna Bracteata Di Pertanaman Kelapa Sawit Di Areal Perkebunan Pt. Tolan Tiga Kerasaan Estate Kabupaten Simalungun, Skripsi, Medan : Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian USU, 2010

(21)

Beberapa spesies sebagai penggerek batang, buah dan membuat puru, serangga golongan Lepidoptera jika dewasa dapat membantu proses penyerbukan.114 Klasifikasi spesimen 9 Kingdom : Animalia Filum : Arthopoda Kelas : Insecta Subkelas : Pterygota Infrakelas : Neoptera Divisi : Endopterygota Ordo : Lepidoptera

2. Distribusi Serangga Dalam Perangkap Jebak

Pengumpulan serangga menggunakan perangkap jebak yang disesuiakan dengan serangga yang ingin diperoleh, dalam wilayah agroekosistem persebaran serangga umumnya terbagi atas wilayah dan waktu. Wilayah persebaran serangga terdapat di tanah dan di udara serta waktu persebaran serangga terjadi pada pagi hingga siang dan sore hari serta malam hari.

114

(22)

Perangkap jebak yang digunakan meliputi tiga jenis perangkap yaitu, Yellowstick trap (perangkap kuning), Pitfall trap (perangkap jatuh) dan Light trap (perangkap cahaya). Distribusi serangga dalam perangkap jebak dapat dilihat pada tabel 4.1 – 4.3.

a. Tabel Hasil Pengamatan Perangkap Yellowstick Trap

Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari perangkap Yellowstick trap yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga terbang yang aktif pada siang hari.

Tabel 4.1

Tabulasi Data Hasil Pengamatan Perangkap Yellowstick Trap

No. Ordo Jumlah Individu

1. Orthoptera 2 2. Homoptera 10 3. Hymenoptera 10 4. Diptera 118 5. Coleoptera 31 Total individu 171

b. Tabel Hasil Pengamatan Perangkap Pitfall Trap

Perangkap Pitfall trap yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga yang hidup di permukaan tanah. hasil pengamatan perangkap

(23)

Tabel 4.2

Tabulasi Data Hasil Pengamatan Perangkap Pitfall Trap

No. Ordo Jumlah Individu

1. Dermaptera 1 2. Orthoptera 89 3. Coleoptera 30 4. Hymenoptera 32 5. Diptera 1 Total individu 153

c. Tabel Hasil Pengamatan Perangkap Light trap

Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari perangkap Light trap yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga terbang yang hidup pada malam hari.

Tabel 4.3

Tabulasi Data Hasil Pengamatan Perangkap Light Trap

No. Ordo Jumlah Individu

1. Orthoptera 41 2. Dermaptera 4 3. Hymenoptera 204 4. Lepidoptera 155 5. Homoptera 3 6. Coleoptera 55 7. Diptera 197 8. Odonata 3 9. Hemiptera 1 Total individu 663

(24)

3. Distribusi Serangga Dalam Wilayah Sampling

Serangga yang hidup pada setiap jenis lahan berbeda jenisnya, umumnya wilayah agroekosistem memiliki keragaman spesies yang rendah yang hanya memiliki keseragaman genetik yang sama.115

Dalam penelitian ini wilayah sampling dibagi menjadi enam wilayah sebagaimana tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4

Pembagian Wilayah Sampling

No. Wilayah Sampling Luas

1. Lahan jagung 1000 m2

2. Lahan kangkung 700 m2

3. Lahan bayam 300 m2

4. Lahan pare 450 m2

5. Lahan rambutan 1200 m2

6. Lahan daun bawang 900 m2

a. Tabel Hasil Pengamatan Wilayah Sampling I (Lahan Jagung)

Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari perangkap pada lahan jagung yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga yang berhabitat pada lahan jagung. hasil pengamatan wilayah lahan jagung dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

115 Mochamad Hadi, Udi Tarwotjo, Rully Rahadian, Biologi Insekta Entomologi. Yogyakarta

(25)

Tabel 4.5

Tabulasi Data Hasil Pengamatan Wilayah Sampling I (Lahan Jagung)

No. Ordo Jumlah Individu

1. Coleoptera 15 2. Orthoptera 34 3. Hymenoptera 24 4. Lepidoptera 23 5. Diptera 3 6. Homoptera 3 Total Individu 102

b. Tabel Hasil Pengamatan Wilayah Sampling II (Lahan Kangkung)

Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari perangkap pada lahan kangkung yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga yang berhabitat pada lahan kangkung.

Tabel 4.6

Tabulasi Data Hasil Pengamatan Wilayah Sampling II (Lahan Kangkung)

No. Ordo Jumlah Individu

1. Orthoptera 13 2. Homoptera 3 3. Hymenoptera 34 4. Lepidoptera 39 5. Diptera 81 6. Coleoptera 18 7. Odonata 3 Total Individu 191

(26)

c. Tabel Hasil Pengamatan Wilayah Sampling III (Lahan Bayam)

Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari perangkap pada lahan bayam yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga yang berhabitat pada lahan bayam.

Tabel 4.7

Tabulasi Data Hasil Pengamatan Wilayah Sampling III (Lahan Bayam)

No. Ordo Jumlah Individu

1. Coleoptera 9 2. Orthoptera 5 3. Diptera 9 4. Homoptera 2 5. Lepidoptera 5 6. Hymenoptera 40 Total Individu 70

d. Tabel Hasil Pengamatan Wilayah Sampling IV (Lahan Pare)

Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari perangkap pada lahan pare yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga yang berhabitat pada lahan pare. Hasil pengamatan ordo serangga yang terdapat pada lahan pare dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

(27)

Tabel 4.8

Tabulasi Data Hasil Pengamatan Wilayah Sampling IV (Lahan Pare)

No. Ordo Jumlah Individu

1. Orthoptera 25 2. Diptera 102 3. Coleoptera 29 4. Hymenoptera 73 5. Lepidoptera 6 6. Hemiptera 1 Total Individu 236

e. Tabel Hasil Pengamatan Wilayah Sampling V (Lahan Rambutan)

Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari perangkap pada lahan rambutan yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga yang berhabitat pada lahan rambutan.

