KARAKTERISTIK MORFOLOGI TANAMAN CABE JAWA
(
Piper retrofractum
. Vahl) DI BEBERAPA SENTRA PRODUKSI
Wawan Haryudin dan Otih Rostiana
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
ABSTRAK
Cabe jawa merupakan salah satu tanaman obat potensial Indonesia, namun karakteristik tanaman yang dikembangkan di masing-masing daerah belum diketahui. Pene-litian dilakukan di beberapa daerah sentra produksi yaitu Jawa Tengah (Wonogiri), Jawa Timur (Madura, Lamongan, dan Jember) dan Bali pada Juli 2003 dengan metode observasi langsung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi tanaman di beberapa sentra produksi. Tanaman yang di-amati berumur sekitar 5 tahun, sebanyak 50 tanaman setiap lokasi. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa cabe jawa bervariasi dalam bentuk morfologi daun, buah, batang, dan cabang dari 23 nomor aksesi yang dikarak-terisasi. Karakter yang baik untuk membedakan tanaman cabe jawa adalah bentuk daun dan buah. Morfologi daun cabe jawa dapat dibeda-kan ke dalam 2 kelompok, yaitu bentuk daun lebar (membulat) di daerah Curah Nongko Jember, dan daun sempit (lanset) terdapat hampir di semua lokasi. Bentuk buah dibe-dakan ke dalam 4 kelompok, yaitu bentuk buah bulat panjang, bulat pendek, panjang pipih, dan panjang kecil. Hasil analisis cluster menunjuk-kan bahwa tanaman cabe jawa memiliki tingkat kesamaan yang bervariasi dengan nilai ter-tinggi ditunjukan oleh Piret 22 (92,09) dan terendah pada Piret 1 (26,29).
Kata kunci : Piper retrofractum, cabe jawa, karak-teristik morfologi
ABSTRACT
Characteristics of Java Long Pepper (Piper retrofractum Vahl.) At Several
Production Center
Java long pepper is one of other potential medicinal crops cultivated in Indone-sia. However, crop characteristic of each cultivation areas has not been identified. A research was performed in several main
cultivation areas i.e. Central Java (Wonogiri), East Java (Madura, Lamongan, and Jember) and Bali in July, 2003, using direct observa-tion methods. The aim of this research was to observe the morphological characteristic of leaves and fruits of Java long pepper accessions numbers. Sum 50 plants of five years old were examined for each location. The results showed that of the 23 accessions of Java long pepper, varied in their leaves, fruits, stems, and branches characteristics. In general, Java long pepper were differed into two groups based on their leaf shapes, i.e. rounded leaves for the accessions from Curah Nongko (Jember), and narrow leaves for the accessions collected from other areas. Meanwhile, based on the fruit shapes, they were grouped into four i.e. long-rounded fruits, short-rounded, thin and long-small fruits. According to cluster analysis, the Java long pepper also varied in similarity level. The highest index of similarity value was observed on Piret 22 (92.09), and the lowest one was on Piret 1 (26.29).
Key words : Piper retrofractum Vahl., morphological cha-racteristics, Java long pepper
PENDAHULUAN
Cabe jawa (Piper
retrofrac-tum. Vahl) termasuk famili
Pipera-ceae, yang tumbuh memanjat dan merupakan salah satu jenis tanaman obat yang banyak digunakan di Indonesia. Manfaat utama cabe jawa yaitu buahnya sebagai bahan campur-an ramucampur-an jamu. Di Madura cabe jawa digunakan sebagai ramuan penghangat badan yang dapat dicampur dengan kopi, teh, dan susu. Cabe jawa juga dapat digunakan sebagai obat luar, diantaranya untuk pengobatan penya-kit beri-beri dan reumatik (Burkill,
1935). Mardjodisiswojo dan Sudarso (1975) melaporkan cabe jawa dapat dimanfaatkan untuk mengobati tekanan darah rendah, influenza, cholera, sakit kepala, lemah sahwat, bronchitis mena-hun dan sesak napas. Penggunaan buah cabe jawa dalam bentuk seduhan
menurut Sa’roni et al. (1992) cukup
aman karena termasuk jenis simplisia
yang tidak berbahaya (relatively
harmless).
