K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
PROVINSI MALUKU
TRIWULAN IV – 2012
Unit Kajian, Statistik, dan Survei
Misi Bank Indonesia
Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan
Visi Bank Indonesia
Menjadi lembaga Bank Sentral yang dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil
Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia
Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan
Kami sangat mengharapkan komentar, saran dan kritik demi perbaikan buku ini.
Alamat Redaksi :
Kelompok Kajian, Statistik dan Survei
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Jl. Raya Pattimura No. 7
AMBON, 97124 Telp. : 0911-352762-63 ext. 1012 Fax. : 0911-356517 E-mail : [email protected] [email protected] [email protected] Homepage : www.bi.go.id
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
i
KATA PENGANTAR
Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku yang disusun secara rutin triwulanan merupakan salah satu perwujudan pencapaian sasaran strategis Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku yaitu pengoptimalan hasil kajian dan penyediaan informasi ekonomi di wilayah kerja. Penyusunan buku ini bertujuan untuk memberikan masukan mengenai perkembangan moneter, perbankan dan sistem pembayaran regional di Provinsi Maluku secara triwulanan yang selanjutnya berguna untuk perumusan kebijakan di kantor pusat dan pihak terkait (stakeholders) di daerah.
Sebagaimana telah ditegaskan di atas, buku ini menyajikan perkembangan ekonomi regional yang mencakup perkembangan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Perkembangan tersebut disajikan dalam bentuk ringkas dan ditampilkan menggunakan data terkini yang diperoleh dari pihak-pihak yang kredibel di bidangnya. Penambahan kajian yang mendalam pada sumber pertumbuhan ekonomi dan tekanan inflasi diharapkan dapat dimanfaatkan berbagai pihak dalam mengambil kebijakan dan perencanaan pelaksanaan program.
Penyusunan buku ini tidak terlepas dari kerjasama yang apik dengan Pemerintah Daerah Maluku, Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, perbankan, responden survei, civitas akademika dan berbagai pihak terutama masyarakat di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku. Dalam rangka meningkatkan kualitas buku ini, saran dan masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan sehingga dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua khususnya masyarakat Maluku.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini dan semoga Tuhan memberikan berkah-Nya kepada kita semua dalam mengupayakan kinerja yang lebih baik.
Ambon, 7 Februari 2013
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU
Ttd
Achmad Bunyamin Kepala Kantor Perwakilan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
ii
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
iii
DAFTAR ISI
BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL ... 5
1.1 PERMINTAAN DAERAH ... 6
1.1.1 Konsumsi ... 6
1.1.2 Investasi ... 9
1.1.3 Ekspor dan Impor ... 10
1.2 PENAWARAN DAERAH ... 11
1.2.1 Sektor Pertanian ... 11
1.2.2 Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) ... 13
1.2.3 Sektor Jasa‐Jasa ... 14
1.2.4 Sektor Angkutan & Komunikasi ... 14
1.2.5 Sektor Bangunan ... 15
1.2.6 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (LGA) ... 16
1.2.7 Sektor Pertambangan & Penggalian ... 17
1.2.8 Sektor Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan ... 18
1.2.9 Sektor Industri Pengolahan ... 18
BAB II INFLASI DAERAH ... 25
2.1 PERKEMBANGAN INFLASI ... 25 2.1.1 Inflasi Bulanan ... 25 2.1.2 Inflasi Triwulanan ... 26 2.1.3 Inflasi Tahunan ... 27 2.1.4 Inflasi Kumulatif ... 28 2.2 DISAGREGASI INFLASI ... 30
2.3 EKSPEKTASI INFLASI TRIWULAN MENDATANG ... 32
BAB III PERBANKAN DAERAH ... 39
3.1 STRUKTUR PERBANKAN DAERAH DI MALUKU ... 39
3.2 ASET PERBANKAN DAERAH MALUKU ... 39
3.3 PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) ... 40
3.4 PENYALURAN KREDIT PERBANKAN ... 42
3.4.1 Penyaluran Kredit Menurut Jenis Penggunaan ... 42
3.4.2 Penyaluran Kredit Menurut Plafon ... 43
3.4.3 Loan to Deposit Ratio (LDR) ... 45
3.4.4 Non Performing Loans (NPLs) ... 45
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
iv
4.1 SISTEM PEMBAYARAN TUNAI ... 47
4.1.1 Inflow (Uang Masuk) ... 48
4.1.2 Outflow (Uang Keluar) ... 48
4.1.3 Persediaan Kas ... 48
4.1.4 PTTB (Pemberian Tanda Tidak Berharga) ... 48
4.1.5 Uang Palsu ... 48
4.1.6 Kegiatan Lainnya ... 49
4.2 SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI ... 49
4.2.1 Kegiatan Kliring ... 49
4.2.2 Transaksi BI RTGS (Real Time Gross Settlement) ... 50
BAB V KEUANGAN DAERAH ... 51
5.1 REALISASI APBN TRIWULAN IV‐2012 ... 51
5.2 REALISASI APBD TRIWULAN IV‐2012 ... 52
BAB VI KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ... 55
6.1 KETENAGAKERJAAN ... 55
6.2 TINGKAT KEMISKINAN ... 57
6.3 NILAI TUKAR PETANI (NTP) ... 57
BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH ... 59
7.1 EKONOMI MAKRO REGIONAL ... 59
7.2 INFLASI DAERAH ... 60
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
v
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Pertumbuhan PDRB Maluku Sisi Permintaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 .. 5
Tabel I.2 Pertumbuhan PDRB Maluku Sisi Penawaran Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 ... 6
Tabel II.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (m.t.m) ... 26
Tabel II.2 Perkembangan Inflasi Triwulanan (q.t.q) ... 27
Tabel II.3 Perkembangan Inflasi Tahunan (y.o.y) ... 28
Tabel II.4 Perkembangan dan Sumbangan Inflasi Tahun Berjalan (y.t.d) ... 29
Tabel V.1 Realisasi Anggaran Belanja Triwulan IV-2012 yang dibiayai dari APBN ... 51
Tabel V.2 Realisasi Pendapatan dan Belanja Provinsi Maluku Tw IV-2012 ... 53
Tabel VI.1 Penduduk Usia Kerja Menurut Kegiatan ... 55
Tabel VI.2 Penduduk Usia Kerja yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama ... 56
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
vi
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
vii
DAFTAR GRAFIK
Grafik I.1 Indeks Keyakinan Konsumen ... 7
Grafik I.2 Pendaftaran Kendaraan Baru di Maluku ... 8
Grafik I.3 Konsumsi Listrik Rumah Tangga ... 8
Grafik I.4 Kredit Konsumsi di Perbankan Maluku ... 8
Grafik I.5 Kredit Investasi di Perbankan Maluku ... 10
Grafik I.6 Perkembangan Dunia Usaha di Maluku ... 10
Grafik I.7 Ekspor Non Migas Maluku ... 11
Grafik I.8 Impor Non Migas Maluku ... 11
Grafik I.9 Produksi Karet dan Kopra ... 12
Grafik I.10 Kredit Sektor Pertanian di Perbankan Maluku ... 13
Grafik I.11 Arus Bongkar Muat di Pelabuhan Yos Sudarso ... 13
Grafik I.12 Kredit Sektor PHR di Perbankan Maluku ... 13
Grafik I.13 Arus Penumpang di Pelabuhan Yos Sudarso ... 15
Grafik I.14 Kredit Sektor Angkutan & Komunikasi di Perbankan Maluku ... 15
Grafik I.15 Realisasi Pengadaan Semen di Maluku ... 16
Grafik I.16 Kredit Sektor Bangunan di Perbankan Maluku ... 16
Grafik I.17 Konsumsi Listrik di Maluku ... 17
Grafik I.18 Kredit Sektor LGA di Perbankan Maluku ... 17
Grafik II.1 Disagregasi Inflasi Tahunan Kota Ambon ... 30
Grafik II.2 Disagregasi Inflasi Triwulanan Kota Ambon ... 30
Grafik II.3 Pergerakan Harga Sayur-Sayuran ... 31
Grafik II.4 Pergerakan Harga Ikan Segar ... 31
Grafik II.5 Pergerakan Harga Bumbu-Bumbuan ... 31
Grafik II.6 Pergerakan Harga Beras ... 31
Grafik II.7 Ekspektasi Inflasi Pengusaha ... 32
Grafik II.8 Ekspektasi Inflasi Masyarakat ... 32
Grafik III.1 Struktur Perbankan Daerah Maluku ... 39
Grafik III.2 Perkembangan Aset Perbankan Maluku ... 40
Grafik III.3 Struktur Aset per Wilayah Kerja ... 40
Grafik III.4 Pertumbuhan DPK Perbankan Maluku ... 40
Grafik III.5 Pangsa DPK Menurut Jenis Simpanan ... 41
Grafik III.6 Pergerakan Suku Bunga DPK ... 41
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
viii
Grafik III.8 Pertumbuhan Kredit Jenis Penggunaan ... 42
Grafik III.9 Pergerakan Suku Bunga Kredit Menurut Jenis Penggunaan ... 43
Grafik III.10 Pangsa Kredit Menurut Jenis Penggunaan... 43
Grafik III.11 Pertumbuhan Kredit Menurut Plafon ... 44
Grafik III.12 Pangsa Kredit Menurut Plafon ... 44
Grafik III.13 Perkembangan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ... 44
Grafik III.14 Loan to Deposit Ratio ... 45
Grafik III.15 Non Performing Loan ... 45
Grafik IV.1 Perputaran Uang Kartal ... 47
Grafik IV.2 Perputaran Kliring ... 49
Grafik IV.3 Perkembangan Transaski Non Tunai (RTGS) ... 50
Grafik VI.1 Tingkat Pengangguran Menurut Wilayah Tempat Tinggal ... 56
Grafik VI.2 Nilai Tukar Petani (NTP) ... 58
Grafik VI.3 Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor ... 58
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
1
Ringkasan Eksekutif
EKONOMI MAKRO REGIONALProduk Domestik Regional Bruto (PDRB) Maluku Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000 pada triwulan IV-2012 senilai Rp1,239 triliun atau tumbuh sebesar 4,32% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2011 yang mencapai 7,80% (y.o.y). Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi triwulanan pada triwulan laporan tercatat sebesar 1,74% (q.t.q), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar -0,32% (q.t.q).
Pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan masih didorong oleh Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah yang pada triwulan laporan masing-masing tumbuh sebesar 5,13% (y.o.y) dan 9,39% (y.o.y). Investasi terus meningkat seiring dengan pelaksanaan berbagai proyek Pemerintah dan Swasta. Namun dari interaksi perdagangan dengan pihak luar, Maluku masih mengalami defisit neraca perdagangan.
Pada periode yang sama, pertumbuhan ekonomi sisi penawaran didominasi oleh tiga sektor yaitu Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR), serta Sektor Jasa-Jasa yang masing-masing tumbuh sebesar 2,29% (y.o.y), 5,74% (y.o.y), dan 4,59% (y.o.y) pada triwulan laporan. Cuaca yang membaik pada triwulan laporan memberikan insentif bagi Sektor Pertanian untuk tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya. Seiring dengan itu sektor PHR terus tumbuh dipicu berbagai kegiatan pada triwulan laporan seperti Ambon Jazz Plus Festival, Pesparawi Nasional Mahasiswa XII, Idul Adha, Wisuda, Natal, dan Tahun Baru, di samping status Maluku yang memang masih merupakan provinsi net importir. Sedangkan Sektor Jasa-Jasa tumbuh positif disebabkan dengan percepatan realisasi anggaran pada triwulan laporan.
INFLASI DAERAH
Laju inflasi Kota Ambon pada triwulan IV-2012 mencapai 6,72% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya yang mencapai 7,07% (y.o.y), namun masih lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi nasional sebesar 4,30% (y.o.y) pada triwulan yang sama.
Dari sisi permintaan, terjadi peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa terkait berbagai kegiatan dan perayaan yaitu Ambon Jazz Plus Festival, Pesparawi Nasional Mahasiswa XII, Idul Adha, Wisuda Mahasiswa, Natal, dan Tahun Baru.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
2
Dari sisi penawaran, pasokan bahan makanan terutama ikan segar dan sayur-mayur cukup stabil. Selain itu, distribusi barang juga cukup lancar mengacu pada kondusifnya cuaca.
Meskipun demikian, secara umum permintaan pada triwulan laporan masih lebih besar dibandingkan penawaran sehingga terjadi inflasi yang cukup tinggi mencapai 6,72% (y.o.y).
PERBANKAN DAERAH
Perbankan Provinsi Maluku menunjukkan kinerja yang cukup baik, tercermin dari berbagai indikator perbankan meliputi aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan kredit. Pada triwulan IV-2012, aset perbankan daerah di Maluku meningkat mencapai Rp14,59 triliun atau mengalami pertumbuhan 47,08% (y.o.y). Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat mencapai Rp8,60 triliun atau tumbuh sebesar 19,90% (y.o.y). Pada periode yang sama, kredit mencapai angka Rp6,16 triliun dengan pertumbuhan 24,03% (y.o.y). Fungsi intermediasi perbankan berjalan cukup baik, terlihat dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 71,55%. Sementara itu Non Performing Loan (NPL) terjaga pada level 2,87%.
SISTEM PEMBAYARAN
Pada triwulan laporan, transaksi sistem pembayaran tunai mengalami net outflow sebesar Rp938,22 miliar, yang berasal dari data inflow sebesar Rp104,32 miliar dan data
outflow sebesar Rp1,042 triliun. Sementara itu, transaksi non tunai cukup ramai dengan warkat
kliring tercatat sebesar Rp1,66 triliun dengan 92.730 lembar warkat. Sedangkan pada kegiatan
Real Time Gross Settlement (RTGS), terjadi net incoming sebesar Rp7,05 triliun dengan rincian
incoming sebesar Rp9,26 triliun dan outgoing sebesar Rp2,22 triliun.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Pertumbuhan PDRB Maluku triwulan I-2013 diperkirakan 5,5% - 6,0% (y.o.y). Hal ini terindikasi pada survei konsumen yang menunjukkan bahwa ekspektasi konsumen terhadap perekonomian mengalami peningkatan.
Dari sisi permintaan, Konsumsi Rumah Tangga tetap menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan mendatang dipicu peningkatan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan berbagai perayaan hari besar agama. Sedangkan Konsumsi Pemerintah akan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
3
terdorong oleh realisasi belanja pegawai serta persiapan menjelang pemilihan Gubernur Maluku pada triwulan II-2013.
Kegiatan investasi dari pemerintah diperkirakan meningkat melalui penyelesaian proyek multi years seperti pembangunan Jembatan Merah Putih dan PLTU Waai., Sedangkan kegiatan investasi dari pihak swasta terfokus pada penyelesaian properti komersial yaitu Maluku City Mal (MCM) yang masih dalam tahap pembangunan dan Victoria Park Tower yang direncanakan mulai dibangun pada tahun 2013.
Ekspor utama Provinsi Maluku, ikan dan udang, diperkirakan meningkat namun tidak signifikan seiring dengan adanya potensi cuaca ekstrem. Di sisi lain, impor Provinsi Maluku diperkirakan menurun terutama impor barang modal yang dilakukan oleh Pemerintah.
Mengamati dinamika PDRB dari sisi penawaran, maka pendorong pertumbuhan ekonomi daerah pada triwulan I-2013 diperkirakan masih berasal dari Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR), dan Sektor Jasa-jasa yang merupakan sektor dominan di Maluku.
Sektor Pertanian diprediksi tumbuh positif meskipun masih memiliki kemungkinan terpapar risiko memburuknya kondisi cuaca. Sementara itu Sektor PHR tumbuh didorong oleh perayaanhari besar keagamaan. Seiring dengan itu, Sektor Jasa-Jasa akan terdorong oleh realisasi belanja pegawai dan persiapan menjelang pemilihan gubernur 2013.
Laju inflasi pada triwulan I-2013 diperkirakan pada kisaran 4,5 – 5,0% (y.o.y), mencermati laju inflasi pada triwulan IV-2012 yang sebesar 6,72% (y.o.y).
Dari sisi permintaan, adanya perayaan Tahun Baru Masehi, Maulid Nabi Muhammad SAW, perayaan Tahun Baru Imlek, perayaan Sidi, Wafat Isa Almasih, dan Paskah akan meningkatkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Peningkatan UMP juga akan mendorong peningkatan konsumsi masyarakat. Namun total permintaan pada triwulan I-2013 tidak sebesar permintaan pada triwulan IV-2012.
Dari sisi penawaran, cuaca diperkirakan membaik. Produksi ikan dan sayur-mayur diperkirakan meningkat namun perlu diantisipasi bila terjadi cuaca ekstrem. Aktivitas pelayaran dan bongkar muat diprediksi masih bisa berjalan normal sehingga distribusi barang dapat tiba tepat waktu. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah berkurangnya rute penerbangan akibat pailitnya salah satu maskapai yang beroperasi di Maluku berefek pada berkurangnya penawaran transportasi udara sehingga dapat melambungkan harga tiket.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
4
Kinerja perbankan daerah pada triwulan I-2013 diperkirakan terus meningkat dari sisi Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Kredit. Namun yang masih belum dapat bergerak naik adalah level LDR.
Aset akan meningkat pada triwulan mendatang seiring dengan ekspansi jaringan kantor perbankan. DPK juga diprediksi meningkat disebabkan kesadaran masyarakat yang makin tinggi untuk menggunakan jasa perbankan dalam transaksi ekonomi sehingga menstimulus pembukaan rekening dan penempatan dana di bank, di samping promosi gencar pihak perbankan dalam pengumpulan DPK.
