Volume 9, number 3 ---- Oktober
2020
Caraka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta Bahasa Daerah 164
Peluang, Tantangan, dan Ancaman Sastra
Cyber
di Era Masyarakat Modern
Zoni Sulaiman
Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut Jl. Pahlawan No. 32 Sukagalih, Tarogong Kidul, Garut
zoni@institutpendidikan.ac.id Abstrak.
Artikel ini ditulis sebagai respon penulis terhadap menggejalanya sastra cyber di era masyarakat modern ini. Perkembangan sastra cyber ini tidak terlepas dari tanggapan dan antusiasme masyarakat yang luar biasa terhadap perkembangan teknologi komunikasi saat ini, baik masyarakat ekonomi kelas bawah, kelas menengah, maupun masyarakat kelas atas. Perkembangan dunia digital memang tidak dapat dielakkan oleh masyarakat sehingga perkembangan kesusastraan pun perlu mengimbanginya. Hal ini perlu mejadi perhatian yang serius bagi para sastrawan, akademisi, dan peminat karya sastra demi eksisstensi kesusastraan Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap peluang, tantangan, dan ancaman dalam perkembangan kesusastraan di era masyarakat modern. Peluang yang akan diuraikan dalam
tulisan ini berkaitan dengan peluang bagi perkembangan sastra cyber, peluang bagi penulis
atau sastrawan, peluang bagi pembaca atau penikmat karya sastra. Selain peluang tersebut, dalam tulisan ini juga diuraikan tentang tantangan dan ancaman bagi keberlangsungan sastra
Indonesia di tengah perkembangan sastra cyber.
Kata Kunci; Peluang, Tantangan, Ancaman, Sastra Cyber, Masyarakat Modern
A. PENDAHULUAN
Kebudayaan masyarakat dari masa ke masa selalu berubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat. Perubahan dan perkembangan budaya tersebut meliputi segala sektor kehidupan masyarakat. Politik dan tatalaksana pemerintahan, perekonomian, pendidikan, komunikasi, sangat berkaitan erat dengan perkembangan budaya tersebut. Bahkan tidak dapat dipungkiri bahwa sektor kesenian dan berbagai kebutuhan hiburan masyarakat pun merupakan sektor yang harus berkembang dan mengikuti dinamika kemajuan teknologi. Kemampuan semua sektor kebudayaan untuk bertahan dan berkembang di era teknologi ini bukan menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan menjadi tanggung jawab mandiri para pelaku dan pendukung setiap sektor kebudayaan tersebut.
Kesusastraan sebagai salah satu produk kebudayaan dari sektor kesenian merupakan ranah yang harus mendapatkan perhatian serius dari para pelaku kesusastraan tersebut. Jika hal ini tidak dilakukan maka kesusastraan akan ditinggalkan dari kehidupan masyarakata modern. Maka dari itu eksistensi kesusastraan harus diupayakan dengan serius melalui berbagai media yang mendukung. Salah satu media yang saat ini memiliki hegemoni yang sangat kuat di
masyarakat adalah media daring (online). Dalam media daring ini tersedia berbagai media
Volume 9, number 3 ---- Oktober
2020
Caraka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta Bahasa Daerah 165
peluang untuk eksistensi kesusastraan tersebut maka banyak pelaku kesusastraan atau
sastrawan yang menggunakannya untuk kepentingan publikasi karya sastra baik genre puisi,
prosa, maupun drama.
Dari berbagai dinamika perkembangan teknologi tersebut kemudian memunculkan kreativitas pelaku dan pendukung kesusastraan untuk menggunakan celah dari kemajuan teknologi
tersebut dengan menggejalanya sastra cyber. Bahkan berkembangnya sastra cyber ini sangat
menguntungkan bagi para penulis atau sastrawan pemula untuk memublikasikan karyanya. Hal tersebut dimaklumi karena pada masa sebelum tahun 2000-an tidak mudah untuk dapat
memublikasikan karya sastra pada penerbit atau di media mainstream. Bahkan (Fitriani,
2018: 69) mengemukakan bahwa Sastra cyber atau cyber sastra muncul menjawab
kegelisahan para penulis atau sastrawan pemula. Sastra cyber atau Cybersastra sebagai
wahana penyalur segala bentuk inspirasi bagi penulis pemula yang menjadi tonggak baru kehadiran dunia sastra yang sifatnya ‘bebas’ tak mengenal ruang, waktu, bahasa, dan mendobrak sekat-sekat negara, karena dengan beberapa detik tulisan yang dimuat akan terekspos ke seluruh belahan negara.
