• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA, SERTA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA, SERTA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MUSRENBANG

PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Tanjung Selor, 9 April 2018

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA

DESA, SERTA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Rukijo

Sekretaris Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

(2)

E S E M P U R N A A N

--

I N T E G R I T A S

-

P R O F E S I O N A L I S M E

-

S I N E R G I

-

P E L A Y A N A N

-

K E S E M P U R N A A N

-Arti Strategis Pembangunan Daerah

Masalah dan Tantangan Pembangunan

Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2019

Kebijakan Penguatan Perpajakan Daerah

Kebijakan Pembiayaan Kreatif

Pengelolaan Keuangan Daerah

Penutup

(3)

PENDAHULUAN #1:

Arti Penting dan Strategis Pembangunan Daerah

“Pembangunan daerah

merupakan bagian dari

pembangunan nasional

untuk mewujudkan cita-cita bernegara,

yaitu masyarakat yang adil dan makmur.”

(4)

E S E M P U R N A A N

--

I N T E G R I T A S

-

P R O F E S I O N A L I S M E

-

S I N E R G I

-

P E L A Y A N A N

-

K E S E M P U R N A A N

-PENDAHULUAN #2:

Urgensi Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal

Desentralisasi Fiskal

sebagai bagian dari pelaksanaan

Desentralisasi dan Otonomi Daerah

,

(5)

TANTANGAN PEMBANGUNAN NASIONAL

TANTANGAN

EKONOMI Tingkat Inovasi Kapasitas Produksi technology, skill Infrastructure, Keuangan Pasar

IPM yang masih perlu ditingkatkan. 70,79 PISA Score Indonesia termasuk rendah. rank 62 of 69 Penurunan tingkat kemiskinan yang melambat 10,12% Ketimpangan antarkelompok masyarakat dan wilayah. 0,39 Malnutrisi menjadi masalah serius. 27,6%

Pembangunan nasional masih

menghadapi berbagai permasalahan

dan tantangan ekonomi, pelayanan

publik, dan kesejahteraan”

Ketimpangan layanan publik antardaerah, a.l

akses sanitasi

Kota Pangkal Pinang (97%) vs. Kab. Asmat (14%)

(6)

PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PELAKSANAAN APBN #1: Kinerja 2018 dan Proyeksi 2019

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih dalam upward trend. Investasi dan konsumsi tetap menjadi motor

pertumbuhan

Pertumbuhan 2016 2017 2018 2019 Outlook Range Konsumsi RT & LNPRT 5,04 4,98 5,06 5,10 - 5,20 Konsumsi RT 5,01 4,95 5,01 5,01 - 5,08 Konsumsi LNPRT 6,64 6,91 7,74 9,20 - 11,05 Konsumsi Pemerintah -0,14 2,14 3,07 2,78 - 3,68 PMTB 4,47 6,15 6,90 7,48 - 8,32 Ekspor -1,57 9,09 8,14 5,98 - 7,25 Impor -2,45 8,06 7,87 6,33 - 7,58 PDB 5,03 5,07 5,40 5,40 - 5,80 5,03 5,07 5,40 5,40 5,80 2016 2017 2018 2019

PERKIRAAN PERTUMBUHAN PDB 2019

Indikator

Realisasi2016 Realisasi2017 APBN2018Outlook Perkiraan2019

a. Growth (%, yoy) 5,02 5,07 5,4 5,4 5,4 - 5,8 b. Inflasi (%, yoy) 3,02 3,61 3,5 3,5 2,5 – 4,5 c. SPN-3 bulan(%) 5,7 4,98 5,2 5,0 4,6 – 5,2 d. Nilai Tukar(Rp/US$) 13.307 13.384 13.400 13.500 13.500 – 13.900 e. ICP (US$/barel) 40,2 51,2 48 58 58 – 65 f. Lifting Minyak (ribu barel/hari) 829 803,91 800 800 722 – 805 g. Lifting Gas

(ribu barel setara minyak/hari)

1.180 1.142,33 1.200 1.200 1.210 – 1.300  Perbaikan Ekonomi diperkirakan berlanjut pada tahun 2019, diantaranya ditopang oleh: (i)

Konsumsi masyarakat tumbuh di atas 5,0%; (ii) Inflasi rendah; (iii) Dampak Pemilu; (iv) Kelanjutan program perlindungan bagi kelompok miskin.

 Investasi meningkat, karena: (i) Dampak perbaikan infrastruktur, paket kebijakan, iklim investasi; (ii) Perbaikan daya saing dan persepsi investor; (iii) Pendalaman sektor keuangan dan sumber pembiayaan kreatif; dan (iv) Peningkatan FDI dan peran swasta domestik  Ekspor – Impor (i) Peningkatan permintaan negara mitra dagang dan global; (ii) Peningkatan

ekspor manufaktur; (iii) Pengembangan pasar dan produk non tradisional; (iv) Risiko proteksionisme.

(7)

“Pelaksanaan APBN 2018 diperkirakan masih sesuai dengan rencana yang ditetapkan”

 Penerimaan Perpajakan tumbuh 20,8% dari Rp1.339,8 T (2017) menjadi Rp1.618,1 T (2018)  PNBP SDA tumbuh 8,5% dari Rp95,6 T (2017) menjadi Rp103,7 T (2018)

PENDAPATAN NEGARA

 Proyeksi belanja K/L masih berpotensi terjadi penghematan alamiah

 Subsidi & pembayaran bunga utang meningkat akibat kenaikan ICP & depresiasi nilai tukar rupiah  Penyesuaian Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sesuai realisasi penerimaan negara.

