• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKO (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKO (2)"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

i

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA By. Ny.S

DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU

ASSALAM GEMOLONG SRAGEN

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh : Rahma Purnamasari

NIM : B10.163

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

v

melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir By. Ny.S dengan Berat Badan Lahir Rendah di RSU Assalam Gemolong Sragen. Karya tulis ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk perkenankan penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta

2. Ibu Dheny Rohmantika, S.SiT selaku Ketua Prodi D III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta

3. Dr.Wiwiek Irawati, M.Kes selaku Direktur RSU Assalam Gemolong Sragen yang telah memberikan ijinuntuk melaksanakan pengambilan data awal di tempat praktek

4. Ibu Hutari Puji Astuti, S.SiT.,M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan kepada penulis

(5)

vi

Prodi DIII kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Mei 2013

Rahma Purnamasari B10.163

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA By. Ny.S

DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU

ASSALAM GEMOLONG SRAGEN

TAHUN 2013

xii + 70 halaman + 11 lampiran + 1 tabel

INTISARI

Latar belakang : AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 10,34/1.000 kelahiran hidup. AKB yang disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Jawa Tengah pada tahun 2011 sebanyak 21,184 meningkat banyak apabila dibandingkan tahun 2010 yang sebanyak 15.631. Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang ketika dilahirkan mempunyai berat kurang dari 2500 gram. Data di RSU Assalam Gemolong Sragen Jumlah bayi lahir dengan berat badan lahir rendah 769 kelahiran (10,8%)

Tujuan : Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah sesuai dengan menejemen kebidanan Hellen Varney

Metode penelitian : Karya Tulis Ilmiah ini merupakan bentuk laporan studi kasus pada bayi dengan berat badan lahir rendah dengan menggunakan metode deskriktif, lokasi studi kasus ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong Sragen dengan subyek seorang bayi baru lahir By.Ny. S dengan berat badan lahir rendah yang dilakukan pada tanggal 14-17 Februari 2013. Teknik pengumpulan data meliputi data primer yang terdiri dari wawancara, observasi, pemeriksaan fisik yang terdiri dari inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan.

Hasil studi kasus : mengobservasi keadaan umum dan vital sign, menjaga kehangatan bayi,kolaborasi dengan dokter untuk terapi injeksi logafox 2 x 100 g per 12 jam secara IM, injeksi dexametason 2 x 1/8 mg per 12 jam secara IM, biofos 2x1/3 mg per oral dan memberikan nutrisi yang adekuat melalui ASI dan PASI, perawatan tali pusat, member rasa aman dan nyaman, observasi BAK dan BAB, timbang berat badan setiap hari

Kesimpulan : setelah dilakukan perawatan selama 4 hari untuk menggetahui perkembangan dari bayi. Hasilnya keadaan umum bayi baik, gerakan aktif, reflek hisap kuat, vital sign, Nadi 140 x/mnt, suhu : 36,5o C, berat badan bayi mengalami penurunan 100 gram pada hari ke 2, dan menggalami kenaikan 50 gram pada hari ke 4

(6)

v

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2013

(7)

CURICULUM VITAE

Nama

: Rahma Purnamasari

Tempat / tanggal lahir

: Ngawi, 23 Desember 1991

Agama

: Islam

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Jl. Slamet riadi No. 05 RT 07 RW 04 Kaliwowo,

Kedunggalar, Ngawi JATIM

Riwayat pendidikan :

1.

SD N 01 Kedunggalar, Ngawi

LULUS TAHUN 2004

2.

SMP N 01 Kedunggalar, Ngawi

LULUS TAHUN 2007

3.

SMA N 01 Kedunggalar, Ngawi

LULUS TAHUN 2010

(8)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL . ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGATAR ... iv

INTISARI ... vi

CURICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Manfaat Studi kasus ... 4

D. Tujuan Studi Kasus ... 4

E. Keaslian Studi Kasus ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ... 10

1. Bayi Baru Lahir (BBL) ... 10

2. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) ... 14

(9)

ix

C. Catatan Perkembangan Pasien ... 38

D. Landasan Hukum ... 39

E. Informed Consent ... 39

BAB III METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus ... 40

B. Lokasi Studi Kasus ... 40

C. Subyek Studi Kasus ... 40

D. Waktu Pelaksanaan ... 41

E. Instrument Studi Kasus ... 41

F. Teknik Pengumpulan Data ... 41

G. Alat Yang Digunakan ... 44

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan kasus ... 46

B. Pembahasan ... 62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

xi

DAFTAR TABEL

(11)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI

Lampiran 2. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal Lampiran 3. Surat Balasan dari RSU Assalam Gemolong Lampiran 4. Sragen Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 5. Surat Balasan dari RSU Assalam Gemolong Sragen Lampiran 6. Persetujuan Pasien Dalam Penggambilan Kasus Lampiran 7. SAP Breas Care

Lampiran 8. SAP Perawatan Bayi Sehari-hari Lampiran 9. Lembar Observasi

(12)

1 A. Latar Belangkang

Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia, terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan angka kematian khususnya neonatus sebesar 10.000000 jiwa per tahun. Kematian maternal dan neonatal terutama terjadi terutama di Negara berkembang (Manuaba, 2010).

