• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Manajemen Nyeri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Manajemen Nyeri"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

(2)

PEMERINTAH KOTA MARTAPURA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RATU ZALECHA KOTA MARTAPURA

NOMOR : 245 TAHUN 2013 TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI PADA PASIEN DAN KELUARGA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RATU ZALECHA KOTA MARTAPURA DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RATU ZALECHA KOTA MARTAPURA

Menimbang a. Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pendidikan dan keluarga yang mengacu pada

akreditasi rumah sakit sistem baru versi 2012, maka perlu dibuatkan panduan pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga.

b. Bahwa agar panduan pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga dapat berjalan dengan baik, perlu ditetapkan pemberlakuan panduan pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha Kota Martapura.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha Kota Martapura.

Mengingat 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1992 tentang Pembentukan

Kotamadya Daerah Tingkat II Martapura ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3465).

2. Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) Sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dangan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan Kedua Atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844).

3. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063).

4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072).

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri tanggal 7 Nopember 2007 Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

6. Keputusan Menteri Kesehatan .../.../.../.../... tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten Kota.

7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor .../.../.../.../... tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan.

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor .../.../.../.../... tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di daerah.

(3)

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 004 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit.

10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor .../.../.../.../... tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

11. Peraturan Daerah Kota Martapura Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Martapura (Tambahan Lembaran Daerah Kota Martapura Nomor 8).

12. Keputusan Walikota Martapura Nomor 96 Tahun 2008 tertanggal 23 Juli 2008 tentang Penetapan Badan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha Kota Martapura Sebagai Badan Layanan Umum Daerah.

Menetapkan :

KESATU : Pemberlakuan Panduan pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga pada

Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha Kota Martapura.

KEDUA : Panduan pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha dimaksud dalam diktum kesatu keputusan ini adalah sebagai berikut :

1. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Interna 2. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Bedah 3. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Anak 4. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Saraf 5. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi THT 6. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Mata 7. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Jiwa

8. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Gigi & Mulut 9. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Kulit & kelamin 10. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Paru

11. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Kebidanan 12. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Farmasi 13. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Gizi

14. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Manajemen Nyeri 15. Panduan Pemberian Informasi dan Edukasi Fisioterapi

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan dan akan dilakukan

perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.

Ditetapkan di Martapura Pada tanggal 10 agustus 2013 DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RATU ZALECHA KOTA MARTAPURA

Drg. Yasna Khairina, MM

Pembina Utama Muda NIP. 19630611 199301 2 002

(4)

BAB I Definisi Pemberian Informasi Dan Edukasi Pada Pasien Dan Keluarga...1

BAB II Ruang Lingkup Pemberian Informasi dan Edukasi Pada Pasien Dan Keluarga...2

BAB III Tatalaksana Pemberian lnformasi Dan Edukasi Pada PasienDanKeluarga...3

A. Assessment I Pengkajian Kebutuhan Komunikasi I Pendidikan dan Pengajaran...3

B. Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dan Keluarga diRawatInap...3

C. Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dan Keluarga diRawatJalan...4

D. PetugasIEducatorPemberianInformasidanEdukasi...4

E. Metoda Pemberian InformasidanEdukasi...4

F. Media Pemberian Informasi dan Edukasi pada PasiendanKeluarga...5

BAB IV Dokumentasi...6

A. Pendokumentasian di Catat pada FormRekamMedis...6

B. Monitoring dan Evaluasi Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dan Keluarga...6

BAB I

DEFINISI PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

PADA PASIEN DAN KELUARGA

(5)

Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dan Keluarga adalah upaya-upaya yang dilaksanakan dalam rangka memberikan penyuluhan/ pendidikan kesehatan kepada pasien atau keluarga agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mampu menghadapi masalah kesehatan potensial(yang mengancam) dengan cara mencegahnya dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang sudah terjadi dengan cara menanganinya dengan cara efektif dan efisien. Diharapkan masyarakat mampu berperilaku hidup sehat dan mampu memecahkan masalah - masalah kesehatan yang sudah diderita maupun yang potensial(mengancam) yang dilakukan secara mandiri dan sesuai dengan sosial ekonomi, dan budaya yang dimilikinya.

Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dan Keluarga diberikan ketika pasien berinteraksi dengan Dokter, Perawat, Gizi, Farmasi, Terapis, dan lain sebagainya. Masing-masing memberikan penyuluhanI pendidikan secara spesifik mulai dari pasien baru masuk, dalam proses perawatan/ pelaksanaan terapi dan persiapan pasien pulang.

BAB II

RUANG LINGKUP PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

PADA PASIEN DANKELUARGA

(6)

Sasaran dari pemberian informasi dan edukasi adalah pas1en dan keluarga pasien sebagai berikut :

A. Pasien yang sedang melakukan perawatan di RSUD Ratu Zalecha (baik di ruang rawat jalan maupun ruang rawat inap), sejak pasien tersebut masuk RS sampai dengan keluar RS.

B. Keluarga pasien yang sedang mendampingi pasien, terutama keluarga pasienanak-anak atau keluarga pasien usia lanjut maupun pasien dengan keterbatasan fisik maupun mental.

C.

Melakukan kerjasama dalam memberikan edukasi atau sarasehan pada komunitas tertentu seperti perkumpulan penderita DM, asma, pasien ginjal denga terapi HD, dan pasien penderita HIV-AIDS.

BAB III

TATALAKSANA PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

PADA PASIEN DANKELUARGA

(7)

Tatalaksana Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dan Keluarga adalah sebagai berikut :

A. Assessment /Pengkajian Kebutuhan Komunikasi / Pendidikan dan Pengajaran

1. Kebutuhan Pemberian Informasi dan Edukasi Pada Pasien dan Keluarga diidentifikasi pada saat pengkajian awal

2. Pemberian Informasi dan Edukasi Pada Pasien dan Keluarga direncanakan dengan melakukan assessment kebutuhan komunikasiI pendidikan dan pengajaran meliputi penilaian tentang kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut pasien dan keluargannya, kecakapan baca tulis, tingkat pendidikan bahasa, hambatan emosional dan motivasi serta kemampuan pasien untuk menerima informasi yang diberikan.

3. Proses assessment di RSUD Ratu Zalecha Martapura, dilaksanakan dengan efektif sehingga dapat menghasilkan keputusan tentang pengobatan pasien yang hams segera dilakukan, kebutuhan pengobatan lanjutan, emergency, elektif, atau pelayanan terencana, bahkan ketika kondisi pasien berubah.

4. Proses assessment pada pasien anak dan pasien dengan penurunan kesadaran dilakukan pada orang tua pasien, keluarga, atau penanggung jawabpasien.

5. Proses assessment pasien dilakukan secara terns menerus dan digunakan pada sebagian besar unit kerja rawat inap dan rawat jalan di RSUD Ratu Zalecha dan dicatat pada Catatan Perkembangan Terintegrasi Integrated Progress Notes (FORM : 03/ IRM-01) dan Catatan Edukasi Dan Perencanaan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan (FORM : 125A/ IRM-Ol)

B. Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dan Keluarga di Rawat Inap

1. Pasien dan keluarga saat baru masuk RS berhak mendapat informasi mengenai peraturan RS, fasilitas dan penggunaannya, penyakitnya, pemeriksaan, terapi, perawatan, keamanan, pencegahan infeksi dan pelayanan lain yang diperlukan.

2. Pasien dan keluarga mendapatkan edukasi mengenai perkembangan penyakit, prognosa, pemeriksaan lanjutan, tindakan medis, perubahan terapi, dan pelayanan lanjutan kesehatan lain yang diperlukan oleh pasien.

3. Pasien dan keluarga berhak mendapatkan informasi dan edukasi mengenai kondisi penyakit pasien saat pulang, terapi yang akan dilanjutkan dinunah, data-data yang dibawa pulang dan kegunannya, jadwal kontrol selanjutnya, dan kebutuhan home visit jika diperlukan.

4. Informasi dan edukasi pada anak dan pasien pada penurunan kesadaran diberikan kepada orang tua pasien, keluarga atau penanggung jawab.

5. Support psikologis diberikan pada pasien yang berpenyakit kronis dan terminal, pasien dalam pengobatan kemoterapi dan kegawatan/ intensif.