Paparan tersebut menunjukkan adanya peluang bagi perkembangan kesusastraan Indonesia dan para sastrawan baru untuk bisa lebih berkembang di era masyarakat modern saat ini. Berdasarkan argumentasi yang sudah dikemukakan di atas maka tulisan pada artkel ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana menggunakan peluang kemajuan teknologi informasi untuk kemajuan kesusastraan serta bagaimana menghadapi ancaman dan tantangan perkembangan sastra di era modern.
B. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Sastra Cyber
Sastra cyber merupakan karya sastra yang dipublikasikan pada media daring seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai negara di dunia. Terdapat
berbagai pendapat yang membahas tentang sastra cyber. Pada mulanya penyebutan sastra
cyber berawal dari konsep sastra digital, yang didalamnya mencakup segala bentuk kesastraan yang diciptakan dan difasilitasi media komputer dan dapat diakses secara daring. Sastra ini meliputi teks sastra dalam bentuk prosa, puisi yang diunggah dalam berbagai homepage baik oleh para penulis professional maupun pemula (Astutiningsih, 2013: 54).
Pendapat ini meenunjukkan bahwa sastra cyber muncul dan berkembang bersamaan dengan
era teknologi informasi.
Sastra cyber jika dilihat dari bentuk dan isinya memang banyak yang lebih cenderung pada sastra popular. Yusanta & Wati (2020: 2) mengemukakan bahawa astra populer dan sastra siber adalah satu kesatuan yang tidak bisa lepas. Salah satu media siber yang digunakan sebagai lahan menulis bagi pengarang untuk menuangkan ide dan gagasan sebagai memanfaatkan media internet untuk ikut mempublikasikan karya mereka. Melalui tahap-tahap hingga akhirnya karya sastra tersebut bisa dinikmati oleh pembaca dan masyarakat.
Dengan demikian penamaan sastra cyber sebenarnya bukan dititikberatkan berdasarkan
Volume 9, number 3 ---- Oktober
2020
Caraka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta Bahasa Daerah 166
2. Perkembangan Sastra cyber
Perkembangan sastra cyber di berbagai Negara tentu saja terjadi perbedaan dikarenakan budaya dan kemampuan finansial masyarakatnya. Supriatin (2012: 47) mengemukakan
bahwa perkembangan sastra Indonesia yang menggunakan media cyber atau teknik
multimedia bisa dikatakan makin menampakkan peningkatan yang signifikan. Meskipun demikian, perkembangan itu terjadi secara perlahan, stabil, dan mantap. Hal itu antara lain disebabkan peran mesin pintar di Indonesia belum mendominasi jika dibandingkan dengan penggunaan internet di seluruh dunia yang mencapai percepatan peningkatan yang cukup
drastis. Sastra cyber berkembang pesat di semua Negara di dunia yang masyarakatnya
mampu menerima da menggunakan teknologi informasi. Hal ini terjadi karena untuk dapat mengakses dan menikmati sastra cyber dibutuhkan alat pendukung teknologi informasi untuk
mengaksesnya. Hidayat (2008: 261) menyatakan bahwa munculnya sastra Cyber dimulai
berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian merambah di berbagai segi kehidupan. Akan tetapi, pada dasarnya hal itu dimulai dari akal diri manusia, yang telah mendorong berbagai fonemena untuk dianalisis berdasarkan nalar sehingga memunculkan rasionalitas dan fungsionalitasnya. Dengan kemampuan tersebut, manusia dengan seksama mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang ada di dunia. Salah satu implementasinya adalah penemuan yang mencangkup Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).
