• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PPB 1202685 Chapter 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PPB 1202685 Chapter 3"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III menguraikan metode penelitian yang mencakup pendekatan dan metode penelitian, partisipan, populasi dan sampel, definisi operasional variable, instrument penelitian, prosedur dan teknik pengumpulan data serta prosedur penelitian.

3.1Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui gambaran penyesuaian sosial dan status sosial ekonomi siswa kelas X tahun ajaran 2016-2017 di SMAN 2 Kota Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, metode ini bertujuan memperoleh gambaran penyesuaian sosial siswa di sekolah dan status sosial ekonomi siswa. Gambaran indikator-indikator pada masing-masing aspek dalam variable penyesuaian sosial siswa dianggap sebagai fenomena penyesuaian sosial siswa yang sebenarnya di sekolah. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Best, 1982: 119).

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah desain survey. Desain survey adalah prosedur dalam penelitian kuantitatif dimana dikelola sebuah survey atau kuisioner untuk sekelompok kecil orang-orang atau disebut sampel untuk mengidentifikasi sikap, pendapat, perilaku atau karakteristik dari kelompok yang lebih besar (Creswell, 2012: 21)

3.2Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X tahun ajaran 2016-2017 di SMAN 2 Kota Bandung. Pemilihan partisipan didasarkan kepada:

(2)

SMP atau SMA menjadi suatu hal yang sulit dan menegangkan bagi banyak siswa (Anderman, 2012).

3.2.2 Siswa SMAN 2 Kota Bandung berasal dari keluarga yang heterogen baik secara sosial maupun ekonomi

3.3Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 130). Berdasarkan pengertian tersebut ditetapkan bahwa populasi penelitian adalah siswa kelas X di SMAN 2 Bandung tahun ajaran 2016/2017 sebagaimana ditunjukkan dalam table 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Anggota Populasi

Siswa Kelas X SMAN 2 Kota Bandung

No. Kelas Anggota Populasi

1 X MIA 1 38

2 X MIA 2 38

3 X MIA 3 38

4 X MIA 4 38

5 X MIA 5 38

6 X MIA 6 39

7 X MIA 7 38

8 X MIA 8 38

9 X IIS 1 38

10 X IIS 2 37

Total 380

(3)

subgroup dari populasi, hal ini menjamin bahwa sampel akan mencakup karakteristik tertentu yang diinginkan oleh peneliti (Creswell, 2012: 144).

Secara operasional, penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan patokan apabila jumlah populasi dibawah 100 dapat digunakan sampel sebesar 50% dari populasi dan jika populasi berada diantara 100 sampai 1000, maka digunakan sampel sebesar 15%-50% dari populasi (Riduwan, 2008: 65)

Untuk menghitung ukuran sampel, digunakan rumus Slovin (dalam Riduwan, 2005: 65)

n= N / (1 + N e2)

Keterangan: n= sampel N= populasi

e= batas toleransi kesalahan

dari jumlah populasi tersebut diatas sebanyak 380 siswa, dengan batas toleransi kesalahan sebesar 5% maka sampel yang diambil adalah:

n= 380 / (1 + 380 x 0,052) n= 380 / 1,95

n= 194, 871 dibulatkan menjadi 195

Berdasarkan teknik stratified sampling, populasi terlebih dahulu dibagi dalam beberapa bagian dalam penelitian ini adalah bagian sosial ekonomi. Berdasarkan data sekunder dari sekolah didapat hasil mengenai pembagian status sosial ekonomi sebagai berikut:

Tabel 3.2

Populasi dan Sampel berdasarkan Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi Populasi Sampel

Atas 257 132

(4)

Bawah 51 26

Jumlah 380 195

Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebar diantara 9 kelas, X MIPA 2 sampai X IIS 2. Kelas X MIPA 1 adalah sampel untuk pengujian keterbacaan, validitas dan reliabilitas.

3.4Definisi Operasional Variabel

3.4.1 Penyesuaian Sosial

Penyesuaian sosial merupakan kapasitas untuk memberikan reaksi secara efektif dan sehat terhadap realitas, situasi, dan hubungan sosial (Schneiders, 1964: 460). Penyesuaian sosial didefinisikan sebagai proses yang mencakup respon mental dan perilaku didalam mengatasi tuntutan sosial yang membebani dirinya dan dialami dalam relasinya dengan lingkungan sosial (Schneiders, 1964: 429).

Dengan demikian definisi penyesuaian sosial dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk memberikan reaksi terhadap realitas, situasi dan hubungan sosial di sekolah, juga proses yang mencakup respon mental dan perilaku didalam mengatasi tuntutan lingkungan sekolah yang membenani siswa dan dialami dalam relasinya dengan lingkungan sosial sekolah.

Kemampuan tersebut dapat terungkap melalui karakteristik dan indikator-indikator penyesuaian sosial peserta didik di lingkungan sekolah yang merujuk pada pendapat Schneiders (1964: 454), sebagai berikut:

1) Menjalin persahabatan dengan teman-teman di sekolah. Dalam aspek ini terdapat tujuh indikator, yaitu kemampuan peserta didik dalam: a) Menerima teman apa adanya;

b) Mengendalikan diri;

c) Menyapa teman lebih dahulu; d) Bersikap realistis; dan

(5)

2) Bersikap hormat kepada guru, pemimpin sekolah, dan staf lainnnya. Dalam aspek ini terdapat tiga indikator, yaitu kemampuan peserta didik dalam:

a) Bertutur kata dengan sopan dan santun ketika berkomunikasi dengan guru, pemimpin sekolah, dan staf lainnya;

b) Menjaga sikap ketika bertemu dengan guru, pemimpin sekolah, dan staf lainnya; dan

c) Menjalin hubungan baik dengan guru, pemimpin sekolah, dan staf lainnya.

3) Partisipasi aktif dalam setiap kegiatan, dalam aspek ini terdapat dua indikator, yaitu kemampuan peserta didik dalam:

a) Memiliki minat dan partisipasi aktif dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar); dan

b) Memiliki minat dan partisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.

4) Bersikap hormat dan menerima peraturan sekolah. Dalam aspek ini terdapat dua indikator yaitu kemampuan peserta didik dalam:

a) Memiliki rasa hormat akan pentingnya peraturan sekolah; dan b) Mematuhi peraturan yang ada di sekolah.

5) Membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan. Dalam aspek ini terdapat dua indikator yaitu kemampuan peserta didik dalam:

a) Mendukung kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar (KBM); dan b) Melaksanakan kewajiban sebagai peserta didik.

3.4.2 Status Sosial Ekonomi Keluarga

(6)

Menurut Friedman dalam Suparyanto (2010) faktor yang mempengaruhi status sosial ekonomi seseorang yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah yang lebih baik. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam memperoleh pekerjaan, sehingga semakin banyak pula penghasilan yang diperoleh. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah symbol status seseorang di masyarakat. Pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan

3) Pendapatan

Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha yang telah dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup seseorang. Orang atau keluarga yang mempunyai status ekonomi atau pendapatan tinggi akan mempraktikkan gaya hidup yang mewah, lebih konsumtif, dll.

Dengan demikian yang dimaksud status sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah gambaran tentang keadaan orang tua atau keluarga siswa ditinjau dari segi sosial ekonomi, seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Status sosial ekonomi dapat terungkap memalui pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan yang didapat oleh orang tua siswa.

3.5Instrumen Penelitian

(7)

cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden (Sugiyono, 2009: 199).

Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket berstruktur dengan bentuk jawaban tertutup. Responden hanya perlu menjawab pertanyaan dengan cara memilih alternative respon yang telah disediakan. Adapun angket yang digunakan adalah angket yang dikembangkan oleh peneliti.

3.5.1 Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Penyusunan kisi-kisi instrument bertitik tolak dari variable-variabel yang dirumuskan dalam definisi operasional, yang selanjutnya ditentukan ke dalam aspek yang akan diukur lalu diturunkan ke dalam indikator-indikator, dari indikator tersebut dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan (Sugiyono, 2013: 149).

Angket atau kuisioner dalam penelitian ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan penyesuaian sosial siswa kelas X di SMAN 2 Kota Bandung. Terlebih dahulu dirumuskan kisi-kisi instrument berdasarkan indikator yang memuat aspek (1) Menjalin hubungan yang baik dengan teman teman di sekolah, (2) Bersikap hormat pada guru, pemimpin sekolah, dan staf lainnya, (3) Partisipasi aktif dalam setiap kegiatan, (4) Bersikap hormat dan menerima peraturan sekolah, (5) membantu sekolah dalam merealisasikan tujuannya. Perumusan kisi-kisi instrument disajikan dalam table 3.3 berikut:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Intrumen Penyesuaian Sosial

Aspek Indikator Pernyataan ∑

(+) (-)

Menjalin

hubungan yang baik dengan teman teman di sekolah

Menerima teman apa

adanya 2, 5 1, 3, 4, 6 6

Mengendalikan diri 8, 10, 11 7, 9 5 Menyapa teman lebih

dahulu 12 13 2

Bersikap realistis 14 15, 16 3

(8)

hubungan

Bertutur kata dengan sopan dan santun ketika berkomunikasi

dengan guru,

pemimpin sekolah dan staf lainnya

22, 24 23 3

Menjaga sikap ketika bertemu dengan guru, partisipasi aktif dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

33, 35, 38 34, 36, 37,

39 7

Memiliki minat dan partisipasi aktif dalam kegiatan

(9)

tujuan Mengajar) Melaksanakan

kewajiban sebagai peserta didik

60, 61, 62 63 4

TOTAL 31 32 63

3.5.2 Uji Coba Alat Ukur

Angket atau kuisioner sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian ini telah melalui beberapa tahap pengujian, sebagai berikut:

1) Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrument bertujuan mengetahui tingkat kelayakan instrument dari segi bahasa, konstruk, dan konten. Uji kelayakan dilakukan oleh tiga dosen ahli dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) untuk mengetahui kelayakan intrumen tersebut. Kelompok penguji terdiri dari Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN., M.Pd., Dr. Ipah Saripah, M.Pd., dan Dr, Mubiar Agustin, M.Pd. Masukan dari tiga dosen ahli dijadikan landasan dalam penyempurnaan alat pengumpul data yang dibuat. Hasil uji kelayakan dari dosen ahli tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil judgement instrumen Penyesuaian Sosial

Keterangan No. item Jumlah

Memadai 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 17, 18, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 31, 32, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 59, 60, 61, 62, 63

47

Revisi 7, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 27, 30, 33, 36, 45, 58 14

Tambah 62 1

(10)

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Sosial

(Setelah Uji Kelayakan)

Aspek Indikator Pernyataan ∑

(+) (-)

Bertutur kata dengan sopan dan santun ketika berkomunikasi

dengan guru,

pemimpin sekolah dan staf lainnya

21, 23 22 3

Menjaga sikap ketika bertemu dengan guru, partisipasi aktif dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

32, 34, 37 33, 35, 36,

(11)

Memiliki minat dan partisipasi aktif dalam kegiatan

Memiliki rasa hormat akan pentingnya

2) Uji Keterbacaan Item

Sebelum instrument penyesuaian sosial diuji secara empiris, instrument terlebih dahulu diuji keterbacaan kepada sampel setara yaitu kepada lima orang siswa kelas X SMAN 2 Kota Bandung, untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen. Setelah uji keterbacaan pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dipahami kemudian di revisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh siswa kelas XI SMAN 2 Kota Bandung dan kemudian dilakukan uji validitas eksternal.

(12)

3) Uji Validitas dan Reliabilitas

a) Uji Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas suatu instrumen penelitian adalah derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur apa yang hendak diukur (Sukardi, 2011). Validitas instrumen dibedakan menjadi dua yaitu validitas internal (validitas isi dan konstruk) serta validitas eksternal (validitas kesejajaran dan prediksi). Dalam penelitian, terutama penelitian dalam rangka tugas akhir studi, peneliti lebih banyak menggunakan validitas internal dibandingkan validitas eksternal (Widoyoko, 2014). Oleh karenanya, peneliti bermaksud menguji validitas instrumen menggunakan validitas internal.

Dalam prosedur penyusunan tes, dilakukan terlebih dahulu prosedur analisis item, dengan cara menguji karakteristik masing-masing item yang akan menjadi bagian tes yang bersangkutan. Item-item yang tidak memenuhi persyaratan kualitas tidak boleh diikutkan sebagai bagian dari tes (Azwar, 2014). Data hasil uji coba instrumen diolah validitasnya menggunakan bantuan software SPSS versi 20.0. Validitas item dilakukan dengan menganalisis daya pembeda mengunakan prosedur pengujian Spearman's rho.

Sebagai kriteria pemilihan item berdasar korelasi item total, digunakan batasan koefisien >0,30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,3 daya pembedanya dinyatakan memenuhi syarat psikometrik sebagai bagian dari tes (Azwar, 2014). Artinya apabila rxy lebih besar atau

sama dengan 0,3 (rxy > 0,3), nomor butir tersebut dapat dikatakan valid.

Sebaliknya, apabila rxy lebih kecil dari 0,3 (rxy < 0,3), nomor butir tersebut

(13)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrument Penyesuaian Sosial

Keterangan No. item Jumlah

Valid 2, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 53, 54, 56, 58, 59, 60, 61

45

Tidak Valid 1, 3, 6, 7, 10, 18, 24, 31, 39, 41, 42, 45, 51, 52, 55, 57, 62

17

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliable artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Arikunto, 2009: 221)

Pengujian reliabilitas dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan memanfaatkan layanan program SPSS for windows 20.0

Tabel 3.7

Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen

Kriteria r Kategori Derajat Keterandalan

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2009: 75)

(14)

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penyesuaian Sosial

Cronbach's Alpha N of Items

0,920 45

Hasil uji reliabilitas instrument penyesuaian sosial menunjukkan bahwa nilai reliabilitas adalah sebesar 0.920 artinya instumen ini dinyatakan memiliki tingkat konsistensi atau derajat keterandalan yang sangat tinggi. Instrument mampu menghasilkan skor konsisten pada setiap item serta layak digunakan untuk penelitian.

Kisi-kisi instrument setelah uji validitas tersaji dalam table 3.9 berikut:

Tabel 3.9

Kisi-kisi Instrumen setelah Uji Validitas

Aspek Indikator Pernyataan ∑

(+) (-)

Bertutur kata dengan sopan dan santun ketika berkomunikasi

dengan guru,

pemimpin sekolah dan staf lainnya

15, 17 16 3

(15)

bertemu dengan guru, partisipasi aktif dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

24, 26, 29 25, 27, 28,

30 7

Memiliki minat dan partisipasi aktif dalam kegiatan

(16)

3.6Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Verifikasi data

Verifikasi data merupakan langkah pemeriksaan terhadap data yang diperoleh dalam rangka pengumpulan data untuk menyeleksi atau memilik data yang memadai untuk diolah. Langkah-langkah verifikasi dilakukan sebagai berikut:

1) Memastikan jumlah angket yang sudah terkumpul sama dengan jumlah angket yang sudah disebar

2) Mengurutkan data sesuai dengan tingkat status sosial ekonomi untuk mempermudah tabulasi data

3) Melakukan tabulasi data yaitu rekapitulasi data yang diperoleh dari peserta didik kelas X SMAN 2 Kota Bandung dengan tahap penyekoran yang telah ditetapkan

4) Melakukan perhitungan statistic sesuai dengan analisis yang dibutuhkan

3.6.2 Penyekoran Data

Data yang ditetapkan untuk diolah kemudian diberi skor sesuai dengan ketentuan. Metode penyekoran kuisioner pengungkap kompetensi menggunakan metode skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013: 134). Pada instumen penyesuaian sosial disediakan empat alternative respon yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS) dan Tidak Sesuai (TS). Keempat alternatif respons tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah, tiap alternatif respons mengandung arti dan nilai skor sebagai berikut:

Tabel 3.10

Pola Skor Opsi Alternatif Respons Skala Likert

Pernyataan Skor 4 Alternatif Respons

SS S KS TS

Unfavourable (-) 1 2 3 4

(17)

Penyekoran data mengenai penyesuaian sosial dilakukan sesuai dengan skor skala Likert yang merupakan skala ordinal kemudian dilkukan uji skala untuk mengubah skala ordinal menjadi skala interval. Transformasi dari skala ordinal ke skala interval dilakukan apabila dalam penelitian terdapat uji regresi, yang mensyaratkan skala pengukuran yang dugunakan minimal interval. Transformasi skala juga dilakukan agar syarat distribusi normal bisa dipenuhi ketika menggunakan statistika parametric saat pengolahan data.

Dalam menganalisis skala Likert digunakan uji – t dan menggunakan aplikasi MSI untuk proses transformasi skala. Berikut adalah contoh transformasi skala.

Tabel 3. 11

Transformasi Skala

Col Category Freq Prop Cum Density Z Scale

1 1 3 0.015385 0.015385 0.038703

-2.16004 1

2 13 0.066667 0.082051 0.151534

-1.39141 1.823236 3 81 0.415385 0.497436 0.398934

-0.00643 2.920112

4 98 0.502564 1 0 4.309502

3.6.3 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk menghitung tingkatan penyesuaian sosial berdasarkan aspek (1) menerima dan menghormati otoritas yang ada di sekolah, (2) berminat dan berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan di sekolah, (3) menjalin relasi yang sehat dengan teman, guru, dan personil sekolah lainnya, (4) menerima keterbatasan dan tanggung jawab di sekolah, (5) membantu sekolah dalam mewujudkan tujuannya. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan statistika deskriptif. Adapun pengolahan data dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:

1) Melakukan input data partisipan untuk menghitung tingkatan penyesuaian sosial siswa kelas X tahun ajaran 2016-2017 di SMAN 2 Kota Bandung.

(18)

3) Menghitung rata-rata skor seluruh partisipan pada data secara menyeluruh. Rumus rata-rata adalah:

Keterangan: -rata data

X = jumlah semua nilai

N = besar sampel

4) Menghitung simpangan baku skor seluruh partisipan pada data secara menyeluruh. Rumus simpangan baku adalah:

Keterangan:

S = simpangan baku

xi = data ke-i

= rata-rata

n = banyaknya data

3.6.4 Kategorisasi Data

Penentuan kategorisasi tingkat penyesuaian sosial dengan berpedoman pada kategorisasi skor menurut Saifuddin Azwar (2014) dengan rentang dan kategori yang disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.12

Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Sosial

Rentang Kategorisasi

≥ M + 1 SD ≥ 167.79 Tinggi

M - 1 SD ≤ < M + 1 SD 138.25 ≤ < 167.79 Sedang

(19)

3.6.5 Prosedur Penelitian

1) Tahap persiapan

Tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut :

a. Penyusunan proposal penelitian dan mempresentasikannya di hadapan dosen mata kuliah metode riset dan rekan-rekan mahasiswa lainnya sebelum diajukan kepada dewan skripsi. Selanjutnya, proposal penelitian mendapat masukan dari dewan skripsi untuk melengkapi bagian yang kurang berkenaan dengan latar belakang penelitian, maksud dan tujuan penelitian, hingga ketepatan metodologi penelitian yang digunakan. Hasil revisi proposal diajukan kembali kepada dewan skripsi untuk disahkan.

b. Mengajukan permohonan pegangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat S-1.

c. Mengajukan permohonan izin penelitian dari program studi bimbingan dan konseling ke tingkat fakultas. Selanjutnya mengajukan permohonan penelitian pada sekolah yang sudah ditentukan.

2) Tahap pelaksanaan

Tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data uji coba dengan menyebarkan instrumen pada beberapa siswa kelas X SMAN 2 Kota Bandung tahun ajaran 2016-2017.

b. Menentukan sampel penelitian yang ditentukan berdasarkan hasil uji coba instrumen.

c. Menghitung validitas dan reliabilitas instrumen. d. Penyebaran intrumen kepada sampel.

3) Tahap akhir

Tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut :

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.7
+5

Referensi

Dokumen terkait

Titik berat bidang gabungan Mempersiapka n tugas dan mendiskusikan nya dalam kelompok Menyelesai kan permasalah an titik berat dan mendiskusi kannya Kemampuan dalam

Yang diharapkan dengan diketahui volume penjualan adalah bagaimana pihak perusahaan di dalam membuat program promosi termasuk menetapkan biaya promosi, sehingga eksistensi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan

Sikap konsumen terhadap atribut produk ponsel merek Nokia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, harga, desain, daya tahan, garansi, dan kemudahan penggunaan. Oleh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) tingkat kepercayaan diri para siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012, dan (2) memberikan

Metode yang digunakan dalam zonasi ini adalah metode Aquifer Vulnerability Index (AVI) dengan mengumpulkan data berupa peta geologi regional, peta rencana tata ruang

Lampiran 20 Rentang 4 Bulan Uji Perubahan Persentase Komponen Trend-Siklus ..L.15 Lampiran 21 Rentang 5 Bulan Uji Perubahan Persentase Komponen Acak ...L.16 Lampiran 22 Rentang

Apabila dalam musyawarah telah dicapai kesepakatan antara pemegang hak atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan tanah, Panitia Pengadaan Tanah mengeluarkan