PENINGKATAN KINERJA LINGKUNGAN
BERBASIS ACUAN TEKNOLOGI
STANDAR DAN BEST PRACTICE
Dr. Aris Mukimin BBTPPI
Badan Penelitian
Pengembangan Industri KEMENPERIN
Penyampaian Hasil Evaluasi PROPER Daerah Prov. Jateng 2016
OUTLINE MATERI PRESENTASI
Pendahuluan
Teknologi pengolahan air limbah
acuan standar
Studi kasus penerapan teknologi
pengolahan air limbah
ASPEK KINERJA LINGKUNGAN DAN
PERAN TEKNOLOGI
UDARA
PADAT
AIR AIR LIMBAH PROSES
AIR LIMBAH DOMESTIK
ASPEK LINGK TEKNOLOGI LEVEL KESULITAN
1 4
KINERJA UNIT PENGOLAH LINGKUNGAN
IPAL
Dapat memenuhi baku mutu
Fluktuatif
Efisiensinya rendah
Muncul problem image pencemaran
o Kondisi per unit
o Kondisi komponen support
Primary
clarifier sludge/ABR/RBCActivated clarifierFinal Filter
RW
DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN
Flokuasi Koagulasi
PROSES KIMIA
PROSES BIOLOGI PROSES FISIKA
TEKNOLOGI FISIKA
DESAIN BAK SEDIMENTASI
1.
Model desain berbentuk: lingkaran, bujur sangkar atau segi
empat.
2.
Aliran dibuat sangat tenang untuk memberikan kesempatan
padatan untuk mengendap.
3.
Kriteria yang digunakan: surface loading (beban permukaan),
kedalaman bak dan waktu tinggal.
4.
Waktu tinggal mempunyai satuan jam, cara menghintungnya
volume bak dibagi laju alir per hari
KRITERIA DESAIN
1.
Pada Bak persegi panjang perbandingan panjang
dan lebar bervariasi 3:1 dan 5:1 dengan kedalaman
2,1 m hingga 2,4 m
TEKNOLOGI KIMIA
Koagulasi
Partikel yang sangat halus dengan ukuran lebih kecil
dari 10-2 mm dan partikel-partikel koloid sulit untuk
dipisahkan dengan pengendapan tanpa bahan kimia
serta tetap lolos jika disaring dengan saringan pasir
cepat
Flokulasi
DESAIN BAK KOAGULASI
Proses koagulasi terdari dua tahap
Tahap koagulasi partikel kotoran menjadi flok-flok
yang masih halus dengan cara pengadukan cepat
segera setelah koagulan dibubuhkan. Tahap ini disebut
pengadukan cepat dan proses dilakukan di bak
pencampuran cepat.
Tahap pertumbuhan flok agar menjadi besar dan
BAK PENCAMPURAN CEPAT
Bak pencampuran cepat harus dilengkapi pengaduk cepat dan
bahan koagulan yang siap dibubuhkan atau diumpankan
Ada dua cara pengadukan yang dapat dipakai:
Pengadukan berdasar energi dari air itu sendiri
Dilakukan dengan cara aliran dalam bak/kolam dengan skat
horisontal atau vertikal. Bisa dengan membuat aliran tertutup
(pipa) dengan kecepatan 1,5 m/det atau dengan
penyemprotan lubang-lubang kecil.
Pengadukan berdasarkan energi mekanik luar
Cara yang umum menggunakan flush mixer berupa motor
BAK PENCAMPURAN LAMBAT
Desain inlet dan outlet sedimikian rupa sehingga tidak
terjadi short-circuit dan pecah flock
Kecepatan minimum tidak lebih kecil dari 15,2 cm/menit
namun tidak lebih besar dari 45,7 cm/menit dengan
waktu tinggal pembentukan selama 30 menit
ALUMUNIUM SULFAT
(ALUM)
Kelebihan: Murah, sifat flok stabil, mudah
pengenjaannya, tidak menimbulkan pengotoran
Ditambahkan kapur atau abu soda untuk
meingkatkan kinerja
Kelemahannya: flok bersifat ringan, range pH
sempit ( 5,5 -8,5)
FERO SULFAT
Penggunaannya dengan kapur guna menaikan pH
Tidak baik untuk menghilangkan warna
Cocok untuk limbah yang bersifat alkali, kekeruhan,
dan DO tinggi
Kondisi pH yang sesuai 9 – 11
Kondisi Anaerobik (Tanpa Udara)
Kombinasi Anaerobik Dan Aerobik
(Fakultatif)
Kondisi Aerobik (Dengan Udara)
PENGOLAHAN ANAEROBIK
Pengolahan air limbah secara biologi anaerob merupakan pengolahan air
limbah dengan mikroorganisme tanpa injeksi udara/oksigen yang merombak bahan organic menjadi bahan yang lebih sederhana (CH4 dan CO2).
