• Tidak ada hasil yang ditemukan

NIM PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NIM PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

PINTU PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

Oleh

SARMIN

NIM 105720557515

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)

ii

PINTU PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Manajemen

Disusun Dan Diajukan Oleh:

SARMIN

NIM 105720557515

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(3)

iii

Karya ilmiah ini kupersembahkan kepada kedua orang tua tercinta, ayah

Surahim dan Ibu Eni yang tanpa kenal lelah dan tak pernah keluh dengan

segala pengorbanan dan doa yang tiada henti dipanjatkan hingga penulis

bisa menyelesaikan study hingga jenjang yang tinggi.

MOTTO HIDUP

“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka

Allah akan memudahkan jalannya ke syurga”.

(HR.Ibn Majah)

”Ilmu adalah petunjuk bagi seorang muslim menuju syurga dan salah satu

jalan mudah menuju syurga adalah berbakti kepada kedua orang tua dan

(4)
(5)
(6)
(7)

x

Assalamu Alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan petunjuk, rahmat, serta nikmat-Nya yang tak dapat dihitung, sehingga skripsi dengan Judul:

Pengaruh Fasilitas Kantor Berbasis

Teknologi Informasi dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja

Pegawai Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Sulawesi Selatan

dapat diselesaikan dengan baik, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tak lupa juga penulis menghanturkan salam serta shalawat atas junjungan Nabi besar kita Rasulullah Muhammad SAW, beliau adalah sang revolusioner sejati yang telah mengubah dunia ini dari peradaban kejahiliyaan ke peradaban yang yang penuh rahmat yaitu peradaban Islam, yang mana sampai saat ini masih kita nikmati dan masih konsekuen terhadap ajaran beliau, semoga kita semua tetap istiqomah terhadap ajaran yang di bawa oleh beliau, Aamiin Yaa Rabbil A’lamin

Ucapan terimakasih yang teristimewa dan paling utama penulis sampaikan kepada almarhum Ayahanda “Surahim“ yang selalu memberikan semangat dan pelajaran hidup yang menjadi bekal sebelum beliau kembali kepada sang khaliq. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah swt,aamiin. dan untk Ibunda “Nur‘eni“ tercinta dimana berkat motivasi,dorongan, perhatian,

(8)

xi

rintangan dan hambatan yang penulis temui sejak dari awal pembuatan karya ini hingga menjelang penyelesaiannya Alhamdulillah dapat teratasi berkat petunjuk dan kemudahan dari Allah serta bantuan dari berbagai pihak.

Juga terima kasih yang teramat dalam penulis haturkan kepada Bapak Dr. Agus Salim Harrang, SE, MM selaku pembimbing I dan Bapak Ir. Muhammad Akib, MM. selaku pebimbing II yang telah menjadi sosok yang begitu berarti dalam perjalanan studi ananda. Terima kasih karena telah menjadi orang tua bagi ananda selama mengenyam pendidikan didunia kampus. Bagi ananda, jasa yang beliau torehkan tak mampu diurai satu persatu. Uluran tangan, sentuhan kasih sayang dan goresan ilmu yang beliau persembahkan untuk penulis sejak awal hingga akhir masa studi teramat berharga bagi penulis, semoga Allah membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda, Aamiin.

Begitu pula penulis haturkan penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE, MM, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar beserta jajarannya.

3. Bapak Muhammad Nur R, SE., MM.,Selaku Ketua Program Studi Manajemen.

4. Bapak/Ibu Dosen di lingkup Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang tak kenal lelah meluangkan

(9)

xii

bantuan dan dorongannya dalama aktivitas studi penulis.

6. Bapak A. M. Yamin, SE., MS. selaku kepala dinas pada Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan, beserta staffnya yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian di kantor bapak.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikan yang membangun guna memperbaiki dan melengkapi kekurangan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat,

Wassalamu a’laikum warahmatullahi waabarakatu

Makassar, 2020

(10)

xiii

Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I

Agussalim Harrang dan Pembimbing

II Muhammad Akib.

Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh fasilitas

kantor berbasis teknologi informasi dan tingkat pendidikan terhadap

kinerja pegawai Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis Penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penelitian study kasus dengan pendekatan

deskriptif kuantitatif yang menekankan analisisya pada data-data nuerik

(angka) yang diolah dengan metode statistik.

Data penelitian ini diperoleh dari penyajian hasil tanggapan

responden dari kusioner yang disebar, serta hasil penelitian lainya yang

relefan dengan objek yang diteliti. Dalam hal ini data primer yang

diperoleh dari kantor Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi

Sulawesi Selatan. Analisis statistic yang digunakan dalam peneitian ini

adalah analisis regresi berganda dengan mengunakan program

SPSS

.

Kata kunci :

Fasilitas, Tingkat Pendidikan dan Kinerja

(11)

xiv

Muhammadiyah University, Makassar. Supervised by Advisor I Agussalim

Harrang and Advisor II Muhammad Akib.

This study aims to determine the effect of information

technology-based facilities and education levels on employee performance at the

Office of Investment and One Stop Integrated Services of South Sulawesi

Province. This type of research used in this study is a case study research

with a quantitative descriptive approach that emphasizes the analysis of

commercial data (numbers) processed by statistical methods.

The data of this study were obtained from the presentation of the

responses of respondents from the questionnaire distributed, as well as

the results of other studies that were relevant to the object under study. In

this case the primary data obtained from the Office of Investment and

PTSP of South Sulawesi Province. The statistical analysis used in this

study is multiple regression analysis using the SPSS program.

(12)

x

HALAMAN JUDUL... ii

HALAMAN PERSEMBAHN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT...ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR/BAGAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

(13)

xi

B. Tinjauan Empiris ... 24

C. Kerangka Pikir... 27

D. Hipotesis ...28

BAB III METODE PENELITIAN... 29

A. Jenis Peneltian... 29

B. Tempat Dan Waktu Penelitian ...30

C. Defenisi Operasional Variabel ...30

D. Populasi Dan Sampel... 31

E. Teknik Pengupuan Data ... 32

F. Metode Analsis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 37

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) ... 46

C. Analisis dan Interpretasi (Pembahasan) ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ...68

DAFTAR PUSTAKA... 69

(14)

xii

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...24

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...50

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia ... 50

Tabel 4.3 Responden Berdasakan Lama Bekerja... 51

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Jabatan... 52

Tabel 4.5 Resonden Berdasarkan Pendidikan Terakhir...53

Tabel 4.6 Variabel Fasilitas Kantor Berbasis Teknologi Informasi (X1)... 54

Tabel 4.7 Variabel Tingkat Pendidkan (X2) ... 56

Tabel 4.8 Variabel Kinerja Pegawai (Y) ... 57

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas ... 59

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas ...60

Tabel 4.11 Hasil Anlisis Regresi Liniear Berganda ... 61

Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji Simultan (Uji F)... 63

(15)

xiii

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir ...27

(16)

xiv

Lampiran 1 ...72

Lampiran 2 ...77

(17)

