• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE INQUIRI DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISWA KELAS IV SDN 1 BUMIREJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN METODE INQUIRI DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISWA KELAS IV SDN 1 BUMIREJO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE INQUIRI DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG

SISWA KELAS IV SDN 1 BUMIREJO

Oleh: Nur Laeli Maslikhah 1), Wahyudi 2), Chamdani 3)

FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret Kampus VI Kebumen, Jl. Kepodang 67A Kebumen 54312 e-mail: nurlaeli_m@yahoo.com

Abstract: Implementing Inquiry Methode By Using Concrete Objects Media To Improve Geometric Learning Of The Fourth Grade Students Of SDN 1 Bumirejo In The Academic Year 2012/2013. This research aims to describe the steps, the problems, and the solutions of inquiry method by using concrete objects media to improve geometric learning of the fourth grade students of SDN 1 Bumirejo in the academic year 2012/2013.The research design used in this research is an classroom action research which was conducted in three cycles. Every cycle includes four activities are planning, acting, observation, and reflection. Analysis technique of data used includes reduction of data, data presentation, and conclusing or verification. Based on the research of the study concludes that implementing inquiry methode by using concrete objects media with precise, can to improve geometric learning of the fourth grade students of SDN 1 Bumirejo in the academic year 2012/2013.

Keyword: Inquiri method, concrete objects media, dimensional figures

Abstrak: Penggunaan Metode Inquiri dengan Media Benda Konkret dalam Peningkatan Pembelajaran Bangun Ruang Siswa Kelas IV SDN 1 Bumirejo. Tujuan

penelitian ini untuk mendeskripsikan langkah, kendala, dan solusi metode inquiri dengan media benda konkret dalam peningkatan pembelajaran bangun ruang siswa kelas IV SDN 1 Bumirejo tahun pelajaran 2012/ 2013. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode inquiri dengan media benda konkret dengan tepat, dapat meningkatkan pembelajaran bangun ruang siswa kelas IV SDN 1 Bumirejo tahun pelajaran 2012/ 2013.

Kata kunci: Metode inquiri, media benda konkret, bangun ruang

PENDAHULUAN

Guru masih menggunakan metode ceramah dengan alasan lebih mudah digunakan. Salah satunya pelaksanaan pem-belajaran di SDN 1 Bumirejo lebih banyak didominasi oleh pemberian ceramah. Kegiatan pembelajaran yang belum me-libatkan siswa secara aktif mengakibatkan pemahaman siswa terhadap materi menjadi tidak maksimal, hal ini menjadikan siswa kurang semangat dan antusias dalam me-ngikuti pembelajaran. Hal ini menyebabkan matematika tidak mudah dipahami dan berdampak siswa kurang tertarik sehingga

perlu adanya jembatan agar matematika dapat mudah dipahami yang salah satunya mencari dan memilih metode dan media pembelajaran matematika yang menarik, mudah dipahami siswa, menggugah semangat dan menantang.

Wahyudi (2008) mengemukakan, ”Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya yang sudah diterima, sehingga kebenaran

(2)

antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas” (hlm. 3).

Johnson dan Myklebust (1976) mengemukakan, “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Matematika merupakan ilmu universal dalam bentuk bahasa simbol yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif untuk memudahkan manusia berfikir.

Wahyudi (2008) mengemukakan bahwa “Jika suatu bangun tidak seluruhnya terletak dalam bidang, maka bangun itu disebut bangun ruang (hlm. 85).

Mulyasa (2008) mengemukakan, “metode inquiri menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata” (hlm. 235).

Sumantri dan Permana (2001) mengemukakan bahwa “Metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru” (hlm. 142).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode inquiri adalah cara penyajian pelajaran yang mempersiapkan peserta didik untuk melakukan eksperimen sebagai proses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata.

Fathurrohman dan Sutikno (2010) mengemukakan langkah-langkah dalam proses inquiri antara lain: (1) pemberian masalah kepada siswa, (2) hipotesis (spesifikasi permasalah-an), (3) pe-ngumpulan data, (4) pengolahan data untuk menjawab hipotesis yang dibuat, (5) pembuatan kesimpulan (hlm. 32).

