53 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
2 Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
PENGARUH EKSTRAK BIJI DAN KULIT KELENGKENG (Dimocarpus longan) TERHADAP
KOLESTEROL TOTAL MENCIT (Mus musculus)
Firda Fitra Qolbina1, Djoko Marsudi2, Yuani Setiawati3
Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya Email: [email protected]
ABSTRAK
Hiperlipidemia adalah peningkatan konsentrasi lipid, kecuali HDL, dalam plasma akibat ketidakseimbangan antara asupan dan perombakan lemak. Kolesterol, salah satu variabel lipid yang berpengaruh besar terhadap kadar lipid plasma. Berbagai komplikasi hiperkolesterolemia menyebabkan penyakit ini membutuhkan pengobatan efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total. Kelengkeng merupakan tanaman potensial dan mudah tumbuh di daerah panas seperti Indonesia. Ekstrak biji dan kulit kelengkeng mengandung flavonoid, saponin dan tannin yang bekerja sebagai antihiperkolesterol dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antihiperkolesterolemia dari ekstrak biji dan kulit kelengkeng. Empat puluh mencit dibagi secara acak dalam 8 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif, kelompok P1, P2, P3, P4, P5 dan P6. Semua mencit diinduksi dengan pakan tinggi lemak secara oral setiap hari selama
tujuh hari. Setelah tahap induksi, dilakukan pengukuran kadar kolesterol total dengan menggunakan Total
Cholesterol Meter. Pada masing-masing kelompok diberi perlakuan CMC Na 0,5%, kolestiramin (0,8 g/kg
BB), ekstrak biji Dimocarpus longan (70 mg/kg BB, 35 mg/kg BB, 17,5 mg/kg BB) dan kulit Dimocarpus
longan (70 mg/kg BB, 35 mg/kg BB, 17,5 mg/kg BB) secara sonde selama tujuh hari setiap pagi hari. Pada
akhir penelitian dilakukan pengukuran kadar kolesterol total kedua.
Ekstrak biji dan kulit Dimocarpus longan dosis 70 mg/kg BB dan 35 mg/kg BB, serta kolestiramin dosis 0,8
g/kg BB dapat menurunkan kadar kolesterol total secara signifikan (p< 0.05). Penurunan kadar kolesterol total pada ekstrak biji dan kulit Dimocarpus longan tidak sebaik kolestiramin, tetapi dosis 70 mg/kg BB mempunyai kecenderungan mendekati kolestiramin.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak biji dan kulit Dimocarpus longan mempunyai efek
antihiperkolesterol pada mencit.
Kata kunci : Dimocarpus longan, kadar kolesterol total, hiperkolesterol
ABSTRACT
Hyperlipidemia is enhancement of lipid concentration, except HDL, in the plasma because an imbalance between fat intake and catabolism. Cholesterol, lipid variables which has major influence on plasma lipid levels. Various complications of hypercholesterolemia causes the disease requires an effective treatment for lowering total cholesterol levels. Kelengkeng (Dimocarpus longan) is a potential plant and easy to grow in hot regions such as Indonesia. Seed and skin extracts of kelengkeng contain flavonoids, saponins and tannins which work as an antihypercholeserol and an antioxidant. This study aimed to determine antihypercholesterolemia activity of seed and skin ethanolic extract of kelengkeng.
Fourty mice random divided into 8 groups were negative control, positive control, P1, P2, P3, P4, P5, and P6 groups. All mice were induced by high-fat feed orally every day for seven days. After inducing, total cholesterol levels were measured by Total Cholesterol Meter. Each groups treated with CMC Na 0,5%, kolestiramin (0,8 g/kg BW), Dimocarpus longan seed extract (70 mg/kg BW, 35 mg/kg BW, 17,5 mg/kg BW) and Dimocarpus longan skin extract (70 mg/kg BW, 35 mg/kg BW, 17,5 mg/kg BW) in seven days every morning. At the end of treatment, total cholesterol levels were measured.
