• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN JIWA II DISUSUN OLEH : TIM KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN JIWA II DISUSUN OLEH : TIM KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PRAKTIKUM

KEPERAWATAN JIWA II

DISUSUN OLEH :

TIM KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2018

(2)

VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

A. Visi

Pada Tahun 2037, menjadi Program Studi Ilmu Keperawatan yang Islami, berbasis

teknologi informasi, unggul dibidang kegawatdaruratan dan berkonstribusi terhadap

penyelesaian masalah sosial serta lingkungan.

B. Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang Islami, unggul dibidang

kegawatdaruratan dan berbasis teknologi informasi serta peka terhadap

masalah kesehatan di masyarakat

2. Mengembangkan riset dibidang keperawatan dan berkonstribusi dalam

penyelesaian masalah sosial dan lingkungan

3. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk pengabdian

masyarakat untuk menjadi solusi masalah sosial khususnya pengangguran,

kemiskinan dan lingkungan

4. Mengembangkan kerjasama di bidang keperawatan dengan berbagai pihak

yang saling menguntungkan baik di dalam ataupun luar negeri.

C. Tujuan

1. Menghasilkan lulusan tenaga keperawatan yang berkarakter, berwawasan dan

berkemajuan

serta

berpijak

pada

nilai-nilai

keIslaman

dan

KeMuhammadiyahan

2. Menghasilkan penelitian keperawatan yang bermutu dengan pendanaan yang

bersumber dari dalam dan luar universitas

3. Melaksanakan pengabdian masyarakat untuk menjadi solusi dalam masalah

kesehatan social dan lingkungan

4. Menghasilkan kerjasama dalam catur dharma perguruan tinggi yang produktif

dan saling menguntungkan dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar

negeri.

D. Sasaran

1. Terselenggaranya pendidikan ners yang memiliki nilai-nilai Islam dan

Kemuhammadiyahan serta unggul dalam bidang kegawat-daruratan dan

berbasis IT

2. Terselenggaranya kegiatan kemahasiswaan dan alumni

3. Terselenggaranya pengembangan sumber daya manusia program studi secara

optimal untuk menunjang proses pembelajaran

4. Terlaksananya penelitian dan publikasi ilmiah dosen

5. Terlaksananya pengabdian masyarakat

6. Terselenggaranya kerja sama yang mendukung kegiatan program studi baik

dalam maupun luar negeri.

(3)

DAFTAR PRAKTIKUM

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA II

1. SPO Terapi Kognitif Sesi I 2. SPO Terapi keluarga Sesi I

3. SPO Terapi Aktivitas kelompok (TAK) stimulasi Kognitif/persepsi (sesi 1-V) 4. SPO Terapi Aktivitas kelompok (TAK) Stimulasi Sensori

5. SPO Terapi Aktivitas kelompok (TAK) stimulasi realita (Sesi I-III) 6. SPO Terapi Aktivitas kelompok (TAK) Sosialisasi (Sesi I-V)

(4)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

TERAPI PERILAKU KOGNITIF SESI 1

No Dokumen 133 /FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/5 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

Tanggal Terbit 03-09-2019

Ditetapkan

Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners, Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep

NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu menerapkan terapi perilaku kognitif Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1 Menjelaskan tujuan terapi perilaku kognitif

2 Menjelaskan tahapan kegiatan terapi perilaku kognitif Pengertian

Terapi perilaku kognitif merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang didasarkan pada teori bahwa tanda-dan gejala fisiologis berhubungan dengan interaksi antara pikiran, perilaku dan emosi

Tujuan Terapi Perilaku kognitif SESI 1

Salah satu bentuk terapi psikososial yang merubah pola pikir negatif menjadi positif sehingga perilaku maladaptif yang timbul akibat pola pikir yang salah juga akan berubah menjadi perilaku yang adaptif. Pada akhirnya diharapkan individu memiliki kemampuan untuk bereaksi secara adaptif dalam menghadapi masalah atau situasi sulit dalam setiap fase hidupnya

1.

Klien mampu mengungkapkan pikiran otomatis yang negatif tentang diri sendiri, perasaan dan perilaku negatif yang dialami klien (assessment) setelah terkait masalah isolasi sosial terkait kemampuan interaksi sosial.

2.

Latihan cara untuk mengatasi satu pikiran negatif

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian SESI 1

1 Kaji terhadap pikiran dan perilaku negatif klien 2 Kaji kesiapan klien

3 Kaji kesiapan perawat

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

(5)

5 Mengatur pertemuan dilakukan di salah satu ruangan yang ada di ruang rawat inap klien, Suasana ruangan harus tenang

6 Mengatur klien duduk berhadapan dengan terapis Peralatan :

1.

Format evaluasi proses

2.

Format dokumentasi

3.

Format jadwal kegiatan harian

4.

Catatan harian klien

5.

Alat tulis

Membuat kontrak dengan klien bahwa terapi akan dilaksanakan secara individu dalam 5 (lima) sesi, selama 30 menit. Jika klien berhasil melewati masing-masing sesi sesuai kriteria maka klien dapat melanjutkan ke sesi berikutnya, jika tidak maka klien akan mengulangi sesi tersebut

Fase Orientasi

7

a.

Salam terapeutik

1)

Salam dari terapis

2)

Perkenalan nama dan panggilan terapis

3)

Menanyakan nama dan panggilan klien

8

a.

Evaluasi/validasi

Menanyakan bagaimana perasaan klien saat ini terkait dengan pengalaman traumatis yang dialaminya

9

a.

Kontrak

1.

Menyepakati pertemuan sesi 1

2.

Menjelaskan tujuan pertemuan pertama yaitu:

a)

Membantu klien mengungkapkan pikiran otomatis yang negatif tentang diri sendiri, perasaan dan perilaku negatif yang dialami klien (assessment) terkait pengalaman traumatis yang dialami

b)

Latihan cara untuk mengatasi satu pikiran negatif

3.

Terapis menjelaskan aturan sebagai berikut:

a)

Lama kegiatan 30 menit

b)

Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

c)

Klien berperan aktif dalam mengungkapkan perasaan, pikiran dan perilakunya.

(6)

Fase Kerja

10 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.

11 Terapis mendiskusikan tentang Pikiran otomatis yang negatif tentang diri sendiri setelah mengalami kejadian traumatis, perasaan dan perilaku negatif yang muncul akibat pikiran negatif setelah mengalami kejadian traumatis dan mencatat pikiran, perasaan dan perilaku negatif dalam buku kerja klien

12 Melatih satu pikiran otomatis negatif. Pada tahap ini terapis dan pasien memilih satu pikiran negatif yang akan dilatih untuk mengatasinya, mencatat pikiran positif untuk mengatasi pikiran negatif dalam buku kerja klien dan melatihkan cara untuk mengatasi satu pikiran negatif 13 Terapis memberikan pujian atas komitmen dan semangat

klien.

Fase Terminasi

14

a.

