• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

Perusahaan Envirospace Consultants Indonesia (ECI) merupakan cabang perusahaan dari Envirospace Consultants Pte. Ltd. yang berkedudukan di Singapura. Envirospace Consultants Pte. Ltd. Singapura merupakan pecahan dari perusahaan Garden and Landscape Center (GLC) yang merupakan perusahaan pionir dan pemrakarsa dari berdirinya industri-industri yang bergerak di bidang lanskap dan pertamanan lainnya di Singapura. Perusahaan GLC didirikan pada tahun 1968 yang kemudian mendirikan Envirospace Consultants Pte. Ltd. Singapura pada tahun 1998. Pada tahun 2005 Envirospace Consultants Pte. Ltd. Singapura membuka perusahaan cabang di Indonesia yaitu PT. Envirospace Consultants Indonesia. Alasan perusahaan ini didirikan adalah karena permintaan akan jasa konsultan lanskap dan pertamanan di Indonesia semakin meningkat.

Perusahaan Envirospace Consultants Indonesia merupakan salah satu perusahaan arsitektur lanskap yang telah menangani sejumlah portfolio dan proyek dari berbagai macam skala dan dapat dikatakan cukup berkompeten meskipun perusahaan ini masih dianggap muda.

4.1.2 Pelayanan perusahaan

Perusahaan Envirospace Consultants Indonesia memberikan pelayanan di bidang perencanaan dan desain lanskap. Pelayanan di bidang ini berupa konsultasi perencanaan dan desain lanskap dengan menghasilkan produk berupa gambar hingga implementasi dari desain. Pada pekerjaan desain lanskap, sebelum desain diimplementasikan, biasanya melalui tahap Detail Engineering Design (DED) yaitu tahap pembuatan gambar kerja agar lebih memiliki akurasi yang tepat saat pelaksanaan. Perusahaan pun memberikan layanan konsultasi hingga pembuatan produk gambar DED pada pekerjaan desain lanskap.

Sebelum melakukan implementasi, ketersediaan material yang akan digunakan dapat dipenuhi melalui perusahaan ECI. Penyedia material untuk kebutuhan implementasi desain lanskap merupakan mitra ECI. Setelah desain

(2)

diimplementasikan, selanjutnya perusahaan memberi pelayanan di bidang pemeliharaan lanskap dan taman berupa konsultasi manajemen dan pemeliharaan lanskap hingga supervisi ke lapangan untuk memantau pemeliharaan lanskap yang telah diimplementasikan dalam periode tertentu.

4.1.3 Metode Mendapatkan Proyek

Proyek yang ditangani berupa proyek perencanaan, perancangan, pengelolaan lanskap, penyediaan tanaman dan lain sebagainya. Adapun beberapa cara bagi perusahaan ECI dalam memperoleh proyek yaitu :

1. Mengajukan penawaran (tender)

Perusahaan memperoleh sebuah proyek dengan mengajukan penawaran (tender) pada klien. Perusahaan ESCI mengajukan rancangan akan proyek yang akan dilaksanakan beserta rencana anggaran biaya (RAB) kepada klien (penyelenggara proyek). Klien merupakan seseorang ataupun suatu perusahaan yang mempunyai proyek dan menyediakan kebutuhan dana dari proyek tersebut. Setelah tender diajukan, pihak penyelenggara akan memutuskan perusahaan yang terpilih untuk menangani proyek tersebut berdasarkan segala penilaian teknis dan dana.

2. Permintaan langsung dari klien

Cara lain dalam memperoleh suatu proyek yaitu tanpa harus mengajukan penawaran pada pihak lain melainkan mendapatkan permintaan langsung dari klien. Klien yang dimaksud adalah klien yang baru menggunakan jasa perusahaan atau pun yang sudah berlangganan menggunakan jasa dari perusahaan.

3. Kerjasama dengan konsultan lain

Proyek lain yang ditangani perusahaan ECI dapat juga diperoleh dengan cara kerjasama dengan konsultan lainnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya hubungan baik yang terjalin antara perusahaan ECI dengan perusahaan konsultan lainnya. Kerjasama ini terjadi pada pengerjaan proyek yang skalanya besar, sehingga memerlukan lebih dari satu perusahaan konsultan dengan spesialisasi yang berbeda untuk menanganinya.

4. Kerjasama dengan lembaga

(3)

kerjasama dengan berbagai lembaga baik pemerintahan atau pun swasta. Dinas pemerintahan yang dimaksud adalah seperti dinas pertamanan dan pemakaman, dinas tata kota dan wilayah dan lainnnya di beberapa daerah di Indonesia, sedangkan pihak swasta adalah perusahaan-perusahaan atau kantor yang tidak berada di bawah pengelolaan pemerintahan.

4.1.4 Staf dan Pekerja

Perusahaan Envirospace Consultants Indonesia (ECI) merupakan perusahaan konsultan yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap. Pimpinan perusahaan berprofesi sebagai arsitek lanskap yang mengkoordinasi dua divisi yaitu divisi perencanaan dan desain lanskap serta divisi sipil dan struktur. Dalam penyelesaian suatu proyek, pimpinan berperan dalam memberikan arahan dan melakukan pengawasan terhadap semua pekerjaan yang dilakukan. Struktur organisasi perusahaan ini dapat dilihat pada Gambar 36.

Staf pada divisi perencanaan dan desain lanskap adalah arsitek lanskap sedangkan pada divisi sipil dan struktur adalah teknik sipil. Pada perusahaan ECI, arsitek lanskap merupakan staf tetap perusahaan sedangkan teknik sipil adalah tenaga ahli yang dikontrak per proyek yang dikerjakan.

Gambar 36. Struktur organisasi di PT Envirospace Consultants Indonesia (Sumber: PT. Evirospace Consultants Indonesia 2012)

(4)

4.1.5 Sistem Kepegawaian

Sistem kepegawaian di perusahaan ECI adalah dengan adanya kesepakatan kontrak kerja antara calon pegawai dengan pimpinan. Dalam jangka waktu tertentu pimpinan mengadakan evaluasi terhadap kinerja karyawan tersebut. Dengan sistem kontrak ini, karyawan dapat bebas mengundurkan diri bila merasa kurang sesuai dengan lingkungan kerja di perusahaan ECI.

Pekerjaan dalam kantor divisi desain sangat efisien karena selama waktu kerja, semua staf akan berada di studio dan mengerjakan tugasnya masing-masing. Waktu kerja dimulai dari pukul 08-00 sampai dengan pukul 17.00. Waktu istirahat adalah pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00. Pada keadaan tertentu seperti banyaknya pekerjaan yang harus segera dikerjakan dengan deadline yang mendesak atas permintaan klien biasanya pimpinan perusahaan memberikan kebijakan untuk memberikan waktu tambahan (lembur) dalam pengerjaan tugas-tugas oleh staf dan peserta magang.

4.1.6 Peralatan dan Kegiatan Studio

Suatu produk dapat dinyatakan keberhasilannya ketika klien merasa puas dengan apa yang kita kerjakan. Besarnya kepuasan seorang klien terhadap produk yang dihasilkan adalah ketika produk tersebut sesuai keinginan klien dan dikerjakan dengan maksimal. Maksimalnya suatu produk yang dihasilkan tidak terlepas dari kemampuan staf perusahaan serta peralatan-peralatan yang mendukung dalam pembuatan produk. Peralatan dan perlengkapan di ECI sudah tergolong cukup lengkap. Peralatan yang ada sudah mendukung pekerjaan dalam studio. Berbagai peralatan dan perlengkapan yang digunakan perusahaan ECI adalah sebagai berikut:

1. Empat unit komputer lengkap 2. Satu unit projector

3. Dua unit printer A3 4. Satu unit scanner

5. Satu unit printer multifungsi A4 (printer, scanner, fotokopi)

6. Berbagai macam jenis penggaris plastik dengan berbagai skala dan bentuk 7. Berbagai macam jenis penggaris besi dengan berbagai skala dan bentuk 8. Alat gambar (marker, spidol, pensil warna, drawing pen dan rapido dengan

(5)

berbagai ketebalan serta pensil dengan berbagai ukuran ketebalan) 9. Satu unit meja tracing

10. Drawing Scale

11. Penghapus, isolasi, double tape dan lem. 12. Cutting board

13. White board

14. Tracing paper dan kertas kalkir 15. Kertas ukuran A4, A3 dan F4 16. Kertas glossy dan kertas albatros

17. Papan plastic (board) untuk panel presentasi 18. Lemari alat tulis, rak buku dan file

19. Digital camera

20. Global Positioning System (GPS) 21. Meteran

22. Lima unit meja, kursi kerja dan meja berukuran besar untuk rapat dan menggambar

23. Library image board softscape

24. Berbagai buku sumber (perencanaan, desain dan manajemen) yang ada di perusahaan.

4.1.7 Sistem manual

Sistem manual adalah pembuatan produk grafik yang dilakukan dengan sketsa tangan (freehand). Biasanya dilakukan pada tahap awal proyek seperti pada pembuatan gambar konsep desain (concept design), concept site plan, sketsa potongan, sketsa suasana dan sketsa perspektif. Sketsa yang telah selesai dikerjakan akan digambar ulang pada kertas kalkir dengan gambar sketsa yang diperhalus dengan ukuran yang proporsional dan memiliki akurasi skala yang lebih baik. Gambar yang telah diperhalus akan discan dan diprint untuk selanjutnya diwarnai (colouring). Teknik mewarnai dapat dilakukan dengan pensil warna, spidol, marker atau alat warna lainnya. Kegiatan mewarnai terkadang dilakukan melalui operasi komputer.

