BAB III METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 – April 2012.
2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas, spektrofotometer Uv-Vis (UV-1800, Shimadzu UV Spectrophotometer) dan neraca analitik (Boeco Germany).
2.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Asam Klorida (HCl) 37 % (E. Merck), akuades (E. Merck); Clopidogrel baku (BPFI) dan tablet clopidogrel generik: Dexa Medica dan Soho serta tablet clopidogrel dengan nama dagang Plavix® (Sanofi Aventis) dan CPG® (Kalbe Farma).
2.3 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan antara satu sampel dengan yang lain, karena sampel dianggap homogen.
2.4 Pembuatan Pereaksi
2.4.1 Pembuatan Asam Klorida 0,1 N
agar cairan bercampur sempurna dan dicukupkan larutan dengan akuades sampai 1 liter (Ditjen POM, 1995).
2.5 Prosedur Penelitian
2.5.1 Pembuatan larutan Induk Baku Clopidogrel BPFI
Sejumlah lebih kurang 25 mg clopidogrel BPFI ditimbang seksama, dimasukkan dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan asam klorida 0,1 N lalu dicukupkan sampai garis tanda dengan asam klorida 0,1 N dan dikocok homogen, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 mcg/ml, larutan ini disebut larutan induk baku (LIB I).
2.5.2 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
Dipipet 5 ml dari larutan induk baku II (LIB II) (500 mcg/ml) dimasukkan dalam labu tentukur 10 ml dan diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda lalu dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 250 mcg/ml (A= 0,421). Kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm. Hasil dapat dilihat pada halaman 20.
2.5.3 Penentuan Kurva Kalibrasi
2.5.4 Penentuan Kadar Clopidogrel Tablet
Ditimbang dan diserbukkan 20 tablet, lalu ditimbang seksama sejumlah serbuk setara dengan 75 mg clopidogrel, dimasukkan dalam labu tentukur 25 ml. Kemudian disaring, 5 ml filtrat dibuang. Dipipet 6 ml filtrat, dimasukkan dalam labu tentukur 25 ml dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda dan dikocok homogen. Kemudian dipipet lagi 3,5 ml dari larutan dan dimasukkan dalam labu tentukur 10 ml dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda dan dikocok homogen. Diukur serapannya pada panjang gelombang 270,5 nm. Dilakukan perlakuan yang sama seperti diatas dengan pengulangan sebanyak 6 kali penimbangan sampel untuk masing-masing sediaan tablet. Hasil dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 43.
2.5.5 Uji Validasi dengan Parameter Akurasi, Presisi, Batas Deteksi, dan Batas kuantitasi
2.5.5.1 Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali (% Recovery)
Ditimbang 20 tablet clopidogrel yang mengandung kadar zat berkhasiat 75 mg/tablet kemudian ditentukan pada rentang spesifik 80%, 100%, 120%. Ditimbang serbuk yang mengandung 70% analit dari kadar zat berkhasiat, lalu dilakukan prosedur yang sama seperti diatas pada penetapan kadar sampel. Ditimbang lagi serbuk yang mengandung 70% analit dari kadar zat berkhasiat dan 30% bahan baku, lalu dilakukan prosedur yang sama seperti pada penetapan kadar sampel. Dilakukan 3 kali replikasi untuk masing-masing rentang spesifik tersebut. Contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 44.
% Recovery =A−B
� x 100 %
Keterangan:
A = Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku B = Konsentrasi sampel sebelum penambahan baku
C = Konsentrasi baku yang ditambahkan
Hasil dapat dilihat pada Tabel 4, halaman 23 dan pada Lampiran 10, halaman 46. 2.5.5.2 Uji Presisi
Uji presisi (keseksamaan) ditentukan dengan parameter RSD (Relative Standard Deviasi) dengan rumus (WHO, 1992):
���=SD
2.5.5.3 Penentuan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)
Untuk menentukan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) dapat
digunakan rumus: Sy/x =
�
∑(Y−Yi )2 Slope = Derajat Kemiringan2.5.5.4 Analisis Data Secara Statistik
Untuk menghitung Standar Deviasi (SD) digunakan rumus:
��= �∑(Xi−X)
2
� −1
Untuk mengetahui apakah data diterima atau ditolak digunakan rumus seperti dibawah ini:
t = X−X
SD/√n
Dasar penolakan data, jika thitung ≥ ttabel dan bila thitung mempunyai nilai
negatif, ditolak jika thitung ≤ - ttabel.
Untuk mencari kadar sebenarnya dengan taraf kepercayaan 99 persen dengan derajat kebebasan dk = n-1, digunakan rumus:
µ = X ± t(1-1/2 α); dk x SD/√n
Keterangan:
µ = Interval kepercayaan �� = Kadar Rata-rata sampel
X = Kadar Sampel
t = Harga t tabel sesuai dengan dk = n-1
α = Tingkat Kepercayaan
dk = Derajat Kebebasan SD = Standar Deviasi n = Jumlah Pengulangan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Clopidogrel BPFI Sebelum dilakukan penetapan kadar dengan menggunakan metode spektrofotometri terlebih dahulu dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum, meskipun panjang gelombang tersebut sudah diketahui dalam literatur. Hal ini dikarenakan panjang gelombang suatu senyawa dapat berbeda bila ditentukan pada kondisi dan alat yang berbeda.