Proses ini dapat diaplikasikan untuk air limbah organic dengan beban bahan organic (COD) yang tinggi
Pengolahan anaerob terjadi empat tahapan proses :
Proses hydrolysis : Memecah molekul organic komplek menjadi molekul organic yang sederhana
Proses Acidogenisis : Merubah molekul organic sederhana menjadi asam lemak
Proses Acetogenisis : Merubah asam lemak menjadi asam asetat dan terbentuk gas-gas seperti gas H2, CO2, NH4 dan S
DESAIN REAKTOR ANAEROBIK
•
Reaktor anaerobik selalu dibuat tertutup dengan kedalam
minimal 3 m
•
Model bak bersekat (multi stage) sebagai pendekatan 4 proses
•
Volume sludge (mikroba) sekitar 30 % atau dengan
ketinggian 1-1,5 m
•
Waktu tinggal rata-rata 4 hari
•
Kemampuan reduksi COD 80%
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
Variasi debit dan beban organik
Suhu
Alkalinitas
Nutrien
Waktu tinggal
Keasaman
Oksigen
PENGOLAHAN AEROBIK
Pengolahan air limbah dengan metode pertumbuhan
tersuspensi (suspended growth) umumnya diaplikasikan
sebagai Proses Lumpur Aktif.
Istilah lumpur aktif ini identik dengan mikroorganisme
aktif, karena mikroorganisme yang dipergunakan dalam
pengolahan air limbah jumlahnya cukup besar (pekat) dan
menyerupai lumpur, maka diberi istilah lumpur aktif.
Ada dua kelompok lumpur aktif:
Activated Sludge konvensional
SISTEM LUMPUR AKTIF
Tanki Aerasi
Inf. BOD = F MLVSS Eff
Rasio F:M Udara
• Injeksi udara sehingga O2 terlarut 2 mg/L
• Distribusi O2
Pengembalian lumpur
Lumpur F = Kg BOD
M = Kg MLVSS Konvensional activated slude F:M = 0,25-0,45
ACUAN OPERASIONAL
Lumpur aktif konvensional
1. Waktu aerasi: 4 – 8 jam
2. Rasio F:M = 0,25 – 0,45
3. SRT : 4 – 6 hari
Extended Aeration
Activated Sludge
1. Waktu aerasi: 16 – 24 jam
2. Rasio F:M = 0,05 – 0,15
CONTOH PERFORMA IPAL
1. Belum memenuhi baku mutu 2. Volume sludge tinggi
3. Konsumsi listrik tinggi
CaCO3
Polimer FeSO4
CaCO3 tidak diperlukan Revisi dosis koa-flok
Seting ulang kondisi operasi LA
Penambahan Nitrosomonas
TEKNOLOGI EFEKTIF REDUKSI NH
3
Hasil uji coba:
39,9 mg/L (awal)
23 mg/L (60 menit)
KONTRIBUSI PENCEMARAN AIR
75% Domestik
15%
Perkantoran
10 Industri
PENTAATAN PERATURAN
Permenlhk 68/2016
Pasal 4 ayat 2d:
Melakukan pengolahan air
limbah domestik sehingga
memenuhi baku mutu yang
disyaratkan
Perkantoran, industri, IPAL
kawasan, IPAL pemukiman,
dll
Baku Mutu
PARAMETER SATUAN KADAR MAKS
pH - 6-9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak dan Lemak mg/L 5
Amoniak mg/L 10
Total Coliform jumlah/100 mL 3000
SUMBER DAN KARAKTERISTIK
Kamar
mandi&toilet
Laundry
Kitchen
• Kotoran manusia
• Sabun/ditergen
• Ditergen
• Bahan pemutih
KLASIFIKASI BERDASARKAN SIFAT
Black water
Toilet
10,5 - 13 g BOD/org.hari
Kontribusi 20 %
Grey water
Mandi, dapur, cuci
22,6 - 27 g BOD/org.hari
Kontribusi 80 %
Bersumber dari:
1. Joni Hermana JurusanTeknikLingkungan ITS
VOLUME AIR LIMBAH DOMESTIK
Jenis Kegiatan Pemakaian Air bersih
Debit Air Limbah
Satuan PE
Gedung kantor 50 40 liter/pegawai
/hari 0,33
Pabrik atau industri 50 40 liter/pegawai /hari
0,33
KRITERIA PERANCANGAN IPAL
Volume air limbah yang akan diolah