(6)

4.1.8 Operasi komputer (computerize)

Penggunaan teknik computerize selain karena permintaan beberapa klien, juga bertujuan untuk mempermudah dalam penyajian presentasi kepada klien serta menciptakan produk gambar dengan hasil yang lebih optimal. Teknik pembuatan grafik ini adalah dengan menggunakan PC (personal computer). Dalam pembuatan produk grafik arsitektur lanskap dengan teknik computerize, setiap PC sudah dilengkapi dengan software yang mendukung pembuatan gambar proyek. Software yang digunakan di perusahaan ECI.

Hasil dari penggunaan teknik computerize ini seperti, pengembangan desain (design development), concept site plan, long section, gambar potongan, gambar perspektif, gambar detail seperti detail konstruksi, gambar planting plan dan gambar lighting plan.

Produk yang dihasilkan dengan menggunakan operasi komputer selanjutnya dapat disampaikan kepada klien melalui dua cara yaitu presentasi dua dimensi dan presentasi tiga dimensi. Presentasi ini dapat dilakukan dengan bantuan alat elektronik maupun tidak. Presentasi dua dimensi biasanya disajikan dengan menampilkan gambarnya menggunakan Microsoft Power Point, poster, panel dan booklet proyek. Sedangkan presentasi tiga dimensi dapat disajikan dengan menampilkan animasi tiga dimensi menggunakan software Google Sketchup. Situasi di kantor PT. Envirospace Consultants Indonesia dapat dilihat pada Gambar 37.

(7)

4.1.9 Sistem Penyimpanan Data

Semua data proyek disimpan dalam satu file khusus pada hard drive komputer. File setiap proyek berisi seluruh data-data di dalamnya seperti data inventarisasi, dokumentasi kondisi tapak, data gambar dengan format AutoCAD, Google Sketchup, Adobe Photoshop, data Artist Impression, dan lain sebagainya.

4.1.10 Sistem Komunikasi

Karena proyek yang dikerjakan di PT. Envirospace Consultants Indonesia tidak hanya proyek lokal saja namun juga proyek dari luar Indonesia, maka komunikasi antara perusahaan ECI dengan klien lokal maupun luar Indonesia sangat harus diperhatikan. Biasanya perusahaan ECI menggunakan komunikasi melalui electronic mail (e-mail) dengan klien yang dirasakan lebih efektif dan efisien, terutama ketika klien membutuhkan progress gambar yang sudah dikerjakan. Namun tidak menutup kemungkinan untuk melakukan komunikasi melalui telepon.

4.1.11 Ruang Lingkup Kerja

Ruang lingkup kerja PT. Envirospace Consultants Indonesia mencakup pada penyediaan jasa di bidang arsitektur lanskap pada jarak yang luas untuk klien pada dua sektor yaitu sektor publik dan sektor privat. Perusahaan memiliki sumberdaya dan kemampuan untuk membantu badan pemerintah dan organisasi mayor multi-nasional, juga mengerti dan memberi pelayanan akan kebutuhan dari organisasi skala kecil.

Perusahaan ECI merupakan sebuah tim professional lanskap manajemen yang mempersembahkan dan memberikan jasa dengan kekuatan dari anggotanya. Memiliki tantangan untuk menciptakan solusi inovatif yang mencerminkan komitmen dalam hal kualitas untuk memuaskan dan menguntungkan pelanggan dengan harga yang sesuai. Perusahaan ini mengutamakan kemampuan karyawannya dalam mengantisipasi keinginan klien dengan komunikasi dan pemahaman dalam meningkatkan kualitas lingkungan.

Perusahaan Envirospace Consultants Indonesia merupakan sebuah perusahaan konsultan mandiri yang menyediakan jasa dalam skala nasional dan internasional dengan mutu pekerjaan dalam bidang landscape architecture,

(8)

master planning, urban design, environmental research dan project manajemen. Perusahaan ini telah banyak mengerjakan berbagai bidang proyek yang berhubungan dengan bidang lanskap. Pekerjaan yang dikerjakan meliputi single-family residential garden, parks and outdoor recreation facilities, hotel and resorts, civic and public building, commercial and industrial developments, community and multifamily housing developments, historic preservation and restoration projects, planning and analysis projects, educational area, streetscape beautification, arboretum.

Beberapa contoh hasil pekerjaan proyek yang telah ditangani PT. Envirospace Consultants Indonesia yaitu sebagai berikut:

1. Escape Theme Park –Singapore merupakan salah satu contoh dari proyek parks and outdoor recreation facilities yang ditangani oleh PT. Envirospace Consultants Indonesia.

2. Kandang Kerbau Hospital –Singapore yang merupakan contoh proyek civic and public buildings.

3. UE-Square–Singapore dan Botani Square-Indonesia, Bogor merupakan salah satu contoh proyek commercial and industrial.

4. Duxton Plain Public Housing-Singapore merupakan salah satu contoh dari proyek private residential and multifamily housing development.

5. Proyek Tuy Hoa City-Vietnam merupakan proyek dengan metode pengajuan proposal untuk melakukan perancangan gerbang utama jalan. Proposal rancangan yang diajukan berupa konsep dan beberapa gambar ilustrasi suasana dan potongannya.

6. Jalan Raya Cikini, Jakarta menjadi proyek perusahaan ECI di bidang perancangan dan pengindahan lanskap jalur kota.

4.1.12 Proses Desain

Dalam pelaksanaan proyek, perusahaan ECI mengikuti mekanisme tahap perancangan pada umumnya yang sama dengan perusahaan lainnya. Pada (Gambar 38) disajikan dalam bentuk diagram proses pekerjaan proyek pada perusahaan ECI.

(9)

Gambar 38. Proses Desain pada PT. Envirospace Consultants Indonesia (Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012)

1. Tahap Persiapan

Tahap pertama yang dilakukan oleh PT. Envirospace Consultants Indonesia pada semua proyek yang ditangani melalui tahap persiapan. Tahap ini memiliki tujuan untuk mempersiapkan berbagai teknis dan urusan administrasi proyek. Pada tahap persiapan terjadi pertemuan pertama atau awal dengan klien.

Pada pertemuan ini klien membicarakan mengenai keinginannya dan harapannya akan proyek yang akan ditangani, konsep yang ingin dicapai dan

Persiapan Inventarisasi Tapak Analisis Tapak Konsep Desain Pengembangan Desain (Design Development) Pemeliharaan (Maintenance) Revisi sesuai dengan keinginan klien Konsep Awal Desain

(Preliminary Concept Design)

Desain skematik (schematic design) Rencana Induk (Master Plan) Pelaksanaan (Implementation) Gambar Konstruksi (Construction Design)

(10)

kepentingan lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan proyek. Kemudian selanjutnya pihak perusahaan mempersiapkan usulan kegiatan yang lebih detail yang mencakup pelayanan, bentuk produk dan biaya. Jika klien setuju maka kedua belah pihak menandatangani kontrak kerja. Pada tahap ini dilakukan penerimaan proyek (project acceptance).

Pada tahap ini merupakan awal dari kesepakatan dengan klien, sehingga sangat penting sekali untuk memberikan perhatian yang lebih dalam menyimak keinginan klien tentang proyek yang akan dikerjakan. Komunikasi dan teknik presentasi sangat penting untuk memberikan perhatian yang lebih dalam menyimak keinginan klien tentang proyek yang akan dikerjakan. Komunikasi yang baik dari pihak perusahaan dalam hal ini pimpinan perusahaan dan juga staf menjadi kunci keberhasilan pada tahap ini.

2. Inventarisasi Tapak

Inventarisas tapak merupakan tahap utama dalam proses perancangan. Tahap inventarisasi tapak bertujuan untuk melakukan pengumpulan berbagai data mengenai proyek. Tahap ini dilakukan secara langsung ke lokasi proyek melihat kondisi awal tapak.

Pada tahap ini staf perusahaan melakukan survey lapang, inventarisasi dan melakukan pengumpulan dan perekaman data pada tapak. Data untuk keperluan proyek diperoleh melalui data primer dan sekunder. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah melalui site survey ke lokasi proyek secara langsung dan wawancara dengan pihak klien dan pihak lainnya yang berhubungan dengan proyek. Data proyek terkadang sudah tersedia pada awal penerimaan proyek karena telah dilakukan site inventory oleh pihak lain sebelumnya, sehingga perusahaan ECI bekerja langsung dengan data yang tersedia pada tahap perancangan.

