BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.4 Gambaran Umum Bandara Halim Perdanakusuma
Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma adalah sebuah bandar
udara di Jakarta, Indonesia. Bandar udara ini juga digunakan sebagai markas
Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) TNI-AU. Sebelumnya bandar
udara ini bernama Lapangan Udara Cililitan. Bandara Halim Perdanakusuma
beroperasi sementara menjadi bandara komersial mulai tanggal 10 Januari 2014
untuk mengalihkan penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta yang dinilai telah
penuh sesak.
Pada masa perang kemerdekaan, Halim Perdanakusuma dan Opsir
Iswahyudi mendapat tugas untuk membawa pesawat tempur yang baru dibeli.
Pesawat itu sendiri berada di Muangthai (Thailand). Untuk mempelajari pesawat
tempur yang sebelumnya merupakan pesawat angkutan itu, Halim hanya
membutuhkan waktu selama kurang lebih 5 hari. Tapi dalam buku sejarah yang
dikeluarkan Mabes TNI AU itu, tidak tersebutkan negara mana yang membuat
pesawat tersebut.
Dari Thailand pesawat menuju ke Indonesia. Namun malang, pesawat itu
tak kunjung sampai. Diperkirakan, pesawat itu terjatuh di kawasan pantai selat
Malaka. Tak lama kemudian, nelayan menemukan sosok mayat yang terdampar di
kawasan pantai. Dan saat itu kodisi jenazah sangat sulit diidentifikasi. Namun
akhirnya jenazah itu diduga merupakan jenazah Halim Perdanakusuma.
Sedangkan jenazah Iswahyudi hingga kini belum diketemukan.
Sebagai penghormatan atas jasa dan perjuangan Halim pemerintah
Indonesia menganugerahi gelar pahlawan nasional dan mengabadikan namanya di
sebuah lapangan terbang (Bandar Udara) internasional Halim Perdanakusuma di
Jakarta. Juga dengan mengabadikan namanya pada kapal perang KRI Abdul
Halim Perdanakusuma. Sedangkan Iswahyudi diabadikan sebagai Pangkalan TNI
AU di Madiun.
874.1.2 Gambaran Umum PT. Angkasa Pura II
PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik
Negara di lingkungan Departemen Perhubungan yang bergerak dalam bidang
usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di
wilayah Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari
Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan
Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara
Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak
13 Agustus 1984.
Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan
nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah
Nomor 20 tahun 1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah
Nomor 26 tahun 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya pada
87
Sejarah Bandara Halim Perdanakusuma (2014, 19 Desember). Website Bandara Halim Perdanakusuma [online]. Diakses oleh Meilani Cantika, tanggal 19 Desember 2014, pukul 10.30 WIB dari www.halimperdanakusuma-airport.co.id
17 Maret 1992 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring perjalanan perusahaan, pada 18
November 2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN
Nomor 38 resmi berubah menjadi PT. Angkasa Pura II (Persero).
Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan
pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara
dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki
perusahaan dan penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut
diharapkan agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi
dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan
kepercayaan masyarakat.
Kiprah Angkasa Pura II selama 28 tahun, telah menunjukkan kemajuan
dan peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui
penambahan berbagai sarana prasarana dan peningkatan kualitas pelayanan pada
bandara yang dikelolanya.
4.1.3 Sejarah Singkat Perusahaan
Seiring dengan perkembangan teknologi penerbangan dan tuntutan
pertumbuhan ekonomi serta kebutuhan masyarakat dalam peningkatan sarana dan
prasarana perhubungan, keberadaan bandar udara di Ibukota Republik Indonesia
membuat pengembangan baik teknologi maupun fasilitas lainnya.