Namun, penyaluran kredit diperkirakan tidak sebesar kenaikan DPK. Hal ini disebabkan kondisi cuaca yang sulit diprediksi akan membuat bank makin selektif dalam menyalurkan kredit. Imbasnya LDR di triwulan mendatang diperkirakan hanya mencapai 72%. Sedangkan NPL akan menurun pada level 2%.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
5
BAB I
E
KONOMI
M
AKRO
R
EGIONAL
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Maluku Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000 pada triwulan IV-2012 mencapai Rp1,239 triliun atau tumbuh sebesar 4,32% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2011 yang mencapai 7,80% (y.o.y). Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi triwulanan pada triwulan laporan tercatat sebesar 1,74% (q.t.q), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar -0,32% (q.t.q).
Selama tahun 2012, pertumbuhan ekonomi kumulatif Maluku mencapai 7,81% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi kumulatif Maluku tahun 2011 yang sebesar 6,06% (y.o.y). Pertumbuhan kumulatif tahun 2012 juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kumulatif nasional tahun 2012 yang hanya mencapai 6,23% (y.o.y). Sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Maluku pada tahun 2012 cukup tinggi.
Tabel I.1 Pertumbuhan PDRB Maluku Sisi Permintaan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan masih didorong oleh Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah yang pada triwulan laporan masing-masing tumbuh sebesar 5,13% (y.o.y) dan 9,39% (y.o.y). Kontribusi investasi yang tercermin dalam Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) masih belum signifikan namun secara perlahan terus meningkat seiring dengan pelaksanaan berbagai proyek Pemerintah dan Swasta, tercermin dari angka pertumbuhan yang mencapai 14,45% (y.o.y) pada triwulan laporan. Sedangkan bila melihat transaksi perdagangan Maluku dengan provinsi dan negara lain, maka Maluku masih berada dalam kondisi defisit neraca perdagangan atau merupakan provinsi net importir.
III IV Total I II III IV Total
Konsumsi Rumah Tangga 8,84 7,66 8,27 8,21 7,69 6,36 5,13 6,81 Konsumsi Nirlaba 4,44 5,48 4,21 5,41 4,00 3,00 2,38 3,67 Konsumsi Pemerintah 11,60 12,94 11,21 13,53 17,50 13,09 9,39 13,25 PMTB 12,34 17,41 14,52 17,77 20,22 18,52 14,45 17,67 Ekspor 1,42 4,42 5,14 6,02 8,41 4,89 1,77 5,22 Dikurangi Impor 17,60 16,04 13,91 17,65 15,55 9,48 12,69 13,66 PDRB 5,20 7,80 6,06 7,64 11,72 7,87 4,32 7,81
Konsumsi Rumah Tangga 6,27 5,56 5,90 5,92 5,67 4,67 3,72 4,97 Konsumsi Nirlaba 0,08 0,10 0,08 0,10 0,08 0,06 0,04 0,07 Konsumsi Pemerintah 2,77 3,21 2,69 3,28 4,35 3,32 2,44 3,33 PMTB 0,57 0,79 0,65 0,83 0,99 0,91 0,71 0,86 Ekspor 0,21 0,63 0,73 0,86 1,20 0,68 0,24 0,73 Dikurangi Impor 3,09 2,90 2,44 3,08 2,93 1,86 2,47 2,58 PDRB 5,20 7,80 6,06 7,64 11,72 7,87 4,32 7,81
Sumber : BPS Maluku (diolah)
2012 Sektor Ekonomi 2011 P e rt u mb u h an ( % y.o .y) A ndil ( % y.o.y)
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
6
Tabel I.2 Pertumbuhan PDRB Maluku Sisi Penawaran Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Pada periode yang sama, pertumbuhan ekonomi dari sisi penawaran disumbangkan oleh tiga sektor utama yaitu Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR), serta Sektor Jasa-Jasa yang masing-masing tumbuh sebesar 2,29% (y.o.y), 5,74% (y.o.y), dan 4,59% (y.o.y) pada triwulan laporan. Sektor Pertanian tumbuh cukup baik pada triwulan IV-2012, setelah sempat terkendala pada triwulan sebelumnya akibat cuaca ekstrem. Sedangkan sektor PHR terus berputar akibat berbagai kegiatan pada triwulan laporan seperti Ambon Jazz Plus Festival, Pesparawi Nasional Mahasiswa XII, Idul Adha, Wisuda, Natal, dan Tahun Baru, di samping status Maluku yang memang masih merupakan provinsi net importir. Sedangkan Sektor Jasa-Jasa yang sebagian besar didominasi oleh jasa pemerintahan tumbuh positif seiring dengan percepatan realisasi anggaran pada triwulan akhir tahun 2012.
1.1 Permintaan Daerah
1.1.1 Konsumsi
Konsumsi Rumah Tangga mampu tumbuh sebesar 5,13% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 7,66% (y.o.y). Dari sisi pertumbuhan triwulanan, Konsumsi Rumah Tangga tumbuh sebesar 2,58% (q.t.q), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya mampu tumbuh sebesar 1,53% (q.t.q).
Beberapa kegiatan dan perayaan yang mendorong konsumsi pada triwulan laporan antara lain Ambon Jazz Plus Festival, Pesparawi Nasional Mahasiswa XII, Idul Adha, Wisuda,
III IV Total I II III IV Total
Pertanian 2,28 5,38 3,56 4,67 11,40 5,41 2,29 5,86
Pertambangan & Penggalian 13,38 16,03 14,07 12,44 10,02 6,45 5,03 8,37 Industri Pengolahan 5,53 4,98 7,22 6,00 9,89 9,32 6,42 7,90 Listrik,Gas & Air Bersih 7,04 8,02 7,14 6,87 7,37 6,89 5,92 6,75
Bangunan 9,02 13,51 11,18 11,11 12,17 3,82 1,50 6,93
Perdagangan, Hotel & Restoran 6,29 9,33 6,81 9,34 13,89 10,27 5,74 9,71 Angkutan & Komunikasi 4,94 6,47 5,47 6,35 10,04 8,11 5,99 7,60 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2,39 3,54 3,48 4,73 5,56 5,12 3,29 4,66 Jasa - jasa 8,66 11,39 9,14 11,69 12,54 9,20 4,59 9,36
PDRB 5,20 7,80 6,06 7,64 11,72 7,87 4,32 7,81
Pertanian 0,71 1,66 1,11 1,46 3,46 1,64 0,69 1,79
Pertambangan & Penggalian 0,10 0,12 0,10 0,09 0,08 0,05 0,04 0,07 Industri Pengolahan 0,26 0,24 0,34 0,29 0,48 0,45 0,30 0,38 Listrik,Gas & Air Bersih 0,03 0,04 0,03 0,03 0,04 0,03 0,03 0,03
Bangunan 0,17 0,25 0,21 0,21 0,24 0,07 0,03 0,13
Perdagangan, Hotel & Restoran 1,61 2,41 1,75 2,40 3,59 2,66 1,51 2,52 Angkutan & Komunikasi 0,54 0,70 0,60 0,69 1,10 0,88 0,64 0,83 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,13 0,18 0,18 0,25 0,29 0,26 0,16 0,24
Jasa - jasa 1,65 2,19 1,73 2,21 2,44 1,81 0,91 1,82
PDRB 5,20 7,80 6,06 7,64 11,72 7,87 4,32 7,81
Sumber : BPS Maluku (diolah)
Pe rtu m b u h a n (% y. o .y) A ndil ( % y .o.y ) Sektor Ekonomi 2011 2012
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
7
Natal, dan Tahun Baru. Selain itu peningkatan konsumsi pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya terkait dengan adanya bencana banjir bandang pada triwulan sebelumnya yang memperlambat konsumsi.
Mengacu pada PDRB maka terlihat bahwa terdapat kontradiksi dengan Survei Konsumen. Hasil Survei Konsumen menunjukkan bahwa Konsumsi Rumah Tangga pada triwulan IV-2012 cenderung melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada pada level 125,50, menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 136,25. Bila dilihat lebih dalam lagi, IKK terbentuk dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Pada triwulan laporan, IKE menurun dari 126,00 menjadi 112,17. Begitupula dengan IEK yang juga menurun dari 146,50 menjadi 138,83. Penurunan indeks pada semua komponen IKK menunjukkan bahwa tingkat keyakinan masyarakat mengalami penurunan secara menyeluruh. Perbedaan ini ditengarai karena survei konsumen lebih melihat ekspektasi masyarakat terhadap perekonomian dibandingkan dengan realisasi konsumsi itu sendiri.
Data pendaftaran kendaraan baru roda 2 dan roda 4 merupakan indikator yang menggambarkan kegiatan konsumsi non makanan atau barang tahan lama. Pada triwulan IV-2012 pendaftaran kendaraan baru roda 2 sebanyak 5.889 unit atau tumbuh 22,97% (y.o.y), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar -48,73% (y.o.y). Dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan kendaraan roda 2 mencapai -0,20% (q.t.q), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 11,51% (q.t.q).
