• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sustainability Report

Menurut Heemskerk, Pistorio dan Scicluna (2002:7) sustainability report didefinisikan sebagai berikut:

“as public reports by companies to provide internal and external stakeholders with a picture of corporate position and activities on economic, environmental and social deminsions. In short, such reports attempt to describe the company’s contribution towards sustainable development.”

Berdasarkan pengertian sustainability report diatas dapat diterjemahkan bahwa sustainability report adalah laporan publik yang disusun oleh perusahaan untuk menyediakan pemangku kepentingan internal dan eksternal mengenai gambaran posisi dan aktivitas perusahaan pada dimensi ekonomi, lingkungan dan sosial. Ringkasnya, upaya pelaporan untuk mendeskripsikan kontribusi perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan. Sedangkan Elkington (1997) mendefinisikan sustainability report sebagai berikut:

“Sustainability report berarti laporan yang memuat tidak saja informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non keuangan yang terdiri dari informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang memungkinkan

per-usahaan bisa bertumbuh secara berkesinambung-an (sustainable

performance).”

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, sustainability report adalah bentuk laporan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengungkapkan dan mengkomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal mengenai kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial perusahaan sebagai

(2)

upaya untuk mendeskripsikan kontribusi perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan yang memungkinkan perusahaan dapat bertumbuh secara berkesinambungan.

Seiring dengan pengembangan keberlanjutan usaha/bisnis suatu industri, laporan keberlanjutan (sustainability reporting) merupakan hal utama yang harus dilaporkan secara rutin setiap setahun sekali, dengan mencakup tiga aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Laporan berkelanjutan merupakan bentuk tanggung jawab yang harus dilaporkan secara berkala kepada publik, sehingga masyarakat dapat turut serta dalam menilai kinerja sebuah industri (Muliaman dan Istiana, 2015:257).

Laporan berkelanjutan (sustainability reporting) merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban stakeholder terhadap kinerja organisasi. Laporan tersebut menggambarkan informasi terkait kondisi ekonomi, lingkungan hidup dan dampak sosial masyarakat suatu industri atau perusahaan dan bukan merupakan laporan corporate social responsibility saja. Sebuah laporan

berkelanjutan harus memberikan representasi yang seimbang dan

berkesinambungan termasuk kontribusinya, ditinjau dari sisi postif maupun negatif (Muliaman dan Istiana, 2015:258).

Menurut Heemskerk, Pistorio, dan Scicluna (2002:15) sustainability report memiliki banyak manfaat bagi perusahaan yang membuat dan melaporkannya ke publik, yaitu sebagai berikut:

(3)

Saluran informasi sustainability report yang berkaitan dengan pemangku kepentingan (pemegang saham, anggota masyarakat lokal, pemerintah, pejabat, LSM, dll) dapat meningkatkan visibilitas perusahaan dengan demikian membantu untuk menunjukkan transparansi.

2. Meningkatkan Reputasi (Enhaching Reputation)

Sustainability report dapat membantu untuk membangun reputasi yang lebih jangka panjang, selain itu akan memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value, saham, dan loyalitas pelanggan. Hal ini menunjukkan bagaimana kinerja menyokong retorika.

3. Perbaikan yang Terus-Menerus (Continuous Improvement)

Sustainability report mendukung perbaikan terus menerus. Pelaporan meminta manajemen senior untuk mengambil tindakan demi kemajuan lebih lanjut, yang akan dilaporkan pada tahun berikutnya.

4. Mendorong Inovasi (Encouraging Innovation)

Sustainability report dapat merangsang pemikiran dan kinerja terdepan, sehingga membantu perusahaan tetap kompetitif.

5. Kesadaran Akan Risiko (Risk Awareness)

Sustainability report dapat mencerminkan bagaimana risiko manajer perusahaan.

