• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesiapan Implementasi Knowledge Sharing & Transfer (KS&T) dalam pembelajaran di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kesiapan Implementasi Knowledge Sharing & Transfer (KS&T) dalam pembelajaran di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Kesiapan Implementasi Knowledge Sharing & Transfer (KS&T) dalam pembelajaran di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto

Muhammad Budi Arif a*

aProgram Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto

*Koresponden penulis: Budi_Arief@app.co.id Abstract

Higher education as a sub-system of the national education system has a strategic role that includes educating the nation's life and advancing science and technology. Universities as an institution that has a strategic role in achieving a generation of excellence and quality in the development of Science and Technology, so as to compete in the global era and digital today. The purpose of this research is: to describe readiness implementation of Knowledge Sharing & Transfer (KS & T) in learning at Tarbiyah High School of Raden Wijaya Mojokerto. This research uses "Library Research" The research data used is secondary data. Data collection techniques used by the authors in this study is the documentation. Data processing is done by conducting the activity of review, verification and reduction, grouping and systematization, and interpretation or interpretation so that a phenomenon has social, academic, and scientific value. While data analysis in this research done during and after collecting data by using descriptive-critical-comparative method, and method of content analysis (content analysis). From the explanation described earlier, it was concluded: 1) Successful implementation of knowledge sharing and knowledge transfer did not escape the selection of appropriate strategies in its application. 2) Implementation of knowledge sharing and knowledge transfer is still hampered by human resources problems besides quality and quantity.

Keywords: , Knowledge Sharing, Transfer A.Latar Belakang

Sistem informasi merupakan salah satu bidang kajian yang sedang berkembang sangat cepat seiring dengan perkembangan dunia bisnis dan kemajuan teknologi sebagai pendukung dan aktivitas bisnis (Tajuddin, Nimran & Astuti, 2016:v). Semakin kompleksnya sistem dan perannya di berbagai bidang kehidupan membutuhkan kajian Sistem Informasi Manajemen melalui pendekatan sosioteknik. Selama ini, pembahasan dan diskusi mengenai sistem informasi masih banyak asumsi umum yang menggiring pemahaman bahwa sistem informasi hanya berkaitan dengan pendekatan teknis saja (Khristianto, Totok., Supriyanto, & Wahyuni, 2015:iii).

Berbagi pengetahuan telah menjadi

bagian yang semakin penting dari studi di dunia digital (Nisar ul Haq & Haque, 2018:32), berbagai lembaga pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi ada yang mulai, sedang, dan telah membangun program literasi informasi. Literasi informasi yang merupakan terjemahan dari information literacy dalam pengertian ringkas diartikan sebagai keberaksaraan informasi atau kemelekan informasi (Hasugian, 2009:34). Hal sederhana, tetapi membutuhkan konsistensi sepertinya tidak terlalu populer dikalangan dosen, kita sebagai bagian dari pemain dalam dunia kampus sangat prihatin dengan kondisi ini. Budaya menulis yang minim dikalangan akademisi terbentuk oleh berbagai kebiasaan-kebiasaan yang telah terlembagakan. Misalkan menulis bukan

(2)

sesuatu yang menjadi prioritas, sehingga menulis dianggap hanya menghabiskan waktu, tidak punya ide, takut dikritik, tata bahasa yang kurang ... (Adi & Astuti, 2012:27)

