• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Ramah Anak Berbasis Kurikulum Syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendidikan Ramah Anak Berbasis Kurikulum Syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN RAMAH ANAK BERBASIS KURIKULUM SYARIAH DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Yunita Wulandari

A510130021

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENDIDIKAN RAMAH ANAK BERBASIS KURIKULUM SYARIAH DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

Yunita Wulandari A510130021

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Murfiah Dewi Wulandari, M.Psi. NIDN. 0610017502

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENDIDIKAN RAMAH ANAK BERBASIS KURIKULUM SYARIAH DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT

Oleh

Yunita Wulandari A510130021

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta pada hari, 29 Nopember 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. Murfiah Dewi Wulandari, M.Psi ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Minsih, M.Pd ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Drs. Suwarno, M.Pd ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum NIP. 1965842819930300

(4)

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah publikasi yang saya serahkan ini benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan plagiat karya orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti naskah publikasi ini hasil plagiat, saya bertanggungjawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surakarta, 27 Nopember 2017 Yang membuat pernyataan,

Yunita Wulandari A510130021

(5)

1

PENDIDIKAN RAMAH ANAK BERBASIS KURIKULUM SYARIAH DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi, kendala, dan solusi implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat. Jenis penelitian kualitatif di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat Surakarta pada bulan Juli – Nopember 2017. Nara sumber penelitian adalah kepala sekolah, guru kelas 2a, 2b, dan 2c dan siswa kelas 2a, 2b, dan 2c. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis interaktif melalui pengumpulan data, sajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian bahwa (1) Implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat diimplikasikan dengan sekolah yang nyaman, siswa yang mudah bertanya, tidak sungkan mengkritik guru, terpenuhinya kebutuhan anak, keamanan yang baik, dan berpartisipasi dalam pemilihan guru baru. Sekolah ramah anak sebagai bentuk pendidikan yang menerapkan belajar tanpa tekanan, belajar dalam kondisi yang menyenangkan, dan tidak ada beban dalam proses pembelajaran itu sendiri. Implementasinya antara lain adalah meniadakan PR, dan dalam pembelajaran guru tidak menggunakan kata-kata yang berlebihan atau menyakiti perasaan siswa, guru menghargai hak anak saat ingin berbicara atau menyampaikan pendapat. (2) Kendala implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat terletak pada kompetensi guru baru yang belum bisa memahami arti dari kurikulum syariah, SDM nya yang masih kurang mumpuni. (3) Solusi implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat adalah guru baru digabungkan dengan guru lama, harapannya guru baru bisa belajar dengan guru lama, dan guru lama bisa memberikan penjelasan lebih baik lagi.

Kata kunci: Pendidikan Ramah Anak, Kurikulum Syariah Abstract

This study aims to determine implementation, constraints, and implementation solutions for child friendly education based syariah curriculum in SD Muhammadiyah PK KottaBarat. Type of qualitative research at SD Muhammadiyah PK KottaBarat in July - Nopember 2017. The research sources are principal, 2a, 2b, and 2c grade teachers and 2a, 2b, and 2c grade students in SD Muhammadiyah PK KottaBarat. Data collection techniques through in-depth interviews, observation, and documentation. The data validity technique uses data triangulation and method triangulation. Interactive analytical techniques through data collection, data presentation, data reduction, and conclusions. The results of the research are (1) Implementation of syariah-based child-friendly education at SD Muhammadiyah PK KottaBarat is implied with convenient schools, easy-to-ask students, does not hesitate to criticize teachers, fulfill children's needs, good security, and participate in new teacher election . Child friendly school as a

(6)

2

form of education that implements learning without pressure, learning in pleasant conditions, and no burden in the learning process itself. Implementation among others is to eliminate PR, and in learning teachers do not use excessive words or hurt the feelings of students, teachers appreciate the rights of children when they want to talk or express opinions. (2) Obstacles implementation of child-friendly education based on syariah curriculum in SD Muhammadiyah PK KottaBarat lies in the competence of new teachers who have not been able to understand the meaning of syariah curriculum; human resources are still not qualified. (3) The implementation solution of syariah-based child-friendly education at SD Muhammadiyah PK KottaBarat is a new teacher combined with the old teacher, hope the new teacher can learn with the old teacher, and the old teacher can give better explanation.