Mulyasa (2011) mengemukakan me-tode inquiri merupakan meme-tode penye-lidikan yang melibatkan proses mental dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (1) mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam; (2) merumuskan masalah yang ditemukan; (3) merumuskan

hipotesis; (4) merancang dan melakukan eksperimen; (5) mengumpulkan dan meng-analisis data; (6) menarik kesimpulan dan mengembangkan sikap ilmiah, yakni objek-tif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, ber-kemauan, dan tanggung jawab (hlm. 109).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa lang-kah-langkah penggunaan metode inquiri yaitu: (1) mengajukan pertanyaan-pertanya-an tentpertanyaan-pertanya-ang fenomena alam, (2) menemukpertanyaan-pertanya-an masalah, (3) merumuskan hipotesis, (4) me-rancang dan melakukan penyelidikan, (5) mengumpulkan data, (6) menguji hipotesis, (7) merumuskan jawaban atas pertanyaan pokok, (8) penarikan kesimpulan.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Alya, 2009) media mempunyai arti: (a) alat, (b) sarana komunikasi, seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk (hlm. 462). Benda dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alya, 2009) merupakan segala yang ada dalam alam yang berwujud atau berjasad (bukan roh), zat (misalnya air, minyak) (hlm.71). Asli (konkret) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alya, 2009) merupakan tulen, tidak ada campuran, murni (hlm. 37).

Anitah (2009) mengemukakan, “Relia atau disebut juga objek adalah benda yang sebenarnya dalam bentuk utuh” (hlm. 146).

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan media benda konkret merupakan sarana komunikasi yang ber-wujud atau benar-benar ada yang bisa memberikan pengalaman langsung kepada pengguna.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul “Penggunaan Metode Inquiri dengan Media Benda Konkret dalam Peningkatan Pem-belajaran Bangun Ruang Siswa Kelas IV SDN 1 Bumirejo”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah penggunaan metode inquiri dengan media benda konkret dalam peningkatan pembelajaran bangun ruang siswa kelas IV SDN1 Bumirejo ta-hun pelajaran 2012/ 2013?, (2) apakah peng-gunaan metode inquiri dengan media benda konkret dapat meningkatkan

(3)

pem-belajaran bangun ruang siswa kelas IV SDN 1 Bumirejo tahun pelajaran 2012/ 2013?, (3) apakah kendala dan solusi penggunaan metode inquiri dengan media benda konkret dalam peningkatan pembelajaran bangun ruang siswa kelas IV SDN 1 Bumirejo tahun pelajaran 2012/ 2013?.

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan langkah-langkah metode inquiri dengan media benda konkret dalam peningkatan pembelajaran bangun ruang siswa kelas IV SDN 1 Bumirejo ta-hun pelajaran 2012/ 2013, (2) untuk me-ningkatkan pembelajaran bangun ruang dengan metode inquiri melalui media benda kon-kret pada siswa kelas IV SDN 1 Bumirejo tahun pelajaran 2012/ 2013, (3) untuk me-nemukan kendala dan solusi pelaksanaan metode inquiri dengan penggunaan media benda konkret dalam peningkatan pem-belajaran bangun ruang siswa kelas IV SDN 1 Bumirejo tahun pelajaran 2012/ 2013.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Bumirejo yang beralamat di Jl. Letjend Suprapto No 1 Kecamatan Kebumen Kabu-paten Kebumen. Penelitian dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2012/ 2013. Penelitian tindakan dilaksanakan pada bu-lan Desember 2012 sampai dengan bubu-lan Juli 2013. Subjek penelitian ini adalah sis-wa kelas IV SDN 1 Bumirejo tahun pe-lajaran 2012/ 2013 yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain 1) siswa, 2) guru (teman sejawat), 3) dokumen. Teknik pe-ngumpulan data dalam penelitian ini antara lain 1) tes, dilaksanakan setelah melaksa-nakan proses pembelajaran, 2) observasi, data pelaksanaan tindakan saat pembelajar-an 3) dokumentasi, berupa hasil belajar ma-tematika siswa, foto dan video pelaksanaan pembelajaran. Alat pengumpulan data da-lam penelitian ini antara lain lembar soal tes, lembar observasi dan kamera digital.

