• Tidak ada hasil yang ditemukan

Catatan atas laporan keuangan untuk periode sembilan bulan yang berakhir tanggal 30 September 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Catatan atas laporan keuangan untuk periode sembilan bulan yang berakhir tanggal 30 September 2011"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

Catatan atas laporan keuangan untuk periode sembilan bulan yang berakhir tanggal 30 September 2011

A. Umum

PT Cahaya Kalbar Tbk ("Perusahaan") - dahulu bernama CV. Tjahaja Kalbar, didirikan di Pontianak berdasarkan Akta Nomor 1 tanggal 3 Februari 1968 yang dibuat di hadapan Mochamad Damiri, Notaris di Pontianak. Badan hukum Perusahaan berubah menjadi Perusahaan Terbatas berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan Nomor 49 tanggal 9 Desember 1980 yang dibuat di hadapan Mochamad Damiri, Notaris di Pontianak. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan yang tertuang dalam akta Tommy Tjoa Keng Liet, S.H. dan Mochamad Damiri, keduanya Notaris di Pontianak. Akta-akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C2-1390.HT.01.01.TH.88. tanggal 17 Februari 1988.

Akta-akta tersebut telah didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri Pontianak No. 19/PT.Pendaf/95 tanggal 31 Juli 1995, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 27 Oktober 1995 Nomor 86, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 8884.

Anggaran Dasar Perusahaan beberapa kali mengalami perubahan, antara lain dengan Akta tanggal 18 April 1996 No. 83 yang dibuat di hadapan Ny. Siti Pertiwi Henny Singgih, SH., Notaris di Jakarta mengenai perubahan status Perusahaan menjadi perusahaan terbuka. Sesuai dengan Surat Persetujuan Ketua Bapepam Nomor S-942/PM/1996 tanggal 10 Juni 1996, Pernyataan Pendaftaran Perusahaan menjadi efektif dalam rangka melaksanakan Penawaran Umum Perdana atas 34.000.000 (tiga puluh empat juta) saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 500 (lima ratus Rupiah) per saham kepada masyarakat melalui Pasar Modal di Indonesia.

Perubahan Anggaran Dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Repubiik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor C2-7688.HT.01.04. TH.96 tanggal 29 April 1996 dan telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Utara nomor agenda 613/BH.09.01/IX/1998 tanggal 29 September 1998 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 24 November 1998 Nomor 94, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 6538.

Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan Nomor 137 tanggal 27 Juni 1997 yang dibuat di hadapan Veronica Lily Dharma, SH., Notaris di Jakarta, Perusahaan mengubah Anggaran Dasarnya untuk menyesuaikan dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-13/PM/1997 tanggal 30 April 1997 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perusahaan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Perusahaan juga meningkatkan modal dasar dari Rp 150.000.000.000 menjadi sebesar Rp 238.000.000.000 dengan jumlah saham dari 300.000.000 saham menjadi 476.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Akta ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C2-9678.HT.01.04.TH.97 tanggal 19 September 1997 dan telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Utara nomor 613/BH.09.01/XII/97 tanggal 8 Desember 1997 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 6 Maret 1998 Nomor 19, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1436.

(2)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 30 September 1998 Nomor 81 yang dibuat di hadapan Veronica Lily Dharma, SH Notaris di Jakarta dan sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Bapepam No. S-2026/PM/1998 tanggal 25 September 1998, bahwa Perusahaan melaksanakan Penawaran Umum Terbatas I saham Perusahaan dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (”HMETD”) kepada pemegang saham Perusahaan, yaitu sejumlah 178.500.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 500 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 89.250.000.000.

Ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan meliputi bidang industri makanan berupa industri minyak nabati dan minyak nabati spesialitas, termasuk perdagangan umum, impor dan ekspor. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971.

Kantor Pusat Perusahaan terletak di Jl. Industri Selatan 3 Blok GG No.1, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang – Bekasi 17550, Propinsi Jawa Barat. Lokasi Pabrik Perusahaan terletak di Jl. Industri Selatan 3 Blok GG No.1, Kawasan Industri Jababeka, dan Jl. Khatulistiwa KM. 4,3 Batulayang - Pontianak - Kalimantan Barat.

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan Nomor 5 tanggal 20 Agustus 2010 yang dibuat oleh DR. Franciscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta, maka susunan pengurus Perusahaan terhitung sejak 20 Agustus 2010 sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang akan diadakan di tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Presiden Komisaris : Hendri Saksti

Komisaris Independen : Mayjend.TNI (Purn.) Drs.Hendardji Soepandji,SH

Komisaris : Ricky Hermanto

Presiden Direktur : Erik

Direktur : Thomas Tonny Muksim

Direktur : Jinnawati

Pada tanggal 10 Juni 2011 Perusahaan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana dinyatakan dalam Akta No.9 tanggal 10 Juni 2011 yang dibuat oleh DR. Franciscus Xaverius Arsin, S.H., notaris di Jakarta.

B. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Penting

Laporan Keuangan ini disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawasan Pasar Modal (BAPEPAM) No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang ”Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” dan Surat Edaran BAPEPAM Bo. 02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang ”Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”. Kebijakan akuntansi yang signifikan telah diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan basis akrual dan menggunakan konsep biaya perolehan

,

kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut

.

(3)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah.

b. Kas dan Setara Kas

Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri atas kas dan bank dan tidak digunakan sebagai jaminan atas kewajiban dan pinjaman lainnya.

c. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Definisi pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan diatur dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7, ”Pengungkapan Pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa” yaitu :

i.

perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (

intermediaries

), mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk

holding companies, subsidiaries

dan

fellow

subsidiaries

);

ii. perusahaan asosiasi (

associated enterprises

);

iii. perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);

iv. karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut;

v. perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh orang yang diuraikan dalam (iii) dan (iv) atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas Perusahaan tersebut; ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan pelapor.

Transaksi yang signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan maupun yang tidak dilakukan dengan persyaratan dan kondisi normal sebagaimana yang dilakukan selain pihak yang mempunyai hubungan istimewa, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

d. Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain

Pada tanggal 30 September 2011, piutang usaha dan piutang lain-lain disajikan bersih setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Penyisihan penurunan nilai piutang

(4)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

d. Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain ( lanjutan )

ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungkinan tertagihnya piutang tersebut pada akhir tahun. Piutang dihapuskan pada periode dimana piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.

e. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih

.

Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang

.

Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan. Penyisihan persediaan usang dan penurunan nilai persediaan ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode untuk mengurangi nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih.

f. Beban Dibayar Dimuka

Beban dibayar di muka dibebankan pada operasi selama masa manfaat masing–masing biaya.

g. Aset Tetap dan Penyusutan

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah tidak disusutkan) dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Biaya perbaikan yang signifikan diakui ke dalam jumlah tercatat

(“carrying

amount”

) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20

Tangki - tangki 20

Mesin dan peralatan 10

Perlengkapan pabrik 10

Peralatan kantor 5

Kendaraan 5

Aset dalam penyelesaian merupakan akumulasi biaya bahan dan biaya lainnya sampai dengan tanggal dimana aset tersebut telah selesai dan siap untuk digunakan. Biaya-biaya tersebut direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan ketika aset tersebut telah siap dipakai.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung

(5)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

g. Aset Tetap dan Penyusutan ( lanjutan )

sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan aset tetap ditelaah kembali, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan, konstruksi atau produksi suatu Aset Tertentu harus dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan Aset tertentu tersebut. Kapitalisasi biaya pinjaman harus diakhiri apabila aktivitas untuk memperoleh, membangun atau memproduksi Aset Tertentu sesuai dengan tujuannya secara substansial telah selesai dan siap digunakan.

h. Penurunan Nilai Aset selain Aset Keuangan

Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai aset selain aset keuangan. Perusahaan harus menentukan taksiran jumlah yang dapat dipulihkan atas nilai aset apabila indikasi tersebut terjadi. Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aset selain aset keuangan apabila taksiran jumlah yang dapat dipulihkan dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya.

Jumlah yang dapat dipulihkan suatu aset selain aset keuangan didefinisikan sebagai nilai lebih tinggi antara harga jual neto dengan nilai pakai suatu aset selain aset keuangan. Dalam mengukur nilai pakai, taksiran aliran kas masa depan dari pemakaian aset selain aset keuangan didiskontokan ke nilai sekarang dengan memperhitungkan risiko spesifik yang terkait dengan aset yang bersangkutan.

Pembalikan rugi penurunan nilai suatu aset selain aset keuangan dilakukan karena adanya perubahan-perubahan pada jumlah yang dapat dipulihkan suatu aset selain aset keuangan.

Pembalikan rugi penurunan nilai suatu aset selain aset keuangan hanya dilakukan jika nilai aset yang tercatat tidak melebihi nilai tercatat yang telah ditentukan, setelah dikurangi depresiasi dan amortisasi, jika tidak ada pengakuan rugi penurunan nilai aset.

i. Imbalan Kerja Karyawan

Perusahaan mengakui kewajiban atas imbalan kerja sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Akuntansi Imbalan Kerja” sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU No. 13/2003”).

Sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya untuk penyediaan imbalan kerja karyawan dalam Undang - undang ditentukan menggunakan metode penilaian aktuaria

Projected Unit Credit

”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan

atau beban apabila akumulasi bersih dari keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari jumlah kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian aktuarial yang melebihi

(6)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

i. Imbalan Kerja Karyawan (lanjutan)

10% dari batas tersebut diakui selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para karyawan.

Biaya jasa lalu yang timbul dari penerapan suatu program manfaat pasti atau perubahan-perubahan dalam hutang imbalan kerja dari program yang sudah ada harus diamortisasi selama periode sampai manfaat tersebut telah menjadi hak karyawan.

j. Informasi Segmen

Sebuah segmen usaha adalah sekelompok aset dan operasi yang menyediakan barang atau jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sebuah segmen geografis menyediakan barang maupun jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.

Berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimiliki, manajemen menetapkan bahwa segmen usaha merupakan segmen primer dan segmen geografis adalah segmen sekunder.

k. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing ke mata uang asing Rupiah, dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.

Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, kurs yang digunakan masing-masing adalah sebagai berikut :

2011 2010

Rupiah/1 Dolar Amerika Serikat 8,823 8,991 Rupiah/1 Dolar Singapura 6,796 6,981 Rupiah/1 Euro 11,956 11,956 Rupiah/1 Ringgit Malaysia 2,768 2,916 Rupiah/1 Great Britain Poundsterling 13,764 13,894 Rupiah/1 Swiss Franc 9,810 9,600

l. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan mengalir kepada Perusahaan dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan berikut khusus juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui: Pendapatan dari penjualan barang dan jasa diakui pada saat semua risiko signifikan dan manfaat kepemilikan barang telah dipindahkan kepada pembeli. Beban diakui pada saat terjadinya.

(7)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

m. Perpajakan

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan, dihitung menggunakan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban keuangan untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diperkirakan akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal neraca.

Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan banding, apabila: (1) pada saat hasil dari banding tersebut ditetapkan, kecuali bila terdapat ketidakpastian yang signifikan atas hasil banding tersebut, maka koreksi berdasarkan surat ketetapan pajak terhadap kewajiban perpajakan tersebut dicatat pada saat pengajuan banding dibuat, atau (2) pada saat dimana berdasarkan pengetahuan dari perkembangan atas kasus lain yang serupa dengan kasus Perusahaan yang sedang dalam proses banding, berdasarkan ketentuan dari Pengadilan Pajak atau Mahkamah Agung, dimana hasil yang diharapkan dari proses banding Perusahaan secara signifikan tidak pasti, maka pada saat tersebut perubahan kewajiban perpajakan berdasarkan ketetapan pajak diakui.

n. Laba per saham

Laba usaha dan laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba usaha dan laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

o. Penggunaan Estimasi

Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan dalam periode mendatang mungkin berbeda dengan estimasi tersebut.

(8)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

p. Transaksi Restruskturisasi

Transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dicatat sesuai dengan PSAK No. 38, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Berdasarkan standar ini, transaksi antara entitas sepengendali yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama dan bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi dari transaksi tersebut, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut. Transaksi yang dijadikan dasar untuk transaksi restrukturisasi dicatat berdasarkan nilai buku dan transaksi tersebut dicatat sebagai penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan. Berdasarkan metode penyatuan kepemilikan, laporan keuangan perusahaan yang direstrukturisasi disajikan seolah entitas yang dijual atau dibeli telah digabung atau dikeluarkan sejak permulaan periode yang disajikan di dalam laporan keuangan.