Dimocarpus longan seed and skin extract dose of 70 mg/kg BW and 35 mg/kg BW, and kolestiramin can lower total cholesterol levels significantly (p <0.05). Total cholesterol levels degression in Dimocarpus longan seed and skin extracts not as much as kolestiramin, but dose of 70 mg/kg BW was close enough.
This study concluded that seed and skin ethanolic extract of Dimocarpus longan possess antihypercholesterol effect in mice.
54 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
2 Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga PENDAHULUAN
Hiperlipidemia adalah peningkatan konsentrasi lipid, kecuali HDL, dalam plasma karena terjadi
ketidakseimbangan antara asupan dan
perombakan lemak. Keadaan ini mengakibatkan aterosklerosis yang merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler [1]. Sekitar 9 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit kardiovaskuler dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat mencapai 19 juta pada tahun 2020 [2]. Di Indonesia Penyakit Jantung Koroner menduduki peringkat pertama. Sensus nasional tahun 2001 tercatat kematian
karena penyakit kardiovaskuler, termasuk
Penyakit Jantung Koroner, adalah 26,4%, dan hingga saat ini Penyakit Jantung Koroner merupakan penyebab utama kematian, yaitu sekitar 40% kematian laki-laki usia menengah [3][4]. Kolesterol total adalah salah satu variabel lipid yang berpengaruh besar terhadap kadar lipid plasma. Pemantauan dan penurunan kadar kolesterol penting untuk dilakukan karena setiap penurunan kolesterol total 1% dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskular sebesar 2% [5].
Pengobatan hiperlipidemia dapat melalui
nonfarmakologi seperti peningkatan aktivitas fisik, penurunan berat badan dan pengaturan diet dengan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin dan antioksidan seperti yang mengandung
flavonoid [6][7]. Pemberian madu yang
mengandung flavonoid dan vitamin C dapat menurunkan kolesterol total pada manusia dan mencit [8][9].
Pengobatan juga dapat dilakukan melalui terapi farmakologi dengan pemberian obat golongan statin dengan mekanisme keja sebagai inhibitor kompetitif dari enzim HMG CoA reduktase (enzim dalam biosintesis kolesterol) sehingga dapat
menurunkan sintesis kolesterol hepatik.
Pemberian obat golongan tersebut memiliki efek samping diantaranya nyeri dan lemah otot,
peningkatan serum kreatin kinase,
rhabdomyolisis, mioglobinuria, dan miopati [10]. Selain statin, juga ada golongan lain seperti niacin, fibrat, resin terikat asam empedu, dan penghambat absorbsi kolesterol [11]. Niacin memiliki efek samping gangguan fungsi hati, gatal, dan kemerahan pada kulit. Fibrat dan resin terikat asam empedu memiliki efek samping pada gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare, dan kembung [12]. Oleh karena itu perlu suatu terapi hiperlipidemia yang berasal dari alam atau tergolong alamiah yang memiliki efektivitas yang sama dengan senyawa hipokolesterolemik sintetik yaitu dengan pemanfaatan ekstrak biji dan kulit kelengkeng.
Biji Dimocarpus longan mengandung flavonoid,
saponin, minyak atsiri, tanin, senyawa fenolik seperti corilagin, asam galat, dan asam ellagat sebagai antiplasmodial, antimikroba, antiinflamasi,
antikarsinogen dan antioksidan [13][14][15].
Antioksidan alami dapat mengurangi resiko
penyakit jantung koroner (kardiovaskular),
terutama dari golongan senyawa flavonoid [16].