Tabel 4.9

Tabulasi Data Hasil Pengamatan Wilayah Sampling V (Lahan Rambutan)

No. Ordo Jumlah Individu

1. Orthoptera 29 2. Coleoptera 4 3. Hymenoptera 12 4. Lepidoptera 6 5. Homoptera 3 6. Diptera 7 Total Individu 61

(28)

f. Tabel Hasil Pengamatan Wilayah Sampling VI (Lahan Daun Bawang)

Tabel hasil pengamatan ini merupakan tabulasi data yang diperoleh dari perangkap pada lahan daun bawang yang bertujuan untuk mengetahui jenis serangga yang berhabitat pada lahan daun bawang. Hasil pengamatan ordo serangga yang terdapat pada lahan daun bawang dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10

Tabulasi Data Hasil Pengamatan Wilayah Sampling VI (Lahan Daun Bawang)

No. Ordo Jumlah Individu

1. Dermaptera 5 2. Orthoptera 22 3. Homoptera 2 4. Hymenoptera 69 5. Lepidoptera 74 6. Coleoptera 40 7. Diptera 115 Total Individu 327

4. Kelimpahan Total Individu Serangga

Kelimpahan total serangga yang ditemukan di wilayah agroekosistem Kelurahan Kalampangan Kota Palangka Raya dapat dilihat pada tabel 4.11.

(29)

Tabel 4.11

Tabulasi Data Kelimpahan Total Individu Serangga

No. Ordo Jumlah Individu

1. Diptera 317 2. Hymenoptera 252 3. Lepidoptera 153 4. Orthoptera 128 5. Coleoptera 115 6. Homoptera 13 7. Dermaptera 5 8. Odonata 3 9. Hemiptera 1 Total Individu 987

5. Hasil Pengukuran Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan lebih banyak berpengaruh terhadap serangga dibanding terhadap hewan lainnya, faktor tersebut meliputi suhu, kisaran suhu, kelembaban/hujan, cahaya/warna/bau, angin dan topografi.

Serangga memiliki kisaran suhu tertentu agar dapat hidup, di luar kisaran suhu tersebut maka kehidupan serangga akan gagal, pengaruh suhu terlihat jelas pada proses fisiologi serangga, pada umumnya kisaran suhu yang efektif dalam persebaran serangga adalah suhu minimum 150C, suhu optimum 250C dan suhu maksimum 450C.

Kelembaban tanah, dan udara juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi distribusi serangga, kegiatan serangga dan perkembangan serangga. Tingkat kelembaban dalam aktifitas kehidupan serangga memiliki

(30)

rentanan yang sangat jauh, yaitu kelembaban antara 14% - 80% untuk serangga darat.116

Pada saat penelitian dilakukan pengukuran faktor lingkungan pada masing-masing wilayah sampling yang telah ditentukan. Faktor lingkungan yang diukur meliputi suhu udara, kelembaban tanah dan pH tanah. Data hasil pengukuran faktor lingkungan pada enam wilayah sampling dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini.

Tabel 4.12

Pengukuran Faktor Lingkungan

Wilayah sampling

pH Tanah

Kelembaban Tanah Suhu Udara

Pagi Siang Malam Pagi Siang Sore Mala

m Lahan jagung 7 80% 80% 85% 26 0 C 28 0C 27 0C 250C Lahan kangkung 6.9 85% 80% 90% 27 0 C 29 0C 27 0C 260C Lahan bayam 7 80% 80% 85% 26 0 C 28 0C 290C 250C Lahan pare 7 85% 80% 85% 27 0 C 29 0C 28 0C 260C Lahan rambutan 6.8 90% 80% 90% 26 0 C 270C 260C 250C Lahan daun bawang 6.8 80% 75% 80% 260C 290C 270C 260C 116

(31)

6. Analisis Komunitas

Untuk menentukan persentase atau besarnya pengaruh yang diberikan suatu jenis serangga terhadap kominitasnya, maka dapat diketahui dengan menganalisis komunitas yang meliputi kepadatan, dominansi dan keanekaragaman.

a. Kepadatan (D)

Kepadatan adalah suatu pola ukur yang digunakan dalam kajian ekologis serangga untuk mengetahui seberapa besar tingkat populasinya pada suatu ekosistem tertentu. Berdasarkan hasil perhitungan kepadatan serangga pada setiap wilayah sampel dapat dilihat pada tabel 4.13 (perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 3 halaman 147).

Tabel 4.13

Indeks Kepadatan Serangga Pada Setiap Lahan

Peubah Lahan Besaran (D)% Kategori

Indeks

Kepadatan Jagung 10.2 Ringan

Kangkung 27.3 Sedang Bayam 23.3 Ringan Pare 52.4 Berat Rambutan 5.1 Ringan Daun Bawang 36.3 sedang

(32)

Besaran kepadatan serangga pada setiap lahan tergolong dari kepadatan rendah hingga kepadatan puso, dimana dalam hal pertanian, kepadatan serangga merupakan cerminan dari keberadaan serangan serangga terhadap tanaman, Adapun kategori intensitas serangan serangga secara umum dapat digunakan pedoman sebagai berikut.

1) Serangan ringanbila derajat serangan <25%. 2) Serangan sedang bila derajat serangan 25-50%. 3) Serangan beratbila derajat serangan 50-90%. 4) Serangan puso bila derajat serangan >90 %.117

b. Indeks Dominansi

Komunitas yang terkendali secara biologi sering dipengaruhi oleh satu spesies tunggal atau satu kelompok spesies yang mendominasi lingkungan dan organisme ini biasanya disebut dominan. Dominansi komunitas yang tinggi menunjukkan keanekaragaman yang rendah. Berdasarkan hasil perhitungan indeks dominansi serangga pada setiap wilayah sampel dapat dilihat pada tabel 4.14 (perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 4 halaman 148).