Selisih antara harga pengalihan yang dibayarkan atau diterima oleh perusahaan dalam rangka memperoleh atau menjual anak perusahaan dan bagian perusahaan dari nilai buku aset anak perusahaan diakui sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” sebagai bagian dari Ekuitas.

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi

1. Kas dan setara kas

Akun tersebut merupakan saldo kas dan setara kas per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, yang terdiri dari:

September 2011 Desember 2010 Kas Rupiah 568,678,600 327,790,900 Dolar AS 55,726,068 38,760,201 Total Kas 624,404,668 366,551,101 Bank

PT Bank Central Asia Tbk - Rupiah 7,781,272,561 2,928,147,352

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - Rupiah 1,039,448,211 1,618,824,776

Standard Chartered Bank

Rupiah 198,211,190 76,191,359 Dolar AS 3,180,789,435 2,064,342,321 PT Bank DBS Indonesia Rupiah 223,805,461 360,358,015 Dolar AS 255,048,843 414,456,419 Total Bank 12,678,575,702 7,462,320,242

Total Kas dan Setara Kas 13,302,980,370 7,828,871,343

(9)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

2. Piutang usaha - pihak ketiga

Akun tersebut merupakan saldo piutang usaha dari penjualan ekspor dan lokal barang jadi. Saldo piutang usaha per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 terdiri dari:

September 2011 Desember 2010 Penjualan ekspor - -Penjualan domestik PT Unilever Indonesia Tbk 50,260,251,799.98 24,223,681,075 PT Kievit Indonesia 36,800,327,318.46 18,697,501,712

PT Gandum Mas Kencana 8,238,349,344.80 4,746,885,000

PT Kaldu Sari Nabati Indonesia 4,674,630,994.00 4,022,277,877

PT Sinar Antjol 3,941,152,953.70

-PT Freyabadi Indotama 2,579,830,000.00 2,563,739,200

PT Dolphin Super Ice Cream Manufacture 2,370,500,000.00 3,005,931,500

PT Ares Kusuma Raya 2,090,250,000.00 1,722,000,000

PT Mercolade Indonesia 1,731,413,946.00 270,000,000

PT Arnott's Indonesia 1,720,731,408.00 1,837,418,583

PT Mayora Indah Tbk 1,604,767,345.50 13,291,257,254

PT Khong Guan Biscuit Factory Indonesia Ltd 1,587,462,030.00 6,530,383,591

PT Perfetti Van Melle Indonesia 1,422,960,000.00

Tuan Yudi Soegiono 1,092,500,000.00 399,791,250

PT Diamond Cold Storage 986,018,000.00 114,703,600

PT Federal Food Internusa 805,475,000.00 504,325,000

PT Ultra Prima Abadi 551,689,600.00 2,653,282,500

PT Gloria Bisco 486,085,000 930,810,000

PT Jaya Swarasa Agung 466,240,500 1,856,844,000

Tuan Johanes 329,600,000 1,010,599,150

PT Garuda Food Putra Putri Jaya 269,574,070 793,177,225

PT Dunkindo Lestari 178,622,500 1,040,360,750

PT Bumi Tangerang Coklat Utama 152,499,900 651,800,000

Tuan Slamat Notodjojo 35,000,000 1,023,937,500

Tuan Zacharia - 752,625,000

PT Torabika Eka Semesta - 740,253,800

PT Radiance - 605,624,670

PT Bika Jaya Food - 572,090,046

Nyonya Dina Anggraeni - 504,962,500

Lainnya - dibawah Rp 500.000.000 4,912,962,679 6,724,687,107

129,288,894,389

101,790,949,890

Jumlah piutang usaha 129,288,894,389 101,790,949,890

(10)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

3.

Piutang Lain-Lain – pihak ketiga

Akun tersebut merupakan saldo piutang lain-lain per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, yang terdiri dari:

September 2011 Desember 2010

Lain-lain 188,253,155 146,104,882

Jumlah Piutang lain-lain 188,253,155 146,104,882

4. Persediaan

Akun tersebut merupakan saldo persediaan per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, yang terdiri dari:

September 2011 Desember 2010

Barang jadi 397,942,668,740 303,063,658,009

Bahan baku 14,536,403,568 102,851,575,211

Bahan pembantu 14,163,938,541 13,251,137,810

Barang dalam perjalanan 454,376,240 35,094,329,211

Total Persediaan 427,097,387,088 454,260,700,241

Dikurangi :

Penyisihan penurunan nilai persediaan - (231,442,031)

Persediaan, bersih 427,097,387,088 454,029,258,210

Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis asuransi pada PT Adi Antara Asia Insurance Brokers & Consultants untuk tahun 2011 yang menurut direksi nilainya telah memadai.

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap sifat dan kondisi persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa seluruh persediaan yang ada dapat digunakan dan dijual, sehingga Perusahaan tidak membuat penyisihan atas persediaan usang.

5. Uang muka pembelian

Akun tersebut merupakan uang muka pembelian per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, yang terdiri dari :

September 2011 Desember 2010

PT Bintang Harapan Desa 1,694,880,000

-PT Kalimantan Sawit Kusuma 815,189,144 6,155,106,408

PT Mitra Inti Seajati Plantation 548,748,695 2,104,170,000

Lainnya - dibawah Rp 500.000.000 828,823,291 267,969,480

Jumlah Uang muka pembelian 3,887,641,130 8,527,245,888

(11)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

6. Pajak dibayar di muka

Akun tersebut merupakan saldo uang muka pajak per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 yang terdiri dari:

September 2011 Desember 2010

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 24,584,415,298 54,248,886,553

Kelebihan pembayaran pajak penghasilan 6,070,567,739 6,070,567,739

tahun 2010

Jumlah Pajak dibayar di muka 30,654,983,037 60,319,454,292

7.

Beban dibayar di muka

Akun tersebut merupakan saldo biaya dibayar dimuka per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 yang terdiri dari:

September 2011 Desember 2010

Biaya ditangguhkan 1,519,697,400

-Sewa 220,773,401 1,011,832,968

Asuransi 192,657,220 19,758,567

Jumlah Beban dibayar di muka 1,933,128,021 1,031,591,535

8.