6. Dokumentasi dicatat pada form Catatan Perkembangan Terintegrasi Integrated Progress Notes (FORM : 3/IRM-01)

C. Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dan Keluarga di RawatJalan

1. Pasien dan keluarga yang rawat jalan mendapatkan informasi dan edukasi tentang pelayanan kesehatan di rumah sakit sesuai denganpenyakitnya.

2. Setiap pasien dan keluarga mendapatkan penjelasan mengenai terapinya, tindakan medis, pengobatan, dan diet sesuai dengan penyakitnya.

3. Dokumentasi pemberian edukasi di rawat jalan dicatat pada Catatan Edukasi Dan Perencanaan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan (FORM : 125A/ IRM-Ol).

(8)

1. Petugas yang memberikan informasi dan edukasi memiliki pengetahuan tentang materi sesuai dengan kebutuhan pasien, keterampilan komunikasi yang baik dan diberikan secara kolaboratif oleh multidisiplin ilmu yang terlibat dalam perawatan pasien.

2. Informasi dan edukasi Pendidikan diberikan oleh dokter umum, dokter spesialis, perawat, bidan, ahli gizi, apoteker, rehabilitasi medis, dan rohaniawan.

E. Metoda Pemberian lnformasi danEdukasi.

1. Ceramah 2. Observasi 3. Simulasi 4. Diskusi 5. Demonstrasi 6. Praktek Langsung

F. Media Pemberian Informasi danEdukasi pada Pasien dan Keluarga

1. Leaflet 2. Alat Peraga

BAB IV

DOKUMENTASI

A. Pendokumentasian Dicatat pada Form Rekam Medis

Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dan Keluarga dicatat secara terintegrasi oleh semua petugas PPK dan disimpan dalam rekam medis. Form terintegrasi yang terkait dengan Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dan Keluarga antara lain :

1. Catatan Edukasi Dan Perencanaan Edukasi Terintegrasi Rawat Jalan (FORM 125A/IRM-01) 2. Catatan Edukasi Dan Perencanaan Edukasi Terintegrasi Rawat Inap (FORM 125B/IRM-Ol) B. Monitoring dan Evaluasi Pemberian Informasi dan Edukasi pada Pasien dan Keluarga 1. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh Kepala Ruangan masing-masing dan berkoordinasi

(9)

2. Waktu monitoring dan evaluasi dilaksanakan setiap 1 bulan sekali.

3. Form monitoring dan evaluasi berupa form evaluasi dan monitoring edukasi pasien dan keluarga.

(10)

MATERI EDUKASI

DAFTAR ISI

1. KONSEP NYERI...1

2. PENGKAJIAN NYERI...2

3. STRATEGI TERAPI...3

4. FASE PENGALAMAN NYERI...4

(11)

MANAGEMEN NYERI A. KONSEP NYERI

1. Definisi Nyeri

Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernahmengalaminya (Tamsuri, 2007).

Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Nyeri

Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap nyeri. Seorang perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam menghadapi klien yang mengalami nyeri. Hal ini sangat penting dalam pengkajian nyeri yang akurat dan memilih terapi nyeri yang baik.

(12)

Menurut Potter & Perry (1993) usia adalah variabel penting yang mempengaruhi nyen

terutama pada anak dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang ditemukan antara kedua kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anak anak kesulitan untuk memahami nyeri dan beranggapan kalau apa yang dilakukan perawat dapat menyebabkan nyeri. Anak-anak yang belum mempunyai kosakata yang banyak, mempunyai kesulitan mendeskripsikan secara verbal dan mengekspresikan nyeri kepada orang tua atau perawat.

Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi (Tamsuri,2007).

Seseorang perawat harus menggunakan teknik komunikasi yang sederhana dan tepat untuk membantu anak dalam membantu anak dalam memahami dan mendeskripsikan nyeri.

Sebagai contoh, pertanyaan kepada anak, " Beritahu saya dimana sakitnya?" atau "apa yang dapat saya lakukan untuk menghilangkan sakit kamu?". Hal-hal diatas dapat membantu mengkaji nyeri dengan tepat.

Perawat dapat menunjukkan serangkaian gambar yang melukiskan deskripsi wajah yang berbeda, seperti tersenyum, mengerutkan dahi atau menangis. Anak-anak dapat menunjukkan gambar yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan mereka.

b. Jenis Kelamin

Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak mempunya1 perbedaan secara signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih dirngukan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana seorang wanita dapat menangis dalam waktu yang sama. Penelitian yang dilakukan Bum, dkk. (1989) dikutip dari Potter & Perry, 1993 mempelajari kebutuhan narkotik post operatif pada wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria.

c. Budaya

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri (Calvillo & Flaskerud, 1991).

d. Ansietas

Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan nyen, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaaan. Riset tidak memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri juga tidak memperlihatkan bahwa pelatihan pengurangan stres praoperatif menurunkan nyeri saat pascaoperatif. Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. Ansietas yang tidak berhubungan dengan nyeri dapat mendistraksi pasien dan secara aktual dapat menurunkan persepsi nyeri. Secara umum, cara yang efektif untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mengarahkan pengobatan nyeri ketimbang ansietas (Smeltzer & Bare, 2002).

e. Pengalaman Masa Lalu Dengan Nyeri

Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang dialaminya, makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkanyang akan diakibatkan. Individu ini mungkin

(13)

akan lebih sedikit mentoleransi nyeri, akibatnya ia ingin nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi lebih parah. Reaksi ini hampir pasti terjadi jika individu tersebut mengetahui ketakutan dapat meningkatkan nyeri dan pengobatan yang tidak kuat.

f. Keluarga Dan Support Sosial

Faktor lain yang juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri sering bergantung pada keluarga untuk mensupport, membantu atau melindungi. Ketidakhadiran keluarga atau teman terdekat mungkin akan membuat nyeri semakin bertambah. Kehadiran orangtua merupakan hal khusus yang penting untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri (Potter & Perry,1993).

3. Klasifikasi Nyeri

Nyeri dikelompokkan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut biasanya datang tiba-tiba, umumnya berkaitan dengan cidera spesifik, jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan penyembuhan. Nyeri akut didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung beberapa detik hingga enam bulan (Brunner & Suddarth,1996).

Berger (1992) menyatakan bahwa nyeri akut merupakan mekanisme pertahanan yang berlangsung kurang dari enam bulan. Secara fisiologi terjadi perubahan denyut jantung, frekuensi nafas, tekanan darah, aliran darah perifer, tegangan otot, keringat pada telapak tangan, dan perubahan ukuran pupil.

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang satu periode waktu. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri kronis sering didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama enam bulan atau lebih (Brunner & Suddart, 1996 dikutip dari Smeltzer 2001).

Menurut Taylor (1993) nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti berbagai macam gangguan, terjadi lambat dan meningkat secara perlahan setelahnya, dimulai setelahnya, dimulai setelah detik pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau menit. Nyeri ini berhubungan dengan kerusakan jaringan, ini bersifat terus-menerus atau intermitten.

4. FisiologiNyeri

Menurut Torrance & Serginson (1997), ada tiga jenis sel saraf dalam proses penghantaran nyeri yaitu sel syaraf aferen atau neuron sensori, serabut konektor atau intemeuron dan sel saraf eferen atau neuron motorik. Sel-sel syaraf ini mempunyai reseptor pada ujungnya yang menyebabkan impuls nyeri dihantarkan ke sum-sum tulang belakang dan otak. Reseptor-reseptor ini sangat khusus dan memulai impuls yang merespon perubahan fisik dan kimia tubuh. Reseptor-reseptor yang berespon terhadapstimulusnyeridisebutnosiseptor.

Stimulus pada jaringan akan merangsang nosiseptor melepaskan zat-zat kimia, yang terdiri dari prostaglandin, histamin, bradikinin, leukotrien, substansi p, dan enzim proteolitik. Zat-zat kimia ini akan mensensitasi ujung syaraf dan menyampaikan impuls keotak (Torrance&Serginson,1997).

Menurut Smeltzer & Bare (2002) komu dorsalis dari medula spinalis dapat dianggap sebagai tempat memproses sensori. Serabut perifer berakhir disini dan serabut traktus sensori asenden berawal disini.

Juga terdapat interkoneksi antara sistem neural desenden dan traktus sensori asenden. Traktus asenden berakhir pada otak bagian bawah dan bagian tengh dan impuls-impuls dipancarkan ke korteks serebri.

Agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada sistem asenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal. Terdapat interkoneksi neuron dalam komu dorsalis yang ketika diaktifkan, menghambat atau memutuskan

(14)

taransmisi informasi yang menyakitkan atau yang menstimulasi nyeri dalam jaras asenden. Seringkali area ini disebut "gerbang". Kecendrungan alamiah gerbang adalah membiarkan semua input yang menyakitkan dari perifer untuk mengaktifkan jaras asenden dan mengaktifkan nyeri. Namun demikian, jika kecendrungan ini berlalu tanpa perlawanan , akibatnya sistem yang ada akan menutup gerbang. Stimulasi dari neuron inhibitor sistem asenden menutup gerbang untuk input nyeri dan mencegah transmisi sensasi nyeri (Smeltzer&Bare, 2002).

Teori gerbang kendali nyeri merupakan proses di mana terjadi interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi lain dan stimulasi serabut yang mengirim sensasi tidak nyeri memblok transmisi impuls nyeri melalui sirkuit gerbang penghambat. Sel-sel inhibitor dalam komu dorsalis medula spinalis mengandung eukafalin yang menghambat transmisi nyeri (Wall,1978 dikutip dari Smeltzer&Bare, 2002).

B. PENGKAJIAN NYERI

1. Anamnesis menggunakan format comprehensive pain assessment

O ONSET Kapan mulai tejadinya nyeri?

Berapa lama?

Seberapa sering terjadinya nyeri? P PALLIATING/

PROVOCATING

Apa yang menjadi pencetus / memperberat nyeri? Apa yang dapat meredakan nyeri?

Q QUALITY Kualitas nyeri?

Seperti apa nyeri yang dirasakan?

Dapatkan dideskripsikan? (tajam,tertusuk,terbakar) R REGION / RADIATION Apakah nyerinya menyebar?

Menyebar ke daerah tubuh mana?

S SEVERITY Seberapa berat nyerinya dirasakan Menggunakan Numerik Rating Scale,Wong Bacer Face, FLACC, CRIES atau COMFORT PAIN SCALE

T TREATMENT Pengobatan dan perawatan yang sudah dilakukan? Seberapa efektif pengobatan dan perawatan yang dilakukan sekarang?

Apakah ada efek samping dari pengobatan yang dilakukan?

Obat analgetik apa yang saat ini sedang digunakan? U UNDERSTANDING Apa yang anda percayai yang menyebabkan timbulnya

nyeri?

Bagaimana gejala ini mempengaruhi anda dan atau keluarga anda?

V VALUE Apatujuan/ harapan anda terhadap nyeri yang anda rasakan?

Seberapa kenyamanan/ tingkat yang dapat anda terima (menggunakan skala nyeri 0-10)

Apakah ada pandangan lain atau perasaan anda mengenai nyeri yang anda rasakan?

Seberapa penting bagi anda dan/ keluarga anda? 2. Tool Pengkajian Nyeri

a. Numeric Rating Scale

Indikasi digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia >9 tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakanya.

(15)

dengan angka antara 0-10.  0 = tidak nyeri

 1–3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu ak.tivitas sehari-hari)  4–6 = nyerisedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)  7–10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari) b. Wong Baker Face

Indikasi :pada pasien (dewasa dan anak >3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan asesmen.

Intruksi : pasien diminta untuk menunjuk/ memilih gambar mana yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri.

 0-1= sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali.  2-3 = sedikit nyeri.

 4-5 = cukup nyeri.  6-7 = lumayan nyeri.  8-9 = sangat nyeri.

 10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan) c. Cries Pain Scale

Indikasi : pada pasien neonates ( 0-6 bulan) di critical area : CRIES (Crying, Require, Increased, Expresion, Sleepless).

Crying : karakteristik dari nyeri adalah tangisan melengking (highpitched).  0 – tidak ada tangisan atau tangisan yang tidak melengking

 1 – tangisan melengking tapi bayi mudah dihibur  2 – tangisan melengking tapi bayi tidak mudah dihibur Require : perlu 02 untuk Sa02 <95%

- Bayi yang mengalami rasa nyen ditandai dengan penurunan okigenisasi. Pertimbangkan penyebab lain hipoksemia. Misalnya oversedasi, ateletaksis, pneumothorax.

 0 - tidak perluoksigen  1 - perlu oksigen <30%  2 - perlu oksigen >30%

Increased : peningkatan tanda-tanda vital ukur tekanan darah pada akhir prosedur karena akan mungkin membuat anak terbangun sehingga membuat sulit penilaian.

 0 - detak jantung dan tekanan darah tidak berubah atau kurang dari nilai baseline.  1 - detak jantung atau tekanan darah meningkat tetapi peningkatan <20% nilaibaseline  2 - detak jantung atau tekanan darah meningkat >20% dari nilai baseline

Expression : guratan ekspresi yang paling sering berasosiasi dengan sakit adalah satu seringai. Satu seringai mungkin ditandai oleh penurunan kening, mata memejam, kerutan dalam garis nasolabial, atau bibir dan mulut terbuka.

 0 - tidak ada seringai  1 – seringai ada

(16)

 2 seringai dan tidak ada suara tangisan/ dengkur

Sleepless :susah tidurscore susah tidur dinilai pada saat penilaian scoring iniberlangsung.  0 - anak secara terus menerustertidur

 1 - anakterbangunpadaintervalberulang  2 - anakterjagaterbangunsecaraterusmenerus SkorNyeri (0-3) :nyeriringan

(4-7) :nyerisedang (8-10) : nyeriberat d. FLACC Pain Scale

Indikasi :untukbayidananak-anak(2bulan–

7tahun)yangtidakdapatmengutarakanrasanyerinyaataumengukurrasanyeri. Face / Wajah

 0 – tidakadaekspresitertentu

 1 – seringaisesekaliataukerutandahi, muram, ogah – ogahan  2 – dagugemetardanrahangdiketapberulang

Legs / Kaki

 0 - posisi normal atausantai

 1 - gelisah,resah,tegang

 2 -penendangan atau kaki keatas

Activity / aktivitas

 0 - rebahan dengan tenang,posisi normal, bergerak denganmudah

 1 - mengeliat, maju mundur,tegang  2 -menekuk, kaku atauhentak Cry / tangisan

 0 - tidak adatangisan

1 - erangan atau rengek, menggerutu sesekali

2 - menangis dengan mantap, jerit atau isak, menggerutu berulang

Consolability / kemampuankonsol

0 -

konten atausantai\

1 -

dipastikan dengan sentuhan sesekali, pelukan atau diajakberbicara

2 - sulit melakukan konsol ataunyaman

SkorNyeri (0-3) :nyeriringan (4-7) :nyerisedang (8-10) : nyeriberat

e. COMFORT Scale

Indikasi :pasien bayi, anak dan dewasa di ruang rawat intensif I kamar operasi I ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale Wong -BakerFACES PainScale.

(17)

antara9-45.  Kewaspadaan  Ketenagan  Distress pernafasan  Menangis  Pergerakan  Tonus otot  Teganganwajah  Tekanandarah basal  Denyutjantung basal

Kategori Skor Tanggalwa

ktu Kewaspadaa n 1. Tidurpulas/nyenyak 2. tidurkurangnyenyak 3. gelisah 4. sadarsepenuhnyadanwaspada 5. hiperalert Ketenangan 1. tenang 2. agakcemas 3. cemas 4. sangatcemas 5. panic Distress Pernafasan 1.tidakadarespuasispontandantidakadabatuk 2. respirasispontandengansedikitItidakadaresponterhadap ventilasi 3. kadang-kadangbatukatauterdapattahananterhadapventilasi 4. sedang batuk, terdapat tahanan/ perlawanan

terhadapventilator

5. melawan secara aktif terhadap ventilator , batuk terus menerus I tersedak

Menangis 1. Bernafas dengan tenang tidak menangis

2. Terisak-isak

3. Meraung

4. Menangis

5. Berteriak

Pergerakan 1. Tidak adapergerakan

2. Kadang - kadang bergerak perlahan

3. Sering bergerakperlahan

4. Pergerakan aktif Igelisah

5. Pergerakanaktiftermasuk badan dankepala

Tonus otot 1. Otot relaks sepenuhnya, tidak ada torusotot

2. Penurunan torus otot

3. Torus ototnormal

(18)