Sementara itu, pendaftaran kendaraan baru roda 4 tercatat sebanyak 250 unit atau tumbuh -21,38% (y.o.y), mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar -17,62% (y.o.y). Dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan kendaraan baru roda 4 mencapai -63,24% (q.t.q), mengalami perlambatan signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 72,59% (q.t.q). Konsumsi kendaraan bermotor menurun diduga karena sudah jenuhnya penjualan kendaraan di Kota Ambon sebagai pusat aktivitas ekonomi terbesar di Maluku, di samping preferensi masyarakat untuk lebih mengalokasikan konsumsi ke bahan makanan pada triwulan laporan.
80 90 100 110 120 130 140 150
III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2009 2010 2011 2012
IKK IKE IEK
Sumber : Survei Konsumen KPw BI Provinsi Maluku
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
8
Konsumsi listrik rumah tangga juga mampu menggambarkan aktivitas ekonomi masyarakat terutama konsumsi non makanan. Pada triwulan laporan, konsumsi listrik rumah tangga di Provinsi Maluku tumbuh sebesar 0,35% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 19,29% (y.o.y). Dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan konsumsi listrik rumah tangga mencapai -5,22% (q.t.q), menurun dibandingkan konsumsi triwulan sebelumnya yang mencapai -0,28% (q.t.q). Nilai konsumsi listrik rumah tangga pada triwulan IV-2012 tercatat sebesar 59,47 juta KwH.
Hal yang sedikit berbeda ditunjukkan oleh kredit konsumsi. Baki debit kredit konsumsi perbankan Maluku sampai dengan triwulan IV-2012 mencapai Rp3,88 triliun atau tumbuh sebesar 35,19% (y.o.y). Pertumbuhan ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 19,97% (y.o.y). Dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan baki debit kredit konsumsi menyentuh level 8,89% (q.t.q), sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tirwulan sebelumnya yang mencapai 9,20% (q.t.q). Pertumbuhan kredit konsumsi pada triwulan laporan ini terkait erat dengan kebutuhan dana masyarakat untuk menghadapi Natal dan Tahun Baru.
Paparan di atas menggambarkan bahwa peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan IV-2012 dibandingkan triwulan III-2012 disebabkan peningkatan konsumsi makanan. Sedangkan konsumsi non makanan atau barang tahan lama cenderung mengalami penurunan.
Konsumsi Pemerintah merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi setelah Konsumsi Rumah Tangga. Pada triwulan IV-2012, pertumbuhan Konsumsi Pemerintah
-400% -200% 0% 200% 400% 600% 800% -1.000 1.000 3.000 5.000 7.000 9.000 11.000 13.000 15.000
III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Roda 2 Roda 4 g roda 2 (y.o.y) g roda 4 (y.o.y)
Sumber : Dispenda Provinsi Maluku
-5,00% 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00% 30.000.000 35.000.000 40.000.000 45.000.000 50.000.000 55.000.000 60.000.000 65.000.000
III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Rumah Tangga (KwH) growth (y.o.y) sumbu kanan
Sumber : PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% -500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500
III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Kredit Konsumsi (Rp miliar) g yoy (sumbu kanan) Sumber : Bank Indonesia
Grafik I.4 Kredit Konsumsi di Perbankan Maluku
Grafik I.2 Pendaftaran Kendaraan Baru di Maluku
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
9
mencapai 9,39% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 12,94% (y.o.y). Dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan Konsumsi Pemerintah sebesar 4,31% (q.t.q), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 1,26% (q.t.q). Konsumsi Pemerintah sebagian besar dihabiskan pada akhir tahun dalam rangka optimalisasi penyerapan anggaran. Sebagai informasi bahwa selama tahun 2012, sebagian besar Konsumsi Pemerintah dialokasikan untuk belanja barang dan jasa, belanja pegawai, dan belanja hibah. Kegiatan yang dilaksanakan pada triwulan laporan antara lain rapat kerja, lokakarya, seminar, dan pembelian barang habis pakai.
Pada periode yang sama, konsumsi nirlaba juga tumbuh 2,38% (y.o.y), melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 sebesar 5,48% (y.o.y). Dari sisi pertumbuhan triwulanan pertumbuhan konsumsi nirlaba sebesar 0,46% (q.t.q), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,37% (q.t.q). Kegiatan lembaga nirlaba pada triwulan laporan difokuskan pada pengembangan sektor riil dan usaha mikro masyarakat serta kegiatan sosial dan kesehatan. Peningkatan pertumbuhan triwulanan disebabkan oleh percepatan realisasi anggaran menjelang akhir tahun.
1.1.2 Investasi
Investasi (PMTB) pada triwulan IV-2012 tumbuh positif sebesar 14,45% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 17,41% (y.o.y). Dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan investasi mencapai 2,18% (q.t.q), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,81% (q.t.q). Perlambatan pertumbuhan tahunan pada tiruwlan laporan disebabkan realisasi investasi sebagian besar terjadi pada triwulan II-2012 meliputi pembangunan infrastruktur dalam rangka menyambut MTQ Nasional XXIV yang diselenggarakan di Ambon, Maluku.
Pada triwulan laporan, proyek-proyek pemerintah yang memberikan kontribusi yang signifikan pada pertumbuhan investasi antara lain Jembatan Merah Putih, PLTU Waai, dan proyek MP3EI seperti Trans Maluku dan jalan/jembatan pendukung Trans Maluku. Selain itu, investasi juga didukung oleh pihak swasta melalui pembangunan kompleks perumahan, pusat perbelanjaan, pertokoan, dan gedung perkantoran. Saat ini salah satu pusat perbelanjaan yang cukup signifikan memberikan kontribusi pada pertumbuhan investasi adalah Maluku City Mal (MCM).
Mencermati penyaluran kredit investasi di Provinsi Maluku terlihat bahwa sampai dengan triwulan IV-2012, baki debit kredit investasi meningkat mencapai Rp670 miliar atau tumbuh sebesar 18,89% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan baki debit pada triwulan IV-2011 yang mencapai 63,75% (y.o.y). Dari sisi pertumbuhan triwulanan,
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
10
perrtumbuhan baki debit kredit investasi mencapai 2,20% (q.t.q), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 0,17% (q.t.q).
Secara tahunan, pertumbuhan baki debit kredit investasi triwulan IV-2012 masih lebih rendah dibandingkan tahun 2011 disebabkan makin jenuhnya persaingan bisnis di Ambon pada tahun 2012 dibandingkan tahun lalu. Meskipun demikian, pertumbuhan triwulanan meningkat disebabkan percepatan realisasi pembangunan pertokoan pada akhir tahun. Selain itu, situasi ekonomi yang realtif mulai pulih sesudah bajir bandang pada triwulan sebelumnya turut mendorong pertumbuhan baki debit investasi pada triwulan laporan.
Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), indikator perkembangan situasi bisnis pada triwulan IV-2012 berada pada angka 51,67, mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 62,50, maupun tahun sebelumnya yang mencapai 52,45. Di sisi lain, ekspektasi pengusaha terhadap situasi bisnis pada 6 bulan mendatang meningkat dari 45,00 menjadi 65,00.
1.1.3 Ekspor dan Impor
Kegiatan ekspor pada triwulan IV-2012 mencatatkan angka pertumbuhan sebesar 1,77% (y.o.y), menurun dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 4,42% (y.o.y). Dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan ekspor pada triwulan IV-2012 mencapai 0,95% (q.t.q), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya -2,00% (q.t.q). Secara tahunan Ekspor Maluku mengalami penurunan disebabkan penurunan produksi ikan terkait dengan cuaca triwulan IV-2012 yang tidak sebaik cuaca triwulan IV-2011. Meskipun demikian, sesungguhnya cuaca pada triwulan laporan sudah jauh mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya di mana terjadi hujan ekstrem yang menyebabkan banyak larangan berlayar dari Administrator Pelabuhan di Maluku. Negara tujuan utama ekspor Maluku
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% -100 200 300 400 500 600 700 800
III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Kredit Investasi (Rp miliar) g yoy (sumbu kanan) Sumber : Bank Indonesia
0 10 20 30 40 50 60 70 80
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2010 2011 2012 2013
Perkembangan situasi bisnis Ekspektasi bisnis 6 bulan mendatang Sumber : SKDU KPw BI Provinsi Maluku
Grafik I.5 Kredit Investasi di Perbankan Maluku
Grafik I.6 Perkembangan Dunia Usaha di Maluku
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
11
adalah Thailand, Cina, Singapore, Jepang, dan Hongkong. Komoditas ekspor dari Provinsi Maluku lainnya adalah mutiara, rempah-rempah, dan getah alam.
Impor ke Provinsi Maluku didominasi oleh bahan bakar (premium tanpa timbal) dan serealia seperti beras, gandum, dan tepung terigu. Pada triwulan laporan, impor Provinsi Maluku tumbuh sebesar 12,69% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 16,04% (y.o.y).