Kulit Dimocarpus longan golongan fenolik,
saponin, asam galat, glikosida, flavonoid, dan hidroksinamat dengan kandungan utama flavon berupa kuersetin dan kaemferol [13][14][15]. Ekstrak etanol kulit buah kelengkeng dapat digunakan sebagai antidiabetes, antikarsinogen dan antihiperkolesterol [16]. Senyawa flavonoid dapat mengurangi oksidasi kolesterol LDL, menurunkan sintesis kolesterol dengan cara menghambat aktivitas enzim
3-hidroksi-3-metil-glutaril-CoA dan aktivitas enzim acyl-CoA
cholesterol acyl transferase (ACAT) pada sel
HepG2 yang berperan dalam penurunan
esterifikasi kolesterol pada usus dan hati. Saponin merupakan senyawa steroid yang dapat mengikat
lemak dan kolesterol kemudian
mengekskresikannya dari dalam tubuh serta dapat berikatan dengan asam empedu dan kolesterol (dari makanan) membentuk misel sehingga tidak dapat diserap oleh usus. Tanin dapat menghambat penyerapan lemak dalam tubuh dengan cara berikatan dengan protein tubuh dan melapisi dinding usus [1][15]. Berdasar mekanisme diatas, peneliti melakukan uji ekstrak
biji dan kulit buah kelengkeng (Dimocarpus
longan) terhadap kadar kolesterol total mencit (Mus musculus) dengan dosis yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian oleh Muhtadi (2013), yaitu 70 mg/kg BB, 35 mg/kg BB, dan 17,5 mg/kg BB.
METODE Hewan Coba
Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mencit (Mus musculus). Mencit diperoleh
dari Laboratorium Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Mencit yang digunakan mencit jantan, berumur sekitar 3 bulan, berat badan berkisar 20-25 gram sebanyak 40 mencit. Mencit dibagi secara acak dalam 8 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif, kelompok P1, P2, P3, P4, P5 dan P6. Masing-masing kelompok terdiri atas empat ekor mencit utama dan satu ekor mencit cadangan.
55 Bahan dan Alat
Alat yang digunakan adalah timbangan
Cen-O-Gram merk, timbangan sartorius, kandang mencit,
tempat makan dan minum mencit, sonde, spuit 5 cc, total cholesterol test meter, total cholesterol
test strips. Bahan yang digunakan antara lain ekstrak biji kelengkeng, ekstrak kulit kelengkeng, aquadest, CMC Na 0,5% dan pakan tinggi lemak.
Pembuatan Ekstrak Etanol Biji dan kulit Buah Kelengkeng (Dimocarpus longan)
Ekstraksi kandungan dari buah kelengkeng (Dimocarpus longan) dilakukan secara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol absolut. Bagian yang akan diekstraksi adalah biji dan kulit,
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
Setelah kering diblender sampai halus, kemudian serbuk ditimbang 100 g dan direndam dengan etanol absolut sebanyak dua kali volume serbuk kemudian dikocok, simpan 24 jam dalam wadah tertutup, setelah 24 jam filtrat disaring dan pelarut diganti. Penggantian pelarut dilakukan hingga cairan berwarna bening. Ekstrak yang diperoleh, dikumpulkan dan diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator pada tekanan rendah dengan
temperatur 40⁰C sampai didapatkan ekstrak
etanol yang kental (sampai etanol tidak menetes) kemudian disimpan dalam eksikator sampai didapatkan berat yang konstan.
Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Biji dan kulit Buah Kelengkeng (Dimocarpus longan)
Timbang CMC-Na 400 mg, pindahkan ke dalam
cawan uap, tambahkan aquadest panas
(panaskan sendiri) ±5 ml sambil diaduk, diamkan sebentar hingga mengembang (seperti lem kanji). Lalu timbang ekstrak etanol biji dan kulit buah
kelengkeng (Dimocarpus longan) sesuai dosis,
gerus dalam mortar kemudian tambahkan CMC-Na yang telah mengembang sambil digerus sampai homogen. Terakhir tambahkan aquadest.