Evaluasi

1)

Menanyakan perasaan klien setelah latihan

2)

Mengevaluasi kemampuan mengenali pikiran negatif, perasaan dan perilaku maladaptif yang dialami terkait dengan pengalaman traumatis

3)

Mengevaluasi kemampuan klien dalam melatih cara untuk mengatasi satu pikiran otomatis negatif

4)

Memberikan umpan balik positif atas kerjasama klien yang baik

15

b.

Tindak lanjut

1)

Mencatat pikiran, perasaan dan perilaku negatif lainnya yang belum disebutkan selama sesi berlangsung pada buku kerja klien

2)

Menganjurkan klien untuk latihan mandiri cara untuk mengatasi pikiran negatif yang sudah dipelajari

16

c.

Kontrak yang akan datang

1)

Menyepakati topik percakapan pada sesi 2 yaitu klien mampu mengatasi pikiran otomatis negatif yang kedua

2)

Menyepakati waktu dan tempat untuk pertemuan sesi 2

(7)

18 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien yang beragama Islam membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien. 19 Mengumpulkan dan membersihkan alat

20 Mencuci tangan

Evaluasi

21

1.

Evaluasi Proses

Evaluasi dilakukan saat proses terapi perilaku kognitif berlangsung, khususnya pada tahap fase kerja. Keaktifan klien, keterlibatan klien dan proses pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan.

Dokumentasi

22 Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat terapi perilaku kognitif pada catatan proses keperawatan. Jika klien dianggap mampu, maka catatan keperawatan adalah klien mengikuti terapi perilaku kognitif sesi 1, klien mampu mengungkapkan pikiran otomatis yang negatif tentang diri sendiri, perasaan dan perilaku negatif yang dialami klien, memilih satu pikiran negatif, mengidentifikasi hal positif dan latihan satu pikiran negatif otomatis, klien dapat melanjutkan untuk mengikuti sesi 2. Jika klien dianggap belum mampu, maka catatan keperawatan adalah klien mengikuti terapi perilaku kognitif sesi 1, klien belum mampu mengungkapkan pikiran otomatis yang negatif tentang diri sendiri, perasaan dan perilaku negatif yang dialami klien, dianjurkan klien untuk melatih diri di secara mandiri (buat jadwal).

Unit Terkait :

1. Departemen Keperawatan Jiwa 2. Bagian Laboratorium Keperawatan

(8)

Referensi

1. Carson, V.B. (2000). Mental Health Nursing: The nurse-patient journey. (2th ed.). Philadelphia: W.B. Saunders Company

2. Fortinash, K..M., &Holoday W. P.A., (2006), Pscyciatric nursing care plans, St. Louis, Mosby Your Book.

3. N.,& Frisch A. (2011). Psychiatric mental health nursing. 4 ed. Australia: Delmar CENGAGE learning

4. Gail Williams, Mark Soucy. (2013). Course Overview - Role of the Advanced Practice

Nurse & Primary Care Issues of Mental Health/Therapeutic Use of Self . School of

Nursing, The University of Texas Health Science Center at San Antonio

5. Halter MJ. (2014). Varcarolis' Foundations of Psychiatric Mental Health Nursing: A

Clinical Approach. 7th edition. Saunders: Elsevier Inc.

6. Marry Ann Boyd.(2002).Psychiatric Nursing Contemporary Practice, second

edition.

7. Noren Cavan Frisch & Lawrence E Frisch.(2007).Psychiatric Mental Health Nursing,

third edition.New York:Thomson Delmar Learning.

8. Sheila L. Videbeck.(2011).Psychiatric Mental Health Nursing, fifth edition. Philadelphia:Wolters Kluwer, Lippincot William & Wilkins.

9. Stuart, G.W.T., Keliat B.A., Pasaribu J. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan

Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi Indonesia 10. Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.

10. Twosend, Mary C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing: Concept of Care in

(9)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

TERAPI KELUARGA

SESI 1 : Pengkajian Masalah Keluarga

No Dokumen 134/FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/5 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

Tanggal Terbit 03-09-2019

Ditetapkan

Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners, Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep

NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu menerapkan terapi Keluarga Sesi 1 : Pengkajian Masalah Keluarga Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tujuan terapi perilaku keluarga Sesi 1 : Pengkajian Masalah Keluarga 2. Menjelaskan tahapan kegiatan terapi keluarga Sesi 1 : Pengkajian Masalah Keluarga Pengertian

salah satu elemen program perawatan kesehatan jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi dan edukasi melalui komunikasi yang terapeutik

Tujuan Terapi Perilaku keluarga :

Setelah diberikan terapi keluarga, keluarga diharapkan mampu:

1.

Memahami masalah yang dialami oleh anggota keluarga dengan schizophrenia

2.

Mengatasi masalah pada diri sendiri yang muncul karena merawat anggota

keluarga dengan schizophrenia

3.

Mengatasi beban pada keluarga yang muncul karena adanya anggota keluarga dengan schizophrenia

4.

Memanfaatkan sarana di komunitas untuk membantu keluarga

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian SESI 1

1 Mengetahui tujuan sesi 1 :

1.

Peserta dapat menyepakati kontrak program psikoedukasi keluarga

2.

Peserta mengetahui tujuan program psikoedukasi keluarga

3.

Peserta mendapat kesempatan untuk menyampaikan pengalamannya dalam merawat klien dengan gangguan jiwa (masalah dalam merawat dan masalah pribadi yang dirasakan karena merawat)

(10)

4.

Peserta dapat menyampaikan keinginan dan harapannya selama mengikuti program psikoedukasi keluarga

Mengetahui Metode terapi sesi 1 :Curah pendapat, ceramah, diskusi, dan tanya jawab

2 Kaji kesiapan keluarga 3 Kaji kesiapan perawat

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi

5 Mengingatkan keluarga 2 hari sebelum pelaksanaan terapi 6 Mempersiapkan tempat pertemuan : Peserta (keluarga)

duduk berhadapan dengan terapis dalamposisi yang nyaman

Peralatan : Leaflet/lembar balik, modul, dan buku kerja keluarga (format evaluasi dan dokumentasi)

Fase Orientasi

7 Salam terapeutik: salam dari terapis

8 Memperkenalkan nama dan panggilan terapis 9 Menanyakan nama dan panggilan peserta

Validasi:

Menanyakan bagaimana perasaan peserta dalam mengikuti program psikoedukasi keluarga saat ini Kontrak:

Menjelaskan tujuan pertemuan pertama yaitu untuk bekerjasama dan membantu keluarga yang mempunyai anggota keluarga dengan gangguan jiwa

Terapis mengingatkan langkah – langkah setiap sesi sebagai berikut:

1)

Menyepakati pelaksanaan terapi selama 5 sesi

2)

Lama kegiatan 45 – 60 menit

3)

Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai dengan anggota keluarga yang tidak berganti

(11)

Fase Kerja

10 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.

11 Menanyakan tentang apa yang dirasakan keluarga selama ini terkait dengan gangguan jiwa yang dialami salah satu anggota keluarga

1)

Masalah pribadi yang dirasakan anggota keluarga sendiri

2)

Masalah dalam merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

3)

Keluarga menuliskan masalahnya pada buku kerja keluarga

4)

Terapis menuliskan pada buku kerja sendiri

5)

Menanyakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam keluarga dengan adanya salah satu anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa (Setiapanggota keluarga diberi kesempatan untuk menyampaikan perubahan-perubahan yang dialami dalam keluarga)

12 Menanyakan keinginan dan harapan keluarga selama mengikuti psikoedukasi keluarga

13 Memberikan kesempatan keluarga untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan hasil diskusi yang sudah dilakukan

Fase Terminasi

14 Evaluasi:

1.

