ii
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas
karena atas segala rahmat, petunjuk,
segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga
dan karunia-Nya sehingga saya dapat
saya dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas ilmu produksi ternak perah tentang
tugas ilmu produksi ternak perah tentang
manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan pedet sapi perah.
manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan pedet sapi perah.
Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan,
Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan,
sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar ilmu produksi
sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar ilmu produksi
ternak perah khususnya tentang anatomi ambing manajemen pemeliharaan dan
ternak perah khususnya tentang anatomi ambing manajemen pemeliharaan dan
pemberian pakan pedet
pemberian pakan pedet sapi perah. Makalah
sapi perah. Makalah ini dibuat sedemikian rupa a
ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca
gar pembaca
dapat dengan mudah mempelajari dan memahami tentang manajemen pemeliharaan
dapat dengan mudah mempelajari dan memahami tentang manajemen pemeliharaan
dan pemberian pakan pedet sapi perah.
dan pemberian pakan pedet sapi perah.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan
pengetahuan dan
dan wawasan
wawasan tentang
tentang manajemen
manajemen pemeliharaan
pemeliharaan dan
dan pemberian
pemberian pakan
pakan
pedet
pedet sapi
sapi perah.
perah. Jangan
Jangan segan
segan bertanya
bertanya jika
jika pembaca
pembaca menemui
menemui kesulitan.
kesulitan. Semoga
Semoga
keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.
keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.
Palu, 9 april 2018
Palu, 9 april 2018
Penulis
Penulis
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
A. Latar BalakangLatar Balakang
Produktivitas sapi perah di Indonesia termasuk rendah yaitu bervariasi dari 3000
Produktivitas sapi perah di Indonesia termasuk rendah yaitu bervariasi dari 3000 – – 4000 4000 literliter per 305 hari
per 305 hari laktasi (kulaktasi (kurnianto, 19rnianto, 1991; gusrianto 91; gusrianto 1994; nah1994; nahyyudin et al.yyudin et al., 1996; ta, 1996; talib et al.,lib et al., 1999) dimana persentase terbesar mempunyai kapasitas produksi yang lebih rendah dari 3500 1999) dimana persentase terbesar mempunyai kapasitas produksi yang lebih rendah dari 3500 liter perlaktasi dan hanya sekitar 3% yang berproduksi lebih besar dari 5000 liter (TALIB et liter perlaktasi dan hanya sekitar 3% yang berproduksi lebih besar dari 5000 liter (TALIB et al., 1999). Rendahnya produksi ini merupakan akibat dari buruknya kondisi sapi dara dan al., 1999). Rendahnya produksi ini merupakan akibat dari buruknya kondisi sapi dara dan pejantan s
pejantan sebelum ebelum dikawinkan. dikawinkan. Di tingkaDi tingkat peternak t peternak hal ini dahal ini dapat terjapat terjadi bila padi bila pada faseda fase pertumbuhan
pertumbuhan (pra-sapih da(pra-sapih dan pembesan pembesaran) mengran) mengalami kalami kesalahan desalahan dalam pealam pemeliharaameliharaann kesehatan dan menajemen pakan, yaitu mengoreksi kualitas dan jumlah pemberiannya. kesehatan dan menajemen pakan, yaitu mengoreksi kualitas dan jumlah pemberiannya. Diharapkan dengan perbaikan manajemen pemeliharaan terutama pemberian pakan, Diharapkan dengan perbaikan manajemen pemeliharaan terutama pemberian pakan, pertumbuhan
pertumbuhan pedet oppedet optimal sehtimal sehingga mingga menghasilkaenghasilkan bakalan n bakalan yang produkyang produktif. Pada tif. Pada fase lepafase lepass sapih di dataran tinggi pertumbuhan pedet jantan dapat mencapai 1 kg/hari dengan pemberian sapih di dataran tinggi pertumbuhan pedet jantan dapat mencapai 1 kg/hari dengan pemberian konsentrat berkadar protein 17% sebanyak 6 kg/ekor, sedangkan pertumbuhan lanjutan di konsentrat berkadar protein 17% sebanyak 6 kg/ekor, sedangkan pertumbuhan lanjutan di Balai Penelitian Ternak Ciawi dengan rumput raja ad libitumdan konsentrat (16% protein) Balai Penelitian Ternak Ciawi dengan rumput raja ad libitumdan konsentrat (16% protein) sebanyak 4 kg/ekor/hari dapat menghasilkan pertambahan bobot badan 0,68
sebanyak 4 kg/ekor/hari dapat menghasilkan pertambahan bobot badan 0,68 – – 0,76 0,76 kg/ekor/hari (SUPARYANTI, 2002). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk kg/ekor/hari (SUPARYANTI, 2002). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui menajemen pemeliharaan yang tepat dalam mempercepat pertumbuhan. mengetahui menajemen pemeliharaan yang tepat dalam mempercepat pertumbuhan.
