• Tidak ada hasil yang ditemukan

Devi Indraswari, Hanggoro Pamungkas Universitas Bina Nusantara, Jln. Kebon Jeruk Raya No. 9, (62-21) /

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Devi Indraswari, Hanggoro Pamungkas Universitas Bina Nusantara, Jln. Kebon Jeruk Raya No. 9, (62-21) /"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN, PERHITUNGAN

PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN DAN

PAJAK KELUARAN TERHADAP

PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN

NILAI (PPN) (STUDI pada PT.PERKEBUNAN

NUSANTARA VIII)

Devi Indraswari, Hanggoro Pamungkas

Universitas Bina Nusantara, Jln. Kebon Jeruk Raya No. 9, (62-21) 5350660/5350644

[email protected]

ABSTRAK

PT. Perkebunan Nusantara VIII merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan.Dalam peruses kegiatan perusahaan terdapat hak dan kewajiban pajak, salah satunya Pajak Pertambahan Nilai. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak penjualan yang dipungut atas dasar nilait ambah yang timbul pada setiap transaksi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui penerapan penerapan PPN, ada tiga hal berhubungan dengan PPN yaitu system perhitungan, system pemungutan dan system Pelaporan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini di dapat dari bagian perpajakan dan keuangan serta dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian.Dari hasil penelitian menunjukan Bahwa Perusahaan telah menerapkan mekanisme pajak pertambahan nilai mulai dari perhitungan, penyetoran, sampai pelaporan setiap bulannya sesuai dengan undang-undang. Perusahaan telah melaporkan seluruh pengkreditan pajak keluaran dan pajak masukan dengan menggunakan SPT MasaPPN dandalambentukformulir 1111 besertalampiran SPT Masa PPN dan tidak melebihi batas waktu yang ditetapkan.

Kata kunci: PajakPertambahanNilai, Perhitungan,Pelaporan

ABSTRACT

PT. Perkebunan Pusantara VIII is a company engaged in the plantation. In peroses activities of the company are the rights and obligations of tax, one of which VAT. Value Added Tax (VAT) is a sales tax that is levied on the basis of the added value arising on each transaction. The study was conducted to determine the application of VAT implementation, there are three things that relate to the VAT calculation system, voting system and reporting system.The analysis method used in this study is qualitative. Source of data in this study can be from the taxation and finance as well as other documents related to the study.The results of the study indicate that the Company has applied the mechanism of value-added tax from the calculation, deposit, up to reporting every month in accordance with the law. The Company has reported all over the crediting of output tax and input tax using the VAT return period and in a form with attachments 1111 VAT return period and do not exceed the time limit set.

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia berada di kawasan tropis, ini yang membuat Indonesia selalu disinari matahari sepanjang tahun. Di Indonesia hanya memiliki 2 musim dalam setahun yaitu musim kemarau dan hujan. Negara yang memiliki iklim tropis pada umumnya dilimpahi alam yang luar biasa. Intensitas hujan tinggi akan membuat tanah menjadi subur. Sehingga potensi pertanian dan perkebunan Indonesia sangat berkembang. Indonesia juga di sebut Negara kepulauan, karena bidang kelautan yang juga berlimpah.

Kawasan Indonesia yang sangat berpotensial dalamSektor perkebunan, membuat Indonesia menjadi pelaku kegiatan bisni agribisnis yang unggul. Saat ini kegiatan usaha sektor perkebunan yaitu, 15 BUMN yang tergabung didalamnya, yang terdiri dari PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) I hingga XIV dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT. RNI), atas kepemilikan lahan yang tersebar di Indonesia.

Dalam setiap kegiatan usaha yang dilakukan, pasti terdapat unsur perpajakan. Pajak adalah salah satu sumber pemasukan Negara yang menjadi sumber dana anggaran pendapatan dan belanja Negara. Walaupun selain pajak ada sumber lain yang menjadi sumber APBN. Untuk itu, pemerintah cukup mengerahkan daya dan pikiran untuk menyelenggarakan kegiatan perpajakan dengan efektif dan efisien terdapat beberapa jenis pajak yang berlaku di Indonesia

Salah satu jenis perpajakan yang terdapat dalam sektor perkebunan diantaranya ialah, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) . (Christina,2011) “Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas penyerahan barang/jasa di daerah pabean yang dilakukan oleh pabrik, penyalur utama atau agen utama,importer. Pemegang hak paten/merek dagang dari barang/jasa kena pajak.” .

Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dilaksanakan berdasarkan Sistem Faktur, sehingga atas penyerahan barang dan atau penyerahan jasa wajib dibuat Faktur Pajak sebagai bukti transaksi penyerahan barang dan atau penyerahan jasa yang terutang pajak. Pengusaha Kena Pajak (PKP) hanya diharuskan membayar kepada Negara sebesar selisih antara PPN yang dipungut dari Pembeli BKPdan atau Penerima JKP (Pajak Keluaran) dengan PPN yang dibayar kepada Penjual BKP dan/ pemberi JKP (Pajak Masukan).

Seorang Pengusaha Kena Pajak (PKP) akan dipungut PPN dari barang atau jasa yang dibeli dan diproleh untuk keperluan usahanya, pajak yang telah bayar pada saat pembelian atau perolehan barang atau jasa tersebut merupakan Pajak Masukan.

PKP wajib menghitung jumlah pajak yang terutang dan melaporkan KPP. dalam mengitung jumlah pajak yang terutang PKP harus mengitung selisih antara Pajak Keluaran dan Pajak Masukan, apabila pajak keluaran lebih besar dari pada pajak masukan maka selisih merupakan jumlah pajak yang di setor dan dilaporkan KPP. Dan apabila pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran maka selisih merupakan hak PKP untuk meminta kembali dikompensas ikan dengan jumlah pajak yang terutang dalam masa pajak berikutnya

Industri perkebunan juga tidak luput dari kewajiban membayar pajak pertambahan nilai atas aktivitas produksi maupun transaksi yang dilakukan. Biasanya perusahaan melalukan 2 jenis transaksi, yaitu penyerahan Tanaman Buah segar dan pengelolahan hasil tanaman menjadi barang produksi. Tanaman buah segar dibebaskan PPN. Sehingga pajak masukan yang terkait dengan penyerahannya pengusaha membebenkan kepada pembiayaan dan tidak dapat dikreditkan.

Sering terjadi sengketa terkait perhitungan pajak masukan antara pengusaha dengan pemerintah atas pajak masukan yang dapat dikreditkan maupun yang tidak dapat dikereditkan. Berdasarkan pembahasan diatas maka penulis mengambil pokok pembahasan “Analisis Penerapan,PerhitunganPengkreditan

Pajak Masukan dan Pajak Keluaran Terhadap Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) (Studipada PT.Perkebunan Nusantara VIII)” yang akan menjelaskan penerapan Pajak Pertambahan

Nilai serta menganalisa bagaimana perhitungan perhitungan pajak masukan yang sesuai dengan ketentuan perpajakan dan peraturan yang berlaku.

(3)

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Bagaimana implementasi penerapan Kebijakan Peraturan Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Perkebunan Nusantaral VIII

2. Apakah perhitungan pengkreditan Pajak Masukan dan Keluaran Pajak Pertambahan Nilai sudah sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia?

3. Apakah penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada PT. Perkebunan Nusantara VIII sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku?

Karakteristik penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis dari penelitiannya kualitatif.

2. Penelitian ini melibatkan analisis perhitungan 3. Dimensi waktu melibatkan urutan waktu.

4. Metode pengumpulan datanya adalah kontak langsung dengan wawancara dan dokumentasi, dan tidak langsung berupa SPT Masa PPN perusahaan .

5. Unit analisisnya yaitu, PT. Perkebunan Nusantara VIII

HASIL DAN BAHASAN

Analisis Pemungutan Pajak Keluaran dan Perlakuan Pajak Masukan

Pemungutan Pajak Keluaran PTPN VIII dimulai pada saatperhitungan besarnya Pajak Pertambahan Nilai yang akan dibebankan kepada pembeli Barang Kena Pajak dan/atau Pengguna Jasa Kena Pajak sehubungan dengan dilaksanakan dan diakuinya transaksi tersebut. Pajak Keluaran yang harus dipungut oleh PTPN VIII , dihitung dengan cara mengalikan Tarif Pajak Pertambahan Nilaisebesar 10% (sepuluh persen) dengan Harga Jual atau Penggantian atau Uang Muka, tergantung nilai mana yang dipakai pada saat Faktur Pajak dibuat.