Menyimpulkan hasil diskusi sesi I

2.

Menanyakan perasaan keluarga setelah selesai sesi I Memberikan umpan balik positif atas kerjasama

dan kemampuan keluarga dalam menyampaikan apa yang dirasakan

15 Tindak lanjut:

Menganjurkan keluarga untuk menyampaikan dan mendiskusikan pada anggota keluarga yang lain tentang masalah yang dihadapi keluarga dan perubahan-perubahan yang terjadi pada keluarga dengan gangguan jiwa

(12)

16 Kontrak:

1.

Menyepakati topik sesi 2 yaitu menyampaikan tentang gangguan jiwa dan cara merawat klien gangguan jiwa

2.

Menyepakati waktu dan tempat untuk pertemuan selanjutnya

17 Membaca hamdalah setelah selesai memberikan tindakan 18 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien yang

beragama Islam membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien. 19 Mengumpulkan dan membersihkan alat

20 Mencuci tangan

Evaluasi

21 Evaluasi Proses

Evaluasi ketepatan waktu pelaksanaan terapi khususnya tahap kerja, keaktifan keluarga, keterlibatan keluarga dan proses pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan.

Dokumentasi

22 Dokumentasi Kemampuan

Pada dokumentasi dituliskan ungkapan secara singkat apa yang telah disampaikan oleh keluarga yaitu masalah pribadi yang dirasakan anggota keluarga dan masalah yang dialami selama merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa dan perubahan– perubahan yang terjadi dalam keluarga

Unit Terkait :

1. Departemen Keperawatan Jiwa 2. Bagian Laboratorium Keperawatan

(13)

Referensi

1. Carson, V.B. (2000). Mental Health Nursing: The nurse-patient journey. (2th ed.). Philadelphia: W.B. Saunders Company

2. Fortinash, K..M., &Holoday W. P.A., (2006), Pscyciatric nursing care plans, St. Louis, Mosby Your Book.

3. N.,& Frisch A. (2011). Psychiatric mental health nursing. 4 ed. Australia: Delmar CENGAGE learning

4. Gail Williams, Mark Soucy. (2013). Course Overview - Role of the Advanced Practice

Nurse & Primary Care Issues of Mental Health/Therapeutic Use of Self . School of

Nursing, The University of Texas Health Science Center at San Antonio

5. Halter MJ. (2014). Varcarolis' Foundations of Psychiatric Mental Health Nursing: A

Clinical Approach. 7th edition. Saunders: Elsevier Inc.

6. Marry Ann Boyd.(2002).Psychiatric Nursing Contemporary Practice, second

edition.

7. Noren Cavan Frisch & Lawrence E Frisch.(2007).Psychiatric Mental Health Nursing,

third edition.New York:Thomson Delmar Learning.

8. Sheila L. Videbeck.(2011).Psychiatric Mental Health Nursing, fifth edition. Philadelphia:Wolters Kluwer, Lippincot William & Wilkins.

9. Stuart, G.W.T., Keliat B.A., Pasaribu J. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan

Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi Indonesia 10. Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.

10. Twosend, Mary C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing: Concept of Care in

(14)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI

SESI 1 MENGENAL HALUSINASI

No Dokumen 135/FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/6 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

Tanggal Terbit 03-09-2019

Ditetapkan

Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners, Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep

NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu menerapkan terapi Aktivitas Kelompok stimulasi Persepsi Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tujuan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi

2. Menjelaskan tahapan kegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi

Pengertian

TAK stimulasi persepsi halusinasi adalah kegiatan terapi untuk pasien yang mengalami gangguan persepsi halusinasi yang telah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi, Klien dapat meningkatkan kernampuan dalam mempersepsikan simulasi yang dilakukan Sehingga dapat mengontrol halusinasinya

Tujuan Terapi

1.

Klien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaanya

2.

Klien mampu meyebutka cara mengontrol halusinasinya

3.

Klien dapat memilih cara mengontrol cara halusinasinya

4.

Klien dapat melaksanakan cara baru yang dipilih untuk mengontrol halusinasinya Tujuan terapi SESI 1 : Mengenal Halusinasi :

1.

Klien mengenal isi halusinasi

2.

Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi

3.

Klien mengenal frekuensi halusinasi

4.

Klien mengenal perasaan bila mengalami halusinasi

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji kriteria klien yang akan diberikan terapi :

a.

Pasien dengan halusinasi penglihatan dan

pendengaran sudah menunjukkan kemauan untuk menceritakan apa yang dilihat dan apa yang didengar

(15)

mampu mengatasi jika halusinasi tersebut muncul 2 Kaji kesiapan klien sebagai peserta terapi :

a.

Bersedia mengikuti kegiatan TAK

b.

Hadir lima menit sebelum acara dimulai

c.

Berpakaian rapi, bersiha dan sudah mandi

d.

Setuju untuk tidak makan, minum, merokok selama kegiatan TAK

3 Kaji kesiapan perawat (Pembagian tugas) : Leader

a. Memimpin jalannya TAK

b. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK

c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK d. Memimpin diskusi kelompok

Co leader

a.

Membuka acara

b.

mendapingi leader

c.

mengambil alih posisi leader jika leader bloking

d.

meneyerahkan kembali posisi kepada leader

e.

menutup acara diskusi

Fasilitator

a.

memberikan stimulus dan memotifator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalan terapi

observer

a.

Mengobservasi jalannya kegiatan

b.

Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi

5 Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan sensori persepsi: Halusinasi

6 Mmpersiapkan tempat : pasien duduk melingkar Mempersiapkan alat :

(16)

1.

Sound system

2.

Spidol

3.

Papan tulis (white board)

Mempersiapkan metode : Tanya jawab dan diskusi

Fase Orientasi

7

d.

Salam terapeutik

1)

Salam dari terapis

2)

Perkenalan nama dan panggilan terapis

3)

Menanyakan nama dan panggilan klien

8

b.

Evaluasi/validasi

Menanyakan bagaimana perasaan klien saat ini terkait dengan pengalaman traumatis yang dialaminya

9

b.

Kontrak

1.

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan

2.

Menjelaskan aturan kegiatan yaitu:

✓ Masing-masing klien memperkenalkan diri: nama, nama panggilan

✓ Jika ada klien yang mau meninggalkan kelompok harus meminta izin pada terapis ✓ Lama kegiatan 45 menit

✓ Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

Fase Kerja

10 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.

11 Terapi memperkenalkan diri (nama, dan nama paggilan) terapi meminta klien memperkenalkan nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai dari klien yang berada di sebelah kiri terapis, searah jarum jam

12 Terapis menjelaskan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing klien membagi pengalaman tentang halusinasi yang mereka alami dengan menceritakan.:

(17)

1)

Isi halusinasi

2)

Waktu terjadinya

3)

Frekuensi halusinasi

4)

Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi.