BELANJA NEGARA

PEMBIAYAAN

• Optimalisasi pendapatan negara dilakukan dengan tetap menjaga iklim investasi • Target penerimaan perpajakan yang realistis berdasarkan basis data terkini.

Meskipun diperkirakan tumbuh tinggi, masih ada risiko penerimaan perpajakan lebih rendah dari APBN 2018.

PNBP SDA diperkirakan meningkat seiring naiknya harga minyak (ICP) dan harga komoditas.

Efisiensi belanja dan peningkatan belanja produktif untuk mendukung program prioritas terus dilakukan tanpa mengurangi pencapaian sasaran output yang telah direncanakan.

Efisiensi pembiayaan anggaran, melalui defisit dan rasio utang yang terkendali dengan mendorong pembiayaan

PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PELAKSANAAN APBN #1: PELAKSANAAN APBN 2018

(8)

E S E M P U R N A A N

--

I N T E G R I T A S

-

P R O F E S I O N A L I S M E

-

S I N E R G I

-

P E L A Y A N A N

-

K E S E M P U R N A A N

-PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PELAKSANAAN APBN #3: TEMA KEBIJAKAN FISKAL 2019

TEMA RKP 2019

Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas

Menjaga Kesehatan

Fiskal Mendorong Iklim Kebijakan Fiskal

Investasi

APBN untuk mendorong investasi dan daya saing

TEMA KEBIJAKAN FISKAL 2019

To help To serve To support Produktif Daya Tahan Efisien Suistanable STRATEGI KEBIJAKAN FISKAL 2019

PUSAT

EKSPANSIF, TERARAH, DAN TERUKUR

 Defisit semakin menurun (2,05-1,6)% PDB;

 Primary balance menuju positif (0,45)-0,05 % PDB;  Debt Ratio 28,8-29,35% PDB

Tahun Politik 2019

1. Fokus program

perlindungan sosial dan padat karya; 2. Melanjutkan infrastruktur; 3. Penguatan kualitas desentralisasi fiskal.

2.

Outlook 2018 1. Berbasis kinerja perekonomian terkini dan APBN realisasi 2017;

2. Proyeksi Asumsi Makro 2018;

3. Analisis risiko APBN 2018.

1.

STRATEGI MAKRO FISKAL 2019

Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi terkini, outlook 2018, dan arah kebijakan fiskal jangka menengah

(9)

POKOK-POKOK KEBIJAKAN BELANJA NEGARA POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENDAPATAN NEGARA

Optimalisasi penerimaan pajak, cukai, dan PNBP dan

menjaga iklim yang kondusif bagi kegiatan ekonomi

Insentif perpajakan untuk peningkatan daya saing dan

investasi

Transparansi informasi di bidang perpajakan

“Optimalisasi pendapatan dengan tetap

menjaga iklim investasi”

“Penguatan

value for money:

efisiensi dan efektivitas

untuk akselerasi pertumbuhan dan kesejahteraan”

 Fokus pada infrastruktur

 Meningkatkan efektivitas Bantuan Sosial, Subsidi dan TKDD  Meningkatkan kualitas SDM

 Mendorong birokrasi yang efektif dan efisien  Dukungan fiskal untuk sektor unggulan

 Mengantisipasi ketidakpastian (menjaga stabilitas keamanan dan politik)

PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PELAKSANAAN APBN #4: POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL 2019

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBIAYAAN

Menjaga rasio dan komposisi utang dalam batas aman dan terkendali Meningkatkan efisiensi biaya utang dan produktivitas pemanfaatan utang

“Kebijakan ekspansif yang terarah dan terukur”

Menjaga defisit lebih rendah dari tahun 2017

(10)

E S E M P U R N A A N

--

I N T E G R I T A S

-

P R O F E S I O N A L I S M E

-

S I N E R G I

-

P E L A Y A N A N

-

K E S E M P U R N A A N

-PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PELAKSANAAN APBN #5: ARAH KEBIJAKAN TKDD 2019

“Pengalokasian dan pengaturan TKDD yang mendorong penggunaan belanja Daerah secara efektif dan efisien, menerapkan

prinsip

value for money

dan sinergi antara belanja pusat dan daerah”

 pengalokasian DAU bersifat dinamis

 25% utk infrastruktur dan pemenuhan anggaran mandatory  Komitmen penyelesaian Kurang Bayar/Lebih Bayar DBH

Dana Transfer Umum (DTU)

 pengurangan kesenjangan layanan dasar publik antardaerah  sinkronisasi pengalokasian DAK dengan belanja K/L

 peningkatan akurasi data dan biaya satuan DAK Nonfisik  penyaluran berdasarkan kinerja dan pencapaian output

Dana Transfer Khusus (DTK)

 penguatan peran DID sebagai instrumen insentif dalam TKDD  efisiensi dan efektivitas penggunaan Dana Otsus dan Dana

Keistimewaan D. I. Yogyakarta

DID, Otsus, dan Dais

Yogyakarta

 distribusi DD yang adil dan fokus pengentasan kemiskinan

 peningkatan kesejahteraan melalui pemanfaatan DD untuk pemberdayaan masyarakat dan

pengembangan potensi ekonomi desa

 peningkatan alokasi dalam APBN hingga 10% dari TKD

Dana Desa

(DD)

(11)

Kinerja Ekonomi Prov. Kalimantan Utara Th. 2017

11

Angka gini ratio, tingkat kemiskinan, dan PDRB perkapita di Kaltara lebih baik daripada angka nasional.