1

A. Latar Belakang

Sebuah organisasi berupa instansi pemerintahan seperti kantor Dinas , beroperasi dan dikelola dengan cara mengkombinasikan sumber daya-sumber daya yang ada, untuk menghasilkan atau memeberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Sumber daya yang dimaksud dapat berupa, manusia, peralatan, perlengkapan dan berbagai fasilitas pendukung lainnya yang dapat mendukung jalannya kegiatan dalam kantor dinas tesebut. Sumber daya yang paling penting dan utama yang harus dimiliki sebuah organisasi dan sangat diperhatikan manajemen adalah sumber daya manusia. Sumber Daya Manusia merupakan hal yang sangat penting dan selalu ada dalam organisasi dan memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya tujuan dari organisasi tersebut. Sumber daya manusia merupakan tenaga penggerak operasi suatu organisasi. Ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan keaktifan seorang pegawai sangat dipelukan dalam menetapkan rencana, system poses dan tujuan yang ingin dicapai.

Keberadaan dari sumber daya manusia selain menjadi obyek dalam tujuan pembangunan juga sekaligus sebagai subyek pembangunan mempunyai kualitas yang memadai guna mendukung keberhasilan pembangunan nasional melalui instansi pemerintahan seperti yang ada pada kantor Dinas Penanaman Modal

(18)

Menyadari akan pentingya sumber daya manusia bagi kelangsungan hidup dan kemajuan instansi pemerintahan, maka instansi harus memberikan perhatian khusus pada sumber daya manusia yang ada dalam instansi tesebut. Yang penting untuk menjadi perhatian seorang pimpan terhadam SDM yang tersedia adalah kualitas dari SDM tersebut dapat ditingkatkan dengan cara memeberikan pelatihan,pendidikan mutasi bahkan promosi jabatan,

Sumber Daya Manusia merupakan suatu hal yang memegang peran yang sangat penting untuk bisa mencapai tujuan yang diinginkan oleh instansi . Olehnya itu, perlu kiranya mengelolah sumber daya manusia sebaik mungkin. Karena kesuksesan yang hendak dicapai tidak hanya pada kecanggihan teknologi serta modal yang melimpah melainkan sumber daya manusia merupakan faktor yang paling penting . Manusia bisa dikatakan sebagai sumber daya utama karena kemampuannya untuk dapat mengatur, menganalisis, serta mengendalikan setiap masalah masalah yang ada pada suatu instansi. Selain itu manusia merupakan motor utama penggerak organisasi instansi dan operasinya demi mencapai tujuan. Selain itu manusia mempunyai keinginan, pikiran(akal), perasaan, status dan latar yang beragam yang dibawa ke dalam instansi untuk mencapai tujuan yang optimal.

Pimpinan sebuah instansi harus memberikan perhatian khusus terhadap kualitas sumber daya manusianya dalam mencapai tujuannya secara optimal. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari segi kemampuan dalam menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien, dapat pula ditinjau dari tingkat pendidikannya. Tingkat pendidikan karyawan sangat penting untuk diperhatikan, karena tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap dan tingkah laku mereka oleh karena itu untuk menunjang keberhasilan

(19)

mencapai tujuan sebuah organisasi ,tingkat pendidikan pegawai harus benar-benar dipertimbangkan. Pegawai yang berpendidikan tingggi seringkali dianggap bepotensi dan produktif dibanding yang berpendidikan rendah. Mengingat bahwa tenaga kerja yang produktif sangat diperlukan agar tujuan utama organisasi dapat dicapai secara optimal.

Instansi dalam operasionalnya saat ini tidak terlepas dari penggunaan teknolgi informasi untuk meningkatkan kinerja pegawai, maka seorang pegawai dituntut harus dapat mengoperasikan atau memanfaatkan fasilitas yang ada. Menurut Moenir (2011:197), Fasilitas adalah segala sesuatu yang digunakan, dipakai, ditempati, oleh pegawai baik dalam hubungan lingkungan dengan pekerjaan maupun kelancaran pekerjaan. Kemampuan sorang pegawai dalam mengoperasikan fasilitas yang ada dapat meningkatkan poduktifitas seorang pegawai. Namun yang menjadi persoalan adalah semakin cepatnya perkembangan teknologi saat ini dapat menjadi masalah tersendiri bagi para sebagian karyawan apabila instansi tempat mereka bekerja menerapkan atau menggunakan fasilitas yang berbasis teknologi informasi , tetapi mereka belum sepenuhnya mahir dalam mengoperasikannya. Maka perlu adanya peningkatan pendidikan dan pengetahuan bagi para pegawai/karyawan yang dapat diberikan oleh instansi itu sendiri dengan menjalankan program Penddikan dan Pelatihan.

Kinerja pegawai pada dasarnya adalah merupakan kondisi objektif pegawai dalam bekerja yang nampak pada hasil kerjanya. Semakin tinggi kinerja pegawai, maka hasil kerjanya akan lebih efektif dan efisien. Sebaliknya, apabila kinerja pegawai rendah maka hasil kerjanya kurang menunjukkan efektivitas dan efesiensi

(20)

Seringkai didapati kinerja pegawai yang mengalami penurunan kinerja, seperti penyelesaian tugas pekerjaan yang sering terlambat, kurangnya tanggung jawab terhadap pekerjaan, hasil kera yang tidak maksimal karena tidak terpenuhinya hasil kerja sesuai dengan target yang diharapkan yang pada akhirnya dapat mengakibatkan rendahnya mutu pelayanan.