117 Kasumbogo Untung, Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman, Diktat, Yogyakarta : Jurusan

(33)

Tabel 4.14

Indeks Dominansi Serangga Pada Setiap Lahan

Ordo Wilayah Sampel Lahan jagung Lahan kangkung Lahan baya m Lahan pare Lahan rambutan Lahan daun bawang Coleoptera 0.02 0.008 0.02 0.01 0.004 0.01 Dermaptera - - - 0.0002 Diptera 0.0008 0.2 0.02 0.2 0.01 0.12 Hemiptera - - - 0.00002 - - Homoptera 0.0008 0.0002 0.0008 - 0.002 0.00003 Hymenoptera 0.05 0.03 0.3 0.1` 0.04 0.04 Lepidoptera 0.05 0.04 0.005 0.0006 0.01 0.05 Odonata - 0.0002 - - - - Orthoptera 0.1 0.004 0.005 0.01 0.23 0.004

Nilai indeks dominansi Simpson berkisar antara 0 dan 1. Ketika hanya ada 1 spesies dalam komunitas maka nilai indeks dominansinya 1, tetapi pada saat kekayaan spesies dan kemerataan spesies meningkat maka nilai indeks dominansinya mendekati 0. Untuk mengetahui indeks dominansi total keseluruhan serangga pada wilayah sampel dapat dilihat pada tabel 4.15 (perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 4 halaman 150).

(34)

Tabel 4.15

Indeks Dominansi Total Keseluruhan Serangga Pada Wilayah Sampel Ordo ∑ni D Diptera 317 0.1 Hymenoptera 252 0.06 Lepidoptera 153 0.02 Orthoptera 128 0.02 Coleoptera 115 0.01 Homoptera 13 0.0002 Dermaptera 5 0.00002 Odonata 3 0.00001 Hemiptera 1 0.000001 Total Individu (N) 987 c. Indeks Keanekaragaman

Keanekaragaman spesies dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitas. Ukuran keanekaragaman dan penyebabnya mencakup sebagian besar pemikiran tentang ekologi. Hal itu terutama karena keanekaragaman dapat menghasilkan kestabilan dan dengan demikian berhubungan dengan sentral pemikiran ekologi, yaitu tentang keseimbangan suatu sistem.118

118

(35)

Besaran H’ < 1.5 menunjukkan keanekaragaman jenis tergolong rendah, H’ = 1.5 – 3.5 menunjukkan keanekaragaman jenis tergolong sedang dan H’ > 3.5 menunjukkan keanekaragaman tergolong tinggi.119 Berdasarkan hasil perhitungan indeks keanekaragaman serangga pada masing-masing wilayah sampling dapat dilihat pada tabel 4.16 (perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 5 halaman 154).

Tabel 4.16

Indeks keanekaragaman serangga pada wilayah sampling

Peubah Wilayah Sampling Lahan jagung Lahan kangkung Lahan bayam Lahan pare Lahan rambutan Lahan daun bawang Keseluruhan Indeks Keanekaragaman 1.53 1.53 1.33 1.34 1.48 1.57 1.63

119 Rita Sukaesih, Praktikum Ekologi Hewan, Palangka Raya : STAIN Palangka Raya

(36)

C. Pembahasan

Jenis - jenis serangga yang ditemukan pada setiap wilayah sampling telah diidentifikasi dengan cara membandingkan ciri-ciri dan dengan menggunakan kunci determinasi serangga oleh Jumar (2000)120, Christina Lilies (1991)121 dan menurut Donald J. Borror dkk. (1992)122.

1. Persebaran Serangga Keseluruhan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada bulan juni 2013 hingga bulan juli 2013 pada wilayah agroekosistem Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya, ditemukan 9 jenis ordo dalam kelas Insecta yang terdiri dari 20 familia yang ditemukan pada enam wilayah sampling dengan keadaan faktor lingkungan dan jenis lahan yang berbeda-beda.

Serangga yang diperoleh pada wilayah agroekosistem Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya terdiri dari serangga yang termasuk dalam ordo Coleoptera, Dermaptera, Diptera,

Hemiptera, Homoptera, Hymenoptera, Lepidoptera, Odonata, Orthoptera. Wilayah agroekosistem merupakan wilayah yang diolah oleh manusia untuk membudidayakan suatu tanaman, khususnya tanaman yang bermanfaat bagi manusia terutama tanaman sebagai bahan pangan, umumnya serangga-serangga yang berhabitat pada wilayah agroekosistem sebagaian besar

120 Jumar, Entomologi Pertanian, Jakarta : Rineka Cipta, 2000.

121 Crhistina Lilies, Kunci Determinasi Serangga, Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1991. 122 Donald J. Borror, Charles A. Triplehorn, Norman F. Johnson, Pengenalan Pelajaran Serangga, Penerjemah Soetiyono Partosoedjono, Yogyakarta : UGM Press, 1992.

(37)

merupakan serangga pemakan tanaman baik itu daun batang hingga akar sehingga cenderung disebut sebagai serangga hama. Serangga hama atau serangga pemakan tumbuhan umumnya termasuk dalam ordo Lepidoptera,

Hymenoptera, Coleoptera, Diptera, Orthoptera serta Hemiptera, namun ada beberapa jenis dari ordo serangga tersebut yang bersifat entomofaga, seperti beberapa ordo Hymenoptera dan beberapa ordo Coleoptera yang berperan sebagai penekan atau pengendali serangga secara alami (pengendalian hayati). 123

Hasil penelitian pada wilayah agroekosistem Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya menunjukkan bahwa ordo serangga yang diperoleh sebagian besar merupakan ordo serangga yang secara umum terdapat pada wilayah agroekosistem.

2. Persebaran Serangga pada Masing-masing Wilayah Sampling a. Wilayah sampling I

Wilayah sampling I merupakan wilayah agroekosistem dengan jenis tanaman yang termasuk dalam serealia yaitu tanaman jagung, luas lahan tanaman jagung pada wilayah sampling I adalah 1000 m2 yang dikelola secara kelompok oleh kelompok tani “Sumber Makmur”.

Jagung merupakan tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar seminal, akar adventif dan akar udara, batang jagung tidak bercabang berbentuk silinder dan terdiri dari beberapa ruas, daun

123

(38)

jagung memanjang dan keluar dari buku batang, bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh dan menempel pada rambut tongkol.124

Tanaman jagung termasuk keluarga rumput rumputan secara umum, klasifikasi dan sistematika tanaman jagung sebagai berikut. Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledone Ordo : Graminae Famili : Graminaceae Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.125

Serangga yang berhasil diperoleh pada wilayah sampling I sebanyak 102 individu yang terdiri dari 6 ordo (tabel 4.5), dan ordo serangga yang mendominasi adalah ordo Orthoptera dengan nilai indeks dominansinya 0.1 (tabel 4.14). Ordo Orthoptera yang banyak ditemukan pada lahan jagung adalah familia a dan familia b (gambar 4.8).