GAMBARAN KESEJAHTERAAN PROV. KALIMANTAN UTARA

• Pertumbuhan ekonomi Kaltara lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional perlu ditingkatkan agar memperkuat PDRB per kapita

• Inflasi sama dengan Inflasi nasional, perlu dipertahankan untuk tren pertumbuhan yang positif

GAMBARAN PEREKONOMIAN PROV. KALIMANTAN UTARA

Ketimpangan antar kelompok pendapatan di Kalimantan Utara (0,313) yang artinya lebih baik dari rata-rata nasional. Sebaliknya, tingkat pengangguran masih diatas rata-rata nasional (5,54%).

Rp

(12)

E S E M P U R N A A N

--

I N T E G R I T A S

-

P R O F E S I O N A L I S M E

-

S I N E R G I

-

P E L A Y A N A N

-

K E S E M P U R N A A N

-(Data level kab/kota tahun 2016)

KINERJA DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN SE-KALIMANTAN UTARA #2

Kinerja Ekonomi Kab/Kota se-Provinsi Kaltara

*(Data level kab/kota tahun 2016) *PDRB atas harga konstan

Kontribusi PDRB Kota Tarakan terhadap PDRB se-Prov. Kaltara,

sebesar 34,6% (tertinggi), sementara kontribusi PDRB Kab Tana

Tidung hanya 6,4% (terendah).

Pemda

Kab. Bulungan

9,92

2,40

Kab. Malinau

6,55

1,71

Kab. Nunukan

13,0

2,90

Kota Tarakan

17,7

5,80

Kab. Tana Tidung

3,26

0,85

Prov. Kalimantan Utara

51,16

3,75

PDRB (Rp Triliun)

PDRB Growth (%)

(13)

Rata-rata nasional HLS 12,72; akses air minum layak 71,14%; akses sanitasi layak 67,8%; persalinan ditolong tenakes 92,6%

KINERJA DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN SE-KALIMANTAN UTARA #3

Kinerja Layanan Publik Kab/kota se-Prov. Kaltara

Daerah HLS (Tahun) Akses Air Minum Layak (%) Akses Sanitasi Layak (%) Persalinan Tenakes (%)

Prov. Kalimantan Utara 12,6 82,7 64,7 92,6

Kab. Bulungan

12,8 71,6 61,8 92,4

Kab. Malinau 13,2 62,7 47,3 89,0

Kab. Nunukan 12,6 82,3 53,8 92,4

Kota Tarakan 13,4 95,6 78,5 94,6

(14)

E S E M P U R N A A N

--

I N T E G R I T A S

-

P R O F E S I O N A L I S M E

-

S I N E R G I

-

P E L A Y A N A N

-

K E S E M P U R N A A N

-• % tingkat kemiskinan tertinggi ada di Kab. Bulungan sebesar 8,99%.

• Rata-rata ketimpangan pendapatan (gini ratio) kab./kota (0,31) ada di bawah gini ratio Nasional (0,394) • PDRB per kapita di kab./kota berada di atas pendapatan per kapita Nasional.

KINERJA DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN SE-KALIMANTAN UTARA #4

Indikator Kesejahteraan se-Provinsi Kalimantan Utara

(Data level kab/kota tahun 2016, Pengangguran dan Gini Rasio 2017

Daerah PDRB Per-kapita (juta) Tingkat Kemiskinan (%) Gini Rasio Tingkat Pengangguran (%)

Prov. Kalimantan Utara 100,22 6,22 0,305 8,59

Kab. Bulungan 103,27 8,99 0,247 8,93

Kab. Malinau 89,92 7,15 0,296 9,24

Kab. Nunukan 89,91 5,24 0,299 10,69

Kota Tarakan 98,79 5,16 - 7.09

(15)

ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TA 2018

dalam miliar Rp

ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA UNTUK DAERAH SE-KALTARA

Kab. Bulungan Kab. Malinau Kab. Nunukan Kab. Tana Tidung Kota Tarakan Prov. Kalimantan Utara 837.47 1,112.33 858.80 544.08 717.45 1,882.09 837.47 1,078.08 823.55 544.08 717.45 1,882.09 675.18 948.18 635.52 496.89 553.29 1,527.95 497.45 798.14 453.24 394.73 380.97 1,185.11 177.73 150.04 182.28 102.17 172.32 342.84 162.29 129.90 188.04 47.19 164.16 354.15 103.81 83.98 126.91 35.00 117.57 188.96 58.48 45.92 61.12 12.18 46.59 165.18 34.25 35.25 67.60 118.92 166.80 34.24 Transfer ke Daerah Dana Perimbangan DTU  DAU  DBH DTK  DAK Fisik  DAK NonFisik DID Dana Desa Kab. Malinau

TKDD tertinggi; DAU tertinggi

Kab. Malinau

DID terendah

Kab. Nunukan

 DBH tertinggi;  DAK Fisik tertinggi;  DAK Nonfisik tertinggi;  DID tertinggi;  Dana Desa tertinggi

Kab. Tana Tidung

 TKDD terendah  DBH terendah;  DAK Fisik terendah;  DAK Nonfisik terendahi;  Dana Desa terendah

Kota Tarakan

(16)

PRINSIP-PRINSIP PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

Sistem perpajakan dan retribusi daerah (tax assignment) sebagai konsekuensi atas pembagian kewenangan dibidang

pemerintah dan pelayanan publik perlu diperkuat dengan prinsip-prinsip perpajakan yang baik.