Validitas data dalam penelitian ini yaitu menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber data. Triangulasi teknik

dengan membandingkan data tes, observasi serta dokumentasi. Triangulasi sumber data, dengan membandingkan data siswa kelas IV, pengamat (guru dan teman sejawat), serta dokumen (tes hasil belajar siswa, foto dan video audio visual pembelajaran). Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis data kualitatif yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.

Indikator kinerja pada penelitian yaitu: 1) guru menerapkan langkah-langkah metode inquiri dengan media benda konkret minimal 85%; 2) penguasaan ketrampilan proses mencapai 85%; 3) 85% dari jumlah siswa mampu memperoleh nilai ≥ KKM yaitu 70.

Metode penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. Menurut Suharsimi Arikunto ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar ter-dapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamat-an, dan refleksi (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 16). Pelaksanaan penelitian ini meliputi 3 siklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Namun apabila dalam tiga siklus masih belum memenuhi indika-tor kinerja maka dilanjutkan dengan siklus berikutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pembelajaran di SDN 1 Bumirejo sebelum dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) lebih banyak dido-minasi oleh pemberian ceramah. Kegiatan pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara aktif mengakibatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran men-jadi tidak maksimal, hal ini menmen-jadikan siswa kurang semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hasil belajar juga belum menunjukkan hasil yang memuas-kan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pre

test yang menunjukkan siswa kelas IV SDN

1 Bumirejo yang berjumlah 40 siswa ter-dapat 75% siswa menter-dapat nilai di atas KKM. Hal ini masih jauh dari kriteria

(4)

keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 85%.

Peneliti melaksanakan penelitian menggunakan metode inquiri dengan media benda konkret dengan langkah-langkah yang telah direncanakan berdasarkan pendapat-pendapat para ahli yang telah dikaji oleh peneliti, antara lain

Pelaksanaan tindakan pada peneliti-an ini dilakspeneliti-anakpeneliti-an dalam 3 siklus dpeneliti-an masing-masing siklus terdiri dari 2 per-temuan. Setiap pertemuan terdiri dari empat kegiatan yaitu kegiatan perencanaan tin-dakan, pelaksanaan tintin-dakan, pengamatan tindakan, dan refleksi terhadap tindakan Pelaksanaan tindakan dari satu pertemuan ke pertemuan selanjutnya mulai dari pe-laksanaan tindakan siklus I, sampai dengan siklus III telah mengalami peningkatan atau semakin baik. Melalui adanya perbaikan pada proses pembelajaran dalam setiap siklus tentu akan berimbas positif pada beberapa aspek kualitas belajar siswa. Dengan adanya perbaikan setiap siklus ter-sebut, pembelajaran matematika siswa semakin meningkat sehingga dapat men-capai keberhasilan pembelajaran. Siswa semakin termotivasi dan aktif dalam ke-giatan pembelajaran. Interaksi belajar siswa berjalan dengan baik, serta siswa men-dapatkan hasil belajar yang me-muaskan.

Hasil observasi tentang penerapan metode inquiri dengan media benda konkret bagi guru pada siklus I, II, dan III yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Observasi Guru antariklus

Pelaksanaan Rata-rata hasil observasi

Siklus I 87,08%

Siklus II 89,16%

Siklus III 92,73%

Rata-rata 89,66%.

Berdasarkan tabel 1 dapat disimpul-kan bahwa secara umum pembelajaran ber-jalan dengan baik dan telah memenuhi indikator capaian kinerja 85%. Skor dari masing-masing siklus yaitu, siklus I dengan persentase 87,06%, siklus II dengan sentase 89,16% dan siklus III dengan

per-sentase 92,73%. Sedangkan skor rata-rata antar siklus adalah 89,66%.