Sebagaimana diketahui, bandar udara yang dimiliki Jakarta saat ini adalah
Kemayoran dan Halim Perdanakusuma. Bandar udara Kemayoran lokasinya tidak
mungkin lagi untuk dikembangkan, sedangkan Halim Pedanakusuma karena
peruntukannya (khusus untuk penerbangan militer dan tamu negara) juga tidak
dapat dikembangkan untuk penerbangan umum. Oleh karena itu, pemerintah
kemudian memilih beberapa lokasi untuk calon pembangunan bandar udara baru
dari tiga lokasi (Jonggol, Tambun dan Cengkareng), ternyata Cengkarenglah yang
ditetapkan sebagai bandar udara untuk Ibukota Republik Indonesia. Pembangunan
Bandar udara ini dibiayai oleh Konsorsium (gabungan) beberapa perusahaan baik
dalam negeri maupun luar negeri dan dikoordinir oleh suatu badan proyek yang
kemudian dikenal dengan proyek pembangunan Jakarta Internasional Airport
Cengkareng (JIA-C). Untuk mengelola bandar udara baru tersebut pemerintah
membentuk suatu badan usaha yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum)
dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta–Cengkareng (PPUJC) pada
tanggal 13 Agustus 1984. Pembentukan PPUJC ditetapkan dalam peraturan
Pemerintah No. 20 tahun 1984. Pada awalnya PPUJC hanya bertugas mengelola
pelabuhan udara Jakarta Internasional Cengkareng, Sementara Pelabuhan Udara
(Pelud) Kemayoran ditutup, sedangkan Pelud Halim Perdanakusuma masih
dibawah pengelolaan PT. Angkasa Pura II (Persero). Selanjutnya pengelolaan
Halim Perdanakusuma dialihkan oleh pemerintah dari PAP kepada PPUJC
berdasarkan keputusan Menhub Nomor : KM.171/HK.208/Phb-85.
Pada waktu meresmikan Bandar udara tahun 1985, Presiden RI
menetapkan penggantian nama Pelabuhan Udara Internasional Soekarno-Hatta
sebagai penghargaan terhadap pahlawan Proklamator Kemerdekaan. Penggantian
nama tersebut kemudian diikuti dengan perubahan nama BUMN pengelola bandar
udara, yaitu Perum Angkasa Pura I (PAP I) dan Perum Pelabuhan Udara
Internasional Soekarno-Hatta menjadi Perum Angkasa Pura II (PAP II).
Perubahan nama kedua BUMN tersebut, ditetapkan dalam peraturan pemerintah
Nomor 25 dan nomor 26 tahun 1986.
Dalam tahun 1988, Sentra Operasi Pelayanan Keselamatan Penerbangan
(Senopen) yang semula barada dibawah pembinaan dan pengelolaan Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara, berdasarkan KM Nomor 1988 dialihkan kepada
PAP. I dan PAP. II, khususnya di lingkungan PAP II. Kemudian eks Senopen
diwadahi dalam Subdirektorat (Subdit) yang disebut sebagai Subdit Operasi Lalu
Lintas Udara.
Dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi usaha yang dikelola PERUM
Angkasa Pura II, pemerintah kemudian menetapkan kebijaksanaan untuk merubah
bentuk badan usaha perusahaan yang semula berbentuk PERUM menjadi
Perseroan (PERSERO). Perubahan ini ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 14 tahun 1992, dengan berubahnya bentuk badan usaha perusahaan
maka PT (Persero) Angkasa Pura II dituntut untuk lebih profesional dalam
mengelola jasa bandar udara dengan arti yang seluas-luasnya, guna menunjang
kelangsungan pembangunan nasional.
Sudah menjadi kebijakan Pemerintah untuk membagi wilayah pengelolaan
bandara di Indonesia dalam 2 wilayah yaitu Timur dan Barat. Pengelolaan
bandara diwilayah timur Indonesia oleh PT. PAP I. sedangkan wilayah barat
Indonesia oleh PT. PAP II. Dengan adanya kebijakan pemerintah tersebut, pada
tahun 1994 Bandara Polonia Medan yang semula dibawah pengelolaan PT. AP.I
beralih kepada PT. AP II. Administrator Bandar udara (Adbandara), merupakan
lembaga diluar organisasi PT. AP II. Karena Adbandara merupakan pelaksana
tugas pemerintah di bandara.