Setelah proses perhitungan nilai Jasa Kena Pajak selesai dilakukan, maka diterbitkanlah Faktur Pajak atau kwitansi penjualan dan Faktur Pajak Keluaran yang akan diserahkan kepada pihak pelanggan yang bersangkutan. Sebelum Faktur Pajak diserahkan kepada pelanggan, bagian pajak akan menyiapkan dokumen-dokumen pendukung yang terkait dengan transaksi tersebut, yang akan diserahkan ke bagian akuntansi untuk melakukan penagihan kepada pelanggan.

Pajak Pertambahan Nilai disebut terutang apabila timbul Faktur Pajak Keluaran diterbitkan. Faktur Pajak diterbitkan jika pelanggan telah melakukan pembayaran atas transaksi tersebut atau suatu transaksi telah diakui atautelah dilakukan pencatatannya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 13 ayat (1) dan (1a).

Perhitungan pajak terutang dilakukan dengan menjumlahkan total Pajak Keluaran yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Masa berdasarkan Faktur Pajak yang diterbitkan. Berikut analisis atas Pajak Keluaran PT. Perkebunan Nusantara selama tahun 2011, 2012, 2013

Tabel 4.1

(4)

Bulan Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

(Rp)

Pajak Keluaran (Rp)

Pajak Keluaran yang seharusnya dibayar (10% x DPP) (Rp) Selisih Januari 79.818.317.621 7.981.831.762 7.981.831.762 0 Februari 95.256.751.120 9.525.675.112 9.525.675.112 0 Maret 11.034.630.0279 11.034.630.029 11.034.630.028 0 April 79.177.164.791 7.917.716.479 7.917.716.479 0 Mei 91.525.356.240 9.152.535.624 9.152.535.624 0 Juni 99.451.853.618 9.945.185.361 9.945.185.362 0 Juli 93.688.689.191 9.368.868.919 9.368.868.919 0 Agustus 75.745.404.550 7.574.540.455 7.574.540.455 0 September 74.568.292.990 7.456.829.299 7.456.829.299 0 Oktober 74.669.867.200 7.466.986.720 7.466.986.720 0 November 76.673.854.830 7.667.385.483 7.667.385.483 0 Desember 90.276.205.018 9027620502 9.027.620.502 0 Total 1.041.198.057.448 104.119.805.745 104.119.805.745 Tabel 4.2

Analisis Penghitungan Pajak Keluaran Tahun 2012

Bulan Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

(Rp)

Pajak Keluaran (Rp)

Pajak Keluaran yang seharusnya dibayar (10% x DPP) (Rp) Selisih Januari 61.333.274.398 6.133.327.378 6.133.327.440 62 Februari 72.544.160.420 7.254.415.995 7.254.416.042 47 Maret 92.686.621.889 9.268.662.179 9.268.662.189 10 April 91.166.563.431 9.116.658.334 9.116.656.343 1991 Mei 93.462.205.245 9.346.220.519 9.346.220.525 6 Juni 80.140.554.682 8.014.055.457 8.014.055.468 11

(5)

Juli 120.182.433.635 12.018.243.354 12.018.243.364 10 Agustus 34.802.040.695 3.480.204.058 3.480.204.070 12 September 60.607.374.034 6.060.737.386 6.060.737.403 17 Oktober 54.247.747.583 5.424.774.738 5.424.774.758 20 November 60.766.949.631 6.076.694.919 6.076.694.963 44 Desember 41.151.882.646 4.115.188.216 4.115.188.265 49 Total 863.091.808.289 86.309.182.533 86.309.180.830 1703 Tabel 4.3

Analisis Penghitungan Pajak Keluaran Tahun 2013

Bulan Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

(Rp)

Pajak Keluaran (Rp)