Penggunaan cabe jawa dalam bentuk simplisia termasuk 10 besar bahan baku yang diserap oleh industri
obat tradisional, dan menempati
peringkat ke-enam, yaitu 9,5% dari total simplisia. Pemakaian simplisia ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata per tahun 20,81% dalam kurun
waktu 1985-1990 (Januwati et al.,
2000). Kebutuhan cabe jawa berdasar-kan ragam penggunaan (khasiat obat)
adalah 47,73% (Kemala at al., 2003).
Cabe jawa merupakan salah satu dari 9 tanaman unggulan Badan Pengawasan Obat dan Makanan dan dikelompokkan sebagai tanaman berkhasiat afrodisiak (Sampurno, 2003).
Di Indonesia cabe jawa banyak ditemukan terutama di Jawa, Sumatera, Bali, Nusatenggara dan Kalimantan. Daerah sentra produksi utamanya ada-lah di Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep), Lamongan dan Lampung. Sampai saat ini belum diketahui apakah karakteristik tanaman cabe jawa yang dibudidayakan tersebut sama atau tidak. Hasil karakterisasi terhadap populasi pertanaman cabe jawa di 4 kabupaten di Madura pada
tahun 1993 menunjukkan bahwa
variasi tanaman cabe jawa lebih kecil
bahkan secara visual hampir sama
(Rostiana et al., 1994). Untuk
memas-tikan sifat pembeda dari masing
masing tipe perlu dilakukan
pengamatan. Dalam penelitian ini dikaji sifat morfologi daun, batang dan buah serta kandungan mutu cabe jawa dari berbagai sentra produksi.
Hasil inventarisasi tanaman cabe jawa di sentra produksi tahun 1992/1993 memperlihatkan bahwa di Madura ditemukan cabe jawa dengan tipe buah yang berbeda ukuran (besar, sedang, dan kecil) dengan warna ber-variasi, dan mutu berlainan. Cabe jawa dari Kabupaten Sumenep memi-liki kandungan minyak 1,56-1,66%
(Rostiana et al., 1994; Yuliani et al.,
2001). Sementara hasil eksplorasi
tahun 2003 (Rostiana et al., 2003)
menunjukkan bahwa kandungan
piperin, oleoresin dan minyak atsiri aksesi cabe jawa yang berhasil dikum-pulkan dari beberapa sentra produksi juga berbeda beda. Kadar piperin tertinggi (17,24%) diperoleh pada aksesi asal Bali, dengan bentuk buah lonjong, pipih, dan kecil serta berwar-na kuning. Sedangkan kadar minyak atsiri tertinggi (1,40%) diperoleh dari aksesi asal Pamekasan. Cabe jawa yang berasal dari Sumenep menun-jukan kadar oleoresin tertinggi yaitu
6,10% (Rostiana et al., 2003). Dengan
demikian, perbedaan komponen pro-duksi dari masing-masing tipe cabe jawa yang tersebar di sentra produksi belum diketahui dengan jelas. Oleh karena itu dilakukan karakterisasi sifat-sifat tersebut di lokasi yang sama untuk menentukan pembeda dari masing-masing tipe cabe jawa yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui morfologi tanaman cabe jawa berdasarkan karakteristik batang, daun, dan buah.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan di bebe-rapa daerah sentra produksi cabe jawa, yaitu Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep), Lamongan, Jember, Bali, dan Wonogiri dengan metode observasi langsung pada bulan Juli 2003. Bahan tanaman yang digu-nakan adalah 23 aksesi cabe jawa, diantaranya adalah Piret 01 (Sumenep), Piret 02 (Sumenep), Piret 03 (Sume-nep), Piret 04 (Pamekasan), Piret 05 (Ketapang), Piret 06 (Ketapang), Piret 07 (Banyuates), Piret 08 (Tanjung Bumi), Piret 09 (Lamongan), Piret 10 (Sanur Bali), Piret 11 (Sanur Bali), Piret 12 (Sanur Bali), Piret 13 (Sanur Bali), Piret 14 (Sanur Bali), Piret 15 (Sangeh Bali), Piret 16 (Sangeh Bali), Piret 17 (Sangeh Bali), Piret 18 (Sangeh Bali), Piret 19 (Jembrana Bali), Piret 20 (Jembrana Bali), Piret 21 (Jember), Piret 22 (Jember), dan Piret 23 (Wonogiri), masing masing aksesi diamati sebanyak 50 tanaman. Tanaman cabe jawa produktif yang diamati berumur sekitar 5 tahun. Parameter yang diamati meliputi warna dan bentuk daun, bentuk pangkal dan ujung daun, panjang dan lebar daun, panjang tangkai daun, jumlah daun per cabang, bentuk dan warna batang, panjang ruas batang, bentuk dan warna cabang, serta panjang ruas cabang. Se-dangkan parameter buah yang diamati yaitu meliputi bentuk dan warna buah, panjang dan diameter buah, bobot basah dan kering per 100 butir. Data rata-rata diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis
gerom-bol (cluster analysis) McQuitty lingkage dengan konsep jarak Eucli-dean. Analisis gerombol adalah
anali-sis kelompok untuk mengetahui
tingkat kesamaan tanaman cabe jawa di beberapa lokasi sentra produksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi batang
Cabe jawa merupakan tanaman tahunan yang tumbuh memanjat pada tiang panjat dan berbuku-buku (ruas), bentuk batang bulat dan besar, ber-diameter ± 5-7 cm, panjang ruas batang utama 2,93-9,82 cm, warna batang bervariasi dari hitam, coklat sampai coklat kehitaman. Warna ba-tang yang banyak ditemukan di setiap lokasi adalah coklat kehitaman (Tabel 1). Batang cabe jawa menyerupai batang tanaman lada yaitu mempunyai pembuluh kayu dan pembuluh tipis. Nuryani (1996) melaporkan bahwa ba-tang tanaman lada mempunyai jaring-an pembuluh kayu (xylem) djaring-an pembuluh tapis (phloem).
Selain mempunyai sulur pan-jat, cabe jawa juga mempunyai sulur buah (cabang buah) dengan jumlah 5-7 buah per cabang. Panjang ruas ca-bang buah berkisar 2,08-8,02 cm. Cabe jawa juga mempunyai jumlah cabang buah cukup banyak, dengan bentuk bulat dan berwarna hijau, hijau gelap sampai hijau tua. Warna hijau lebih banyak ditemukan hampir di setiap lokasi (Tabel 1). Bentuk perca-bangan cabe jawa, termasuk ke dalam tipe monopodial (Nuryani, 1996).
Daun
Jumlah daun tanaman cabe ja-wa antara 3,95-14,46 per cabang.
Menurut Rostiana et al. (2005) jumlah
daun yang terbentuk pada sulur buah berkolerasi positif dengan peluang pembentukan buah cabe jawa, sehing-ga pertumbuhan jumlah daun dapat digunakan untuk memprediksi produksi buah.
Daun tunggal umumnya ber-warna hijau sampai hijau tua, bentuk daun membulat, lebar, dan lanset. Dari 23 aksesi yang dikumpulkan daun
tanaman cabe jawa lebih banyak dite-mukan berbentuk lanset (yaitu 20 no-mor), membulat (dua nono-mor), dan membulat lebar (satu nomor), (Tabel 2). Bentuk daun yang perbedaannya cukup menonjol yaitu membulat lebar pada Piret 22 berasal dari Curoh Nongko Jember (Gambar 1). Perbeda-an bentuk ini kemungkinPerbeda-an karena tanaman cabe jawa yang ada di daerah tersebut berasal dari biji. Tanaman cabe jawa yang ada di daerah lain berasal dari sulur panjat. Menurut
Rostiana et al. (1994) tanaman yang
berbunga majemuk tidak terbatas Tabel 1. Karakteristik batang dan cabang cabe jawa di beberapa sentra produksi