Sumber pendapatan berkorelasi dengan benefit yang

disediakan Pemerintah

Basis pajak terdapat di semua daerah dan relatif stabil

(tidak terlalu berfluktuasi)

Meminimalisasi kecenderungan persaingan antar daerah

Secara geografis basis pajak netral

Secara administratif layak dan dapat diimplementasikan.

Biaya pemungutan tidak lebih besar dari hasilnya

Pajak daerah harus jelas sehingga beban pajaknya dapat

dipahami oleh penduduk setempat

1

2

1

1

3

1

4

1

5

1

6

(17)

Perkembangan Pajak Daerah Provinsi Kalimantan Utara

• Pajak Daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 turun sebesar 22,2% dari tahun 2015.

• Local tax ratio Prov Kaltara sebesar 1,74%, lebih rendah dari local tax ratio rata-rata nasional 2,04. • Sektor Transportasi dalam PDRB Kaltara tumbuh

15,9%, sedangkan penerimaan pajak daerah yang terkait sector tsb yaitu PKB yang hanya tumbuh 1,9%, BBNKB turun 19,4%, dan PBBKB turun 36% pada tahun 2016

• Pajak rokok merupakan satu-satunya jenis pajak daerah yang tumbuh relatif tinggi, yaitu 16% pada tahun 2016.

• Untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah, perlu dilakukan:

- Penetapan Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang lebih mencerminkan harga pasar dan penetapan bobot yang mencerminkan kerusakan jalan dan

pencermaran lingkungan yang lebih realistis dan

Jenis Pajak Daerah

2014 2015 2016

Value Value Share Growth Value Share Growth (Miliar Rp) (Miliar Rp) (%) (%) (Miliar Rp) (%) (%)

Pajak Kenderaan Bermotor - 57,99 18,06% - 59,08 23,64% 1,9% Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor - 73,58 22,91% - 59,32 23,74% -19,4% Pajak Bahan Bakar KB - 169,93 52,92% - 109,01 43,62% -35,9% Pajak Air Permukaan - 0,73 0,23% - 0,64 0,25% -13,1%

Pajak Rokok - 18,88 5,88% - 21,88 8,75% 15,9%

Jumlah Pajak Daerah 321,11 100% - 249,93 100% -22,2%

Value Share Growth Value Share Growth (Juta Rp) (%) (%) (Juta Rp) (%) (%)

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 11.059.286,88 17,61% 9,95% 12.081.728,05 18,09% 9,25% 2. Pertambangan dan Penggalian 17.620.866,46 28,05% -5,42% 16.457.941,96 24,65% -6,60% 3. Industri Pengolahan 6.113.530,11 9,73% 11,18% 6.730.229,60 10,08% 10,09% 4. Pengadaan Listrik dan Gas 26.144,76 0,04% 39,36% 30.065,91 0,05% 15,00% 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 37.954,65 0,06% 5,81% 41.457,70 0,06% 9,23% 6. Konstruksi 7.550.977,01 12,02% 7,31% 8.509.442,79 12,74% 12,69% 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 6.535.985,54 10,40% 11,23% 7.659.005,55 11,47% 17,18% 8. Transportasi dan Pergudangan 3.948.457,40 6,29% 13,83% 4.576.863,29 6,85% 15,92% 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 902.518,32 1,44% 16,29% 1.021.818,71 1,53% 13,22% 10. Informasi dan Komunikasi 1.378.112,73 2,19% 19,66% 1.525.483,74 2,28% 10,69%

2016 2015

Sektor Lapangan Usaha

(18)

E S E M P U R N A A N

--

I N T E G R I T A S

-

P R O F E S I O N A L I S M E

-

S I N E R G I

-

P E L A Y A N A N

-

K E S E M P U R N A A N

-Perkembangan Retribusi Daerah Provinsi Kalimantan Utara

Permasalahan Retribusi Daerah:

- Belum adanya Perda mengenai retribusi daerah.

- Penentuan tarif retribusi belum memperhatikan kemampuan masyarakat.

- Pemungutan Retribusi Daerah yang masih manual.

- Kurangnya koordinasi antar instansi pemberi pelayanan dengan badan pendapatan.

Porsi Retribusi Daerah

• Peranan Retribusi Daerah masih sangat kecil,

yaitu 0,03% dari total PAD tahun 2016, .

• Dari 31 jenis retribusi daerah, Prov. Kalimantan

Utara baru memungut

1 retribusi

yaitu Retribusi

Pemakaian Daerah.