Pajak Keluaran yang seharusnya dibayar (10% x DPP) (Rp) Selisih Januari 78.488.123.235 7.848.812.278 7.848.812.324 -45.5 Februari 71.357.246.951 7.135.724.644 7.135.724.695 -51.1 Maret 65.584.887.125 6.558.488.671 6.558.488.713 -41.5 April 100.057.985.289 10.005.789.484 10.005.798.529 -44.9 Mei 80.851.939.556 8.085.193.909 8.085.193.956 -46.6 Juni 61.810.537.021 6.181.053.709 6.181.053.702 6.9 Juli 48.610.444.251 4.861.044.373 4.861.044.425 -52.1 Agustus 47.605.378.230 4.760.537.789 4.760.537.823 -34 September 61.999.565.805 6.199.956.528 6.199.956.581 -52.5 Oktober 71.887.870.378 7.188.786.981 7.188.787.038 -56.8 November 84.919.065.916 8.491.906.553 8.491.906.592 -38.6 Desember 88.740.157.170 8.874.015.717 8.874.015.717 0 Total 861913200927 86.191.310.636 86.191.320.095

Analisis Besarnya Pajak Pertambahan Nilai Kurang atau Lebih Bayar

Perhitungan besarnya Pajak Pertambahan Nilai Lebih Kurang atau Lebih Bayar dilihat dari perhitungan Pajak Keluaran dan Pajak Masukan diatas yang telah dijabarkan. Apabila Pajak Keluaran lebih besar dari

(6)

Pajak Masukan, maka Pajak Pertambahan Nilai Kurang Bayar yang berarti perusahaan berkewajiban membayar kekurangan pembayaran pajak tersebut kepada kas Negara. Sedangkan, apabila Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, maka Pajak Pertambahan Nilai Lebih Bayar yang berarti perusahaan berhak menentukan apakah kelebihan pajak tersebut dapat di kompensasikan ke Masa Pajak berikutnya atau di kembalikan (restitusi)

Dalam Analisis yang dilakukan penulis, Berikut ini akan disediakan penjabaran secara singkat mengenai besarnya Pajak Pertambahan Nilai Kurang Bayar atau Lebih Bayar PT.Perkebunan Nusantara VIII pada Tahun 2011, 2012 dan2013.

Tabel 4.4

Penghitungan Pajak Keluaran dan Pajak Masukan Tahun 2011

Masa Pajak 2011 Pajak Keluaran (Rp) Pajak Masukan (Rp)

Kompensasi(Rp) Kurang Bayar / (Lebih Bayar) (Rp) Januari 7.981.831.762 4.504.966.475 3.476.865.287 Februari 9.525.675.112 4.785.520.122 4.740.154.990 Maret 11.034.630.029 4.597.900.910 15.632.530.939 April 7.917.716.479 8.010.428.750 (92.712.271) Mei 9.152.535.624 9.170.543.199 (18.007.575) Juni 9.945.185.361 10.077.169.320 (131.983.962) Juli 9.368.868.919 8.664.194.606 704.674.313 Agustus 7.574.540.455 7.662.952.556 (88.412.101) September 7.456.829.299 5.378.393.736 331.115.909 2.078.435.563 Oktober 7.466.986.720 4.234.952.384 3.232.034.336 November 7.667.385.483 3.147.873.980 4.519.511.503 Desember 9.027.620.502 5.751.521.695 3.276.098.807 Total 104.119.805.745 75.986.417.733 37.329.189.829 Berdasarkan data diatas dapat kita lihat pada tahun 2011, berdasarkan hasil penghitungan yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara 8 maupun hasil analisa penulis, maka dapat dikatakan bahwa pada periode ini ada kompensasi Pajak Pertambahan Nilai. Pada bulan April, Mei, Juni dan Agustus mengalami Lebih Bayar, maka atas Lebih Bayar tersebut terdapat kompensasi pajak.Pada masa 2011 semua dikompensasikan ada bulan September. Jumlah kompensasi 92712271 + 18007575 + 131983962 + 88412101 = 331115909

Tabel 4.5

Penghitungan Pajak Keluaran dan Pajak Masukan Tahun 2012

(7)