Perlakuan
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
eksperimental metode true experiment yang
dirancang dengan menggunakan metode
pretest-postest control group design. Dengan jumlah sampel mencit 40 ekor. Mencit dibagi secara acak dalam 8 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif, kontrol positif, kelompok P1, P2, P3, P4, P5 dan P6. Setelah aklimatisasi selama tujuh hari, semua mencit diinduksi dengan pakan tinggi lemak secara oral setiap hari selama tujuh hari. Pada hari ke-15, dilakukan pengukuran kadar kolesterol
total dengan menggunakan Total Cholesterol
Meter. Pada masing-masing kelompok diberikan perlakuan yaitu: kelompok kontrol negatif [C(-)] diberi CMC Na 0,5%, kontrol positif [C(+)] diberi kolestiramin 0,8 g/kg BB, P1 diberi ekstrak biji Dimocarpus longan dosis 70 mg/kg BB, P2 diberi
ekstrak biji Dimocarpus longan dosis 35 mg/kg
BB, P3 diberi ekstrak biji Dimocarpus longan
dosis 17,5 mg/kg BB, P4 diberi ekstrak kulit Dimocarpus longan dosis 70 mg/kg BB, P5 diberi
ekstrak kulit Dimocarpus longan dosis 35 mg/kg
BB, P6 diberi ekstrak kulit Dimocarpus longan
dosis 17,5 mg/kg BB secara sonde selama tujuh hari setiap pagi hari. Pada akhir penelitian dilakukan pengukuran kadar kolesterol total kedua.
Pemeriksaan Kolesterol Total
Pengukuran kolesterol total mencit (Mus
musculus) dilakukan dua kali, yaitu setelah induksi dan setelah perlakuan dilakukan. Darah mencit diambil dari vena lateralis ekor. Ekor mencit dilukai dengan menggunakan lancet, kemudian meneteskan sampel darah mencit ke Total Cholesterol Test Strips dan dibaca kadar kolesterolnya.
Analisis Data
Data rerata penurunan kadar kolesterol total
kemudian diuji dengan One Way Anova
dilanjutkan dengan Post Hoc LSD untuk yang
berdistribusi normal dan Kruskal-Wallis
dilanjutkan dengan Post Hoc Mann-Whitney Test
untuk yang tidak berdistribusi normal.
HASIL DAN ANALISIS
Dari data rerata penurunan masing-masing kelompok tampak terdapat penurunan rerata lebih tinggi pada kelompok biji dan kulit dosis 70 mg/kg
BB, 35 mg/kg BB, 17,5 mg/kg BB apabila
dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Untuk itu perlu dilakukan uji statistik lebih lanjut guna melihat apakah penurunan rerata tersebut signifikan atau tidak.
Tabel 1. Persentase Rerata Penurunan Kadar
Kolesterol Total Mencit (Mus musculus)
N Rerata Standar Deviasi Biji dosis 70 mg/kgBB 4 14.11675 2.759118 Biji dosis 35 mg/kgBB 4 12.21675 5.380981
56 Biji dosis 17,5 mg/kgBB 4 4.43600 1.221005 Kulit dosis 70 mg/kgBB 4 15.24050 9.899857 Kulit dosis 35 mg/kgBB 5 13.04220 5.670694 Kulit dosis 17,5 mg/kgBB 4 6.88450 3.758655 Kolestiramin 5 19.42540 6.768561 CMC Na 0,5% 4 2.94725 1.669617 Total 34 11.34426 7.300415
Uji normalitas data untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari distribusi yang normal.
Uji dilakukan dengan metode uji One-Sample
Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas dengan distribusi normal menjadi syarat untuk dapat
dilanjutkan dengan uji statistik parametrik,
sehingga perhitungan statistik berikutnya dapat
dilanjutkan dengan uji One-way Anova,
sedangkan apabila sampel tidak terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji statistik non-parametrik. Sampel dikatakan terdistribusi normal apabila nilai signifikansi>α, α = 0,05.
Tabel 2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Rerata Penurunan Kolesterol Total dari Mencit (Mus musculus)
Dalam uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, untuk variabel kadar kolesterol total, nilai signifikansi pada uji normalitas untuk variabel rerata penurunan kolesterol pada semua kelompok adalah lebih dari 0,05, sehingga mempunyai arti bahwa sampel terdistribusi normal dan dapat dilakukan uji selanjutnya yaitu uji homogenitas. Sampel dikatakan homogen apabila memenuhi syarat sig>α, dimana α = 0,05. Dari uji diperoleh nilai signifikansi pada variabel biji adalah homogen, sedangkan sampel dari variabel kulit tidak homogen.