Khusus untuk Bandar udara Soekarno Hatta, keberadaan Adbandara diatur
dalam Keputusan Presiden Nomor 51 tahun 1985, tentang Pelaksana Tugas
Pelayanan di Bandar udara Internasional Jakarta Soekarno Hatta (BIJSH). Dengan
adanya Keppres tersebut, keberadaan Adbandara sebagai koordinator tugas
pelayanan di BIJSH. Di BIJSH diakui. Artinya, Adbandara merupakan wakil
Pemerintah untuk mengkoordinasikan semua pelaksanaan tugas-tugas pelayanan
di BIJSH. Dengan demikian, baik PT. AP II sebagai pengelola bandara, airlines,
instansi-instansi Pemerintah, maupun para konsesioner yang melakukan usaha di
BIJSH, baik yang bersifat komersial, semuanya harus tunduk dibawah koordinasi
Adbandara, Sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan kesimpang-siuran dalam
tugas pelayan bandar udara.
884.1.3
Bidang Usaha
PT (Persero) Angkasa Pura II merupakan perusahaan jasa yang dalam
kegiatan usahanya terdiri dari dua bidang yaitu :
a.
Bidang Aeronautik
Merupakan bidang usaha yang dalam kegiatannya berhubungan
langsung dengan kebandarudaraan, misalnya parkir pesawat,
pendaratan pesawat, penyimpanan pesawat dan sebagainya.
88
Bagian Kepegawaian, PT. Angkasa Pura II cabang Halim Perdanakusuma, 15 April 2015, pukul 12.15 WIB
b.
Bidang Non-Aeronautik
Merupakan bidang usaha yang dalam kegiatannya tidak
berhubungan langsung dengan kebandarudaraan atau merupakan
pendukung, misalnya : parkir kendaraan, sewa gudang, sewa listrik,
sewa air dan sebagainya.
c.
PT. (Persero) Angkasa Pura II mengelola 13 Bandar Udara di
kawasan Barat Indonesia, yaitu:
1.
Bandara Sultan Iskandarmuda – Banda Aceh
2.
Bandara Kualanamu – Medan
3.
Bandara Raja Haji Fisabillilah – Tanjung Pinang
4.
Bandara Minangkabau – Padang
5.
Bandara Sultan Syarif Kasim II – Pekanbaru
6.
Bandara Sultan Mahmud Badarrudin II – Palembang
7.
Bandara Supadio – Pontianak
8.
Bandara Husein Sastranegara – Bandung
9.
Bandara Silangit – Medan
10. Bandara Halim Perdanakusuma – Jakarta
11. Bandara Depati Amir – Pangkal Pinang
12. Bandara Sultan Taha – Jambi
4.1.4 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Visi :
•
Menjadi pengelola bandar udara kelas dunia yang terkemuka dan
profesional.
•
Untuk mewujudkan visi tersebut, Angkasa Pura II bertekad melakukan
transformasi secara menyeluruh dan bertahap selama lima tahun pertama.
Misi :
•
Mengelola jasa bandar udara kelas dunia dengan mengutamakan tingkat
keselamatan, keamanan, dan kenyamanan untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan.
•
Mengembangkan SDM dan budaya Perusahaan yang berkinerja tinggi
dengan menerapkan sistem manajemen kelas dunia.
•
Mengoptimalkan strategi pertumbuhan bisnis secara menguntungkan
untuk meningkatkan nilai pemegang saham serta meningkatkan
kesejahteraan karyawan dan pemangku kepentingan lainnya.
•
Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra usaha dan
mitra kerja serta mengembangkan secara sinergis dalam pengelolaan jasa
bandar udara.