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah (Dinkes, 2011).

AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 10,34/1.000 kelahiran hidup, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 10,62/1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17/1.000 kelahiran hidup maka AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sudah cukup baik karena telah melampaui target (Dinkes, 2011).

(13)

2

dibandingkan tahun 2010 yang sebanyak 15.631. Adapun persentase BBLR tahun 2011 sebesar 3,73%, meningkat bila dibandingkan tahun 2010 sebesar 2,69%. Persentase BBLR yang ditangani di Jawa Tengah tahun 2010 seluruh Kabupaten/Kota sudah memenuhi target dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah sebesar 70% (Dinkes, 2011)

Penyebab terjadinya bayi BBLR secara umum bersifat multifaktorial, sehingga kadang mengalami kesulitan untuk melakukan tindakan pencegahan. Namun penyebab terbanyak bayi BBLR adalah kelahiraan premature (Proverawati dan Ismawati, 2010).

Penyakit yang terjadi pada bayi premature berhubungan dengan belum matangnya fungsi organ-organ tubuhnya. Hal ini berhubungan dengan umur kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin muda umur kehamilan makin tidak sempurna organ-organnya. Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang. Bayi premature cenderung mengalami masalah yang bervariasi. Hal ini harus diantisipasi dan dikelola pada masa neonatal

(Proverawati dan ismawati, 2010).

Dalam menegakkan kemungkinan infeksi pada bayi baru lahir sangat penting, terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah, kerena infeksi dapat menyebar dengan cepat dan menimbulkan angka kematian yang tinggi. Disamping itu gejala klinis infeksi pada bayi tidak khas (Manuaba, 2010).

(14)

padat dijumpaai kejang, fontanela menonjol, kejang kaku, bahkan terjadi ikhterus. Bila terjadi seperti demikian, bidan segera melakukan rujukan medis ke puskesmas atau dokter spesialis anak untuk mendapatkan penggobatan yang cepat dan tepat (Manuaba, 2010).

Pentingnya memberikan lingkungan yang tepat bagi BBLR yang sehat tidak dapat diabaikan. Lingkungan yang ideal adalah lingkungan yang mirip dengan lingkungan rumah, yang menyiapkan suatu daur siang dan malam, makanan yang teratur, istirahat, stimulasi dan pemberian perhatian cinta kasih (Fraser, 2009).

Berdasarkan rekam medik di RSU Assalam Gemolong Sragen di dapat data jumlah kelahiran selama setahun pada bulan Oktober 2011 sampai Oktober 2012 sebanyak 769 kelahiran. Jumlah bayi lahir dengan berat badan normal sebanyak 628 kelahiran (89,2%). Jumlah bayi lahir dengan berat badan lahir rendah 76 kelahiran (10,8%). Jumlah bayi patologi 65 kelahiran (9,2%).

Berdasarkan tinggi angka kelahiran BBLR, maka penulis tertarik mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi baru lahir pada bayi

Ny.S dengan Berat Badan Lahir Rendah” di Ruang Perinatologi RSU Assalam Gemolong Sragen”.

B. Perumusan Masalah

(15)

4

Gemolong Sragen tahun 2013 Dengan Menggunakan Menejemen Kebidanan Varney”.

C. Manfaat studi kasus 1. Bagi penulis

Menambah ilmu penggetahuan dan wawasan tentang asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir rendah.

2. Bagi profesi

Meningkatkan pengetahuan dan penanganan bagi bayi dengan berat badan lahi rendah dengan tepat, cepat, dan komprehansif.

3. Bagi institusi a. Rumah sakit

Hasil dari studi kasus diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir rendah.

b. Pendidikan

(16)

D. Tujuan studi kasus 1. Tujuan umum

Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bayi Ny.S dengan berat badan lahir rendah sesuai dengan menejemen kebidanan Hellen Varney di RSU Assalam Gemolong Sragen.

2. Tujuan khusus a. Penulis mampu

1) Melakukan pengkajian Bayi baru lahir pada bayi Ny.S dengan Berat Badan Lahir Rendah.