Keywords: Child Friendly Education, Syariah Curriculum

1. PENDAHULUAN

Pendidikan ramah anak atau Sekolah Ramah Anak (SRA) lahir dari dua hal besar yaitu adanya amanat yang harus diselenggarakan Negara untuk memenuhi hak anak sebagaimana tercantum dalam Konvensi Hak Anak yang telah di ratifikasi Indonesia pada Tahun 1990, juga adanya tuntutan dari Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak yang jelas pada pasal 54 yang berbunyi : “ (1) Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain”. Di dalam ayat dua dinyatakan sebagai berikut :“(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintah, dan/atau masyarakat”.

Selain itu adanya program Sekolah Ramah Anak juga dilatarbelakangi adanya proses pendidikan yang masih menjadikan anak sebagai obyek dan guru sebagai pihak yang selalu benar, mudah menimbulkan kejadian bullying di sekolah/madrasah. Data KPAI (2014-2015) tentang Kasus Kekerasan (Kekerasan Fisik, Psikis, Seksual dan Penelantaran Terhadap Anak), sebanyak 10% dilakukan oleh guru. Bentuk-bentuk kekerasan yang banyak ditemukan berupa pelecehan (bullying), serta bentuk-bentuk hukuman yang tidak mendidik bagi peserta didik, seperti mencubit (504 kasus), membentak dengan suara keras (357 kasus) dan menjewer (379 kasus), Data KPAI 2013. Sekolah Ramah Anak lahir juga tidak terlepas dari adanya Program untuk

(7)

3

mengembangkan Kota Layak Anak karena di dalam Kota Layak Anak pemenuhan 31 Hak anak salah satunya melalui adanya Sekolah Ramah Anak. Sekolah Ramah Anak merupakan salah satu indikator penting dari evaluasi Kota Layak Anak.

Pendidikan ramah anak yang diimplementasikan di sekolah secara langsung maupun tidak langsung akan membentuk karakter siswa. Pendidikan karakter tidak saja merupakan tuntutan undang-undang dan peraturan pemerintah, tetapi juga oleh agama. Setiap Agama mengajarkan karakter atau akhlak pada pemeluknya. Dalam Islam, akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajarannya yang memiliki kedudukan yang sangat penting, di samping dua kerangka dasar lainnya, yaitu aqidah dan syariah. Nabi Muhammad SAW dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa kehadiranNya dimuka bumi ini membawa misi pokok untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulia. Akhlak karimah merupakan sistem perilaku yang diwajibkan dalam agama Islam melalui nash al-Quran dan Hadis (Forniawan, 2012).

Salah satu misi dari SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat mengupayakan terbentuknya manusia muslim yang berkualitas ulul albab dan berkarakter Islami. Persoalan yang berkaitan dengan karakter terdapat juga di lingkungan SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat. Sikap dan perilaku siswa disana sangat beragam, hal tersebut disebabkan dari pola asuh orang tua dirumah dan lingkungan sekitar.

SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat merupakan salah satu sekolah sekolah yang menerapkan pendidikan ramah anak. Hal tersebut bertujuan agar anak dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan tanpa terbebani, untuk menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi siswa, dapat tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal, dan lain-lain. Oleh karena itu SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat mendesain pendidikan ramah anak sedemikian rupa dengan penerapan metode-metode yang beragam serta pengelolaan kelas yang menyenangkan, didukung pula dengan penanaman nilai-nilai positif oleh kepala sekolah dan segenap tenaga kependidikan di sana.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah jenis kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Nara sumber atau informan penelitian dalam

(8)

4

penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas 2a, 2b, dan 2c dan siswa kelas 2a, 2b, dan 2c dan di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat.

Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi dengan cara membandingkan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selain itu, menggunakan triangulasi sumber dengan membandingkan narasumber kepala sekolah, guru, dan siswa. Teknik analisis data menggunakan interaktif dengan empat tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Hasil penelitian

3.1.1 Implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat

Implementasi sekolah ramah anak di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat diimplikasikan dengan sekolah yang nyaman, siswa yang mudah bertanya, tidak sungkan mengkritik guru, terpenuhinya kebutuhan anak, keamanan yang baik, dan berpartisipasi dalam pemilihan guru baru. Sekolah ramah anak di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat menurut pandangan guru adalah sekolah yang memperhatikan anak, melakukan pendekatan dari hati, adanya partisipasi dan perlindungan dan perhatian dari guru kepada anak. Implementasi yang dilakukan guru terhadap anak antaranya care atau peduli terhadap anak, adanya rasa empati terhadap anak, memperhatikan anak yang sedang ada masalah, makan siang bersama anak, duduk bersama anak.

Sekolah ramah anak sebagai bentuk pendidikan yang menerapkan belajar tanpa tekanan, belajar dalam kondisi yang menyenangkan, dan tidak ada beban dalam proses pembelajaran itu sendiri. Implementasinya antara lain adalah meniadakan PR, dan dalam pembelajaran guru tidak menggunakan kata-kata yang berlebihan atau menyakiti perasaan siswa, guru menghargai hak anak saat ingin berbicara atau menyampaikan pendapat.

Implementasi pendidikan ramah anak melalui prinsip sekolah ramah anak yang dilakukan di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat diantaranya sebelum kenaikan kelas, guru membuat record setiap siswa. Jadi ketika kenaikan kelas berlangsung, guru kelas yang akan mengajarnya sudah memiliki catatan dari masing-masing siswa. Prinsip ramah anak selanjutnya adalah bahwa setiap guru

(9)

5

atau wali kelas mengetahui latar belakang pekerjaan orang tua siswa. Di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat tidak ada kantor khusus guru, kantor guru berada dikelas masing-masing sehingga kedekatan anak bisa dikembangkan dan dapat memantau perilakunya. Kedekatan antara guru dengan siswa memudahkan anak untuk bertanya atau tidak malu untuk mengemukakan pendapat.

Implementasi pendidikan ramah anak melalui metode pembelajaran dilakukan di kelas dengan sangat beragam, salah satunya adalah metode active learning. Siswa di kelas 2A paling gemar belajar dengan menggunakan metode eksplore, moving class, dengan keleuar kelas. Di kelas 2B metode yang sering digunakan adalah metode ceramah. Penyampaian materi pelajaran menggunakan bahasa Indonesia, namun tetap diajarkan bahasa daerah. Sedangkan kelas 2C penggunaan metode pembelajarannya diterapkan sesuai pembelajaran. Misalnya menggunakan ceramah, kerja kelompok, mix and match, dan permainan. Metode yang paling diminati anak biasanya dengan permainan atau media yang berkaitan dengan fisik.

Implementasi pendidikan ramah anak melalui fasilitas pembelajaran sudah sangat kooperatif dan interaktif. Siswa mendapatkan pelayanan yang baik sehingga memberikan semangat belajar untuk anak. Fasilitas yang didapat dikelas diantaranya, lcd, sound, papan tulis, spidol, alat peraga, buku, reward. Namun fasilitas anak itu yang kurang hanyalah ruang terbuka untuk mereka bermain.

Implementasi pendidikan ramah anak melalui fasilitas sekolah seperti ada ruang hall, ruang an-nafi digedung utara, ada di lantai 2 dan 4, di depan masjid, terdapat ruang ada ruang kosong terkadang anak-anak bermain disitu. Di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat tidak memiliki lapangan, namun sekolah berusaha untuk memberikan space untuk anak-anak bermain. Di sekolah juga tidak ada kantin, karena snack dan makan siang sudah di sediakan dari sekolah.

Implementasi pendidikan ramah anak melalui kurikulum syariah yaitu bahwa ilmu sebenarnya adalah tunggal dari Allah. Ilmu-ilmu yang ada sebenarnya Islam sudah mengajarkannya. Kurikulum syariah mencoba mengembalikan kejayaan Islam yaitu pada waktu belajar tidak mungkin menghilangkan konsep Illahinya. Rutinitas yang telah dilakukan siswa dalam pembelajaran adalah pada waktu

(10)

6

kegiatan pembelajaran di kelas semua berkaitan dengan al qur’an dan setiap memulai dan mengakhiri pelajaran ustadzah selalu mengucapkan salam.