Dari sisi pertumbuhan triwulanan, impor tumbuh sebesar 7,42% (q.t.q), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,70% (q.t.q). Peningkatan ini terkait dengan peningkatan permintaan masyarakat menghadapi Idul Adha, Natal, dan Tahun Baru dan berbagai perayaan lainnya pada triwulan laporan. Di samping itu, adanya peningkatan daya beli masyarakat pasca bencana alam banjir bandang pada triwulan III-2012. Hal ini turut meningkatkan impor yang sebagian besar didominasi oleh bahan makanan khususnya beras.
Data menunjukkan bahwa nilai PDRB komponen impor masih lebih besar daripada nilai PDRB komponen ekspor sehingga neraca perdagangan Provinsi Maluku menjadi defisit.
1.2 Penawaran Daerah
1.2.1 Sektor Pertanian
Sektor Pertanian (meliputi peternakan, kehutanan, dan perikanan) tmbuh pada level 2,29% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 5,38% (y.o.y). Dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan Sektor Pertanian pada triwulan IV-2012 mencapai 1,63% (y.o.y), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar -2,25% (q.t.q).
Kondisi cuaca pada triwulan IV-2012 sesungguhnya sudah cukup membaik dibandingkan cuaca triwulan III-2012 di mana saat itu hujan ekstrem menerpa Maluku sehingga menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di beberapa tempat. Hal ini membuat produksi
-150% -100% -50% 0% 50% 100% 150% 200% 250% 300% 350% 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000
I II III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Ekspor non migas ($US ribu) g ekspor non migas yoy-sumbu kanan Sumber : DSM Bank Indonesia
-2000% -1000% 0% 1000% 2000% 3000% 4000% 5000% 6000% 7000% 8000% 9000% 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000
I II III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Impor non migas ($US ribu) g impor non migas yoy-sumbu kanan Sumber : DSM Bank Indonesia
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
12
pertanian terutama ikan dan sayur-mayur meningkat pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun cuaca pada triwulan IV-2011 masih jauh lebih baik, sehingga secara tahunan, pada triwulan IV-2012 pertumbuhan Sektor Pertanian sedikit melambat.
Data PTPN XIV Amahai Maluku Tengah yang merupakan indikator sub sektor perkebunan menunjukkan bahwa produksi karet mampu mencapai 239,96 ton atau tumbuh sebesar -22,03% (y.o.y), menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mampu tumbuh mencapai 6,69% (y.o.y). Sedangkan dari sisi pertumbuhan triwulanan, produksi karet mampu tumbuh sebesar 40,76% (q.t.q), meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar -39,45% (q.t.q). Penurunan pertumbuhan tahunan terkait dengan umur pohon karet yang sudah tua sehingga produktivitasnya makin menurun dari tahun ke tahun. Sedangkan peningkatan pertumbuhan triwulanan berhubungan dengan pola musiman panen getah karet yang tinggi pada triwulan IV dibandingkan dengan triwulan III.
Pada triwulan laporan, produksi kopra mencapai 231,56 ton atau tumbuh sebesar 33,33% (y.o.y), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 di mana pada saat itu produksi kopra tumbuh sebesar -35,42% (y.o.y). Peningkatan pertumbuhan tahunan ini terkait dengan sifat tanaman kelapa yang mudah untuk direvitalisasi karena memiliki waktu tanam yang singkat. Sedangkan dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan kopra pada triwulan IV-2012 sebesar 51,05% (q.t.q), menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh mencapai 201,39% (q.t.q). Hal ini terkait dengan pola musiman panen kelapa yang tinggi pada periode Juli-September.
Menilik sisi pembiayaan, sebagai informasi bahwa total kredit di Sektor Pertanian pada triwulan laporan mencapai Rp60,69 miliar atau tumbuh 35,18% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun 2011 sebesar 20,48% (y.o.y). Pertambahan jumlah kredit ke Sektor Pertanian secara tahunan menandakan bahwa bank makin berani menyalurkan kredit pertanian dengan skim khusus yang meminimalkan risiko.
Sementara itu dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan kredit Sektor Pertanian pada triwulan IV-2012 hanya sebesar -0,98% (q.t.q), menurun dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 1,65% (q.t.q). Penurunan pertumbuhan ini
-80% -60% -40% -20% 0% 20% 40% 0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000
III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Karet (kg) Kopra (kg) g karet (yoy)-sumbu kanan g kopra (yoy)-sumbu kanan Sumber : PTPN XIV Amahai Maluku Tengah
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
13
terkait dengan telah lewatnya masa panen di sentra-sentra padi sehingga bank menunda pemberian kredit ke petani.
Sepanjang tahun 2012, cuaca ekstrem merupakan ancaman terbesar yang membayangi kinerja sektor pertanian. Terkait hal tersebut alternatif solusi untuk peningkatan produksi pertanian saat cuaca ekstrem melanda harus segera diterapkan melalui pengembangan inovasi sistem bercocok tanam screen house. Selain itu diperlukan juga penerapan resi gudang dan tambahan cold storage di Maluku. Sosialisasi mengenai diversifikasi pangan agar masyarakat dapat beralih ke jenis pangan lainnya ketika cuaca memburuk juga penting untuk dilakukan.
1.2.2 Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)
Sektor PHR pada triwulan laporan tumbuh sebesar 5,74% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 9,33% (y.o.y).
Dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan Sektor PHR pada triwulan laporan mencapai 2,19% (q.t.q), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,25% (q.t.q). Adanya Idul Adha, wisuda, Natal, dan Tahun Baru meningkatkan aktivitas perdagangan pada triwulan laporan. Sedangkan Ambon Jazz Plus Festival dan Pesparawi Nasional Mahasiswa XII meningkatkan kinerja perhotelan.
-15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 160.000 180.000
III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
bongkar muat (ton) g yoy (sumbu kanan) Sumber : Pelindo IV Ambon
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% -200 400 600 800 1.000 1.200 1.400
III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Kredit Sektor PHR (Rp miliar) g yoy (sumbu kanan) Sumber : Bank Indonesia
-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% -10 20 30 40 50 60 70
III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Kredit Sektor Pertanian (Rp miliar) g yoy (sumbu kanan) Sumber : Bank Indonesia
Grafik I.10 Kredit Sektor Pertanian di Perbankan Maluku
Grafik I.11 Arus Bongkar Muat di Pelabuhan Yos Sudarso
Grafik I.12 Kredit Sektor PHR di Perbankan Maluku
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
14
Sampai dengan triwulan laporan, Maluku masih merupakan provinsi net importir karena banyak mendatangkan barang dari luar provinsi. Arus bongkar muat di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon mencapai 234.409 ton atau tumbuh 32,79% (y.o.y), meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2011 yang mencapai -9,60%% (y.o.y). Dari sisi pertumbuhan triwulanan, bongkar muat tumbuh 10,31% (q.t.q), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 3,13% (q.t.q).
Dari sisi pembiayaan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penyaluran kredit pada sektor PHR. Pada triwulan laporan, kredit ke sektor ini mencapai Rp1,3 triliun atau tumbuh 18,89% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 50,57% (y.o.y). Sedangkan dari sisi pertumbuhan triwulanan terjadi peningkatan pertumbuhan dari 0,45% (q.t.q) pada triwulan sebelumnya menjadi 7,23% (q.t.q) pada triwulan laporan. Pertumbuhan kredit sektor PHR meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya terkait dengan realisasi kredit usaha menjelang Natal dan Tahun Baru.
1.2.3 Sektor Jasa-Jasa
Pada triwulan IV-2012, Sektor jasa-Jasa tumbuh sebesar 4,59% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun 2011 yang tercatat sebesar 11,39% (y.o.y).
Dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan sektor jasa-jasa menyentuh level 1,87% (q.t.q), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,18% (q.t.q). Jasa pemerintahan umum dan pertahanan merupakan penggerak utama sektor jasa-jasa. Akselerasi pengeluaran pemerintah meningkat pada triwulan IV-2012 dalam rangka optimalisasi anggaran. Di sisi lain, jasa yang terkait dengan pihak swasta (masyarakat) seperti jasa sosial kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi, serta peorangan rumah tangga juga turut mengalami peningkatan terkait dengan tingginya minat rekreasi masyarakat pada triwulan laporan terutama pada Natal dan Tahun Baru.
1.2.4 Sektor Angkutan & Komunikasi
Sektor Angkutan & Komunikasi tumbuh sebesar 5,99% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 6,47% (y.o.y).
Dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan sektor Angkutan & Komunikasi mencapai 1,43% (q.t.q), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,56% (q.t.q). Kinerja sektor ini sebagian besar didukung oleh sub sektor transportasi.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
15
Mencermati arus penumpang di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon selama triwulan IV-2012 tercatat sebanyak 141.490 orang atau mengalami pertumbuhan 53,89% (y.o.y), meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2011 pada level 16,49 (y.o.y). Dari sisi pertumbuhan triwulanan, arus penumpang pada triwulan laporan hanya tumbuh -14,82% (q.t.q), mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 46,34% (q.t.q). Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat menggunakan kapal laut meakin meningkat dari tahun ke tahun. Namun terdapat pola musiman di mana masyarakat lebih ramai menggunakan angkutan laut pada triwulan II dan III dibandingkan dengan triwulan IV.