5. Kekakuan otot ekstrim dna fleksi jari tangan dankaki

Teganganwaj ah

1. Ototwajahrelakssepenuhnyan

2. Torus otot wajah nonnal, tidak terlihat tegangan otot wajah yangnyata

3. Tegangan beberapa otot wajahterlihat nyata

4. Tegangan hamper di seluruh ototwajah

5. Seluruh otot wajahtegang menngis

Tekanandara h basal

1. Tekanandarahdibawahbatas normal

2. Tekanan darah beradi dibatasnormal secarakonsisten

3. Peningkatantekanandarahsesekali 2: 15% di

atasbatasnormal(1-3 kalidalam observasi selama 2menit)

4. Seringnya peningkatantekanan darah 2: 15% diatasbatas normal (>3 kali dalamobservasi selama 2menit

5. Peningkatantekanandarahterus menerus 2::15%

Denyutjantu ng basal

1. Denyutjantungdi bawahbatasnormal

2. Denyut jantung berada di batas nonnal secarakonsisten

3. Peningkatan denyut jantung sesekali 2: 15% di atas batas normal (1-3 kali dalam observasi selama 2menit)

4. Seringnyapeningkatandenyutjantung2: 15% di atasbatas normal (> 3 kali dalamobservasiselama 2 menit) 5. Peningkatandenyutjantungterusmenerus2:15% Skor total  9-18 DD Nyeriterkontrol  19-26 DD nyeriringan  27-35 DD nyerisedang  >35 DD nyeriberat C. STRATEGI TERAPI a. Mandiri

 Non farmakologi therapy meliputi pendekatan therapy psikologi antara lain tehnik distraksi, relaksasi,dll.

 Edukasi b. Kolaboratif

 Farmakologi therapy : opioid dan non opioidtherapy D. FASE PENGALAMAN NYERI

(19)

antisipasi, fase sensasi dan faseakibat.

FaseAntisipasi - Terjadi sebelum nyeriditerima

- Fasedapat digunakan untuk seseorang belajar mengenai nyeri dan upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut

- Peran perawat memberikanedukasi

FaseSensasi - Terjadi saat nyeriterasa

- Bersifatsubyektif

- Kadar enkafalin dan endorfin berbeda setiapindividu

- Respon dan toleransi setiap individu berbeda O Dterungkap melalui ekspresi wajah, vokalisasi dan gerakan tubuh D peran perawat dalampengkajian terhadappasien

FaseAkibat - Terjadi ketika nyeri berkurang atauberhenti

- Klien masih membutuhkan kontrol dari perawat karena nyeri masih bersifatkrisis

- Peranperawat membantumemperoleh control diriuntuk meminimalkan

rasatakutakankemungkinannyeriberulang.

E. PENATALAKSANAAN NYERI NON FARMAKOLOGI

a. Stimulasikulit ( massage, kompres hangat, kompres dingin, stimulasi kontra lateral), dasar dari stimulasi kulit adalah teori pengendalian gerbang pada stimulasi nyeri dan merangsang tubuh mengeluarkan endorphin dan neurotransmitter lain yang menghambatnyeri.

b. Immobilisasiadalah pembatasan gerak, terutama pada nyeri akut dapat diberikan bebatataualatpenyanggauntuknyeriakutpadaarea·persendian.

c. Posisioning adalah posisi tidur yang nyaman sehingga dapat mengurangi stress (penekanan) pada luka, dengan cara: beri bantal tambahan untuk menyokong tubuh, atur posisi tempat tidur, atur posisi tubuh (miring kanan/ miringkiri).

d. RelaksasiMerupakan strategis yang efektif pada pasien yang mengalami nyeri kronis ada tiga hal utama yang diperlukan untuk relaksasiyaitu :

- Posisi yang tepat - Pikiran beristirahat

- Lingkungan yang tenang untuk mengurangi nyeri Relaksasi nafas dalam, Relaksasi dengan music

- Relaksasi nafas dalamBertujuan untuk meningkatkan fungsi paru-paru, memelihara pertukaran gas,

meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi

stressfisikdanemosional,menurunkankecemasandanmenguranginyeri. - Relaksasi nafas dalam dilakukan dengan cara :

1) Ciptakan suasana tenang 2) Usahakan rileks dan tenang

3) Menarik nafas dalarn dari hidung dan rnengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1, 2,3Perlahan-lahan udara dihernbuskan melalui mulut sarnbil merasakan kedua tangan dan kakirileks

(20)

5) Menarik nafas lagi melalui hidung dan rnenghernbuskannya rnelalui mulut secara p e r l a h a n – l a h a n

6) Usahakan untuk tetap konsentrasi, lakukan sambil mata tertutup 7) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri

8) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri berkurang 9) Ulangi sampai 15 kali dengan selingan istirahat singkat setiap 5 kali 10) Bila nyeri menjadi hebat, lakukan bernafas secara dangkal dan cepat

Relaksasi dengan music :

Lakukanlah langkah-langkahyangterdapatdalampoinrelaksasinafasdalamDapat diiringi dengan musik klasik karena menambah konsentrasi yang akan membuat tubuh menjadi relaks dan nyaman sehingga akan mengurangi nyeri, MusikklasiksalahsatunyaadalahmusikMozart.

Dari sekian banyak karya music klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadus Mozart (1756-1791) yang paling dianjurkan untuk mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri fisik.

Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dart Don Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai "EfekMozart”.

Dibandingkan musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif diotak.Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri.

e. Tehknik Distraksi

Dengan tehnik distraksi sel-sel reseptor yang menerima stimuli nyeri periferal dihambat oleh stimuli dari serabut saraf yang lain. Karena pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan diiversional maka pintu spinal cord yang mengontrol jumlah input keotak menutup dan pasien merasa nyerinya berkurang. Tehknik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri .Jika seseorang menerima input sensori yang berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurangatautidakdirasakanolehklien).

Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat merangsang sekresi endorfin, sehinggastimulusnyeriyangdirasakanolehklienmenjadiberkurang. Peredaan nyeri secara umum berhubungan langsung dengan partisipasi aktif individu, banyaknya modalitas sensori yang digunakan dan minat individu dalam stimulasi, oleh karena itu, stimulasi penglihatan, pendengaran dan sentuhan mungkin akan lebih efektif dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu inderasaja(Tamsuri,2007).

Macam – macam tehnik distraksi :

1) Distraksi visual : membaca,nontonTV,guidedimagery 2) Distraksi auditori:mendengarkartmusik,humor

3) Distraksi taktil:massage,memegang/menggerakkanbinatangataumainan 4) Distraksi intelektual : mengerjakan TTS, main kartu, dll

f. Aromatheraphy

Terapi dengan menggunakan wewangian alamiah yang mengandung unsur-unsur herbs dengan pendekatan sistem keseimbangan alam.Sari tumbtihan aromatik yang dipakai diperoleh melalui berbagai macam cara pengolahan dan dikenal dengannarnaminyakesensial. Tujuannya adalah Tujuannyaadalahuntukmeningkatkankesehatandankesejahteraantubuh,pikiran, dan jiwa, membuat efek rileks, menghilangkan stress dan membuat pikiran menjadi tenang.Wewangian tertentu

(21)

diyakini dapat mempengaruhi sistem syaraf terutama otak untuk bekerja rnernproduksi katalisator

yang menyebabkan nyeri, mekanisme

kerjaperawatanaromaterapidalamtubuhmanusiaberlangsungmelaluiduasistem

fisiologis,yaitusistemsirkulasitubuhdansistempenciuman. Bila diminum ataudioleskanpadapermukaankulit,minyakessensialakandiserap tubuh, yang selanjutnya akan dibawa oleh sistem sirkulasi baik sirkulasi darah maupun sirkulasi limfatik melalui proses pencernaan dan penyerapan kulit oleh pembuluh kapiler. Selanjutnya, pembuluh-pembuluh kapiler mengantamya kesusunan saraf pusat dan oleh otak akan dikirim berupa pesan ke organ tubuh yang mengalami gangguan atau ketidakseimbangan. Minyak esensial yang dioleskan disertai pemijatan akan lebihmerangsang sistem sirkulasi untuk bekerja lebihaktif.