6. Memperbaiki Sistem Manajemen (Improving Management System)

Sustainability report dapat mendorong dan memfasilitasi penerapan sistem manajemen yang lebih ketat dan kuat untuk menangani dampak

(4)

lingkungan, ekonomi dan sosial yang lebih baik. Singkatnya, dapat menuntun pengumpulan yang lebih baik dari data yang benar.

7. Meningkatkan Kesadaran, Memotivasi dan Menyelaraskan Karyawan,

aerta Menarik Bakat (Raising Awareness, Motivating and Aligning Staff, and Attarcting Talent)

Sustainability report dapat membantu perusahaan dalam mendemonstrasikan bagaimana hidup sampai pada nilai-nilai bisnis dan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan dan sosial, baik secara internal dan di pasar tenaga kerja eksternal.

8. Menarik Modal Jangka Panjang dan Kondisi Pembiayaan yang

Menguntungkan (Attracting Long-Term Capital and Favorable Financing Conditions)

Sustainability report membantu untuk menarik pemegang saham dengan horizon jangka panjang dan dapat membantu untuk memperbaiki premi risiko yang lebih rendah dari pemodal atau asuransi

9. Menciptakan Nilai Keuangan (Creating Financial Value)

Sustainability report secara tidak langsung cenderung mencerminkan kemampuan dan kesiapan perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang saham jangka panjang pada aset tidak berwujud mereka.

10. Mempertahankan Lisensi Untuk Operasi (Maintaining License to Operate) Sustainability report dapat memberikan dasar yang kuat untuk dialog dan diskusi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders), sehingga

(5)

membantu untuk mempertahankan atau memperkuat lisensi perusahaan untuk beroperasi.

Prinsip Pelaporan berperan penting untuk mencapai transparansi pelaporan keberlanjutan dan oleh karenanya harus diterapkan oleh semua organisasi ketika menyusun laporan keberlanjutan. Panduan Penerapan menjelaskan proses wajib yang harus diikuti oleh sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan agar sesuai dengan Prinsip-prinsip Pelaporan. Prinsip-prinsip tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu (GRI G4, 2013: 16-18) :

1. Prinsip-prinsip untuk Menentukan Konten Laporan

Prinsip-prinsip untuk Menentukan Konten Laporan menjelaskan proses yang harus diterapkan untuk mengidentifikasi apa konten laporan yang harus dibahas dengan mempertimbangkan aktivitas, dampak, dan harapan serta kepentingan yang substantif dari para pemangku kepentingannya. Prinsip-prinsip ini dirancang untuk digunakan secara bersamaan guna menentukan konten laporan.

a. Pelibatan Pemangku Kepentingan

Organisasi harus mengidentifikasi para pemangku kepentingannya, dan menjelaskan bagaimana organisasi telah menanggapi harapan dan kepentingan wajar dari mereka.

b. Konteks Keberlanjutan

Laporan harus menyajikan kinerja organisasi dalam konteks keberlanjutan yang lebih luas.

(6)

Laporan harus mencakup aspek yang mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan dari organisasi; atau secara substansial memengaruhi asesmen dan keputusan pemangku kepentingan

d. Kelengkapan

Laporan harus berisi cakupan aspek material dan boundary, cukup untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan, serta untuk memungkinkan pemangku kepentingan dapat menilai kinerja organisasi dalam periode pelaporan.

2. Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan

Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan memberikan arahan berupa pilihan-pilihan untuk memastikan kualitas informasi dalam laporan keberlanjutan, termasuk penyajian yang tepat. Kualitas informasi adalah hal yang penting untuk memungkinkan para pemangku kepentingan dapat membuat asesmen kinerja yang masuk akal serta mengambil tindakan yang tepat.