Aset tetap

Akun tersebut merupakan aset tetap yang dimiliki dan dikuasai Perusahaan per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 , dengan rincian sebagai berikut:

(12)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir Biaya perolehan

Tanah 13,523,427,947 - - - 13,523,427,947

Bangunan 26,369,209,565 - - - 26,369,209,565

Mesin dan peralatan 173,268,763,726 90,287,545 (250,000,000) 8,154,004,080 181,263,055,351

Perlengkapan pabrik 13,592,684,573 209,912,296 - 706,248,936 14,508,845,805

Peralatan Kantor 2,267,187,292 77,567,969 - 17,504,970 2,362,260,232

Tangki-tangki 31,654,423,110 - - - 31,654,423,110

Kendaraan 8,207,436,765 923,122,546 - - 9,130,559,311

Bangunan dan mesin dalam

Penyelesaian 18,470,795,695 8,182,271,493 - (8,877,757,986) 17,775,309,203 Jumlah biaya perolehan 287,353,928,674 9,483,161,849 (250,000,000) - 296,587,090,523

287,353,928,673

Akumulasi penyusutan

Bangunan 5,761,340,777 983,578,484 - - 6,744,919,261

Mesin dan peralatan 63,607,155,653 7,906,854,418 (250,000,000) - 71,264,010,071

Perlengkapan pabrik 8,954,155,606 995,550,729 - - 9,949,706,336

Peralatan Kantor 1,601,167,271 199,165,979 - - 1,800,333,250

Tangki-tangki 7,281,529,350 1,185,113,367 - - 8,466,642,717

Kendaraan 2,959,062,902 700,600,219 - - 3,659,663,122 Jumlah akumulasi penyusutan 90,164,411,560 11,970,863,196 (250,000,000) - 101,885,274,756

Nilai Buku 197,189,517,114 194,701,815,767

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

’8. Aset tetap ( lanjutan )

Saldo Aw al Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya perolehan

Tanah 13,523,427,947 - - - 13,523,427,947 Bangunan 14,554,251,702 - - 11,814,957,863 26,369,209,565 M esin dan peralatan 153,410,044,941 156,192,271 (1,666,321,254) 21,368,847,768 173,268,763,726 Perlengkapan pabrik 12,160,623,353 122,040,655 - 1,310,020,563 13,592,684,571 Peralatan Kantor 2,052,640,165 182,144,210 (5,725,000) 38,127,917 2,267,187,292 Tangki-tangki 31,654,423,111 - - - 31,654,423,111 Kendaraan 5,054,436,765 2,967,000,000 - 186,000,000 8,207,436,765 Bangunan dan m esin dalam

Penyelesaian 31,718,554,683 21,470,195,124 - (34,717,954,111) 18,470,795,696 Jumlah biaya perolehan 264,128,402,667 24,897,572,260 (1,672,046,254) - 287,353,928,673

Akum ulasi penyusutan

Bangunan 4,506,341,965 1,254,998,812 - - 5,761,340,777 M esin dan peralatan 54,484,572,554 9,771,238,505 (648,502,657) - 63,607,308,402 Perlengkapan pabrik 7,752,750,536 1,201,405,070 - - 8,954,155,606 Peralatan Kantor 1,338,085,667 268,296,041 (5,367,186) - 1,601,014,522 Tangki-tangki 5,701,378,195 1,580,151,155 - - 7,281,529,350 Kendaraan 2,378,455,593 580,607,309 - - 2,959,062,902 Jum lah akum ulasi penyusutan 76,161,584,510 14,656,696,892 (653,869,843) - 90,164,411,559

Nilai Buku 187,966,818,157 197,189,517,114

D esember 2010

Aset tetap tersebut di atas kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis asuransi pada PT Adi Antara Asia Insurance Brokers & Consultants yang menurut direksi nilainya telah memadai.

9. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa

(13)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang terdiri dari penjualan produk, pembelian, uang muka dan transaksi keuangan lainnya dimana transaksi tersebut dilaksanakan dan dibuat sesuai dengan kesepakatan bersama.

Transaksi yang signifikan dengan pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

a. Piutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa – lancar:

Akun tersebut merupakan saldo piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, yang terdiri dari:

September 2011 Desember 2010

Piutang Usaha

PT Wilmar Nabati Indonesia 13,665,777,416

-(dahulu PT Bukit Kapur Reksa)

Wilmar Trading Pte.Ltd. 11,998,702,005 1,258,740,000

PT Multimas Nabati Asahan 121,499,800

-Pgeo Edible Oils Sdn Bhd - 6,556,479,957

Jumlah Piutang usaha yang 25,785,979,221 7,815,219,957

mempunyai hubungan istimewa

C.

Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

a. Piutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa – lancar (lanjutan)

September 2011 Desember 2010

Piutang lain-lain

PT Multimas Nabati Asahan 4,288,385,690 2,416,004,699

PT Wilmar Nabati Indonesia 19,040,100 20,056,260

(dahulu PT Bukit Kapur Reksa)

PT Sinar Alam Permai 13,235,497

-PT Pelayaran Tirtacipta Mulyapersada 3,658,000

-Wilmar Africa Limited 2,868,344 44,959,226

PT Sentana Adidaya Pratama 1,712,194 1,962,270

PT Sari Agrotama Persada 1,172,500

-PT Mustika Sembuluh - 9,787,239

Castlerise Pte Ltd - 2,792,425

PT Multi Nabati Sulawesi - 2,170,000

Jumlah Piutang lain-lain yang 4,330,072,325 2,497,732,119

mempunyai hubungan istimewa

b. Hutang usaha - pihak yang mempunyai hubungan istimewa - lancar.

Akun tersebut merupakan saldo hutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, yang terdiri dari:

(14)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

PT Wilmar Nabati Indonesia 9,295,098,035

-(dahulu PT Bukit Kapur Reksa)

PT Multimas Nabati Asahan 4,971,664,786 19,176,717,230

PT Agronusa Investama 2,084,004,530 2,245,464,125

PT Bumi Pratama Khatulistiwa 1,721,542,549 1,677,866,630

PT Sinar Alam Permai - 31,616,625,010

PT Sari Agrotama Persada - 597,000,000

Jumlah Hutang usaha yang 18,072,309,901 55,313,672,995

mempunyai hubungan istimewa

c. Uang muka kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa – tidak lancar.