•
Memberikan nilai tambah yang optimal bagi masyarakat dan lingkungan.
Tujuan Perusahaan :
•
Tujuannya adalah memperoleh laba atau keuntungan serta meningkatkan
pendapatan negara.
8989
4.1.5 Nilai-Nilai Perusahaan
PT. Angkasa Pura II memiliki nilai-nilai perusahaan yakni
90:
4.1.6 Arti Logo
•
Biru adalah warna yang melambangkan pergerakan sektor logistik yang
terus tumbuh berkembang pesat.
•
Merah melambangkan tindakan yang berlandaskan semangat kerja dan
komitmen PT Angkasa Pura II dalam menyediakan pelayanan berkualitas
internasional dengan mengutamakan kenyamanan dan keselamatan
pelanggan.
90
Nilai-nilai perusahaan (2014, 19 Desember). Website PT. Angkasa Pura II (Persero) [online]. Diakses oleh Meilani Cantika, tanggal 19 Desember 2014, pukul 14.50 WIB dari
•
Kuning melambangkan kemakmuran sebagai buah keberhasilan yang akan
didapat dari kerja keras PT Angkasa Pura II untuk para pemegang saham,
manajemen, karyawan, dan Indonesia.
•
Hijau melambangkan arah kepemimpinan yang tegas, berintegritas, dan
terarah menuju pertumbuhan perusahaan yang sehat.
914.17
Susunan Organisasi Organisasi Perusahaan, Uraian Tugas dan
Wewenang
Organisasi merupakan koordinasi dari sejumlah kegiatan orang-orang
yang bekerja sama untuk mencapai maksud atau tujuan bersama melalui
pembagian tugas dan fungsi dengan serangkaian wewenang dan tanggungjawab
yang diterimanya. Dalam rangka peningkatan efektivitas pengelolaan perusahaan,
maka dipandang perlu untuk menyesuaikan dan menetapkan kembali Organisasi
dan tata kerja Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura II.
Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Halim
Perdanakusuma – Jakarta berkedudukan di Bandar Udara Halim Perdanakusuma,
yang selanjutnya disebut Kantor Cabang, adalah kantor cabang Kelas I yang
dipimpin oleh seorang Kepala Cabang yang bertanggungjawab kepada Direksi PT
(persero) Angkasa pura II. Direksi PT (Persero) Angkasa pura II yang selanjutnya
disebut Direksi, melakukan pembinaan terhadap Kantor Cabang sesuai dengan
kewenangannya.
91
Arti Logo (2014, 19 Desember). Website PT. Angkasa Pura II (Persero) [online]. Diakses oleh Meilani Cantika, tanggal 19 Desember 2014, pukul 15.00 WIB dari
Kantor Cabang mempunyai tugas menyelenggarakan usaha jasa
kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan dalam arti seluas-luasnya dan
usaha lain yang mempunyai hubungan dengan usaha jasa kebandarudaraan di
bandar udara yang bersangkutan sesuai pedoman dan kebijakan yang digariskan
Direksi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kantor Cabang mempunyai fungsi :
a.
Penyediaan,
pengelolaan,
pengusahaan,
dan
pelayanan
jasa
kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan.
b.
Penyediaan, pengelolaan, pengusahaan bidang lain yang mempunyai
hubungan dengan usaha jasa kebandarudaraan.
Berdasarkan keputusan direksi PT (Persero) Angkasa Pura II No. KEP. 472
/DM.001/1998-AP II tentang organisasi dan tata kerja kantor cabang PT (Persero)
Angkasa Pura II Bandara Halim Perdanakusuma terdapat susunan organisasi dan
uraian tugas yaitu :
1.
Kepala Cabang
Kantor Cabang PT (Persero) Angkasa Pura II Bandara Halim
Perdanakusuma dipimpin oleh seorang Kepala Cabang, yang
bertanggung jawab kepada Direksi. Direksi mempunyai tugas
melakukan pembinaan terhadap kantor cabang sesuai dengan
wewenangnya.