2012 (Rp) (Rp) (Rp) (Lebih Bayar) (Rp) Januari 6.133.327.378 1.984.727.059 4.148.600.319 Februari 7.254.415.995 4.198.189.492 3.056.226.503 Maret 9.268.662.179 4.097.603.790 5.171.058.398 April 9.116.658.334 5.706.846.062 3.409.810.272 Mei 9.346.220.519 6.943.443.718 2.402.776.801 Juni 8.014.055.457 2.588.305.451 5.425.750.006 Juli 12.018.243.354 8.299.976.240 3.718.267.240 Agustus 3.480.204.058 3.877.796.842 (397.592.784) September 6.060.737.386 9.617.013.323 397.592.784 (3.556.275.937) Oktober 5.424.774.738 9.969.464.443 3.556.275.937 (4.544.689.705) November 6.076.694.919 6.224.975.860 454.468.9705 (148.280.941) Desember 4.115.188.216 8.931.595.050 148.280.941 (4.816.406.834) Total 86.309.182.533 72.439.937.330 86.46.839.367 13.869.243.338 Berdasarkan data diatas dapat kita lihat pada tahun 2012, berdasarkan hasil penghitungan yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara 8 maupun hasil analisa penulis, maka dapat dikatakan bahwa pada periode ini terdapat kompensasi Pajak Pertambahan Nilai. Pada masa pajak Agustus, September, Oktober, November, Desember dan pada masa pajak Januari – Juli mengalami Kurang Bayar, maka atas Kurang Bayar tersebut menyetorkanke kas negara. Kompensasi Lebih bayar di kompensasikan pada masa pajak selanjutnya

Tabel 4.6

Penghitungan Pajak Keluaran dan Pajak Masukan Tahun 2013

Masa Pajak 2013 Pajak Keluaran (Rp) Pajak Masukan (Rp) Kompensasi (Rp) Kurang Bayar / (Lebih Bayar) (Rp) Januari 7.848.812.278 7.835.205.827 13.606.451 Februari 7.135.724.644 3.796.855.169 3.338.869.475 Maret 6.558.488.671 6.571.442.203 13.129.930.874 April 10.005.789.484 3.320.932.418 6.684.866.066 Mei 8.085.193.909 6.855.956.161 1.229.237.784 Juni 6.181.053.709 3.536.952.448 2.644.101.261

(8)

Juli 4.861.044.373 3.899.302.035 961.742.338 Agustus 4.760.537.789 2.141.922.588 2.618.615.198 September 6.199.956.528 2.775.794.321 3.424.162.207 Oktober 7.188.786.981 6.039.276.024 1.149.510.957 November 8.491.906.553 5.935.587.737 2.556.318.816 Desember 8.874.015.717 4.143.625.807 4.730.389.910 Total 86.191.310.636 56.852.852.738 42.481.351.337 Berdasarkan data diatas dapat kita lihat pada tahun 2013, berdasarkan hasil penghitungan yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara 8 maupun hasil analisa penulis, maka dapat dikatakan bahwa pada periode ini tidak ada kompensasi Pajak Pertambahan Nilai. Pada tahun 2013 mengalami Kurang Bayar, maka atas Kurang Bayar tersebut menyetorkanke kas negara.

4.7 Ketepatan atau Keterlambatan Dalam Melakukan Setor Pajak dan Lapor Pajak

Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dilakukan setelah penyerahan BKP danpemungutan Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukan oleh perusahaan pada akhir MasaPajak. Dalam hal penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, dimana Wajib Pajak menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terhutang keKPP tempat Wajib Pajak terdaftar sebagai Pengusaha Kena Pajak. Sarana yang digunakan untuk melakukan penghitungan, penyetoran dan pelaporan yaitu SPT Masa PPN.