Semenetara fakta dilapangan yang terjadi adalah “berbagi pengetahuan bukan lagi tentang siapa yang Anda kenal atau siapa yang mereka ketahui tetapi lebih penting tentang bagaimana anda tahu dalam mencapai kinerja tinggi di dunia digital saat ini (Nisar ul Haq & Haque, (2018:32). Idealnya dalam pembelajaran di perguruan tinggi “dengan berbagi otak, menciptakan peluang bagi mahasiswa untuk menyampaikan apa yang mereka pikirkan secara kritis saat itu juga. Lebih lanjut, ini juga menciptakan peluang bagi mahasiswa untuk mendiskusikan masalah, terlibat dan berdebat tentang pemikiran tersebut menggunakan platform yang berbeda (Nisar ul Haq & Haque, 2018:32), di dunia maya. Demikian pula universitas dapat mengatur diri mereka sendiri untuk masyarakat berbagi pengetahuan besar untuk menghasilkan pengetahuan nyata dan memecahkan masalah dunia nyata. Saat ini berbagi pengetahuan memainkan peran kunci dalam pembelajaran mahasiswa. Oleh karena itu, tantangan utama untuk akademisi saat ini adalah untuk mempertahankan mahasiswa mereka dalam berbagi pengetahuan (Rafique et al., 2017).

Berbagi pengetahuan dengan pemikiran yang memancing percakapan dan diskusi di antara mahasiswa yang ada dan yang baru sangat penting untuk berkontribusi pada dunia yang lebih baik. Hari-hari ini, kemampuan mahasiswa dalam sistem pendidikan untuk berbagi pengetahuan di dalamnya dianggap sebagai faktor penting untuk sukses. Pembelajaran hari ini dianggap sebagai upaya bersama (Yuen et al., 2007). Tidak hanya menciptakan motivasi dan komitmen, tetapi juga membangun hubungan dan identitas yang

penting untuk berbagi pengetahuan dan kinerja yang lebih baik (Georgiadou et al., 2006; Nisar ul Haq & Haque, 2018:32). Hal ini menandakan bahwa keberadaan sistem informasi mendukung peningkatan kinerja baik organisasi pemerintah, dunia usaha maupun juga dunia pendidikan. (Tajuddin, Nimran & Astuti, 2016:v).

B.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: mendeskripsikan kesiapan implementasi Knowledge Sharing & Transfer (KS&T) dalam pembelajaran di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto C.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan "Library

Research" (Yusuf, 2016:24; Bakry, 2016:27)

yang mana metode dalam penelitian ini nantinya menggunakan teori-teori yang diambil dari buku literatur dan media online yang mendukung dan relevan dengan permasalahan yang dibahas (Arfa, & Marpaung, 2016:189).

Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder sering dinamakan existing statistics (Dachi, 2017:317) adalah data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan merupakan pengolahnya (Christianus, 2010). sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Dimyati, 2013:70), misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. (Sugiyono, 2014).

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian, tetapi mempelajari dokumen yang tersedia (Abdullah & Sutanto, 2015).

Pengolahan data dilakukan dengan mengadakan kegiatan penelaahan, verifikasi dan reduksi, pengelompokan dan sistematisasi, serta interpretasi atau

(3)

penafsiran agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis, dan ilmiah. Sedangkan analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data dengan menggunakan metode deskriptif-kritis-komparatif, dan metode analisis isi

(content analysis).

(

Drisko, & Maschi, 2015:1) D.Pembahasan

Ketersediaan sumberdaya informasi merupakan faktor penting dalam dunia perguruan tinggi. Pernyataan klasik menyatakan bahwa perpustakaan sebagai pusat tersediaanya berbagai sumberdaya informasi disebut sebagai jantungnya perguruan tinggi. Akan tetapi bila kemampuan memanfaatkan sumberdaya tersebut tidak dimiliki maka sumberdaya tersebut akan menjadi sesuatu yang tidak berdaya (Hasugian, 2009:36-37). DeLone & McLean (1992) memperkenalkan model komprehensif multidimensi dari kesuksesan sebuah Sistem Informasi. Model ini berfungsi sebagai kerangka kerja dalam pengukuran variabel dependent (terikat) dalam penelitian sistem informasi. Model DeLone dan McLean yang terdiri dari 6 (enam) variabel, merupakan model hasil communication research (riset komunikasi) Shannon dan Weaver tahun 1949 dan Informasi "influence theory" Mason tahun 1978, serta hasil riset empiris tentang Management Information System (MIS) pada tahun 1981-1987 (Tajuddin, Nimran & Astuti, 2016:5). DeLone dan McLean (1992) menggambarkan model kesuksesan sistem informasi berikut:

Gambar 1. Faktor-faktor dalam Kesuksesan Sistem Informasi Sumber: DeLone dan McLean (1992) dalam Tajuddin, Nimran & Astuti, (2016:6)

Tantangan pendidikan di dunia digital

membutuhkan pemahaman mengenai perubahan natur bagaimana pendidikan dilaksanakan. Makna pengetahuan, pembelajaran dan kemampuan aksara, tidak ketinggalan cara kerja, ikut berubah sebagai hasil penggunaan komputer dan jejaring (Wilburg, 2003:114). Kehadiran buku digital merupakan sebuah kenyataan yang harus diterima dunia pendidikan dengan tangan terbuka. Sebuah survei menyebutkan bahwa teknologi dapat meningkatkan hasil pendidikan (Haydn, 2002:396). Peningkatan pendidikan memang harus memanfaatkan semua pergerakan teknologi yang ada. Hal ini juga sudah menjadi tujuan Kementerian Pendidikan Nasional dengan memulai pembelajaran elektronik sebagai upaya percepatan peningkatan kualitas pendidikan kita (Andina, 2012:85)

Mengacu pada suatu kegiatan di mana pengetahuan terutama informasi, keterampilan atau keahlian dipertukarkan antara orang, teman, komunitas dan keluarga (Nisar ul Haq & Haque, 2018:32). Menurut (Wang et al., 2010) itu adalah pengaturan informasi dan pengetahuan untuk membantu orang lain dan untuk bekerja sama dengan orang lain untuk mengurus masalah, menumbuhkan pemikiran baru, atau melaksanakan pendekatan atau strategi. Ini tidak dapat dibatasi, namun harus diberdayakan dan didorong (Gibbert et al., 2002). Berbagi pengetahuan dipandang sebagai tindakan termasuk risiko bagi pemasok informasi, karena ia berisiko kehilangan keunggulan kompetitif atas yang lain dengan mengungkap informasi penting (Sankowska, 2012). Berbagi menyimpulkan tindakan sadar oleh seseorang yang tertarik pada pertukaran pembelajaran terlepas dari kenyataan bahwa tidak ada dorongan untuk melakukan seperti itu (Agrawal & Snekkenes, 2017). Demikian pula, (Gremm et al., 2018) berpendapat bahwa pengetahuan dapat dipertukarkan

(4)

di depan satu sama lain atau dengan bantuan teknologi data dan korespondensi. Dalam temuan studi oleh (Moghavvemi et al., 2017) hasil menunjukkan bahwa siswa merasakan keuntungan yang sama, hasil yang diinginkan dan kepuasan untuk berbagi pengetahuan mereka antara individu yang berbeda sambil mengharapkan imbalan dan hasil yang menarik.

Harus diakui bahwa kecenderungan dari sebagian besar orang ogah untuk melakukan Knowledge Sharing & Transfer (KS&T) kepada rekan, alasannya sederhana saja agar tidak tersaingi atau lebih ekstremnya agar tidak tersingkirkan. Oleh karena itu, KS&T merupakan tantangan karena keberhasilan KS&T 80% berhubungan dengan aspek non teknis dan hanya 20% terkait dengan aspek teknis (Sofian, 2013). Secara sederhana, KS&T merupakan proses pertukaran knowledge antara beberapa orang yang saling berkepentingan atau yang tergabung di dalam komunitas. Banyak faktor yang mempengaruhi KS & T karena KS & T memilki keterkairan dengan waktu, kesempatan, kerumitan, dan strategi. Rintangan yang dapat menghambat jalannya KS & T dapat timbul dari berbagai faktor, antara lain masalah dalam berkomunikasi, salah penafsiran, bahasa, teknologi dan teknik yang digunakan dalam knowledge sharing dan transfer (Sofian, 2013). Guzman & Wilson (2005) menyatakan bahwa rintangan dan masalah dari KS & T adalah kekompleksitasan proses sosial yang terjadi selama proses sharing berlangsung.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilannya penerapan KS & T adalah pemilihan strategi yang tepat dalam pelaksanaannya. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam mengidentifikasi, menyimpan, dan metransfer knowledge yang ada (Sofian, 2013). Strategi yang berhasil diterapkan belum tentu strategi itu