C. PEMBAHASAN
Pada bagian pembahasan ini akan dideskripsikan beberapa peluang perkembangan sastra cyber dan juga tantangan dan ancaman yang mungkin muncul dalam perkembangannya. Berikut ini akan dipaparkan berdasarkan urutan peluang kemudian tantangan dan ancaman.
1. Peluang Perkembangan Sastra Cyber.
Sastra cyber memiliki keunikan dibandingkan karya sastra yang dipublikasikan pada era
sebelumya dalam berbagai majalah sastra, media masa, maupun dalam bentuk buku. Setidaknya ada dua keunikan yang sangat menonjol dan menguntungkan bagi perkembangan
sastra cyber, penulis sastra cyber, dan pembaca atau penikmat sastra cyber. Ketiga
keuntungan dan peluang tersebut akan diuraikan satu per sastu dalam artkel ini.
a. Peluang bagi Perkembangan Karya Sastra
Perkembangan sastra cyber sangat menguntungkan bagi eksistensi dan keberlangsungan
kesusastraan Indonesia karena dengan adanya media daring sebagai wahana publikasi sastra cyber memungkinkan semua lapisan masyarakat dapat menjangkaunya dengan mudah. Jika karya sastra yang dipublikasikan secara konfensional memiliki kelemahan karena hanya dapat diakses orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan membeli atau memiliki, hanya akan dibaca atau dinikmati oleh orang-orang yang benar-benar memiliki minat dan perhatian yang tinggi terhadap karyasastra, dan karya sastra konvensional memiliki keterikatan dan keterbatasan dalam berbagai hal untuk dapat membaca atau menikmatinya, tetapi ketiga
kelemahan tersebut tidak terdapat pada sastra cyber karena sastra cyber dipublikasikan pada
media daring sehingga secara ekonomi akan lebih murah untuk dapat mengakses atau
Volume 9, number 3 ---- Oktober
2020
Caraka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta Bahasa Daerah 167
atau menaruh perhatian pada kesusastraan pun akan mencoba untuk mengakses kemudian
menikmatinya. Dengan dipublikasikan secara daring maka sastra cyber lebih mudah diakses
di mana pun, kapan pun, dan dalam situasi apa pun sehingga fleksibilitas ini akan membuat masyarakat lebih nyaman dan cenderung menerima keberadaan karya sastra sebagai bagian dari perkembangan kebudayaan. Ketiga hal trsebut merupakan hal yang harus menjadi perhatian akademisi, pelaku, dan peminat kesusastraan karena sangat menguntungkan bagi perkembangan kesusastraan.
b. Peluang bagi Peulis atau Sastrawan
Perkembangan sastra cyber sangat menguntungkan bagi para penulis atau sastrawan kususnya
para penulis pemula. Hal ini terjadi karena publikasi karya sastra melalui media daring lebih mudah dan simpel. Publikasi atau penerbitan karya sastra melalui media konvensional seperti buku, majalah, atau media masa lainnya melalui prosedur yang sangat ketat, sehingga hanya karya sastra yang memiliki kualitas tinggi saja yang dapat diterbitkan. Selain itu karya-karya yang diterbitkan oleh penerbit yang sudah ternama biasanya mengutamakan para sastrawan atau penulis besar yang sudah puya nama. Hal ini sangat dimaklumi karena penerbit yang sudah besar tentu saja tidak mau menerbitkan karya yang kurang berkualiatas dan juga tidak mau media atau penerbitannya dijadikan sarana uji coba.