Kumpulan Prinsip ini memandu pilihan-pilihan untuk memastikan kualitas informasi dalam laporan keberlanjutan, termasuk penyajian yang tepat. Keputusan yang berkaitan dengan proses persiapan informasi dalam laporan harus konsisten dengan Prinsip-prinsip ini. Semua Prinsip-prinsip tersebut merupakan hal yang mendasar untuk mencapai transparansi. Kualitas informasi adalah hal yang penting untuk memungkinkan para

(7)

pemangku kepentingan dapat membuat asesmen kinerja yang logis dan masuk akal, serta mengambil tindakan yang tepat.

a. Keseimbangan

Laporan harus mencerminkan aspek-aspek positif dan negatif dari kinerja organisasi untuk memungkinkan dilakukannya asesmen yang beralasan atas kinerja organisasi secara keseluruhan.

b. Komparabilitas

Organisasi harus memilih, mengumpulkan, dan melaporkan informasi secara konsisten. Informasi yang dilaporkan harus disajikan dengan cara yang memungkinkan para pemangku kepentingan menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu, dan yang dapat mendukung analisis relatif terhadap organisasi lain.

c. Akurasi

Informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci bagi para pemangku kepentingan untuk dapat menilai kinerja organisasi.

d. Ketepatan Waktu

Organisasi harus membuat laporan dengan jadwal yang teratur sehingga informasi tersedia tepat waktu bagi para pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang tepat.

e. Kejelasan

Organisasi harus membuat informasi tersedia dengan cara yang dapat dimengerti dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan yang menggunakan laporan.

(8)

f. Keandalan

Organisasi harus mengumpulkan, mencatat, menyusun, menganalisis, dan mengungkapkan informasi serta proses yang digunakan untuk menyiapkan laporan agar dapat diuji, dan hal itu akan menentukan kualitas serta materialitas informasi.

Berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) pengungkapan

sustainability report terdiri dari dua standar yaitu:

1. Pengungkapan Standar Umum

Pengungkapan Standar Umum berlaku untuk semua organisasi yang menyiapkan laporan keberlanjutan. Bergantung pada pilihan organisasi pada opsi yang ‘sesuai’, organisasi harus mengidentifikasi

Pengungkapan Standar Umum yang wajib untuk dilaporkan.

Pengungkapan Standar Umum dibagi menjadi tujuh bagian yaitu sebagai berikut (GRI G4, 2013:24):

a. Strategi dan Analisis

Pengungkapan standar berikut ini memberikan gambaran strategis umum tentang keberlanjutan organisasi, untuk memberikan konteks pada bagian laporan selanjutnya yang lebih detail dibandingkan bagian-bagian dalam pedoman. Strategi dan analisis dapat diambil dari informasi yang ada pada bagian lain dalam laporan, namun sebenarnya dimaksudkan untuk memberikan wawasan tentang topik strategis bukan sekadar ringkasan konten laporan.

(9)

Pengungkapan Standar ini merupakan gambaran keseluruhan mengenai karakteristik organisasi, untuk memberikan konteks bagi rincian-rincian dalam laporan dibandingkan dengan bagian-bagian yang ada dalam Pedoman.

c. Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi

Pengungkapan standar ini memberikan gambaran keseluruhan tentang proses yang telah diikuti oleh organisasi untuk menentukan konten laporan, aspek material dan boundary teridentifikasi, serta pernyataan ulang.

d. Hubungan dengan Pemangku Kepentingan

Pengungkapan standar tersebut merupakan gambaran keseluruhan tentang hubungan dengan pemangku kepentingan organisasi selama periode pelaporan. Pengungkapan standar ini tidak hanya terbatas pada keterlibatan yang dilakukan untuk tujuan penyusunan laporan. e. Profil Laporan

Pengungkapan standar ini menyajikan gambaran keseluruhan tentang informasi dasar mengenai laporan, indeks konten GRI, dan pendekatan untuk memperoleh assurance eksternal.

f. Tata Kelola

Pengungkapan standar ini memberikan gambaran keseluruhan tentang: 1) Struktur tata kelola dan komposisinya

2) Peran badan tata kelola tertinggi dalam menetapkan tujuan, nilai, dan strategi organisasi

(10)