Adanya faktor internal seperti tidak mahirnya pegawai dalam mengoperasikan fasiitas berbasis teknologi informasi yang di terapkan manajemen kantor ini merupakan masalah yang perlu dipecahkan agar tidak terjadi penurunan produktifitas pegawai. Seperti yang ada pada kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan, pegawai yang bekerja dalam kantor dinas tesebut pada umumnya tidak semua mahir dalam penggunaan teknologi informasi karena ada beberapa faktor, misalnya tingkat pendidikan dan faktor usia, ada pula yang mereka memang sudah bekerja dalan instansi tersebut namun kemajuan teknologi semakin pesat maka mereka belum sepenuhnya mendapatkan pembelajaran dan bekal penggunaan teknologi informasi di bangku pendidikan. Maka dari hal tersebut bisa menjadi masalah internal bagi pegawai tersebut, maka perlu ada pelatihan dan pendidikan khusus dalam penggunaan teknologi informasi.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Fasilitas Kantor Berbasis Teknologi Informasi dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

(21)

1. Apakah fasilitas berbasis teknologi informasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan

2. Apakah tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan

3. Apakah variabel X mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel Y ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada diatas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

Untuk dapat mengetahui pengaruh fasilitas berbasis teknologi informasi dan tingkat pendidikan terhadap kinerja pegawai Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan

1. Untuk menganalisa pengaruh antara fasilitas berbasis teknologi informasi terhadap pegawai Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan

2. Untuk menganalisa pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap kinerja pegawai Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan

3. Untuk menganalisa ada tidaknya pengaruh variabel X secara bersama-sama terhadap variabel Y

(22)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dengan penelitian dapat mengetahui secara langsung pada obyek yang diteliti di dalam hubungan dengan pengetahuan yang diperoleh selama di bangku kuliah sehingga pengetahuannya dapat diterapkan dalam keadaan konkrit (nyata).

2. Bagi Instansi

Dapat memberikan masukan yang mungkin berguna bagi perkembangan instansi yang berkaitan dengan pegawai yang meliputi: fasilitas bebasis teknologi, dan tingkat pendidikan akan dapat diketahui kinerja pegawai secara finansial dan secara maksimal.

3. Bagi Akademisi

(23)

7

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Fasilitas

Menurut Moekijat (2001:155) secara sederhana yang dimaksud dengan fasilitas adalah suatu sarana fisik yang dapat memproses suatu masukan (input) menuju keluaran (output) yang diinginkan.

Selanjutnya menurut Buchari(2001:12) fasilitas adalah penyedia perlengkapan–perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada penggunanya, sehingga kebutuhan-kebutuhan dari pengguna fasilitas tersebut dapat terpenuhi.

Ditambahkan oleh Barry (2002:67) fasilitas kerja adalah sebagai sarana yang diberikan perusahaan untuk mendukung jalannya nada perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan oleh pemegang kendali.

Pandjojo dan Husnan (2002: 37), “pelayanan yang bersifat memberikan fasilitas adalah kegiatan yang secara normal perlu diurus oleh para karyawan sendiri dalam kehidupan sehari-harinya”.

Sementara itu menurut Tjiptono (2006:19) fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa ditawarkan kepada konsumen.

(24)

Ditambahkan oleh Harmizar (2003:155) menyatakan dengan sederhana fasilitas adalah suatu sarana fisik yang dapat memproses suatu masukan (input) menjadi keluaran (output).

2. Karakteristik fasilitas kerja

Menurut Hartanto (2000 : 501)karakteristik dari sarana pendukung dalam proses aktivitas perusahaan adalah:

1. Mempunyai bentuk fisik

2. Dipakai atau digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan

3. Mempunyai jangka waktu kegunaan relative permanen lebih dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu bulan.

4. Memberikan manfaat di masa yang akan datang.

Berdasarkan teori diatas dapat diketahui bahwa fasilitas kerja merupakan sarana atau wahana atau alat untuk mempermudah aktivitas perusahaan dan juga untuk mensejahterakan karyawan agar para karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Jadi fasilitas kerja adalah sesuatu yang harus disediakan oleh perusahaan, baik fasilitas yang disediakan secara langsung maupun fasilitas pendukung untuk kemudahan dan kenyamanan bagi karyawan dalammelakukan pekerjaan. Menyadari akan pentingnya fasilitas kerja bagi karyawan maka perusahaan dituntut untuk menyediakan dan memberikan fasilitas kerja karena keberhasilan suatu perusahaan tidak pernah terlepas dari pemberian fasilitas kerja.

(25)

3. Jenis-Jenis Fasilitas Kerja dan Tujuannya

Menurut Sofyan (2001 : 22) jenis–jenis fasilitas kerja terdiri dari : 1. Mesin dan peralatannya yang merupakan keseluruhan peralatan

yang tujuannya digunakan untuk mendukung proses produksi yang ada di perusahaan.

2. Prasarana ,yaitu fasilitas pendukung yang di gunakan untuk memperlancar aktivitas perusahaan, diantaranya adalah jembatan, jalan, dan lainnya.

3. Fasilitas yang mendukung aktivitas kegiatan yang ada di perkantoran, seperti perabot kantor (meja, kursi, lemari, dan lainnya).

4. Peralatan inventaris, yaitu peralatan yang dianggap sebagai alat – alat yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kendaraaan yang tujuannya untuk mempermudah transportasi karyawan.

5. Tanah, yaitu asset yang terhampar luas baik yang digunakan ditempat bangunan, maupun yang merupakan lahan kosong yang digunakan untuk aktivitas perusahaan.

6. Bangunan, yaitu fasilitas yang tujuannya mendukung aktivitas sentral kegiatan perusahaan utama seperti perkantoran dan pergudangan.

7. Alat transportasi, yaitu semua jenis peralatan yang digunakan untuk tujuannya membantu terlaksananya aktivitas perusahaan seperti truk, traktor, mobil, motor, dan lainnya.

(26)

Sedangkan Alex S. Nitisemito (2000 : 181) jenis–jenis fasilitas yang menyenangkan dapat ditafsirkan secara luas antara lain tempat rekreasi kafetaria, tempat olah raga, balai pengobatan, tempat ibadah, kamar kecil yang bersih, pendidikan untuk anak dan sebagainya.

4. Indikator fasilitas kerja

Indikator fasilitas kerja harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan karyawan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Indikator fasilitas menurut Faisal (2005 ;22) adalah:

1.Sesuai dengan kebutuhan,

2.Mampu mengoptimalkan hasil kerja, 3.Mudah dalam penggunaan,

4.Mempercepat proses kerja, 5.Penempatan ditata dengan benar

5. Teknologi

Teknologi informasi adalah suatu studi perancangan, implementasi, pengembangan, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, terutama pada aplikasi hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak) secara sederhana, pengertian teknologi informasi adalah fasilitas-fasilitas yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak dalam mendukung dan meningkatkan kualitas informasi untuk setiap lapisan masyarakat secara cepat dan berkualitas.

Pengertian teknologi informasi menurut Martin (1999) dalam Rakhmansyah dan Susilo (2014),adalah bahwa teknologi informasi tidak hanya

(27)

terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup komunikasi untuk mengirimkan informasi. Pada tahun 2003 William dan Sawyer, seperti dikutip Rakhmansyah dan Susilo (2014) mendefinisikan teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video. William dan Sawyer memberikan pemahaman tentang teknologi informasi adalah kombinasi dari komputer yang berhubungan dan dengan saluran komunikasi dengan transmisi data kecepatan tinggi, baik dalam bentuk teks, audio, dan video.