Tugas dari seorang Kepala Cabang yaitu menyelenggarakan usaha
jasa kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan dalam arti
seluas-luasnya serta usaha lain yang mempunyai hubungan dengan jasa
kebandarudaraan di Bandar Udara yang bersangkutan sesuai dengan
pedoman dan kebijakan yang digariskan Direksi.
2.
Divisi Pelayanan Operasi
Tugas dari Divisi Pelayanan Operasi antara lain adalah :
1.
Menyiapkan dan melaksanakan pelayanan operasi lalu lintas udara
2.
Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan operasional
Bandar Udara.
3.
Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pertolongan kecelakaan
penerbangan
dan
pemadam
kebakaran
(PKP-PK)
serta
pengamanan Bandar Udara.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Divisi Pelayanan Operasi
mempunyai fungsi :
a.
Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan Operasi lalu
lintas udara.
b.
Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan operasi bandar
udara.
c.
Penyiapan dan pelaksanaan kegiatan pertolongan kecelakaan
penerbangan dan pemadam kebakaran serta kegiatan
pengamanan bandar udara.
Divisi Pelayanan Operasi terdiri dari :
a.
Dinas Pelayanan Lalu Lintas Udara
Dinas Pelayanan Lalu Lintas Udara mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pemanduan lalu lintas udara di bandar
udara dan sekitarnya, di dalam wilayah pendekatan dan
wilayah udara yang dikontrol, pelayanan penerbangan
aeronautika
di
bandar
udara,
pelayanan
komunikasi
penerbangan dan bantuan operasi penerbangan dalam wilayah
yang menjadi tanggungjawabnya.
b.
Dinas Pelayanan Operasi Bandara
Dinas Pelayan Operasi Bandara
mempunyai tugas
melaksanakan pengaturan pelayanan disisi bandara
(airside),
terminal dan fasilitasnya, sisi darat
(Landside)
pelayanan
penerangan
(informasi)
dan
komunikasi
umum
yang
berhubungan dengan penerbangan dan pariwisata untuk
pemakai jasa udara, pengurusan perizinan masuk/pas bandara
serta sistem informasi operasional bandar udara.
d.
Dinas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Pemadaman
Kebakaran (PKP-PK) dan Pengamanan Bandara Udara
Dinas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Pemadaman
Kebakaran (PKP-PK) dan Pengamanan Bandara Udara
mempunyai tugas memberikan pertolongan kecelakaan
penerbangan pemadaman kebakaran, dan penanggulangan
keadaan gawat darurat, medik di lingkungan kerja bandar udara
dan sekitarnya serta melaksanakan kegiatan pengamanan di
lingkungan kerja bandar udara.
3.
Divisi Teknik
Tugas dari divisi ini antara lain adalah :
1.
Menyiapkan
dan
melaksanakan
kegiatan
pengoperasian,
pemeliharaan dan perbaikan fasilitas teknik elektronika.
2.
Menyiapkan
dan
melaksanakan
kegiatan
pengoperasian,
pemeliharaan dan perbaikan fasilitas teknik yang meliputi teknik
listrik, mekanikal dan peralatan (LMP).
3.
Menyiapkan
dan
melaksanakan
kegiatan
pengoperasian,
pemeliharaan dan perbaikan fasilitas tenik umum.
4.
Membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas pembangunan
teknik sesuai pelimpahan kewenangan yang diberikan Direksi.
Divisi Teknik terdiri dari :
a.
Dinas Teknik Elektronika
Dinas Teknik Elektronika mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas
telekomunikasi penerbangan, navigasi udara, radar, elektrinika
bandara dam komputer.
b.
Dinas Teknik Listrik, Mekanikal dan Peralatan
Dinas Teknik Listrik Mekanikal dan Peralatan mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan
perbaikan fasilitas listrik, mekanikal dan peralatan.
c.