Upaya pengoptimalan hasil dalam usaha budidaya ternak khususnya ternak sapi tidak dapat Upaya pengoptimalan hasil dalam usaha budidaya ternak khususnya ternak sapi tidak dapat terlepas dari tiga unsur, yaitu bibit, manajemen dan pakan. Pakan ternak memberikan terlepas dari tiga unsur, yaitu bibit, manajemen dan pakan. Pakan ternak memberikan
sumbangsih keberhasilan yang sangat signifikan dalam usaha ini. Karena selain menyajikan sumbangsih keberhasilan yang sangat signifikan dalam usaha ini. Karena selain menyajikan unsur hara atau nutrisi yang penting juga biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total unsur hara atau nutrisi yang penting juga biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produk
biaya produksi yaitu msi yaitu mencapai 70-encapai 70-80 %. Se80 %. Sehingga sehingga segala upagala upaya guna mya guna menyajikan enyajikan bentukbentuk pakan ya
pakan yang mampu ng mampu memenuhi kmemenuhi kebutuhan gebutuhan gizi sapi izi sapi serta mserta memberikan emberikan efisiensi seefisiensi secaracara ekonomis tentunya sangatlah dibutuhkan. Dengan harapan produktivitas tampil secara ekonomis tentunya sangatlah dibutuhkan. Dengan harapan produktivitas tampil secara optimal dan keuntunganpun dapat dicapai secara signifikan.
3 3
Pakan mempunyai peranan yang sangat penting didalam kehidupan ternak. Pakan adalah Pakan mempunyai peranan yang sangat penting didalam kehidupan ternak. Pakan adalah bahan yang
bahan yang dimakan dimakan dan dicerndan dicerna oleh sea oleh seekor hewan ekor hewan yang myang mampu menyampu menyajikan unsajikan unsur hara ataur hara atauu nutrisi yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan , reproduksi (birahi, nutrisi yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan , reproduksi (birahi, konsepsi, kebuntingan) serta laktasi (produksi susu). Alasan lain mengapa pakan menjadi konsepsi, kebuntingan) serta laktasi (produksi susu). Alasan lain mengapa pakan menjadi salah satu faktor terpenting selain bibit dan manajemen di dalam pemeliharaan ternak, salah satu faktor terpenting selain bibit dan manajemen di dalam pemeliharaan ternak, khususnya ternak sapi. Kita ketahui bahwa biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total khususnya ternak sapi. Kita ketahui bahwa biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produk
biaya produksi yaitu msi yaitu mencapai 70-encapai 70-80 %. Ke80 %. Kelemahan lemahan sistem sistem produksi peteproduksi peternakan umrnakan umumnyaumnya terletak pada ketidakpastian tatalaksana pakan dan kesehatan. Keterbatasan pakan
terletak pada ketidakpastian tatalaksana pakan dan kesehatan. Keterbatasan pakan
menyebabkan daya tampung ternak pada suatu daerah menurun atau dapat menyebabkan menyebabkan daya tampung ternak pada suatu daerah menurun atau dapat menyebabkan gangguan produksi dan reproduksi yang normal.
BAB II
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
A. Manajemen pemeliharaan saat lahir dan pemberian pakanManajemen pemeliharaan saat lahir dan pemberian pakan
Manajemen pemeliharaan pedet merupakan salah satu bagian dari proses penciptaan bibit Manajemen pemeliharaan pedet merupakan salah satu bagian dari proses penciptaan bibit sapi yang bermutu.
sapi yang bermutu. Untuk itu maka Untuk itu maka sangat diperlukan penanganan yang benar mulai sangat diperlukan penanganan yang benar mulai dari sapidari sapi itu dilahirkan sampai mencapai
itu dilahirkan sampai mencapai usia sapi dara. usia sapi dara. Ada beberapa hal Ada beberapa hal yang perlu diperhatikanyang perlu diperhatikan diantaranya :
diantaranya :
a. Penanganan Pedet pada saat lahir a. Penanganan Pedet pada saat lahir -
- Bersihkan semua Bersihkan semua lendir yang lendir yang ada ada dimulut dan dimulut dan hidung hidung harus dibersihkan demikian harus dibersihkan demikian pulapula yang ada dalam tubuhnya menggunakan handuk yang bersih.
yang ada dalam tubuhnya menggunakan handuk yang bersih. -
- Buat Buat pernapasan buatan pernapasan buatan bila bila pedet pedet tidak tidak bisa bisa bernapas.bernapas. -
- Potong tali Potong tali pusarnya sepanjang pusarnya sepanjang 10 10 cm cm dan diolesi dan diolesi dengan iodin dengan iodin untuk muntuk mencegah infeksiencegah infeksi lalu diikat.
lalu diikat. -
- Berikan Berikan jerami jerami kering kering sebagai sebagai alas.alas. -
- Beri Beri colostrum secepatnya colostrum secepatnya paling lambat paling lambat 30 30 menit menit setelah setelah lahir.lahir. b. Pembe
b. Pemberian Pakarian Pakan Anak San Anak Sapi / Pedpi / Pedetet
Pedet yang terdapat di BET semaksimal mungkin mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Pedet yang terdapat di BET semaksimal mungkin mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Nutrisi yang
Nutrisi yang baik saabaik saat pedet t pedet akan memakan memberikan nilaberikan nilai positif si positif saat lepaaat lepas sapih, ds sapih, dara dan siaara dan siap jadip jadi bibit yang
bibit yang prima. prima. Sehingga Sehingga produktivitas produktivitas yang optimyang optimal dapat dial dapat dicapai. capai. Pedet Pedet yang lahiryang lahir dalam kondisi sehat serta
dalam kondisi sehat serta induk sehat di induk sehat di satukan dalam kandang satukan dalam kandang bersama dengan indukbersama dengan induk dengan diberi sekat agar
dengan diberi sekat agar pergerakan pedet terbatas. pergerakan pedet terbatas. Diharapkan pedet mendapat susu Diharapkan pedet mendapat susu secarasecara ad libitum, sehingga nutrisinya terpenuhi.
ad libitum, sehingga nutrisinya terpenuhi.