Pada triwulan laporan kegiatan yang turut memicu angkutan & komunikasi meliputi Ambon Jazz Festival, Pesparawi Nasional Mahasiswa XII, Idul Adha, wisuda, Natal, dan Tahun Baru serta berbagai seminar lokakarya yang diselenggarakan di Maluku.
Dilihat dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit sektor angkutan & komunikasi pada triwulan laporan mencapai Rp216 miliar atau tumbuh sebesar 409,98% (y.o.y), jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar -1,98% (y.o.y). Sedangkan dari sisi pertumbuhan triwulanan, penyaluran kredit angkutan hanya tumbuh sebesar -0,15% (q.t.q), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,81% (q.t.q). Hal ini menunjukkan bahwa penyaluran kredit ke sektor ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, namun momentum penyaluran kredit terbesar sektor ini berada pada tengah tahun. Sebagai informasi bahwa penyaluran kredit angkutan dan komunikasi ditujukan terutama pada usaha angkutan darat.
1.2.5 Sektor Bangunan
Sektor bangunan mengalami pertumbuhan sebesar 1,50% (y.o.y), jauh lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 13,51% (y.oy). Hal ini ditengarai karena adanya fenomena high base effect yaitu tingginya pertumbuhan sektor bangunan pada tahun lalu sehingga membuat pertumbuhan pada tahun ini terlihat kecil.
-40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000 100.000 110.000
III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
arus penumpang (orang) g yoy (sumbu kanan) Sumber : Pelindo IV Ambon
-100% 0% 100% 200% 300% 400% 500% -20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240
III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Kredit Sektor Angkutan & Komunikasi (Rp miliar) g yoy (sumbu kanan) Sumber : Bank Indonesia
Grafik I.13 Arus Penumpang di Pelabuhan Yos Sudarso
Grafik I.14 Kredit Sektor Angkutan & Komunikasi di Perbankan Maluku
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
16
Sedangkan bila dilihat dari sisi pertumbuhan triwulanan, ternyata pertumbuhan sektor bangunan pada triwulan IV-2012 mencapai 3,66% (q.t.q), meningkat dbandingkan triwulan III-2012 yang mencapai -3,46% (q.t.q). Peningkatan pertumbuhan triwulanan pada triwulan IV-2012 dibandingkan triwulan sebelumnya terkait dengan penyelesaian proyek-proyek properti yang biasanya dipercepat menjelang tutup tahun.
Indikator pengadaan semen mengkonfirmasi pola pertumbuhan tahunan dan triwulanan sektor bangunan. Pengadaan semen pada triwulan laporan sebanyak 99.555 ton atau tumbuh sebesar 30,81% (y.o.y), melambat dibandingkan triwulan tahun sebelumnya yang mencapai 40,611% (y.o.y). Dari sisi pertumbuhan triwulanan, realisasi pengadaan semen pada triwulan laporan mencapai 38,52% (q.t.q), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar -11,60% (q.t.q).
Sementara itu, kredit sektor bangunan mencapai Rp347 miliar yang berarti tumbuh sebesar 46,85% (y.o.y), meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di mana pada saat itu pertumbuhan kredit sektor bangunan hanya mencapai 7,81% (y.o.y). Terindikasi bahwa perbankan makin banyak mengucurkan dana pada sektor bangunan di tahun 2012 dibandingkan tahun 2011. Dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan kredit sektor bangunan mencapai -4,14% (q.t.q), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 17,40% (q.t.q). Hal ini mengindikasikan bahwa pencairan kredit sektor bangunan sebagian besar dilakukan sebelum triwulan IV.
1.2.6 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (LGA)
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (LGA) tumbuh 5,92% (y.o.y) pada triwulan IV-2012, lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2011 yang mencapai 8,02% (y.o.y). Dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan sektor LGA pada triwulan laporan mencapai 2,01% (q.t.q), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 1,13% (q.t.q).
-40% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000
III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Realisasi Pengadaan Semen g yoy (sumbu kanan)
-10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% -50 100 150 200 250 300 350 400
III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Kredit Sektor Bangunan (Rp miliar) g yoy (sumbu kanan) Sumber : Bank Indonesia
Grafik I.15 Realisasi Pengadaan Semen di Maluku
Grafik I.16 Kredit Sektor Bangunan di Perbankan Maluku
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
17
Indikator pertumbuhan sektor LGA adalah konsumsi listrik. Selama triwulan laporan, konsumsi listrik di Maluku mencapai 99,12 juta KwH. Dengan kata lain terjadi pertumbuhan pemakaian listrik sebesar 6,24% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 18,53% (y.o.y). Sementara itu pertumbuhan konsumsi listrik triwulanan pada triwulan IV-2012 mencapai -0,31% (q.t.q), sedikit lebih baik dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat -2,19% (q.t.q). Penurunan konsumsi listrik ini sejalan dengan suksesnya program penggunaan listrik pra bayara dan tingginya kesadaran masyarakat untuk menghemat listrik. Selain itu, rencana kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang akan dilaksanakan pada awal tahun 2013, membuat masyarakat dan pengusaha mulai membiasakan melakukan penghematan listrik.
Kredit sektor LGA mencapai Rp16 miliar pada triwulan IV-2012 atau tumbuh sebesar 27,24% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan peridoe yang sama tahun sebelumnya sebesar 62,71% (y.o.y). Dari perspektif pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan kredit sektor LGA mampu menyentuh level 7,45% (q.t.q), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 20,34% (q.t.q). Sebagian besar kredit disalurkan ke usaha air minum isi ulang.
1.2.7 Sektor Pertambangan & Penggalian
Sektor pertambangan & penggalian di Provinsi Maluku tumbuh positif sebesar 5,03% (y.o.y) pada triwulan laporan, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 16,03% (y.o.y). Kinerja Sektor Pertambangan dan Penggalian bertumpu pada produksi bahan galian C yaitu batu dan pasir. Penurunan pertumbuhan sektor bangunan secara tahunan secara otomatis membuat permintaan bahan galian C turut turun. Sedangkan bahan tambang yang sudah lama menjadi andalan adalah tembaga di Pulau Wetar (Kabupaten Maluku Barat Daya) dan minyak bumi (Kabupaten Seram Bagian Timur) masih terus berproduksi meskipun agak melambat.
-10,00% -5,00% 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00% 30.000.000 40.000.000 50.000.000 60.000.000 70.000.000 80.000.000 90.000.000 100.000.000 110.000.000
III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Konsumsi Listrik Maluku (KwH) grothw (y.o.y) sumbu kanan
Sumber : PLN WIlayah Maluku dan Maluku Utara
-1000% 0% 1000% 2000% 3000% 4000% 5000% 6000% -2 4 6 8 10 12 14 16 18
III IV I II III IV I II III IV
2010 2011 2012
Kredit Sektor LGA (Rp miliar) g yoy (sumbu kanan) Sumber : Bank Indonesia
Grafik I.17 Konsumsi Listrik di Maluku Grafik I.18 Kredit Sektor LGA di Perbankan Maluku
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
18
Sedangkan dari sisi pertumbuhan triwulanan, sektor pertambangan dan penggalian mampu tumbuh sebesar 2,59% (q.t.q), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai -0,88% (q.t.q). Hal ini terkait peningkatan kinerja untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan pada akhir tahun.
Saat ini tambang nikel sedang dijajaki di kabupaten Seram Bagian Barat bekeja sama dengan investor dari Korea Selatan. Diharapkan pada awal tahun 2013, tambang nikel di SBB sudah mulai berproduksi.
1.2.8 Sektor Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan
Sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan di Provinsi Maluku tumbuh 3,29% (y.o.y) pada triwulan laporan, lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 3,54% (y.o.y). Jenuhnya jumlah bank di kota Ambon serta berbagai perusahaan jasa keuangan lainnya seperti pegadaian dan pembiayaan pada akhir tahun 2012 menyebabkan penurunan pertumbuhan tahunan pada sektor ini. Hal ini juga terlihat dari pertumbuhan triwulanan yang hanya mencapai level 0,51% (q.t.q) pada triwulan IV-2012, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,77% (q.t.q).
1.2.9 Sektor Industri Pengolahan
Sektor Industri Pengolahan pada triwulan laporan tumbuh sebesar 6,42% (y.o.y), meningkat periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 4,98% (y.o.y). Pertumbuhan sektor ini berasal dari peningkatan kinerja industri rumah tangga yang memproduksi cinderamata serta makanan dan minuman. Adanya berbagai kegiatan yang banyak mendatangkan turis ke Maluku turut berkontribusi pada pengembangan sektor ini. Selain itu, pemasangan poster dan baliho menjadi marak menjelang Pemilihan Gubernur 2013 memberikan insentif pada peningkatan industri percetakan. Dari sisi pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan sektor industri pengolahan mencapai 0,57% (q.t.q), sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,72% (q.t.q).