3) Kompetensi dan evaluasi kinerja badan tata kelola tertinggi 4) Peran badan tata kelola tertinggi dalam manajemen risiko 5) Peran badan tata kelola tertinggi dalam pelaporan keberlanjutan 6) Peran badan tata kelola tertinggi dalam mengevaluasi kinerja

ekonomi, lingkungan, dan sosial 7) Remunerasi dan insentif

g. Etika dan Integritas

Pengungkapan standar ini merupakan gambaran keseluruhan tentang: 1) Nilai, prinsip, standar, dan norma di organisasi

2) Mekanisme internal dan eksternal untuk memperoleh masukan mengenai perilaku etis dan taat hukum

3) Mekanisme internal dan eksternal untuk melaporkan

permasalahan tentang perilaku yang tidak etis atau melanggar hukum dan masalah integrita

2. Pengungkapan Standar Khusus

Laporan keberlanjutan organisasi menyajikan informasi terkait dengan aspek material, yaitu aspek yang dampaknya diidentifikasi sebagai penting bagi organisasi. aspek material adalah aspek yang mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi yang signifikan; atau yang secara nyata memengaruhi asesmen dan pengambilan keputusan para pemangku kepentingan.

Prinsip-prinsip pelaporan untuk menentukan konten laporan telah dirancang untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi aspek

(11)

material dan boundary dan untuk menunjukkan di mana pengaruhnya dapat diidentifikasi sebagai penting. Informasi yang dilaporkan untuk setiap aspek material teridentifikasi dapat diungkapkan sebagai Pengungkapan Pendekatan Manajemen dan sebagai Indikator. Dimensi keberlanjutan ekonomi terkait dengan dampak organisasi terhadap keadaan ekonomi dari para pemangku kepentingannya, dan terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. Hal ini tidak berfokus pada kondisi keuangan organisasi. Pedoman ini mengatur Pengungkapan Standar Khusus ke dalam tiga kategori yaitu (GRI G4, 2013:43):

a. Ekonomi: Kinerja ekonomi, keberadaan di pasar, dampak ekonomi tidak langsung, dan praktik pengadaan.

b. Lingkungan: Bahan, energi, air, keanekaragaman hayati, emisi, Efluen dan limbah, produk dan jasa, kepatuhan, transportasi, lain-lain, asesmen pemasok atas lingkungan, serta mekanisme pengaduan masalah lingkungan.

c. Sosial dibagi menjadi empat sub-kategori, yaitu:

1) Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja:

Kepegawaian, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, pelatihan dan pendidikan, keberagamaan dan kesetaraan peluang, kesetaraan remunerasi perempuan dan laki-laki, asesmen pemasok atas praktik ketenagakerjaan, serta mekanisme pengaduan masalah ketenagakerjaan.

(12)

2) Hak Asasi Manusia: Investasi, non-diskriminasi, kebebasan berserikat dan perjanjian kerja bersama, pekerja anak, pekerja paksa atau wajib kerja, praktik pengamanan, hak adat, asesmen, asesmen pemasok atas hak asasi manusia, serta mekanisme pengaduan masalah hak asasi manusia.

3) Masyarakat: Masyarakat lokal, anti-korupsi, kebijakan publik, anti persaingan, kepatuhan, asesmen pemasok atas dampak pada masyarakat, dan mekanisme pengaduan dampak terhadap masyarakat.

4) Tanggung Jawab atas Produk: Kesehatan dan keselamatan

pelanggan, pelabelan produk dan jasa, komunikasi pemasaran, privasi pelanggan, dan kepatuhan.

Berdasarkan uraian diatas, pengungkapan sustainability report dapat diukur dengan menggunakan Sustainability Report Disclosure Index (SDRI) (Yohanes dan Josua, 2013). Sustainability Report Disclosure Index menilai tanggungjawab sosial yang sesuai dengan kriteria Global Reporting Initiative (GRI) G4 Guidelines yang meliputi tiga dimensi yaitu ekonomi yang dinilai dari 4 aspek yang menghasilkan 9 item, lingkungan yang dinilai dari 12 aspek yang menghasilkan 34 item dan terakhir dimensi sosial yang dibagi menjadi empat sub kategori yaitu, praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja yang dinilai dari 8 aspek yang menghasilkan 16 item, hak asasi manusia dinilai dari 10 aspek yang menghasilkan 12 item, masyarakat dinilai dari 7 aspek yang menghasilkan 11 item dan tanggungjawab atas produk dinilai dari 4 aspek yang menghasilkan 9 item.