Selain itu pedet dapat mulai mengenal pakan yang dikonsumsi induk yang kelak akan Selain itu pedet dapat mulai mengenal pakan yang dikonsumsi induk yang kelak akan menjadi pakan
menjadi pakan hariannya pedet hariannya pedet tersebut setelah tersebut setelah lepas sapih. lepas sapih. Perlakuan ini Perlakuan ini haruslah dalamharuslah dalam pengawasan
5 5
Bagi pedet
Bagi pedet yang sakit, pedet dipisah yang sakit, pedet dipisah dari induk dan dari induk dan dalam perawatan sampai sembuhdalam perawatan sampai sembuh sehingga pedet siap kembali di satukan dengan induk atau induk lain yang masih sehingga pedet siap kembali di satukan dengan induk atau induk lain yang masih menyusui.
menyusui. Selama pedet Selama pedet dalam perawatan susu diberikan dalam perawatan susu diberikan oleh petugas sesuai dengan oleh petugas sesuai dengan umurumur dan berat badan.
1.
1. Proses Pencernaan Pada Sapi Pedet.Proses Pencernaan Pada Sapi Pedet.
Untuk dapat melaksanakan program pemberian pakan pada pedet, ada baiknya kita harus Untuk dapat melaksanakan program pemberian pakan pada pedet, ada baiknya kita harus memahami dulu susunan dan
memahami dulu susunan dan perkembangan alat pencernaan anak perkembangan alat pencernaan anak sapi. sapi. Perkembangan alatPerkembangan alat pencernaa
pencernaan ini yang n ini yang akan makan menuntun bagaenuntun bagaimana laimana langkah-langkngkah-langkah pembah pemberian pakaerian pakan yangn yang benar. Se
benar. Sejak lahir ajak lahir anak sapi nak sapi telah metelah mempunyai 4 mpunyai 4 bagian pebagian perut, yaitu rut, yaitu : Rumen (pe: Rumen (perut handukrut handuk),), Retikulum (perut jala), Omasum
Retikulum (perut jala), Omasum (perut buku) dan (perut buku) dan Abomasum (perut sejati). Abomasum (perut sejati). Pada awalnyaPada awalnya saat sapi itu lahir hanya abomasum yang telah berfungsi, kapasitas abomasum sekitar 60 % saat sapi itu lahir hanya abomasum yang telah berfungsi, kapasitas abomasum sekitar 60 % dan menjadi 8 %
dan menjadi 8 % bila nantinya telah dewasa. bila nantinya telah dewasa. Sebaliknya untuk rumen semula 25 % Sebaliknya untuk rumen semula 25 % berubahberubah menjadi 80 % saat
menjadi 80 % saat dewasa. dewasa. Waktu kecil pedet hanya Waktu kecil pedet hanya akan mengkonsumsi air susu sedikitakan mengkonsumsi air susu sedikit demi sedikit dan secara bertahap anak sapi akan mengkonsumsi calf starter (konsentrat untuk demi sedikit dan secara bertahap anak sapi akan mengkonsumsi calf starter (konsentrat untuk awal pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan bertekstur lembut) dan
awal pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan bertekstur lembut) dan selanjutnya belajar menkonsumsi rumput.
selanjutnya belajar menkonsumsi rumput. Pada saat Pada saat kecil, alat kecil, alat pencernaan berfungsi mirippencernaan berfungsi mirip seperti hewan
seperti hewan monogastrikmonogastrik..
Pada saat pedet air susu yang diminum akan langsung disalurkan ke abomasum, berkat Pada saat pedet air susu yang diminum akan langsung disalurkan ke abomasum, berkat adanya saluran yang disebut “Oeshopageal groove”.
adanya saluran yang disebut “Oeshopageal groove”. Saluran ini Saluran ini akan menutupi bila akan menutupi bila pedetpedet meminum air susu, sehingga susu tidak jatuh ke
meminum air susu, sehingga susu tidak jatuh ke dalam rumen. dalam rumen. Bila ada pakan pada Bila ada pakan pada baikbaik konsentrat atau rumput, saluran tersebut akan tetap membuka, sehingga pakan padat jatuh ke konsentrat atau rumput, saluran tersebut akan tetap membuka, sehingga pakan padat jatuh ke rumen.
rumen. Proses membuka Proses membuka dan menutupnya saluran ini dan menutupnya saluran ini mengikuti pergerakanmengikuti pergerakan refleks.
refleks. Semakin besar Semakin besar pedet, maka pedet, maka gerakan reflek ini gerakan reflek ini semakin menghilang. semakin menghilang. Selama Selama 44 minggu pertama sebenarnya pedet hanya mampu mengkonsumsi pakan dalam bentuk cair. minggu pertama sebenarnya pedet hanya mampu mengkonsumsi pakan dalam bentuk cair. Zat makanan atau makanan yang dapat dicerna pada saat pedet adalah : protein air susu Zat makanan atau makanan yang dapat dicerna pada saat pedet adalah : protein air susu casein), lemak susu atau lemak hewan lainnya, gula-gula susu (laktosa, glukosa), vitamin dan casein), lemak susu atau lemak hewan lainnya, gula-gula susu (laktosa, glukosa), vitamin dan mineral.
mineral. Ia mampu Ia mampu memanfaatkan lemak terutama lemak memanfaatkan lemak terutama lemak jenuh seperti lemak jenuh seperti lemak susu, lemaksusu, lemak hewan, namun kurang dapat memanfaatkan lemak tak jenuh misalnya minyak jagung atau hewan, namun kurang dapat memanfaatkan lemak tak jenuh misalnya minyak jagung atau kedelai.
kedelai. Sejak umur Sejak umur 2 minggu sapi pedet 2 minggu sapi pedet dapat mencerna pati-patian, setelah itu dapat mencerna pati-patian, setelah itu secra cepatsecra cepat akan diikuti kemampuan untuk mencerna karbohidrat lainnya (namun tetap tergantung pada akan diikuti kemampuan untuk mencerna karbohidrat lainnya (namun tetap tergantung pada perkemba
perkembangan rumengan rumen). n). Vitamin Vitamin yang dibutuhkyang dibutuhkan pada an pada saat pedsaat pedet adalaet adalah vitamin h vitamin A, D danA, D dan E.