Data primer ini merupakan semua data eksisting yang ada pada tapak seperti letak dan luas, aksesibilitas, tata guna lahan, vegetasi, topografi dan hidrologi serta dokumentasi dalam bentuk foto atau rekaman video. Data berupa peta awal (base plan) terkadang sudah tersedia dari klien, baik berupa softfile atau hardcopy print. Jika base plan tidak disediakan maka perusahaan berusaha mengambil data awal dengan cara mencari peta dasar dari google

(11)

map melalui internet untuk mengetahui lokasi serta bentuk tapak yang akan dikerjakan. Data iklim pada dasarnya merupakan data sekunder yang penting karena berhubungan dengan kenyamanan manusia dan tapak tersebut. Data sekunder yang berhubungan dengan tapak dan lingkungannya harus dikumpulkan juga sebagai bahan untuk proses analisis.

3. Analisis Tapak

Analisis tapak bertujuan untuk melakukan evaluasi tehadap data yang diperoleh pada tahap inventarisasi pada tapak (proyek). Analisis tapak yang dilakukan perusahaan sangat mementingkan fungsi dan estetik yang akan dicapai sehingga mempertimbangkan pula keinginan dari klien dan keberlanjutan tapak agar tidak terjadi kerusakan pada lingkungan. Sehingga analisis yang baik untuk dasar melakukan perancangan dapat tercapai.

Pada tahap analisis dilakukan diskusi bersama di dalam perusahaan untuk menemukan solusi yang terbaik. Analisis ini juga dilakukan pada semua aspek yang ada dalam tapak seperti letak dan luas, iklim, aksesibilitas, tata guna lahan, vegetasi, topografi dan hidrologi. Pada pelaksanaannya biasanya pihak perusahaan melakukan analisis pada aspek yang sangat berpengaruh pada desain tapak saja.

Tahap analisis merupakan tahap yang sangat penting dalam proses desain. Tahapan ini sangat dipengaruhi oleh waktu dan dana yang tersedia, sehingga untuk dapat mendapatkan suatu analisis yang baik maka waktu yang tersedia harus cukup banyak dan dana dari klien harus tersedia dalam jumlah yang cukup banyak. Dengan waktu yang cukup maka hasil analisis yang dilakukan akan lebih spesifik.

Pada semua proyek yang dikerjakan, tahapan analisis yang dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama, karena staf perusahaan khususnya pimpinan perusahaan telah berpengalaman dalam banyak proyek lainnya yang sudah ditangani. Pada tahap ini juga dilakukan wawancara lebih lanjut kepada klien. Setelah tahap ini selesai dilanjutkan pada tahap proses perancangan. 4. Konsep Desain (Concept design)

Tahap konsep desain bertujuan untuk membuat arahan mengenai rancangan yang akan dibuat selanjutnya pada proyek. Konsep perancangan

(12)

merupakan tahap awal untuk membuat perancangan lanskap secara konseptual dengan memasukkan semua ide untuk menciptakan sebuah tema dan karakter yang sesuai dengan keinginan klien. Konsep perancangan merupakan tahap yang penting pada proses perancangan, karena merupakan dasar untuk merancang. Pada perusahaan, untuk pembuatan konsep awal ini dilakukan diskusi dengan divisi perencanaan dan desain dengan mempertimbangkan keinginan klien.

5. Preliminary Concept Design dan Final Concept Design

Bertujuan untuk menghasilkan gambar–gambar ilustrasi yang menggambarkan konsep yang digunakan yang akan dipresentasikan dan diajukan pada klien dan pihak lainnya untuk mendapatkan revisi. Konsep awal desain (preliminary concept design) yang dikerjakan perusahaan semuanya didukung dan diperkuat oleh penambahan image yang didapat dari berbagai sumber. Image ini digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih nyata kepada pihak klien mengenai konsep yang diajukan.

Bahan image yang digunakan berasal dari buku-buku yang dimiliki perusahaan dan perbendaharaan library yang dimiliki perusahaan dari dokumentasi di berbagai lokasi yang pernah dikunjungi. Semua image yang dibuat mencakup semua elemen lanskap (hard material dan soft material) juga image yang menggambarkan situasi suatu lokasi dan/atau situasi akhir yang diinginkan. Tahapan ini biasanya melalui beberapa kali proses revisi. Berdasarkan hasil revisi dari klien dan pihak lainnya yang terkait dengan proyek maka dihasilkan konsep desain akhir.

6. Desain skematik (Schematic Design)

Tahap perancangan skematik memiliki tujuan untuk menggambarkan penggunaan ruang dan pola hubungannya secara skematik. Pada skala kecil seperti perumahan atau vest-pocket park, rencana induk dan rencana skematik dianggap sama. Namun, pada skala yang besar dengan tata guna lahan yang banyak, perancangan skematik dipelajari lagi lebih dalam dengan lebih detail. 7. Rencana induk (Master Plan)

Tahap pembuatan master plan bertujuan untuk membuat gambar yang memuat rencana garis besar suatu proyek. Master plan merupakan gambar

(13)

tangan yang memiliki ketepatan bagian-bagian tertentu seperti garis properti, garis bangunan, dan batas dari struktur elemen keras (dinding, lantai, jalan, dan lain-lain). Terdapat perbedaan dengan rancangan awal yaitu pada gaya grafisnya yang sudah mengalami perbaikan dan penghalusan.

8. Pengembangan desain (Design Development)

Tahap design development merupakan pengembangan dari konsep desain. Tahap ini bertujuan untuk membuat desain gambar-gambar detail penampilan yang menggambarkan kesatuan dari material. Sama halnya dengan proses konsep desain, gambar atau produk yang dihasilkan pada tahap ini juga akan mengalami beberapa kali proses revisi dari klien dan pihak lainnya yang berkaitan dengan proyek.

Pada proyek desain penanaman Theme Park Sentul Nirwana telah ada site plan atau master plan dari pihak klien. Pengembangan desain dilakukan pada elemen lunak/softscape. Pada tahap ini perusahaan melakukan tahapan pengembangan desain yaitu pengklasifikasian pohon berdasarkan ukurannya, gambaran umum pola penyebaran pohon, pembuatan trees planting, dan pembuatan planting design shrub and ground caver.

9. Gambar konstruksi (Construction Drawings)

Bertujuan untuk mengasilkan gambar-gambar detail konstruksi yang lengkap dengan spesifikasi material dan dimensi yang digunakan. Untuk persiapan proses tender jika proyek ini melalui tender. Pada tahap ini gambar-gambar konstruksi dipersiapkan sebagai komunikasi bagaimana membangun semua elemen dalam proyek agar kontraktor lebih mudah dalam proses pelaksanaan. Gambar konstruksi yang dimaksud terdiri dari rencana pelaksanaan (layout plan), rencana bertahap (grading plan), rencana penanaman (planting plan), rencana penataan pohon-pohon, perdu, semak, tanaman hias, dan tanaman rumput termasuk didalamnya komposisi dari berbagai jenis tanaman sesuai dengan ketentuan standar perancangan dan gambar detail konstruksi.

10. Pelaksanaan (Implementation)

Tahap pelaksanaan memiliki tujuan untuk mewujudkan atau membangun desain pada proyek yang dilaksanakan. Pelaksanaan proyek yang

(14)

mencakup pembangunan hardscape dan softscape pada tapak sesuai dengan hasil perancangan yang ada di gambar hasil tahap gambar kerja (working drawing). Setelah kontrak ditandatangani, kemudian kontraktor melakukan proses pembangunan dan memasukan hasil desain yang telah dibuat sebelumnya. Meskipun tahap ini biasanya ditangani oleh kontraktor, arsitek lanskap masih tetap boleh memantau tahap pembangunan untuk memberikan saran apabila diperlukan. Bersamaan dengan tahap pelaksanaan dilakukan juga pengawasan terhadap jalannya pembangunan proyek.

11. Pemeliharaan (Maintenance)

Tahap maintenance bertujuan untuk melakukan perawatan terhadap tapak yang telah dibangun baik hardscape maupun softscapenya. Biasanya dilakukan dengan waktu yang sesuai dengan kontrak yang dibuat antara perusahaan dengan klien sebagai tanggung jawab dari perusahaan jika terjadi masalah atau kerusakan setelah pembangunan. Waktu garansi yang diberikan oleh perusahaa untuk tahapan ini biasanya selama tiga bulan.

4.1.13 Posisi Mahasiswa Magang

Mahasiswa magang yang berlatar belakang arsitektur lanskap akan berperan sebagai trainee. Sebagai trainee, pada masa awal magang mahasiswa langsung bergabung dalam satu proyek yang sedang dikerjakan di bawah pengawasan arsitek lanskap dan pimpinan. Mahasiswa mampu merasakan kondisi kerja yang sebenarnya baik di studio maupun di lapang. Pada kegiatan di studio, mahasiswa dilibatkan dalam diskusi pada setiap tahapan proses desain. Mahasiswa juga banyak membantu dalam kegiatan drafting gambar dalam bentuk AutoCAD dan pembuatan gambar ilustrasi guna mendukung konsep proyek setelah dilakukan sketsa konsep langsung dari pimpinan. Selain di studio, mahasiswa beberapa kali mengikuti site meeting dan ikut ke lapang untuk verifikasi data dengan kondisi sebenarnya.

(15)

4.1.14 Pengembang

Proyek Theme Park Sentul Nirwana ini dikembangkan oleh PT Bakrieland Development Tbk yang mulai mengembangkan Sentul Nirwana yaitu proyek kota mandiri seluas 12.000 ha di Bukit Jonggol, Bogor, Jawa Barat, pada 2012. Bakrieland merupakan salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar tertinggi untuk sektor industri properti. Sebagai pengembang superblok pertama dan terbesar dikawasan bisnis utama di Jakarta, yaitu Rasuna Epicentrum Kuningan, Bakrieland juga telah berhasil mengembangkan berbagai proyek properti perkotaan, kawasan perumahan, hotel dan resort berkelas dunia di beberapa lokasi strategis di Indonesia, serta proyek infrastruktur dan bidang usaha terkait properti lainnya.

4.2 Proyek Theme Park Sentul Nirwana, Bogor 4.2.1 Deskripsi Proyek

Theme Park Sentul Nirwana berada pada Kawasan Sentul Nirwana yang akan terintegrasi dengan Sentul City dan proyek Bogor Nirwana Residence. Sentul Nirwana terletak di wilayah perbukitan Sentul dengan ketinggian mulai dari 225 m hingga 600 m di atas permukaan laut dengan pemandangan Gunung Pancar dan beberapa sungai yang melintas di kawasan tersebut. Aksesibilitas yang turut melengkapi kawasan Sentul Nirwana ini, yaitu waktu tempuh sekitar lima menit dari tol Jagorawi exit pintu tol Sentul Selatan.

Sebagai akses alternatif, kawasan ini dapat dicapai melalui jalan Provinsi yang saat ini sedang dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, yang akan menghubungkan gerbang tol Jagorawi – Sentul Circuit ke daerah Cileungsi (Deltamas, Cikampek) – Cipanas (Puncak II). Sentul Nirwana akan menggabungkan beragam kebutuhan dan fasilitas hunian, edutainment, leisure, hospitality, dan olahraga. Pada kesempatan yang sama, kawasan Sentul Nirwana ini juga sedang melaksanakan proyek pembangunan master plan tahap awal seluas 600 ha yaitu Jungleland, sebuah theme park seluas 40 ha, dan dua cluster perumahan yang segera dipasarkan, yaitu Cluster The Atmosphere dan Cluster The Breeze.

(16)

Pada saat kegiatan magang berlangsung, proyek desain Theme Park Sentul Nirwana berada pada tahap design development yaitu tahap pengembangan desain penananaman dan status proyek adalah sedang dalam tahap studi kelayakan. Termasuk di dalamnya evaluasi luas dan bentuk tapak yang akan dikembangkan. Fasilitas downtown berupa deretan hangout places seluas 2,5 ha akan menjadi tahap awal pembangunan Sentul Nirwana.

Secara keseluruhan pengerjaan proyek Theme Park Sentul Nirwana dikerjakan dalam bentuk tim yang terdiri dari berbagai profesi yang dipimpin oleh seorang project manager sebagai pimpinan proyek secara keseluruhan sedangkan divisi desain pada proyek ini dipimpin oleh seorang arsitek. Profesi lain yang terlibat adalah arsitekur lanskap, teknik sipil dan mechanical and electrical engineering.

4.3 Proses Desain Penanaman Theme Park Sentul Nirwana, Bogor

Tujuan dari proyek Theme Park Sentul Nirwana adalah untuk mengakomodasi berbagai aktifitas manusia yang sangat membutuhkan suatu area rekreasi yang dapat memberikan hiburan, penyegaran, dan meningkatkan pengetahuan. Tujuan dari desain Theme Park Sentul Nirwana itu sendiri adalah menyediakan ruang terbuka yang berkualitas dan menciptakan integrasi antara bangunan, wahana permainan, dan lingkungannya dengan nuansa jungle (rimba).

Tahapan kegiatan yang dikerjakan pada proyek desain penanaman Theme Park Sentul Nirwana melalui tahapan desain yang digunakan oleh perusahaan ECI telah diaplikasikan pada beberapa proyek yang telah diselesaikan. Desain penanaman menjadi fokus utama pekerjaan arsitek laskap yang dalam proyek ini dikerjakan oleh perusahaan ECI. Proses yang dilalui dalam desain penanaman mengalami modifikasi sesuai kebutuhan dalam setiap tahapannya.

4.3.1 Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal suatu proyek, dilakukan berbagai persiapan yang berhubungan dengan teknis dan urusan administrasi proyek. Estimasi waktu penyelesaian proyek, penyelesaian gambar sampai final produk hasil desain didiskusikan pada tahap ini dengan tujuan agar klien dan perusahaan

(17)

tidak mengalami kerugian dan kesalahpahaman pada pelaksanaan proyek. Pada pertemuan pertama klien menyampaikan keinginannya mengenai Theme Park Sentul Nirwana pada forum rapat yang dihadiri oleh pimpinan perusahaan ECI, dan pimpinan perusahaan di bidang lainnya seperti teknik sipil dan arsitek. Pertama klien menjelaskan tujuan dari pembangunan Sentul Nirwana yaitu membangun suatu kawasan megaresidensial yang terintegrasi dengan kawasan Sentul City dan Bogor Nirwana Residence. Sentul Nirwana akan menggabungkan beragam kebutuhan dan fasilitas hunian, edutainment, leisure, hospitality, dan olahraga.

Pada kesempatan yang sama, kawasan Sentul Nirwana ini juga ingin dilengkapi dengan sebuah theme park seluas 40 ha. Selanjutnya keinginan klien terhadap theme park adalah menjadikannya ruang terbuka yang berkualitas dan menciptakan integrasi antara bangunan, wahana permainan, dan lingkungannya dengan nuansa jungle (rimba). Pada tahap ini, pimpinan perusahaan mendapatkan peta dasar yang sudah dihasilkan oleh arsitek dalam tim desain proyek ini. Peta dasar tersebut digunakan sebagai acuan untuk dapat melanjutkan ke tahap desain theme park berikutnya.

Klien menginginkan arsitek lanskap mendesain pola penanaman di setiap area pada theme park. Maka pada tahap persiapan ini pimpinan mendapatkan master plan seperti yang disajikan pada lampiran 3. Pada pertemuan pertama klien menjelaskan keinginannya kepada arsitek lanskap, kemudian terjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak. Kemudian pihak perusahaan mempersiapkan usulan kegiatan yang lebih rinci yang mencakup pelayanan, bentuk produk dan biaya. Ketika klien menyetujuinya selanjutnya kedua belah pihak menandatangani kontrak kerja. Dengan begitu maka telah resmi dilakukan tahap penerimaan proyek (project acceptance).

4.3.2 Inventarisasi

Proyek yang berlokasi di Jalan MH Thamrin Sentul City Bogor ini memiliki luas sekitar 40 ha dan luas area pekerjaan arsitektur lanskap sekitar 16.000 m². Karena lokasi proyek berada di Bogor, maka secara umum tapak memiliki iklim tropis dengan suhu udara yang panas. Suhu rata-rata setiap bulan

(18)

kota Bogor adalah 26 °C. Sebelum tahap desain yang dilakukan oleh arsitek, kondisi eksisting tapak merupakan lahan kosong dan pemukiman. Saat proses desain yang akan dilakukan ECI, sebagian area tapak sudah mulai dalam proses pembangunan gedung. Keadaan topografi berdasarkan hasil site plan yang dihasilkan arsitek merupakan area yang relatif datar. Tahap inventarisasi tapak yang dilakukan oleh perusahaan secara umum dilakukan pada tapak secara keseluruhan dan secara khusus dilakukan pada area yang menjadi pekerjaan arsitektur lanskap sesuai permintaan klien.

Kegiatan inventarisasi dilakukan pada area rockygate, area rotunda, area downtown, area carnivalia, area parkir, area eksplora, area tropicalia, dan area mysteria. Area-area tersebut dalam kondisi yang berbeda. Area rockygate masih merupakan pemukiman, area parkir, area downtown, area rotunda dalam tahap pembangunan, sedangkan area carnivalia, area eksplora, area tropicalia, dan area mysteria dalam tahap persiapan lahan.

4.3.2.1 Area dalam tahap study kelayakan lahan

Area yang dalam tahap study kelayakan lahan merupakan area yang dalam prosesnya masih menyelesaikan tahap pembebasan lahan. Kondisi eksisting di lapangan masih berupa pemukiman. Area ini mencakup area rockygate yang merupakan entrance dari Theme Park.

Area Rockygate. Inventarisasi pertama dilakukan pada area yang direncanakan sebagai akses utama masuk ke Jungleland. Area rokcygate terdapat di bagian selatan theme park secara keseluruhan. Klien memberi kesempatan kepada perusahaan ECI untuk mendesain dan memasukkannya sebagai pekerjaan arsitek lanskap. Kondisi area rockygate gersang, panas, berdebu, dan banyak asap kendaraan bermotor karena berbatasan langsung dengan area yang sedang dilakukan pembangunan. Selain itu area ini masih dalam hunian warga setempat. Setelah dilakukan konfirmasi kepada pengembang, ternyata sebagian area rockygate belum disetujui warga mengenai pembebasan lahan untuk keperluan pembangunan proyek ini. Zona rockygate dengan foto-foto kondisi eksistingnya dapat dilihat pada Gambar 39.

(19)

Gambar 39. Zona area rockygate

4.3.2.2 Area dalam tahap pembangunan

Area yang dalam tahap pembangunan merupakan area yang telah menyelesaikan tahap study kelayakan lahan dan persiapan lahan. Kondisi eksisting di lapangan terdapat pola-pola desain dan bangunan-bangunan yang telah disesuaikan dengan desain yang ada.

Area Rotunda. Klien memberi kesempatan kepada perusahaan ECI untuk mendesain dan memasukkan area rotunda sebagai pekerjaan arsitek lanskap. Kondisi area rotunda gersang, panas, berdebu, dan banyak asap kendaraan bermotor karena sedang dilakukan pembangunan. Pada area ini relatif lebih didominasi oleh softscape atau green area yang menjadi pekerjaan arsitek lanskap. Hanya sebagian area kecil pada Rotunda yang telah ditentukan penempatan planter box dan titik-titk pohonnya oleh arsitek. Sebagian besar area lainnya diberikan sepenuhnya kepada perusahaan ECI untuk menentukan green area dan desain penanamannya. Maka untuk area ini, kontribusi arsitek lanskap adalah menentukan green area dan pola tanam dan tanaman yang akan digunakan. Zona area rotunda beserta inventarisasi tapak dapat dilihat pada Gambar 40.

m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012

(20)

Gambar 40.Zona area rotunda

Area Downtown. Area downtown merupakan area yang sangat diharapkan oleh klien menjadi area yang paling memberikan kesan khas ketika user mengunjungi Jungleland. Area ini dapat disebut sebagai area transisi karena merupakan area yang akan dilalui oleh user sebelum memasuki area-area yang memiliki wahana-wahana. Area ini dibentuk memanjang dengan pedestrian track ditengahnya yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan.

Area downtown juga berbatasan langsung dengan sungai yang terletak di arah utaranya. Sebelah barat berbatasan dengan area rotunda, sedangkan pada sebelah timur sampai selatan area ini berbatasan dengan area carnivalia. Pada sebelah selatan juga berbatasan langsung dengan area parkir yang dapat memudahkan pengelola dan pengunjung untuk dapat langsung memasuki area ini.

Pada area ini relatif lebih didominasi oleh perkersaan atau hardscape. Planter box dan titik-titk pohon telah ditentukan oleh arsitek. Maka untuk area ini, kontribusi arsitek lanskap lebih dominan pada penentuan pola tanam dan tanaman yang akan digunakan. Zona area downtown beserta foto-foto kondisi eksisting tapak dapat dilihat pada Gambar 41.

m

(21)

Gambar 41.Zona area downtown

Area Parkir. Inventarisasi selanjutnya dilakukan pada area yang direncanakan sebagai tempat parkir di Jungleland. Area parkir ditempatkan di dua posisi yaitu terletak di arah barat dan timur yang berhubungan langsung dengan area rockygate sebagai akses utama masuk Jungleland. Klien memberi kesempatan kepada perusahaan ECI untuk mendesain dan memasukkannya sebagai pekerjaan arsitek lanskap. Kondisi area parkir gersang, panas, berdebu, dan banyak asap kendaraan bermotor karena sedang sedang dilakukan pembangunan. Area parkir ditempatkan pada area yang mendekati area rockygate sebagai entrance area. Hal tersebut agar memudahkan para pengunjung dan pengelola untuk dapat parkir di area yang mudah di jangkau.

Pada area ini relatif lebih didominasi oleh perkersaan atau hardscape. Planter box dan titik-titk pohon telah ditentukan oleh arsitek. Maka untuk area ini, kontribusi arsitek lanskap adalah menentukan pola tanam dan tanaman yang akan digunakan. Zona area parkir beserta foto-foto kondisi eksisting tapak dapat dilihat pada Gambar 43.

m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012

(22)

Gambar 42. Zona area parkir

4.3.2.3 Area dalam tahap persiapan lahan

Area yang dalam tahap persiapan lahan ini merupakan area yang dalam prosesnya sedang menyelesaikan pembersihan lahan dan menentukan titik-titik wahana-wahana yang akan di tempatkan. Kondisi eksisting di lapangan meruapakan hamparan tanah yang sedang diratakan dan sebagian area telah dibuat jalur sirkulasi untuk memudahkan kendaraan-kendaraan besar seperti Beko dan Truk masuk dan keluar area.

Area Carnivalia. Area Carnivalia merupakan area yang berbatasan langsung dengan area downtown, area parkir, dan sungai. Akses yang dapat dilalui untuk masuk ke area ini dapat melawati area downtown terlebih dahulu. Kondisi eksisting area ini saat inventarisasi dilakukan masih merupakan hamparan tanah yang telah diratakan dengan sebagaian area telah dibuat jalur sirkulasi dengan material beton (Gambar 44). Pada area ini akan dibangun fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Fasilitas tersebut diantaranya Lampion Garden, Dytona, Sky Cycle, Circus train, Air Race, Carousel, Disc-O, 3 Point Basket, Mini Tower, Adult Bumper Car, Rumah Kaca, Ferish Wheel, dan Resto.

m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012

(23)

Gambar 43.Zona area carnivalia

Area Eksplora. Area eksplora merupakan salah satu dari tiga area yang letaknya terpisahkan oleh sungai dengan area downtown, carnivalia, rockygate, rotunda, dan tempat parkir. Akses menuju area ini dapat ditempuh menyeberangi sungai melalui jembatan yang terhubung antara area downton dan area tropicalia.

Pada sebelah utara berbtasan dengan area yang direncanakan sebagai area untuk pengembangan theme park. Pada sebelah selatan berbatasan langsung dengan sungai. Pada sebelah timur berbatasan langsung dengan area tropicalia. Pada sebelah barat terdapat akses menuju ke area rotunda.

Pada area ini akan dibangun fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa taman, bangunan-bangunan komersil, dan wahana-wahana permainan. Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya Dino Zoo, Thematic Garden, Lab Biologi, Galeri Kerang, Lab Fisika, Insectarium, Safari Candi, dan Resto. Masing-masing fasilitas tersebut akan disajikan dalam satu kesatuan tema yang dapat memberikan suatu kesan kepada pengunjung. Sama seperti area carnivalia kondisi eksisting area ini saat inventarisasi dilakukan masih merupakan hamparan tanah yang telah diratakan (Gambar 45).

m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012

(24)

Gambar 44. Zona area eksplora

Area Tropicalia. Area ini terletak diantara area eksplora dan area mysteria. Akses menuju area ini dapat ditempuh melalui jembatan yang terhubung langsung dengan area downtown. Kondisi eksisting area ini saat inventarisasi dilakukan masih merupakan hamparan tanah yang telah diratakan.

Pada sebelah utara berbtasan dengan area yang direncanakan sebagai area untuk pengembangan theme park. Pada sebelah selatan berbatasan langsung dengan sungai. Pada sebelah timur berbatasan langsung dengan area mysteria. Pada sebelah barat terdapat akses menuju ke area rotunda.

Pada area ini akan dibangun fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa taman, bangunan-bangunan komersil, dan wahana-wahana permainan. Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya Chidren Playground, Thematic Garden, Jungle Swing, Harvest Time, Mushola, North Pole, Ular Tangga Outdoor, dan Resto. Masing-masing fasilitas tersebut akan disajikan dalam satu kesatuan tema yang dapat memberikan suatu kesan kepada pengunjung. Zona tropicalia beserta foto-foto kondisi eksisting tapak dapat dilihat pada Gambar 46.

m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012

(25)

Gambar 45. Zona area tropicalia

Area Mysteria. Area Mysteria merupakan area yang berbatasan langsung dengan area tropicalia. Akses yang dapat dilalui untuk masuk ke area ini dapat melawati area downtown dan area tropicalia terlebih dahulu. Kondisi eksisting area ini saat inventarisasi dilakukan masih merupakan hamparan tanah yang telah diratakan dengan sebagaian area telah dibuat jalur sirkulasi dengan material beton. Pada sebelah utara dan sebelah timur berbatasan dengan area yang direncanakan sebagai area untuk pengembangan theme park. Pada sebelah selatan berbatasan langsung dengan sungai.

Pada area ini akan dibangun fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa taman, bangunan-bangunan komersil, dan wahana-wahana permainan. Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya Dark Rides, Hydrolift, Giant Egg, Elevated Coaster, Boat Blaster, Spinning Coaster, Magic Bike, dan Resto. Masing-masing fasilitas tersebut akan disajikan dalam satu kesatuan tema yang dapat memberikan suatu kesan kepada pengunjung. Zona area mysteria beserta foto-foto kondisi eksisting tapak dapat dilihat pada Gambar 47.

m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012

(26)

Gambar 46. Zona area mysteria

Kegiatan pada tahap riset dan analisis adalah persiapan rencana dasar tapak dan mengadakan inventarisasi tapak atau tahap pengumpulan data kemudian melakukan analisis (evaluasi data). Penelusuran dilakukan pada tapak secara keseluruhan dan pada area yang menjadi pekerjaan arsitek lanskap pada khususnya, melakukan identifikasi potensi dan kendala, dan mengevaluasi karakteristik tapak. Meskipun tahap analisis tapak dilakukan setelah tahap ini namun tetap melakukan beberapa analisis ringan dengan melihat dan merasakan langsung kondisi pada tapak yang akan didesain (feel of the land). Lalu dilakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk menambah data-data yang relevan sebagai bahan untuk melakukan desain pada tahap-tahap berikutnya.

Data yang dikumpulkan oleh perusahaan merupakan data primer yang diambil secara langsung dari tapak. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah melalui site survey ke lokasi proyek secara langsung dan wawancara dengan pihak klien dan pihak lainnya yang berhubungan dengan proyek. Data primer ini merupakan semua data eksisting yang ada pada tapak m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012

(27)

dengan melakukan pengambilan dokumentasi berupa foto, wawancara dengan pihak yang berkaitan dengan proyek dan data sekunder berupa studi pustaka.

Peta dasar (base plan) sudah tersedia dari klien baik berupa soft file maupun hard copy. Jika tidak ada base plan maka perusahaan berusaha mengambil data awal berupa peta dasar dari google map dari internet untuk mengetahui lokasi proyek yang dikerjakan. Data primer maupun data sekunder yang berhubungan dengan proyek sangat penting dan dibutuhkan untuk keperluan tahap desain selanjutnya yaitu tahap analisis tapak. Kelengkapan yang dimiliki oleh perusahaan sangat membantu dalam tahap inventarisasi.

Pada tahap ini data inventarisasi yang dibutuhkan oleh perusahaan sudah cukup lengkap untuk dapat melanjutkan ke tahap desain berikutnya. Proyek ini dikerjakan secara tim sehingga data mengenai tapak akan selalu diberitahukan, dan bila ada data yang dibutuhkan dapat dilengkapi sesuai dengan profesi masing-masing dalam tim. Inventarisasi yang dilakukan perusahaan tidak disajikan secara spasial, tetapi hanya disajikan berupa data deskriptif dan data visual (foto-foto eksisting pada tapak). Mahasiswa berinisiatif untuk menyajikannya peta situasi dalam bentuk spasial. Peta situasi tapak secara spasial disajikan pada Gambar 47.

4.3.3 Analisis dan Sintesis

Setelah melakukan inventarisasi tapak, tahap selanjutnya dalam proses desain yang dilakukan oleh perusahaan ECI adalah tahap analisis tapak. Metode analisis yang digunakan adalah analisis cepat atau quick analysis. Kegiatan analisis tapak bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap data yang diperoleh pada tahap inventarisasi tapak. Metode quick analysis tersebut dilakukan karena keinginan klien atas suatu produk dalam waktu yang cepat sehingga kecepatan dalam melakukan desain perlu diperhitungkan waktunya. Metode analisis cepat dilakukan dengan melihat kembali pada area-area yang dilakukan inventarisasi lalu mengidentifikasi potensi dan kendala yang ada pada setiap area. Nantinya pada tahap konsep masing-masing area yang potensial ditonjolkan pengembangan fitur lanskapnya.

(28)

Gambar 47.Peta Situasi Theme Park 68 m PETA SITUASI Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012

(29)

Theme Park Sentul Nirwana akan dibuat dengan desain yang memiliki suasana jungle. Secara umum kondisi eksisting tapak memiliki iklim yang cukup panas membuat desain pada tapak membutuhkan penambahan penanaman tanaman untuk meningkatkan kualitas iklim mikro. Peningkatan kualitas lingkungan dapat tercapai dengan banyaknya penggunaan tanaman pada tapak dengan penanaman secara masal (mass planting) atau dapat juga dilakukan penanaman secara cluster atau berkelompok.

Selain perbaikan iklim mikro, mass planting sangat baik diterapkan karena dapat berfungsi sebagai penutup tanah agar mengurangi kesan gersang dan banyak debu pada tapak. Selanjutnya langkah dalam melakukan analisis tapak menyesuaikan langkah pada saat melakukan inventarisasi tapak yang kemudian dilakukan evaluasi pada setiap area yang telah dilakukan inventarisasi tapak.

Tapak yang gersang ini membutuhkan penurunan iklim mikro yang dapat dilakukan dengan penanaman massal sehingga meciptakan suasana alami yang semarak. Tapak juga membutuhkan penanaman karakter pohon yang dapat mengarahkan pengguna kendaraan. Pohon yang memiliki karakter spread juga sangat dibutuhkan untuk menaungi para pejalan kaki mau pun kendaraan.

Mengingat tahap inventarisasi pada tapak yaitu dengan adanya beberapa rumah penduduk yang tidak dibebaskan lahannya, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas visual karena bad view yang diakibatkan oleh dinding-dinding rumah maka visual dari tapak kearah dinding rumah sebaiknya diberi screen.

Pemilihan tanaman yang akan digunakan pada tapak harus disesuaikan karakteristiknya. Pohon yang digunakan sebaiknya tanaman yang tinggi, besar dan memiliki daun yang tidak mudah gugur, dan akar yang ramah dan tidak merusak struktur. Sedapat mungkin menggunakan tanaman dengan konsep monumental yang akan memberikan kesan megah. Fitur-fitur lanskap yang dapat dikembangkan pada tapak sama antara area satu dengan yang lainnya agar memiliki kesatuan tema desain. Secara umum tanaman yang diperlukan untuk mendukung konsep jungle adalah tanaman yang dapat memberikan kesan visual yang dapat menintegrasikan pandangan ke arah bangunan-bangunan.

Sebagian area pada tapak berdasarkan site plan yang dihasilkan oleh arsitek telah terdapat desain untuk planting area di beberapa area pada tapak.

(30)

Arsitek lanskap hanya menentukan tanaman yang akan digunakan. Pada tapak terdapat planter box, maka penanaman akan menggunakan pohon fitur yang memiliki kesan jungle sedangkan pada planter box akan menerapkan konsep penanaman masal untuk menciptakan suasana alami yang semarak.

Selanjutnya sebagian area lainnya pada tapak memerlukan anaisis lebih lanjut untuk menentukan green area/area yang sebaiknya diberikan desain penanaman yang selanjutnya menjadi pekerjaan arsitek lanskap. Dari siteplan yang telah dibuat oleh pihak arsitek dan dari hasil analisis dapat diketahui area mana saja yang merupakan area pekerjaan arsitek lanskap (green area) pada tapak. Maka kontribusi arsitek lanskap adalah menentukan green area dan pola tanam dan tanaman yang akan digunakan.

Mengingat site plan yang telah dibuat oleh arsitek pada proyek, secara umum tapak merupakan area yang datar yang relatif akan memudahkan pekerjaan desain arsitek lanskap. Pada area tapak terdapat titik yang menjadi perhatian sebagai potensi dan juga kendala yaitu potensi penanaman, potensi sirkulasi, dan area yang berbahaya (danger area).

Tapak secara umum didominasi oleh pekerjaan desain bagi arsitek lanskap. Proyek Jungleland phase 1 seluas 32 ha (320.000 m2) dapat dibagi atas:

1. Buildings & hardscape area (road dan pedestrian) = 158.000 m2 2. Planting area = 162.000 m2

Tapak secara umum didominasi oleh green area atau area yang menjadi pekerjaan arsitek lanskap. Sinar matahari banyak diterima oleh tanaman karena pada tapak ini tidak terlalu banyak terdapat bangunan gedung. Berpotensi untuk memaksimalkan penghijauan dengan pemilihan tanaman yang variatif.

Tapak memiliki luasan green area yang relatif menyatu (unity). Area yang menjadi pekerjaan arsitek lanskap ini memiliki potensi sirkulasi yaitu dapat menerapkan berbagai macam pola sirkulasi seperti linear dan circle jika desain yang akan diterapkan pada area tersebut akan memberikan akses kepada user. Tapak ini memiliki luasan sungai di hampir setiap bagian areanya. Batas antara badan air dan daratan tidak dilengkapi oleh penghalang sehingga berbahaya bagi user jika akan mengakses ke area dekat sungai.

(31)

Desain penanaman pada tapak secara keseluruhan berdasarkan permintaan klien adalah menjadikannya sebagai Theme Park yang harus didesain secara kreatif tanpa selalu harus dibatasi oleh desain yang telah ditentukan oleh arsitek. Pihak perusahaan ECI diberikan kesempatan untuk tetap memberikan alternatif desain yang dapat mendukung konsep jungle dengan memperhatikan fungsional dan estetika. Analisis tapak yang dilakukan perusahaan sangat mementingkan pada fungsi dan estetika yang akan dicapai, peluang untuk direalisasikan yang harus menyesuaikan dana yang dimiliki klien, serta mempertimbangkan pula keinginan dari klien dan keberlanjutan tapak agar tidak terjadi kerusakan lingkungan. Gambar 48 merupakan contoh analisis secara spasial.