13 Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara berurutan dimulai dari klien yang ada disebelah kiri terapis, seterusnya bergiliran searah jarum jam

14 Saat seorang klien menceritakan halusinasi, setelah cerita selesai terapis mempersilahkan klien lain untuk bertanya sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan

15 Lakukan kegiatan sampai semua klien selesai mendapat giliran.

16 Setiap kali klien bias menceritakan halusinasinya, terapis memberikan pujian

Fase Terminasi

17 Evaluasi:

✓ Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

✓ Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok

18 Terapi menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi segera menghubungi perawat atau teman lain

16 Kontrak yang akan datang:

1)

Terapi membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi.

2)

Terapis membuat kesepakatan dengan klien dan tempat TAK berikutnya 17 Membaca hamdalah setelah selesai kegiatan

18 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien yang beragama Islam membaca doa

(18)

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien. 19 Mengumpulkan dan membersihkan alat

20 Mencuci tangan

Evaluasi

21

2.

Evaluasi Proses

Evaluasi dilakukan saat proses terapi berlangsung, khususnya pada tahap fase kerja. Keaktifan klien, keterlibatan klien dan proses pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan.

Dokumentasi

22 Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat terapi pada catatan proses keperawatan yaitu mampu menyebutkan dan menjelaskan :

1)

Isi halusinasi yang dialami

2)

Waktu terjadinya

3)

Frekuensi halusinasi

4)

Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi.

Unit Terkait :

1. Departemen Keperawatan Jiwa 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi

1. Carson, V.B. (2000). Mental Health Nursing: The nurse-patient journey. (2th ed.). Philadelphia: W.B. Saunders Company

2. Fortinash, K..M., &Holoday W. P.A., (2006), Pscyciatric nursing care plans, St. Louis, Mosby Your Book.

3. N.,& Frisch A. (2011). Psychiatric mental health nursing. 4 ed. Australia: Delmar CENGAGE learning

(19)

4. Gail Williams, Mark Soucy. (2013). Course Overview - Role of the Advanced Practice

Nurse & Primary Care Issues of Mental Health/Therapeutic Use of Self . School of

Nursing, The University of Texas Health Science Center at San Antonio

5. Halter MJ. (2014). Varcarolis' Foundations of Psychiatric Mental Health Nursing: A Clinical

Approach. 7th edition. Saunders: Elsevier Inc.

6. Marry Ann Boyd.(2002).Psychiatric Nursing Contemporary Practice, second edition.

7. Noren Cavan Frisch & Lawrence E Frisch.(2007).Psychiatric Mental Health Nursing, third

edition.New York:Thomson Delmar Learning.

8. Sheila L. Videbeck.(2011).Psychiatric Mental Health Nursing, fifth edition. Philadelphia:Wolters Kluwer, Lippincot William & Wilkins.

9. Stuart, G.W.T., Keliat B.A., Pasaribu J. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan

Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi Indonesia 10. Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.

10. Twosend, Mary C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing: Concept of Care in

(20)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI

SESI II MENGONTROL HALUSINASI : MENGHARDIK

No Dokumen 136/FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/6 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

Tanggal Terbit 03-09-2019

Ditetapkan

Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners, Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep

NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu menerapkan terapi Aktivitas Kelompok stimulasi Persepsi Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tujuan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi

2. Menjelaskan tahapan kegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi Pengertian

TAK stimulasi persepsi halusinasi adalah kegiatan terapi untuk pasien yang mengalami gangguan persepsi halusinasi yang telah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi, Klien dapat meningkatkan kernampuan dalam mempersepsikan simulasi yang dilakukan Sehingga dapat mengontrol halusinasinya

Tujuan Terapi

a.

Klien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaanya

b.

Klien mampu meyebutka cara mengontrol halusinasinya

c.

Klien dapat memilih cara mengontrol cara halusinasinya

d.

Klien dapat melaksanakan cara baru yang dipilih untuk mengontrol halusinasinya Tujuan terapi SESI II : Mengontrol halusinasi : Menghardik

1.

Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusnasi.

2.

Klien dapat memahami dinamika halusinasi

3.

Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.

4.

Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji kriteria klien yang akan diberikan terapi :

(21)

pendengaran sudah menunjukkan kemauan untuk menceritakan apa yang dilihat dan apa yang didengar

d.

Pasien dengan halusinasi pendengaran, pasien sudah mampu mengatasi jika halusinasi tersebut muncul 2 Kaji kesiapan klien sebagai peserta terapi :

e.

Bersedia mengikuti kegiatan TAK

f.

Hadir lima menit sebelum acara dimulai

g.

Berpakaian rapi, bersiha dan sudah mandi

h.

Setuju untuk tidak makan, minum, merokok selama kegiatan TAK

3 Kaji kesiapan perawat (Pembagian tugas) : Leader

e. Memimpin jalannya TAK

f. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK

g. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK h. Memimpin diskusi kelompok

Co leader

f.

Membuka acara

g.

mendapingi leader

h.

mengambil alih posisi leader jika leader bloking

i.

meneyerahkan kembali posisi kepada leader

j.

menutup acara diskusi

Fasilitator

b.

memberikan stimulus dan memotifator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalan terapi

observer

c.

Mengobservasi jalannya kegiatan

d.

Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi

5 Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan sensori persepsi: Halusinasi

(22)

6 Mmpersiapkan tempat : pasien duduk melingkar 7 Mempersiapkan alat :

4.

Sound system

8 Mempersiapkan metode : Tanya jawab dan diskusi, simulasi

Fase Orientasi

9

e.

Salam terapeutik

1)

Salam dari terapis

2)

Perkenalan nama dan panggilan terapis

3)

Menanyakan nama dan panggilan klien

10

c.

Evaluasi/validasi

Menanyakan bagaimana perasaan klien saat ini terkait dengan pengalaman traumatis yang dialaminya

11

c.

Kontrak

1.

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan

2.

Menjelaskan aturan kegiatan yaitu:

✓ Masing-masing klien memperkenalkan diri: nama, nama panggilan

✓ Jika ada klien yang mau meninggalkan kelompok harus meminta izin pada terapis ✓ Lama kegiatan 45 menit

✓ Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

Fase Kerja

12 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.

13 Terapi memperkenalkan diri (nama, dan nama paggilan) terapi meminta klien memperkenalkan nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai dari klien yang berada di sebelah kiri terapis, searah jarum jam

14 Terapi meminta masing-masing klien secar berurutan searah jarum jam menceritakan apa yang dilakukan jika mengalami halusinasi dan apakah itu bias mengatasi halusinasinya.

(23)

15 Setiap selesai klien menceritakan pengalamannya, terapis memberikan pujian dan mengajak peserta lain memberikan tepuk tangan.

16 Terapi menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat halusinasi muncul

17 Terapi memperagakan cara menghardik halusinasi 18 Terapi meminta masing-masing klien memperagakan

menghardik halusinasi dimulai dari peserta disebelah kiri terapi berurutan searah jarum jam sampai semua peserta mendapat giliran

19 Terapi memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap klien

20 Terapi memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap klien bertepuk tangan saat setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi

Fase Terminasi

21 Evaluasi:

✓ Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

✓ Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok

22 Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah dipelajari jika halusinasi muncul

23 Kontrak yang akan datang:

3)

Terapi membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi. Dengan cara lain

4)

Terapis membuat kesepakatan dengan klien dan tempat TAK berikutnya 24 Membaca hamdalah setelah selesai kegiatan

25 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien yang beragama Islam membaca doa

(24)

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien. 26 Mengumpulkan dan membersihkan alat

27 Mencuci tangan

Evaluasi

21

3.

Evaluasi Proses

Evaluasi dilakukan saat proses terapi berlangsung, khususnya pada tahap fase kerja. Keaktifan klien, keterlibatan klien dan proses pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan.

Dokumentasi

28 Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat terapi pada catatan proses keperawatan yaitu mampu menyebutkan dan menjelaskan :

a. Menyebutkan cara yang selama ini digunakan mengatasi halusinasi

b. Menyebutkan efektifitas cara

c. Menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan Menghardik

d. Memperagakan menghardik halusinasi

Unit Terkait :

1. Departemen Keperawatan Jiwa 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi

1. Carson, V.B. (2000). Mental Health Nursing: The nurse-patient journey. (2th ed.). Philadelphia: W.B. Saunders Company

2. Fortinash, K..M., &Holoday W. P.A., (2006), Pscyciatric nursing care plans, St. Louis, Mosby Your Book.

3. N.,& Frisch A. (2011). Psychiatric mental health nursing. 4 ed. Australia: Delmar CENGAGE learning

4. Gail Williams, Mark Soucy. (2013). Course Overview - Role of the Advanced Practice

Nurse & Primary Care Issues of Mental Health/Therapeutic Use of Self . School of

(25)

5. Halter MJ. (2014). Varcarolis' Foundations of Psychiatric Mental Health Nursing: A

Clinical Approach. 7th edition. Saunders: Elsevier Inc.

6. Marry Ann Boyd.(2002).Psychiatric Nursing Contemporary Practice, second

edition.

7. Noren Cavan Frisch & Lawrence E Frisch.(2007).Psychiatric Mental Health Nursing,

third edition.New York:Thomson Delmar Learning.

8. Sheila L. Videbeck.(2011).Psychiatric Mental Health Nursing, fifth edition. Philadelphia:Wolters Kluwer, Lippincot William & Wilkins.

9. Stuart, G.W.T., Keliat B.A., Pasaribu J. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan

Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi Indonesia 10. Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.

10. Twosend, Mary C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing: Concept of Care in

(26)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI

SESI III MENYUSUN JADWAL KEGIATAN

No Dokumen 137 /FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/5 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

Tanggal Terbit 03-09-2019

Ditetapkan

Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners, Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep

NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu menerapkan terapi Aktivitas Kelompok stimulasi Persepsi Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tujuan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi

2. Menjelaskan tahapan kegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi

Pengertian

TAK stimulasi persepsi halusinasi adalah kegiatan terapi untuk pasien yang mengalami gangguan persepsi halusinasi yang telah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi, Klien dapat meningkatkan kernampuan dalam mempersepsikan simulasi yang dilakukan Sehingga dapat mengontrol halusinasinya

Tujuan Terapi

a.

Klien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaanya

b.

Klien mampu meyebutka cara mengontrol halusinasinya

c.

Klien dapat memilih cara mengontrol cara halusinasinya

d.

Klien dapat melaksanakan cara baru yang dipilih untuk mengontrol halusinasinya Tujuan terapi SESI III : Menyusun jadwal kegiatan

1.

Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktifitas untuk mencegah munculnya halusinasi

2.

Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji kriteria klien yang akan diberikan terapi :

a.

Pasien dengan halusinasi penglihatan dan

pendengaran sudah menunjukkan kemauan untuk menceritakan apa yang dilihat dan apa yang didengar

(27)

b.

Pasien dengan halusinasi pendengaran, pasien sudah mampu mengatasi jika halusinasi tersebut muncul 2 Kaji kesiapan klien sebagai peserta terapi :

c.

Bersedia mengikuti kegiatan TAK

d.

Hadir lima menit sebelum acara dimulai

e.

Berpakaian rapi, bersiha dan sudah mandi

f.

Setuju untuk tidak makan, minum, merokok selama kegiatan TAK

3 Kaji kesiapan perawat (Pembagian tugas) : Leader

g.

Memimpin jalannya TAK

h.

Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK

i.

Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK

j.

Memimpin diskusi kelompok

Co leader

k.

Membuka acara

l.

mendapingi leader

m.

mengambil alih posisi leader jika leader bloking

n.

meneyerahkan kembali posisi kepada leader

o.

menutup acara diskusi

Fasilitator

p.

memberikan stimulus dan memotifator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalan terapi

observer

q.

Mengobservasi jalannya kegiatan

r.

Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi

5 Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan sensori persepsi: Halusinasi

6 Mmpersiapkan tempat : pasien duduk melingkar 7 Mempersiapkan alat :

(28)

1.

Kertas HVS sejumlah peserta

2.

Pensil

3.

Spidol white board

4.

White board

8 Mempersiapkan metode : diskusi, latihan

Fase Orientasi

9

f.

Salam terapeutik

1)

Salam dari terapis

2)

Perkenalan nama dan panggilan terapis

3)

Menanyakan nama dan panggilan klien 10 Evaluasi/validasi

Terapi menyakan pengalaman klien menerapkan cara meghardik halusinasi

11

d.

Kontrak

1.

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan

2.

Menjelaskan aturan kegiatan yaitu:

✓ Masing-masing klien memperkenalkan diri: nama, nama panggilan

✓ Jika ada klien yang mau meninggalkan kelompok harus meminta izin pada terapis ✓ Lama kegiatan 90 menit

✓ Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

Fase Kerja

12 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.

13 menjelaskan langkah-langkah kegiatan

14 membagikan kertas satu lembar dan masing-masing sebuah pensil untuk masing-masing klien

15 menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur dalam mencegah terjadinya halusinasi

(29)

menggambarkannya dipapan tulis

17

meminta masing-masing klien menyusun jadwal aktivitas

dari bangun pagi sampai dengan tidur malam

18

membimbing masing-masing klien sampai berhasil

menyusun jadwal

19 memberika pujian kepada masing-masing klien setelah berhasil menyusun jadwal

Fase Terminasi

20 Evaluasi:

✓ Terapis menanyakan perasaan klien setelah bias menyusun jadwal

✓ Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok

21 Tindak lanjut: terapi menganjurkan klien melaksanakan jadwal aktivitas tersebut

22 Kontrak yang akan datang:

5)

Terapi membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya

6)

Terapis membuat kesepakatan dengan klien dan tempat TAK berikutnya 23 Membaca hamdalah setelah selesai kegiatan

24 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien yang beragama Islam membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.

(30)

25 Mengumpulkan dan membersihkan alat 26 Mencuci tangan

Evaluasi

27

4.

Evaluasi Proses

Evaluasi dilakukan saat proses terapi berlangsung, khususnya pada tahap fase kerja. Keaktifan klien, keterlibatan klien dan proses pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan.

Dokumentasi

28 Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat terapi pada catatan proses keperawatan yaitu mampu :

1.

Menyebutkan pentingnya aktivitas dalam

mencegah

halusinasi

2.

Membuat jadwal kegiatan harian

Unit Terkait :

1. Departemen Keperawatan Jiwa 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi

1. Carson, V.B. (2000). Mental Health Nursing: The nurse-patient journey. (2th ed.). Philadelphia: W.B. Saunders Company

2. Fortinash, K..M., &Holoday W. P.A., (2006), Pscyciatric nursing care plans, St. Louis, Mosby Your Book.

3. N.,& Frisch A. (2011). Psychiatric mental health nursing. 4 ed. Australia: Delmar CENGAGE learning

4. Gail Williams, Mark Soucy. (2013). Course Overview - Role of the Advanced Practice

Nurse & Primary Care Issues of Mental Health/Therapeutic Use of Self . School of

Nursing, The University of Texas Health Science Center at San Antonio

5. Halter MJ. (2014). Varcarolis' Foundations of Psychiatric Mental Health Nursing: A

Clinical Approach. 7th edition. Saunders: Elsevier Inc.

6. Marry Ann Boyd.(2002).Psychiatric Nursing Contemporary Practice, second

edition.

7. Noren Cavan Frisch & Lawrence E Frisch.(2007).Psychiatric Mental Health Nursing,

third edition.New York:Thomson Delmar Learning.

8. Sheila L. Videbeck.(2011).Psychiatric Mental Health Nursing, fifth edition. Philadelphia:Wolters Kluwer, Lippincot William & Wilkins.

9. Stuart, G.W.T., Keliat B.A., Pasaribu J. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan

Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi Indonesia 10. Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.

10. Twosend, Mary C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing: Concept of Care in

(31)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI

SESI IV CARA MINUM OBAT YANG BENAR

No Dokumen 138 /FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/5 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

Tanggal Terbit 03-09-2019

Ditetapkan

Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners, Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep

NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu menerapkan terapi Aktivitas Kelompok stimulasi Persepsi Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tujuan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi

2. Menjelaskan tahapan kegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi Pengertian

TAK stimulasi persepsi halusinasi adalah kegiatan terapi untuk pasien yang mengalami gangguan persepsi halusinasi yang telah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi, Klien dapat meningkatkan kernampuan dalam mempersepsikan simulasi yang dilakukan Sehingga dapat mengontrol halusinasinya

Tujuan Terapi

a.

Klien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaanya

b.

Klien mampu meyebutka cara mengontrol halusinasinya

c.

Klien dapat memilih cara mengontrol cara halusinasinya

d.

Klien dapat melaksanakan cara baru yang dipilih untuk mengontrol halusinasinya Tujuan terapi SESI IV : CARA MINUM OBAT YANG BENAR

1.

Klien dapat mengetahui jenis-jenis obat yang harus diminumnya

2.

Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur

3.

Klien mengetahui 5 benar dalam minum obat

4.

Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat

5.

Klien mengetahui jika putus minum obat

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji kriteria klien yang akan diberikan terapi :

k.

Pasien dengan halusinasi penglihatan dan

(32)

menceritakan apa yang dilihat dan apa yang didengar

l.

Pasien dengan halusinasi pendengaran, pasien sudah mampu mengatasi jika halusinasi tersebut muncul 2 Kaji kesiapan klien sebagai peserta terapi :

m.

Bersedia mengikuti kegiatan TAK

n.

Hadir lima menit sebelum acara dimulai

o.

Berpakaian rapi, bersiha dan sudah mandi

p.

Setuju untuk tidak makan, minum, merokok selama kegiatan TAK

3 Kaji kesiapan perawat (Pembagian tugas) : Leader

q.

Memimpin jalannya TAK

r.

Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK

s.

Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK

t.

Memimpin diskusi kelompok

Co leader

s.

Membuka acara

t.

mendapingi leader

u.

mengambil alih posisi leader jika leader bloking

v.

meneyerahkan kembali posisi kepada leader

w.

menutup acara diskusi

Fasilitator

x.

memberikan stimulus dan memotifator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalan terapi

observer

y.

Mengobservasi jalannya kegiatan

z.

Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi

5 Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan sensori persepsi: Halusinasi

(33)

6 Mmpersiapkan tempat : pasien duduk melingkar Mempersiapkan alat :

a. Contoh obat-obatan b. Spidol white board c. White board

7 Mempersiapkan metode : diskusi, Tanya jawab, simulasi

Fase Orientasi

8

g.

Salam terapeutik

1)

Salam dari terapis

2)

Perkenalan nama dan panggilan terapis

3)

Menanyakan nama dan panggilan klien

9

Evaluasi/validasi

1)

Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.

2)

Terapi menyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan (TL TAK sebelumnya)

10

e.

Kontrak

1.

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan

2.

Menjelaskan aturan kegiatan yaitu:

✓ Masing-masing klien memperkenalkan diri: nama, nama panggilan

✓ Jika ada klien yang mau meninggalkan kelompok harus meminta izin pada terapis ✓ Lama kegiatan 60 menit

✓ Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

Fase Kerja

12 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.

13 Terapi mebagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan kepada masing-masing klien

14 Terapi menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur, sesuai anjuran

(34)

15 Terapi meminta klien klien untuk menjelaskan ulang pentingnya minum obat, secara bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang berada disebelah kiri terapis

16 Terapi menjelaskan akibat jika tidak minum obat secra teratur

17 Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian akibat jika tidak minum obat secara teratur

18 Terapi menjelaskan lima benar ketika menggunakan obat: benar obat, benar klien, benar wakru, benar cara, benar dosis

19 Terapi menjelaskan efek terapi dan efek samping masing-masing obat sesuai contoh obat yang ada pada klien

20 Terapi meminta klien untuk menyebutkan jenis obat, dosis masing-masing obat, cara menggunakan, waktu menggunakan, dan efek obat (efek terapi dan efek samping) sesuai dengan contoh obat yang ada ditangan klien masing-masing. Secara berurutan searah jarum jam, dimulai dari sebelah kiri terapis

21 Terapi memberikan pujian dan mengajak klien bertepuk tangan setiap kali klien menyebutkan dengan benar

Fase Terminasi

22 Evaluasi:

✓ Terapis menanyakan perasaan klien setelah bias menyusun jadwal

✓ Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok

23 Rencana tindak lanjut :

1)

Menganjurkan klien untuk minum obat secara teratur

2)

Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, klien dapat menghubungi

(35)

perawat yang saat itu bertugas

24 Kontrak yang akan datang:

7)

Terapi membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya

8)

Terapis membuat kesepakatan dengan klien dan tempat TAK berikutnya 25 Membaca hamdalah setelah selesai kegiatan

26 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien yang beragama Islam membaca doa

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien. 27 Mengumpulkan dan membersihkan alat

28 Mencuci tangan

Evaluasi

29

5.

Evaluasi Proses

Evaluasi dilakukan saat proses terapi berlangsung, khususnya pada tahap fase kerja. Keaktifan klien, keterlibatan klien dan proses pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan.