Tabel 3. Uji Homogenitas Levene Test Rerata
Penurunan Kolesterol dari mencit (Mus musculus)
Variabel P
Biji 0,181
Kulit 0,028
Dari uji Anova diperoleh nilai signifikansi variabel biji, sig. = 0,000, yang memiliki arti ada perbedaan bermakna rerata antara kelompok yang diuji.
Dilanjutkan dengan uji post hoc LSD.
Tabel 4. Uji Statistik Post Hoc LSD Ekstrak Biji
Kelengkeng (Dimocarpus longan)
Kelompok Kelompok Sig.
Biji dosis 70 mg/kg BB Biji dosis 35 mg/kg BB 0,547 Biji dosis 17,5 mg/kg BB 0,006 Kolestiramin 0.089 CMC Na 0,5% 0,002 Biji dosis 35 mg/kgBB Biji dosis 17,5 mg/kg BB 0,023 Kolestiramin 0,026 CMC Na 0,5% 0,009 Biji dosis 17,5 mg/kg BB Kolestiramin 0,000 CMC Na 0,5% 0,637
Untuk varibel kulit digunakan uji statistik Kruskal-Wallis, didapatkan nilai signifikansi ,sig. = 0,016.
Dilanjutkan dengan menggunakan uji non
parametrik Mann-Whitney.
Tabel 5. Uji Statistik Post Hoc Mann-Whitney
Ekstrak Kulit Kelengkeng (Dimocarpus longan)
Kelompok Kelompok Sig.
Kulit dosis 70 mg/kgBB Kulit dosis 35 mg/kg BB 0,624 Kulit dosis 17,5 mg/kg BB 0,248 Kolestiramin 0.624 CMC Na 0,5% 0,021 Kulit dosis 35 mg/kgBB Kulit dosis 17,5 mg/kg BB 0,110 Kolestiramin 0,251 CMC Na 0,5% 0,027 Kulit dosis 17,5 mg/kg BB Kolestiramin 0,014 CMC Na 0,5% 0,149 Untuk perbandingan kelompok perlakuan biji dan
kulit kelengkeng (Dimocarpus longan) dengan uji
statistik Kruskal-Wallis, didapatkan nilai sig.=
0,051 yang berarti tidak ada beda yang bermakna pada setiap kelompok.
Variabel Kelompok P Rerata Penurunan Kolesterol Total Biji dosis 70 mg/kgBB 0,407 Biji dosis 35 mg/kgBB 0,496 Biji dosis 17,5 mg/kgBB 0,421 Kulit dosis 70 mg/kgBB 0,549 Kulit dosis 35 mg/kgBB 0,590 Kulit dosis 17,5 mg/kgBB 0,524 Kolestiramin 0,562 CMC Na 0,5% 0,501
57 PEMBAHASAN
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, hasil yang ingin dicapai pada studi
pendahuluan ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pemberian ekstrak biji dan kulit
kelengkeng (Dimocarpus longan) dalam dosis
tertentu terhadap kadar kolesterol total mencit (Mus musculus). Pemilihan ekstrak biji dan kulit Dimocarpus longan dalam penelitian ini karena terdapat kandungan flavonoid, tanin dan saponin yang mampu menurunkan kolesterol total dengan mekanisme yang berbeda [13][14][15]. Flavonoid dapat mengurangi oksidasi kolesterol LDL, menurunkan sintesis kolesterol dengan cara menghambat aktivitas enzim
3-hidroksi-3-metil-glutaril-CoA dan aktivitas enzim acyl-CoA
cholesterol acyl transferase (ACAT) pada sel
HepG2 yang berperan dalam penurunan
esterifikasi kolesterol pada usus dan hati. Saponin dapat mengikat lemak dan kolesterol kemudian mengekskresikannya dari dalam tubuh serta dapat berikatan dengan asam empedu dan kolesterol (dari makanan) membentuk misel sehingga tidak dapat diserap oleh usus. Tanin dapat menghambat penyerapan lemak dalam tubuh dengan cara berikatan dengan protein tubuh dan melapisi dinding usus [1][15].