Analisis tapak dilakukan pada setiap area yang ada pada tapak seperti letak dan luas tapak, aksesibilitas, iklim, tata guna lahan, vegetasi, topografi dan hidrologi. Namun pada pelaksanaannya biasanya pihak perusahaan melakukan analisis pada aspek yang sangat berpengaruh pada desain tapak saja. Analisis yang dilakukan untuk menentukan area mana saja yang sebaiknya dijadikan green area/area yang akan menjadi pekerjaan arsitek lanskap yang ditentukan dengan cara diskusi antara pimpinan persusahaan, staf perusahaan, dan peserta magang. Selanjutnya dari hasil analisis untuk menentukan green area tersebut akan disarankan kepada klien. Hal tersebut tidak terlepas dari saran untuk merubah desain yang telah ditentukan oleh pihak arsitek.

Analisis yang dilakukan perusahaan juga dilakukan secara umum dengan tetap memperhatikan karakteristik masing-masing area yang direncanakan memiliki konsep yang berbeda. Namun, setiap area memiliki keadaan aksisting yang relative sama yaitu gersang.

Green area ditentukan dengan pertimbangan keinginan klien untuk menjadikan theme park memiliki kesan jungle, maka pihak perusahaan menyarankan agar green area mendominasi theme park secara keseluruhan. Senjutnya, untuk menentukan green area per spot dari masing-masing area pihak perusahaan sangat mempertimbangkan integrasi antar elemen pembentuk theme park secara keseluruhan. Green area ditetapkan harus ada secara merata dan mendominasi dari masing areanya. Zona desain/green area pada masing-masing area dapat dilihat pada lampiran 4 sampai 11.

(32)

Gambar 48. Peta Analisis 72 m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012

(33)

4.3.4 Konsep Desain

Setelah tahap inventarisasi dan analisis tapak, proses desain dilanjutkan ke tahapan selanjutnya yaitu membuat konsep desain. Tahap ini bertujuan untuk membuat arahan mengenai desain yang akan dibuat selanjutnya pada proyek. Pihak klien menginginkan suatu theme park yang memiliki integrasi dengan kealamian (natural) khususnya berkesan Jungle dan menyebutnya sebagai Jungleland. Maka konsep dasar yang digunakan untuk desain Theme Park Sentul Nirwana adalah integrasi dan relasi lanskap alami (Jungle) pada Theme Park Jungleland (integrated landscape).

Setelah konsep dasar disepakati, selanjutnya adalah membuat konsep desain. Melalui studi pustaka pimpinan perusahaan melibatkan mahasiswa magang dalam diskusi mengenai konsep desain. Mengingat kondisi tapak yang telah ditentukan pembagian areanya dan masing-masing dari area tersebut diinginkan oleh klien memiliki konsep desain yang khas namun tetap dalam satu kesatuan tema secara keseluruhan yaitu Jungle. Pimpinan perusahaan yang melibatkan mahasiswa magang dalam diskusi mengenai konsep desain menyimpulkan bahwa kesan Jungle pada Theme Park yang diinginkan oleh klien dapat diwujudkan dengan menerapkan penamaan konsep desain strata organic, yaitu pola tanam yang dapat memberikan kesan visual yang dapat mengintegrasikan pandangan ke arah bangunan-bangaunan dengan kesan natural (jungle).

Theme Park Jungleland memiliki ciri khas yaitu di dalam tatanannya menggunakan beranekaragam tanaman sehingga menciptakan suasana rimbun, berwarna, dan banyak bunga. Theme Park Jungleland merupakan refleksi dari Jungle/rimba sehingga taman di dalamnya dibiarkan rimbun dan tanaman tumbuh dalam tatanan yang alami. Selain itu, dalam penerapan Theme Park Jungleland dapat diaplikasikan dengan memanfaatkan tanaman yang memiliki ukuran dari yang kecil hingga besar serta penanaman masal untuk menciptakan suasana yang lebih semarak. Pada konsep desain ini perlu diperhatikan permainan kombinasi antara soft material dan hard material untuk menciptakan suasana jungle.

(34)

1. Softscape material

Dalam konsep desain penanaman strata organic, softscape material yang diusulkan untuk digunakan pada planting desain Theme Park Jungleland terdiri dari berbagai jenis tanaman dari mulai semak, pohon dan palem. Pemilihan tanaman yang akan digunakan untuk desain memiliki nilai fungsi dan juga nilai estetik. Sebagai contoh, fungsi yang diberikan sebagai tanaman pembatas, pengarah, focal point, screen dan display.

Fungsi estetik tanaman cenderung mengkombinasikan tanaman untuk menciptakan kesan jungle dengan perpaduan semak dan pohon. Jenis palem yang digunakan adalah jenis yang memiliki kekhasan dalam bentuk tajuk, warna bunga dan warna daunnya. Adapun beberapa tanaman yang diusulkan dalam desain theme park pada masing-masing area dapat diklasifikasikan menjadi trees dan palm (Lampiran 12) dan shrubs, groundcovers, dan climbers (Lampiran 13). Data tanaman secara lengkap disajikan pada lampiran 14 sampai 21.

2. Hard Material

Penggunaan hardscape material pada umumnya sama dengan softscape material yaitu memiliki kesan alami khususnya mendukung kesan jungle. Beberapa contoh usulan hardscape material yang dapat digunakan untuk penerapan konsep desain di Theme Park Jungleland Sentul Nirwana ini adalah seperti tree grate, gazebo, pergola, dan lain sebagainya.

Proyek desain Theme Park Jungleland di Sentul Nirwana pada proses desainnya melalui tahap konsep desain. Dalam pembuatan konsep pada perusahaan ECI dilakukan sebuah diskusi bersama divisi perencanaan dan desain dengan mempertimbangkan keinginan dari klien. Konsep desain yang digunakan untuk proyek ini dihasilkan dari diskusi dan kesepakatan antara klien dengan perusahaan. Diskusi yang dilakukan antara klien dan perusahaan dilakukan untuk mendapatkan konsep terbaik untuk menghasilkan produk desain yang baik, yaitu fungsional, estetik dan tidak merusak lingkungan.

(35)

4.3.4.1 Preliminary Concept Design dan Final Concept

Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan gambar-gambar ilustrasi dan referensi yang menggambarkan aplikasi dari konsep dasar dan konsep desain yang digunakan. Pada tahap konsep awal desain semua elemen desain dimasukkan dan dipelajari kesatuan antara satu dengan yang lainnnya dengan bantuan operasi komputer yang belum disertai gambar secara detail. Semua elemen desain dipertimbangkan sebagai komponen yang berhubungan dalam keseluruhan lingkungan.

Konsep desain awal ini merupakan usulan dari beberapa alternatif dengan konsep dasar yang telah disepakati yaitu integrated landscape yang nantinya akan dipresentasikan untuk mendapatkan masukan dari pihak lain. Semua produk yang dihasilkan pada tahap ini mengalami tiga kali revisi yang selanjutnya disepakati bersama untuk dapat dilanjutkan ke tahapan desain berikutnya. Atas permintaan klien tahap ini menghasilkan tiga buah produk yaitu design inspiration image, conceptual landscape plan dan artist impression images untuk dipresentasikan dengan klien dan tim dalam proyek.

Design Inspiration image. Design inspiration image merupakan gambaran

kepada klien mengenai konsep desain yang didapat dari referensi pada sebuah pustaka ataupun dokumentasi pribadi untuk memberikan beberapa gambaran mengenai softscape planting concept beserta polanya. Design inspiration image juga menjadi ide desain bagi arsitek lanskap dalam melakukan pengembangan desain lanskap (Gambar 49).

Untuk softscape planting concept menggunakan berbagai jenis tanaman dari mulai tanaman penutup tanah, semak, pohon dan palem. Pemilihan tanaman yang akan digunakan dalam desain ini memiliki nilai fungsi dan juga estetika. Sebagai contoh fungsi yang diberikan adalah sebagai tanaman pembatas, menciptakan karakter, focal point, screen dan display. Fungsi estetika dari tanaman dapat dicapai dari bentuk tajuk tanaman, warna, dan bentuk bunga. Jenis pohon dan palem-paleman yang digunakan adalah jenis yang memiliki keunikan dan kekhasan dalam bentuk tajuk, warna bunga dan warna daunnya. Penanaman secara massal untuk tanaman dapat menimbulkan suasana yang lebih indah dan semarak.