(22)

LAMPIRAN

(23)

PEMBERIAN EDUKASI TERINTEGRASI

RAWAT INAP

No. Dokumen PKRS/RSUDRAZA No. Revisi 00 Halaman 1/2

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal terbit 1 agustus 2013 Ditetapkan

Direktur RSUD Ratu Zalecha

drg. Yasna Khairina, MM Pembina Utama Muda NIP. 19630611 199301 2 002

Pengertian Pemberian informasi dan materi – materi edukasi kepada pasien dan atau keluarga berkaitan dengan kondisi kesehatannya.

Tujuan Sebagai acuan langkah – langkah dalam :

1. Memberikan informasi secara tepat dan benar tentang kondisi kesehatan pasien kepada pasien dan atau keluarga

2. Membantu pasien, keluarga dan atau penanggung jawab dalam memutuskan perawatan

Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur RSUD Ratu Zalecha Kota Martapura

nomor173tahun2013 tentang Kebijakan Pendidikan Pasien dan Keluarga ( PPK ) pada RSUD Ratu Zalecha Kota Martapura

2. Setiap pasien dan keluarga pasien rawat inap yang baru masuk rumahsakit berhak meAdapatkan informasi dan edukasi yang efektif dan lengkap mengenai peraturan rumah sakit , fasilitas dan cara penggunaannya , penyakitnya , pemeriksaan , terapi , perawatan , keamanan pasien / pencegahan infeksi dan pelayanan keSehatan lain yang diperlukan oleh pasien

3. Setiap pasfen dan keluarga pasien rawat inap selama perawatan berhak mendapatkanpenjelasanyanglengkapmengenaiperkembanganpenyakit,, pemeriksaan lanjutan , perubahan terapi I terapi lanjutan ,.perawatan kesehatanlainyangdiperlukanolehpasien

4. Setiap pasien dan keluarga pasien rawat ihap yang akan pulang atau persiapan pulang berhak mendapatkan penjelasan yang lengkap mengenai kondisipenyakit pasiensaatpulang,terapi,yangakandilanjutkandirumah, data -data yang diawa pilang dan kegunaannya , pemeriksaan I control selanjutnya,kebutuhanhomevisite,dantehnik-tehnikrehabilitasimedik

5. Pelaksanaan pemberian informasi dan edukasi yang efektif dilaksanakan oleh petugas dari multi disiplin ilmu yang ditunjuk oleh bagian I SMF/ lnstalasi

6. Pelaksanaan pemberian informasi dan edukasi yang efektif secara kolaboratif dilaksanakan oleh petugas dari multi disiplin ilmu yang ditunjuk oleh bagian I SMF/ lnstalasi yang tergabung dalam Tim PKRS

7. Setiap pemberian inforrnasi dan redukasi yang efektif kepada pasien akan diakhiri dengan melaksanakan verifikasi untuk mengetahui pemahaman pasien terhadap rnateri yang disampaikan olehpetugas

8. SetiapedukasiyangdiberikandiRawatlnapdicatatdalamFormCatalan

EdukasidanPerencanaanEdukasiTerintegrasiRawatlnap(form.125B/ RM –

00)

Prosedur 1. Beri salam

2. Perkenalkandiri

3. Siapkan sarana dan prasarana untukedukasi

4. Berikan edukasi sesuai dengan kebutuhan pasien dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dengan melingkari nomor matcri :'t:inn disampaikan 5. Beri kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya, memberi pendapat dan terlibat

dalam pengambilankeputusan

PEMBERIAN EDUKASI TERINTEGRASI

RAWAT INAP

(24)

No. Dokumen PKRS/RSUDRAZA No. Revisi 00 Halaman 2/2

6. Pastikan bahwa pasien dan keluarga memahami apa yang telah diberikan

oleheducator

7. Lakukan dan tulis kepada pasien / keluarga tentang edukasi yang sudah disampaikan

8. Seri reinformed concent terhadap partisipasi pasien/keluarga dalam mengambilkeputusan

9. Tuliskan tanggal edukasi dilakukan

10. Tuliskan metode yang digunakandalam edukasi dan durasi waktu pemberian edukasi

11. Pastikan edukator dan pasien/ keluarga menandatangani Form Catatan Edukasi dan Perencanaan Edukasi Terintegrasi Rawat lnap ( form . 125 B I IRM -00)

(25)

PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

No. Dokumen PKRS/RSUDRAZA No. Revisi 00 Halaman 1/1

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal terbit 1 agustus 2013 Ditetapkan

Direktur RSUD Ratu Zalecha

drg. Yasna Khairina, MM Pembina Utama Muda NIP. 19630611 199301 2 002

Pengertian Pemberian informasi dan materi – materi edukasi kepada pasien dan atau keluarga berkaitan dengan kondisi kesehatannya.

Tujuan Sebagai acuan langkah – langkah dalam :

1. Memberikan informasi secara tepat dan benar tentang kondisi kesehatan pasien kepada pasien dan atau keluarga

2. Membantu pasien, keluarga dan atau penanggung jawab dalam memutuskan perawatan

Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur RSUD Ratu Zalecha Martapura nomor. . .tahun ... tentang Pembentukan Panitia Promosi Kesehatan Rumah Sakit(PKRS)

2. Surat Keputusan Direktur RSUD Ratu Zalecha Martapura nomor ... tahun ... tentang Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).

3. Surat Keputusan Direktur RSUD Ratu Zalecha Martapura nomor ... tahun ... tentang Pemberlakuan Pedoman Perngorganisasian Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).

4. Surat Keputusan Direktur RSUD Ratu Zalecha Martapura nomor ... tahun ... tentang Pemberlakuan Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). 5. Surat Keputusan Direktur RSUD Ratu Zalecha Martapura nomor ... tahun ...

tentang Pemberlakuan Paduan Pendidikan Pasien dan Keluarga.

Prosedur 1. Ucapkan Salam.

2. Perkenalkan diri dan tugas dan peran anda. 3. Pastikan identitas pasien.

4. Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah. 5. Jelaskan materi edukasi kepada pasien dan keluarga.

6. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga terhadap materi edukasi yang telah diberikan.

7. Berikan formulir edukasi untuk ditanda tangani oleh pasien atau keluarga. 8. Berikan nomor telpon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu diperlukan. 9. Tawarkan bantuan kembali “apakah masih ada yang dapat saya bantu?” 10. Ucapkan terimakasih

11. Beridiri ketika pasien dan atau keluarga akan keluar dari ruangan edukasi.

(26)

PENGKAJIAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN

KOMUNIKASI DAN PENGAJARAN

No. Dokumen PKRS/RSUDRAZA No. Revisi 00 Halaman 1/1

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal terbit 1 agustus 2013 Ditetapkan

Direktur RSUD Ratu Zalecha

drg. Yasna Khairina, MM Pembina Utama Muda NIP. 19630611 199301 2 002

Pengertian Suatu kegiatan pengkajian awal pasien masuk Rumah Sakit yang dilakukan oleh semua

profesi yang terkait dalam perawatan pasien di Rawat Jalan dan Rawat Inap.

Tujuan Sebagai acuan penerapan dalam melakukan identifikasi awalpasienmasukrumah sakit

untuk menentukan kebutuhan pendidikan I komunikasi dan pengajaranpasien.

Kebijakan 1. Setiap profesi dalam perawatan pasien wajib melakukan pengkajian kebutuhan

komunikasi / pendidikan dan pengajaran kepada pasien, keluarga atau penanggung jawab pasien.

2. Pada pasien anak-anak dan pasien penurunan kesadaran, pengkajian dilakukan pada orang tua keluarga atau penanggung jawab pasien.

3. Semua kebutuhan edukasi pasien terindentifikasi pada saat melakukan pengkajian awal pasien termasuk kebutuhan saran dan interprestasi.

4. Pengkajian dicatat pada form pengkajian komunikasi pendidikan dan pengajaran yang terdapat pada pengkajian keperawatan Rawat Jalan dan Rawat Inap.

Prosedur 1. Ucapkan Salam.

2. Perkenalkan diri

3. Siapkan sarana dan prasarana untuk assesement kebutuhan komunikasi pasien. 4. Tanyakan kepada pasien, keluarga apakah pasien dapat berbicara bila tidak

tanyakan awal terjadinya gangguan bicara.

5. Tanyakan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh pasien dan keluarganya dalam berkomunikasi.

6. Tanyakan apakah pasien / keluarga perlu penerjemah dalam komunikasi. 7. Kaji adanya hambatan belajar pada pasien / keluarga.

8. Tanyakan cara belajar yang disukai oleh pasien / keluarga. 9. Tanyakan tingkat pendidikan pasien / keluarga.

10. Tanyakan hal-hal yang perlu dan yang ingin di ketahui oleh pasien / keluarga tentang kesehatan.

11. Dokumentasikan hasil pengkajian pada form pengkajian.

12. Lakukan terminasi dengan mengucapkan terimakasih dan lakukan kontrol waktu untuk pertemuan berikutnya.

(27)

LAMPIRAN

FORMULIR

(28)

RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

PERSETUJUAN / PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN INFORMED CONSENT FOR MEDICAL PROCEDURE Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

I who undersigned this consent below : Nama Name Laki-laki Perempuan Male Female Alamat Address

Telah mendapatkan penjelasan dokter tentang : Has been explained by doctors on :

Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan The purpose of medical acts performed Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi Risks and complications that may occur

Tindakan ini kemungkinan tidak memberikan hasil yang sesuai harapan walaupun sudah dilakukan sesuai standar prosedur yang berlaku The action is likely not deliver results as expected, despite being carried out according to standard procedures.

Saya sudah mendapatkan kesempatan untuk bertanya dan saya sudah mengerti dan puas dengan penjelasan yang diberikan sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan saya, disamping itu jika terjadi kecelakaan seperti tertusuknya jarum atau alat dan penyakit lainnya yang penularannya melalui darah.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya SETUJU / MENOLAK *)untuk dilakukan tindakan medis yang sudah dijelaskan di atas berupa *) :

I’ve had the opportunity to ask and I already understand and are satisfied with the explanation given in connection with my questions, besides that in the event of an accident such as punctured needles or sharp instruments on the medical officer the operation, I give permission to take blood test of patients separately for HIV and other diseases transmitted through blood.

I hereby declare to the fact that I AGREE / DISAGREE *) to do surgery or medical procedures that have been described above in the form.

……… ………

Terhadap diri saya */Anak*/Istri*/Suami*/Ayah*/Ibu*/………saya, dengan : Of Myself*/Child*/Wife*/Husband*/Father*/Mother*/My ……….., below : Nama Name Umur : Age : Laki-laki Perempuan Male Female Dirawat di / Ruangan Treated at/Ward No RM Medical Record No.

Demikian persetujuan in saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan. This agreement I made with full awareness and without any coercion,

Martapura, ………

Dokter Yang membuat pernyataan

Doctor Consignee

__________________________ __________________________ Tanda tangan dan Nama Lengkap Tanda tangan dan Nama Lengkap

Signature and Full Name Signature and Full Name

Saksi dari Rumah Sakit Saksi dari Keluarga

Witness from Hospital Witness from Patient’s Family

__________________________ __________________________ Tanda tangan dan Nama Lengkap Tanda tangan dan Nama Lengkap

Signature and Full Name Signature and Full Name

* Isi dengan jelas tindakan medis yang akan dilakukan Fill with the type of medical acts to be performed

Isi dengan tanda silang (X) atau rumput () jika telah dijelaskan Dill with a cross (X) or grass () if it has been described

(29)

RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

CATATAN EDUKASI DAN PERENCANAAN EDUKASI TERINTEGRASI RAWAT JALAN

No . Penjelasan Tanggal Metode / durasi Keterangan dan Evaluasi Respon Paraf / Nama Edukato r Paraf / Nama Pasien / Keluarg a 1 Dokter Specialist / dokter umum

a. Penjelasan penyakit, penyebab, tanda dan gejala, prognosa

b. Hasil Pemeriksaan c. Tindakan Medis d. Perkiraan hari rawat

e. Penjelasan komplikasi yang mungkin terjadi

f.……….

Tidak respon sama sekali Tidak paham

Paham hal yang diajarkan tapi tidak bisa menjelaskan sendiri

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan tapi dibantu

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan tanpa dibantu

Mampu mendemonstrasikan 2. Nutrisi

a. Diet dan nutrisi b. Penyuluhan nutrisi c. ………..

Tidak respon sama sekali Tidak paham

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan ttg nutrisi dan kebutuhan diet

Mampu mendemonstrasikan 3. Manajemen nyeri a. Farmakologi b. Non-farmakologi c. ……… d. ………

Tidak respon sama sekali Tidak paham

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan ttg management nyeri

Mampu mendemonstrasikan 4 Farmasi

a. Nama Obat dan kegunaannya b. Aturan pemakaian dan dosis obat c. Jumlah obat yang diberikan d. Cara penyimpanan obat e. Efek samping obat f.Kontraindikasi obat g. ………. h. ……….

Tidak respon sama sekali Tidak paham

Paham yang diajarkan tapi tidak bisa menjelaskan sendiri.

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan tapi dibantu

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan tanpa dibantu

Mampu mendemonstrasikan 5. Perawat / Bidan

a. Pendidikan kesehatan tentang: - ……… - ………

b. Penanganan & cara perawatan di rumah

c. Perawatan luka

d. Alat-alat yang perlu disiapkan di rumah

e. Keamanan pengguna alat-alat kesehatan

f.Keamanan lingkungan perawatan di rumah lain-lain :

………

Tidak respon sama sekali Tidak paham

Paham hal yang diajarkan tapi tidak bisa menjelaskan sendiri

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan tanpa dibantu Mampu mendemonstrasikan : ……… 6. Rehabilitasi Medis a. FT (Fisioterapi) b. ………

Tidak respon sama sekali Tidak paham

Paham hal yang diajarkan tapi tidak bisa menjelaskan sendiri

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan tapi dibantu

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan tanpa dibantu

Mampu mendemonstrasikan :

……… ….

7.

Identifikasi diberi tanda (√) pada keterangan evaluasi respon

Kode : Diskusi (D) Demonstrasi (DEMO) Ceramah (C) Simulasi (S) Observasi (O) Praktek Langsung (PL) Nama :

Tgl Lahir : L/P No RM :

(30)
(31)

EDUKASI LANJUTAN

Siapa Yang Diedukasi Metode Respon

Pasien Diskusi 1. Tidak respon sama sekali (tidak antusias dan keinginan belajar) Ayah/Ibu Demonstrasi 2. Tidak paham (ingin belajar tapi kesulitan mengerti)

Suami/Istri Leatlef 3. Paham hal yang diajarkan, tapi tidal bisa menjelaskan sendiri

Anak Audio Visual 4. Dapat menjelaskan apa yang telah diajarkan tapi harus dibantu dengan educator Lain-Lain (*) tulis hubungan dgn pasien 5. Dapat menjelaskan apa yang telah diajarkan tapi tanpa dibantu

CATATAN EDUKASI

Tgl Edukasi yang diberikan Siapa yg di edukasi/paraf Tempat Metode

Edukasi Respon

Nama

Educator Paraf Educator Bidang disiplin

(32)

RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

CATATAN EDUKASI DAN PERENCANAAN EDUKASI TERINTEGRASI RAWAT INAP

No . Penjelasan Tanggal Metode / durasi Keterangan dan Evaluasi Respon Paraf / Nama Edukato r Paraf / Nama Pasien / Keluarg a 1 Dokter Specialist / dokter umum

a. Penjelasan penyakit, penyebab, tanda dan gejala, prognosa

b. Hasil Pemeriksaan c. Tindakan Medis d. Perkiraan hari rawat

e. Penjelasan komplikasi yang mungkin terjadi

f.……….

Tidak respon sama sekali Tidak paham

Paham hal yang diajarkan tapi tidak bisa menjelaskan sendiri

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan tapi dibantu

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan tanpa dibantu

Mampu mendemonstrasikan 2. Nutrisi

a. Diet dan nutrisi b. Penyuluhan nutrisi c. ………..

Tidak respon sama sekali Tidak paham

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan ttg nutrisi dan kebutuhan diet

Mampu mendemonstrasikan 3. Manajemen nyeri e. Farmakologi f.Non-farmakologi g. ……… h. ………

Tidak respon sama sekali Tidak paham

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan ttg management nyeri Mampu mendemonstrasikan 4 Rohaniawan Care a. Bimbingan Rohani b. Konseling Rohani c. ………

Mampu menjelaskan bimbingan yang diberikan

5. Farmasi

a. Nama Obat dan kegunaannya b. Aturan pemakaian dan dosis obat c. Jumlah obat yang diberikan d. Cara penyimpanan obat e. Cara penyimpanan obat f.Efek samping obat g. Kontraindikasi obat h. ………. i. ……….

Tidak respon sama sekali Tidak paham

Paham hal yang diajarkan tapi tidak bisa menjelaskan sendiri

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan tanpa dibantu

Mampu mendemonstrasikan : ………

6. Perawat / Bidan

a. Pendidikan kesehatan tentang : b. Penanganan & cara perawatan di

rumah c. Perawatan luka

d. Alat-alat yang perlu disiapkan di rumah

e. Keamanan penggunaan alat-alat kesehatan

f.Keamanan lingkungan perawatan di rumah g. Lain-lain

h. ……… i. ………

Tidak respon sama sekali Tidak paham

Paham hal yang diajarkan tapi tidak bisa menjelaskan sendiri

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan tapi dibantu ……… Mampu mendemosntrasikan: ………. 7. Rehabilitasi Medis a. FT (Fisioterapi) b. ………..

Tidak respon sama sekali Tidak paham

Paham hal yang diajarkan tapi tidak bisa menjelaskan sendiri

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan tapi dibantu

Dapat menjelaskan apa yang diajarkan tanpa dibantu

Mampu mendemonstrasikan :

……… ….

Identifikasi diberi tanda (√) pada keterangan evaluasi respon

Kode : Diskusi (D) Demonstrasi (DEMO) Ceramah (C) Simulasi (S) Observasi (O) Praktek Langsung (PL) EDUKASI LANJUTAN

Siapa Yang Diedukasi Metode Respon

Pasien Diskusi 6. Tidak respon sama sekali (tidak antusias dan keinginan belajar) Ayah/Ibu Demonstrasi 7. Tidak paham (ingin belajar tapi kesulitan mengerti)

Suami/Istri Leatlef 8. Paham hal yang diajarkan, tapi tidal bisa menjelaskan sendiri

Anak Audio Visual 9. Dapat menjelaskan apa yang telah diajarkan tapi harus dibantu dengan educator

Lain-Lain (*) tulis hubungan dgn pasien

10. Dapat menjelaskan apa yang telah diajarkan tapi tanpa dibantu CATATAN EDUKASI

tgl Edukasi yang diberikan Siapa yg di edukasi/paraf Tempat Metode Edukasi Respon Nama Educator Paraf Educator Bidang disiplin Nama : Tgl Lahir : L/P No RM :

(33)
(34)

PETUNJUK PENGISIAN

CATATAN EDUKASI DAN PERENCANAAN EDUKASI TERINTEGRASI Assessment awal kebutuhan komunikasi dan pengajaran pasien dan keluarga dilakukan oleh perawat (Form 04 RI DEWASA/IRM-01)

Catatan Edukasi dan Perencanaan Edukasi Terintegrasi Rawat Inap dan Rawat Jalan (Form 125A/IRM-00 dan 125B/IRM-125A/IRM-000

Kolom Nama Ditulis nama pasien dengan benar dan lengkap sesuai registrasi

Kolom Umur Ditulis tgl lahir / umur pasien saat ini

Kolom L/P Dilingkari sesuai dengan jenis kelamin pasien, L = laki-laki dan P = perempuan Kolom No. RM Ditulis nomor registrasi pasien sesuai dengan kotak yang disediakan (6 digit) Kolom Penjelasan Lingkari sesuai dengan edukasi yang diberikan dan bila pilihan tidak tercantum,

tuliskan pada kolom titik-titik yang tersedia

Kolom tanggal Tuliskan tanggal berapa diberi penyuluhan

Kolom Metode / Durasi Tuliskan dengan metode edukasi / penyuluhan yang diberikan, tulis dengan inisial D (diskusi), Demo (demonstrasi), C (ceramah), S (simulasi), O (observasi, PL (praktek langsung) atau bisa ditulis dengan metode lain sesuai penyuluhan yang diberikan kepada pasien. Durasi penyuluhan ditulis, misalnya : tanggal 19/3/2013, selama 10 menit.

Kolom Keterangan & Evaluasi

Kolom keterangan & evaluasi Kolom Paraf / Nama

Educator

Diisi paraf dan nama educator yang memberi sesuai profesi pada kolom yang sesuai, misalnya : dokter spesialis / DPJP dibaris 1 dan perawat / bidan di baris 6. Bila sudah mengisi dan masih perlu penjelasan lebih dari 1 kali, Buktikan edukasi ditulis pada form catatan edukasi dan perencanaan pulang terintegrasi.

Kolom Paraf / Nama Pasien / Keluarga

Diisi paraf dan nama pasien / keluarga yang menerima penyuluhan saja. Kolom Edukasi Lanjutan Diisi bila ada edukasi baru / evaluasi dari beberapa multidisiplin terkait

Kolom Tanggal Tulis tanggal berapa diberi penyuluhan

Kolom Edukasi yang diberikan

Diisi oleh bidang multidisiplin terkait tentang edukasi yang diberikan Kolom siapa yang

diedukasi, kolom metode edukasi, kolom respon

Ditulis nomer sesuai dengan pilihan yang tercantum pada item yang telah ditetapkan

Kolom tempat, kolom nama educator, kolom paraf educator, kolom bidang disiplin

(35)

RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tgl : …./…./…….. Sumber data: ( ) Pasien ( ) Keluarga ( ) Lainnya : …………

IDENTITAS PASIEN KEADAAN UMUM

AGAMA : () Hindu, () Islam, () Katoloik, () Budha () Lainnya

Kesadaran : () compos mentis () Apatis () Samnolen

Pendidikan : () Tidak ada, () SD, () SMP, () SMA, () PT () Saparocoma () coma GCS :

Pekerjaan : () Tidak bekerja, () PNS, () TNI / Polri, () Swasta, () Lainnya Sp02 : __%, Pernafasan: __ x/mnt, Nadi: __ x/mnt Kewarganegaraan : () WNI, () WNA : Tekanan darah: ____ mmHg Suhu: ____

Alamat saat ini : Catatan :

RIWAYAT KEPERAWATAN Keluhan utama saat MRS :

Diagnosa medis saat ini :

Riwayat keluhan / penyakit saat ini :

Riwayat penyakit terdahulu :

a. Riwayat MRS sebelumnya? () Tidak, () Ya, Lamanya : __ hr, alasan : _____________________________________ b. Riwayat dioperasi: () Tidak, () Ya, jenisnya : _________________________________________________________

c. Riwayat penyakit: () Jantung, () Hipertensi, () Diabetes Mellitus tipe I/II, () Kelainan Jiwa () Epilepsi, () Stroke, () Lainnya __________ d. Riwayat Alergi : () Tidak, () Ya : jenis alergi () Obat, () Makanan, () Lain-lainnya, sebutkan : ________, Tipe reaksi : _______________

PSIKOLOGI

Status : Pernikahan : () Single, () Menikah, () Cerai Tinggal bersama keluarga : () Ya (), Tidak, jelaskan __________________________ Riwayat kebiasaan : () Merokok. () Alkohol, () lain-lain _______ Jenis dan jumlah perhari _______________________________________ Resiko mencederai diri sendiri : () Tidak, () Ya

OBSERVASI (yang relevan telah dilakukan dan didokumentasikan sesuai dengan kondisi pasien saat ini)

() Infus intravena, di pasang di : ________ tanggal : ___/___/____, () Central line (CVP), di pasang di : _______tanggal: ___/____/____ () Dower chateter, di pasang di : ________ tanggal : ___/___/____, () Selang NGT, di pasang di : ____________tanggal: ___/____/____ () Cytostomy Chat, di pasang di : ________ tanggal : ___/___/____, () Tracheostomy,di pasang di : ___________tanggal: ___/____/____ () Lain-lain : ________________________________________________ di pasang di : _____________________tanggal: ___/____/____ KONTROL RISIKO INFEKSI

Status : () tidak diketahui, () Suspect, () diketahui () MRSA, () VRE, () TB, () Infeksi Opportunistik/tropi, () lainnya __________ Additional precaution yang harus dilakukan : () Droplet, () Airborn, () Contact, () Skin, () Contact Multi-Resistent Organisme PENILAIAN RESIKO JATUH