Berdasarkan Peraturan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184/PMK.03/2007 Pasal 7 ayat (1) menyatakan “Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan, baik yang melakukan pembayaran tersendiri maupun yang ditunjuk sebagai pemotong atau pemungut PPH atau PPN menyampaikan SPT paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah berakhirnya Masa Pajak.”Berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009Pasal 15A ayat (2) yang menyebutkan ’’Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan berikut setelah berakhirnya Masa Pajak.”.Berikut adalah table Penyetor dan Pelaporan periode 2011-2013:

Tabel 4.7

Analisis Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2011

Masa Pajak Tanggal Setor Tanggal Lapor

Nilai Setor Bank Keterangan

Januari 26-02-2011 28-02-2011 3.476.865.287 Mandiri Sesuai Februari 28-03-2011 30-03-2011 4.740.154..990 Mandiri Sesuai Maret 28-04-2011 29-04-2011 15.632.530.939 Mandiri Sesuai April - 30-05-2011 (92.712.271) Mandiri Sesuai Mei - 30-06-2011 (18.007.575) Mandiri Sesuai Juni - 29-07-2011 (131.983.962) Mandiri Sesuai Juli 18-08-2011 31-10-2011 704.674.313 Mandiri Tidak Sesuai

(9)

Agustus - 28-09-2011 (88.412.101) Mandiri Sesuai September 29-10-2011 30-10-2011 2.078.435.563 Mandiri Sesuai Oktober 29-11-2011 30-11-2011 3.232.034.336 Mandiri Sesuai November 28-12-2011 30-12-2011 4.519.511.503 Mandiri Sesuai Desember 27-01-2012 31-01-2012 3.276.098.807 Mandiri Sesuai

Menurut Undang-undang No 42 tahun 2009 Pasal 15A mengatakan bahwa Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak, dan pada Pelaporan dilakukan paling lama 20 hari setelah akhir Masa Pajak. Perusahaan melakukan keterlambatan Lapor pada bulan Juli 2011, seharusnya perusahaan melakukan Pelaporan Pajak pada bulan Agustus 2011, namun perusahaan baru melapor Oktober 2011.

Tabel 4.8

Analisis Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2012

Masa Pajak Tanggal Setor Tanggal Lapor Nilai Setor Bank Keterangan Januari 28-02-2012 28-02-2012 4.148.600.319 Mandiri Sesuai Februari 29-03-2012 28-03-2012 3.056.226.503 Mandiri Sesuai Maret 30-05-2012 30-05-2012 5.171.058.398 Mandiri Tidak Sesuai April 29-05-2012 31-05-2012 3.409.810.272 Mandiri Sesuai Mei 28-06-2012 29-06-2012 2.402.776.801 Mandiri Sesuai Juni 30-07-2012 30-07-2012 5.425.750.006 Mandiri Sesuai Juli 30-08-2012 30-08-2012 3.718.267.240 Mandiri Sesuai Agustus - 28-09-2012 (397.592.784) Mandiri Sesuai September - 30-10-2012 (3.556.275.937) Mandiri Sesuai Oktober - 29-11-2012 (4.544.689.705) Mandiri Sesuai November - 28-12-2012 (148.280.941) Mandiri Sesuai Desember - 28-01-2013 (4.816.406.834) Mandiri Sesuai

Pada Masa Januari – Juli 2012 penulis mengacu pada Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009 dan Masa Agustus – Desember 2012, penulis mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184/PMK.03/2007.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat dilihat bahwa SPT Masa Agustus – Desember 2012 mengalami Lebih Bayar PPN maka PT. Perkebunan Nusantara VIII tidak melakukan penyetoran.

(10)

Analisis Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2013

Masa Pajak Tanggal Setor Tanggal Lapor

Nilai Setor Bank Keterangan

Januari 28-02-2013 28-02-2013 13.606.451 Mandiri Sesuai Februari 28-03-2013 28-03-2013 3.338.869.475 Mandiri Sesuai Maret 30-04-2013 30-04-2013 13.129.930.874 Mandiri Sesuai April 30-05-2013 31-05-2013 6.684.866.066 Mandiri Sesuai Mei 28-06-2013 01-07-2013 1.229.237.784 Mandiri Tidak Sesuai Juni 29-07-2013 30-07-2013 2.644.101.261 Mandiri Sesuai Juli 29-08-2013 30-08-2013 961.742.338 Mandiri Sesuai Agustus 26-09-2013 26-09-2013 2.618.615.198 Mandiri Sesuai September 31-10-2013 31-10-2013 3.424.162.207 Mandiri Sesuai Oktober 29-11-2013 29-11-2013 1.149.510.957 Mandiri Sesuai November 29-12-2013 16-01-2014 2.556.318.816 Mandiri Tidak Sesuai Desember 30-01-2014 15-01-2014 4.730.389.910 Mandiri Sesuai

Pada bulan Mei perusahaan melakukan keterlambatan Pelaporan Pajak. Seharusnya paling lambat tanggal 31 Juni 2012 tapiperusahaan baru melakukan Pelaporan Pajak tanggal 1 Juli 2013. Dan pada Bulan November terlambat melakukan Pelaporan Pajak, seharusnya akhir bulan Desember akan tetapi perusahaan baru melakukan Pelaporan Pajak 16 Januari 2014 Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dilakukanpaling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak, dan pada Pelaporan dilakukan paling lama 20 hari setelah akhir Masa Pajak.

Sanksi atas Keterlambatan penyetoran dan Pelaporan

Sanksi Keterlambatan Penyetoran dan Pelaporan Tahun 2011

Pada tahun 20111 PT. Perkebunan Nusantara VIII dalam melakukan penyetoran dan pelaporan telah sesuai. Hanya pada Masa Juli 2011, PT. Perkebunan Nusantara VIII dalam melakukan penyetoran telah sesuai yaitu pada Agustus 29 2011, namun telat melakukan pelaporan hingga bulan oktober 2011

Sanksi Keterlambatan Penyetoran dan Pelaporan Tahun 2012

Pada tahun 2012 PT. Perkebunan Nusantara VIII dalam melakukan penyetoran dan pelaporan telah sesuai di setiap bulannya. Pada Masa Maret 2012,PT. Perkebunan Nusantara VIII dalam melakukan penyetoran dan pelaporan tidak sesuai yaitu pada Mei 2012. Keterlambatan setor 5171058398 x 2% = 103421168 dan lapor 500.000

(11)

Sanksi Keterlambatan Penyetoran dan Pelaporan Tahun 2013

Pada Masa 2013,PT. Perkebunan Nusantara VIII dalam melakukan penyetoran dan pelaporan telah sesuai. Setiap bulannya. Namun pada Masa Mei dan November 2013, PT. Perkebunan Nusantara VIIIdalam melakukan penyetoran telah sesuai yaitu pada Desember 2013. Namun pelaporan dilakukan pada Januari 2011 sehingga dikenakan sanksi Rp. 500.000.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Setelah mempelajari,menganalisis,dan membahas tentang Pajak Pertambahan Nilai dan penerapannya di dalam PT. Perkebunan Nusantara VIII banyak hal yang dapat disimpulkan. Hal tersebut mungkin merupakan kelebihan yang dapat menambah wawasan, maupun hal-hal yang harus lebih diperhatikan untuk penerapan yang lebih baik atau pun hal-hal yang memerlukan perbaikan dalam penerapannya yang berupa suatu kekurangan. Kekurangan maupun kelebihan tersebut dapat berasal dan dimiliki baik dari kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah maupun oleh perusahaan itu sendiri. Selain itu, juga dapat berasal dari metode perhitungan dan pencatatan atas terjadinya PPN yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII.

Berdasar atas pembahasan dan hasil analisis atas penerapan PPN pada PT. Perkebunan Nusantara VIII dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. PT. Perkebunan Nusantara VIII merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan, terdapat kewajiban pajak salah satunya Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Implementasi PPN pada PT. Perkebunan Nusantara VIII baik dan memadai untuk menghasilkan informasi bagi perusahaan agar dapat melakukan perhitungan pajak yang terutang maupun untuk pelopran SPT Masa PPN.

2. Dalam hal perhitungan Pengkreditan Pajak Masukan dan Keluaran sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Bukti Faktur-faktur pajak yang dimiliki oleh perusahaan telah disimpan dengan rapi, sehingga memudahkan untuk mencek dan menghitung besar pajak yang harus diperhitungkan. Adapun faktur pajak yang cacat telah di perbaiki dan semuanya telah diisi dengan lengkap termasuk tanda tangan, nama lengkap dan jabatan serta cap atau stempel dari perusahaan. 3. Dalam hal pelunasan kewajiban pajak, Pembayaran PT. Perkebunan Nusantara VII tepat pada

waktunya, keterlambatan hanya terjadi pada bulan tertentu. Perusahaan sudah melaporkan secara akurat dalam SPT Masa PPN Masukan maupun PPN Keluarannya. Dalam perhitungan PPN, perusahaan sudah memperhitungkannya dengan benar, telah sesuai dengan DPP yang sebenarnya.