2) Melakukan interpretasi data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan Bayi baru lahir pada bayi Ny.S dengan Berat Badan Lahir Rendah.

3) Merumuskan diagnosa potensial Bayi baru lahir pada bayi Ny.S dengan Berat Badan Lahir Rendah.

4) Mengidentifikasi antisipasi / tindakan segera Bayi baru lahir pada bayi Ny.S dengan Berat Badan Lahir Rendah.

5) Merencanakan tindakan yang akan dilakukan Bayi baru lahir pada bayi Ny.S dengan Berat Badan Lahir Rendah.

6) Melaksanakan tindakan sesuai denagan rencana tindakan Bayi baru lahir pada bayi Ny.S dengan Berat Badan Lahir Rendah.

(17)

6

b. Penulis mampu mengetahui kesenjangan antara teori dan kasus nyata yang ada di lahan berkaitan dengan bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah.

c. Penulis mampu memberikan alternative pemecahan masalah pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah.

E. Keaslian studi kasus

Asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir rendah pernah dilakukan oleh:

1. Ning Estri Rahayu (2006), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.W Dengan Berat Badan Lahir Rendah Di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar”. Setelah dilakukan asuhan kebidanan

selama 4 hari dengan melakukan tindakan mengobservasi vital sign, pengaturan suhu, pemenuhan kebutuhan makanan dan cairan, mengobservasi BAK dan BAB, penimbangan secara ketat, pemberian obat-obatan dan kolaborasi dengan dokter, merawat tali pusat, dan mengganti pakaian bila basah atau kotor. Dengan hasil : setelah dilakukan asuhan kebidanan : suhu 37,5° C, BB : 2000 gram menjadi 1950 gram, tali pusat bersih, BAB 3x dalam sehari, BAK 6x dalam sehari, dan bayi dalam keadaan baik.

(18)

kebidanan selama 5 hari dengan melakukan tindakan mengobservasi vital sign, pengaturan suhu, pemenuhan kebutuhan makanan dan cairan, mengobservasi BAK dan BAB, penimbangan secara ketat, pemberian obat-obatan dan kolaborasi dengan dokter, merawat tali pusat, dan mengganti pakaian bila basah atau kotor. Dengan hasil : setelah dilakukan asuhan kebidanan : suhu 36,5° C, BB : 2000 gram menjadi 2050 gram, tali pusat bersih, BAB 3x dalam sehari, BAK 6x dalam sehari, dan bayi dalam keadaan baik.

3. Yoedia Nurprima Putri (2011), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.W Dengan Berat Badan Lahir Rendah Di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Panti Waloyo”. Setelah dilakukan asuhan kebidanan

selama 4 hari dengan melakukan tindakan mengobservasi vital sign, pengaturan suhu, pemenuhan kebutuhan makanan dan cairan, mengobservasi BAK dan BAB, penimbangan secara ketat, pemberian obat-obatan dan kolaborasi dengan dokter, merawat tali pusat, dan mengganti pakaian bila basah atau kotor. Dengan hasil : setelah dilakukan asuhan kebidanan : suhu 36,5° C, BB : 2400 gram menjadi 2500 gram, tali pusat bersih, BAB 3x dalam sehari, BAK 6x dalam sehari, dan bayi dalam keadaan baik.

(19)

8

Assalam Gemolong berupa asuhan kebidanan pada bayi dengan BBLR, lama asuhan pada bayi dengan BBLR,

F. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan gambaran karya tulis ilmiah secara menyeluruh tentang bayi dengan BBLR yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, manfaat studi kasus, tujuan penulisan yang meliputi tujuan umum dan tujuan kusus, keaslian studi kasus serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis menjelaskan gambaran teori medis tentang bayi dengan barat badan lahir rendah (BBLR) yang meliputi : Pengertian BBL dan BBLR, ciri-ciri BBL dan BBLR, golongan BBLR, klasifikasi BBLR, etiologi BBLR, gambaran klinis BBLR, komplikasi BBLR, Tindakan bidan, teori menejemen kebidanan pada bayi dengan BBLR meliputi: pengkajian, implementasi dan evaluasi, catatan perkembangan serta kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI

(20)

pelaksanaan, instrument studi kasus, teknik pengumpulan data, alat yang dibutuhkan.

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan tentang tinjauan kasus asuhan kebidanan pada bayi Ny.S dengan BBLR secara nyata sesuai dengan menejemen kebidanan menurut 7 langkah varney yang di mulai dari pengkajian sampai evaluasi dan data perkembangan menurut SOAP. Sedangkan pembahasan kasus penelitian menjelaskan tentang masalah atau kesenjangan antara teori dan kasus .