Data dalam bentuk multimedia yang ditampung dengan menggunakan komputer. Karena teknologi informasi menghasilkan suatu sistem informasi maka karyawan memegang peranan penting dalam pengoperasian teknologi informasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Rifa dan Gudono (1999) dalam Widuri dan Jaryono (2012), teknologi informasi telah memainkan peran strategi dan signifikan dalam organisasi. Dukungan perangkat keras dan lunak yang semakin baik memunculkan kecenderungan sistem desentralisasi yang memungkinkan divisi dalam suatu organisasi mempunyai komputer mereka sendiri. Media teknologi informasi meliputi wireless, wireline, aditional digital, subcriben line, global positioning system, kriptografi, forward error correction, dan satelit. .

6. Pengertian Pendidikan

Pengertian Pendidikan menurut George F. Kneller pendidikan memiliki arti luas dan sempit. Dalam arti luas, pendidikan diartiakn sebagai tindakan

(28)

ataupengalaman yang mempengaruhi perkembangan jiwa, watak, atau pun kemampuan fisik individu. Dalam arti sempit, pendidikan adalah suatu proses mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan dari generasi yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah,pendidikan tinggi atau lembaga lainnya.

Pendidikan adalah usaha secara sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang. Pendidikan sebagai obyek dan juga subyek pembangunan perlu diperhatikan karena pendidikan merupakan penggerak utama dari pembangunan. Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

Pendidikan adalah usaha menarik sesuatu didalam manusia sebagai upaya memberikan pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal dan informal disekolah dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi kemampuan-kemampuanindividu agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat..

Menurut Herman H. Horne berpendapat pendidikan harus dipandang sebagai suatu proses penyesuaian diri manusia secara timbal balik dengan alam sekitar, dengan sesama manusia, dengan tabiat tertinggi dari kosmos. Dalam pengertian alamiah yang luas, proses kependidikan tersebut menyangkut proses seseorang menyesuaikan dirinya dengan dunia sekitarnya.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud pendidikan adalah usaha sadar untuk

(29)

mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

7. Jenis-Jenis Pendidikan

Menurut undang-undang RI Nomor 2 Tahun 1989, pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu;

1. Pendidkan Formal

Yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiriatas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

2. Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap keterampilan dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan,pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan pasar, perpustakaan, dan media massa. Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

(30)

3. Pendidikan Non Formal

Yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

8. Tingkat Pendidikan

Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jadi yang dimaksud dalam hal ini adalah pendidikan formal atau akademis, Tingkat/jejang pendidikan diindonesia meliputi:

i. Pendidikan Usia Dini

Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalahsuatu upayapembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam hal ini dapat berbentuk sekolah playgroup atau taman kanak-kanak.

b.) Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah, yaitu meliputi Sekolah Dasar (SD) dan sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat.

(31)

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar yang harus dilaksanakan minimal 9 tahun, yaitu meliputi Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan sederajatnya.

4) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Mata pelajaran pada perguruan tinggi merupakan penjurusan dari SMA, akan tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari pelajaran SMA.

9. Spesifikasi/ jurusan keilmuan

Kesesuaian jurusan adalah sebelum karyawan direkrut terlebih dahulu perusahaan menganalisis kesesuain jurusan pendidikan karyawan tersebut agar nantinya dapat ditempatkan pada posisi jabatan yang sesuai dengan kualifikasi pendidikannya tersebut. Dengan demikian karyawan dapat memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan.

10. Kinerja

Kinerja dalam organisasi merupakan suatu jawaban berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Mangkunegara (2009: 67), “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

(32)

oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Rivai dan Basri dalam Sinambela (2012:6) menyatakan, “kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang atau keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama”. Rivai dan Basri dalam Sinambela (2012:7-8) mengungkapkan beberapa pengertian kinerja yang dikemukakan oleh beberapa pakar, diantaranya sebagai berikut:

1. Kinerja adalah seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (Stolovith, Keeps: 1992);

2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja (Griffin: 1987);

3. Kinerja dipengaruhi oleh tujuan (Mondy, Premeaux: 1993);

4. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan suatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Hersey Blanchard: 1993); 5. Kinerja merujuk pada pencapaian tujuan pegawai atas tugas

(33)

6. Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan individu, kelompok maupun perusahaan (Schermerhorn, Hunt dan Osborn: 1991);

7. Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaikan dengan kinerja sebagai kata benda di masa salah satu entrinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan pengertian kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang oleh suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika ( Rivai dan Basri, 2005).

Pendapat para ahli mengenai kinerja dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang untuk kebutuhan organisasi dalam mencapai tujuan tertentu.

11. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Wirawan, (2009: 6-8) kinerja pegawai merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu:

1. Faktor internal pegawai

Yaitu faktor-faktor dari dalam diri pegawai yang merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia berkembang. Faktor-faktor bawaan, misalnya bakat, sifat pribadi, serta keadaan fisik, dan kejiwaan. Sementara itu, faktor-faktor yang diperoleh, misalnya

(34)

pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengalaman kerja, dan motivasi kerja. Setelah dipengaruhi oleh lingkungan internal organisasi dan lingkungan eksternal, faktor internal pegawai ini menentukan kinerja pegawai. Dapat di asumsikan bahwa makin tinggi faktor-faktor internal tersebut, makin tinggi pula kinerja pegawai. Sebaliknya, makin rendah faktor-faktor tersebut makin rendah pula kinerjanya.

2. Faktor-faktor lingkungan internal organisasi.

Saat melaksanakan tugasnya, pegawai memerlukan dukungan organisasi tempat ia bekerja. Dukungan tersebut sangat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja pegawai. Sebaliknya, jika sistem kompensasi dan iklim kerja organisasi buruk, kinerja karyawan akan menurun. Foktor internal organisasi lainnya misalnya strategi organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan utuk melaksanakan pekerjaan, serta system manajemen dan kompensasi. Oleh karena itu, manajemen organisasi harus menciptakan lingkungan internal organisasi yang kondusif sehingga dapat mendukung dan meningkatkan produktivitas karyawan.

3. Faktor lingkungan eksternal organisasi.

Faktor-faktor eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi yang mempengaruhi kinerja karyawan. Selain itu budaya masyarakat juga merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja karyawan.

(35)

12. Penilaian Kinerja

Penilaian Kinerja karyawan merupakan masalah penting bagi seluruh pengusaha. Namun demikian, kinerja yang memuaskan tidak terjadi secara otomatis, dimana hal ini cenderung akan makin terjadi dengan menggunakan system penilaian manajemen yang baik. “Sistem manajemen kinerja (performance management system) terdiri dari proses-proses untuk mengidentifikasikan, mendorong, mengukur, mengevaluasi, meningkatkan dan member penghargaan terhadap kinerja para karyawan yang dipekerjakan” (Mathis, 2002: 77).