Dokumentasi

30 Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat terapi pada catatan proses keperawatan yaitu mampu :

1. Menyebutkan pentingnya minum obat secara teratur

2. Menyebutkan akibat jika tida minum obat secara 3. Teratur

4. Menyebutkan jenis obat 5. Menyebutkan dosis obat

(36)

7. Menyebutkan efek terapi obat 8. Menyebutkan efek samping obat

Unit Terkait :

1. Departemen Keperawatan Jiwa 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi

1. Carson, V.B. (2000). Mental Health Nursing: The nurse-patient journey. (2th ed.). Philadelphia: W.B. Saunders Company

2. Fortinash, K..M., &Holoday W. P.A., (2006), Pscyciatric nursing care plans, St. Louis, Mosby Your Book.

3. N.,& Frisch A. (2011). Psychiatric mental health nursing. 4 ed. Australia: Delmar CENGAGE learning

4. Gail Williams, Mark Soucy. (2013). Course Overview - Role of the Advanced Practice

Nurse & Primary Care Issues of Mental Health/Therapeutic Use of Self . School of

Nursing, The University of Texas Health Science Center at San Antonio

5. Halter MJ. (2014). Varcarolis' Foundations of Psychiatric Mental Health Nursing: A

Clinical Approach. 7th edition. Saunders: Elsevier Inc.

6. Marry Ann Boyd.(2002).Psychiatric Nursing Contemporary Practice, second

edition.

7. Noren Cavan Frisch & Lawrence E Frisch.(2007).Psychiatric Mental Health Nursing,

third edition.New York:Thomson Delmar Learning.

8. Sheila L. Videbeck.(2011).Psychiatric Mental Health Nursing, fifth edition. Philadelphia:Wolters Kluwer, Lippincot William & Wilkins.

9. Stuart, G.W.T., Keliat B.A., Pasaribu J. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan

Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi Indonesia 10. Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

(37)

STIMULASI PERSEPSI

SESI V MENGONTROL HALUSINASI DENGAN BERCAKAP CAKAP

No Dokumen 139 /FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman 1/6 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

Tanggal Terbit 03-09-2019

Ditetapkan

Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners, Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep

NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu menerapkan terapi Aktivitas Kelompok stimulasi Persepsi Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tujuan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi

2. Menjelaskan tahapan kegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi Pengertian

TAK stimulasi persepsi halusinasi adalah kegiatan terapi untuk pasien yang mengalami gangguan persepsi halusinasi yang telah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi, Klien dapat meningkatkan kernampuan dalam mempersepsikan simulasi yang dilakukan Sehingga dapat mengontrol halusinasinya

Tujuan Terapi

a.

Klien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaanya

b.

Klien mampu meyebutka cara mengontrol halusinasinya

c.

Klien dapat memilih cara mengontrol cara halusinasinya

d.

Klien dapat melaksanakan cara baru yang dipilih untuk mengontrol halusinasinya Tujuan terapi SESI V : Mengontorl halusinasi dengan bercakap cakap

1.

Klien memahami tentang pentingnya brcakap-cakap dengan orang lain

2.

Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mulai mengalami halusinasi

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji kriteria klien yang akan diberikan terapi :

u.

Pasien dengan halusinasi penglihatan dan

pendengaran sudah menunjukkan kemauan untuk menceritakan apa yang dilihat dan apa yang didengar

(38)

mampu mengatasi jika halusinasi tersebut muncul 2 Kaji kesiapan klien sebagai peserta terapi :

w.

Bersedia mengikuti kegiatan TAK

x.

Hadir lima menit sebelum acara dimulai

y.

Berpakaian rapi, bersiha dan sudah mandi

z.

Setuju untuk tidak makan, minum, merokok selama kegiatan TAK

3 Kaji kesiapan perawat (Pembagian tugas) : Leader

aa.

Memimpin jalannya TAK

bb.

Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK

cc.

Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK

dd.

Memimpin diskusi kelompok

Co leader

aa.

Membuka acara

bb.

mendapingi leader

cc.

mengambil alih posisi leader jika leader bloking

dd.

meneyerahkan kembali posisi kepada leader

ee.

menutup acara diskusi

Fasilitator

ff.

memberikan stimulus dan memotifator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalan terapi

observer

gg.

Mengobservasi jalannya kegiatan

hh.

Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi

5 Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan sensori persepsi: Halusinasi

(39)

Mempersiapkan alat : d. Spidol e. White board

7 Mempersiapkan metode : diskusi, Tanya jawab, simulasi

Fase Orientasi

8

h.

Salam terapeutik

1)

Salam dari terapis

2)

Perkenalan nama dan panggilan terapis

3)

Menanyakan nama dan panggilan klien

9

Evaluasi/validasi

Terapi menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah menerapkan 3 cara lainnya (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan tearah, dan minum obat secara teratur

10

f.

Kontrak

1.

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan

2.

Menjelaskan aturan kegiatan yaitu:

✓ Masing-masing klien memperkenalkan diri: nama, nama panggilan

✓ Jika ada klien yang mau meninggalkan kelompok harus meminta izin pada terapis ✓ Lama kegiatan 60 menit

✓ Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

Fase Kerja

12 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.

13 Terapis menjelaskan pentingnya pentingnya berbincang-bincang dengan orang lain untuk mengatasi halusinasi

(40)

sehingga mengalami halusinasi. Klien secara bergantian bercerita, dimulai dari sebelah kiri terapis searah jarum jam sampai semua klien mendapatkan giliran

15 Terapi memperagakan bercakap-cakap dengan orang lain jika ada tanda-tanda halusinasi muncul

16 Klien diminta memperagakan hal yang sama secara bergantian, dimulai dari klien yang duduk disebelah kiri terapis, searah jarum jam, sampai semua semua mendapatkan giliran

17 Terapi memberikan pujian kepada klien setiap selesai memperagakan

Fase Terminasi

18 Evaluasi:

✓ Terapis menanyakan perasaan klien setelah bias menyusun jadwal

✓ Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok

19 Rencana tindak lanjut :

1)

Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan bercakap-cakap dengan orang lain bila mulai mengalami halusinasi

2)

Mendorong klien untuk memulai bercakap-cakap bila ada klien lin yang mulai

mengalami halusinasi 20 Kontrak yang akan datang:

9)

Terapi membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya

10)

Terapis membuat kesepakatan dengan klien dan tempat TAK berikutnya

21 Membaca hamdalah setelah selesai kegiatan

22 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien yang beragama Islam membaca doa

(41)

Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien. 23 Mengumpulkan dan membersihkan alat

24 Mencuci tangan

Evaluasi

25

6.

Evaluasi Proses

Evaluasi dilakukan saat proses terapi berlangsung, khususnya pada tahap fase kerja. Keaktifan klien, keterlibatan klien dan proses pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan.

Dokumentasi

26 Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat terapi pada catatan proses keperawatan yaitu mampu :

Menyebutkan pentingnya bercakap-cakap ketika halusinasi muncul

Menyebutkan cara bercakap-cakap Memperagakan saat mulai percakapan

Unit Terkait :

1. Departemen Keperawatan Jiwa 2. Bagian Laboratorium Keperawatan Referensi

1. Carson, V.B. (2000). Mental Health Nursing: The nurse-patient journey. (2th ed.). Philadelphia: W.B. Saunders Company

2. Fortinash, K..M., &Holoday W. P.A., (2006), Pscyciatric nursing care plans, St. Louis, Mosby Your Book.

3. N.,& Frisch A. (2011). Psychiatric mental health nursing. 4 ed. Australia: Delmar CENGAGE learning

4. Gail Williams, Mark Soucy. (2013). Course Overview - Role of the Advanced Practice

Nurse & Primary Care Issues of Mental Health/Therapeutic Use of Self . School of

Nursing, The University of Texas Health Science Center at San Antonio

5. Halter MJ. (2014). Varcarolis' Foundations of Psychiatric Mental Health Nursing: A

Clinical Approach. 7th edition. Saunders: Elsevier Inc.

6. Marry Ann Boyd.(2002).Psychiatric Nursing Contemporary Practice, second

(42)

7. Noren Cavan Frisch & Lawrence E Frisch.(2007).Psychiatric Mental Health Nursing,

third edition.New York:Thomson Delmar Learning.

8. Sheila L. Videbeck.(2011).Psychiatric Mental Health Nursing, fifth edition. Philadelphia:Wolters Kluwer, Lippincot William & Wilkins.

9. Stuart, G.W.T., Keliat B.A., Pasaribu J. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan

(43)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI SENSORI : Mendengar Musik

No Dokumen 140 /FIK.3/B/2019 No Revisi 02 Halaman ¼ PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

Tanggal Terbit 03-09-2019

Ditetapkan

Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners, Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep

NIDN. 1119097601

Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu menerapkan terapi Aktivitas Kelompok stimulasi sensori : mendengar musik

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tujuan terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori : mendengar musik 2. Menjelaskan tahapan kegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori : mendengar

musik Pengertian

Terapi aktivitas kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi pasien dengan gangguan interpersonal

Tujuan Terapi

TAK stimulasi sensori bertujuan agar pasien mengalami peningkatan kepekaan pada stimulus, peningkatan kepekaan merasakan keindahan, peningkatan apresiasi terhadap lingkungan.

TAK stimulasi sensori : mendengarkan musik

1.

Klien mampu mengenali musik yang di dengar

2.

Klien mampu menikmati musik sampai selesai

3.

Klien mampu menceritakan perasaan setelah mendengarkan

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.

Pengkajian

1 Kaji kriteria klien yang akan diberikan terapi :

a.

Pasien dengan indikasi menarik diri dan harga diri rendah dan mulai menunjukkan kemamuan untuk interaksi social.

(44)

b.

Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan stimulus yang diberikan

2 Kaji kesiapan klien sebagai peserta terapi:

Bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai

Wajib hadir 10 menit sebelum acxara dimulai

Berpakaian rapi, bersih, dan sudah mandi

3 Kaji kesiapan perawat (Pembagian tugas) :

1.

leader

✓ proposal kegiatan TAK

✓ Menyampaikan tujuan dan peratauran kegiatan terpi aktivitas kelompok sebelum kegiatan dimulai.

✓ Menjelaskan aturan permainan.

✓ Mampu memotivasi anggota untuk aktivitas dalam kelompok dan memperkenalkan dirinya. ✓ Mampu memimpin aktivitas kelompok dengan baik

dan

✓ Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok

2.

Co leader

Mendampingi leader

Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas pasien

Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dariu perencanaan yang telah dibuat

Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami bloking dalam proses terapi

3.

Fasilitator

Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung

Ikut serta dalam kegiatan kelompok

Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi

(45)

✓ Mengobservasi jalannya proses kegiatan

✓ Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non-verbal pasien selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)

✓ Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan

5.

Operator

Mengatur alih permainan (menghidupakn dan mematikan music)

Timer ( mengatur waktu)

4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:

Fase pre interaksi

5 Membuat kontrak dengan klien yang sesuai indikasi: klien menarik diri, harga diri rendah

6 Mempersiapkan tempat : pasien duduk melingkar Mempersiapkan alat :

1.

Tape recorder

2.

Kaset lagu melayu (dipilih lagu yang memiliki cerita yang bermakna. Dapat juga lagu-lagu yang

bermakna religius).

Mempersiapkan metode : sikusi dan sharing persepsi

Fase Orientasi

7

i.

Salam terapeutik

1)

Salam dari terapis

2)

Perkenalan nama dan panggilan terapis

3)

Menanyakan nama dan panggilan klien

8

d.

Evaluasi/validasi

Menanyakan bagaimana perasaan klien saat ini terkait dengan pengalaman traumatis yang dialaminya

9

g.

Kontrak

(46)

2.

Menjelaskan aturan kegiatan yaitu:

Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir

Bila ingin keluar dari kelompok, klin harus meminta izin kepada terapis

Lama kegiatan 60 menit

Fase Kerja

10 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.

11 Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan, serta asal) dimulai dari terapis, secara berurutan searah jarum jam

12 Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak klien untuk tepuk tangan

Terapismenjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh berjoget sesuai irama lagu. Setelah selesai lagu tersebut peserta akan menceritakan isi cerita dari lagu tersebut dan perasaan klien setelah mendengar lagu

Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh juga berjoged

13 Secara bergiliran, klien menceritakan isi lagu dan perasaannya secara bergiliran. Sesuai arah jarum jam. Sampai semua peserta mendapat giliran. (catatan: jika klien aktif dan proses berlagsung cepat , lagu yang diputar boleh lebih dari satu lagu).

Terapis memberikan pujian , setiap klien selesai menceritakan perasaannya

Fase Terminasi

14 Evaluasi:

✓ Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

✓ Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok

Referensi

Dokumen terkait

Asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA) lebih efek- tif menurunkan kadar kolesterol darah, daripada asam le- mak tak jenuh jamak (PUFA), sehingga asam oleat lebih populer dimanfaatkan

Seda ngkan dalam Undang-undang Perikanan tidak mengatur nelayan tradisional yang ada adalah nelayan kecil (dengan ukuran kapal di bawah 5 GT) dan dalam kenyataannya menggunakan

Kuliah Kerja Media dan Tugas Akhir dengan judul “ Standar Operasional Prosedur Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Kota Surakarta ” disusun untuk memenuhi salah satu

Kepala Adat memanjatkan doa kepada Allah SWT berdasarkan tujuan peminta doa menggunakan media panglay atau air putih, kemudian diakhiri dengan mendekatkan media tersebut ke

Dalam GBHN orientasi yang dibuat adalah untuk jangka panjang dengan perencanaan yang matang selama 25 tahun dan dilakukan secara bertahap selama 5 tahun sekali

Cara menghitung tingkat kontribusi pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah adalah membandingkan tingkat realisasi pajak hotel dengan realisasi Pendapatan Asli Daerah, berikut

Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan pengarang.

Berdasarkan uraian terdahulu dapat diketahui bahwa terjadi praktek yang tidak sesuai di masyarakat Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang yang berbeda dengan mazhab syafi ’ i