Table 1. Stems and branches characteristics of Java long pepper at several production centers Nomor aksesi/ Accession number Daerah asal/ Origin Karakteristik/characteristic
Batang/Stem Cabang/Branche
Bentuk/ Shape Warna/ Color Panjang ruas/Length of node (cm) Bentuk/ Shape Warna/ Color Panjang ruas/Length of node (cm) Peret 01 Piret 02 Piret 03 Piret 04 Piret 05 Piret 06 Piret 07 Piret 08 Piret 09 Piret 10 Piret 11 Piret 12 Piret 13 Piret 14 Piret 15 Piret 16 Piret 17 Piret 18 Piret 19 Piret 20 Piret 21 Piret 22 Piret 23 Bluto 1, Sumemep Madura Bluto 2, Sumenep Ganding, Larangan, Pamekasan Ketapang 1. Madura Ketapang 2 Madura Banyuates , Madura Tanjung bumi Madura Mantup Lamongan Sanur 1, Bali Sanur 2, Bali Sanur 3, Bali Sanur 4, Bali Sanur 5, Bali Sangeh Batu Sari 1 Bali Sangeh Batu Sari 2 Bali Sangeh Batu Sari 3 Bali Sangeh TWA Bali Jembrana 1. Bali Jembrana 2 Bali Curoh Nongko 1 Jember Curoh Nongko 2 Jember Paranggupito Wonogiri Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Coklat kehitaman Coklat Hitam kecoklatan Coklat kehitaman Coklat kehitaman Coklat kehitaman Coklat kehitaman Coklat kehitaman Coklat kehitaman Coklat kehitaman Coklat kehitaman Coklat kehitaman Coklat kehitaman Coklat kehitaman Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam kecoklatan Coklat Coklat Coklat Hitam kecoklatan 5,43 5,9 9,81 5,00 5,50 4,20 3,40 7,03 3,39 2,93 3,55 5,60 3,7 6,3 6,58 3,00 4,20 3,45 5,44 4,58 7,19 8,25 4,70 Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau gelp Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau tua 6,00 6,99 7,10 5,8 6,25 7,20 5,65 8,02 3,70 2,08 3,30 3,70 4,50 3,20 5,75 6,95 4,70 5,50 6,12 5,2 6,94 7,62 4,68 Rata-rata 5,18 5,52 Standar devisasi 1,77 1,58 Nilai maximum 9,81 8,02 Nilai minimum 2,93 2,08
Keterangan : Data rata-rata sample dari 50 tanaman contoh untuk setiap aksesi Note : Averaged data of fifty plant samples for each accession
merupakan tanaman menyerbuk si-lang. Cabe jawa merupakan tanaman menyerbuk silang sehingga apabila perbanyakan dengan biji maka varia-sinya sangat tinggi.
Duduk daun tunggal dan ber-seling, bentuk pertulangan daun menyi-rip, dan bentuk ujung daun runcing sampai meruncing. Bentuk pangkal daun berlekuk dan tidak sejajar, se-dangkan permukaan daun halus (Tabel 2).
Karakteristik daun cabe jawa juga sangat bervariasi bila dilihat dari panjang daun, lebar daun, tebal daun, panjang tangkai daun dan jumlah daun per cabang (Tabel 2).
a. b Gambar 1. Perbedaan bentuk daun
ca-be jawa : a). lanset, dan (b). membulat lebar
Figure 1. Difference in leaf shape of Java long piper : (a) oval and (b) wide rounded
Tabel 2. Karakteristik daun cabe jawa di beberapa sentra produksi
Table 2. Leaf thickness characteristic of Java long pepper at several production centers Nomor aksesi/ Accession Number Daerah asal/ Origion Karakteristik Daun Bentuk/ Shape Warna/ Color Panjang daun/ Length of leaf (cm) Lebar daun/ width of leaf (cm) Tebal daun (mm)/ Thick ness of leaf (cm) Panjang Tangkai daun/ Length of stem (cm) Jumlah daun/ cabang/ Number of leaf Permu-kaan Daun/ Leaf surface Peret 01 Piret 02 Piret 03 Piret 04 Piret 05 Piret 06 Piret 07 Piret 08 Piret 09 Piret 10 Piret 11 Piret 12 Piret 13 Piret 14 Piret 15 Piret 16 Piret 17 Piret 18 Piret 19 Piret 20 Piret 21 Piret 22 Piret 23