124 Purwono, Bertanam Jagung Unggul, Jakarta : Penebar Swadaya, 2007, h. 11-12. 125

(39)

Ordo Orthoptera merupakan serangga yang tergolong dalam kelas herbivora, dimana makanan utama ordo Orthoptera adalah daun serta lapisan epidermis baik batang maupun akar.126 kehidupan hewan atau serangga tidak akan jauh dan terlepas dari mikrohabitat serangga itu sendiri, karena pada umumnya tempat berinteraksi setiap hewan atau serangga secara khusus terdapat pada mikrohabitatnya masing-masing.127

Keberadaan ordo Orthoptera yang mendominasi pada lahan jagung adalah bahwa ordo Orthoptera familia a memiliki tempat hidup pada bagian-bagian akar jagung, dikarenakan lapisan epidermis akar yang berada pada permukaan tanah memiliki aroma yang menyerupai feromon bagi serangga, feromon tersebut merangsang ordo Orthoptera untuk berkembang biak, umumnya aroma tersebut tercium pada malam hari karena dihasilkan dari metabolisme pengangkutan oleh akar, sehingga banyak Orthoptera berkumpul untuk berkembang biak, sedangkan ordo

Orthoptera familia b sangat menyukai daun-daun jagung karena

permukaan daun jagung juga memiliki lapisan epidermis yang berbeda tidak memiliki tulang daun yang banyak sehingga menjadi sumber makanan ordo Orthoptera karena memiliki mulut bertipe perobek dan pengunyah.128

126 Donald J. Borror, Charles A. Triplehorn, Norman F. Johnson, Pengenalan Pelajaran Serangga, Penerjemah Soetiyono Partosoedjono, Yogyakarta : UGM Press, 1992, h. 264.

127 Sukarsono. Pengantar Ekologi Hewan, konsep, perilaku, psikologi dan komunikasi,

Malang : UMM Press, 2009, h. 78

128 Alif maskum, Budidaya Hortikultura, Badan Penyuluh Pertanian Provinsi Kalimantan

(40)

Kepadatan serangga pada wilayah sampling I cenderung ringan, karena besaran indeks dominansinya masih dalam interval kategori ringan, sehingga proses pertumbuhan tanaman jagung di wilayah sampling I masih dalam keadaan baik karena jumlah kepadatan serangga masih berbanding sedikit jika dibandingkan dengan luas lahan pada wilayah sampling I. Intensitas indeks dominansi pada wilayah sampling I dapat dilihat pada gambar 4.10.

Gambar 4.10 Diagram Batang Indeks Dominansi Ordo Serangga pada Lahan Jagung.

Gambar 4.10 dapat diketahui bahwa secara umum dominasi ordo

Orthoptera lebih tinggi dibandingkan dengan ordo yang lainnya. Perkembangan serangga cenderung stabil karena kepadatan serangga pada lahan jagung tergolong ringan, hal ini disebabkan oleh adanya serangga yang mengendalikan perkembangan serangga lain secara alami, yaitu pengendalian serangga herbivora oleh serangga karnivora seperti 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12

Indeks Dominansi Lahan Jagung

(41)

ordo Hymenoptera dan Coleoptera yang mengendalikan perkembangan serangga herbivora secara alami.129

Kondisi serangga yang beragam akan mempengaruhi tingkat dominansi serangga pada suatu wilayah. Suatu spesies tidak akan menjadi lebih dominan daripada yang lain apabila keragaman serangga pada suatu wilayah tersebut tinggi, sedangkan pada komunitas yang kurang beragam, maka satu atau lebih spesies dapat mencapai tingkat dominasi yang lebih besar daripada yang lain.130

b. Wilayah Sampling II

Wilayah sampling II merupakan wilayah agroekosistem dengan jenis tanaman yang termasuk dalam jenis sayuran yaitu tanaman kangkung, luas lahan tanaman kangkung pada wilayah sampling II adalah 700 m2 yang dikelola secara kelompok oleh kelompok tani “Sumber Makmur”.

Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah.

129 Hari Purnomo, Pengantar Pengendali Hayati, Yogyakarta : Penerbit Andi, 2010, h. 51. 130

(42)

Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan merayap (menjalar).

Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda.131 Klasifikasi dan sistematika tanaman kangkung sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Convolvulaceae Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea reptana Poir.132

131 Rudi Hartono, Seluk Beluk Kangkung, Jakarta : Penebar Swadaya, 2007, h. 9-10. 132

(43)

Serangga yang berhasil diperoleh pada wilayah sampling II sebanyak 191 individu yang terdiri dari 7 ordo (tabel 4.6), dan ordo serangga yang mendominasi adalah ordo Diptera dengan nilai indeks dominansinya 0.2 (tabel 4.14). Ordo Diptera yang banyak ditemukan pada lahan kangkung adalah familia c (gambar 4.4).

Ordo Diptera merupakan serangga yang tergolong dalam serangga omnivora bisa dikatakan sebagai pemakan segala karena bertipe mulut penusuk penghisap, dimana makanan ordo Diptera dewasa adalah tumbuhan, cairan hewan, cairan tumbuhan dan darah. Sehingga ordo

Diptera dapat menjadi hama serta dapat pula menguntungkan karena bersifat parasit terhadap serangga-serangga lain.133

Kehidupan hewan atau serangga tidak akan jauh dan terlepas dari mikrohabitat serangga itu sendiri, karena pada umumnya tempat berinteraksi setiap hewan atau serangga secara khusus terdapat pada mikrohabitatnya masing-masing.134

Mendominasinya ordo Diptera pada hal ini juga merupakan daya dukung terhadap potensi sumber makanan yang disediakan di lahan kangkung, karena kangkung merupakan tanaman banyak mengandung air (herbacious), sehingga dengan hal ini daya dukung sumber makanan pada lahan kangkung memungkinkan untuk serangga ordo Diptera

133 Donald J. Borror, Charles A. Triplehorn, Norman F. Johnson, Pengenalan Pelajaran Serangga, Penerjemah Soetiyono Partosoedjono, Yogyakarta : UGM Press, 1992, h. 620.

134 Sukarsono. Pengantar Ekologi Hewan, konsep, perilaku, psikologi dan komunikasi. UMM

(44)

berkembang banyak dikarenakan sifat serangga ordo Diptera yang omnivora, dimulai dari memakan cairan tumbuhan hingga memakan cairan hewan atau serangga lain.