3.1.2 Kendala implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat

Kendala atau kesulitan dalam implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus terletak pada kompetensi guru. Adanya guru baru belum bisa memahami arti dari kurikulum syariah. SDM nya yang masih kurang mumpuni.

3.1.3 Solusi implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat

Usaha dalam mengatasi kendala atau kesulitan dalam implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat adalah guru baru dikolaborasikan dengan guru lama, harapannya guru baru bisa belajar dengan guru lama, dan guru lama bisa memberikan penjelasan lebih baik lagi.

3.2Pembahasan

3.2.1 Implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat

SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat mengembangkan konsep sekolah ramah yang memahami hak anak yang disajikan dalam konsolidasi penguatan karakter Islam. Di sekolah yang ramah anak, siswa dan guru belajar bersama sebagai komunitas belajar, menempatkan anak sebagai pusat pembelajaran dan mendorong partisipasi aktif pembelajaran didasarkan pada penyembahan. Sehingga bisa dikatakan bahwa adanya proses menuju penemuan diri. Pendidikan ramah anak secara langsung atau tidak langsung membentuk karakter siswa. Tidak hanya tuntutan hukum atau peraturan pendidikan, tapi juga di ranah agama. Setiap agama mengajarkan karakter moral atau pada penganutnya. Dalam Islam, moralitas adalah posisi yang penting, disamping kerangka dasar keyakinan Islam dan perilaku Moral yang baik adalah mengagumkan yang berasal dari Alquran dan Hadis.

Prinsip pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah yang diimplikasikan di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat adalah ilmu itu sebenarnya tunggal dari Allah. Ilmu-ilmu yang ada itu sebenarnya Islam sudah

(11)

7

mengajarkannya, hanya kita tidak mau bereksplorasi saja. Jadi disitulah sisi kurikulum syariah mencoba mengembalikan kejayaan Islam itu. Ketika kita belajar tidak mungkin menghilangkan konsep Illahinya

Di dalam pembelajaran di kelas semua berkaitan dengan alquran. Setiap memulai dan mengakhiri pelajaran guru selalu mengucapkan salam. Melakukan ibadah (sholat dhuha), tahfidz, ketika masuk kelas baris membaca hafalan surat bersama-sama, masuk kelas baca iqra’/alqur’an, dan berjabat tangan dengan yang lebih tua. Menurut Ratna bahwa kebiasaan-kebiasaan dalam kurikulum syariah adalah merupakan contoh sebagian kecil dari penguatan karakter, seperti perilaku siswa yang selalu sholat sebelum atau sesudah melakukan tugas atau pekerjaan, berdoa sebelum makan dan mencuci tangan (siswa makan bersama dengan menu yang sama juga.), untuk berdoa saat pelajaran selesai. Di sekolah, siswa mendapatkan makanan ringan dan makan siang dengan makanan pemantauan gizi sekolah, yang merupakan contoh habituasi hidup sehat.

Sesuai dengan kurikulum tahun 2013 digunakan di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat, pembelajaran integratif tematik. Belajar adalah pendekatan tematik terpadu untuk pembelajaran mengintegrasikan berbagai kompetensi berbagai mata pelajaran dalam berbagai tema. Integrasi dilakukan dengan dua cara, integrasi pertama sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran. Kedua, integrasi berbagai konsep dasar yang terkait. Dengan demikian pembelajaran memberi arti penuh kepada siswa, tercermin dalam berbagai tema yang ada. Inovasi dalam pembelajaran juga didorong di SD Muhmmadiyah Program Khusus, seperti halnya model eksplorasi alam semesta melalui pencarian ayat-ayat dalam al qur’an kemudian dikatikan dengan mata Kegiatan ini membuat para siswa menjadi bersemangat dan tantangan untuk melakukannya. Mereka belajar tanpa tekanan.

Proses pendekatan ilmiah yang telah dilakukan oleh SD Muhammadiyah Program Khusus memberi pemahaman kepada siswa untuk mengetahui, memahami berbagai bahan dengan menggunakan pendekatan ilmiah pada kenyataan (Mohamad Ali, 2013: 62). Belajar dari pengalaman mereka tentang realitas adalah sarana proses pembangunan untuk mewujudkan kesadaran akan kemanusiaan manusia (ArifMukhriz: 2014: 243). Ini adalah karakteristik

(12)

8

pendidikan kritis, tidak hanya untuk mendidik tapi juga memberi siswa kebebasan untuk melakukan aktivitas yang lebih positif.