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan kasus BBLR, sedangkan saran merupakan alternative pemecahan masalah dan tanggapan dari kesimpulan.

(21)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Teori Medis

1. Bayi Baru Lahir (BBL) a. Definisi Bayi Baru Lahir

1) Bayi baru lahir bayi dalam usia bulan pertama kehidupan (Syaifuddin, 2002).

2) Bayi baru lahir adalah bayi baru lahir sampai 28 hari pertama kehidupan (Surasmi, 2003).

b. Ciri-ciri bayi normal

Menurut Stright (2005), ciri bayi normal adalah : 1) Berat badan 2500 – 4000 gram

2) Panjang badan lahir 48 – 52 cm 3) Lingkar dada 30 – 38 cm 4) Lingkar Kepala 33 – 35

5) Genetalia pada laki-laki testis sudah turun, sedangkan pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora

6) Kriteria neorologik neonatus normal

(22)

c. Klasifikasi bayi baru lahir

Menurut Proverawati dan Ismawati (2010), klasifikasi bayi baru lahir menurut usia gestasi yaitu :

1) Premature : Kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari 259 hari)

2) Matur : Mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap (259 hari sampai 293 hari) 3) Postmatur : 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau

lebih)

d. Perubahan yang segera terjadi setelah bayi lahir

Menurut Wiknjosastro (2007), perubahan yang segera terjadi setelah bayi lahir adalah :

1) Pernafasan Pertama

Derajat hipoksia ringan merangsang usaha bernafas pertama kali pada neonatus setelah dilahirkan. Dengan usaha bernafas pertama kali ini cairan yang menempati jalan nafas didorong ke dalam alveoli yang mengembang, sehingga cairan ini dapat diabsorbsi dengan cepat ke dalam pembuluh dan sirkulasi limfe paru. Dalam 15 menit setelah lahir cairan ini hilang dan alveoli mengambang karena udara.

2) Perubahan Pola Sirkulasi Darah

(23)

12

Ketika bayi bernafas, tegangan oksigen di dalam darah meningkat dan dinding maskular duktus ini berkontraksi sehingga darah yang melaluinya berhenti. Pada saat yang sama, tekanan di dalam atrium kanan menurun, terjadi peningkatan serentak aliran darah di seluruh paru. Darah masuk ke dalam atrium dan mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam atrioum kiri. Karena terjadi perubahan-perubahan tekanan antara kedua atrium terjadilah penutupan foramen value.

3) Perubahan Fungsi Hati

Hati bayi dapat mengubah glukosa menjadi glikogen secara efisien sebagaimana hati orang dewasa, tetapi beberapa enzimnya masih matur yang mengakibatkan terjadinya ikterus fisiologik dalam 6 hari pertama setelah lahir.

4) Pengaturan Suhu Tubuh

Permukaan tubuh bayi baru lahir relatif besar sehingga pemeliharaan suhu tubuhnya relatif sulit. Suhu tubuh pada banyak bayi baru lahir menurun 1,5o C segera setelah lahir, karena hilangnya panas secara cepat dari kulit yang basah, tetapi kembali menjadi normal dalam beberapa jam.

e. Penilaian bayi baru lahir

(24)

warna kulit, frekuensi nadi, reaksi rangsangan, tonus otot dan pernafasan (Wiknjosastro, 2007).

Tabel 2.1 Apgar Skor pada Bayi Baru Lahir

Tanda 0 1 2

a. Appearance (Warna kulit)

Pucat Badan merah Ekstremitas

Tidak ada Kurang dari 100/menit

Tidak ada Gerakan sedikit

Batuk atau bersin

d. Activity (Tonus otot)

Tidak ada Ekstrimitas fleksi sedikit Sumber : Wiknjosastro, 2007

Pemeriksaan dapat dilakukan melalui penilaian Apgar Score pada menit pertama, kelima dan kesepuluh. Pada bayi BBLR terjadi penurunan tonus otot dan reaksi pengisapan. Denyut jantung dan warna kulit normal, kecuali jika ada penyulit dalam persalinan. Pernapasan frekuensi antara 40-50 kali per menit, tapi sering tidak teratur dan timbul apnea (Wiknjosastro, 2007).

2. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

(25)

14

1) Menurut Manuaba (2010):

Bayi dengan berat kurang dari 2500 gram terjadi karena umur kehamilan kurang dari 37 minggu. Berat badan telah rendah dengan semestinya sekalipun umur kehamilannya cukup/ karena keduanya.