Bluto 1, Sumemep, Madura Bluto 2, Sumenep Ganding, Sumenep Larangan, Pamekasan Ketapang 1, Madura Ketapang 2, Madura Banyuates, Madura Tanjung bumi, Madura Mantup, Lamongan Sanur 1, Bali Sanur 2, Bali Sanur 3, Bali Sanur 4, Bali Sanur 5, Bali Sangeh Batu Sari 1 Bali Sangeh Batu Sari 2 Bali Sangeh Batu Sari 3 Bali Sangeh TWA Bali Jembrana 1 Bali Jembrana 2 Bali Curoh Nongko 1, Jember Curoh Nongko 2, Jember Paranggupito, Wonogiri Membulat Membulat Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset, kecil Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset, kecil Membulat, Lebar Lanset Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hujau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau tua Hijau Hijau tua 14,22 13,1 11,73 11,89 10,50 9,75 8,85 13,28 6,03 4,33 5,40 6,70 4,45 4,49 10,5 8,35 7,95 9,20 11,03 11,20 13,26 13,76 10,19 5,67 5,92 5,10 3,08 4,35 3,90 4,75 5,05 2,35 2,69 3,00 4,55 3,65 2,95 6,12 5,75 6,00 4,85 3,59 4,46 6,97 8,28 5,06 0,29 0,29 0,33 0,95 0,75 0,35 0,55 0,34 0,18 0,17 0,19 0,21 0,30 0,25 0,26 0,22 0,27 0,20 0,30 0,32 0,46 0,36 0,36 0,75 1,72 0,90 0,82 0,95 0,25 1,36 0,99 0,45 0,39 1,45 0,55 0,65 0,75 0,90 0,85 0,95 0,57 1,38 0,31 0,86 0,90 0,65 14,46 11,68 12,80 8,60 7,40 10,99 9,55 8,22 3,95 5,86 4,55 5,85 6,95 7,75 8,59 9,40 7,60 8,40 7,36 10,76 7,57 6,30 6,08 Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Rata-rata 9,57 4,70 0,34 0,84 8,29 Standar devisasi 3,15 1,46 0,19 0,37 2,56 Nilai max 14,22 8,28 0,95 1,72 14,46 Nilai min 4,33 2,35 0,17 0,25 3,95
Buah
Bentuk buah cabe jawa cukup
beragam : bulat panjang (conical),
bulat pendek (globular), panjang pipih
(filiform), dan panjang kecil ( cylin-dircal) dengan ukuran juga bervariasi (Tabel 3). Perkembangan warna buah cabe jawa : mulai terbentuk berwarna hijau, kemudian berubah menjadi pu-tih kekuningan, hijau, dan kuning ke-merahan. Panen pertama cabe jawa biasanya dilakukan 3 tahun setelah tanam apabila menggunakan sulur panjat, sedangkan kalau menggunakan sulur cacing, panen optimal dilakukan 5 tahun setelah tanam, dengan 3-5 ta-hap pemetikan dalam satu musim. Penggunaan bahan tanaman dari sulur cacing mengalami dua tahap pemben-tukan sulur, yaitu sulur panjat dan sulur buah, baru kemudian tanaman mulai berbuah. Penggunaan sulur panjat hanya satu tahap pembentukan sulur, yaitu sulur buah.
Dari 23 aksesi cabe jawa yang dikoleksi, karakterisasi buah baru berhasil dilakukan terhadap 9 aksesi. Ketika observasi dilakukan, 14 aksesi lainnya tidak berbuah karena sudah lewat masa panen. Panjang buah cabe
jawa antara 2,20-8,24 cm.
Karakteristik buah terpendek adalah Piret 15 (2,20 cm) berasal dari Sangeh Bali, dan bu-ah terpanjang Piret 01
(8,24 cm) ber-asal dari Bluto
Sumenep. Diameter buah terlebar adalah Piret 23 (0,92 cm) dengan bobot buah basah 150 g, dan bobot
kering 35,85 g. Berdasarkan
perbandingan bobot buah basah dan kering, Piret 01 mempunyai kepejalan tertinggi, dengan nisbah 3,28 (Tabel
3). Menurut Rostiana et al. (2005),
rata-rata nisbah bobot segar terhadap
bobot kering buah cabe jawa
mencapai 4 : 1 (terendah) dan 3 : 1 (tertinggi).