Handoko (2008: 135) menyatakan penilaian prestasi kerja (perfomance appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan”. Selanjutnya menurut Wirawan, (2009: 105) menyatakan “bahwa penilaian kinerja dilakukan secara formatif dan sumatif”. Penilaian kinerja formatif adalah penilaian kinerja ketika para karyawan sedang melakukan tugasnya. Penilaian sumatif dilakukan pada akhir periode penilaian. Dalam hal ini, penilaian membandingkan kinerja akhir karyawan dengan standar kinerja. Karyawan mengisi instrumen evaluasi kinerja sebagai hasil akhir penilaian kinerja. Hasil akhir tersebut diserahkan kepada ternilai dan dibahas oleh ternilai dalam wawancara evaluasi kinerja.

Penilaian kerja berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja yaitu suatu evaluasi untuk mengukur prestasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan cara formatif dan sumatif. Formatif yaitu penilaian kinerja ketika para pegawai sedang melakukan tugasnya sedangkan sumatif yaitu penilaian

(36)

dengan membandingkan kinerja akhir pegawai dengan standar kinerja organisasi.

13. Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Sinambela (2012: 53), “penilaian pekerjaan adalah suatu metode perbandingan sistematis dari pekerjaan-pekerjaan untuk menentukan kedudukan dan ratio dari pekerjaan-pekerjaan itu, dengan demikian memberikan dasar untuk suatu sistem pembayaran yang adil”. Lebih lanjut dapat dikemukakan manfaat utama penilaian kinerja antara lain adalah:

1. Memberikan sarana untuk menghadapi ketidakadilan yang ada dan memecah ketidak adilan yang baru.

2. Memberikan kerangka untuk perbandingan antara manajemen dan serikat buruh. Perundingannya ialah tentang berbagai prinsip, struktur upah umum, tingkat upah, dan tambahan upah dan bukan pembicaraan tentang pekerjaan satu persatu.

3. Memberikan sarana untuk menangani keluhan dan diharapkan bahwa keluhan akan berkurang setelah sistemnya diterima.

4. Tingkat bayaran pekerjaan yang baru diciptakan dapat ditentukan secara sistematis tanpa adanya bahaya untuk menciptakan ketidakadilan yang baru.

5. Para pegawai dapat dengan mudah mengerti kemungkinan mereka untuk penghasilan lebih tinggi dalam keadaan mereka sekarang dan tahu harus memilih pekerjaan yang mana untuk memperoleh bayaran yang lebih tinggi.

(37)

14. Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Kaswan (2012:213) penilaian kinerja memainkan peran penting dalam proses manajemen kinerja secara keseluruhan. “Penilaian kinerja adalah proses yang digunakan organisasi untuk menilai kinerja karyawan”. Organisasi biasanya melakukan penilaian kinerja untuk berbagai tujuan, diantaranya:

1. Penilaian memberi justifikasi organisasi secara resmi untuk pengambilan keputusan pekerjaan.

2. Penilaian digunakan sebagai kriteria dalam validasi tes.

3. Penilaian memberi umpan balik kepada karyawan dan dengan demikian berfungsi sebagai sarana untuk pengembangan pribadi dan karir.

4. Penilaian dapat membantu mengidentifikasi pengembangan karyawan dan juga unutk meneguhkan tujua-tujuan untuk program pelatihan. 5. Penilaian dapat mendiagnosis masalah-masalah organisasi dengan

mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan karakteristik-karakteristik pribadi untuk dipertimbangkan dalam memperkerjakan, dan penilaian juga menyediakan landasan untuk membedakan antara karyaan yang berkinerja efektif dengan yang berkinerja tidak efektif.

6. Penilaian bersifat memotivasi, yaitu mendorong inisiatif, mengembangkan rasa tanggung jawab, dan merangsang usaha untuk berkinerja lebih baik.

7. Penialain merupakan wahana komunikasi, sebagaidasar diskusi tentang hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan antara atasan dan bawahan, kedua pihak dapat mengenal lebih baik lagi.

(38)

8. Penilaian dapat berfungsi sebagai dasar untuk perencanaan sumber daya manusia dan pekerjaan, yaitu memberikan input yang berharga untuk inventarisasi keterampilan dan perencanaan sumber daya manusia.

9. Penilaian dapat dijadikan dasar penilaian manajemen sumber daya manusia, yaitu untuk menentukan apakah program manajemen sumber daya manusia sudah ada efektif.

15. Indikator Kinerja

“Dimensi atau indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran dalam menilai kinerja. Ukuran-ukuran dijadikan tolok ukur dalam menilai kinerja. Dimensi atau ukuran kinerja sangat diperlukan karena akan bermanfaat baik bagi para pihak” (Sudarmanto, 2009:11). Secara umum, dimensi pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, diantaranya yaitu:

1. Hasil kerja.Hasil kerja adalah keluaran kerja dalam bentuk barang dan jasa yang dapat dihitung dan diukur kuantitas dan kualitasnya.

2. Perilaku kerja. Ketika berada ditempat kerjanya, seorang karyawan mempunyai dua perilaku, yaitu perilaku pribadi dan perilaku kerja. Perilaku pribadi adalah perilaku yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, misalnya: cara berjalan, cara berbicara, dan cara makan siang. Perilaku kerja adalah perilaku karyawan yang ada hubungannya dengan pekerjaan, misalnya: kerja keras, ramah terhadap pelanggan, dan cara jalan tentara dalam upacara. Perilaku kerja sangat diperlukan karena merupakan

(39)

persyaratan dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan berperilaku kerja tertentu, karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan menghasilkan kinerja yang diharapkan oleh organisasi. Perilaku kerja dicantumkan dalam standar kerja, prosedur kerja, kode etik, dan peraturan organisasi.

3. Sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan adalah sifat pribadi karyawan yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaannya. Sebagai manusia, karyawan mempunyai banyak sifat pribadi yang dibawa sejak lahir dan diperoleh ketika dewasa dari pengalaman kerjanya. Untuk melakukan suatu jenis pekerjaan, diperlukan sifat pribadi tertentu.

John Miner dalam Sudarmanto (2009:11) mengemukakan 4 dimensi yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja, itu:

1. Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan. 2. Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan.

3. Penggunaan waktu dalam kerja, yaitu tingkat ketidakhadiran, keterlambatan, waktu kerja efektif atau jam kerja hilang.

4. Kerjasama dengan orang lain dalam bekerja.

Menurut Mathis (2002: 78), kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk: kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja, sikap kooperatif.