E. Pada saat Pada saat lahir vitamin-vitamin tersebut masih sangat sedikit yang lahir vitamin-vitamin tersebut masih sangat sedikit yang terkandung di dalamterkandung di dalam kolostrum sehingga perlu diinjeksi ketiga vitamin itu pada saat baru lahir.
7 7
Dalam kondisi normal, perkembangan lat pencernaan dimulai sejak umur 2 Dalam kondisi normal, perkembangan lat pencernaan dimulai sejak umur 2 minggu.
minggu. Populasi mikroba rumennya mulai Populasi mikroba rumennya mulai berkembang setelah pedet berkembang setelah pedet mengkonsumsi pakanmengkonsumsi pakan kering.
kering. Semakin besar pedet mSemakin besar pedet maka ia aka ia akan mencoba mengkonsumsi berbagai jenis akan mencoba mengkonsumsi berbagai jenis pakan danpakan dan akan menggertak komponen
akan menggertak komponen perutnya berkembang dan perutnya berkembang dan mengalami modifikasi fungsi. mengalami modifikasi fungsi. AnakAnak sapi / pedet dibuat sedikit lapar, agar cepat terangsang belajar makan padatan (calf
sapi / pedet dibuat sedikit lapar, agar cepat terangsang belajar makan padatan (calf starter).
starter). Pedet yang Pedet yang baru lahir baru lahir mempunyai sedikit mempunyai sedikit cadangan mcadangan makanan dalam akanan dalam tubuhnya. tubuhnya. BilaBila pemberian m
pemberian makanan sakanan sedikit dibaedikit dibatasi (dikurangtasi (dikurangi), akan i), akan memberikmemberikan keseman kesempatan pedepatan pedett menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi pakan, tanpa terlalu banyak mengalami menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi pakan, tanpa terlalu banyak mengalami stress/cekaman.
stress/cekaman.
Tahap mencapai alat pencernaan sapi dewasa umunya pada umur 8 minggu, namu pada umur Tahap mencapai alat pencernaan sapi dewasa umunya pada umur 8 minggu, namu pada umur 8 minggu kapasitas rumen masih kecil, sehingga pedet belum dapat mencerna/memanfaatkan 8 minggu kapasitas rumen masih kecil, sehingga pedet belum dapat mencerna/memanfaatkan rumput atau makanan kasar lainnya secar maksimal.
rumput atau makanan kasar lainnya secar maksimal. Umur mencapai tahapan ini
Umur mencapai tahapan ini sangat dipengaruhi oleh tipe pakannya sangat dipengaruhi oleh tipe pakannya ( yaitu berapa ( yaitu berapa lama lama dandan banyak a
banyak air susu diberikir susu diberikan, serta an, serta kapan mkapan mulai diperkulai diperkenalkan enalkan pakan keringpakan kering). ). Setelah Setelah disapih,disapih, pedet aka
pedet akan mampu n mampu memanfaamemanfaatkan protetkan protein vegetain vegetal dan sel dan setelah petelah penyapihan penyapihan perkembangarkembangan alatn alat pencernaa
pencernaan sangat n sangat cepat.cepat. 2.
2. Jenis-jenis Bahan Pakan Anak Sapi / PedetJenis-jenis Bahan Pakan Anak Sapi / Pedet
Jenis bahan pakan untuk anak sapi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu: Jenis bahan pakan untuk anak sapi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu: -
- Pakan Pakan cair/likuicair/likuid d : : kolostrum, kolostrum, air air susu susu normal, normal, milk milk replacer.replacer. -
- Pakan padat/kering Pakan padat/kering : konsentrat : konsentrat pemula (calf pemula (calf starter).starter).
Agar pemberian setiap pakan tepat waktu dan tepat jumlah, maka karakteristik nutrisi setiap Agar pemberian setiap pakan tepat waktu dan tepat jumlah, maka karakteristik nutrisi setiap pakan untuk
pakan untuk pedet perlpedet perlu diketahuu diketahui sebelumi sebelumnya.nya. 3.
3. KolostrumKolostrum
Kolostrum adalah air susu yang dikeluarkan dari ambing sapi yang baru melahirkan, Kolostrum adalah air susu yang dikeluarkan dari ambing sapi yang baru melahirkan, berwarna ke
berwarna kekunig-kuningkunig-kuningan dan leban dan lebih kental ih kental dari air sdari air susu normausu normal.l. Komposisi kolostrum :
Kolostrum lebih banyak mengandung energi, 6X lebih banyak kandungan proteinnya, 100X Kolostrum lebih banyak mengandung energi, 6X lebih banyak kandungan proteinnya, 100X untuk vitamin A dan 3X lebih kaya akan mineral dibanding air susu normal.
untuk vitamin A dan 3X lebih kaya akan mineral dibanding air susu normal.