(13)

Secara keseluruhan terdapat 91 item asesmen sustainability report berdasarkan GRI G4 Guidelines.

Perhitungan SRDI dilakukan dengan memberikan skor 1 jika suatu item diungkapkan, dan 0 jika tidak diungkapkan. Setelah dilakukan pemberian skor pada seluruh item, skor tersebut kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total skor untuk setiap perusahaan. Formula untuk perhitungan SRDI adalah sebegai berikut:

SRDI = 𝑛

𝑘

Dimana:

SRDI : Sustainability Report Disclosure Index perusahaan

n : jumlah item yang diungkapkan perusahaan

k : jumlah item yang diharapkan

2.2 Kinerja Keuangan

Menurut Irham (2012:2), pengertian kinerja keuangan adalah sebagai berikut:

“Suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar”.

Kinerja keuangan menurut Munawir (2010:30) didefinisikan sebagai berikut: “Kinerja keuangan merupakan satu diantara dasar penilaian mengenai kondisi perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan.”

Sedangkan menurut Blocher, Stout dan Cokins (2011:18) kinerja keuangan adalah:

(14)

“Mengukur profitabilitas dan nilai pasar , diantaranya, sebagai indikator seberapa baik perusahaan memuaskan pemilik dan pemegang saham.”

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, kinerja keuangan adalah suatu penilaian mengenai kondisi perusahaan untuk mengetahui seberapa baik perusahaan dapat memuaskan pemangku kepentingan terutama pemilik dan pemegang saham yang dilakukan berdasarkan analisis rasio keuangan.

Penilaian kinerja setiap perusahaan adalah berbeda-beda karena itu tergantung pada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Jika perusahaan tersebut bergerak pada bisnis sektor pertambanganmaka itu berbeda dengan perusahaan yang bergerak pada bisnis pertanian serta perikanan. Maka disini ada 5 (lima) tahap dalam menganalisis kinerja keuangan sutau perusahaan secara umum, yaitu (Irham, 2012:3-4):

1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.

Review disini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

2. Melakukan perhitungan.

Penerapan metode perhitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisi yang diinginkan.

(15)

Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode yang paling umum dipergunakan untuk melakukan perbandingan ini ada dua yaitu:

a. Time saries analysis, yaitu membandingkan secara antarwaktu atau antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik. b. Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap

hasil hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara bersamaan.

Dari hasil penggunaan kedua metode ini diharapkan nantinya akan dibuat satu kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan tersebut berada dalam kondisi sangat baik, baik, sedang, normal, tidak baik dan sangat tidak baik.

4. Melakukan Penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukakan.

Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah setelah dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang dialami oleh perbankan tersebut.

5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai

(16)

Pada tahap terakhir ini setelah ditemuka permasalahan yang dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau masukan agar apa yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.

Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. Dari rasio ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. (Kasmir, 2013:104)

Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah diterapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memeperdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Menurut J. Fred Weston, bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut (Kasmir, 2013:106-107):

1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Solvabilitas 3. Rasio Aktivity 4. Rasio Profitabilitas 5. Rasio Pertumbuhan 6. Rasio Penilaian

Peneliti membatasi penilaian kinerja keuangan dalam penelitian ini hanya dengan menggunakan rasio profitabilitas saja. Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu peruasahaan. Hal

(17)

ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah pengguna rasio ini menunjukan efesiensi peruasahaan (Kasmir, 2013: 196).