Selain kegiatan guru, kegiatan siswa saat mengikuti pembelajaran menggunakan metode inquiri dengan media benda konkret dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Hasil Observasi Siswa antarsiklus

Pelaksanaan Rata-rata hasil observasi

Siklus I 86,42%

Siklus II 89,63%

Siklus III 92,58%

Rata-rata 89,54%

Berdasarkan tabel 2 dapat disim-pulkan bahwa secara umum pembelajaran berjalan dengan baik dan telah memenuhi indikator capaian kinerja 85%. Skor dari masing-masing siklus yaitu, siklus I dengan persentase 86,42%, siklus II dengan tase 89,63% dan siklus III dengan persen-tase 92,58%. Sedangkan skor rata-rata antarsiklus adalah 89,54%.

Untuk mengetahui sejauh mana ke-mampuan siswa dalam menerima materi yang diajarkan guru, pada setiap akhir pem-belajaran diadakan evaluasi. Evaluasi ini dilaksanakan pada setiap pertemuan. Berikut ini hasil belajar siswa antarsiklus dapat dilhat pada tabel 3 di bawah ini: Tabel 3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

antar siklus

Uraian Siklus

Rata-rata I II III < KKM 7,5% 0% 0% 2,5% >KKM 92,5% 100% 100% 97,5% Jml nilai 3448 3457,5 3550 3485,17 Rata-rata kelas 86,2 86,43 88,75 87,13 Berdasarkan tabel 3 dapat disim-pulkan bahwa secara umum pembelajaran berjalan dengan baik dan telah memenuhi indikator capaian kinerja 85%. Banyaknya anak yang belum tuntas dari masing-masing siklus yaitu, sikus I dengan persentase 7,5%, siklus II 0% dan siklus III 0%. Rata-rata siswa yang belum tuntas sebesar 2,5%.

(5)

Jumlah seluruh nilai pada siklus I sebesar 3448, siklus II sebesar 3457,5 dan siklus III sebesar 3550, sedangkan rata-rata seluruh nilai antarsiklus sebesar 3485,17. Kemudian untuk rata-rata kelas pada siklus I sebesar 86,20, siklus II sebesar 86,43 dan siklus III sebesar 88,75, sedangkan rata-rata kelas antarsiklus sebesar 87,13.

Penggunaan metode inquiri dengan media benda konkret terdapat kendala dan solusi yaitu:

Tabel 4 kendala dan solusi siklus antariklus

Sik

lus Kendala Solusi

I 1. Bahasa ku rang baku. 2. Pembagian ke lompok menyi ta waktu. 3. Siswa kurang komunikatif menyampai kan hasil diskusi. 4. Perlu menam bah contoh lebih konkret. 5. Ada siswa yang tidak memperhatikn. 1. Menggunakan bahasa baku. 2. Pembagian ke lompok sebe lum penelitian. 3. Guru memban tu siswa me nyampaikan hasil diskusi. 4. Menambah contoh yang lebih konkret. 5. Guru mene gur siswa. II 1. Ada siswa yang tidak memperhatikn. 2. Bahasa ku rang baku. 3. Perlu menam

bahkan contoh lebih konkret. 1. Guru mene gur siswa. 2. Menggunakan bahasa baku 3. Menambah contoh lebih konkret.

III 1. Ada siswa yang tidak memperhatikn. 2. Bahasa ku rang baku. 1. Guru mene gur siswa. 2. Menggunakan bahasa baku

Adapun kendala yang dihadapi oleh peneliti pada siklus I sampai siklus III yaitu (1) penggunaan bahasa kurang baku, (2) pembagian kelompok menyita waktu ba-nyak, (3) siswa kurang komunikatif dalam menyampaikan hasil diskusi, (4) masih per-lu menambahkan contoh-contoh yang lebih

konkret, (5) pada saat kegiatan pem-belajaran ada siswa yang tidak mem-perhatikan.