Kepadatan serangga pada wilayah sampling II masuk dalam kategori sedang, sehingga proses tolak ukur dari tingginya indeks kepadatan yang mencapai 30% maka sudah barang tentu proses pertumbuhan tanaman kangkung tersebut terganggu oleh keberadaan serangga yang didominasi oleh ordo Diptera yang tergolong serangga hama penyerang tumbuhan.

Disamping dominansi ordo Diptera sebagai predator adapula ordo

Hymenoptera dan Ordo Coleoptera yang menjadi penekan

perkembangan serangga-serangga lain. Intensitas indeks dominansi pada wilayah sampling II dapat dilihat pada gambar 4.11.

Gambar 4.11 Diagram Batang Indeks Dominansi Ordo Serangga pada Lahan Kangkung.

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25

Indeks Dominansi Lahan Kangkung

(45)

Gambar 4.11 dapat diketahui bahwa secara umum dominasi ordo

Diptera jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ordo yang lainnya. Perkembangan serangga cenderung stabil karena indeks kepadatan serangga pada lahan kangkung tergolong sedang, hal ini disebabkan pemangsaan serangga herbivora oleh serangga karnivora seperti ordo

Hymenoptera, dan Coleoptera, sehingga kepadatan dari serangga lain cenderung lebih rendah dibandingkan dengan ordo Diptera.

Keberadaan serangga ordo Homoptera, Odonata, dan Orthoptera

cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan ordo lainnya, jelas hal ini terjadi karena kondisi ekologi pada lahan kangkung didominasi oleh serangga predator, hal ini disebabkan ketiga ordo tersebut dimangsa oleh ordo Hymenoptera, dan Coleoptera. Justru keberadaan Lepidoptera

cenderung bertahan karena serangga ordo Lepidoptera merupakan serangga terbang yang tidak terlalu menjadi mangsaan pokok serangga karnivora.

c. Wilayah Sampling III

Wilayah sampling III merupakan wilayah agroekosistem dengan jenis tanaman yang termasuk dalam jenis sayuran yaitu tanaman bayam, luas lahan tanaman bayam pada wilayah sampling III adalah 300 m2 yang dikelola secara kelompok oleh kelompok tani “Sumber Makmur”.

Tumbuhan bayam merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh didaerah yang beriklim panas dan dingin. Namun tumbuhan ini dapat

(46)

tumbuh lebih subur didaratan rendah pada lahan terbuka yang beriklim hangat dan cahaya kuat, bayam relatif tahan terhadap pencahayaan langsung. Tanaman bayam dapat diperbanyak dengan biji.

Batang tanaman bayam berbentuk bulat, berair, lunak serta kurang berkayu warna batang bayam berwarna hijau. Daun bayam termasuk daun tunggal bertangkai, bentuk daun bundar telur memanjang tangkai daun berbentuk bulat, dengan bentuk permukaan opacus. Bunga bayam merupakan bunga berkelamin tunggal, tersusun majemuk tipe tukal yang rapat, berwarna hijau. Bunga jantan memiliki bentuk bulir, untuk bunga betina berbentuk bulat yang terdapat pada ketiak batang.135 Klasifikasi dan sistematika tanaman bayam sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Hamamelidae Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus hybridus L.136

135 Sabeni, budidaya Tanaman Bayam, Jakarta : Penebar Swadaya, 2005, h. 7-8. 136

(47)

Serangga yang berhasil diperoleh pada wilayah sampling III sebanyak 70 individu yang terdiri dari 6 ordo (tabel 4.7), dan ordo serangga yang mendominasi adalah ordo Hymenoptera dengan nilai indeks dominansinya 0.3 (tabel 4.14). Ordo Hymenoptera yang banyak ditemukan pada lahan bayam adalah familia c (gambar 4.1).

Ordo Hymenoptera merupakan serangga paling berguna dari seluruh kelas serangga. Ordo ini termasuk sebagai parasit atau pemangsa dari hama serangga dan juga sebagai penyerbuk.137 Mendominasinya ordo Hymenoptera disebabkan oleh potensi sumber makanan yang ada di lahan bayam, jika dilihat dari ordo serangga lain yang terdapat pada lahan bayam, ordo Hymenoptera merupakan satu satunya ordo yang sangat jauh mendominasi, hal itu disebabkan karena tingkat perkembangan ordo serangga lain ditekan oleh sifat serangga ordo

Hymenoptera yang merupakan parasit pada serangga lain.

Kondisi serangga yang beragam akan mempengaruhi tingkat dominansi serangga pada suatu wilayah. Suatu spesies tidak akan menjadi lebih dominan daripada yang lain apabila keragaman serangga pada suatu wilayah tersebut tinggi, sedangkan pada komunitas yang kurang beragam, maka satu atau lebih spesies dapat mencapai kepadatan yang lebih besar daripada yang lain.138

137 Donald J. Borror, Charles A. Triplehorn, Norman F. Johnson, Pengenalan Pelajaran Serangga, Penerjemah Soetiyono Partosoedjono, Yogyakarta : UGM Press, 1992, h. 824.

138

(48)

Keberagaman serangga pada lahan bayam dapat diketahui sangat rendah, sehingga satu spesies saja yang dapat mendominasi, yaitu ordo

Hymenoptera. Selain disebabkan karena intensitas keberagaman serangga yang rendah mendominasinya ordo Hymenoptera terjadi karena sifat serangga ordo Hymenoptera adalah parasit terhadap serangga lain yang ada di wilayah tersebut.

Ordo Hymenoptera yang paling banyak ditemukan adalah familia c, dikarenakan pada sistem pemupukan tanaman bayam dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang dengan komposisi yang sangat banyak, kandungan dari pupuk kandang tersebut yang menyebabkan populasi dari ordo Hymenoptera pada lahan bayam menjadi tinggi, unsur-unsur hewani pada pupuk kandang menyediakan sumber potensi makanan bagi ordo Hymenoptera familia c139, namun dengan tingginya populasi Hymenoptera tidak mengganggu tanaman, karena bukan tanaman bayam yang menjadi penyedia sumber makanan melainkan unsur-unsur dari pupuk kandang yang menjadi penyedia sumber kehidupan ordo Hymenoptera.