Kenyataan seperti yang diungkapkan tersebut tidak terjadi pada sastra cyber karena
diterbitkan melalui media daring. Sastra cyber bahkan sangat memudahkan bagi penulis
untuk memublikasikan karya karena dapat diterbitkan melalui blog yang sifatnya pribadi bahkan melalui akun media sosial yang dimilikinya. Keuntungan lainnya adalah walaupun dipublikasikan hanya dengan cara sederhana dan tidak melalui proses seleksi apa pun tetapi
sastra cyber ini dapat diakses oleh siapa pun bahkan dari berbagai belahan dunia yang
berbeda. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan bagi para penulis yang benar-benar serius dan konsisten menghasilkan karya sastra. Mereka secara perlahan tetapi pasti akan dikenal oleh masyarakat karena seringnya memublikasikan karya sastra yang dengan mudah diakses oleh masyarakat. Dengan demikian peluang ini harus benar-benar dimanfaatkan oleh para penulis atau sastrawan pemula untuk berkompetisi dengan penulis lain baik yang sama-sama pemula maupun yang sudah memiliki jam terbang yang cukup memadai.
c. Peluang bagi Pembaca
Perkembangan sastra cyber selain menjadi peluang bagi para sastrawan dan pekembangan
kesusastraan juga memberikan peluang bagi pembaca atau penikmat karya sastra. Jika untuk dapat membaca atau menikmati karya sastra yang dipublikasikan secara konvensional pembaca harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit maka hal tersebut tidak terjadi pada
pebaca sastra cyber. Pembaca sastra cyber dapat membaca atau menikmati karya sastra dari
berbagai belahan dunia dengan sangat murah dan fasilitas akses yang sangat mudah. Selain
itu karena kemudahan dalam memublikasikan karya sastra tersebut menyebabkan sastra cyber
sangat melimpah bagi pembaca. Hal ini memugkinkan pembaca mendapatkan karya sastra yang sangat variatif untuk dibaca atau dinikmati. Ketersediaan media komunikasi pada media publikasi daring juga memungkinkan pembaca dapat berkomunikasi aktif dengan sastrawan, hal ini sangat sulit bagi pembaca karya sastra yang diterbtkan secara konvensional. Peluang
Volume 9, number 3 ---- Oktober
2020
Caraka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta Bahasa Daerah 168
ini hendaknya dimanfaatkan oleh para pembaca untuk lebih menikmati, memahami, dan ikut melestarikan kesusastraan Indonesia.
2. Tantangan dan Ancaman Perkembangan Sastra Cyber
Perkembangan sastra cyber memang banyak memberikan peluang bagi perkembangan sastra
Indonesia, penulis, dan pembaca. Walaupun demikian dalam perkembangan sastra cyber juga
memunculkan beberapa tantangan dan ancaman. Berikut ini akan diuraikan beberapa
tantangan perkembangan sastra cyber.
a. Tantangan Perkembangan Sastra Cyber
Tantangan bagi perkembangan sastra cyber bisa muncul karena mudahnya penulis untuk
menerbitkan karya sastra di media daring. Kemudahan ini menyebabkan persaingan yang semakin ketat dalam berkompetisi meningkatkan kualitas karya sastra. Melimpahnya
publikasi sastra cyber ini mengakibatkan hanya karya sastra yang benar-benar berkualitas
ayang akan diterima oleh pembaca.
Tantangan lainnya adalah, dengan tidak terbatasnya akses media daring untuk masyarakat dari berbagai belahan dunia maka persaingan dalam menerbitkan karya sastra bukan hanya dengan penulis dalam satu negara, tetapi bahkan antarnegara. Dengan demikian kemungkinan masyarakat suatu bangsa untuk lebih cenderung meminati atau menikmati karya sastra dari bangsa lain semakin tinggi.
b. Ancaman Perkembangan Sastra Cyber
Selain adanya beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam menjaga eksistensi karya sastra
Indonesia, harus disadari pula beberapa ancaman dalam perkembangan sastra cyber.
Ancaman yang pertama adalah kemudahan akses, banyaknya penulis pemula, dan
melimpahnya sastra cyber membuat karya sastra menjadi tidak terlalu dikenali oleh pembaca
atau sastrawan lainya. Hal ini sangat memungkinkan terjadinya pencurian keseluruhan atau sebagain hasil karya untuk diklaim atau dimasukkan dalam karya orang lain. Tindakan plagiasi ini sangat mungkin karena kesengajaan atau ketidak tahuan penulis karena kurangnya pemahaman terhadap penghargaan karya orang lain.