Mengandung enzym yang mampu menggertak sel-sel dalam alat pencernaan pedet supaya Mengandung enzym yang mampu menggertak sel-sel dalam alat pencernaan pedet supaya secepatnya dapat berfungsi (mengeluarkan enzim pencernaan).
secepatnya dapat berfungsi (mengeluarkan enzim pencernaan).
Kolostrum mengandung sedikit laktosa sehingga mengurangi resiko diare. Kolostrum mengandung sedikit laktosa sehingga mengurangi resiko diare.
Mengandung inhibitor trypsin, sehingga antibodi dapat diserap dalam bentuk protein. Mengandung inhibitor trypsin, sehingga antibodi dapat diserap dalam bentuk protein. Kolostrum kaya akan zat antibodi yang berfungsi melindungi pedet yang baru lahir dari Kolostrum kaya akan zat antibodi yang berfungsi melindungi pedet yang baru lahir dari penyakit in
penyakit infeksi.feksi. Kolostru
Kolostrum dapat m dapat juga menghambat perkembangan bakteri E. coli juga menghambat perkembangan bakteri E. coli dalam usus pedet dalam usus pedet (karena(karena mengandung laktoferin) dalam waktu 24 jam pertama.
mengandung laktoferin) dalam waktu 24 jam pertama. Mutu Kolostrum :
Mutu Kolostrum :
Warna dan kekentalannya menunjukan kualitasnya (kental dan lebih kekuning-kuningan akan Warna dan kekentalannya menunjukan kualitasnya (kental dan lebih kekuning-kuningan akan lebih baik, karena kaya
lebih baik, karena kaya akan imonoglobulin)akan imonoglobulin). . Kualitas kolostrum akan rendah apabila Kualitas kolostrum akan rendah apabila : Lama: Lama kering induk bunting, kurang dari 3
kering induk bunting, kurang dari 3 – – 4 minggu, sapi terus diperah sampai saat melahirkan. 4 minggu, sapi terus diperah sampai saat melahirkan. Sapi induk terlalu muda, ambing dan puting susu tidak segera dibersihkan saat melahirkan Sapi induk terlalu muda, ambing dan puting susu tidak segera dibersihkan saat melahirkan maupun saat akan diperah.
maupun saat akan diperah. 2.
2. Milk Replacer atau Pengganti Air Susu (PAS)Milk Replacer atau Pengganti Air Susu (PAS)
Pada fase pemberian susu untuk pedet, air susu sapi asli dapat diganti menggunakan Milk Pada fase pemberian susu untuk pedet, air susu sapi asli dapat diganti menggunakan Milk Replacer/PAS.
Replacer/PAS. Milk Replacer Milk Replacer yang baik yang baik kualitasnya dapat memberikan kualitasnya dapat memberikan pertambahan bobotpertambahan bobot badan yang
badan yang sama desama dengan kalau ngan kalau diberi air diberi air susu samsusu sampai umur pai umur 4 minggu. 4 minggu. Namun kadanNamun kadang- g-kadang pemberian milk replacer mengakibatkan sapi lambat dewasa kelamin dan sering kadang pemberian milk replacer mengakibatkan sapi lambat dewasa kelamin dan sering mengakibatkan pedet kegemukan.
mengakibatkan pedet kegemukan. Milk replacer yang baik Milk replacer yang baik dibuat dari bahan baku dibuat dari bahan baku yangyang berasal da
berasal dari produk airi produk air susu yar susu yang baik sepng baik seperti ; susu erti ; susu skim, wskim, whey, lemhey, lemak susu dan ak susu dan serealiaserealia dalam jumlah terbatas.
dalam jumlah terbatas. Milk replacer sebaiknya diberikan pada Milk replacer sebaiknya diberikan pada saat pedet berusia saat pedet berusia antara 3antara 3 – – 5 minggu dan jangan diberikan kepada pedet yang
5 minggu dan jangan diberikan kepada pedet yang berusia kurang dari 2 minggu. berusia kurang dari 2 minggu. Pedet yangPedet yang berusia kura
berusia kurang dari 2 mng dari 2 minggu belum inggu belum bisa menbisa mencerna pati-cerna pati-patian dan patian dan protein selprotein selain caseain caseinin (protein susu). Milk replacer yang baik mempunyai standar komposisi Protein 20%, lemak (protein susu). Milk replacer yang baik mempunyai standar komposisi Protein 20%, lemak
9 9
12%, serat kurang dari
12%, serat kurang dari 0.25% dan 0.25% dan juga mengandung antibiotik untuk mencegah diare. juga mengandung antibiotik untuk mencegah diare. SelainSelain antibiotik juga dapat memberikan faedah dalam nafsu makan, kehalusan bulu yang halus, antibiotik juga dapat memberikan faedah dalam nafsu makan, kehalusan bulu yang halus, pertambha
pertambhan bobot badn bobot badan dan efisan dan efisien pengien penggunaan pakgunaan pakan. an. Anti biotik Anti biotik yang sering yang sering digunakadigunakann adalah Klortetrasiklin dan o
adalah Klortetrasiklin dan oksitetrasiksitetrasiklin. klin. Frekuensi pemberian Frekuensi pemberian sama dengan sama dengan pemberian airpemberian air susu harus lebih dari 1X
susu harus lebih dari 1X dalam 1 hari dan yang terpenting harus teratur waktu dan jumlahnya.dalam 1 hari dan yang terpenting harus teratur waktu dan jumlahnya.
B.