Kepadatan serangga pada wilayah sampling III masuk dalam kategori sedang, sehingga proses tolak ukur dari tingginya indeks kepadatan yang mencapai 25% hal ini disebabkan karena luas lahan tidak dapat menutupi tingkat pertumbuhan serangga ordo Hymenoptera, hal itu jadi berdampak terhadap keberadaan serangga lain yang hanya bisa

139 Edi Suratman, Kajian Pengelolaan Pupuk Alami, Badan Penyuluh Pertanian, Kementrian

(49)

sedikit bertahan di wilayah tersebut. Intensitas indeks dominansi pada wilayah sampling III dapat dilihat pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Diagram Batang Indeks Dominansi Ordo Serangga pada Lahan Bayam.

Gambar 4.12 dapat diketahui bahwa secara umum jauh didominasi ordo Hymenoptera dibandingkan dengan ordo yang lainnya. Perkembangan serangga pun cenderung stabil karena indeks kepadatan serangga pada lahan bayam tergolong sedang, hal ini disebabkan pemangsaan serangga lain oleh serangga karnivora seperti ordo

Hymenoptera. 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35

Indeks Dominansi Lahan Bayam

(50)

d. Wilayah Sampling IV

Wilayah sampling IV merupakan wilayah agroekosistem dengan jenis tanaman pare, luas lahan tanaman pare pada wilayah sampling IV adalah 450 m2 yang dikelola secara kelompok oleh kelompok tani “Sumber Makmur”.

Tanaman pare termasuk tumbuhan semusim (annual) yang bersifat menjalar atau merambat. Struktur batangnya tidak berkayu, mempunyai sulur-sulur pembelit yang berbentu pilin. Daun pare berbentuk menjari dengan permukaan atas berwarna hijau tua dan permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuning-kuningan. Dari ketiak daun tumbuh tangkai dan kuntum bunga yang berwarna kuning menyala, sebagian bunga jantan dan sebagian merupakan bunga betina dan dapat menjadi buah setelah mengalami proses penyerbukkan.

Buah pare berbentuk bulat panjang, permukaan buah berbintil bintil, daging buahnya agak tebal, dan di dalamnya terdapat sebuah biji. Biji pare berbentuk bulat, berkulit agak tebal dan keras, serta permukaannya tidak rata. Biji pare dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif.140 Klasifikasi dan sistematika tanaman pare sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae

140

(51)

Ordo : Cucurbitales Famili : Cucurbitaceae Genus : Momordica

Spesies : Momordica charantia L.141

Serangga yang berhasil diperoleh pada wilayah sampling IV sebanyak 236 individu yang terdiri dari 6 ordo (tabel 4.8), dan ordo serangga yang mendominasi adalah ordo Diptera dengan nilai indeks dominansinya mencapai 0.2 (tabel 4.14). Ordo Diptera yang banyak ditemukan pada lahan pare adalah familia a, dan d (gambar 4.4).

Ordo Diptera merupakan serangga yang paling menjadi masalah pada tanaman pare, ordo Diptera yang menyerang tanaman pare keberadaannya sangat banyak karena siklus hidup yang relatif singkat yaitu 3 minggu, laju kelahiran ordo serangga ini sangat cepat, karena dalam 3 minggu dapat bertelur selama 6 periode, dan perkembangan telur menjadi nimfa hanya memerlukan waktu 3 hari.

Ordo Diptera yang ada pada lahan pare berupa lalat kecil dengan panjang 1-2 cm, berwarna cokelat tua hingga hitam dengan kaki berwarna cokelat muda. Lalat betina meletakkan telur pada bunga atau buah. Telur menetas menjadi larva di dalam buah. Larva merusak daging buah, sehingga membuat luka pada buah menyebabkan kebusukan hingga rontok.142

141Ibid., h. 13-14. 142

(52)

Serangga yang beragam akan mempengaruhi tingkat dominansi serangga pada suatu wilayah. Suatu spesies tidak akan menjadi lebih dominan daripada yang lain apabila keragaman serangga pada suatu wilayah tersebut tinggi, sedangkan pada komunitas yang kurang beragam, maka satu atau lebih spesies dapat mencapai kepadatan yang lebih besar daripada yang lain.143

Kepadatan serangga pada wilayah sampling IV masuk dalam kategori berat, tolak ukur dari tingginya indeks kepadatan yang mencapai 52% hal ini disebabkan karena ledakan organisme yang tidak terkendali. Tingginya populasi dan kekayaaan jenis dari kelompok Diptera pada lahan pare dikarenakan kelompok Diptera mampu resisten terhadap aplikasi pestisida. Diptera merupakan kelompok serangga yang mayoritas berperan sebagai hama. Pemakaian pestisida dapat menimbulkan resistensi hama sehinga kerusakan terhadap perkebunan akan semakin meningkat.

Rendahnya populasi dan kekayaan jenis Hymenoptera pada lahan pare diprediksi karena digunakannya pestisida sintetis dalam menanggulangi hama. Kelompok Hymenoptera yang mayoritas berperan sebagai predator dan parasitoid sangat sensitif dan mudah mati akibat aplikasi pestisida. Aplikasi pestisida akan berpengaruh besar terhadap matinya musuh alami seperti predator dan parasitoid.144

143

Dwi Suheriyanto, Ekologi Serangga. Malang : UIN-Malang Press, 2008, h. 131.

144 Abu Naim, Studi Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Jeruk Organik dan Anorganik di Kota Batu, Skripsi, Malang : Jurusan Biologi Fakultas MIPA, UIN Malang, 2009, h. 98.

(53)

Intensitas indeks dominansi pada wilayah sampling IV dapat dilihat pada gambar 4.13.

Gambar 4.13 Diagram Batang Indeks Dominansi Ordo Serangga pada Lahan Pare.

Kondisi serangga yang beragam akan mempengaruhi tingkat dominansi serangga pada suatu wilayah. Suatu spesies tidak akan menjadi lebih dominan daripada yang lain apabila keragaman serangga pada suatu wilayah tersebut tinggi, sedangkan pada komunitas yang kurang beragam, maka satu atau lebih spesies dapat mencapai tingkat dominasi yang lebih besar daripada yang lain.145

145

Dwi Suheriyanto, Ekologi Serangga. Malang : UIN-Malang Press, 2008, h. 131. 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25

Indeks Dominansi Lahan Pare

(54)

e. Wilayah Sampling V

Wilayah sampling V merupakan wilayah agroekosistem dengan jenis tanaman yang termasuk dalam jenis buah yaitu tanaman rambutan, luas lahan tanaman rambutan pada wilayah sampling V adalah 1200 m2 yang dikelola secara kelompok oleh kelompok tani “Sumber Makmur”.