Beban atau konsentrasi polutan organik (BOD) inlet
Target kualitas air limbah terolah
Efisiensi pengolahan
Waktu pengolahan (HRT)
CONTOH KRITERIA PERENCANAAN IPAL
PARAMETER NILAI
Debit air limbah per kapita : 250 L/org.hari
BOD inlet : 250 mg/L
BOD outlet : ≤ 30 mg/L
Efisiensi penurunan BOD : 80%
Waktu tinggal : 1-3 hari untuk proses anaerobik
Minimal 1 hari untuk proses aerobik atau kombinasi anaerobik-aerobik
Jenis air limbah : Toilet, kamar mandi, air bekas cuci, dapur, wastafel
Proses anaerobik : Hanya menurunkan polutan organik (BOD, COD, TSS), Effluen BOD ≤ 60 mg/L
Proses aerobik atau kombinasi anaerobik-aerobik
: Menurunkan polutan organik (BOD, COD TSS, amoniak, sulfida, deterjen). Effluent BOD ≤ 30 mg/L
LAY OUT IPAL
UNIT IPAL
AIR LIMBAH TOILETAIR LIMBAH NON TOILET
PRETREATMENT
BAK KONTROL
DIBUANG KE SALURAN
JENIS PROSES IPAL
PRETREATMENT
1.
Perangkap (paling sederhana)
2.
Flotasi
3.
Filter catridge (physical treatment)
4.
Large scale mechanical grease removal
PERANGKAP
FILTER CATRIDGE
UNIT-UNIT IPAL EXISTING
Operational description
The CROWN™-disintegration system works according a hydro dynamic principle which is generated in fluidic terms by pressure (operating pressure approx. 10 bar). This has the following results:
• Chlamydia-form organisms are crushed
• The flake structure is changed
• The biological activity is increased
• The viscosity is changed
• The milieu is changed
• The concept of the CROWN disintegration system ensures a insensitive and stable procedure
System advantages
•Increase of the decomposition of organic substances in the digestion process
•Increase of the biogas yield
•Saving on flocculation aids
•Increase of the DS level during sludge drying
•Reduction of the quantity of sludge for disposal
•Controlling of foaming in the digester by destroying filamentary organisms
UNIT IPAL
Proses biologi
• Biofilter anaerob
• Biofilter anaerob-aerob
• Rotating biological contactor
Proses fisika
PROSES BIOFILTER
Zona lapisan biofilm
BIOFILTER (KOMBINASI ANAEROB-AEROB)
Biofilter anaerob, polutan organik akan terurai menjadi
CO
2dan CH
4tanpa menggunakan energi, amoniak dan
gas hidrogen sulfida tidak hilang.
Sistem pengolahan perlu dilanjutkan sehingga semua
polutan bisa terolah
KEUNGGULAN BIOFILTER ANAEROB-AEROB
1. Pengelolaanya sangat mudah
2. Tidak perlu lahan yang luas
3. Biaya operasionalnya rendah
4. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif yang dihasilkan realtif sedikit
5. Dapat menghilangkan nitrogen dan fosfor yang dapat menyebabkan eutrofikasi
6. Suplai udara untuk aerasi realtif kecil
KRITERIA PERENCANAAN BIOFILTER
ANAEROB-AEROB
Media Biofilter
Luas permukaan spesifik besar : 100 – 820 m2/m3 Fraksi volume rongga tinggi : 90%
Diameter celah bebas besar, dll
Jenis media
Batu pecah: luas permukaan (100 – 200 m2/m3) Sarang tawon : 150 – 240 m2/m3
Jaring : 50 m2/m3
Bio-ball : 200 – 240 m2/m3
Metode pemilihan media, bisa menggunakan pembobotan terhadap semua unsur yang berkontribusi
Perencanaan IPAL, meliputi: bak pengendapan awal, reaktor biofilter
KRITERIA PERENCANAAN IPAL BIOFILTER
ANAEROB-AEROB
1.