Model mengajar dalam pembelajaran bagi siswa merupakan upaya menyeimbangkan komunikasi dua arah. Belajar tidak hanya kontekstual "Anda" dan "saya", tapi juga ke dalam konteks "kita". Guru dan siswa bersama untuk belajar. Ada kedekatan antara guru dan siswa, sehingga siswa merasa tidak malu untuk bertanya dan memberikan kritik kepada guru. SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat mengolah seperangkat nilai, norma aturan moral, dan praktik yang membentuk perilaku dan hubungan. Tak ayal perkembangan yang terbentuk di jaringan formal, namun dalam perkembangannya tertanam ke dalam budaya sekolah, sudah menjadi merek dagang. Manfaat mengembangkan budaya positif dengan berlalunya waktu membuat iklim secara langsung menggambarkan perasaan dan pengalaman moral di sekolah (Darmiatun Suryatri, 2013: 19). Budaya ini akan mempengaruhi segala sesuatu di sekolah, bagaimana masyarakat sekolah dalam berpikir, merasakan dan bertindak.

Senyum, sapaan dan salam, lalu bertukar sapa pengucapan dengan wajah ceria dan guru menyapa Siswa setiap pagi sebagai tanda selamat datang untuk bersenang-senang belajar bersama. Begitu pula saat mereka pulang, guru dengan sukarela menyerahkan orang tua murid, sebagai bentuk simbolis saat mereka (siswa) diangkat dan kembali ke orang tua. Munculnya semacam "kedekatan" antara siswa dan guru membuat siswa tidak canggung bertanya, bercerita, mengungkapkan pendapat, dll. Menurut Adhim di Wahyono Joko (2012: 39), seorang guru yang efektif akan membantu siswa mengembangkan potensinya, Ia mampu menjalin hubungan baik dengan para siswa dengan cara yang bermartabat. Agar bisa menciptakan kedekatan guru memiliki potensi untuk memiliki cinta untuk anak dan memahami dunia mereka (memiliki rasa cinta kepada anak-anak).

Anak merasa senang dan nyaman berada di lingkungan SD Muhammadiyah Program Khusus karena adanya implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang menyangkan, merasa nyaman dalam belajar, akrab dengan guru dan teman. Hal ini relevan dengan hasil penelitian Ratna bahwa manfaat lain dari pengembangan kurikulum adalah proses pembelajaran yang efektif, model pembelajaran kreatif dan inovatif.

(13)

9

Harapannya adalah siswa merasa enjoy dengan program full day school, sehingga bisa mengembangkan bakat dan potensi siswa yang sesuai dengan impian mereka. Meski masih ada kekurangan dan dalam proses yang panjang, setidaknya usaha yang dilakukan SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat.

3.2.2 Kendala implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat

Kendala atau kesulitan dalam implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus terletak pada kompetensi guru. Adanya guru baru yang belum bisa memahami arti dari kurikulum syariah. SDMnya masih kurang mumpuni. Kendala lain yang dialami guru dalam implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah adalah kesulitan dalam mencari ayat yang di al qur’an kemudian dikaitkan dengan pembelajaran. Selain itu adanya perubahan buku pelajaran sehingga kurikulum syariahnya harus mencari lagi. Selain hambatan dari guru, juga terdapat hambatan dari siswa yaitu siswa ada yang belum bisa membaca al qur’an.

Terjadi proses belajar sedemikian rupa sehingga siswa merasakan senang mengikuti pelajaran, tidak ada rasa takut, cemas dan was-was, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif serta tidak merasa rendah diri karena bersaing dengan teman siswa lain. Terjadi proses belajar yang efektif yang dihasilkan oleh penerapan metode pembelajaran yang variatif dan inovatif. Dalam proses pembelajaran seorang guru harus mampu mengorganisasi setiap kegiatan belajar- mengajar dan menghargai anak didiknya sebagai suatu subjek yang memiliki bekal dan kemampuan. Oleh karena itu, interaksi antara seorang guru dengan siswa harus lebih banyak berbentuk pemberian motivasi dari guru kepada siswa, agar siswa merasa senang, memiliki semangat, potensi dan kemampuan yang dapat meningkatkan harga dirinya. Dengan demikian siswa diharapkan dapat lebih aktif dalam melakukan kegiatan belajar.