2) Menurut Proverawati dan Ismawati (2010):

Bayiyang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram. Tanpa memandang masa kehamilan.

3) Menurut Freser (2009):

Berat badan lahir rendah didasarkan pada berat badan itu sendiri dan tidak mempertimbangkan usia gestasi.

b. BBLR dibagi menjadi 2 golongan :

1) Premature murni yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai untuk usia kehamilan (Surasmi, 2003).

2) Dismatur adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi perubahan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)

(Proverawati dan Ismawati, 2010) c. Klasifikasi BBLR

(26)

1) Bayi premature yaitu bayi baru lahir pada umur kehamilan tidak mencapai 37 minggu.

2) Bayi cukup bulan yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan dari pada 37 – 42 minggu.

3) Bayi lebih bulan yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan sesudah 42 minggu.

d. Etiologi yang menyebabkan terjadinya kelahiran BBLR menurut Djitowiyono dan Kristiyanasari (2010) antara lain :

1) Faktor ibu a) Penyakit

(1) Toksemia gravidarum (2) Perdarahan antepartum (3) Trauma fisik dan psikologi (4) Nefritis akut

(5) Diabetes mellitus (6) Dll

b) Usia ibu

(1) Usia < 16 tahun (2) Usia > 35 tahun

(3) Multi garvida yang jarak kelahirannya terlalu dekat c) Keadaan sosial

(27)

16

d) Sebab lain

(1) Ibu yang perokok

(2) Ibu yang peminum alcohol (3) Ibu pencandu narkotik 2. Faktor janin

a) Hidramnion b) Kehamilan ganda c) Kelainan kromoson d) dll

3. Faktor lingkungan

a) Tempat tinggal dataran tinggi b) Radiasi

c) Zat-zat racun

d) Karakteristik (keadaan yang dijumpai)

e. Gambaran klinis BBLR menurut Proverawati dan Ismawati (2010), meliputi :

1) Berat lahir kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 46 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm dan umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

(28)

3) Reflek tonik leher lemah dan reflek moro positif, daya hisap lemah terutama pada hari-hari pertama.

f. Tanda dan gejala BBLR menurut Proverawati dan Ismawati (2010), Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu

1) Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gr 2) Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm 3) Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm 4) Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm 5) Rambut lanugo masih banyak

6) Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang

7) Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga 8) Tumit mengkilap, telapak kaki halus

9) Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis belum turun ke dalam skrotum, untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup labia mayora

10) Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah

(29)

18

12) Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan jaringan otot dan jaringan lemak masih kurang

g. Komplikasi pada BBLR

Tingkat kematangan fungsi sistem organ neonatus merupakan syarat untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim. Penyakit yang terjadi pada bayi BBLR berhubungan dengan belum matangnya fungsi organ-organ tubuhnya. Hal ini berhubungan dengan umur kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin tidak sempurna organ-organnya., hal ini harus diantisipasi dan dikelola pada masa neonatal (Surasmi, 2003). Adapun masalah-masalah yang dapat terjadi adalah sebagai berikut :

1) Hipotermia

(30)

2) Sindrom Gawat Nafas

Kesukaran pernapasan pada bayi BBLR dapat disebabkan belum sempurnanya pembentukan membran hialin surfaktan paru yang merupakan suatu zat yang dapat menurunkan tegangan dinding alveoli paru. Pertumbuhan surfaktan paru mencapai maksimum pada minggu ke-35 kehamilan (Surasmi, 2003).

3) Hipoglikemia

Penyelidikan kadar gula darah pada 12 jam pertama menunjukkan bahwa hipoglikemia sebanyak 50% pada bayi BBLR. Glukosa merupakan sumber utama energi selama masa janin. Bayi aterm dapat mempertahankan kadar gula darah 50-60 mg/dl selama 72 jam pertama, sedangkan bayi dengan berat badan lahir rendah dalam kadar 40 mg/dl (Surasmi, 2003). BBLR membutuhkan ASI atau PASI sesegera mungkin setelah lahir dan minum sangat sering setiap 2 jam pertama pada minggu pertama (Proverawati dan Ismawati, 2010).

4) Perdarahan Intrakranial

Pada bayi BBLR pembuluh darah masih sangat rapuh hingga mudah pecah. Perdarahan intrakranial dapat terjadi karena trauma lahir, diseminated (Surasmi, 2003).

5) Hiperbilirubinemia

(31)

20

bilirubin inderek menjadi bilirubin direk belum sempurna, dan kadar albumin darah yang berperan dalam transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar kurang (Surasmi, 2003).