juga tepat digunakan untuk perusahaan lainnya. Implementasi Knowledge Sharing & Transfer (KS&T) dalam pembelajaran di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto menggunakan 12 startegi untuk keberhasilan KS & T yaitu (Rothwell, (2004):

1.Job Shadowing Program adalah strategi KS

& T dari satu orang atau grup ke orang atau grup lainnya. Dalam penerapannya, orang yang sudah mempunyai pengalaman (veteran) akan dipasangkan dengan orang baru. Para veteran ini akan diminta untuk membagikan knowledge nya dalam menghadapi permasalahan – permasalahan sulit yang pernah dihadapinya kepada orang baru yang telah dipasangkan dengannya.

2.Communities of Practice (COP) adalah

sebuah grup yang dibentuk untuk membagikan informasi tentang suatu masalah, isu, atau topik. Komunitas ini dapat melakukan pertemuannya secara langsung atau online.

3.Process Documentation meliputi

pembuatan flowchart tentang bagaimana pekerjaan tersebut dikerjakan. Di dalam flowchart spesial variasi yang berisi tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh pekerja atau bagaimana mereka seharusnya bekerja ketika dihadapakan pada sebuah spesial keadaan. Proses documentation yang jelas akan sangat bermanfaat dalam menyimpan dan metransfer knowledge dari pekerja yang berpengalaman kepada pekerja yang mempunyai sedikit pengalaman.

4.Critical Incident Interview Teknik ini

diterapkan pada tahun 1950an yang merupakan proses penggalian knowledge tentang kejadian – kejadian penting yang dialami oleh para pekerja melalui sebuah proses wawancara atau pengisian kuesioner. Knowledge yang didapat dari proses ini antara lain adalah tindakan apa saja yang dilakukan dalam

(5)

menghadapi situasi yang terjadi dan apa hasil dari tindakan tersebut. Critical incident interview ini sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam menghadapi situasi sulit yang akan terjadi kembali dalam waktu yang akan datang.

5.Expert System (ES). ES biasanya bersifat

otomatis dan telah dimodelkan. ES berisi masalah – masalah yang sering terjadi atau masalah umum dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.

6.Job Aids adalah segala sesuatu yang

dapat membantu orang dalam bekerja. Contoh sebuah check list. Knowledge dapat disimpan pada job aid dan dapat diakses kapan saja oleh orang lain pada saat kebutuhan timbul.

7.Storyboard adalah kumpulan dari gambar

berurutan yang menceritakan sebuah kejadian atau proses. Teknik ini dapat diaplikasikan untuk pembuatan gambar atau diagram tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana caranya.

8.Mentoring Program adalah orang yang

mempunyai pengalaman yang banyak. Biasanya orang – orang yang sukses mempunyai beberapa mentor dalam hidupnya. Mentor ini memberikan saran tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, dan mengapa itu penting untuk dilakukan di dalam kondisi yang sedang dihadapi.

9.Storyteliing. Teknik ini bersifat kurang

terstruktur apabila dibandingkan dengan critical incident tetapi menghasilkan hasil yang sama dengan critical incident.

10. Information exchange. Strategi ini

diterapkan dengan cara pekerja yang telah berpengalaman duduk dalam suatu tempat dan memberikan knowledge kepada para pekerja yang belum berpengalaman yang mendatanginya dalam tempat tersebut.

11. Electronic Performance Support System

(EPSS) Sebagian besar orang menilai

bahwa EPSS adalah strategi atau metode yang paling memuaskan untuk menyimpan dan mentransfer knowledge. EPSS adalah sebuah sistem yang menggabungkan artificial intelligence,

expert system, real time e-learning system,

dan computer-based referencing system. Ketika sebuah pengguna mengalami masalah, dia dapat mengakses sluruh kebijkan atau prosedur melalui

referencing system, mendapatkan

masukan pengalaman pendahulunya melalui expert system, dan dapat juga belajar melalui komponen pelatihan yang ada dalam sistem.

12. Best Practices Studies. Best practices

tidak selalu berasal dari perusahaan lain. Di dalam perusahaan itu sendiri juga terdapat best practice. Best practice dapat dibagikan melalui rapat – rapat yang diadakan.

Strategi yang telah dipaparkan di atas secara bertahap diterapkan di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto dengan tingkat keberhasilan yang berbeda. Perbedaan ini terjadi karena ada faktor – faktor yang mempengaruhi akan keberhasilan sebuah KS & T, diantaranya: teknologi, budaya organisasi, kepercayaan, dan intensif. Pedoman penting dalam kesuksesan sebuah KS & T adalah menciptakan sebuah lingkungan yang dapat dipercaya dalam sebuah perusahaan, kerjasama bukanlah sebuah rivalitas atau kompetisi, menciptakan sebuah budaya yang siap menampung perubahan, menganalisa tentang mengapa harus melakukan sebuah aktivitas sebelum memikirkan tentang bagaimana cara melakukan aktivitas tersebut, mengetahui bagaimana perusahaan menangani sebuah kesalahan, bekerja lebih baik apabila dibandingkan dengan hanya berbicara, bagaimana tingkat manajemen melihat dan memberikan penghargaan terhadap KS & T, dan memastikan kepuasan pekerja.

(6)

Kepercayaan adalah salah satu faktor paling penting dalam pembentukan lingkungan berbagi pengetahuan (Nisar ul Haq & Haque, 2018:33). Sebuah penelitian mendefinisikannya sebagai bahan ajaib yang sangat penting untuk berbagi pengetahuan yang berkembang (Okyere-Kwakye et ah, 2012). Ini juga memiliki kemampuan mendorong berbagi pengetahuan, terutama di kalangan siswa (Yuen et al., 2007). Studi lain menemukan bahwa kredibilitas trustee melakukan peran tengah dalam membantu berbagi pengetahuan di antara para siswa. Oleh karena itu untuk mengakses pengetahuan untuk siswa harus ada kepercayaan dalam lingkungan pendidikan (Boateng et al., 2017). Lebih banyak penelitian berpendapat bahwa kepercayaan adalah strategi ujung tombak yang telah muncul sebagai segmen untuk peningkatan masyarakat berbagi pengetahuan dalam sebuah organisasi Marmol et al. (2011). Banyak penelitian sebelumnya telah menegaskan bahwa kepercayaan merupakan faktor penting dalam keadaan apa pun yang mendorong berbagi pengetahuan di antara para siswa (Ali Jolaee, 2014; Chong et al., 2013; Yaghi et al., 2011; Nisar ul Haq & Haque, 2018:33). E.Kesimpulan

Dari paparan yang diuraikan sebelumnya, disimpulkan:

1.Implementasi knowledge sharing dan knowledge transfer yang sukses tidak luput dari pemilihan strategi yang tepat dalam penerapannya.

2.Implementasi knowledge sharing dan knowledge transfer masih terganjal masalah sumber daya manusia selain kualitas juga kuantitas.

F.Daftar Pustaka

Abdullah, S., & Sutanto, T. E. (2015). Statistika

Tanpa Stres. Jakarta: TransMedia.

Adi, B., W, & Astuti, I., M., J, (2012) Strategi

Peningkatan Penyediaan Buku Teks dan Buku Referensi untuk Perguruan Tinggi Sebuah Gagasan Penyediaan Buku Perguruan Tinggi dengan Konsep 3M (Mutu, Murah, dan Merata). Prosiding

Seminar Internasional APPTI: Membangun Penerbitan Perguruan Tinggi Global Berbasis Digital. Malang: Universits Brawijaya

Press (UB Press).

Agrawal, V., & Snekkenes, E. A. (2017, January). An Investigation of Knowledge Sharing Behaviors of Students on an Online Community of Practice. In

Proceedings of the 5th International

Conference on Information and Education Technology (pp. 106-111). ACM.

Ali Jolaee, Khalil Md Nor, Naser Khani & Rosman Md Yusoff. (2014). Factors affecting knowledge sharing intention among academic staff. International

Journal of Educational Management. 28, (4),

413-431.

Andina, E., (2012) Buku Digital Dan

Pengaturannya, Jakarta: Pusat Pengkajian

Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal DPR RI.

Arfa, F. A., & Marpaung, W. (2016).

Metodologi Penelitian Hukum Islam.

Kencana.

Bakry, U. S. (2016). Pedoman Penulisan Skripsi

Hubungan Internasional. Deepublish.

Boateng, H., Boateng, H., Agyemang, F. G., Agyemang, F. G., Okoe, A. F., Okoe, A. F., ... & Mensah, T. D. (2017). Examining the relationship between trustworthiness and students’ attitudes toward knowledge sharing. Library Review, 66(1/2), 16-27. Chong, CW, P-L Teh and BC Tan (2013).

Knowledge sharing among Malaysian universities' students: Do personality traits, class room and technological factors matter? Educational Studies, 40(1), 1–25.

(7)

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Dachi, A, (2017) Proses dan Analisis Kebijakan

Kesehatan, Suatu Pendekatan Konseptual,

Bandung: AIPI

DeLone. W., and McLean, E., (1992). Information Systems Success: The. Quest for the Dependent Variable. Information

Systems Research. 3(1), 1992, pp. 60-95.

Dimyati, J. (2013). Metodologi penelitian

pendidikan dan aplikasinya pada pendidikan anak usia dini (PAUD). Jakarta: Kencana.

Dove, Rick, (2017) How To Transfer Knowledge, Agility Forum Paradigm Shift International.

Georgiadou, E., Siakas, K., & Berki, E. (2006, September). Knowledge creation and sharing through student-lecturer collaborative group coursework. In

Proceedings of the 7th European Conference on Knowledge Management, Budapest,

Hungary.

Gibbert, M. and Krause, H. (2002), "Practice

Exchange in a Best Practice Marketplace", in

Davenport, T.H. and Probst, G.J.B. (Eds) Knowledge Management Case Book: Best practices, Publicis MCD, Berlin, pp. 68–84. Gremm, J., Barth, J., Fietkiewicz, K. J., & Stock, W. G. (2018). Creativity and the Knowledge Society. In Transitioning

Towards a Knowledge Society (pp. 117-130).

Springer, Cham.

Guzman, G. A., & Wilson, J. (2005). The “soft” dimension of organizational knowledge transfer. Journal of Knowledge

Management, 9(2), 59-74.

Hasugian, J. (2009). Urgensi literasi informasi dalam kurikulum berbasis kompetensi di perguruan tinggi. Pustaha, 4(2), 34-44. Haydn, T., (2002) ”The Book Versus the

Screen: Educational Media in the Digital Age”, Paedagogica Historica, 38:1, 387-401. Khristianto, W., Totok., T, Supriyanto,

Wahyuni., S. (2015) Sistem Informasi

Manajemen (Pendekatan Sosioteknik)

Jember: Jember University Press

Mahmood, A., Qureshi, M. A., & Shahbaz, Q. (2011). An examination of the quality of tacit knowledge sharing through the theory of reasoned action. Journal of

Quality and Technology Management, 7(1),

39-55.

Moghavvemi, S., Sharabati, M., Paramanathan, T., & Rahin, N. M. (2017). The impact of perceived enjoyment, perceived reciprocal benefits and knowledge power on students' knowledge sharing through Facebook.

The International Journal of Management Education, 15(1), 1-12.

New York State Departement of Civil Service, (2004), Knowledge Transfer Strategies, IPMA New

Nisar ul Haq, M., & Haque, M. (2018). Investigating the Knowledge Sharing among students in Pakistan. European

Online Journal of Natural and Social Sciences: Proceedings, 7(1 (s)), pp-32.

Okyere-Kwakye, E., Nor, K. M., & Ologbo, A. (2012). Factors That Impel Individuals’ To Share Knowledge. In Knowledge

Management International Conference

(KMICe) (Vol. 2012, pp. 4-6).

Rafique, G. M., & Anwar, M. A. (2017). Motivating Knowledge Sharing Among Undergraduate Medical Students of the University of Lahore, Pakistan. Journal of

Information & Knowledge Management,

16(04), 1750041.

Sankowska, A. (2012), "Relationships between organizational trust, knowledge transfer, knowledge creation, and firm’s innovativeness", The Learning Organization, Vol. 20 No. 1, pp. 85–100

Sofian, J., (2013), Menilik Strategi Knowledge Sharing & Transfer Dalam Perusahaan. (Online).

(8)

01/pilih-pilih-strategi-knowledge-sharing-transfer-dalam-perusahaan/ Sugiyono, (2014). Metode penelitian kuantitatif

kualitatif dan R&D. Cet. Ke-20. Bandung:

Alfabeta.

Tajuddin, M., Nimran, U., & Astuti, E. S. (2016). Kesuksesan Sistem Informasi Perguruan Tinggi dan Good University Governance: Sebuah Kajian Empiris Di perguruan Tinggi Swasta. Universitas

Brawijaya Press.

Wang, S., & Noe, R. A. (2010). Knowledge sharing: A review and directions for future research. Human Resource Management Review, 20(2), 115e131

Wiburg, K, M., (2003) ‘Technology and the New Meaning of Educational Equity’,

Computers in the Schools, 20: 1, 113 — 128

William J Rothwell, Ph.D, SPHR, (2004),

Knowledge Transfer: 12 Strategies for Succession Management IPMA-HR News.

Yaghi, K, S Barakat, ZM Alfawaer, M Shkokani and A Nassuora (2011). Knowledge sharing degree among the undergraduate students: A case study at applied science private university.

International Journal of Academic Research,3,

20–24.

Yuen, T.J. and Majid, M.S. (2007), “Knowledge-sharing patterns of undergraduate students in Singapore”,

Library Review, Vol. 56 No. 6, pp. 485-494

Yusuf, A. M. (2016). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Vertigo dapat berasal dari kelainan di sentral (batang otak, serebelum atau otak) atau di perifer (telinga – dalam, atau saraf vestibular).. Fisiologik : ketinggian,

Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dan Keluarga adalah upaya-upaya yang dilaksanakan dalam rangka memberikan penyuluhan/ pendidikan kesehatan kepada pasien atau keluarga

1. Pada perencanaan kapal cadangan dengan sistem pengadaan kapal baru, ada baiknya jika menggunakan satu tipe kapal terpilih yang sama pada beberapa rute untuk mengatasi

Suami yang memiliki istri bekerja maupun istri tidak bekerja harus mampu menerima satu sama lain tentang kondisi rumah tangga, saling menghargai kondisi pasangan,

Disertai upaya mitigasi meliputi: Pemantauan/audit lingkungan serta pengawasan/pengetat an perijinan alih fungsi lahan pertanian VIII.5 Meningkatkan pemerataan

Berkaitan fungsi bimbingan dan konseling islami membantu individu yang mengalami kecemasan akan dibimbing, diarahkan agar menyadari yang dialami, kemudian dapat

Beban pada pegas ditarik ke bawah hingga mencapai simpangan maksimum bawah, sehingga kecepatan benda minimum (nol), gaya maksimum yang arahnya menuju

Asiling panaliten menika nedahaken bilih (1) jinis hubungan makna kausalitas adhedhasar wosing wacana ingkang dipunpanggihaken ing Rubrik Pangudarasa Kalawarti Panjebar