Item Penilaian Jml

Skor Item Penilaian

Jml

Skor Item Penilaian

Jml Sko r USIA

a. Kurang dari 60 tahun b. Lebih dari 60 tahun c. Lebih dari 80 tahun

0 1 2 RIWAYAT JATUH a.Tidak pernah b.Jatuh < 1 tahun c.Jatuh < 1 bulan

d.Jatuh pada saat dirawat sekarang 0 1 2 3 MOBILITAS a. Mandiri

b. Menggunakan alat bantu berpindah c. Koordinasi / keseimbangan buruk d. Dibantu sebagian e. Dibantu penuh 0 1 2 3 4 DEFISIT SENSORIS

a. Kacamta bukan bifocal b. Kacamata bifocal c. Gangguan pendengaran d. Kacamata multifocal e. Katarak/glaucoma f. Hampir tidak melihat / buta

0 1 1 2 2 3 KOGNISI a. Orientasi baik

b. Kesulitan mengerti perintah c. Gangguan memori d. Kebingungan e. Disorientasi 0 2 2 3 3

POLA BAB / BAK a. Teratur

b. Inkontinansia urine / feses c. Nokturia d. Urgensi / frekuensi 0 1 2 3 AKTIVITAS a. Mandiri

b. ADL dibantu sebagian c. ADL dibantu penuh

0 2 3 PENGOBATAN a. > 4 jenis b. Antihipertensi / hipoglikemik / Antidepresan

c. Sedatif / Psikotropika / Narkotika d. Infus epidural / spiral

1 2

2 2

KOMORBIDITAS

a. Diabetes / Penyakit jantung / Stroke / ISK

b. Gangguan Saraf Pusat / Parkinson c. Pasca Bedah 0 – 24 jam

2 2 3 TOTAL KESELURUHAN KRITERIA RESIKO CEDERA / JATUH:________________________________ () rendah 0,7 () sedang 8-14 () Tinggi > 14

Nama :

Tgl Lahir : L/P No RM :

(36)

KEBUTUHAN KOMUNIKASI DAN PENGAJARAN Bicara normal serangan awal gangguan bicara, kapan:

……….. Bahasa Sehari-hari : Indonesia ,aktif/pasif daerah, jelaskan

Inggris, aktif/pasif Lain-Lain, Jelaskan

………..

Perlu penterjemah : tidak ya, bahasa ……… Bahasa Isyarat : Tidak Ya Hambatan belajar cara belajar yang disukai

Bahasa cemas menulis

Pendengaran emosi Audio – visual / gambar Hilang memori kesulitan bicara diskusi

Motivasi buruk tidak ada partisipasi dari caregiver membaca Masalah penglihatan secara fisiologi tidak mampu belajar mendengar Tidak ditemukan hambatan kognitif demonstrasi

Potensial Kebutuhan Pembelajaran : Proses penyakit Pengobatan/Tindakan Terapi Obat Nutrisi Lain-lain, jelaskan ……….

KETERGANTUNGAN SAAT MELAKSANAKAN ADL (Activity daily life)

Personal hygiene : ( ) Mandiri ( ) Dibantu ( ) ketergantungan penuh toileting : ( ) Mandiri ( ) Dibantu ( ) ketergantungan penuh Berpakaian : ( ) Mandiri ( ) Dibantu ( ) ketergantungan penuh Makan/Minum : ( ) Mandiri ( ) Dibantu ( ) ketergantungan penuh Mobilisasi : ( ) Mandiri ( ) Dibantu ( ) ketergantungan penuh Alat Bantu : ( ) tongkat ( ) walker ( ) kursi roda ( ) kruk ( ) penompang / brace ( ) protesis Alasan : ………

NYERI / KENYAMANAN

Nyeri : ( ) tidak ( ) ya lokasi : ………. Intensitas (0-10): ……… Jenis : akut ( ), kronis ( )

PERNAFASAN

Kesulitan bernafas : ( ) tidak ( ) ya : memakai O2…….lt/menit dengan : ( ) Nasal canule, ( ) sungkup, ( ) Re-Breathing mask INTEGRITAS KULIT / LUKA

( ) tidak ada masalah ( ) rash ( ) lesi ( ) parut ( ) memar ( ) pucat ( ) kuning ( ) sionatik ( ) berkeringat banyak Resiko dekubitus ( ) tidak ( ) ya (pengisian form pengkajian resiko dicubitus) braden score :

………

Luka : ( ) tidak ada ( ) ada : lokasi ………, pengisian format perawatan luka, ( ) perlu ( ) tidak perlu STATUS NUTRISI

Berat Badan : kg tinggi badan : cm Score MST :

( ) muntah ( ) sulit menelan ( ) sulit mengunyah ( ) NGT/TPN/PEG ( ) kehilangan nafsu makan ( ) kaheksia ( ) turun BB>10 kg dalam 6 bln ( ) malabsorbsi/malnutrisi ( ) hamil / menyusui ket :

………. ELIMINASI

Masalah perkemihan : ( ) tidak ada, ( ) ada : ( ) stoma, ( ) stricture uretra, ( ) retensi urine, ( ) inkontinensia urine, ( ) dialysis Masalah Defekasi : ( ) tidak ada, ( ) ada : ( ) stoma, ( ) athresia ani, ( ) konstipasi, ( ) inkontinensia alvi, ( ) diarea

ORIENTASI PASIEN BARU (diberikan penjelasan mengenai)

( ) lokasi ruangan ( ) keamanan ruangan ( ) tata tertib ruangan ( ) waktu dokter visite ( ) jam berkunjung ( ) administrasi awal ( ) tempat ibadah ( ) fasilitas ruangan ( ) pelayanan gizi ( ) kebersihan kamar ( ) rencana perawat

RENCANA KEPULANGAN PASIEN

Esitmasi tanggal pemulangan : __/__/____ Pasien pulang ke : ………..

Edukasi Pasien pulang : 1)……….. 2)………. 3) ……….. 4)……….

VERIVIKASI PASIEN

Dengan ini saya/keluarga menyatakan akan mengikuti aturan perawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang berlaku, Tanda Tangan Pasien/Keluarga Tanda Tangan Perawat

( ) ( )

(37)
(38)

PETUNJUK PENGISIAN KHUSUS

PENGKAJIAN KEBUTUHAN KOMUNIKASI DAN PENGAJARAN Assessment awal kebutuhan komunikasi dan pengajaran pasien dan keluarga dilakukan oleh perawat (Form 04 RI/IRM-01) khusus pada kolom Kebutuhan Komunikasi dan Pengajaran

Kolom Bicara Dicentang sesuai dengan kemampuan bicara pasien

Kolom Bahasa sehari-hari

Dicentang sesuai dengan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh pasien Kolom Perlu Penterjemah Dicentang sesuai dengan keperluan penterjemah

Kolom Hambatan Belajar Dicentang yang menjadi hambatan dalam belajar Kolom Cara Belajar Yang

Disukai

Dicentang sesuai dengan cara yang disukai oleh pasien Kolom Potensial

Kebutuhan Pembelajaran

Dicentang potensial kebutuhan pembelajaran pasien Kolom lain-lain Kolom pengkajian keyakinan dan nilai-nilai

Referensi

Dokumen terkait

merupakan proses yang cukup rumit dari ruang lingkup fungsi manajemen. Fungsi dari indikator kegiatan ini adalah untuk menjaga agar unit-unit fungsional yang menjadi

 Ibu tercinta, yang selalu memberikan dukungan atas apa yang penulis lakukan, memotivasi, mendoakan, memberikan kasih sayang yang tiada henti untuk penulis, Ibu yang luar

Kemudian berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 istilah kota praja diganti menjadi kotamadya dan berdasarkan peraturan menteri nomor 44 tahun 1980 dan peraturan

Unit ini berperanan dalam perancangan, penyelarasan, dan pelaksanaan pemberian latihan kepada semua staf PMS melalui latihan dalaman ataupun luaran sepertimana

Kucing biasanya hanya makan makanan yang memiliki aroma lezat, jika Anda memberikan terlalu banyak makanan dalam mangkok dan tidak segera habis, kemungkinan besar sisa makanan

merusak pondasi rumah yang sedang dibangun tersebut dan mengklaim bahwa sawah Simpang Empat merupakan pusaka tinggi suku Pisang pihak mereka yang tidak boleh

Sama halnya dengan proses konsep desain, gambar atau produk yang dihasilkan pada tahap ini juga akan mengalami beberapa kali proses revisi dari klien dan pihak

Karena permasalahan tersebut cukup kompleks maka perlu mendapatkan perhatian yang lebih, dengan melakukan penelitian dan analisis untuk mengetahui produktivitas penyadapan