Bak pengendapan awal
Waktu tinggal : 3-5 jam
Beban permukaan : 20-50 m3/m2.hari
2.
Biofilter anaerob
Beban BOD per satuan permukaan media: 5-30 g BOD/m2.hari
atau 0,5-4 Kg BOD per m3 media
Waktu tinggal rata-rata : 6-8 jam Tinggi ruang lumpur : 0,5 m
Tinggi bed media pembiakan mikroba : 0,9-1,5 m
KRITERIA PERENCANAAN IPAL BIOFILTER
ANAEROB-AEROB
1.
Biofilter aerob
Beban BOD per satuan permukaan media: 5-30 g BOD/m2.hari atau
0,5-4 Kg BOD per m3 media
Waktu tinggal rata-rata : 6-8 jam Tinggi ruang lumpur : 0,5 m
Tinggi bed media pembiakan mikroba : 1,2 m Tinggi air di atas bed media : 20 cm
2.
Bak pengendapan akhir
Waktu tinggal : 2-5 jam
Beban permukaan : 10 m3/m2.hari atau 20-50 m3/m2.hari
3.
Rasio sirkulasi
ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR
• Air limbah yang mengandung polutan organik dikontakkan dengan microbial film yang melekat pada permukaan media di dalam
reaktor
• Media tempat melekatnya biofilm ini berupa piringan (disk) dari polimer atau plastik yang ringan disusun sejajar sehingga
membentuk suatu modul
VISUALISASI UNIT RBC
Piringan/disk
PARAMETER DESAIN RBC
1. Rasio volume reaktor terhadap luas permukaan media (G): 5-9 L/m2
2. Beban BOD (BOD surface loading) : 5-20 g BOD/m2.hari
3. Beban hidrolik
4. Waktu tinggal : 24 G/HL
5. Jumlah stage
6. Diamter disk : 1-3,6 m
7. Kecepatan putar : 15-20 meter per menit atau 1-2 rpm
KEUNGGULAN RBC
1. Pengoperasian alat dan perawatannya mudah
2. Untuk kapasitas kecil, dibanding dengan proses lumpur aktif konsumsi energinya lebih rendah
3. Dapat dipasang beberapa tahap sehingga tahan terhadap fluktuasi beban pengolahan
4. Reaksi nitrifikasi lebih mudah terjadi, sehingga efisiensi penghilangan amoniak lebih besar
KELEMAHAN RBC
1.
Pengontrolan jumlah mikroorganisme sulit dilakukan
2.
Sensitif terhadap perubahan temperatur
3.
Kadang-kadang konsentrasi BOD yang diolah masih
tinggi
MEMBRAN ULTRAFILTRASI
Grewa-M
3
rdGeneration Membrane Bio-Reactor based Sewage /
Wastewater Treatment product
Grewa-M is a fully automatic and self-contained packaged treatment system designed to meet Wastewater Treatment challenges faced globally today.
It is a 3rd generation Membrane Bio-Reaction that combines two proven technologies
- Biological: Enhanced biological treatment incorporating BNR - Physical: Immersed membrane filtration system
Its footprint is significantly smaller than conventional aeration basins. The high biomass concentration enables the use of a smaller aeration tank and efficient membrane
filtration eliminates the need for clarifier space.
This world-class Wastewater Treatment product requires minimal operator intervention and reduced cleaning chemicals, making it an environment-friendly choice for all projects and applications
POST TREATMENT
Baku mutu belum
terpenuhi
Upaya pemanfaatan
kembali air hasil
HORIZONTAL FLOW BEDS
HFB sangat disukai karena: tidak perlu suppai energi, gradien hidroliknya rendah, tidak butuh pompa.
Air limbah mengalir lamban melalui
medium porous di bawah permukaan bed secara horisontal sampai zona outlet.
Level air di outlet dikontrol dengan penyesuaian standpipe
Untuk operasional yang kontinu, level bed tercelup harus kurang dari sepertiga dari ketinggian filter bed untuk menghindari kondisi anaerob
SKEMATIS VFB WETLAND
Sepsifik surface area biasanya 3 – 4 m2/p.e untuk daerah dingin dan 1-2 m2/p.e di daerah tropis Organik loading per luas area harus dibatasi 20 gCOD/m2.d (cold climates), 60-70