Rambutanberupa pohon dengan batang berkayu, batang berbentuk silindris, permukaan batang kasar, batang berwarna coklat dengan bercak-bercak putih, percabangan simpodial. arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang ada yang condong ke atas ada yang mendatar.

Daun rambutan merupakan daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus) dengan anak daun genap, yakni berjumlah 8 helai anak daun, berbentuk jorong. Daun rambutan merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), lazimnya disebut daun bertangkai. Daun bertangkai pendek (0,5-1cm) berbentuk silindris dan tidak menebal pada pangkalnya, tulang daun menyirip, lebar daun 5,5 cm sampai 7 cm, panjang 9 cm samapai 15 cm, ujung daun membulat (rotundatus) tidak terbentuk sudut sama sekali, pangkal daun tumpul (obtusus). Permukaan daun licin (laevis) kelihatan mengkilat (nitidus). Daging daun rambutan adalah seperti perkamen (perkamenteus).

Pohon hijau abadi, menyukai suhu tropika hangat (suhu rata-rata 25 derajat Celsius), Pertumbuhan rambutan dipengaruhi oleh ketersediaan air. Setelah masa berbuah selesai, pohon rambutan akan bersemi

(55)

(flushing) menghasilkan cabang dan daun baru. Tahap ini sangat jelas teramati dengan warna pohon yang hijau muda karena didominasi oleh daun muda. Pertumbuhan ini akan berhenti ketika ketersediaan air terbatas dan tumbuhan beristirahat tumbuh. Rambutan banyak ditanam sebagai pohon buah, kadang-kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembab dengan curah hujan tahunan paling sedikit 2.000 mm.146 Klasifikasi dan sistematika tanaman rambutan sebagai berikut. Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Familia : Sapindaceae Genus : Nephelium

Spesies : Nephelium lappaceum147

Serangga yang berhasil diperoleh pada wilayah sampling V sebanyak 61 individu yang terdiri dari 6 ordo (tabel 4.9), dan ordo yang mendominasi adalah ordo Orthoptera dengan nilai indeks dominansinya 0.23 (tabel 4.14). Ordo Orthoptera yang banyak ditemukan pada lahan rambutan adalah familia a dan c (gambar 4.8).

146 Baga Kalie, Rambutan Varietas Unggul, Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1994, h. 7-9. 147

(56)

Ordo Orthoptera hidup diseluruh wilayah darat umumnya terdapat di daerah-daerah kering seperti rerumputan pepohonan pada tanah kering. Banyak diantara jenis dari ordo Orthoptera bersifat sebagai predator, sehingga banyak memangsa serangga-serangga lain hal ini berkesesuaian dengan tipe mulut ordo Orthoptera menggigit dan mengunyah.148

Keberadaan Ordo Orthoptera tidak mengganggu pertumbuhan dari tanaman rambutan itu sendiri karena keberadaan serangga ordo

Orthoptera tidak merusak bagian bagian pohon, justru keberadaan serangga ordo Orthoptera menekan keberadaan serangga lain seperti ordo Coleoptera, Diptera, Hymenoptera, dan Homoptera. Sedangkan serangga ordo Lepidoptera jarang ditemukan pada lahan rambutan.

Kepadatan serangga pada wilayah sampling V masuk dalam kategori ringan, sehingga tolak ukur dari intensitas kepadatan hanya mencapai 5 %. Hal ini terjadi karena luasnya lahan rambutan yang mencapai 1200 m2 sehingga persebaran serangga menjadi rendah, perkembangan serangga berbanding sedikit dengan luas lahan rambutan, maka sudah barang tentu proses pertumbuhan tanaman rambutan tersebut hampir tidak terpengaruh oleh keberadaan serangga dan hewan jenis lain.

Intensitas indeks dominansi pada wilayah sampling V dapat dilihat pada gambar 4.14.

148 Abu Naim, Studi Keanekaragaman Serangga Pada Perkebunan Jeruk Organik dan Anorganik di Kota Batu, Skripsi, Malang : Jurusan Biologi Fakultas MIPA, UIN Malang, 2009, h. 13.

(57)

Gambar 4.14 Diagram Batang Indeks Dominansi Ordo Serangga pada Lahan Rambutan.

Gambar 4.14 dapat diketahui bahwa secara umum dominasi ordo

Orthoptera jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ordo yang lainnya. Perkembangan serangga pun cenderung kurang stabil karena hanya didominasi oleh satu ordo serangga.

keberadaan serangga ordo Coleoptera, Diptera, Homoptera,

Hymenoptera, dan Lepidoptera cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan ordo lainnya, jelas hal ini terjadi karena kondisi ekologi pada lahan pare didominasi oleh serangga predator, hal ini disebabkan ordo tersebut dimangsa oleh ordo Orthoptera serta ordo Orthoptera berperan lebih sebagai pengurai, dari daun daun dan bangkai-bangkai hewan.

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25

Indeks Dominansi Lahan Rambutan

(58)

f. Wilayah Sampling VI

Wilayah sampling VI merupakan wilayah agroekosistem dengan jenis tanaman yang termasuk dalam jenis sayuran yaitu tanaman daun bawang, luas lahan tanaman daun bawang pada wilayah sampling VI adalah 900 m2 yang dikelola secara kelompok oleh kelompok tani “Sumber Makmur”.

Struktur tubuh tanaman daun bawang terdiri atas akar, batang semu, dan daun Pada stadium reproduktif dapat menhasilkan bunga dan biji. Daun bawang termasuk dalam tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar kesegala arah pada kedalaman anta 15-30cm.

Batang semu berbentuk dan tersusun dari pelepah-pelepah daun yang saling menutupi. Bagian batang semu yang tertimbun tanah umumnya berwarna putih bersih, sedangkan batang semu di permukaan tanah berwarna hijau keputih-putihan. Sifat hidup tanaman ini merumpun, yakni membuat anak-anakan yang baru.