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan sistem perpajakan yang ada sudah baik hanya diperlukan lebih teliti dalam penyampaian SPT agar tidak terjadi pembetulan yang berulang kali untuk mengefisiensikan waktu dan selau mengupdate peraturan yang terbaru terkait perpajakan didalam perusahaan perkebunan.

2. Bagi yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama, disarankan untuk meninjau dari aspek yang berbeda seperti peraturan perpajakan terbaru terhadap industry perkebunan yang masih banyak menjadi pro dan kontra. Terlebih lagi terkait produksi tandan buah segar.

(12)

REFERENSI

Christina. (2011). Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pengaruhnya Terhadap

Laporan Neraca Pada CV. Kamdatu Palembang. STIE MDP Jurusan Akuntansi. HYPERLINK

"http://eprints.mdp.ac.id/704/1/Jurnal%202009210043%20Christina_Mahasiswa.pdf" \t "_blank"

http://eprints.mdp.ac.id/704/1/Jurnal%202009210043%20Christina_Mahasiswa.pdf

Hanum. Zulia, SE, M.Si (2010) Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Perkebunan

Nusantara IV (Persero)

Herrina. dan Syafitri.Lili. (2012),Analisis Perhitungan dan PelaporanPajak Pertambahan Nilai pada CV.

Family.

BIBLIOGRAPHY Ilyas, I. B., & Burthon, R. (2010). Hukum Pajak (Edisi 5 ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Indrawan, R., & Yaniawati, R. P. (2014). Metodologi Penelitian. Refika Aditama.

Lalujan, Cindy. R.E.,(2011) Analisa Penerapan Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Agung UtaraSakti

Manado. HYPERLINK "http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1652/1318" \t

"_blank" http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1652/1318

Onwuchekwa. John. Chika.dan. Aruwa .Suleiman A.S., PhD. (2014) VALUE ADDED TAX AND

ECONOMIC GROWTH IN NIGERIA

Sanni. Abiola. (2012). Current Law and Practice of Value Added Tax in Nigeria Suandy, E. (2014). Perencanaan Pajak (Edisi 5 ed.). Salemba Empat.

Sugiyanto. Aan. Aris. (2013). Evaluasi Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada CV.

Dwi Sejati Manado

Sukardji, U. (2014). Pajak Pertambahan Nilai (Edisi Revisi 2014 ed.). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Waluyo. (2012). Akuntansi Pajak (Edisi 4 ed.). Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara teman sebaya (peer group) (X) dengan prestasi belajar sosiologi siswa (Y) kelas XII IPS SMAN

In this study, we investigated the cytotoxic effect of protein fraction isolated from Mirabilis jalapa L in HeLa and Raji cells, which represent different kind of cancer cells,

Untuk melihat apakah seorang guru itu memang benar-benar profesional dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru maka dapat dilihat dari pelaksanaan proses belajar mengajar sebab

lain dengan memanfaatkan persediaan barang dan overtime working (lembur).. demikian, forecast permintaan untuk tahun 2005 telah invalid dan tidak dapat dijadikan

Sehingga makna kalimat ini adalah pengakuan dengan lisan -setelah keimanan di dalam hati- bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah; dan konsekuensinya adalah memurnikan

Empat klon dari sembilan klon yang diuji merupakan klon hasil persilangan terbuka (BIS OP-61, BIS OP- 4, 73 OP-8 dan 73 OP-5), tiga klon diantaranya memperlihatkan keragaan yang

Untuk atribut komunikasi efektif sebaiknya dipertimbangkan untuk ditingkatkan karena dengan komunikasi efektif karyawan dapat melakukan berbagi pengetahuan dengan lebih baik dan

Berdasarkan beberapa pengertian toleransi, peneliti mengambil kesimpulan bahwa toleransi beragama adalah sikap hormat menghormati antara pemeluk agama yang berbeda-beda dan