Tabel 3. Karakterisasi buah cabe jawa beberapa sentra produksi
Table 3. Fruit characteristic of Java long pepper at several production centers
Aksesi/ Accession Daerah asal/ Origin Panjang buah/ Length of Fruit (cm) Diameter buah/ Diameterof fruit (cm) Bobot buah basah /100 bh/ Fresh weight of 100 fruits (g) Bobot buah kering/100 bh/ Dry weight of 100 fruits (g) Nisbah bobot basah/kering buah/Ratio of fresh and dry
weights (g) PIRET 01 PIRET 03 PIRET 04 PIRET 09 PIRET 10 PIRET 15 PIRET 19 PIRET 20 PIRET 23 Bluto 1 Ganding Larangan Lamongan Sanur 1
Sangeh Batu Sari 1` Jembrana
Jembrana buah kuning Wonogiri 8,24 3,73 3,64 3,27 2,78 2,20 2,55 3,71 3,13 0,88 1,10 0,75 0,83 0,64 0,44 0,68 0,37 0,92 170,35 160,40 82,22 100,60 113,45 69,16 90,25 17,21 150,55 51,82 40,95 20,40 23,75 30,25 26,15 27,16 5,25 35,85 3,28 3,91 4,03 4,24 3,75 2,64 3,32 3,28 4,19
Tingkat kesamaan antar aksesi
yang sudah terkumpul dianalisis
dengan sidik gerombol (analisis
cluster) berdasarkan karakter batang, daun, dan buah. Dendogram menun-jukan bahwa tingkat kesamaan antar aksesi berkisar 26,29-77,39. Aksesi yang dianalisis terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok I dan II dengan tingkat kesamaan yang ber-variasi. Kelompok I terbagi menjadi dua sub kelompok, yaitu sub kelom-pok 1 yang beranggotakan Piret 1 (26,20), Piret 2 (55,37), Piret 3 (57,61), dan sub kelompok 2 terbagi menjadi dua sub sub yang lebih kecil, terdiri 14 aksesi yaitu Piret 4 (65,22), Piret 5 (70,39), Piret 6 (72,11), Piret 7 (72,92), Piret 8 (76,07), Piret 15 (80,60), Piret 16 (81,92), Piret 17 (84,01), Piret 18 (85,12), Piret 19 (85,64), Piret 20 (89,19), Piret 21 (89,51), Piret 22
(92,09), dan Piret 23 (77,39). Kelom-pok II terbagi menjadi dua sub kelom-pok, yaitu sub kelompok 1 yang beranggotakan Piret 9 (76,13), Piret 10 (76,49), Piret 11 (77,39) yang memiliki jarak yang sama, dan sub kelompok 2 beranggotakan Piret 12 (77,82), Piret 13 (78,23), dan Piret 14 (80,06) yang memiliki jarak yang sama (Gambar 2).
Hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman cabe jawa yang
dika-rakterisasi berdasarkan morfologi
daun, batang, dan buah dapat dibe-dakan dalam dua kelompok besar, dengan tingkat kesamaan yang ber-variasi antara 26,29 sampai 92,09. Tingkat kesamaan tertinggi terdapat pada Piret 22 sekitar 92,09 dengan daerah asal Curah Nongko 2 (Jember), dan tingkat kesamaan terendah ter-dapat pada Piret 1 sekitar 26,29 dengan daerah asal Bluto 1 Madura (Tabel 4). 14 13 12 10 11 9 22 21 8 20 6 17 16 18 7 15 23 19 5 4 3 2 1 26.29 50.86 75.43 100.00 Similarity Observations Sub I Sub II Sub I Sub II Sub sub I Sub sub II
I II
Gambar 2. Dendogram 23 aksesi cabe jawa berdasarkan karakter morfologi daun, batang, dan buah
Figure 2. Dendogram of 23 a Java long pepper accessions based on leaf, stem, and fruit morphology
Keterangan/Note : 1–23: Piret 1, Piret 2, Piret 3, Piret 4, Piret 5, Piret 6, Piret 7, Piret 8, Piret 9, Piret 10, Piret 11, Piret 12, Piret 13,Piret 14, Piret 15, Piret 16, Piret 17, Piret 18, Piret 19, Piret 20, Piret 21, Piret 22, dan Piret 23
Observasi/Observations
Teble 4. Similarity coefficient and genetical matrix of 23 Java long pepper accessions at several production center No. Aksesi/ 1 2 3 4 5 6 8 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 21 21 22 Accesion number 1 26,20 - - - - 2 - 55,37 - - - - 3 - - 57,61 - - - - 4 - - - 65,22 - - - - 5 - - - - 70,39 - - - - 6 - - - 72,11 - - - - 7 - - - 72,92 - - - - 8 - - - 76,07 - - - - 9 - - - 76,13 - - - - 10 - - - 76,49 - - - - 11 - - - 77,39 - - - - 12 - - - 77,82 - - - - 13 - - - 78,23 - - - - 14 - - - 80,06 - - - - 15 - - - 80,60 - - - - 16 - - - 81,92 - - - - 17 - - - 84,01 - - - - - 18 - - - 85,12 - - - - 19 - - - 85,64 - - - 20 - - - 89,19 - - 21 - - - 89,51 - 22 - - - 92,09
Keterangan/Note : 1 – 23 Piret 1, Piret 2, Piret 3, Piret 4, Piret 5, Piret 6, Piret 7, Piret 8, Piret 9, Piret 10, Piret 11, Piret 12, Piret 13,Piret 14, Piret 15, Piret 16, Piret 17, Piret 18, Piret 19, Piret 20, Piret 21, Piret 22, dan Piret 23.