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
19
Boks 1 PROFIL PETANI PADI DI MALUKU
Daerah sentra beras di Maluku terletak di Buru, Maluku Tengah, dan Seram Bagian Barat. Beras yang dihasilkan merupakan beras dari padi sawah. Selain itu, terdapat juga produksi beras yang berasal dari padi ladang terutama di Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Maluku Barat Daya. Padi ladang juga ditanam di Buru, Malteng, SBB, dan SBT namun dalam jumlah yang terbatas.Terkait bentuk Maluku yang tersusun atas banyak pulau sehingga disebut provinsi kepulauan, maka survei petani padi tidak dapat dilakukan pada seluruh kabupaten/kota. Hanya dua kabupaten saja yang akhirnya disurvei yaitu Buru dan SBB.
Profil Lahan
Lahan yang digarap petani di Buru dan SBB sebagian besar merupakan lahan basah yang mencapai 76,9%. Sedangkan untuk lahan kering hanya sekitar 23,08% saja. Itupun diperoleh dari responden yang mengelola dua lahan yaitu lahan basah dan lahan kering.
Mencermati status kepemilikan lahan, maka survei menunjukkan sebesar 83,3% merupakan lahan sendiri. Lahan sewa dan lahan bagi hasil masing-masing sebesar 8,3%. Sehingga dapat ditarik gambaran bahwa jumlah lahan di Buru dan SBB cukup memadai. Hal ini juga terkait dengan kondisi Buru dan SBB yang masih merupakan daerah pedesaan sehingga lahan garapan masih tersedia cukup luas untuk dikelola karena belum terkikis oleh bangunan yang marak di daerah perkotaan.
23.08%
76.9%
0.00%
lahan kering lahan basah lainnya
83.3% 8.3%0.0% 8.3% 0.0%
lahan milik sendiri
lahan sewa
lahan garapan
lahan bagi hasil
lahan milik perusahaan
inti
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
20
Selanjutnya mengenai status hukum lahan, terungkap bahwa 90,0% lahan sudah bersertifikat tanah, sedangkan sisanya sebesar 10,0% masih berupa akta jual beli. Hal ini menggambarkan kesadaran petani untuk mengamankan lahan miliknya melalui pembuatan sertifikat tanah. Memang masalah kepemilikan lahan merupakan masalah yang cukup krusial bagi petani karena menentukan besarnya pendapatan saat panen dan tentu saja keberlangsungan profesi sebagai petani ke depan.
Produksi
Jenis padi yang ditanam di Buru dan SBB cukup bervariasi. Padi IR-64 dan Inpari merupakan jenis padi yang paling banyak ditanam dengan pangsa masing-masing sebesar 25%. Selanjutnya jenis padi yang juga banyak ditanam petani adalah Ciherang sebesar 16,7%. Sedangkan padi lokal juga mendapat tempat di hati para petani dengan rincian Cibogo sebesar 16,7%, Cigelis 8,3%, dan Mekongga 8,3%.
Padi-padi tersebut di tanam dalam masa tanam berjumlah 2-3 kali per tahun. Sebagian besar petani Waeapo, Buru, memilih masa tanam sebanyak 2 kali per tahun, sedangkan petani-petani di Kairatu, SBB, dapat menanam sampai 3 kali per tahun.
Masa tanam ini dilakukan tidak serentak sehingga musim panen yang tiba cenderung tersebar sepanjang tahun. Berdasarkan hasil survei, di Buru panen berlangsung pada bulan Januari, April, Juni, Juli, Agustus, September, dan Desember. Sedangkan di SBB panen berlangsung pada bulan Januari, Maret, April, Mei, Juni, Agustus, September, Oktober, dan Desember. Ciherang 16.7% IR-64 25.0% Inpari 25.0% Mekongga 8.3% Cigelis 8.3% Cibogo 16.7% Lokal 33,3%
Sumber : survei Bank Indonesia
60,0% 40,0%
Masa tanam 2x dalam
setahun
Masa tanam 3x dalam
setahun
Sumber : survei Bank Indonesia
90.0% 0.0% 10.0% 0.0% 0.0% sertifikat tanah petok D akta jual beli kutipan letter C lainnya Status Hukum Lahan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
21
Mencermati struktur biaya, maka struktur biaya tanam sebagian besar dikuasai oleh tenaga kerja dengan pangsa 30,6% dan pupuk dengan pangsa 30,3%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian pertanian merupakan sektor padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja yaitu buruh tani. Selain itu, melihat besarnya persentase pupuk maka Pemerintah dapat memberikan bantuan subsidi agar meringankan beban petani.
Sementara itu pada struktur biaya panen, biaya tenaga kerja menempati pangsa teratas sebesar 38,5% dari toal biaya panen. Kemudian disusul oleh biaya penggilingan dengan pangsa 25,2%. Sekali lagi hal ini menegaskan bahwa tenaga kerja memainkan peran penting dalam pertanian padi.
Permodalan
Modal sendiri merupakan sumber dana utama para petani padi di Buru dan SBB. Sekitar sekitar 90% responden mengatakan bahwa mereka menggunakan modal sendiri untuk membiayai usaha. Sisanya sebesar 10% menyatakan bahwa mereka menggunakan kombinasi modal sendiri dan pinjaman bank untuk mendanai usaha. Hal ini memberikan indikasi bahwa petani masih belum banyak terlibat dengan bank dalam hal pendanaan
atau bank masih memandang risiko di sektor pertanian tinggi.
Komponen Persentase Bibit 2.7 Pupuk 30.3 Pengendali hama/penyakit 9.8 Peralatan 18.2 Tenaga kerja 30.6 Sewa lahan 7.3 Biaya transportasi 0.3 Lainnya 0.8 Total 100.0 Komponen Persentase Tenaga kerja 38.5 Peralatan panen 10.9
Biaya angkut ke penggilingan 11.6
Biaya olah jd GKP/GKG 11.8 Biaya penggilingan 25.2 Biaya pergudangan 0.0 Biaya lainnya 2.0 Total 100.0 90,0% 10,0% Modal sendiri
Modal sendiri dan
pinjaman bank
Sumber : survei Bank Indonesia
Permodalan Petani Padi
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
22
Distribusi
Seluruh petani mengatakan bahwa 100% beras tidak dijual sebelum panen. Para petani lebih memilih menunggu sampai padi dipanen kemudian menjual hasil panen. Sehingga dapat dikatakan nyaris tidak ada sistem ijon di Buru dan SBB.
Beras hasil panen di Buru dan SBB sebagian besar dibawa ke Pasar Mardika Ambon untuk dijual. Beras di Buru juga dibeli oleh Bulog Divre Maluku sebagai upaya Bulog untuk memenuhi cadangan beras. Hal ini terkait dengan produktivitas beras Buru yang melebihi kabupaten lain di Maluku.
Petani padi di Buru umumnya menjual beras hasil panen ke pengepul. Hal ini dipandang lebih praktis karena menghemat waktu dan tenaga. Sedangkan petani padi di SBB selain menjual beras hasil panen ke pengepul juga menjual ke konsumen akhir.
Pola Distribusi Petani Padi di Buru dan SBB
Kota utama pemasaran beras di dalam kabupaten terdapat di Namlea (Buru) dan Kairatu (SBB). Sedangkan kota utama pemasaran beras di luar kabupaten terdapat di Kota Ambon. Hal ini disebabkan kota Ambon merupakan pasar utama penjualan beras karena ibu kota provinsi Maluku ini merupakan kota yang ramai dan banyak dikunjungi oleh pelancong.
luar provinsidalam kota/ kabupaten
luar kota/
kabupaten luar negeri
Petani Pengepul Pedagang besar Pedagang grosir Pedagang eceran Konsumen akhir Pola Distribusi Beras Medium Petani Buru Petani SBB 0,0% 100,0%
Ya, dijual sebelum masa
panen
Tidak dijual sebelum
panen
Sumber : survei Bank Indonesia
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
23 Stok dan Pergudangan
Beras merupakan bahan makanan pokok yang memiliki daya tahan relatif lama sehingga terdapat kemungkinan untuk disimpan di gudang dalam bentuk stok. Hasil survei menunjukkan bahwa petani di Buru dan SBB yang menggunakan gudang penyimpanan bejumlah 70% dengan lokasi gudang di kelurahan yang sama dengan pemukiman petani. Sedangkan 30% petani lainnya tidak menggunakan gudang dengan
alasan beras dapat langsung dijual dan kalaupun ada sisa bisa disimpan di rumah.
Para petani ternyata melakukan manajemen stok bahan pangan. Untuk Gabah Kering Panen (GKP), rasio jual : simpan : konsumsi sebesar 42 : 36 : 22. Sedangkan untuk Gabah Kering Giling (GKG), rasio jual : simpan : konsumsi sebesar 50 : 36 : 14. Sementara itu untuk beras, rasio jual : simpan : konsumsi sebesar 38 : 34 : 27.