6) Kerusakan integritas kulit

Lemak subkutan kurang atau sedikit. Struktur kulit yang belum matang dan rapuh, sensitivitas yang kurang akan memudahkan terjadinya integritas kulit, terutama pada daerah yang sering tertekan dalam waktu lama (Surasmi, 2003).

h. Tindakan Bidan dalam menghadapi BBLR menurut Wiknjosastro (2007) adalah sebagai berikut :

1) Melakukan pemantauan terhadap kondisi bayi

2) Melakukan pemantaun terhadap tanda-tanda vital yaitu : suhu, respirasi dan heart rate

3) Mengkaji reflek menghisap 4) Mempertahankan kehangatan

5) Berkolaborasi dengan dokter spesialis anak 6) Memberitahukan hasil kolaborasi

7) Memberi nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi 8) Melakukan perawatan tali pusat

9) Melakukan penimbangan secara ketat

(32)

i. Reflek BBLR 1. Reflek moro :

Reaksi kejutan dentan menimbulkan perasaan jatuh pada bayi. Caranya: bayi pada posisi telentang kepalanya dibiarkan jatuh dengan cepat beberapa centimeter dengan hati-hati ke tangan pemeriksa. Bayi akan terkejut, lengan direntangkan dalam posisi abduksi ekstensi dan tangan terbuka diikuti dengan gerakan lengan adduksi dan fleksi. Pada bayi BBLR tidak selalu diikuti oleh gerakan fleksi (Matondang, 2003).

2. Reflek rooting :

Jika pipi bayi disentuh, ia akan menolehkan kepalanya ke sisi yang disentuh itu untuk mencari puting susu (Farrer, 2003). Pada bayi BBLR lemah, karena otot hipotonik, kepala biasanya mengarah ke satu sisi, gerakan otot jarang (Wiknjosastro, 2005). 3. Reflek walking :

(33)

22

keadaan kedua tungkai abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam fleksi (Hassan, 2005).

4. Reflek plantar grasp :

Reflek ini dilakukan dengan meletakkan sesuatu pada telapak kaki bayi, akan terjadi fleksi jari-jari kaki (Matondang, 2003). Refleks ini lebih kuat pada bayi prematur (Webmaster, 2006). 5. Reflek sucking :

Bayi normal yang matur akan berusaha menghisap setiap benda yang menyentuh bibirnya. Juga terdapat reflek menelan (Farrer, 2003). Pada bayi BBLR reflek lemah (Wiknjosastro, 2005) 6. Reflek tonic neck :

Bayi diletakkan pada posisi telentang, kepala digaris tengah, dan anggota gerak dalam posisi fleksi, kemudian kepala ditengokkan ke kanan. Maka akan terjadi ekstensi anggota gerak sebelah kanan, dan fleksi anggota gerak sebelah kiri (Matondang, 2003). Pada kasus bayi prematur reflek tonik leher lemah (Wiknjosastro, 2007).

B.

Teori Manajemen Kebidanan

(34)

yang logis untuk pengambilan satu keputusan yang berfokus pada pasien (Varney, 2007)

Proses manajemen menurut Varney (2007) ada 7 langkah dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Langkah 1 : Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien (Varney, 2007). Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang pasien dikumpulkan dan dianalisa untuk mengevaluasi keadaan pasien yang meliputi :

a. Data Subyektif

Yaitu data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2009).

1) Biodata menurut Nursalam (2009), meliputi :

a) Nama bayi : Untuk mengetahui identitas bayi b) Umur bayi : Untuk mengetahui umur bayi yang

nantinya disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan

c) Tanggal/jam lahir : Untuk mengetahui kapan bayi lahir yang nantinya disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan

(35)

24

badan pada BBLRkurang dari 2500 gram (Proverawati dan Ismawati, 2010) e) Panjang badan : Untuk mengetahui kesesuaian antara panjang badan dengan umur kehamilan. Panjang badan BBLR kurang dari 45 cm

(Winkjosastro, 2007)

f) Nama ayah/ibu : Untuk mengetahui identitas orang tua bayi.

g) Umur : Untuk mengetahui faktor-faktor resiko dan tingkat kesuburan

h) Suku/bangsa : Untuk mengetahui faktor pembawaan ras

i) Agama : Untuk mengetahui informasi kepada keluarga dengan agamanya

j) Pendidikan : Untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi keluarganya

k) Alamat : Untuk mendapatkan gambaran tentang tempat di mana pasien tinggal

2) Keluhan Utama

(36)

keluarga mengatakan bayinya sangat kecil atau kurang dari 2.500 gram (Surasmi, 2003).

3) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat kehamilan sekarang

Untuk mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak. Sejak hamil berapa minggu tempat ANC dan riwayat kehamilan. (1) Imunisasi TT

Untuk mengetahui belum atau sudah, kapan dan berapa kali yang nantinya akan mempengaruhi kekebalan ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus.

(2) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) dan Hari Perkiraan Lahir (HPL) digunakan untuk menentukan umur kehamilan (Wiknjosastro, 2007).

b) Kebiasaan ibu waktu hamil

Untuk mengetahui adanya penyakit yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, misalnya ibu tidak mempunyai riwayat penyakit perdarahan, preklamasi, eklamasi, penyakit kelamin (Manuaba, 2010).

c) Riwayat persalinan sekarang

Berisi tentang jenis persalinan, penolong, lama persalinan dari kala I sampai kala IV, keadaan anak, jumlah air ketuban dan adakah komplikasi dalam persalinan

(37)

26

d) Riwayat operasi

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah melakukan operasi (Nursalam, 2009).

b. Data Obyektif

Data yang dapat diobservasi dan diukur (Nursalam, 2009). 1) Pemeriksaan Khusus

Dilakukan dengan pemeriksaan apgar score pada menit pertama, kelima dan kesepuluh.

2) Pemeriksaan Umum a) Keadaan umum

Dikaji untuk mengetahui keadaan umum mencangkup keadaan umum baik, sedang, lemah (Matondang, 2003). b) Kesadaran

Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis, apatis, somnolen, spoor, delirium (Matondang, 2003). c) Tanda-tanda vital, meliputi :

(1) Pernafasan (Respirasi Rate)

(38)

(2) Suhu

Pada umumnya yang diukur adalah suhu aksila. Dapat pula diukur di rektum, lipat paha, atau bawah lidah. Pada umumnya suhu aksila 1oC lebih rendah dari pada suhu rektum, sedangkan suhu mulut 0,5oC lebih rendah dari pada suhu rektum. Dalam keadaan normal suhu aksila adalah 36-37oC (Matondang, 2003).

Pada bayi dengan BBLR suhu tubuh berkisar 34oC – 37oC (Wiknjosastro, 2005).

(3) Denyut Jantung

Dinilai pada keempat ekstremitas. Penilaian mencakup frekuensi atau laju nadi, irama, kualitas nadi, dan ekualitas nadi (Matondang, 2003). Pada bayi normal frekuensi nadi 100-160 kali per menit (Kosim, 2004). Pada bayi BBLR nadi seperti bayi normal, yaitu 100-140 kali per menit (Wiknjosastro, 2005).

3) Pemeriksaan Fisik Sistematis

Pemeriksaan fisik secara sistematis adalah sebagai berikut :

a) Kepala : Bentuk mesochepal atau mikrochepal serta adakah kelainan cephal (Wong, 2004). b) Rambut : Bersih/tidak, mudah dicabut/tidak,

(39)

28

c) Muka : Bersih/tidak, warnanya apa, sistematis/tidak (FKUI, 2002).

d) Mata : Adakah kotoran di mata, warna putih disklera dan warna merah muda dikonjungtiva (Varney, 2004).

e) Hidung : Adakah nafas cuping, kotoran yang menyumbat di jalan nafas (Farrer, 2003). f) Telinga : Adakah serum atau cairan dan simetris atau

tidak (Wong, 2004). Pada BBLR tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga (Surasmi, 2003).

g) Mulut : Bibir warna apa, mukosa basah atau kering, adakah kelainan labioskisis atau labiopalatoskisis

(Surasmi, 2003).

(40)

i) Dada : adakah pembesaran buah dada, pernafasan, adakah retraksi, frekuensi bunyi jantung, adakah kelainan (Wong, 2004).

j) Abdomen : Adakah pembesaran hati dan limfa, tali pusat berdarah atau tidak pembuluh darah pada tali pusat, warna tali pusat

(Farrer, 2003).

k) Kulit : Adakah lanugo sedikit atau berlebih, apakah kulit lembab atau hangat ketika disentuh, adakah pengelupasan pada kulit (Varney, 2004). Pada BBLR rambut lanugo masih banyak (Surasmi, 2003).

l) Genetalia : Jika laki-laki apakah testis sudah turun, jika perempuan apakah labia mayora sudah menutupi labia minora (Varney, 2004). Pada BBLR testis belum turun pada skrotum dan labia mayora belum menutupi labia minora (Wiknjosastro, 2007).

m) Ekstremitas : Adakah terdapat kelainan seperti oedema, polidaktili atau sindaktili, fraktur ekstremitas dan atrogiposis (pergerakan sendi yang

terbatas) (Wong, 2004). Tumit mengkilap,

(41)

30

n) Tulang Punggung : Adakah pembengkakan atau ada cekungan (Wong, 2004).

o) Anus : Adakah lubang anus atau tidak (Farrer, 2003).