Akun ini merupakan uang muka atas pembelian ruang kantor di sebuah gedung, yang diestimasi akan selesai pada bulan November 2011.

September 2011 Desember 2010

PT Ciputra Multivision 12,677,197,500 7,986,634,425

Jumlah uang muka kepada pihak yang 12,677,197,500 7,986,634,425

mempunyai hubungan istimewa

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

d. Hutang lain-lain pihak yang mempunyai hubungan istimewa - lancar.

Akun tersebut merupakan saldo hutang lain-lain pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang merupakan uang muka penjualan aset tetap per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, yang terdiri dari:

(15)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

PT Sinar Alam Permai 2,010,870,195 29,057,214

PT Bumi Karyatama Raharja 808,084,750 800,440,190

PT Petro Andalan Nusantara 599,895,800 400,259,440

PT Bumi Pratama Khatulistiwa 273,129,583 699,964,569

Wii Pte Ltd 207,055,194

-PT Insurindo Inter Service 178,799,944 107,097,460

PT Sari Agrotama Persada 104,480,021 107,784,761

PT Multimas Nabati Asahan 42,581,711

-PT Agronusa Investama 30,004,757 34,368,678

Pgeo Edible Oils Sdn Bhd 12,131,625

-Ghana Speciality Fats Pte Ltd 11,392,963 11,609,898

PT Wilmar Nabati Indonesia 3,544,271

-(dahulu PT Bukit Kapur Reksa)

PT Tania Selatan 2,495,997 1,761,002

PT Indokem Laborindo 2,231,902 1,794,620

PT Kerry Sawit Indonesia 1,059,900

-PT Siak Prima Sakti 807,425

-Wilmar International Limited - 593,406,000

PT Pelayaran Tirtacipta Mulyapersada - 211,330,416

PT Perkebunan Milano - 4,141,800

PT Murini Samsam - 670,000

Jumlah Hutang lain-lain yang 4,288,566,038 3,003,686,048

mempunyai hubungan istimewa

e. Pinjaman dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Akun tersebut merupakan saldo pinjaman pihak yang mempunyai hubungan istimewa per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, yang terdiri dari :

September 2011 Desember 2010

PT Sinar Alam Permai 72,160,000,000

-Wii Pte Ltd 35,292,000,000

-PT Multimas Nabati Asahan - 108,420,000,000

Wilmar International Limited - 35,964,000,000

Jumlah Pinjaman dari pihak yang 107,452,000,000 144,384,000,000

mempunyai hubungan istimewa

Pinjaman yang diperoleh dari PT Sinar Alam Permai senilai Rp 72.160.000.000,- pada tahun 2011 dikenakan bunga 7,75% per tahun. Pinjaman tersebut tidak ada jaminan dan akan jatuh tempo pada 31 Desember 2011.

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

e. Pinjaman dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa. (lanjutan )

Pinjaman yang diperoleh dari Wii Pte Ltd senilai US$ 4.000.000 atau setara Rp 35.292.000.000,- per 2011 dikenakan bunga 2,29% per tahun. Pinjaman tersebut tidak ada jaminan dan jatuh tempo pada 17 Februari 2012.

(16)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

pada tahun 2010 dikenakan bunga 7,75% per tahun. Pinjaman tersebut tidak ada jaminan dan telah dilunasi oleh Perusahaan pada tanggal 25 Mei 2011.

Pinjaman yang diperoleh dari Wilmar International Limited senilai US$ 4.000.000 atau setara Rp 35.964.000.000,- pada tahun 2010 dikenakan bunga 2,48% per tahun. Pinjaman tersebut tidak ada jaminan dan telah dilunasi oleh Perusahaan pada tanggal 22 Februari 2011.

f. Total kompensasi personil manajemen kunci dalam Perseroan:

3 0 S e p te m b e r 2 0 1 1 3 0 S e p te m b e r 2 0 1 0 Im balan kerja ja n gka pe n d ek 4,2 2 5 ,7 63 ,0 8 5 3 ,2 73 ,7 8 4,21 8

Jumlah dalam table diatas merupakan jumlah yang diakui sebagai biaya selama periode pelaporan sehubungan dengan kompensasi yang diberikan kepada personil manajemen kunci.

g. Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

No. Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Sifat hubungan istimewa Transaksi

1 PT Wilmar Nabati Indonesia (dahulu PT Bukit Kapur Reksa)

2 PT Sinar Alam Permai Perusahaan yang dimiliki oleh salah satu pemegang saham Perusahaan

Pembelian bahan baku, penjualan barang jadi dan pinjaman

3 PT Multimas Nabati Asahan Perusahaan yang dimiliki oleh salah satu pemegang saham Perusahaan

Pembelian bahan baku, penjualan barang jadi dan jasa maklon

4 Wii Pte Ltd Perusahaan yang dimiliki oleh pengendali pemegang saham Perusahaan

Pinjaman 5 PT Agronusa Investama Perusahaan yang dimiliki oleh pengendali

pemegang saham Perusahaan

Pembelian bahan baku 6 PT Bumi Pratama Khatulistiwa Perusahaan yang dimiliki oleh pengendali

pemegang saham Perusahaan

Pembelian bahan baku

7 Wilmar Trading Pte., Ltd. Perusahaan yang dimiliki oleh pengendali pemegang saham Perusahaan

Penjualan barang jadi 8 PT Sari Agrotama Persada Perusahaan yang dimiliki oleh salah satu

pemegang saham Perusahaan

Pembelian dan penjualan barang jadi Pembelian bahan baku, penjualan barang jadi dan pinjaman

Perusahaan yang dimiliki oleh salah satu pemegang saham Perusahaan

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

g. Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: ( lanjutan )

(17)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

istimewa

9 PT Petro Andalan Nusantara Perusahaan yang dimiliki oleh salah satu pemegang saham Perusahaan

Pembelian bahan bakar

10 PT Pelayaran Tirtacipta Mulya Persada Perusahaan yang dimiliki oleh entitas sepengendali dengan Perusahaan

Penyewaan kapal 11 PT Wilmar Benih Indonesia (dahulu

PT Inticocoa Abadi Industri)

Perusahaan yang dimiliki oleh entitas sepengendali dengan Perusahaan, yang sebelumnya merupakan anak perusahaan

Dana talangan

12 Wilmar International Limited Perusahaan pengendali pemegang saham Perusahaan

Jasa teknis dan pinjaman

13 PT Mustika Sembuluh Perusahaan yang dimiliki oleh pengendali pemegang saham Perusahaan

Pembelian bahan baku

14 PGEO Edible Oils Sdn.Bhd Perusahaan yang dimiliki oleh pengendali pemegang saham Perusahaan

Penjualan barang jadi, pembelian bahan baku, dan dana talangan

15 PT Bumi Karyatama Raharja Perusahaan yang dimiliki oleh entitas sepengendali dengan Perusahaan

Pembelian bahan pembantu 16 PT Ciputra Multivision Perusahaan yang dimiliki oleh entitas

sepengendali dengan Perusahaan

Uang muka pembangunan gedung kantor

10.

Pinjaman Bank

Pada tanggal 26 September 2007 Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari PT. Bank DBS Indonesia dengan surat perjanjian No. 43. Fasilitas yang diperoleh adalah :

Pinjaman ini merupakan pinjaman jangka panjang ( 5 tahun ) untuk term loan dan pinjaman jangka pendek ( 1 tahun ) untuk

Revolving Credit Facility

dan

AP Facility

. Bunga pinjaman rupiah untuk

Revolving Credit Facility

adalah 2,51% - 2,60% pertahun pada tahun 2010 dan 2,51% pertahun untuk pinjaman dalam USD pada tahun 2011. Saldo hutang bank per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 yang terdiri dari:

United States Dollar R u p i a h

2011 2010 2011 2010

PT Bank DBS Indonesia

Term Loan - - - -Revolving Credit Facility (RCF) 33,000,000 33,000,000 291,159,000,000 296,703,000,000 Jumlah Pinjaman bank 33,000,000 33,000,000.00 291,159,000,000 296,703,000,000

Fasilitas kredit di atas dijamin dengan aset tetap Perusahaan.

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

11. Hutang Usaha – pihak ketiga

(18)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

dan bahan pelengkap lainnya per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 yang terdiri dari:

September 2011 Desember 2010

CV Bintang Express 4,289,703,684 3,176,627,182

PT Patiware 2,311,342,000

-PT Global Kalimantan Makmur 1,447,343,343

-PT Palko Dari Eka 1,329,003,500

-PT Multi Jaya Perkasa 854,390,930 503,924,250

PT Bonti Permai Jaya Raya 822,937,500

-PT Citranusa Intisawit 665,651,326 146,433,231

PT Adi Antara Asia Insurance 612,589,456 580,801,682

PT Kalimantan Sawit Kusuma - 1,636,800,000

PT Surya Borneo Indah - 940,435,140

Soewito Limin (PD Papa Sari) - 880,516,912

PT Gunung Semesta Elektrik - 598,510,000

Rajawali Dwi Putra Indonesia - 525,427,280

PT Sahabat Kapuas - 461,400,000

Lain-lain dibawah Rp. 500.000.000 10,096,193,220 12,529,103,874

Jumlah Hutang usaha pihak ketiga 22,429,154,958 21,979,979,551

12. Hutang lain-lain pihak ketiga

Akun tersebut merupakan saldo hutang lain-lain pihak ketiga per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, yang terdiri dari:

September 2011 Desember 2010

Lain-lain 334,272,500 280,772,501

Jumlah Hutang lain-lain pihak ketiga 334,272,500 280,772,501

13.

Hutang dividen

Saldo hutang atas pembayaran dividen sebesar Rp 624.939.375 merupakan dividen yang diumumkan untuk dibagikan di tahun 2003 dan sebesar Rp 83.377.500 merupakan dividen tahun 2009 yang diumumkan untuk dibagikan di tahun 2010.

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

14. Uang Muka Penjualan

(19)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

31 Desember 2010, yang terdiri dari :

September 2011 Desember 2010

Multi Commodity International Ltd 1,782,246,000

PT Fajar Mataram Sedayu - 899,776,625

PT Sinar Antjol - 726,977,046 Lainnya dibawah Rp 500.000.000 297,585,085 934,132,112 2,079,831,085 2,560,885,783 15. Perpajakan a. Perpajakan Indonesia

Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan, dan membayar sendiri jumlah pajak yang terhutang. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak yang berasal dari tahun pajak sebelum 2008 dalam batas waktu sepuluh tahun sejak tanggal terhutangnya pajak, atau sampai dengan akhir tahun 2013, mana lebih dulu. Berdasarkan peraturan pajak yang berlaku mulai tahun 2008, DJP dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu lima tahun sejak tanggal terhutangnya pajak.

b. Hutang Pajak

Merupakan pajak yang harus dibayar kepada Pemerintah.

September 2011 Desember 2010 Pajak penghasilan Pasal 21 525,123,165 601,608,968 Pasal 23 287,708,857 52,699,764 Pasal 26 - 45,820,513 Pasal 4(2) dan 15 53,180,617 31,167,027

Pajak penghasilan pasal 29 11,352,587,749

-Jumlah Hutang pajak 12,218,600,388 731,296,272

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

c. Pajak kini

(20)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

Pajak Kini

September 2011 Desem ber 2010

Laba sebelum taksiran pajak

penghasilan badan 78,651,096,873 40,351,320,226

Beda waktu :

Penyusutan aset tetap - (8,218,437,054)

Beban manfaat karyawan 1,695,973,518 3,182,975,000

Bonus karyawan (546,215,447) (362,750,521)

Penyisihan penurunan nilai (4,944,391,474) (49,169,365) persediaan

Beda tetap :

Pendapatan jasa giro (156,818,784) (156,059,199)

Pinalti dan bunga pajak 1,229,774,355 2,705,616,827

Beban lain - lain 90,959,800 100,101,911

Jumlah koreksi fiskal (2,630,718,032) (2,797,722,401)

Taksiran penghasilan kena pajak 76,020,378,841 37,553,597,825

Beban pajak kini

Pajak penghasilan perusahaan berdasarkan 18,947,234,000 9,388,399,456 tarif standar

Pajak penghasilan atas penghasilan kena 39,204,696 39,014,800 pajak final

Jumlah pajak kini 18,986,438,696 9,427,414,256

September 2011 Desem ber 2010

Pajak penghasilan dibayar dimuka perusahaan

Pasal 23 683,183,666 805,667,624

Pasal 22 161,087,479 464,360,533

Pasal 25 6,750,375,106 14,188,939,038

Pajak final 39,204,696 39,014,800

Jumlah pajak penghasilan dibayar dimuka 7,633,850,947 15,497,981,995 Hutang (Piutang) pajak penghasilan 11,352,587,749 (6,070,567,739)

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

d. Pajak tangguhan

(21)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban dan kompensasi rugi fiskal. Rincian dari pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut:

September 2011 Desember 2010

Perusahaan:

Aset pajak tangguhan

- Imbalan kerja karyawan 2,535,121,380 2,111,128,000

- Bonus karyawan 479,282,904 615,836,766

- Penyisihan penurunan nilai persediaan - 57,860,508 3,014,404,284 2,784,825,274 Kewajiban pajak tangguhan

- Penyusutan aset tetap (7,830,178,757) (6,594,080,889)

(7,830,178,757)

(6,594,080,889) Aset / ( Kewajiban ) pajak tangguhan, bersih (4,815,774,473) (3,809,255,615)

Rincian aset pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan adalah sebagai berikut:

September 2011 Desember 2010

- Penyusutan aset tetap (1,236,097,868) (2,054,609,259)

- Penyisihan persediaan usang (57,860,508) (12,292,341)

- Imbalan kerja karyawan 423,993,380 795,743,750

- Bonus karyawan (136,553,862) (90,687,630)

(Beban) / manfaat pajak tangguhan, bersih (1,006,518,858) (1,361,845,480)

16.

Beban yang masih harus dibayar

Rincian biaya yang masih harus dibayar per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, terdiri dari :

September 2011 Desember 2010

Telepon, listrik dan air 1,378,358,691 910,496,544

Gaji dan upah 1,917,131,616 2,463,347,063

Lain-lain 632,380,102 423,887,831

Jumlah Beban yang masih 3,927,870,409 3,797,731,438

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

17.

Kewajiban imbalan kerja karyawan

(22)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

yang dikualifikasikan sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.

Jumlah yang diakui dalam penghasilan (beban) sehubungan dengan karyawan adalah sebagai berikut:

September 2011 Desember 2010

Saldo 1 Januari 8,444,512,000 5,261,537,000

Beban imbalan kerja 2,092,460,250 3,371,920,000

Pembayaran manfaat (396,486,732) (188,945,000)

Jumlah Kewajiban imbalan kerja 10,140,485,518 8,444,512,000

18. Modal saham

Rincian pemegang saham Perusahaan sesuai dengan Daftar Pemegang Saham yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek Perusahaan yaitu PT Adimitra Transferindo per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, terdiri dari:

Persentase Jumlah Pemegang saham Jumlah Saham Kepemilikan (%) ( Rp )

Tradesound Investments Limited 258,885,500 87.02 129,442,750,000 Masyarakat ( masing-masing dengan 38,614,500 12.98 19,307,250,000

kepemilikan dibawah 5%)

Jumlah 297,500,000 100.00 148,750,000,000

Persentase Jumlah Pemegang saham Jumlah Saham Kepemilikan (%) ( Rp )

Tradesound Investments Limited 258,885,500 87.02 129,442,750,000 Masyarakat ( masing-masing dengan 38,614,500 12.98 19,307,250,000

kepemilikan dibawah 5%)

Jumlah 297,500,000 100.00 148,750,000,000 30 September 2011

31 Desember 2010

19. Penjualan

Akun tersebut merupakan saldo penjualan ekspor dan lokal untuk periode sembilan bulan yang berakhir tanggal 30 September 2011 dan 2010, yang terdiri dari:

September 2011 September 2010

Ekspor 159,025,189,032 70,949,522,638

Lokal 753,885,926,693 425,416,462,539

Jumlah Penjualan - bersih 912,911,115,724 496,365,985,177

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

20. Beban pokok penjualan

(23)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

berakhir tanggal 30 September 2011 dan 2010, yang terdiri dari:

September 2011 September 2010

Bahan baku yang digunakan 740,077,718,472 393,435,659,668

Beban tenaga kerja langsung 5,464,487,827 4,850,679,461

Beban produksi tidak langsung 51,184,951,961 38,634,744,900

Jumlah Beban pokok penjualan 796,727,158,259 436,921,084,029

21.

Beban penjualan

Akun tersebut merupakan beban pemasaran untuk periode sembilan bulan yang berakhir tanggal 30 September 2011 dan 2010, yang terdiri dari:

September 2011 September 2010

Beban ekspor 1,727,280,377 519,458,125

Beban transportasi dan akomodasi 13,773,947,378 7,431,174,882

Beban operasi pemasaran 1,865,678,017 1,649,086,011

Gaji 1,339,312,397 1,949,388,048

Beban lainnya 5,001,647,062 2,401,990,748

Jumlah Beban penjualan 23,707,865,231 13,951,097,814

22. Beban umum dan administrasi

Akun ini merupakan beban administrasi dan administrasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir tanggal 30 September 2011 dan 2010, yang terdiri dari:

September 2011 September 2010

Gaji 7,898,075,785 5,267,301,627

Beban konsultan 261,350,033 265,050,033

Listrik, air dan telepon 137,698,101 205,689,926

Beban umum kantor 345,097,765 574,253,290

Beban sewa 1,009,950,493 991,065,135

Penyusutan aset tetap 462,308,458 234,569,836

Beban lainnya 1,062,889,156 829,283,675

Jumlah Beban umum dan administrasi 11,177,369,791 8,367,213,522

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

23. Pendapatan/(beban) lain-lain

(24)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

berakhir tanggal 30 September 2011 dan 2010, yang terdiri dari:

September 2011 September 2010

Pendapatan bunga 196,023,480 113,493,179

Laba penjualan aset tetap 46,875,000 177,500,018

Laba selisih kurs 9,294,568,424 7,491,208,452

Beban bunga (16,435,924,201) (11,661,164,008)

Biaya jasa teknik - (2,036,414,219)

Pendapatan jasa maklon 5,360,408,245 6,271,037,688

Lain-lain - bersih (1,070,371,823) (1,411,606,249)