B. Manajemen Pemeliharaan Pedet Baru Lahir dan Pemberian kolostrum.Manajemen Pemeliharaan Pedet Baru Lahir dan Pemberian kolostrum.
Pemeliharaan pedet harus memerlukan perhatian yang khusus, berbeda dengan pemeliharaan Pemeliharaan pedet harus memerlukan perhatian yang khusus, berbeda dengan pemeliharaan sapi ternak dewasa, terutama dalam penanganan mulai kelahiran sampai pemberian pakan sapi ternak dewasa, terutama dalam penanganan mulai kelahiran sampai pemberian pakan dan penanganan penyakit selama masa pertumbuhannya.
dan penanganan penyakit selama masa pertumbuhannya. a. Manajemen Pemberian Kolostrum 1
a. Manajemen Pemberian Kolostrum 1 – – 4 hari Pasca Kelahiran. 4 hari Pasca Kelahiran. -
- Segera bersihkan ambing Segera bersihkan ambing dan puting dan puting induk pasca induk pasca melahirkan dengan mmelahirkan dengan menggunakan airenggunakan air hangat.
hangat. -
- Usahakan pedet Usahakan pedet dapat segera dapat segera ( dalam ( dalam waktu kurang waktu kurang dari 15dari 15 – – 30 menit ) menyusu pada 30 menit ) menyusu pada induknya (induk dan pedet jangan dipisah dulu, agar pedet dapat langsung menyusu pada induknya (induk dan pedet jangan dipisah dulu, agar pedet dapat langsung menyusu pada induknya.
induknya. Selain itu dSelain itu dengan menyusu, akan engan menyusu, akan merangsang sekresi oksitosin yang menggertakmerangsang sekresi oksitosin yang menggertak pergerakan
pergerakan uterus, seuterus, sehingga kohingga kotoran yang toran yang ada dalaada dalam uterus inm uterus induk seteladuk setelah melahirh melahirkan dapatkan dapat dibersihkan.
dibersihkan. -
- Bila pedet tidak Bila pedet tidak dapat menyusu dapat menyusu pada induknya mpada induknya maka di aka di perah kolostrum dari perah kolostrum dari indukinduk sebanyak 1 liter.
sebanyak 1 liter. -
- Berikan segera Berikan segera ke ke pedet dalam pedet dalam waktu 15waktu 15 – – 30 menit. 30 menit. -
- Berikan kembali Berikan kembali kolostrum dalam kolostrum dalam 2X pemberian 2X pemberian berikutnya masing-masing 2berikutnya masing-masing 2 liter/pemberian dalam waktu 12
liter/pemberian dalam waktu 12 – – 24 jam berikutnya sejak lahir. 24 jam berikutnya sejak lahir. -
- Kapasitas normal pedet Kapasitas normal pedet yang baru yang baru lahir adalah 1 lahir adalah 1 liter, dengan demikian liter, dengan demikian kolostrum tidakkolostrum tidak dapat diberikan secara sekaligus, perlu dilakukan beberapa kali dalam sehari.
dapat diberikan secara sekaligus, perlu dilakukan beberapa kali dalam sehari. -
- Untuk hari-hari berikutnya, Untuk hari-hari berikutnya, selama selama 3 3 hari berikutnya, hari berikutnya, berikan kolostrum berikan kolostrum 44 – – 6 liter/hari 6 liter/hari dalam 3 kali pemberian (1.5
-
- Kualitas kolostrum menentukan Kualitas kolostrum menentukan konsumsi antibodi konsumsi antibodi pedet pedet dalam dalam darahnya, bila darahnya, bila kurangkurang memadai peluang hidup 30 % dan bila baik dapat menjadi 95 %.
memadai peluang hidup 30 % dan bila baik dapat menjadi 95 %. b.
b. ManajemManajemen Pemben Pemberian Susu 4 erian Susu 4 harihari – – 12 minggu (penyapihan) 12 minggu (penyapihan) -
- Pemberian susu Pemberian susu pasca pasca kolostrum dapat kolostrum dapat dimulai sejak dimulai sejak pedet berumur pedet berumur 33 – – 4 hari. 4 hari. -
- Pemberiannya Pemberiannya perlu perlu dibatasi dibatasi berkisar berkisar 88 – – 10 10 % bobot badan % bobot badan pedet. pedet. Misalnya pedet bobotMisalnya pedet bobot badannya 5
badannya 50 kg, ma0 kg, maka air suska air susu yang dibeu yang diberikan 4rikan 4 – – 5 5 liter/ekor/haliter/ekor/hari.ri. -
- Pemberian susu Pemberian susu diberikan secara diberikan secara bertahap dalam bertahap dalam 1 1 hari hari 22 – – 3 kali pemberian. 3 kali pemberian. -
- Jumlah air Jumlah air susu yang susu yang diberikan akan diberikan akan terus meningkat samterus meningkat sampai menginjak pai menginjak usia 2 usia 2 bulan (8bulan (8 minggu) disesuaikan bobot badan sapi dan akan terus menurun sampai ke fase penyapihan di minggu) disesuaikan bobot badan sapi dan akan terus menurun sampai ke fase penyapihan di usia 3
usia 3 bulan (12 minggu). (dapat dilihat di bulan (12 minggu). (dapat dilihat di tabel pemelihatabel pemeliharaan pedet).raan pedet). -
- Hindari pemberian Hindari pemberian susu susu berlebih berlebih dan dan berganti-gantberganti-ganti i waktu waktu secara secara mendadak. mendadak. OverOver feeding akan memperlambat penyapihan dan akan mengurangi konsumsi bahan kering dan feeding akan memperlambat penyapihan dan akan mengurangi konsumsi bahan kering dan akan mengakibatkan diare.
akan mengakibatkan diare. -
- Jangan memberikan Jangan memberikan air susu air susu yang yang mengandung darah mengandung darah dari induk dari induk yang yang terkena infeksiterkena infeksi (suhu tubuhnya meningkat).