Guru sebagai fasilitator menerapkan proses belajar mengajar yang kooperatif, interaktif, baik belajar secara individu maupun kelompok. Terjadi proses belajar yang partisipatif. Murid lebih aktif dalam proses belajar. Guru sebagai fasilitator proses belajar mendorong dan memfasilitasi murid dalam menemukan cara/ jawaban sendiri dalam suatu persoalan. Suatu proses

(14)

belajar-10

mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Dalam tata kelola pembelajaran, guru tidak hanya memberi sejumlah teori, wawasan, dan pengalaman saja kepada siswa, karena boleh jadi ada siswa yang malas, tidak punya semangat, motivasinya rendah, dan tidak memiliki kepercayaan diri yang baik. Untuk itu, dalam proses pembelajaran guru harus mampu memerankan dirinya sebagai pelayan belajar. Selaku pelayan belajar, guru tidak mengartikan mengajar sebagai upaya mentransfer sejumlah ilmu pengetahuan, teori, maupun informasi semata kepada para peserta didik. Mengajar adalah proses membantu kesulitan belajar siswa dalam menemukan dan mengembangkan potensi dan jati dirinya secara utuh.

3.2.3 Solusi implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat

Solusi dari permasalahan atau kendala implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat adalah guru baru digabungkan dengan guru lama, harapannya guru baru bisa belajar dengan guru lama, dan guru lama bisa memberikan penjelasan lebih baik lagi.

Dalam menangani permasalahan tersebut maka murid dilibatkan dalam berbagai aktifitas yang mengembangkan kompetensi dengan menekankan proses belajar melalui berbuat sesuatu (learning by doing, demo, praktek, dan lain sebagainya). Dalam hal ini membaca al qur’an. Melalui berbagai aktivitas dapat menjadi tempat yang menunjang bagi berbagai kegiatan dan kesempatan belajar bagi anak-anak. Hal ini karena dengan melakukan aktivitas dapat merangsang perkembangan serta pertumbuhan fisik dari seorang anak. Melalui kegiatan anak-anak dapat mengembangkan rasa percaya diri, menjadi lebih sosial, belajar mandiri, mengembangkan intelektualnya, dan belajar menyelesaikan permasalahan yang muncul (Kristanto, 2011:46-47).

4. PENUTUP

Implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat diimplikasikan dengan sekolah yang nyaman, siswa yang mudah bertanya, tidak sungkan mengkritik guru, terpenuhinya

(15)

11

kebutuhan anak, keamanan yang baik, dan berpartisipasi dalam pemilihan guru baru. Sekolah ramah anak sebagai bentuk pendidikan yang menerapkan belajar tanpa tekanan, belajar dalam kondisi yang menyenangkan, dan tidak ada beban dalam proses pembelajaran itu sendiri. Implementasinya antara lain adalah meniadakan PR, dan dalam pembelajaran guru tidak menggunakan kata-kata yang berlebihan atau menyakiti perasaan siswa, guru menghargai hak anak saat ingin berbicara atau menyampaikan pendapat. Pembudayaan di sekolah melalui berjabat tangan dengan guru. Metode pembelajaran dilakukan di kelas dengan sangat beragam, salah satunya adalah metode active learning, pelibatan siswa dengan cara guru mendampingi, hamper semua kegiatan di sekolah melibatkan anak dalam proses pemilihan. Rutinitas yang telah dilakukan siswa dalam pembelajaran adalah pada waktu kegiatan pembelajaran di kelas semua berkaitan dengan al qur’an dan setiap memulai dan mengakhiri pelajaran ustadzah selalu mengucapkan salam.

Kendala implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat terletak pada kompetensi guru. Adanya guru baru belum bisa memahami arti dari kurikulum syariah. SDM nya yang masih kurang mumpuni. Kendala atau kesulitan dalam implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus terletak pada kompetensi guru. Solusi implementasi pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah di SD Muhammadiyah Program Khusus KottaBarat adalah guru baru digabungkan dengan guru lama, harapannya guru baru bisa belajar dengan guru lama, dan guru lama bisa memberikan penjelasan lebih baik lagi.