(36)

Gambar 49. Design Inspiration Images

Conceptual landscape plan. Merupakan gambar yang menunjukkan

rencana penataan ruang pada tapak beserta semua elemennya dilihat dari tampak atas (denah) agar lebih tergambar pola hubungan antar ruang dan suasana akhir dari desain lanskapnya. Pembuatan conceptual landscape plan menerapkan prinsip-prinsip dasar desain penanaman dan pola yang akan diterapkan pada tapak secara sketsa pada beberapa area. Prinsip dasar tersebut ialah, pada setiap area harus tersebar pohon-pohon dengan pola tanam yang organik/tidak kaku, pola penanaman pohon tersebut bersifat menyebar atau pun cluster, pohon-pohon yang ditempatkan pada area sekitar jalan harus dipisahkan dengan badan jalan dengan jarak minimal dua meter, pohon-pohon ditentukan pada area yang dapat mengintegrasikan arah pandang manusia pada bangunan-bangunan dengan lanskap sekitarnya. Secara keseluruhan prinsip-prinsip tersebut diaplikasikan dengan teknik computerize yang kemudian direvisi dan disetujui.

Conceptual landscape plan juga merupakan hasil pengembangan dari analisis tapak yaitu dengan mengembangkan elemen-elemen dalam analisis yang diwujudkan dengan fitur-fitur lanskap yang akan dikembangkan pada tapak. Fitur-fitur tersebut diletakkan pada area-area penting yang potensial dan akan

(37)

ditonjolkan. Area-area tersebut yaitu sekitar wahana dan gerbang masuk dari masing-masing area (carnivalia, eksplora, tropicalia, dan mysteria). Conceptual landscape plan yang telah dihasilkan kemudian diikuti oleh gambar-gambar pada fitur-fitur yang akan ditampilkan pada tapak. Gambar dari fitur yang akan ditampilkan tersebut berupa artist impression image.

Pada awalnya pihak klien menginginkan conceptual landscape plan pada area rockygate terlebih dahulu karena area tersebut merupakan area yang akan dilakukan pembangunan paling awal. Pihak perusahaan kemudian membuat conceptual landscape plan dengan beberapa alternatif dengan mempertimbangankan fungsional, estetika dan budget yang dimiliki oleh klien.

Alternatif pertama memberikan kesan rimbun dengan penempatan pohon mindi di sepanjang pedestrian track tepatnya pada bagian kanan dan kiri pedestrian track. Alternatif kedua menawarkan konsep dengan memberikan bukaan pada bagian pedestrian track yang berbatasan dengan jalur kendaraan tanpa adanya penanamn pohon dengan tujuan untuk memberi bukaan pada sculpture rockygate. Hal tersebut juga ditujukan untuk memberikan alternatif kepada klien bila klien menentukan budget yang lebih rendah. Alternatif ketiga adalah alternatif yang paling disarankan apabila budget dari klien mencukupi, karena pada alternatif ini penggunaan pohon dan semak dalam pola penanamannya sangat mendukung kesan jungle yang diinginkan oleh klien.

Setelah conceptual landscape plan pada area rockygate dengan beberapa alternatif yang pihak perusahaan tawarkan kepada klien (Gambar 50, 51, dan 52) ternyata ada kendala pada sebagian area rockygate yang belum terbebaskan status lahannya. Klien meminta agar conceptual landscape plan dibuat untuk area downtown dan carnivalia (Gambar 53). Kemudian tahap selanjutnya adalah menyampaikan konsep berupa ilustrasi yang dibuat langsung oleh perusahaan dengan mengaplikasikan konsep desainnya langsung dari conceptual landscape plan baik dari segi softscape maupun hardscape. Tahap selanjutnya ini tidak terlepas dari produk conceptual landscape plan yang terpilih dari berbagai alternatif yang sebelumnya telah di buat oleh perusahaan. Conceptual landscape plan yang terpilih menjadi dasar untuk final concept yang akan ditentukan selanjutnya.

Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia

(38)

Gambar 50.Alternatif 1 Conceptual Landscape Plan pada Area Rockygate 78 m 1 Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012

(39)

Gambar 51. Alternatif 2 Conceptual Landscape Plan pada Area Rockygate 79 m 2 Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012

(40)

Gambar 52.Alternatif 3 Conceptual Landscape Plan pada Area Rockygate 80 m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012

(41)

Gambar 53.Conceptual Landscape Plan pada Area Carnvalia dan Downton 81 m Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012

(42)

Artist impression image. Sama halnya dengan conceptual ladscape plan

yaitu memberikan gambaran kepada klien mengenai konsep desain tahap ini menghasilkan produk berupa ilustrasi dengan mengaplikasikan konsep desainnya langsung dari conceptual landscapeplan. Hal yang membedakan dengan conceptual landscape plan yaitu artist impression image ditampilkan berupa perspektif atau pun typical section. Artist impression image yang dihasilkan tercipta dengan cara diskusi antara pimpinan perusahaan, staf perusahaan, dan mahasiswa magang.

Pimpinan perusahaan mengarahkan kesan yang harus dicapai pada setiap area-areanya. Kemudian pimpinan perusahaan memberikan kesempatan kepada staf perusahaan dan mahasiswa magang untuk memberikan ide atau gagasan dalam menciptakan atau mendukung kesan yang diarahkan oleh pimpinan. Selanjutnya setelah ide dan gagasan sesuai dengan kesepakatan bersama, pimpinan perusahaan memberikan kesempatan kembali untuk menentukan pola tanam, jenis tanaman, dan jumlah tanaman yang akan diaplikasikan. Terakhir kalinya pimpinan perusahaan biasanya selalu merevisi artist impression image baik dari segi kesatuan warna, ukuran, atau pun jenis tanaman yang dibuat oleh mahasiswa atau pun staf perusahaan. Setelah tahap-tahap tersebut terlewati dan produk yang dihasilkan sesuai dengan kesepakatan bersama, pimpinan perusahaan kemudian menyetujuinya. Artist impression image yang disajikan berdasarkan area pekerjaan arsitek lanskap dengan mengangkat fitur-fitur lanskap yang ingin ditampilkan pada masing-masing area.

Downtown. Kawasan utama penerima pengunjung area jungleland ini dicirikan dengan Pohon Pulai berukuran instant yang ditanam berjajar di sisi kiri dan kanan sampai pintu pembelian karcis. Dengan karakter yang sangat kuat dan tua akan menambah kesan jungle pada area ini tetapi masih bersifat rapi. Pada area sebelah utara yang menghadap sungai ditanam jenis pohon peneduh dan bernuansa dekat air seperti Baringtonia, Kelapa, Sadeng, Trembesi dan Pandanus.

Kesan lebih hijau akan dihadirkan dengan penanaman tanaman di sekitar bangunan. Jenis-jenis tanaman berkarakter kolumnar dan mempunyai karakater daun lebar dapat dihadirkan untuk menambah kesan jungle kawasan ini. Modern/general garden akan diterapkan pada area ini.

(43)

Pada area ini menerapkan konsep modern/general garden. Konsep modern/general garden ini akan diaplikasikan dengan menggunakan semua jenis-jenis tanaman yang digunakan pada keseluruhan area jungleland. Pemilihan kareakter pohon juga disesuaikan dengan stuktur bangunan yang mendominasi area downtown. Downtown dengan penggunaan tanmannya diantaranya Alstonia scholaris (pulai), Elaesis guinensis (sawit), Kersen, Ficus benjamina (beringin), Crystotacis lakka, Samaneasaman sp (trembesi), Livistona rotundifolia (sadeng), Sengon, Phylodendron selum, Musa sp (pisang-pisangan), Pandanus tectorius, Hymenocalis speciosa, Nephrolepis sp, Costus osae, Calatea lutea, Bougainvillea sp, Heliconia rostrata (Gambar 54 sampai 57).

Gambar 54.Penciptaan ruang vertikal (View pada Area Downtown)

Gambar 55.Tanaman sebagai screening (Typical Section A-A‟ pada Area Downtown)

KEY PLAN

Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia 2012

Gambar

Gambar 41. Zona area downtown
Gambar 42. Zona area parkir  4.3.2.3 Area dalam tahap persiapan lahan
Gambar 44. Zona area eksplora
Gambar 46. Zona area mysteria
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bab ini memaparkan hasil dan pembahasan karya desain yang dibuat, mulai dari konsep visual, proses desain dari awal sampai akhir dan media pendukung yang digunakan dalam

Dari hasil pre tes yang diperoleh dalam siklus III ini, hanya ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam kata lain nilai yang diperoleh siswa belum memenuhi

Penelitian ini sangat menekankan pada tujuan sistem pelayanan rekam medis yaitu menyediakan informasi guna memudahkan pengelolaan dalam pelayanan kepada pasien dan

kutu al-arba’ah sebagai pegangan.. syari’at secara mandiri. Mereka mengatakan bahwa iamam mempunyai ilham yang sebanding dengan wahyu bagi Rasulullah saw. Dengan definisi

Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder, data primer adalah hasil pengukuran usap alat medis di ruang perawatan, data sekunder meliputi data umum dan

Untuk media biofilter dari bahan organik banyak yang dibuat dengan cara dicetak dari bahan tahan karat dan ringan misalnya PVC dan lainnya, dengan luas permukaan spesifik yang

Jadi kelompok eksperimen adalah kelas yang menggunakan strategi belajar Tuntas (mastery learning) sedangkan kelompok kontrol adalah kelas yang menggunakan

Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis kekayaan, kelimpahan, keanekaragaman dan kemerataan spesies di hutan Danowudu, Masarang dan Kawatak, juga membandingkan