(suhu tubuhnya meningkat).
C.
C. Manajemen Pemberian Pakan Awal/Pemula (Calf Starter)Manajemen Pemberian Pakan Awal/Pemula (Calf Starter)
Pemberian calf starter dapat dimulai sejak pedet 2
Pemberian calf starter dapat dimulai sejak pedet 2 – – 3 3 minggu (fase pengenalan). minggu (fase pengenalan). PemberianPemberian calf starter ditujukan untuk
calf starter ditujukan untuk membiasakan pedet dapat membiasakan pedet dapat mengkonsumsi pakan padat dan mengkonsumsi pakan padat dan dapatdapat mempercepat proses penyapihan hingga
mempercepat proses penyapihan hingga usia 4 usia 4 minggu. minggu. Tetapi untuk sapiTetapi untuk sapi – – sapi calon bibit sapi calon bibit dan donor
dan donor penyapihapenyapihan dini kurang n dini kurang diharapkandiharapkan..
Penyapihan (penghentian pemberian air susu) dapat dilakukan apabila pedet telah mampu Penyapihan (penghentian pemberian air susu) dapat dilakukan apabila pedet telah mampu mengkonsumsi konsetrat calf starter 0.5
mengkonsumsi konsetrat calf starter 0.5 – – 0.7 kg kg/ekor/hari atau pada bobot pedet 60 kg 0.7 kg kg/ekor/hari atau pada bobot pedet 60 kg atau sekitar umur 1
atau sekitar umur 1 – – 2 2 bulan. bulan. Tolak ukur kualitas Tolak ukur kualitas calf starter calf starter yang baik yang baik adalah dapatadalah dapat memberikan pertambahan bobot
memberikan pertambahan bobot badan 0.5 badan 0.5 kg/hari dalam kg/hari dalam kurun kurun waktu 8 waktu 8 minggu. minggu. KualitasKualitas calf starter yang dipersyaratkan : Protein Kasar 18
calf starter yang dipersyaratkan : Protein Kasar 18 – – 20%, TDN 75 20%, TDN 75 – – 80%, 80%, Ca Ca dan P, dan P, 22 banding 1, k
11 11
D.
D. Manajemen Pemberian Pakan HijauanManajemen Pemberian Pakan Hijauan
Pemberian hijauan kepada pedet yang masih menyusu, hanya untuk diperkenalkan saja guna Pemberian hijauan kepada pedet yang masih menyusu, hanya untuk diperkenalkan saja guna merangsang pertumbuhan rumen.
merangsang pertumbuhan rumen. Hijauan tersebut sebenarnya belum Hijauan tersebut sebenarnya belum dapat dicerna secaradapat dicerna secara sempurna dan belum memberi andil dalam memasok zat makanan. Perkenalkan pemberian sempurna dan belum memberi andil dalam memasok zat makanan. Perkenalkan pemberian hay/rumput sejak pedet berumur 2
hay/rumput sejak pedet berumur 2 – – 3 3 minggu. minggu. Berikan rumput yang Berikan rumput yang berkualitberkualitas baik as baik yangyang bertekstur ha
bertekstur halus. Jangalus. Jangan memn memberikan silase berikan silase pada pepada pedet (sering det (sering berjamur), berjamur), selain itu selain itu pedetpedet belum bisa
belum bisa memamemanfaatkan anfaatkan asam dan sam dan NPN yang NPN yang banyak terdabanyak terdapat dalam pat dalam silase. Konssilase. Konsumsiumsi hijauan harus mulai banyak setelah memasuki fase penyapihan
BAB III
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
a. a. SimpulanSimpulanPedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan. Selama 3-4 hari setelah lahir Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan. Selama 3-4 hari setelah lahir pedet harus
pedet harus mendapamendapatkan kolostkan kolostrum dari itrum dari induknya, nduknya, karena pekarena pedet belum det belum mempunymempunyai anti bodai anti bodii untuk resistensi terhadap penyakit. Setelah dipisahkan dari induk, barulah pedet dilatih
untuk resistensi terhadap penyakit. Setelah dipisahkan dari induk, barulah pedet dilatih mengkonsumsi suplemen makanan sedikit demi sedikit sehingga pertumbuhanya optimal. mengkonsumsi suplemen makanan sedikit demi sedikit sehingga pertumbuhanya optimal. Manajemen pemeliharaan pedet meliputi penanganan awal, setelah lahir, pemberian pakan Manajemen pemeliharaan pedet meliputi penanganan awal, setelah lahir, pemberian pakan (kolostrum dan suplemen), sistem perkandangannya dan penanganan terhadap penyakit. (kolostrum dan suplemen), sistem perkandangannya dan penanganan terhadap penyakit. b.
b. SaranSaran
Manajemen pemeliharaan pedet haruslah menjadi perhatian yang lebih bagi para peternak, Manajemen pemeliharaan pedet haruslah menjadi perhatian yang lebih bagi para peternak, mengingat tinggkat kematian dan resistensinya terhadap penyakit yang tinggi. Selain itu mengingat tinggkat kematian dan resistensinya terhadap penyakit yang tinggi. Selain itu pedet ada
pedet adalah ternak lah ternak replacemreplacement stock yent stock yang tentunyang tentunya dapat a dapat digunakan digunakan sebagai sebagai penggantipengganti ternak yang produksinya kurang
13 13
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. [ ]. Pedoman beternak sapi perah. Purwokerto, Balai Pembibitan Ternak dan Anonim. [ ]. Pedoman beternak sapi perah. Purwokerto, Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak. 2 hal. (brosur).