(40)

B. Tinjauan Empiris

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka penuls akan mengutip beberapa hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh bebrapa peneliti sebelumnya, seperti yang ada dalam tabel 2.1 sebagai berikut.

Penelitian Terdahulu Tabel 2.1

No. Nama/Tahun Judul Metode Hasil

1. Bambang P.S Prabowo, Victor P K. Lengkong dan Lucky O H. Dotulong Tahun 2016 Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Penempatan Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan Pada PT. Industri Kapal Indonesia, Bitung Metode penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu, obervasi,angket, wawancara, dan Studi pustaka Dalam penelitian tersebut menunjukan bahwa Tingkat pendidikan dan penempatan kerja secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap produktifitas kerja karyawan pada PT. Industri Kapal Indonesia. 2. Agustina Fatma Ningrum Pengaruh Fasilitas Kantor, Motivasi Metode penelitian yang Dalam penelitian tersebut

(41)

Tahun 2017 Kerja, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Camat Pace Kabupaten Nganjuk digunakan yaitu pendekatan Kuantitatif. Teknik Pengumpulan data yang diguakan dalam peneitian ini adalah kuesioner menunjukkan hasil penelitian bahwa ada pengaruh signifikan antara fasilitas kantor, motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai. 3. Evert Fandi Mandang,Bode Lumanauw, dan Mac D.B. Walangitan Tahun 2017 Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Manado Metode penelitian yang digunakan yaitu asosiatif Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan hasil bahwa Tingkat Pendidikan dan Pelatihan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank BRI Cabang Manado 4. Mukhammad Pengaruh Peggunan Metode Hasil penelitian

(42)

Hilmi Muzakki Heru Susilo,dan Saifu Rahman Yuniarto Tahun 2016 Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Karyawan ( Studi Pada Karyawan PT. Telkom Pusat Divisi Regional V Surabaya penelitian yang digunakan yaitu pendekatan Kuantitatif yang dilakukan menunjukan bahwa Penggunaan Teknologi Informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan 5. DianaFitriani Tahun 2018 Analisis Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Asuransi Jiwasraya Pontianak Metode penelitian bersifat deskriftif analitis. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi dan kuesioner dari penelitian yang dilakukan menunjukan hasil bahwa Teknologi Informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan dalam menyelesakan pekerjaan

(43)

C. Kerangka Pikir

Selanjutnya untuk lebih memahami pengaruh fasilitas berbasis teknologi informasi dan tingkat pendidikan terhadap kinerja pegawai pada kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawei Selatan maka penulis mencantumkan kerangka piir dalam bentuk gambar seperti yang ada di bawah. Faslitas kantor berbasis teknologi informasi dan tingkat pendidikan merupakan bagian dari fungsi-fungsi manajemen yang bisa dimaksimalkan untuk meningkatkan kinerja pegawai.

Gambar: 2.1 : Skema Kerangka Pikir

Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Sulawesi Selatan

Fasilitas Kantor Berbasis Teknologi Informasi

(X1)

Tingkat Pendidikan (X2)

Kinerja

(Y)

(44)

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian dari tinjauan pustaka serta kerangka pikir di atas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa:

1. Diduga fasilitas kantor berbasis teknologi informasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Diduga tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan.

(45)

29

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diguakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang dimaksudkan untuk melakukan pengamatan kritis pada pada obyek yang diteliti. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data-data di lapangan antara lain; Kuesioner, Observasi, Dokumentasi.

1. Sumber Data

Sumber data mempunyai peran yang sangat penting dalam penelitian karena dengan adanya sumber data, penulis akan mendapat sumber yang dapat dipergunakan untuk mengetahui segala informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Sumber data yang mendukung jawaban permasalahan dalam penelitian ini dengan cara sebagai berikut:

a) Sumber data primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan melalui observasi serta wawancara.

b) Sumber data sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan, buku-buku, makalah, laporan, arsip serta dokumen lainnya dari kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan

(46)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian dan penulisan diperkirakan kurang lebih 2 (dua) bulan lamanya. Penelitian dimulai bulan Juli-September tahun 2019. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Makassar. Dan peneliti memilih lokasi di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan, Jl.Bougenville No.5, Masale, Panakukang, Kota Makassar.

C. Defenisi Operasional Variabel

Variabel penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji kecocokan antara teori dan fakta empiris didunia nyata. Hubungan nyata ini lazim dibaca dan dipaparkan dengan bersandar kepada variabel. Adapun hubungan nyata lazim dibaca dengan memperhatikan data tentang variabel itu. Variabel merupakan pengelompokan secara logis dari dua atau lebih atribut dari objek yang diteliti.

Variabel yang digunakan dalampenelitian ini, yaitu: 1. Fasilitas Berbasis Teknolgi (X1)

Fasilitas berbasis teknologi dapat diartikan bahwa fasilitas-fasilitas yang terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras dalam mendukung dan meningkatkan informasi.

2. Tingkat Pendidikan (X2)

Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

(47)

3. Kinerja (Y)

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas yang dicapai oleh seseorang karyawan d alam kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepadanya. Selain itu, kinerja juga dapat diartikansebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 71 orang . Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari pengertian diatas, menunjukan bahwa populasi bukan hanya manusia tetapi bisa juga obyek atau benda benda subyek yang dipelajari seperti dokumen dokumen yang dapat dianggap sebagai objek penelitian. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”Pengukuran sampel merupakan suatu langkah untuk

(48)

menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan suatu penelitian. Dalam penelitian yang dlakukan penentuan jumlah sampel menggunakan teknik sampling jenuh atau sensus. Sugiyono (2017) menyatakan sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknk ini sering digunakan apabila jumlah populasi kurang dari 100 atau relatif kecil. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 71 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data serta keterangan yang diperlukan dalam penyusunan proposal ini, maka digunakan metode penelitian studi kasus dan pengumpulan data melalui penelitian, sebagai berikut:

1. Penelitian pustaka, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan telaah secara langsung terhadap beberapa buku sebagai bahan pustaka. 2. Penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

mengunjungi langsung tempat penelitian yang ditetapkan, dengan cara:

a. Observasi, yaitu mengadakan pegumpulan data secara langsung pada objek penelitian

b. Interview, yaitu Tanya jawab yang dilakukan dengan staf yang yang berada di bidang sumber daya manusia.