Jumlah Pendapatan/beban lain-lain (2,608,420,875) (1,055,945,140)

24. Laba per saham

September 2011 September 2010

Laba usaha 81,298,722,444 37,126,589,812

Laba bersih 58,697,344,014 26,382,254,048

Rata - rata tertimbang jumlah saham 297,500,000 297,500,000

Laba usaha per saham 273.27 124.80

Laba bersih per saham 197.30 88.68

25. Informasi segmen usaha

Informasi segmen usaha Perusahaan terdiri dari:

September 2011 September 2010

Penjualan bersih 912,911,115,724 496,365,985,177

Laba usaha 81,298,722,444 37,126,589,812

Aset 845,076,331,226 850,469,914,144

Informasi menurut Daerah Geografis Penjualan Bersih :

Ekspor 159,025,189,032 70,949,522,638

Lokal 753,885,926,693 425,416,462,539

Jumlah 912,911,115,724 496,365,985,177

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

26.

Aset dan kewajiban dalam mata uang asing

(25)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

Posisi aset dan kewajiban dalam mata uang asing pada 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

Konversi ke mata

30 September 2011 uang rupiah

Aset

Kas USD 6,316 55,726,068

Bank USD 389,418 3,435,838,279

Piutang usaha

Pihak ketiga USD 4,171,492 36,805,070,563

Pihak yang mempunyai USD 2,908,815.53 25,664,479,421

hubungan istimewa Piutang lain-lain

Pihak yang mempunyai USD 432,120 3,812,594,672

hubungan istimewa

Uang muka pembelian USD - -EUR - -Uang jaminan USD 15,200 134,109,600 Kewajiban

Hutang usaha

Pihak ketiga USD (229,664) (2,026,325,384) SGD (16,088) (109,331,608) EUR (45,574) (544,885,135) RM (25,008) (69,221,646)

Pihak yang mempunyai USD (1,153,950) (10,181,303,585)

hubungan istimewa Hutang lain-lain

Pihak yang mempunyai USD (29,867) (263,515,218)

hubungan istimewa

Beban yang masih harus dibayar USD (33,367) (294,394,129)

Pinjaman bank jangka pendek USD (33,000,000) (291,159,000,000)

Pinjaman dari pihak yang USD (4,000,000) (35,292,000,000)

mempunyai hubungan istimewa

Aset (kewajiban) bersih

USD (30,523,486) (269,308,719,713) RM (25,008) (69,221,646) SGD (16,088) (109,331,608) EUR (45,574) (544,885,135) (270,032,158,102)

Mata uang asing

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

26. Aset dan kewajiban dalam mata uang asing ( lanjutan )

(26)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

Konversi ke mata

31 Desember 2010 uang rupiah

Aset

Kas USD 4,311 38,760,201 Bank USD 275,698 2,478,798,740 Piutang usaha

Pihak ketiga USD 2,079,580 18,697,501,712 Pihak yang mempunyai USD 869,227 7,815,219,957 hubungan istimewa

Piutang lain-lain

Pihak yang mempunyai USD 469,482 4,221,112,752 hubungan istimewa

Uang muka pembelian USD 16,958 152,469,378 Uang jaminan USD 15,200 136,663,200 Kewajiban

Hutang usaha

Pihak ketiga USD (221,823) (1,994,409,424) SGD (13,725) (95,813,178) EUR (11,975) (143,174,296) RM (32,812) (95,679,646) Pihak yang mempunyai USD (3,620,062) (32,547,979,060) hubungan istimewa

Hutang lain-lain

Pihak yang mempunyai USD (69,794) (627,513,808) hubungan istimewa

Beban yang masih harus dibayar USD (23,008) (206,867,895) Pinjaman bank jangka pendek USD (33,000,000) (296,703,000,000) Pinjaman dari pihak yang USD (4,000,000) (35,964,000,000) mempunyai hubungan istimewa

Aset (kewajiban) bersih USD (37,204,231) (334,503,244,247)

EUR (11,975) (143,174,296) SGD (13,725) (95,813,178) RM (32,812) (95,679,646) (334,837,911,367)

Mata uang asing

C. Penjelasan Pos-Pos Neraca dan Laba Rugi ( lanjutan )

27. Standar yang dikeluarkan tapi belum efektif berlaku

(27)

C

at

ata

n A

ta

s L

ap

or

an

K

eu

an

ga

n

Keuangan (DSAK) pada tanggal penyelesaian laporan keuangan Perusahaan tetapi belum efektif pada periode 2011 adalah sebagai berikut:

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:

a.

PSAK No. 10 (Revisi 2010), ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”. Menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.

b. PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja.

c. PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) total tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.

d.

PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”. Menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.

e.

PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”. Mengatur pelaporan keuangan entitas yang melakukan transaksi pembayaran berbasis saham.

f.

PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.

g.

ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”. Memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan total surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (revisi 2010), “Imbalan Kerja”.

h.

ISAK No. 20, “Pajak penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”. Membahas bagaimana suatu entitas memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan karena perubahan dalam status pajaknya atau pemegang sahamnya.

Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar dan Interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya.

Referensi

Dokumen terkait

Hukum Kekekalan Energi mengatakan “Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya”.. Kekal yang

Alat ini dapat dipasang (preliminary cleaners) gas dari sistem penanganan debu yang ada. Alat ini dapat dipasang sejumlah tray pada tiap sisi chamber untuk

merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan teman sejawat dan. satu guru Bahasa Indonesia di sekolah

Genotipe kontrol BP 409, seperti yang terlihat sebelumnya pada Gambar 3, memiliki nilai minimum dan rerata yang lebih rendah dengan nilai pada populasi terseleksi, atau dengan kata

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh yang signifikan pada pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan model pembelajaran think pair

Dengan demikian, pendekatan ini menganalisis hubungan antara arus lalu lintas yang terjadi dengan probabilitas terjadinya breakdown untuk menentukan kondisi pre-breakdown

Subyek penelitian ini adalah kelompok remas dan kelompok preman kampung yang merupakan informan terpenting yang dianggap mampu memberikan informasi yang sesuai dengan

Kumpulan objek Mapper melakukan parsing data pelatihan secara paralel, mengolah item-item data yang diperolehnya melalui proses backpropagation, menghasilkan