KESIMPULAN
Morfologi daun, buah, batang, dan cabang aksesi cabe jawa
mem-punyai karakter yang bervariasi.
Namun karakter pembeda utama
tanaman cabe jawa adalah bentuk daun dan buah. Tanaman cabe jawa dapat dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu kelompok I dan II. Karakter yang membedakan kedua kelompok tersebut adalah tingkat kesamaan tanaman berdasarkan karakter morfologi batang, daun dan buah. Kelompok I mempu-nyai tingkat kesamaan berkisar antara 20,20-80,06, sedangkan kelompok II antara 76,13-80,06. Tingkat kesamaan tertinggi terdapat pada Piret 22 (92,09) dan terendah pada Piret 1 (26,29).
DAFTAR PUSTAKA
Burkill, I.H. 1935. A dictionary of the economic products of the Malay Peninsula. Vol. II (i-z) : 1752.
Januwati, M., M. Syai, dan M. Nasir. 2000. Budidaya tanaman cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.). Direktorat Aneka Tanaman. hal. 2.
Kemala, S., Sudiarto, E. Rini P., J.T. Yuhono, M. Yusron, L. Mauludi, M.
Raharjo, B. Waskito, dan H.
Nurhayati. 2003. Serapan, pasokan dan pemanfaatan tanaman obat di Indonesia. Laporan Teknis Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (II). hal. 187-247.
Mardjodisiswojo dan Sudarso. 1975. Cabe puyang warisan nenek moyang I. Karya Wreda. Jakarta. hal. 238.
Nuryani, Y. 1996. Klasifikasi dan
karak-terisasi tanaman lada (Piper nigrum
L.). Monograf Tanaman Lada No. 1 : 33 – 46.
Rostiana, O., A. Abdullah, W. Haryudin, dan S. Aisyah. 1994. Eksplorasi, karakterisasi, evaluasi, dan peles-tarian plasma nutfah tanaman obat. Koleksi dan Karakterisasi Plasma Nutfah Pertanian. Review Hasil dan Program Penelitian Plasma Nutfah Pertanian, Bogor. 193-208.
Rostiana, O., SMD. Rosita, W,
Haryudin, B. Martono, M. Raharjo, Hernani, S. Aisyah, dan Nasrun. 2005. Karaterisasi cabe jawa dan purwoceng, seleksi pohon induk, dan efisiensi pemupukan cabe jawa di sentra produksi. Laporan Teknis Penelitian 2004. Buku II : 95-127. Balittro.
Rostiana, O., SMD. Rosita, H.
Muhamad, Hernani, S. F. Syahid, D. Surachman, dan Nasrun. 2003. Eks-plorasi potensi purwoceng dan cabe jawa serta perbaikan potensi genetic menunjang industri obat tradisional afrodisiak. Laporan Akhir Tahun
2002, Balittro Bogor (Tidak
dipublikasi).
Sa’roni, W. Winarto, M. Adjirni, dan B. Nuratmi. 1992. Beberapa penelitian efek farmakologi cabe jawa pada hewan percobaan. Warta TOI 1 (3) : 1-3.
Sampurno. 2003. Kebijakan pengem-bangan jamu/obat tradisional/obat herbal Indonesia. Makalah pada Seminar dan Pameran Nasional POKJANAS TOI. Jakarta, 25-26 Maret 2003.
Wahid, P. 1996. Identifikasi tanaman lada. Monograf Tanaman Lada No 1: 27-32.
Yuliani, S., Anggraeni, dan Tritianingsih. 2001. Analisis mutu cabe jawa dari
daerah Lamongan dan Sumenep. Prosiding Seminar Nasional XIX Tumbuhan Obat Indonesia, Bogor, 4-5 April 2001. 343-346.