• Jenis retribusi daerah yang potensial

dikembangkan:

 Retribusi pelayanan pasar,

 Retribusi pemakaian kekayaan daerah,

 Retribusi IMB,

 Retribusi tempat rekreasi dan olahraga dan

 Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan

Umum.

2014

Value

Value

Share Growth

Value

Share Growth

(Juta Rp)

(Juta Rp)

(%)

(%)

(Juta Rp)

(%)

(%)

Retribusi Jasa Umum

0

0

-

-

0

-

-Retribusi Jasa Usaha

0

0

-

-

129,87 100%

-Retibusi Perizinan Tertentu

0

0

-

-

0

-

-Total Retribusi Daerah

0

0

-

-

129,87 100%

-Total PAD

11.833,89 385.418,63

3157%

433.598,56

13%

Jenis Retibusi Daerah

2015

2016

(19)

Jenis PDRD

Value Share* Value Share Growth Value Share* Value Share* Growth Hotel 278 2.8% 672 3% 142% 193 2% 288 3% 49% Restoran 529 5.4% 2,232 11% 322% 1,988 22% 2,705 27% 36% Hiburan 14 0.1% 16 0% 11% 44 0% 85 1% 94% Reklame 92 0.9% 147 1% 60% 179 2% 157 2% -12% Penerangan Jalan 2,711 27.8% 6,745 32% 149% 2,225 25% 2,250 23% 1% Mineral Bukan Logam Dan Batuan 1,127 11.5% 3,886 19% 245% 1,551 17% 1,416 14% -9% Parkir - 0.0% - 0% - - 0% - 0% -Air Tanah 2 0.0% 3 0% 95% - 0% - 0% -Sarang Burung Walet 7 0.1% 10 0% 37% - 0% - 0% -PBB P2 800 8.2% 1,233 6% 54% 678 7% 1,093 11% 61% BPHTB 1,550 15.9% 826 4% -47% 844 9% 734 7% -13% Retribusi Jasa Umum 1,006 10.3% 1,434 7% 43% 411 5% 336 3% -18% Retribusi Jasa Usaha 934 9.6% 2,708 13% 190% 604 7% 523 5% -13% Retribusi Perizinan Tertentu 715 7.3% 1,066 5% 49% 364 4% 395 4% 9%

Kab. Bulungan Kab. Malinau 2016

2015 2015 2016

Jenis PDRD

Value Share* Value Share* Growth Value Share* Value Share* Growth Value Share* Value Share* Growth

Hotel 571 3% 634 4% 11% 5,446 12% 6,171 13% 13% 142 4% 87 3% -39% Restoran 7,169 32% 3,492 23% -51% 4,975 11% 4,814 10% -3% 1,337 35% 1,444 57% 8% Hiburan 96 0% 94 1% -1% 317 1% 480 1% 52% - 0% - 0% - Reklame 257 1% 208 1% -19% 1,636 4% 1,334 3% -18% 11 0% - 0% -100% Penerangan Jalan 3,269 15% 3,904 26% 19% 12,672 29% 7,047 15% -44% 406 11% 543 22% 34% Mineral Bukan Logam Dan Batuan - 0% - 0% - 35 0% 205 0% 492% - 0% - 0% - Parkir 3 0% - 0% -100% 407 1% 330 1% -19% - 0% - 0% - Air Tanah - 0% - 0% - 166 0% 204 0% 23% - 0% - 0% -

2015 2016 2015 2016

Kab. Nunukan Kota Tarakan Kab. Tana Tidung

2015 2016

Sektor perdagangan besar dan eceran, Pertambangan dan penggalian, penyediaan akomodasi dan makanan, serta sektor konstruksi tumbuh positif di di Kaltara, namun beberapa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah justru turun, seperti:

 BPHTB Kab. Bulungan turun 47%.

 Pajak reklame dan pajak MBLB Kab. Malinau turun 12% dan 9%, Retribusi Jasa Umum dan Jasa Usaha turun 18% dan 13%.  Pajak restoran dan pajak reklame Kab. Nunukan turun 51%

dan 19%.

 Pajak penerangan jalan dan pajak reklame Kota Tarakan turun 44% dan 19%.

 Pajak hotel Kab. Tana Tidung turun 19%.

KEBIJAKAN PENGUATAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH #4

(20)

STRATEGI PENINGKATAN PAJAK DAERAH

STRATEGI PENINGKATAN RETRIBUSI DAERAH

A. Peningkatan Basis Data Perpajakan

• Pendataan ulang melalui Profiling Wajib Pajak dan Objek Pajak

• Penerbitan izin

• Pemanfaatan data pihak ketiga (BPN untuk PBB)

D. Penyesuaian Dasar Pengenaan Pajak

• Penilaian ulang dasar pengenaan pajak sesuai kemampuan membayar pajak

B. Penilaian, Penagihan, dan Pemeriksaan

• Penilaian dan Penagihan dikerjasamakan dengan DJP dan DJKN

• Pemeriksaan berkoordinasi dengan Polri, Kejaksaan, BPK & BPKP

E. Modernisasi

• Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Integrated Database, pelayanan

perpajakan (misalnya: SKPD, e-payment)

• Pembentukan organisasi perpajakan daerah berdasarkan fungsu: pengelola data, pelayanan (SOP di setiap

pelayanan), penagihan, pemeriksaan, dan pengawasan.