Penentuan panjang gelombang ini dilakukan pada konsentrasi yang memberikan serapan dengan kesalahan fotometrik terkecil (± 0,4343). Untuk mendapatkan konsentrasi tersebut dapat dihitung menggunakan nilai absorptivitas
molar (ε) ataupun absorptivitas spesifik dari literatur. Namun, karena tidak adanya
nilai absorptivitas molar dari clopidogrel maka untuk mendapatkan konsentrasi yang memberikan kesalahan fotometrik terkecil dilakukan orientasi sehingga diperoleh kurva serapan dan data absorbansi seperti terlihat pada Gambar 1 dan Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Data Absorbansi dari Kurva Serapan Maksimum No. Panjang Gelombang Absorbansi
1 277,50 0,365
2 270,50 0,421
Dari Gambar 1, dapat dilihat bahwa kurva serapan clopidogrel BPFI (konsentrasi 250 mcg/ml) dalam pelarut HCl 0,1 N menghasilkan 2 puncak dengan panjang gelombang pertama yaitu 277,5 nm (A= 0,365) dan panjang gelombang yang kedua yaitu 270,5 nm (A= 0,421) (dapat dilihat pada Tabel 1). Menurut Satiadarma (2004), penentuan kadar dilakukan dengan mengukur serapan pada panjang gelombang maksimum (puncak kurva), agar dapat memberikan serapan tertinggi untuk setiap konsentrasi. Bila suatu senyawa mempunyai lebih dari satu puncak absorpsi maksimum, lebih diutamakan panjang gelombang absorpsi maksimum yang absorptivitasnya terbesar dan memberikan kurva kalibrasi linier dalam rentang konsentrasi yang relatif lebar.
Dari ke-2 puncak kurva tersebut, yang memberikan absorbansi terbesar yaitu pada panjang gelombang 270,5 nm, sedangkan pada panjang gelombang 277,5 nm memberikan absorbansi yang lebih kecil. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penetapan kadar clopidogrel dilakukan pada panjang gelombang 270,5 nm karena memberikan kesalahan fotometrik yang mendekati 0,4343. Selanjutnya, untuk penetapan kadar clopidogrel dalam sediaan tablet yang beredar dipasaran dilakukan pada panjang gelombang maksimum clopidogrel BPFI yang sudah diperoleh yaitu pada panjang gelombang 270,5 nm.
3.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi
gelombang maksimum 270,5 nm dengan menggunakan pelarut HCl 0,1 N sebagai blangko dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2 berikut ini:
Tabel 2. Data Kurva Kalibrasi dari Clopidogrel BPFI No Sampel Konsentrasi Absorbansi
1 1 0,000 0,000
2 2 150,000 0,257
3 3 200,000 0,346
4 4 250,000 0,422
5 5 300,000 0,512
6 6 350,000 0,603
Gambar 2. Kurva Kalibrasi Clopidogrel BPFI dalam pelarut HCl 0,1 N pada panjang gelombang 270,5 nm.
3.3 Penentuan Kadar Clopidogrel dalam Sediaan Tablet
Hasil penentuan kadar clopidogrel dalam sediaan tablet dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini:
Tabel 3. Kadar Rata-Rata Clopidogrel pada Sediaan Tablet
No Nama Sediaan Kadar rata-rata (%) Kadar sebenarnya (%) 1 Clopidogrel Generik Dexa 100,46 100,62 ± 0,262 2 Clopidogrel Generik Soho 100,33 100,33 ± 0,870
3 Plavix 100,37 100,37 ± 0,913
4 CPG 100,20 100,20 ± 0,445
Dari Tabel diatas menunjukkan bahwa kadar clopidogrel dalam sediaan tablet generik dan nama dagang yang diperiksa memenuhi persyaratan seperti yang tertera dalam United State Pharmacopeia (USP) edisi ke-34 tahun 2011 yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
3.4 Uji Validasi Metode Spektrofotometri Ultraviolet
Pada penelitian ini dilakukan uji validasi dengan metode penambahan bahan baku (standard addition method) terhadap sampel tablet clopidogrel( Tabel 4) yang meliputi uji akurasi dengan parameter persen perolehan kembali (% recovery), uji presisi dengan parameter RSD (Relatif Standar Deviasi), batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) (WHO, 1992).
Tabel 4. Data Persen Perolehan Kembali Clopidogrel dengan Metode Penambahan Bahan Baku (Standard Addition Method)
Rentang Spesifik Rata-rata (% recovery) 96,27 Standar Deviasi (SD) 0,127 Relatif Standar Deviasi(RSD) (%) 0,13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Metode spektrofotometri ultraviolet dapat diterapkan untuk penetapan kadar clopidogrel dalam sedian tablet, namun tidak memenuhi syarat validasi (akurasi).
2. Semua tablet yang diperiksa memenuhi persyaratan sesuai dengan yang tertera pada United State Pharmacopeia (USP) edisi ke-34 tahun 2011 yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 %.
4.2 Saran