Hijauan Makanan Ternak. 2 hal. (brosur).
Anonim. 1983. Petunjuk cara-cara penggunaan obat-obatan ternak. Samarinda, Dinas Anonim. 1983. Petunjuk cara-cara penggunaan obat-obatan ternak. Samarinda, Dinas Peternakan Kalimantan Timur. 12 hal.
Peternakan Kalimantan Timur. 12 hal.
Anonim. 1988. Kondisi peternakan sapi perah dan kualitas susu di pulau Jawa. Buletin Anonim. 1988. Kondisi peternakan sapi perah dan kualitas susu di pulau Jawa. Buletin PPSKI, 5 (27)
PPSKI, 5 (27) 1988: 39-40.1988: 39-40.
Anonim. 1988. Pemerahan, satu faktor penentu jumlah air susu. Swadaya Anonim. 1988. Pemerahan, satu faktor penentu jumlah air susu. Swadaya Peternaka
Peternakan Indonesia, (42) 1988: n Indonesia, (42) 1988: 23-24.23-24.
Anonim. 1988. Upaya peningkatan kesejahteraan peternak melaluipeningkatan efisiensi Anonim. 1988. Upaya peningkatan kesejahteraan peternak melaluipeningkatan efisiensi produksi. Bu
produksi. Buletin PPSletin PPSKI, 5 (27) 19KI, 5 (27) 1988: 16-24.88: 16-24.
Bandini, Yusni. 1997. Sapi Bali. Cet 1. Jakarta, Penebar Swadaya. 73 hal. Bandini, Yusni. 1997. Sapi Bali. Cet 1. Jakarta, Penebar Swadaya. 73 hal.
Church, D.C. 1991. Livestock feeds and feeding. 3 ed. New Jersey, Prentice-Hall, Church, D.C. 1991. Livestock feeds and feeding. 3 ed. New Jersey, Prentice-Hall, Inc.:278-279.
279.
Djaja, Willian. 1988. Hidup bersih dan sehat di peternakan sapi perah. Buletin PPSKI, 5 (27) Djaja, Willian. 1988. Hidup bersih dan sehat di peternakan sapi perah. Buletin PPSKI, 5 (27) 1988: 25-26.
1988: 25-26.
Djarijah, Abbas Sirega. 1996. Usaha ternak sapi. Yogyakarta, Kanisius. 43 hal. Djarijah, Abbas Sirega. 1996. Usaha ternak sapi. Yogyakarta, Kanisius. 43 hal.
Fox, Michael W. 1984. Farm animals: husbandry, behavior, and veterinary Fox, Michael W. 1984. Farm animals: husbandry, behavior, and veterinary practice.
Ginting, Eliezer. 1988. Bimbingan dan penyuluhan usaha sapi perah rakyat di Jawa Timur. Ginting, Eliezer. 1988. Bimbingan dan penyuluhan usaha sapi perah rakyat di Jawa Timur. Buletin PPSKI, 5 (27) 1988: 27-33.
Buletin PPSKI, 5 (27) 1988: 27-33.
Hehanussa, P.E. 1995. Rencana induk Life Science Center-Cibinong. Limnotek, 3 (1) 1995: Hehanussa, P.E. 1995. Rencana induk Life Science Center-Cibinong. Limnotek, 3 (1) 1995: 1-34.
1-34.
Hermanto. 1988. Bagaimana cara penanganan sapi perah pada masa kering? Swadaya Hermanto. 1988. Bagaimana cara penanganan sapi perah pada masa kering? Swadaya Peternaka
Peternakan Indonesia, (42) 1988: n Indonesia, (42) 1988: 24-25.24-25.
Nienaber,
Nienaber, J.A., et J.A., et al. 1974. al. 1974. Livestock Livestock environmenvironment affects ent affects production production and healand health. Proceth. Proceedingsedings of the International Livestock Environment Conference. St. Joseph, American Society of of the International Livestock Environment Conference. St. Joseph, American Society of Agricultural
Agricultural Engineers.Engineers.
Pane, Ismed. 1986. Pemuliabiakan ternak sapi. Jakarta, PT. Media: 1-38; 133. Pane, Ismed. 1986. Pemuliabiakan ternak sapi. Jakarta, PT. Media: 1-38; 133.
Sabrani, M. 1994. Teknologi pengembangan sapi Sumba Ongole. Jakarta, Badan Penelitian Sabrani, M. 1994. Teknologi pengembangan sapi Sumba Ongole. Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian: 15-26.
dan Pengembangan Pertanian: 15-26.
Suryanto, Bambang; Santosa, Siswanto Imam; Mukson. 1988. Ilmu Usaha Suryanto, Bambang; Santosa, Siswanto Imam; Mukson. 1988. Ilmu Usaha Peternakan. Semarang, Fakultas Peternakan UNDIP. 63 hal.
Peternakan. Semarang, Fakultas Peternakan UNDIP. 63 hal.
Warudjo, Bambang 1988. Kualitas dan harga susu. Buletin PPSKI, 5 (27) 1988: 34-38 Warudjo, Bambang 1988. Kualitas dan harga susu. Buletin PPSKI, 5 (27) 1988: 34-38