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu (Kasmir, 2013:197-198):

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu;

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang;

3. Untuk menilai perkembangan lab dari waktu ke waktu;

4. Untuk menilai besrnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri; 5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri;

6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal sendiri.

Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah (Kasmir, 2013:199):

1. Profit margin (profit margin on sales) 2. Return on investment (ROI)

3. Return on equity (ROE) 4. Laba per lembar saham

Peneliti membatasi jenis rasio profitabilitas yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan pada penelitian ini. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam

(18)

penelitian ini yaitu Return on Asset. Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return on Invesment (ROI) atau Return On total Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya (Kasmir, 2013:201-202). Menurut Fakhruddin (2008:170), ROA adalah:

“Suatu indikator keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas total asset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar rasio ini semakin baik, karena manajemen perusahaan mampu menghasilkan laba sebaik mungkin atas asset yang dimiliki.”

Rumus untuk mencari return on assets dapat digunakan sebagai berikut:

Return On Assets (ROA) = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

2.3 Kerangka Pemikiran

2.3.1 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Kinerja Keuangan

Menurut Hirigoyen, Chant-Hall dan Reid (2005:9) menyatakan bahwa kinerja dimensi pembangunan keberlanjutan yang diungkapkan dalam sustainability report mempengaruhi kinerja keuangan. Sustainability reporting akan meningkatkan transparansi perusahaan yang berdampak pada peningkatan kepercayaan investor dan kinerja keuangan (Martha, 2009). LeBlanc dan DeRose (2013: 13) menyatakan bahwa pengungkapan sustainability report secara sukarela yang dilakukan oleh perusahaan menyediakan investor informasi yang lebih

(19)

transparan terhadap kebijakan pemerintah sendiri dan pengungkapan berkolerasi positif terhadap pengembalian asset (return on assets) dan arus kas dari operasi. Semakin luas pengungkapan sustainability report yang dilakukan oleh perusahaan maka akan meningkatkan ROA perusahaan satu tahun yang akan datang (Josua dan Hatane, 2014). Hal ini diperkuat lagi dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jenia (2011), Annisa dan Wiwin (2012), Komang dan I Putu (2015) serta

Rita (2016) yang menyatakan bahwa pengungkapan sustainability report

mempengaruhi kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Berdasarkan penelitian tersebut telah terbukti bahwa pengungkapan sustainability report berpengaruh signifikan terhadap ROA dengan arah positif.

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2015:99) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan, maka dapat ditarik suatu hipotesis dari penelitian ini:

Pengungkapan Sustainability Report

(X)

(Heemskerk, Pistorio dan Scicluna, 2002:7)

Kinerja Keuangan (Y)

(Blocher, Stout dan Cokins, 2011:18)

Gambar 2.1

(20)

“Terdapat pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap kinerja keuangan.”

Referensi

Dokumen terkait

Timbulnya demam pada malaria dihubungkan dengan sporulasi (pecahnya eritrosit dan keluarnya merozoit ke dalam cairan darah) sehingga parasit beserta partikel lainnya yang

fluida yang dihasilkan prototype turbin pelton Dari gambar grafik hubungan diatas, diperoleh debit aliran fluida yang bervariasi dari ketiga penggunaan nozzle dan

Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta

Berbeda dengan kebutuhan listrik mini dari perusahaan terbuka maupun pengalaman luar biasa ia pegang hingga proses panjang sesuai ketentuan peraturan sektoral perusahaan dengan

Hasil analisis bivariat konsumsi vitamin C dari sayur dan buah dengan kadar hemoglobin pada remaja putri di SMAN 1 Mojolaban dapat dilihat pada Tabel 9..

[r]

Sejalan dengan itu, tujuan pendidikan progresivisme harus mampu memberikan keterampilan dan alat-alat yang bermanfaat untuk berinteraksi dengan lingkungan yang

Berdasarkan data yang telah dihimpun dari responden, hasil output perbaikan citra digital lebih unggul menggunakan metode HE namun apabila user kurang puas dengan