Pendidikan yang berpusat pada anak itu memberikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan pendapatnya dan pemikirannya sendiri dimana guru hanya sebagai pendamping dan solusi bersama. guru disini mengetahui latar belakang keluarga dan pekerjaan orangtua. Pada saat tes masuk sekolah melakukan tes wawancara terhadap siswa dan orangtua. Apabila siswa dites kemampuannya, dan wawancara untuk orang tua hanya meminta komitmen orang tua untuk mendampingi anak-anaknya belajar sesibuk apapun itu.

Pendidikan ramah anak berbasis kurikulum syariah sebagai pendidikan yang berpusat pada anak, penegakan disiplin dengan memperhatikan martabat dan harga diri anak, dan pengembangan kapasitas anak; pengembangan keterampilan, pembelajaran,

(16)

12

kemampuan lainnya, martabat manusia, harga diri, dan kepercayaan diri; pengembangan kepribadian, bakat, dan kemampuan untuk hidup dalam kehidupan di masyarakat; hak anak untuk pendidikan tidak hanya masalah akses, tetapi konten; dan hak anak untuk pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya, maka perlu pendidikan ramah anak yang ada di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta, baik di SD sampai Perguruan Tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Mukhrizal, dkk., 2014. Pendidikan Pos Moderenisme. Yogyakarta: ArRuuz Arismantoro, 2008. Character Building: Bagaimana Mendidik Anak

Berkarakter.Yogyakarta: Tiara Wacana

Bashori Muchsin, dkk., 2010. Pendidikan Islam Humanistik: Alternatif Pendidikan Pembebasan Anak. Bandung: RefikaAditama

Danim, Sudarnawan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif (Ancaman Metodologi, Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora). Bandung. Pustaka Setia

Darmiatun, Suryatri. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Gava Media

Fathoni, Abdurahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta. Rineka Cipta

Forniawan, Ari. 2012. “Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Karakter Terhadap Pendidikan Nasional”. Artikel ilmiah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Metro

Kristanto, Ismatul Khasanah dan Mila Karmila.2011.Identifikasi model sekolah ramah anak (SRA) jenjang satuan pendidikan anak usia dini se-kecamatan Semarang selatan. Jurnal Penelitian PAUDIA, Volume 1 No. 1.e-jurnal. ikippgrismg.ac.id .

Moch Sholeh YAI, Suara Merdeka (online), Senin 13 Juni 2005.

Mohamad Ali, 2013. Inovasi Pembelajaran Dalam Bingkai Pedagogi Humanis Religius. Surakarta: Gubugaksara

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

(17)

13

Ngadiyo. 2013.”Homeschooling, Melejitkan Potensi Anak.” Majalah Embun, Edisi 49-V-Rajab 1434.Mei 2013, hlm 18.

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 12 Tahun 2011 tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak.

Putra, Nusa. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta. Rajawali Press Sugiyono, 2015. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak

Wahyono, Joko. 2012. Cara Ampuh Merebut Hati Murid. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

Referensi

Dokumen terkait

Angket ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai pengaruh kegiatan kerohanian Islam terhadap pembentukan akhlak siswa yang berupa data kualitatif.. Data ini kemudian

Keywords: Training, Productivity.. Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark

Melalui program kewirausahaan masyarakat ini diharapkan mampu mengurangi angka pengangguran yang menurut data BPS bulan Agustus 2011, jumlah penganggur terbuka tercatat

Demikian permohonan ini saya buat, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih. Malang,

[r]

Study on the homology of the gene showed that the xynA gene shared high identity with Structural Analysis of Xylanase from Marine Thermophilic.. Geobacillus stearothermophilus

Visi dari Sekolah Kristen Pelita Nusantara Kasih adalah “Membangun anak -anak bangsa yang berkualitas dan berkarakter”. Pendidikan karakter di SMA

Pelindo II cabang Tanjung Priok adalah populasinya tidak terbatas ( infinite ), panjang antrian juga tidak terbatas ( infinite ), pola kedatangan pengunjung berdistribusi