Pemilihan dosis berdasarkan penelitian
sebelumnya. Muhtadi et al (2013) mendapatkan
bahwa pemberian ekstrak kulit kelengkeng dengan dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB dan
500 mg/kgBB memberikan efek
antihiperkolesterol pada tikus. Pada penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu ekstrak biji dan kulit kelengkeng dengan 3 macam dosis, dosis 70 mg/kgBB, 35 mg/kgBB dan 17,5 mg/kgBB
mengacu pada penelitian Muhtadi et al (2013).
Pembuatan ekstrak biji dan kulit kelengkeng
dengan metode maserasi ethanol extract.
Sebelum disondekan ke mencit, ekstrak dibuat suspensi menggunakan suspensator CMC Na 0,5% agar mudah larut. Suspensi dibuat baru setiap 3 hari. Pemberian ekstrak biji dan kulit dimulai pada hari ke-15 setelah diaklimatisasi selama 7 hari, diinduksi dengan pakan tinggi lemak selama 7 hari dan setelah dilakukan
pemeriksaan kolesterol total pertama.
Penginduksian dengan pakan tinggi lemak dalam bentuk palet memiliki kelemahan yaitu didapatkan ketidakseragaman hasil pengukuran kolesterol total yang terlihat dari hasil nilai SD (standard deviasi) yang cukup besar. Nilai SD dapat disebabkan karena jumlah sampel yang kecil. Ekstrak diberikan secara per oral dengan dosis sesuai kelompok perlakuan setiap pagi hari. Pada hari ke-22, dilakukan pengambilan darah kedua
dari vena lateralis ekor. Tujuh hari setelah pemberian kolestiramin didapatkan penurunan rerata kadar kolesterol total secara signifikan 19,4 %. Ekstrak biji dan kulit kelengkeng memberikan penurunan kadar kolesterol toal yang signifikan pada kelompok dosis 70 mg/kg BB dan kelompok dosis 35 mg/kg BB (Tabel 1). Berdasar hasil penelitian menunjukkan bahwa efek dari ekstrak
biji dan kulit bekerja secara dose-dependent
dimana semakin besar dosis, efek yang
didapatkan semakin besar (Tabel 1).
KESIMPULAN
Ekstrak biji dan kulit kelengkeng (Dimocarpus
longan) pada dosis 35 mg/kg BB dan 70 mg/kg BB dapat menurunkan kadar kolesterol total
mencit (Mus musculus). Ekstrak biji dan kulit
Dimocarpus longan memiliki keefektifan yang sama dalam menurunkan kadar kolesterol total
mencit dan berdasar dose dependent.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Yuani Setiawati, M.Ked selaku dosen pembimbing pertama, dr. Djoko Marsudi, MS., Sp.PK selaku dosen pembimbing kedua, Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan Dr. Florentina Sustini, dr., MS sebagai Penanggung Jawab Modul Penelitian
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arief, M.I., Novriansyah, R., Budianto, I.T., &
Harmaji, M.B. 2012. Potensi Bunga
Karamunting (Melastoma malabathricum L.)
terhadap Kadar Kolesterol Total dan
Trigliserida pada Mencit Hiperlipidemia yang Diinduksi Propiltiourasil. Prestasi, Vol. 1, No. 2 : 118-126.
2. Hutter, C.M., Austin, M.A., & Humphries, S.E.
2004. Familial Hypercholesterolemia,
Peripheral Arterial Disease, and Stroke: A
HuGE Minireview. American Journal of
Epidemiology, Vol. 160, No.5 : 430-435.
3. Depkes RI. 2003. Survei kesehatan nasional
2001: pola penyakit penyebab kematian di Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
58
4. WHO. 2001. World Health Organization
Report 2000. Geneva: WHO
5. Riansari, A., & Suhardjono. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha) terhadap Kadar Kolesterol Total
Serum Mencit Jantan Galur Wistar
Hiperlipidemia. Diakses: Juni 29, 2014.