Bentuk daun dari bawang daun dibedakan atas dua macam, yaitu bulat panjang di dalamnya berlubang seperti pipa, dan panjang pipih tidak berlubang, warna daun umumnya hijau muda hingga hijau tua.149 Klasifikasi dan sistematika tanaman daun bawang sebagai berikut.

149

(59)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Liliflorae

Familia : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium fistulosum L.150

Serangga yang berhasil diperoleh pada wilayah sampling VI sebanyak 327 individu yang terdiri dari 7 ordo (tabel 4.10), dan ordo yang mendominasi adalah ordo Diptera dengan nilai indeks dominansinya 0.12 (tabel 4.14). Ordo Diptera yang banyak ditemukan pada lahan daun bawang adalah familia b dan d (gambar 4.4).

Keadaan mendominasinya ordo Diptera sama halnya terjadi pada wilayah sampling II dan wilayah sampling IV. Karena memang jika di golongkan berdasarkan tanaman, jenis tanaman pada ketiga wilayah sampel ini adalah jenis tanaman banyak mengandung air (herbacious). Sehingga pada wilayah sampling II, wilayah sampling IV dan wilayah sampling VI merupakan tempat hidup alami dari ordo Diptera.

Keadaan yang membedakan berdominasinya ordo Diptera pada lahan daun bawang dikarenakan struktur daun pada tanaman daun bawang memiliki rongga antar tiap lapisan daun, hal tersebut membuat

150

(60)

ordo Diptera meletakkan telur-telurnya di bagian mesofil daun bawang, dikarenakan cairan yang terdapat pada mesofil daun tanaman daun bawang menyediakan nutrisi untuk perkembangan larva-larva dari ordo

Diptera, sehingga daun bawang yang terserang lalat pengorok

memperliharkan gejala bintik-bintik putih akibat tusukan ovipositor, dan berupa liang korokan larva yang berkelok-kelok. Serangan berat dapat mengakibatkan hampir seluruh helaian daun penuh dengan kotoran, sehingga daun menjadi kering dan berwarna cokelat seperti terbakar.151

Intensitas indeks dominansi pada wilayah sampling VI dapat dilihat pada gambar 4.15.

Gambar 4.15 Diagram Batang Indeks Dominansi Ordo Serangga pada Lahan Daun Bawang.

151 Alif maskum, Budidaya Hortikultura, Badan Penyuluh Pertanian Provinsi Kalimantan

Tengah, 2007, h. 23. 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14

Indeks Dominansi Lahan Daun Bawang

(61)

Gambar 4.15 dapat diketahui bahwa secara umum dominasi ordo

Diptera lebih tinggi di bandingkan dengan ordo yang lainnya. Serta ordo

Hymenoptera dan ordo Lepidoptera yang memiliki indeks dominansi membawahi indeks dominansi ordo Diptera. Jika dilihat dari sifat serangga, ordo Diptera dan Hymenoptera tergolong dalam serangga karnivora atau serangga parasit terhadap serangga lain. Sehingga keberadaan ordo seperti Coleoptera, Dermaptera, Homoptera, dan

Orthoptera menjadi sedikit. Perkembangan serangga pun cenderung stabil karena kepadatan serangga pada lahan daun bawang tergolong sedang.

3. Proporsi Keseluruhan Serangga

Hasil penelitian dengan menggunakan metode trapping diketahui bahwa pada wilayah agroekosistem Kelurahan Kalampangan Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya adalah sebanyak 9 ordo dari kelas Insecta

yang terdiri dari 20 familia. Yang terbagi atas ordo Coleoptera (4 familia),

Dermaptera (1 familia), Diptera (4 familia), Hemiptera (1 familia),

Homoptera (2 familia), Hymenoptera (3 familia), Lepidoptera (1 familia),

(62)

Berikut diagram proporsi keseluruhan serangga berdasarkan taksonominya.

Gambar 4.17 Diagram Batang Proporsi Keseluruhan Serangga Berdasarkan Taksonomi.

Gambar 4.16 dapat diketahui bahwa secara umum jumlah serangga berdasarkan proporsi taksonominya di wilayah agroekosistem Kelurahan Kalampangan Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya didominasi oleh ordo Diptera dan Hymenoptera.

Anggota dari Hymenoptera sebagian besar berperan sebagi predator atau sebagai parasitoid, sedangkan anggota dari Diptera sebagian besar berperan sebagai scavenger atau juga sebagai hama.152

152 Donald J. Borror, Charles A. Triplehorn, Norman F. Johnson, Pengenalan Pelajaran Serangga, Penerjemah Soetiyono Partosoedjono, Yogyakarta : UGM Press, 1992.

86 115 5 317 1 13 252 153 3 128 0 50 100 150 200 250 300 350

Diagram Proporsi Keseluruhan Serangga

Berdasarkan Taksonomi

Total Serangga yang diperoleh

Gambar

Gambar Hasil Penelitian  Gambar Pembanding
Gambar Hasil Penelitian  Gambar Pembanding
Gambar Hasil Penelitian  Gambar Pembanding
Gambar Hasil Penelitian  Gambar Pembanding
+7

Referensi

Dokumen terkait

Not Verified IUIPHHK UD Fira Karya Mandiri tidak memiliki Nomor Induk Kepabean (NIK) dan tidak melakukan ekspor produksinya yang berupa kayu gergajian karena sesuai

Salah satu usaha yang dapat dilakukan pada proses pembuatan batik yang ramah lingkungan adalah dengan menggunakan pewarna yang terbuat dari bahan-bahan alami.. Tidak seperti

Hal itu terlihat dari atribut inovasi keunggulan relatif yaitu inovasi ini memiliki keunggulan yang berupa kecepatan waktu para penumpang untuk mencetak tiket,

Sub-CP Mata kuliah (Sub-CPMK) adalah kemampuan yang dijabarkan secara spesifik dari CPMK yang dapat diukur atau diamati dan merupakan kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap

Proses pembelajaran dengan kegiatan bermain peran dengan tema Profesi untuk meningkatkan kepercayaan diri anak pada siklus I ini tentunya sesuai dengan masalah yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan materi layanan orientasi berbasis media blog yang berisi mengenai informasi tentang sekolah dan bimbingan

pada tahun 1910 (Swiss); Georg Schwarzenberger pada tahun 1950 (Jerman); Gerhard Mueller pada tahun 1965 (Jerman); J.P. Secara ringkas hukum pidana internasional