Instrument peneltian adalah alat yang dapat digunakan untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan iformasi yang diperolah dari respnden dengan

(49)

penggunaan pola ukur yang sama (Syofian 2017:46). Untuk menguji instrument yang digunakan dalam penelitian ini , maka digunakan alat uji instrument yaitu:

1. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin di ukur (Syofian 2017:46). Uji vadilitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Kriteria penilaian uji validitas adalah :

a. Apabila rhitung> rtabel, maka kuisioner tersebut valid.

b. Apabila rhitung<rtabel, maka dapat dikatakan item kuisioner tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabelitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu alat ukur. Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur berkaitan erat dengan masalah kekeliruan pengukuran. Kekeliruan pengukuran sendiri menunjukkan sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuran terjadi apabila dilakukan pengukuran ulang terhadap kelompok subyek yang sama. Menurut Sugiyono, suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.60 (Cronbach Alpha ˃ 0.60). Pada umumnya reliabilitas kurang dari 0.6 dianggap tidak reliabel, jika reliabilitas berada pada kisaran 0.7 akan diterima, dan 0.8 maka dianggap reliabel. Adapun perhitungan reliabilitas menggunakan bantuan independen programStatistical Package for the Social Sciences (SPSS)versi 25

(50)

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalh jeni data kuantitatif, dimana data kuantitatif merupakan data yang berupa angka-angka yang dihitung maupun diukur. Analisis digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh yang dominan yang mempengaruhi kinerja pegawai pada kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Kota Makassar.

Adapun analisis data untuk mengukur variabel dalam penelitian ini maka digunakan software SPSS dengan cara memasukkan data menta hasil dari operasionalisasi variabel yag akan diuji. Adapun metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk menguji data yaitu:

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda tersebut bertujuan untuk melihat ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara fasilitas kantor bebasis teknologi informasi dan tingkat pendidkan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan . Untuk menganalisis data ke dalam regresi berganda tersebut digunakan software SPSS versi 25. Hasil dari olah data inilah yang akan diinterkinerjakan dalam pembahasan hasil dengan rumus sebagai berikut :

Y = a + b1x1+ b2x2+ ε

Dimana :

Y = Kinerja a = Kostanta

(51)

X1 = Fasilitas Kantor Berbasis Teknologi informasi

X2 = Tingkat Pendidikan

b1, b2 = Koefisien regresi berganda

e = Standarerror

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara variable Y dengan vriabel X dan hipotesis tentang statistik (Ha) yaitu hipotesis tentang adanya hubungan antara variabel X dengan variable Y. Pada umumnya jika Ho ditolak maka Ho diterima.

a. Uji t

Uji t dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel Inependent secara individual menerangkan variabel dependent. b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel-variabel independent secara simultan (bersama-sama).

c. Uji Koefisien Determinasi (R Square)

Koefisien determinasi (R Square atau R Kuadrat) atatu disimbolkan dengan “R2”yang bermakna sebagai sumbangan pengaruh yang diberikan variabel bebas atau variabel independen X (Fasilitas Kantor Berbasis Teknologi Informasi dan Tingkat Pendidikan) terhadap variabel terikat atau variabel dependen Y (Kinerja Pegawai), atau dengan kata lain, nilai koefisien determinasi atau R Square ini berguna untuk memprediksi dan melihat

(52)

seberapa besar kontribusi pengaruh yang diberikan variabel X (Fasilitas Kantor Berbasis Teknologi Informasi dan Tingkat Pendidikan) secara simultan terhadap variabel Y (Kinerja Pegawai ). Persyaratan yang harus dipenuhi sehingga dapat memakai nilai koefisien determinasi ialah uji F dalam analisis regresi linear berganda bernilai signifikan, yang berarti terdapat pengaruh variabel X (Fasilitas Kantor Berbasis Teknologi Informasi dan Tingkat Pendidikan)) secara simultan terhadap variabel Y (Kinerja Pegawai)

(53)

37

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Dinas Penanaman Modal dan PTSP Prov. Sulsel

Sejarah singkat Kantor Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulawesi Selatan awalnya dibentuk dengan surat keputusan Presiden RI tentang Pembentukan Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Daerah dan Surat Keputusan DEPDAGRI tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan kemudian disingkat BKPMD. Sejak tahun 1974 s/d 2016 Dinas Penanaman Modal dan PTSP Daerah Provinsi Sulawesi Selatan telah mengalami 14 kali pergantian pemimpin, yaitu:

1) Drs. H. M. Daud Nompo periode 1974-1977 2) Drs. M. Said Sutti Periode 1977-1982 3) Drs. M. T. B. Randa Periode 1982-1989 4) Drs. H. M . Malik Hambali periode 1989-1995 5) Drs. H. M. Hakamuddin Jamal periode 1995-1996 6) Drs. H. A. Gaffar Patappe periode 1996-1999

7) Drs. H. A. Tjonneng Mallobassang periode 1999-2001 8) Drs. Moh. Alwy Rum periode 2001-2004

9) Drs. HB. Amiruddin Maula SH. MH. M. Si periode 2004-2006 10) Dra. Andi Murni Amin Situru, M. Si periode 2006-2008

(54)

11) Irman Yasin Limpo, SH periode 2008-2012, pada periode inilah dibangun gedung DPMPTSP yang sekarang ditempati

12) Ir. Muhammad Arifin Daud, M. Si periode 2012-2014 13) PLT Irman Yasin Limpo, SH periode 2014-2015 14) A. M. Yamin, SE. MS periode 2016-sekarang.

Dalam kurung waktu 39 tahun, DPMPTSP Sulsel telah mengalami 5 kali pergantian nomenklatur dari BKPMD berubah menjadi BPMD, kemudian menjadi BPPMD. Pada tahun 2010 kembali lagi menjadi nomenklatus BKPMD dan tahun 2016 kembali berganti nama menjadi DPMPTSP berdasarkan PERGUB SULSEL Nomor 85 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu prov. Sulsel.

Selain itu sejak kurung waktu tersebut BKPMD Prov. Sulsel telah lima kali berpindah kantor, yang pertama adalah berada dilokasi kantor Bawasda Prov. Sulsel Jalan Sultan Alauddin dan sekarang menjadi kantor BPSDMA Prov. Sulsel kemudian pindah ke lokasi yang kedua yaitu “digedung rakyat” jalan Ahmad Yani sekarang menjadi pusat kantor Bank Danamon. Selanjutnya pada tahun 1989 DPMPTSP kembali berpindah kantor ke lokasi yang ketiga yaitu “gedung Sicieteit de Harminie” jalan Riburani atau lebih dikenal sebagai gedung kesenian Sulawesi Selatan, selanjutnya pada tahun 2000 kantor DPMPTSP pindah ke lokasi keempat yakni “gedung BP7” JL. DR. Samratulangi yang sekarang menjadi Balai Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor Daerah yang merupakan UPTD Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Sulsel . kemudian pada tahun 2002 kantor DPMPTSP Prov. Sulsel pindah ke kantor Gubernur.