C. Peningkatan SDM

• Penambahan jumlah diklat untuk ahli penilaian, penagihan, pemeriksaan, dan praktik pemungutan perpajakan yang baik.

• Pembentukan kerjasama kemitraan dengan pemda lain yang dinilai sukses dalam pemungutan

perpajakan.

A. Perluasan Basis Penerimaan

• Peningkatan pelayanan

• Pengidentifikasian demand atas pelayanan yang belum memadai

B. Perkuatan Proses Pemungutan • Perbaharuan tarif sesuai

perkembangan ekonomi (Pasal 155 UU 28/2009: Tarif Retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.

• Peningkatan kualitas SDM

C. Pelaksanaan Efisiensi Pemungutan dan Penekanan Biaya Pemungutan

• Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam pelayanan (e-SKPD, e-payment, IMB Online, Parking Meter, dll. • Penyusunan SOP setiap pelayanan

D. Peningkatan Penerimaan dengan Perbaikan Perencanaan

• Peningkatan koordinasi dengan SKPD lainnya dan Instansi Pusat

1

2

(21)
(22)

E S E M P U R N A A N

--

I N T E G R I T A S

-

P R O F E S I O N A L I S M E

-

S I N E R G I

-

P E L A Y A N A N

-

K E S E M P U R N A A N

-KEBIJAKAN PEMBIAYAAN KREATIF #1: KELAYAKAN PEMBIAYAAN DAERAH

(23)

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH #1: ISU DAN TANTANGAN (1)

 Ketergantungan APBD di Kalimantan Utara terhadap TKDD masih cukup besar, seperti di Kab. Bulungan mencapai 87,3% dan Kab.Malinau sebesar 93,1%. Sementara, rata-rata kontribusi PAD se-Kalimantan

(24)

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH #2: ISU DAN TANTANGAN (2)

PENDIDIKAN 20% KESEHATAN 10% INFRASTRUKTUR 25% DTU

ALOKASI DANA DESA 10% DTU

1 Daerah belum memenuhi, yaitu Prov. Kalimantan Utara hanya sebesar 12,0%

4 daerah belum memenuhi, yaitu Prov. Kalimantan Utara, Kab. Bulungan, Kab. Nunukan, Kota Tarakan

1 daerah belum memenuhi, yaitu Kab. Nunukan hanya sebesar 5,65%

Sudah memenuhisemua

PEMENUHAN MANDATORY SPENDING TERKAIT LAYANAN PUBLIK TA 2017 MASIH BELUM MAKSIMAL

 Sementara jumlah program di kab/kota di wilayah Kalimantan Utara masih dibawah rata-rata nasional.  Kab Malinau dan Kab Nunukan jumlah kegiatan dalam

belanja APBD diatas rata-rata nasional, yaitu 803 kegiatan

dan 1.385 kegiatan. Provinsi Kabupaten/Kota

Rata-Rata Nasional

Prov. Kaltara Rata-Rata Nasional Rata-Rata Kaltara Program 201 168 153 138 Kegiatan 1513 168 740 699 PENDIDIKAN 20% KESEHATAN 10% INFRASTRUKTUR 25% DTU ALOKASI DANA DESA 10% DTU

48 daerah belum memenuhi (8,9 % dr total pemda) 13 daerah belum memenuhi (2,4 % dr total pemda)

34 daerah belum memenuhi (6,3 % dari 434 pemda) 313 daerah belum memenuhi (57,7 % dr total pemda)

PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM BELANJA APBD BANYAK DAN KURANG FOKUS

 Kinerja layanan publik dan kesejahteraan masyarakat menurun.

 Terhambatnya pembangunan infrastruktur akan berdampak luas terhadap kinerja perekonomian dan pertumbuhan ekonomi.  Daerah dapat dikenakan sanksi berupa penundaan penyaluran DAU atas tidak dipenuhinya

mandatory spending

(25)

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH #2: ISU DAN TANTANGAN (2)

 E-Planning baru diterapkan oleh Prov. Kalimantan Utara

 Belum ada daerah yang menerapkan E-Budgeting

 Semua daerah sudah menerapkan E-Procurement

SBM

Data dari 3 daerah: Kab. Malinau, Kab. Tana tidung, Kota Tarakan

Standar biaya daerah cenderung lebih tinggi dibandingkan standar Pusat:

N A S I O N A L

 jumlah anggota Tim cenderung banyak  honorarium lebih tinggi 16-30%.

satuan biaya Perjadin lebih tinggi 11-62%, komponen Uang Harian lebih tinggi 50%.

 Satuan biaya rapat dan konsinyering lebih tinggi 23-68%

 Belanja Kendaraan Dinas lebih tinggi dari SBM Pusat.

Dampaknya : inefisiensi anggaran, belanja operasional tinggi dan belanja publik sulit ditingkatkan

Pos Belanja kurang efisien

 Honorarium Tim

 Uang Harian dalam Perjalanan Dinas  Uang Representasi Luar Kota

Pos Belanja yang efisien

 Pemeliharaan kendaraan operasional (Kab Tana Tidung)

 Penginapan pejabat di Jakarta (kota Tarakan)  Honor narasumber (Kab Tana Tidung).

DAERAH SE-KALTARA

 E-Planning baru digunakan 137 Daerah  E-Budgeting = 8 Daerah

 E-Procurement = 537 Daerah

 Aplikasi Penatausahaan = 158 Daerah

(26)

E S E M P U R N A A N

--

I N T E G R I T A S

-

P R O F E S I O N A L I S M E

-

S I N E R G I

-

P E L A Y A N A N

-

K E S E M P U R N A A N

-“Tata kelola keuangan daerah yang tidak

transparan dan akuntabel

menjadi rawan

terhadap

penyalahgunaan, penyelewengan,

dan

praktek-praktek koruptif”

83 temuan

141 permasalahan

1 kepala daerah

Dampak finansial Rp8,7 M

(kerugian dan potensi

kerugian negara Rp2,4 M)

Sistem Pengendalian Internal

Tersangka Kasus Korupsi

Dampak finansial

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH #3: ISU DAN TANTANGAN (3)

7950 temuan

6053 permasalahan

361 kepala daerah

Dampak finansial Rp2,09 T

(kerugian dan potensi

kerugian negara Rp1,5 T)

(27)

STRATEGI BELANJA DAERAH PRO RAKYAT

Pemenuhan Belanja Wajib : • Pendidikan 20%

• Kesehatan 10%

• Infrastruktur 25% DAU & DBH

• Alokasi Dana Desa 10% DAU & DBH

Perencanaan dan pengawasan keuangan daerah melalui E-Government: E-Planning, E-Budgeting, dan E-Procurement, serta peran masyarakat.

FOKUS BELANJA:

• Perluasan kesempatan kerja

• Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat • Pengentasan kemiskinan

• Pengurangan ketimpangan antar kelompok masyarakat • Perbaikan dan peningkatan kualitas layanan publik

Stream Lining Belanja Pegawai & Operasional dan memperbesar porsi belanja produktif, belanja modal untuk infrastruktur publik dibandingkan dengan belanja

TRANSPARANSI

PARTISIPASI

TERTIB & DISIPLIN

AKUNTABILITAS

VALUE

FOR

MONEY

PRINSIP-PRINSIP APBD BERASASKAN GOOD GOVERNANCE

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH #4: STRATEGI

Pengelolaan keuangan daerah perlu berpedoman pada prinsip

good governance

dan value for money yang

merupakan necessary condition terwujudnya pemerintahan yang bersih (clean government) dan pro rakyat

(28)

E S E M P U R N A A N

--

I N T E G R I T A S

-

P R O F E S I O N A L I S M E

-

S I N E R G I

-

P E L A Y A N A N

-

K E S E M P U R N A A N

-PENUTUP:

Kesimpulan dan Rekomendasi

1

2

Pengelolaan pembiayaan harus dilakukan secara efisien, efektif, produktif, dan optimal secara

transparan dan akuntabel. Keberhasilan pembangunan bukan berasal dari besar atau kecilnya dana yang

diperoleh, namun bagaimana mengelola dana yang ada dengan tepat dan mengutamakan

value for money

serta bersih dari korupsi.

3

Proses belajar tidak akan pernah berhenti,

belajar dari daerah-daerah yang telah sukses dalam mengelola keuangan daerahnya untuk pembangunan

knowledge sharing

penting agar pimpinan daerah dapat

dan kesejahteraan masyarakatnya.

Banyak hasil yang telah dicapai dari pengelolaan APBD untuk pembangunan daerah, namun disisi lain

masih ada beberapa permasalahan dan tantangan dalam pelayanan dasar publik dan kesejahteraan

masyarakat yang perlu mendapat prioritas dalam belanja APBD

(29)

TERIMA KASIH

(30)

30

DAK Reguler

DAK Afirmasi

DAK Penugasan

Pendidika n Perumahan Permukiman Kelautan Perikanan Pendidikan Perumahan Permukiman Irigasi Pendidika n Kesehatan KB Pariwisata Air Minum IKM Jalan Sanitasi Pertania n Kesehatan Transportas i

Air Minum Sanitasi

Air Minum Sanitasi Energi Skala Kecil Kesehata n Pasar Lingkunga n Hidup Jalan Meningkatkan kualitas

kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan pelayanan dasar dan pemerataan ekonomi.

Mempercepat pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar pada lokasi prioritas yang termasuk kategori daerah perbatasan, kepulauan, tertinggal, dan transmigrasi (Area/Spatial Based).

Mendukung pencapaian Prioritas Nasional Tahun 2019 yang menjadi kewenangan daerah dengan lingkup kegiatan spesifik dan lokasi prioritas

tertentu Pariwisata GOR Perpustakaan Daerah

Penambahan

Sub Bidang

GOR dan

Perpusda

Dibawah bidang

Pendidikan

9

Bidan g

6

Bidan g

11

Bidan

g Bidang DAK Tahun

2019 sama dengan tahun sebelumnya, hanya dilakukan relokasi untuk beberapa bidang dengan pertimbangan kesesuaian dengan Arah Kebijakan RKP 2019  mengingat sekarang merupakan periode akhir RPJMN 2015-2019. • Difokuskan pada penajaman dan perbaikan proses perencanaan DAK melalui sistem yang terintegrasi.

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA #14:

JENIS DAN BIDANG DAK FISIK TA 2019

(31)

Jenis

Kebijakan DAK NF 2018

Alokasi berdasarkan kebutuhan riil daerah

Memperbaiki pengalokasian dengan melakukan updating data target penerima dan unit cost

Memperkuat kebijakan afirmasi bagi daerah tertinggal

Bantuan Operasional Sekolah

Bantuan Operasional Kesehatan dan KB

Bantuan Operasional Pemerintah PAUD

Peningkatan Kapasitas Koperasi dan UMKM

Pelayanan Administrasi Kependudukan

Formula Alokasi

Unit Cost Quantity Frequency

Dana Tunjangan Profesi Guru

DAK Nonfisik untuk mendukung operasional pelayanan publi, sehingga mengurangi biaya dan bermanfaat langsung bagi

masyarakat.

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA #15:

DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK (DAK NF)

Kebijakan DAK NF 2019

Fokus pada upaya perbaikan kualitas kinerja

untuk seluruh bidang DAK Non Fisik, melalui: 1. Pengalokasian berbasis kinerja

2. Penyaluran berbasis kinerja dan peningkatan efektivitas pemantauan.

Pengalokasian sesuai kebutuhan riil di daerah,

dalam rangka pencapaian SPM.

Integrasi program based DAK untuk Stunting. Penyempurnaan pengalokasian melalui

pemutakhiran data sasaran penerima dan unit cost.

Mendorong pemanfaatan teknologi informasi

untuk peningkatan output dan efisiensi biaya layanan.

(32)

32

KRITERIA UTAMA:  Opini BPK atas LKPD

 Waktu penetapan APBD  Penerapan E-Procurement

Kriteria Kinerja:

(1)

Pengelolaan Keuangan

(2)

Pelayanan Umum

(3)

Basic services

(4)

Kesejahte-raan

Sosial

Investasi Tata Kelola Perencanaan Inovasi SAKIP Pendidikan Kesehatan Infrastrukt

ur

Target

Kualitas baik dari pengelolaan keuangan daerah Kemudahan investasi & Izin Otonomi berdasarkan tata

kelola yang baik

Perencanaan yang terintegrasi, komprehensif, dan terukur Inovasi pelayanan publik Efektivitas anggaran berbasis kinerja Pengemba ng-an kualitas SDM Perbaikan kualitas nutrisi dan kesehatan bayi Kualitas penyediaa n layanan dasar Pengentasan kemiskinan dan kualitas hidup • Porsi perpajakan daerah • Kualitas belanja • Kualitas perencanaan anggaran • Ruang fiskal • Realisasi SILPA/total belanja • Rata-rata lama sekolah u/ umur 15/25 dan diatasnya • Angka partisipasi SMP • HLS • Stunting • Imunisasi lengkap u/ bayi • Persalinan ditolong tenakes • Akses air minum • Akses sanitasi layak • Kualitas jalan • Pengentasan kemiskinan • Perbaikan IPM Pelayanan investasi terpadu • LPPD • EKPPD • Penerimaan Satyalancana Karyabhakti Praja Nugraha Perencanaan terbaik, progresif, dan inovatif Kinerja inisiasi pelayanan publik Perencanaan dan kinerja

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

32

REVENUE ASSIGNMENT– KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA #17:

Dana Insentif Daerah #1

(33)

4 Perubahan Kebijakan Dana Desa tahun 2018:

1

Memperbaiki alokasi Dana Desa dengan memberikan afirmasi kepada desa-desa dengan tingkat

kemiskinan tinggi.

2

Meningkatkan pemanfaatan Dana Desa agar lebih fokus pada maksimal 5 kegiatan pembangunan

infrastruktur dan fasilitas desa.

3

Memperbaiki metode pemanfaatan Dana Desa dengan menggunakan skema padat karya tunai.

Tujuan :

(i) Menciptakan lapangan pekerjaan;

(ii) meningkatkan pendapatan dan daya beli masayarakat; dan

(iii) menaikkan permintaan agregat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menurunkan kemiskinan, dan kesenjangan antar desa

Prinsip:

(i) swakelola; (ii) tenaga kerja setempat; dan (iii) bahan baku setempat.

Meningkatkan distribusi dengan mengubah dari 2 tahap menjadi 3 tahap, pencairan dilakukan sejak awal

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA #21:

Referensi

Dokumen terkait

Pressure relief valve (PRV) adalah sebuah alat instrument yang bekerja saat adanya over pressure  pada

WAHAB

Sebanyak 50 gram sekam padi yang telah bebas dari pengotor bahan organik larut air direndam dalam 500 mL larutan NaOH dengan konsentrasi 1,5% kemudian dipanaskan sampai

Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis Fisher yang telah dilakukan, didapatkan hasil p>0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara ekstrak

(future works yang akan dilakukan sebagai tahapan berikutnya dari penelitian kita, boleh dari temuan- temuan hasil eksperimen). Struktur Skripsi –

Uji statistik yang dilakukan untuk menilai pengaruh SHG terhadap ketergantungan merokok menggunakan uji Wilcoxon dan untuk melihat perbedaan ketergantungan merokok

Respon dinamik kecepatan kendaraan kontrol PID dan PID adaptif dengan input step 25 m/s mengalami kecepatan konstan (settling time) pada permukaan aspal kering,

Adapun penurunan self efficacy yang terjadi pada kelompok kontrol dikarenakan tidak adanya peran banyak dari guru dalam pembelajaran yang berupa pengajuan