Dinas Teknik Umum
Dinas Teknik Umum mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan pengoperasian fasilitas landasan, jalan, bangunan dan
tata lingkungan.
4.
Divisi Administrasi dan Komersial
Tugas dari divisi ini antara lain adalah :
1.
Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan usaha
komersial.
2.
Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian,
perlengkapan.
3.
Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan akuntansi.
4.
Menyiapkan
dan
melaksanakan
kegiatan
administrasi
kepegawaian, ketatausahaan dan umum.
Divisi Administrasi dan Komersial terdiri dari:
a.
Dinas Kepegawaian dan Umum
Dinas Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksankan
kegiatan administrasi kepegawaian, kesejahteraan dan pelayanan
kesehatan pegawai, kegiatan ketatausahaan, kerumahtanggaan,
keprotokoleran, penyelenggaraan informatika manajerial dan
pengolahan data pelaporan serta penyiapan ikatan kerja.
b.
Dinas Keuangan dan perlengkapan
Dinas
Keuangan
dan
perlengkapan
mempunyai
tugas
melaksankan kegiatan administrasi keuangan dan anggaran serta
kegiatan pengadaan, pergudangan dan administrasi perlengkapan.
c.
Dinas Akuntansi
Dinas Akuntansi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
akuntansi.
d.
Dinas Komersial
Dinas Komersial mempunyai tugas menyiapkan pengembangan
dan melaksankan kegiatan Komersial yang meliputi penagihan,
pengumpulan data produksi, perhitungan dan pembuatan surat
tagihan. Untuk jasa-jasa aeronautika maupun usaha-usaha lain yang
mempunyai hubungandengan usaha jasa kebandarudaraan.
Selain Divisi-divisi tersebut diatas, dalam pelaksanaan sehari-hari terdapat
Kelompok Petugas Operasi
(Officer in Charge)
. Kelompok ini mempunyai
jabatan setingkat dengan Kepala Divisi yang merupakan pelaksana non struktural
dalam menanggulangi permasalahan operasional tingkat pertama di bandara,
bertugas secara bergantian mengkoordinir kegiatan tersebut. Dalam melaksanakan
tugasnya, kelompok Petugas Operasi bertanggungjawab kepada Kepala Cabang.
Dalam melaksanakan tugas pokok perusahaan, Kepala Cabang, para
Kepala Divisi, kelompok Petugas Operasi dan para Kepala Dinas serta Kepala
satuan organisasi lainnya, wajib menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dan simplikasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun
dengan satuan organisasi lain di luar perusahaan sesuai dengan tugas pokok
masing-masing.
Setiap Kepala Satuan Organisasi di lingkungan Kantor Cabang Perusahaan
harus bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan
masing-masing serta memberikan bimbingan, petunjuk bagi pelaksanaan tugas serta
pengendalian produktivitas, efektivitas, dan efisiensi kerja. Setiap Kepala satuan
Organisasi di lingkungan kantor Cabang atau perusahaan wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk-petunjuk serta bertanggungan kepada atasan masing-masing,
menyampaikan laporan tepat pada waktunya dan mnyiapkan untuk pengembangan
perusahaan.
Dalam melaksanakan tugasnya para Kepala Satuan Organisasi dibantu
oleh Kepala-kepala Satuan Organisasi dibawahnya dan dalam rangka memberikan
bimbingan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.
Dalam melaksanakan tugas pembinaan dan pengawasan, Kepala Satuan
Organisasi di Kantor Pusat. Berkewajiban mengadakan penilaian atas pelaksanaan
tugas satuan-satuan organisasi di Kantor Cabang sesuai dengan fungsinya
masing-masing dan dapat mengusulkan saran-saran perbaikan kepada Kepala Cabang
melalui Direksi.
9292
Bagian Kepegawaian, PT. Angkasa Pura II cabang Halim Perdanakusuma, 15 April 2015, pukul 12.36 WIB