(55)

Akhirnya pada tahun 2013 setelah 39 tahun berdiri akhirnya DPMPTSP Sulsel memiliki kantor sendiri yang besar dan megah yang telah diresmikan pada tahun 2013 yang terletak di Jl. Bougenville No.5.

2. Visi dan Misi Dinas Penanaman Modal dan PTSP Prov. Sulsel a. Visi

“Sulawesi Selatan Sebagai Tujuan Investasi dan Kerja Sama Dalam Peningkatan Kemakmuran Ekonomi”

b. Misi

1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Penanaman Modal 2. Meningkatkan Daya Tarik dan Minat Investasi

(56)

3. Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal Dan PTSP Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

KEPALA

DINAS

SEKRETARIS Kasubag. Program Kasubag. Keuangan Kasubag. Umum, Kepegawaian & Hukum Kabid Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan

Kabid Pengendalian & Pelaksanaan Penanaman Modal

Ka. Seksi Administrasi Pelayanan Perizinan

& Non Perizinan Ka. Seksi Pelayanan

Perizinan & Non Perizinan Ka. Seksi Pengaduan Perizinan Penanaman Modal TIM TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL Ka. Seksi Pengawasan Penanaman Modal Ka. Seksi Pembinaan

Penanaman Modal Ka. Seksi Pemantauan Penanaman Modal Kabid Promosi Penanaman Modal Kabid Perencanaan Pengembangan Iklim PM

Ka. Seksi Perencanaan & Sistem Informasi Penanaman Modal Ka. Seksi Regulasi Penanaman Modal Ka. Seksi Pemberdayaan Usaha Daerah Ka. Seksi Pengembangan Promosi Penanaman Modal Ka. Seksi Pelaksanaan

Promosi Penanaman Modal

Ka. Seksi Sarana & Prasarana Promosi Penanaman Modal

(57)

4. Job Description 1. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok membantu Gubernur menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah. Kepala Dinas dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

b. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

d. Pelaksanaan administrasi Dinas; dan

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait tugas dan fungsinya.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan koordinasi kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi penyusunan program, pelaporan, umum, kepegawaian,

(58)

hukum, dan keuangan dalam lingkungan Dinas. Untuk melaksanakan tugas pokok, Sekretaris menyelenggarakan fungsi

a. pengoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkungan dinas; b. pengoordinasian penyusunan program dan pelaporan; c. pengoordinasian urusan umum, kepegawaian, dan hukum; d. .pengoordinasian pengelolaan administrasi keuangan; dan e. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

3. Sub Bagian Program

Subbagian Program dipimpin oleh Kepala Subbagian yang mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan penyusunan program, penyajian data dan informasi, serta penyusunan laporan. Tugas pokok dirinci sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kegiatan Subbagian Program sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehinggaberjalan lancar;

c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan Subbagian Program untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

(59)

4. Sub Bagian Umum, Kepegawaian, Dan Hukum

Dipimpin oleh Kepala Subbagian yang mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan urusan ketatausahaan, administrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang, urusan rumah tangga serta mengelola administrasi kepegawaian dan hokum. Tugas pokok sebagaimana dimaksud dirinci sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kegiatan subbagian umum, kepegawaian, dan hukum sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;

c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan subbagian umum, kepegawaian, dan hukum untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;

d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

e. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

f. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kebutuhan, pemeliharaan.

5. Subbagian Keuangan

Dipimpin oleh Kepala Subbagian yang mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan pengelolaan administrasi dan pelaporan keuangan.

(60)

6. Bidang Perencanaan Pengembangan Iklim Penanaman Modal

Bidang Perencanan Pengembangan Iklim Penanaman Modal dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan, merumuskan dan melaksanakan perencanaan Pengembangan Iklim Penanaman Modal untuk mengoptimalkan pengolahan potensi penanaman modal daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas Kepala Bidang Perencanan Pengembangan Iklim Penanaman Modal mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang perencanan pengembangan iklim penanaman modal;

b. Pelaksanaan kebijakan teknis bidang perencanan pengembangan iklim penanaman modal;

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang perencanan pengembangan iklim penanaman modal;

d. Pelaksanaan administrasi bidang perencanan pengembangan iklim penanaman modal; dan

e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

7. Bidang Promosi Penanaman Modal

Bidang Promosi Penanaman Modal dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan, merumuskan dan melaksanakan market survey dan inteligent, melaksanakan promosi, menyiapkan sarana dan prasarana promosi serta merencanakan dan melaksanakan fasilitasi pelayanan penanaman modal.

(61)

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Bidang Promosi Penanaman Modal mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang Promosi Penanaman Modal; b. Pelaksanaan kebijakan teknis bidang Promosi Penanaman Modal;

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang Promosi Penanaman Modal; d. Pelaksanaan administrasi bidang perencanan Promosi Penanaman Modal e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

8. Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan

Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan, merumuskan dan melaksanakan administrasi, memfasilitasi, mengolah, menganaalisis, memverifikasi, merumuskan, merancang, mengevaluasi, memimpin, memonitoring, pengolahan data pelayanan perizinan dan nonperizinan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan; b. Pelaksanaan kebijakan teknis bidang Penyelenggaraan pelayananperizinan; c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang Penyelenggaraan Pelayanan

Perizinan;

d. Pelaksanaan administrasi bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan; da e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

(62)

9. Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal

Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam mengoordinasikan, merumuskan dan melaksanakan pemantauan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penanaman modal serta penggunaan fasilitas dan penilaian laporan kegiatan penanaman modal. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal;

b. Pelaksanaan kebijakan teknis bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal;

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal;

d. Pelaksanaan administrasi bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal; dan

e. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

B. Penyajian Data (Hasil Penelitin)

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 juli sampai dengan tangngal 20 September 2019 dengan menyebarkan kuesioner, selain menyebarkan kuesioner penulis juga melakukan observasi , dan melakukan tanya jawab langsun kepada beberapa staff kantor. Selain itu penulis juga mengambil data sekunder seperti

Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir ....................................................................27
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengelolaan keuangan Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (BOP-PAUD) pada TK Cikoang di Kecamatan

Berdasarkan Survei kepuasan masyarakat di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Selatan dan hasil analisis data yang telah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Atribut Produk yang meliputi (merek, harga, kualitas dan desain) Terhadap Keputusan Pembelian Laptop

Unit Organisasi : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sub Unit Organisasi : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu U P B : Dinas Penanaman Modal

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Malang. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Pelayanan Terpadu Satu

Anda diberikan 20 kultur bakteri dalam mikrotube yang telah ditumbuhkan pada medium kultur cair yang ditambahkan dengan salah satu sumber karbon, yaitu glukosa

Dari hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru terhadap peserta didik berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar Inklusif wilayah

a) Pengenalan masalah,Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara