• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan Yang Menggunakan Merek Terkenal Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis (Studi Di Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan Yang Menggunakan Merek Terkenal Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi Geografis (Studi Di Kota Medan)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang berpenduduk terbanyak ke 4 setelah Cina,

India dan Amerika Serikat. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 255 juta

jiwa.1

Merek dengan brand image nya dapat memenuhi kebutuhan konsumen

akan tanda pengenal atau tanda pembeda yang teramat penting dan merupakan

jaminan kualitas produk atau jasa dalam suasana persaingan bebas. Tanpa adanya

merek maka akan sulit bagi konsumen untuk membedakan kualitas dari suatu

produk. Itulah sebabnya merek merupakan salah satu aset terpenting bagi

perusahaan.

Masyarakat Indonesia juga cenderung memiliki perilaku konsumtif.

Masyarakat Indonesia masa kini lebih suka membeli barang-barang yang

memiliki merek terkenal. Dengan menggunakan merek terkenal maka tingkat

kepercayaan diri pun meningkat.

2

Konsumen sering memakai faktor emosional pada merek tertentu,

berdasarkan serentetan kualitas yang diinginkan atau fitur-fitur yang terwujud

dalam produk-produk yang dimiliki merek tersebut.3

Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang, merek merupakan suatu

basis dalam perdagangan modern. Dikatakan basis karena merek dapat menjadi

dasar perkembangan perdagangan modern yang dapat digunakan sebagai

goodwill, lambang, standar mutu, sarana menembus segala jenis pasar, dan

diperdagangkan dengan jaminan guna menghasilkan keuntungan besar. Dengan

adanya merek dapat lebih memudahkan konsumen membedakan produk yang

1

pukul 12.24 WIB

2

Cita Citrawinda Priapantja, Perlindungan Merek Terkenal di Indonesia, Biro Oktroi Rooseno, Bogor, 2000, hlm. 1.

3

(2)

akan dibeli oleh konsumen dengan produk lain sehubungan dengan baik kualitas,

kepuasan, kebanggaan, maupun atribut lain yang melekat pada merek.4

Semakin banyaknya penggunaan merek terkenal tanpa izin di Indonesia,

maka akan sangat merugikan para pemilik atau pemegang merek terkenal yang

telah terdaftar, serta merugikan “brand image” yang telah berhasil dengan susah

payah dirintis oleh pemilik atau pemegang merek terkenal tersebut, mengingat

banyaknya biaya yang dikeluarkan atau pemegang merek terkenal yang

bersangkutan untuk mempromosikan mereknya. Jelas hal ini sangat bertentangan Penggunaan merek khususnya merek terkenal (well-known mark) tanpa

izin dari pemilik merek sangat merugikan bagi pemilik merek terdaftar yang

sebenarnya, yakni si pemilik atau produsen barang-barang yang bermutu tinggi.

Konsumen juga dirugikan karena banyak sekali pembeli yang terkadang tertipu

atau tidak dapat membedakan mana barang yang asli dengan kualitas baik dan

bermutu tinggi, dengan barang palsu yang berkualitas rendah.

Arus perdagangan yang semakin terbuka bebas antar negara, serta perilaku

konsumtif masyarakat yang menyukai merek-merek terkenal membuat para

pedagang mulai bersaing menjual barang- barang dengan menggunakan merek

terkenal. Barang- barang dengan merek terkenal mempunyai jaminan kualitas

yang bagus dan tentu nya memiliki harga yang mahal pula. Namun karena tidak

semua masyarakat mampu membeli barang yang mahal maka para pedagang

mulai mencari suatu cara untuk tetap dapat berdagang barang dengan merek

terkenal tapi harga dapat dijangkau. Maka saat ini muncul lah istilah sepert KW

super, KW1, KW2 dll. KW disini adalah istilah gaul yang berlaku di pasaran yang

berarti tiruan atau replika.

4

(3)

dengan peraturan yang berlaku, baik di dalam peraturan internasional maupun

peraturan nasional tentang merek.

Pengaturan mengenai merek di Indonesia saat ini diatur dalam UU No. 20

tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis. Dalam undang-undang dengan

jelas melarang penjual menjual barang palsu ataupun diduga palsu sesuai dengan

pasal 102 Undang-Undang No.20 tahun 2016 yang tertulis “ Setiap Orang yang

memperdagangkan barang dan/atau jasa dan/atau produk yang diketahui atau patut

diduga mengetahui bahwa barang dan/atau jasa dan/atau produk tersebut

merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 dan Pasal

101 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda

paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).”

Isu yang diangkat dalam skripsi ini adalah adanya fenomena yang terjadi

di daerah Medan khususnya di Pajak USU Kota Medan terkait banyaknya

peredaran barang tiruan sebagai contoh sepatu Nike yang palsu. Banyaknya

peminat barang palsu ini disebabkan karena harga yang jauh lebih murah

dibandingkan dengan harga aslinya. Dengan jumlah konsumen yang terus

bertambah maka makin bertambah pula penjual yang mejual barang palsu. Makin

bertambahnya penjual-penjual dadakan yang jeli melihat peluang bisnis ini

membuat resah produsen aslinya. Tidak hanya berupa tas saja, banyak

barang-barang palsu lain seperti baju, sepatu, jam tangan yang menjiplak dari

merek-merek yang telah terkenal dipasaran.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut bahwa masih banyaknya celah untuk

melakukan pelanggaran merek di Indonesia terutama di daerah Medan khususnya

di Pajak USU, maka dari itu perlu diadakan penelitian untuk mengetahui praktik

perdagangan barang tiruan yang menggunakan merek terkenal, faktor- faktor yang

(4)

penelitian ini, harapan nya apabila telah diketahui faktor-faktor penyebab

pelanggaran merek maka dapat dilakukan tindakan-tindakan preventif untuk

mencegah pelanggaran sejenis ini dimasa yang akan datang.

Dengan latar belakang diatas, maka penulis mengangkat judul skripsi

tentang “Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan Yang

Menggunakan Merek Terkenal Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2016 Tentang

Merek dan Indikasi Geografis (Studi Di Kota Medan)”.

B. Permasalahan

1. Bagaimana praktik perdagangan barang tiruan yang menggunakan

merek terkenal di Kota Medan?

2. Apa faktor penyebab semakin meluasnya perdagangan barang tiruan

yang menggunakan merek terkenal di Kota Medan ?

3. Bagaimana efektivitas UU NO. 20 tahun 2016 tentang Merek dan

Indikasi Geografis dalam Hal Perdagangan Barang Tiruan yang

Menggunakan Merek Terkenal di Kota Medan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian skripsi ini,

adalah:

1. Untuk mengetahui praktik perdagangan barang tiruan yang

menggunakan merek terkenal di Kota Medan.

2. Untuk mengetahui faktor penyebab semakin meluasnya

perdagangan barang tiruan yang menggunakan merek terkenal di

(5)

3. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas UU NO. 20 tahun 2016

tentang Merek dan Indikasi Geografis dalam Hal Perdagangan

Barang Tiruan yang Menggunakan Merek Terkenal di Kota Medan

D. Manfaat Penelitian

Selain tujuan yang akan dicapai sebagaimana yang dikemukakan diatas,

maka penelitian ini juga bermanfaat untuk:

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan

hukum perdata, khususnya dalam bidang hukum hak kekayaan

intelektual mengenai merek.

2. Manfaat Praktis

- Bagi Penulis : penelitian ini dapat memperluas pengetahuan tentang

penerapan ilmu yang didapat selama perkuliahan di lapangan, serta

menambah wacana ilmu hukum perdata tentang merek.

- Bagi pemerintah penelitian ini diharapkan dapat membantu

Pemerintah dalam mengetahui praktik perdagangan barang tiruan

yang menggunakan merek terkenal guna penegakan

Undang-Undang Merek sebagaimana mestinya.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian hukum yang digunakan penulis dalam mengerjakan

skripsi ini antara lain:

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang baik dan dapat

(6)

fakta-fakta/ dalil-dalil yang akurat yang diperoleh dari suatu penelitian.

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya pencarian dan

bukannya sekedar mengamati dengan teliti terhadap sesuatu objek yang

mudah terpegang di tangan.5

2. Sumber Data

Berdasarkan ruang lingkup

pembahasannya, skripsi ini digolongkan ke dalam jenis penelitian

hukum normatif-empiris. Jenis penelitian hukum normatif-empiris

mengkaji pelaksanaan atau implementasi ketentuan hukum positif

secara faktual pada setiap peristiwa hukum tertentu. Penelitian hukum

normatif-empiris bermula dari ketentuan hukum positif tertulis yang

diberlakukan pada peristiwa hukum in concreto dalam masyarakat.

Selanjutnya, penelitian ini bersifat deskriptif . Penelitian deskriptif

adalah tipe penelitian untuk memperoleh keterangan, penjelasan, dan

data mengenai praktik perdagangan barang tiruan yang menggunakan

merek terkenal.

Jenis data yang digunakan dalam penyelesaian skripsi ini meliputi:

a) Data Primer

Data yang diperoleh langsung melalui penelitian pada pedagang di

kota Medan yaitu di daerah Pajak USU (Pajus) dengan

menyebarkan kuesioner.

b) Data Sekunder

Data sekunder ini adalah data yang diperoleh dari literatur-

literatur yang relevan dengan judul ini, dokumen- dokumen,

pendapat para ahli hukum dan hasil penelitian.

3. Metode Pengumpulan Data

5

(7)

Dalam mengumpulkan data- data, penulis melakukan beberapa metode

yaitu:

a)Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan atau

membagikan daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya oleh

penulis kepada responden. Tujuannya adalah untuk mendapatkan

informasi yang relavan dengan tujuan penelitian, guna

memperoleh informasi sedetail dan seakurat mungkin.

b) Studi Kepustakaan

Yaitu dengan mengumpulkan data dari referensi- referensi

perdagangan barang tiruan yang menggunakan merek terkenal.

Karena pada era globalisasi masa kini, perdagangan barang tiruan

dengan menggunakan merek terkenal semakin banyak.

4. Analisis Data

Analisis data merupakan tindak lanjut proses pengelolaan data yang

dilakukan peneliti yang melakukan kecermatan, ketelitian, dan

pencurahan daya pikir yang optimal. Adapun metode analisa data

yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode analisis deskriptif kualitatif. Analisis yang digunakan adalah

analisis kualitatif, yakni data yang diperoleh dari hasil penelitian,

dikelompokkan dan dipilih, kemudian dihubungkan dengan masalah

yang akan diteliti berdasarkan kualitas kebenarannya sehingga akan

memperoleh kesimpulan dari permasalahan yang ada. Analisis dalam

penelitian ini bersifat deskriptif, yakni metode pelaporan dalam

(8)

menyusun, menjelaskan, kemudian ditarik kesimpulan dari

permasalahan yang ada.

F. Keaslian Penelitian

Skripsi ini berjudul: Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang

Tiruan yang Menggunakan Merek Terkenal Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2016

Tentang Merek dan Indikasi Geografis (Studi Di Kota Medan) adalah judul yang

belum pernah dibahas oleh pihak manapun dan belum pernah dipublikasikan di

media manapun.

Berdasarkan penelusuran perpustakaan dan hasil-hasil pembahasan skripsi

yang sudah ada maupun yang sedang dilakukan ternyata belum pernah dilakukan

pembahasan skripsi yang berjudul di atas dan ini adalah murni hasil penelitian dan

pemikiran dalam rangka melengkapi tugas memenuhi persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara.

G. Sistematika Penulisan

Secara sistematis materi pembahasan keseluruhannya terbagi atas 5 (lima)

bab yang dapat di uraikan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang pokok-pokok latar belakang, permasalahan,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, keaslian

penelitian, dan sistematika penulisan

Bab II Tinjauan Umum Tentang Merek dan Indikasi Geografis

Pada bab ini penulis membagi kedalam dua sub bab yaitu tinjauan

umum tentang merek dan tinjauan umum tentang indikasi geografis.

(9)

menegenai pengertian dan dasar hukum merek, perkembangan hukum

merek di Indonesia, jenis- jenis merek, syarat dan fungsi merek, merek

yang tidak dapat didaftar dan yang ditolak, permohonan pendaftaran

merek, perlindungan hukum terhadap merek terdaftar, penghapusan dan

pembatalan merek dan berakhirnya perlindungan merek. Lalu pada

tinjauan umum tentang indikasi geografis, penulis akan memaparkan

mengenai pengertian dan dasar hukum indikasi geografis, persyaratan

substantif indikasi geografis, perolehan hak dan jangka waktu

perlindungan indikasi geografis

Bab III Tinjauan Umum Tentang Merek Terkenal

Pada bab ini penulis akan meninjau merek terkenal secara kepustakaan,

yakni kriteria merek terkenal, merek terkenal dalam UU No. 20 Tahun

2016, merek terkenal dalam Konvensi Paris dan merek terkenal dalam

TRIPs

Bab IV Tinjauan Yuridis Terhadap Perdagangan Barang Tiruan yang

Menggunakan Merek Terkenal berdasarkan UU No 20 tahun 2016

tentang Merek dan Indikasi Geografis (Studi di Kota Medan)

Pada bab penulis memaparkan hasil dari penelitian yang dilakukan

yakni, bagaimana praktik perdagangan barang tiruan yang

menggunakan merek terkenal di Kota Medan, bagaimana perlindungan

hukum perdagangan barang tiruan yang menggunakan merek terkenal

di kota Medan berdasarkan UU No. 20 tahun 2016 tentang merek dan

indikasi geografis, apa saja faktor penyebab semakin meluasnya

perdagangan barang tiruan yang menggunakan merek terkenal di kota

(10)

Indikasi Geografis dalam Hal Perdagangan Barang Tiruan yang

Menggunakan Merek Terkenal di Kota Medan

Bab V Kesimpulan dan Saran

Merupakan Bab terakhir dari keseluruhan tulisan yang disampaikan

penulis. Dimana pada bab ini, penulis akan merumuskan suatu

kesimpulan dari pembahasan permasalahan dan dilanjutkan dengan

memberikan beberapa saran yang diharapkan akan berguna dalam

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.9 menunjukan persamaan regresi sederhana variabel interaksi sosial terhadap literasi keuangan yitu Y= 8,767+0,362 yang berarti jika interaksi sosial meningkat

Maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penyimpanan terhadap viabilitas dan aktivitas antibakteri bakteriosin dari bakteri asam laktat (BAL)

anak autis, dengan kriteria inklusi adalah anak autis yang tidak mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling

Dalam prespektif teoritik, pendidikan seringkali diartikan dan dimaknai orang secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian melalui progam Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada mahasiswa calon

Mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Ali Imron ayat 159-160.. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

x rata - Rata Daerah n Pengeluara Daerah Kebutuhan = + + + A r t i n y a , Kebutuhan daerah merupakan perkalian dari pengeluaran rata-rata daerah dengan berbagai indeks

ZALORA memberikan seller dengan sistem seller center untuk mengatur produk, stok dan pesanan ZALORA melakukan investasi besar di banyak channel mareting online dan