Disitasi dari:
http://eprints.undip.ac.id/24176/1/Anugerah_ R.pdf
6. Anwar, B.T. 2004. Manfaat Diet pada
Penanggulangan Hiperkolesterolemia.
Repository USU. Hlm. 4-5.
7. Ninaprilia, Z., E. Kurniawaty, & R. Wintoko.
2014. Pengaruh Pemberian Minyak Zaitun
Ekstra Murni Dan Madu Terhadap Kadar Kolesterol Total Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague dawley Di Induksi Diet Tinggi Kolesterol. Medical Journal of Lampung University. Vol. 3, No. 3: 178-187. Diakses: 31 Desember 2014.
Disitasi dari:
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/m ajority/article/viewFile/233/231
8. Bogdanov, S., Tomislav, J., Robert, S.,
Peter, G. 2008. Honey for Nutrition and
Health: a Review. American Journal of the College of Nutrition. Hlm. 677-689.
9. Inayah, Marianti, A., & Lisdiana. 2012. Efek
Madu Randu dan Kelengkeng dalam
Menurunkan Kadar Kolestero pada Tikus
Putih Hiperkolesterolemik. Unnes Journal of
Life Science, Vol. 1, No.1 : 1-5. Disitasi dari: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/Unne sJLifeSci/article/view/893/918
10. Katzung BG. 2002. Farmakologi dasar dan klinik. Terjemahan oleh Sjabana D. Jakarta: Salemba Medika.
11. Harvey, R. A., & Champe, P.C., 2013. Farmakologi: Ulasan Bergambar. Jakarta., Penerbit Buku Kedokteran EGC.
12. Suyatna, 2011. Hipolipidemik dalam
Farmakologi dan Terapi, Jakarta:
Departemen Farmakologi Terapeutik
Fakultas Kedokteran UI. pp. 373-385.
13. Jaitrong, S., Nithiya R., & John A.M., 2006, Analysis of The Phenolic Compounds in Longan (Euphoria longan Lour. Steud) Peel. Journal. Diakses: 29 Juni 2014. Disitasi dari:
http://www.agro.cmu.ac.th/Research/WebAja rn/ppp/nr_0062.pdf
14. Santi, R.N., Muhtadi, & Indrayudha, P. 2011. Antibacterial Activity Ethanol Extract of Longan Seed and Peel (Euphoria longan (Lour.) Steud) Against Escherichia coli and Staphylococcus aureus and also Toxicity Against Artemia salina Leach. Pharmacon, Vol. 12, No. 1 : 33-39.
15. Suwarso. 2013. Kajian Pustaka Senyawa Saponin Pada Biji Kelengkeng (Dimocarpus longan). Diakses: 29 Juni 2014. Disitasi dari:
http://lppm.stfb.ac.id/repository/func-download/108/chk,18535816de04d77c18811 9dbca233f19/no_html,1/
16. Tandon V.R.. Verma S.. Singh J. B., Mahajan
A. 2005. Antioxidants and Cardiovascular
Health. Drug Review. April-June 2005. Vol. 7 No. 2. 61-64.
17. Muhtadi, Haryoto, & Sujono, T.A. 2013. Pemanfaatan Kulit dan Biji Buah Beberapa Tumbuhan Asli Indonesia untuk Bahan Obat Herbal. Diakses: 5 Juli 2014. Disitasi dari: http://www.researchgate.net/profile/Muhtadi_ Muhtadi/publication/260430865_LAPORAN_ AKHIR_PENELITIAN_UNGGULAN_PERGU RUAN_TINGGI_PEMANFAATAN_KULIT_D AN_BIJI_BUAH_BEBERAPA_TUMBUHAN_ ASLI_INDONESIA_UNTUK_BAHAN_OBAT_ HERBAL_UNIVERSITAS_MUHAMMADIYAH _SURAKARTA_DESEMBER_2013_Bidang_ Unggulan*__Pengembangan_Jamu_menjadi _OHT_dan_Fitofarmaka_KodeNama_Rumpu n_Ilmu**__403.Biologi_Farmasi/links/0deec5 31426d0498f2000000