Petani yang menyimpan komoditas < 1 bulan sebanyak 66,7% sedangkan petani yang menyimpan komoditas1-3 bulan sebanyak 33,3%.
0% 20% 40% 60% 80% 100% GKP GKG Beras 42 50 38 36 36 34 22 14 27 jual simpan konsumsi
Sumber : survei Bank Indonesia
66,7% 33,3%
< 1 bulan 1 ‐3 bulan
Sumber : survei Bank Indonesia
30,0%
70,0%
Menggunakan gudang Tidak
Sumber : survei Bank Indonesia
Penggunaan Gudang
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
24
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
25
BAB II
I
NFLASI
D
AERAH
Laju inflasi Kota Ambon pada triwulan IV-2012 berada pada level 6,72% (y.o.y), mengalami perlambatang dibandingkan dengan triwulan III-2012 yang mencapai 7,07% (y.o.y). Namun laju inflasi Ambon pada triwulan laporan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi nasional sebesar 4,30% (y.o.y).
Dari sisi permintaan, kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa selama triwulan IV-2012 meningkat disebabkan berbagai kegiatan dan perayaan yaitu Ambon Jazz Plus Festival, Pesparawi Nasional Mahasiswa XII, Idul Adha, Wisuda Mahasiswa, Natal, dan Tahun Baru. Peningkatan permintaan terutama terjadi di bulan Desember menjelang Natal dan Tahun Baru di mana terjadi kenaikan permintaan sandang, bahan makanan, dan transportasi.
Dari sisi penawaran, pasokan bahan makanan terutama ikan segar dan sayur-mayur relatif meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya terkait dengan musim panas yang mendukung produksi ikan dan sayur-mayur. Selain itu, distribusi barang juga cukup lancar mengacu pada kondusifnya cuaca.
Secara umum permintaan pada triwulan laporan masih lebih besar dibandingkan penawaran sehingga terjadi inflasi yang cukup tinggi mencapai 6,72% (y.o.y).
2.1 Perkembangan Inflasi
2.1.1 Inflasi Bulanan
Pergerakan harga dari bulan ke bulan tercermin pada inflasi bulanan. Pada triwulan IV-2012, Kota Ambon mengalami inflasi bulanan sebesar 0,94% (m.t.m), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar -1,87% (m.t.m) maupun tahun sebelumnya sebesar 0,43% (m.t.m).
Inflasi Kota Ambon pada triwulan laporan didominasi oleh kelompok bahan makanan, kelompok sandang, serta kelompok transport, komunikasi, & jasa keuangan.
Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 3,04% (m.t.m) pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar -6,34% (m.t.m). Inflasi bulanan pada triwulan laporan ini jauh lebih lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya di mana inflasi kelompok bahan makanan sebesar -1,13% (m.t.m).
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
26
Andil peningkatan harga yang signifikan berasal dari komoditas ikan segar yaitu cakalang, layang, tuna, dan selar. Di samping itu, sayur-mayur seperti kacang panjang dan buncis juga menyumbang andil inflasi yang cukup besar, meskipun beberapa jenis sayur-mayur yang lain yaitu kangkung dan sawi hijau justru menyumbang deflasi. Musim panas yang terkadang diselingi hujan sesungguhnya masih cukup kondusif dalam mendukung produksi ikan segar dan sayur-mayur. Namun, produksi tetap memiliki batas tertentu, sedangkan permintaan cenderung meningkat sangat signifikan terutama pada beberapa jenis komoditas yang menjadi primadona masyarakat seperti cakalang, layang, tuna, selar, kacang panjang, dan buncis. Sementara itu peningkatan harga bawang merah mengacu pada pengurangan pasokan dari Jawa. Sedangkan peningkatan harga beras terjadi karena peningkatan permintaan yang tidak bisa diimbangi oleh pasokan yang menurun karena telah lama berakhirnya musim panen.
Tabel II.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (m.t.m)
Pada periode yang sama, kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 1,16% (m.t.m), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 0,57% (m.t.m) maupun tahun sebelumnya sebesar 0,28% (m.t.m). Peningkatan harga sandang terutama terjadi pada emas perhiasan dan pakaian menjelang Natal dan Tahun Baru.
Sementara itu kelompok transport, komunikasi & jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,23% (m.t.m), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar -0,96% (m.t.m) maupun tahun sebelumnya sebesar 2,45% (m.t.m). Peningkatan harga tiket pesawat (angkutan udara) sebagai respon peningkatan permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru. 2.1.2 Inflasi Triwulanan
Pergerakan harga dari triwulan ke triwulan terefleksi pada angka inflasi triwulanan. Pada triwulan laporan, laju inflasi Kota Ambon mencapai -0,91% (q.t.q), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar -0,01% (q.t.q), maupun tahun sebelumnya sebesar -0,59% (q.t.q).
III IV I II III IV I II III IV
Bahan makanan 6,24 (4,32) (2,26) 13,77 (2,46) (1,13) 5,33 7,08 (6,34) 3,04 Makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau (0,08) 0,02 0,06 1,05 0,09 0,05 0,24 1,46 0,30 0,09 Perumahan, air, listrik, gas, & bahan bakar 0,01 0,03 0,18 0,05 0,00 0,15 0,47 0,10 (0,06) 0,10 Sandang 0,50 0,49 (0,04) (0,17) 2,09 0,28 0,21 0,07 0,57 1,16 Kesehatan (0,95) 0,10 0,10 0,31 0,01 0,09 (0,00) 0,16 0,18 0,11 Pendidikan, rekreasi, & olahraga 2,64 (0,01) (0,04) (0,52) 0,00 (0,01) 0,01 0,21 0,20 (0,00)
Transport, komunikasi, & jasa keuangan (3,88) 11,99 0,24 0,79 0,00 2,45 (0,38) 1,73 (0,96) 0,23
0,95 1,30 (0,46) 3,76 (0,40) 0,43 1,32 2,40 (1,87) 0,94
Sumber : BPS (diolah)
2011 2012
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2012
27
Berdasarkan kelompok komoditas, inflasi triwulanan tertinggi terdapat pada kelompok sandang, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta kelompok kesehatan
Tabel II.2 Perkembangan Inflasi Triwulanan (q.t.q)
Kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 3,45% (q.t.q), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 1,63% (q.t.q), maupun tahun sebelumnya di mana inflasi mencapai 0,71% (q.t.q). Emas perhiasan menjadi memberikan andil yang besar pada inflasi kelompok sandang.
Sementara itu, kelompok pendidikan, rekreasi, & olahraga mengalami inflasi sebesar 2,29% (q.t.q), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,43% (q.t.q), maupun tahun sebelumnya sebesar -0,03% (q.t.q). Pemberi andil terbesar pada kelompok ini adalah akademi perguruan tinggi dan biaya jaringan saluran televisi.
Sedangkan kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 1,54% (q.t.q), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,37% (q.t.q), maupun tahun sebelumnya sebesar 0,16% (q.t.q). Tarif gunting rambut wanita memberikan andil yang besar bagi peningkatan harga kelompok kesehatan.
2.1.3 Inflasi Tahunan
Pergerakan harga di Kota Ambon dari tahun ke tahun terangkum pada angka inflasi tahunan. Laju inflasi tahunan Kota Ambon pada triwulan IV-2012 mencapai 6,72% (y.o.y). Angka ini lebih rendah dibandingkan laju inflasi tahunan triwulan sebelumnya yang mencapai 7,07% (y.o.y), namun lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 2,85% (y.o.y),. Berdasarkan kelompok komoditas, tiga kelompok yang mengalami inflasi tahunan tertinggi pada triwulan IV-2012 adalah kelompok bahan makanan, kelompok sandang, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau.
III IV I II III IV I II III IV
Bahan makanan 16,40 (8,41) (4,43) 19,03 (15,53) (6,82) 16,78 8,05 0,60 (4,51)
Makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau 0,82 2,71 (0,09) 1,11 1,04 0,06 1,81 1,97 0,79 0,22 Perumahan, air, listrik, gas, & bahan bakar 0,85 1,21 0,49 0,19 0,65 0,70 1,67 0,65 (0,17) 1,03 Sandang 0,95 1,86 0,62 1,16 4,31 0,71 0,20 (0,10) 1,63 3,45 Kesehatan (0,71) 2,44 0,20 0,41 0,17 0,16 0,02 0,51 0,37 1,54 Pendidikan, rekreasi, & olahraga 2,65 (0,04) (0,13) (0,58) 0,86 (0,03) (0,03) 0,13 0,43 2,29 Transport, komunikasi, & jasa keuangan 0,46 11,24 (1,27) 2,87 13,19 3,19 0,02 3,58 (1,61) (1,78)
UMUM 4,70 0,76 (1,25) 5,58 (0,78) (0,59) 4,32 3,26 (0,01) (0,91)
Sumber : BPS (diolah)
2011 2012
2010 Kelompok Komoditas