Ancaman kedua adalah, dengan kebebasan dan kemudahan masyarakat dari berbagai negara dalam mengakses sebuah karya sastra maka memungkinkan terjadinya pengalihbahasaan karya sastra dari negara tertentu ke dalam bentuk karya satra negara lain tetapi kemudian diklaim sebagai karya sastra yang berbeda. Hal ini sangat mugkin karena setelah bahasanya menjadi bentuk bahasa lain maka tidak semuanya bisa terdeteksi dan sulit untuk ditelusuri. Hal ini juga harus menjadi perhatian bagi penulis maupun pembaca sastra Indonesia.
Ancaman ketiga adalah, jika masyarakat pembaca dengan mudah mengakses karya sastra dari negara lain kemudian lebih menikmati karya satra dari negara lain dengan alasan kualitas, kebaruan, dan lain-lain, maka hegemonis astra Indonesia sejatinya sedang terancam. Jika hal ini terjadi dalam jangka panjang maka keaslian karya sastra Indonesia akan semakin pudar, karen penulis pasti akan berusaha memenuhi selera pembaca dengan cara meniru sebagaian kecil, atau bahkan sebagian besar karya asing untuk bisa bersaing dan memenuhi selera pasar.
Volume 9, number 3 ---- Oktober
2020
Caraka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta Bahasa Daerah 169
Keadaan ini akan menimbulkan pergeseran karakteristik bahkan punahnya karya sastra Indonesia.
D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan
Dari pembahasan yang sudah dipaparkan tersebut maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut ini.
Perkembangan sastra cyber memunculkan peluang bagi perkembangan karya sastra, peluang
bagi peulis atau sastrawan, dan peluang bagi pembaca untuk bersama menjaga eksistensi
sastra Indonesia. Perkembangan sastra cyber memunculkan tantangan dalam persaingan
antarpenulis dari satu Negara bahkan berbagai Negara. Perkembangan sastra cyber juga
memunculkan ancaman tindakan plagiarisme, pengalihbahasaan yang diikuti tindakan klaim dengan cara yang tidak syah, serta menurunnya keaslian karya sastra Indonesia sebagai risiko dari akulturasi karya satra Indonesia dengan kaya sastra negara lain di media daring.
2. Saran
Berdasrkan argumentasi yang sudah dikemukakan dalam pembahasan tersebut maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai upaya menjaga keberlangsungan karya sastra Indonesia.
Para penulis hendaknya senantiasa mengikuti perkembangan penerbitan karya sastra di media daring agar mengetahui jika terjadi pengambilaliahan karya satra dengan cara yang tidak benar. Mendaftarkan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) atas karya satra yang sudah dubuatnya agar jika terjadi klaim oleh pihak lain dapat diupayakan melalui jalur hukum.
Mengahasilkan karya sastra yang berkualitas agar sastra cyber dari Indonesia tidak tergeser
oleh sastra cyber dari negara lain. Bagi pembaca atau peminat sastra Indonesia hendaknya
lebih mencintai karya sastra Indonesia. DAFTAR PUSTAKA
Astutiningsih, Irana. 2013. Laki-laki Cantik di Mata Perempuan: Kontruksi Tubuh Super Hero dalam Sastra Cyber. J. Jentera. 2. 2, 53-61
Fitriani, Layli. 2011. Sastra Cyber Indonesia. J. Lingua Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra 2(2) DOI: 10.18860/ling.v2i2.567
Hidayat, Arif. 2008. Sastra Cyber: Alternatif Komunikasi antara Karya Sastra dan Masyarakat Pembaca. J. Komunika, 2.2 DOI 10.24090/komunika.v2i2.106
Supriatin, Yeni Mulyani. 2012. Kritik Sastra Cyber. J. Sosioteknologi. 11. 25.
Yusanta, Fathiyatul Billah, & Wati, Riana. 2020. Eksistensi Sastra Cyber: Webtoon dan Wattpad Menjadi Sastra Populer dan Lahan Publikasi bagi Pengarang. J. Literasi, 4. 1, 1-7