Berdasarkan kendala pada siklus I sampai siklus III solusi yang dilakukan oleh peneliti (guru) yaitu: (1) guru menggunakan bahasa baku, (2) pembagian kelompok dilakukan sehari sebelum penelitian, (3) guru membantu siswa dalam menyam-paikan hasil diskusi, (4) guru memperjelas materi melalui contoh-contoh yang lebih konkret, (5) guru akan menegur siswa yang tidak memperhatikan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) langkah penggunaan metode inquiri dengan media benda konkret dalam peningkatan pembelajaran bangun ruang siswa kelas IV SDN 1 Bumirejo tahun pelajaran 2012/ 2013 yaitu: (a) mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam, (b) menemukan masalah, (c) merumuskan hipotesis, (d) merancang dan melakukan penyelidikan, (e) mengumpulkan data, (f) menguji hipotesis, (g) merumuskan jawaban atas pertanyaan pokok, (h) penarikan kesim-pulan; (2) penggunaan metode inquiri dengan media benda konkret dapat meningkatkan pembelajaran bangun ruang siswa kelas IV SDN 1 Bumirejo tahun pelajaran 2012/ 2013; (3) kendala dan solusi penggunaan metode inquiri dengan media benda konkret dalam peningkatan pem-belajaran bangun ruang siswa kelas IV SDN 1 Bumirejo tahun pelajaran 2012/ 2013 yaitu: (a) penggunaan bahasa kurang baku, (b) pembagian kelompok menyita waktu banyak, (c) siswa kurang komunikatif dalam menyampaikan hasil diskusi, (d) masih perlu menambahkan contoh yang lebih konkret, (e) ada siswa yang tidak memperhatikan. Solusi yang dilakukan oleh peneliti (guru) yaitu: (a) guru menggunakan bahasa baku, (b) pembagian kelompok dilakukan sebelum penelitian, (c) guru membantu siswa dalam menyampaikan hasil diskusi, (d) guru menambah contoh yang lebih konkret, (e) guru menegur siswa yang tidak mem-perhatikan.

(6)

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain: (1) Bagi guru sebaiknya dalam penyampaian materi menggunakan metode dan media pem-belajaran yang sesuai, sehingga mem-berikan kemudahan siswa untuk lebih me-mahami konsep, prinsip, sikap, dan kete-rampilan tertentu, serta mampu memberi-kan pengalaman yang berbeda dan ber-variasi, (2) Bagi siswa sebaiknya siswa harus lebih aktif, kreatif, jujur, disiplin dan meningkatkan keberanian menyampaikan ide atau pendapat dalam proses pem-belajaran untuk menambah pengetahuan, pemahaman, dan meningkatkan hasil belajar; (3) bagi sekolah sebaiknya me-ningkatkan kualitas tenaga pendidiknya dengan mengadakan pelatihan bagi guru agar dapat menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat; (4) Bagi peneliti lain hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas dan dapat memberikan sumbangan ilmu yang lebih inovatif bagi pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi

Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Anitah, S. (2009). Teknologi Pembelajaran. Surakarta: FKIP UNS

Arikunto, S., Suhardjono & Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Fathurrohman, P. & Sutikno, M. S. (2010).

Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: PT Refika Aditama. Mulyasa, E. (2008). Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Bandung; PT Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2011). Menjadi guru

profesionam Menciptakan

Pembelajaran Kreatif dan

Menenyenangkan. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.

Sumantri, M. dan Permana, J. (2001).

Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: CV. Maulana.

Wahyudi. (2008). Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Surakarta:

(7)

Gambar

Tabel 1. Hasil Observasi Guru antariklus    Pelaksanaan  Rata-rata hasil
Tabel 4  kendala dan solusi siklus antariklus  Sik

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan (Notoadmodjo, 1992). Bidan

The future government debts are forecasted using ARIMA model, and the efficient frontier of costs resulting from portfolios of bond with different maturity structures are

Skala (Likert-type scale) Dalam penggunaan alat ini, jawaban dari subjek akan lebih bersifat konseptual sesuai dengan self-concept masing-masing individu, adanya peran

Adapun UKM Sanora yang memproduksi unthuk yuyu juga mengalami kendala proses produksi yang masih menggunakan alat yang sederhana seperti pemarutan kelapa, penggilingan

Puji syukur dipanjatkan ke-hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat diselesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “ Upaya

Figure 1 shows the Two-Hand Process Chart of operator who has minimum cycle time and the best work methods to conduct the process among the others... ineffective

[r]

Pada hari ini Jum’at tanggal Dua puluh tujuh bulan April tahun Dua Ribu Dua Belas , pukul 14.00 s/d 16.00 WIB bertempat di situs www.lpsenatuna.net,