4) Pemeriksaan Refleks

a) Reflek Moro : Rangsangan mendadak yang menyebabkan lengan terangkat ke atas dan ke bawah, terkejut dan relaksasi dengan cepat atau positif (Wiknjosastro, 2005). Pada BBLR tidak selalu diikuti oleh gerakan fleksi (Matondang, 2003).

b) Reflek Rooting : Sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala menoleh ke arah sentuhan. Pada bayi prematur reflek rooting lemah (Stright, 2004). Pada bayi BBLR, karena otot hipotonik, kepala biasanya mengarah ke satu sisi, gerakan otot jarang

(Wiknjosastro, 2007).

(42)

d) Reflek Plantar : Jari-jari kaki bayi akan melekuk ke bawah bila jari diletakkan di dasar jari-jari kakinya (Matondang, 2003). Pada bayi BBLR reflek plantar berkurang (Stright, 2005).

e) Reflek Tonic Neck : Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar ke satu sisi. Normalnya reflek ini tidak terjadi setiap kali kepala diputar (Matondang, 2003). Pada bayi BBLR reflek tonic leher lemah (Wiknjosastro, 2006).

f) Reflek Palmar : Jari bayi melekuk di sekeliling benda dan menggenggamnya seketika bila jari diletakkan di telapak tangan (Stright, 2005). Pada BBLR gerakan otot jarang tetapi lebih baik dari bayi cukup bulan

(Wiknjosastro, 2007). 5) Pola kebutuhan sehari-hari menurut Ladewig (2006) :

a) Nutrisi

Pemberian nutrisi pada BBLR sekitar 3 jam setelah bayi lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung untuk mengetahui ada tidaknya atresia esophagus dan mencegah muntah dengan cara memasang sonde (Manuaba, 2010).

(43)

32

BBLR yang diberi makanan dengan tepat, setiap harinya dapat buang air sebanyak 1 – 6 kali dengan tinja yang berkonsistensi setengah padat.

6) Pemeriksaan Antropometri

a) Lingkar Kepala : Pada kasus BBLR biasanya lingkar kepala kurang dari 33 cm (Manuaba, 2010).

b) Lingkar dada : Pada kasus BBLR biasanya lingkar dada kurang dari 30 cm (Manuaba, 2010).

c) Panjang badan : Pada BBLR biasanya panjang badan kurang dari 45 cm (Surasmi, 2003).

d) Berat badan : Pada BBLR biasanya berat badan kurang dari 2.500 gr (Surasmi, 2003).

7) Data Penunjang

Data yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium (Doengoes, 2001). Pada BBLR dilakukan pemeriksaan penunjang antara lain darah rutin, glukosa darah, foto dada, USG kepala

(Proverawati dan Ismawati, 2010). 2. Langkah 2 : Interprestasi Data

Pada langkah interpretasi data ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan klien

(44)

a. Diagnosa kebidanan

Yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan (Varney, 2007).

Diagnosa : Bayi baru lahir By Ny X umur … dengan Berat Badan Lahir Rendah.

Dasar : Data Subyek : Ibu mengatakan bayi kecil

(Ladewig, 2006)

Data Objektif : Berat Badan kurang dari 2.500 gram (Wiknjosastro, 2007).

Panjang Badan kurang dari 46 cm Lingkar Kepala kurang dari 33 cm Lingkar Dada kurang dari 30 cm

Alat kelamin pada bayi laki-laki testisnya belum turun dan pada perempuan labia mayora belum menutupi minora.

Reflek bayi masih lemah.

b. Masalah

(45)

34

lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah adalah terjaadi hipotermi, sindrom gawat nafas, dan reflek yang lemah (Surasmi, 2003).

c. Kebutuhan

Yaitu hal-hal yang dibutuhkan atau diperlukan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007).

Kebutuhan-kebutuhan yang harus diberikan pada Berat Badan Lahir Rendah yaitu : mengkaji reflek hisap, mempertahankan kehangatan, member nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi (Wiknjosastro, 2007) 3. Langkah 3 : Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati dan kritis pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi atau mencegah masalah-masalah yang spesifik (Varney, 2007). Pada kasus Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ini potensial terjadi hipotermi, asfiksia, hipoglikemi,

hiperbilirubinemia, aspirasi mekonium (Varney, 2007). 4. Langkah 4 : Antisipasi

(46)

a. Antisipasi gangguan pernafasan

Hindari kehilangan panas dengan cara metode Kangguru, periksa bayi dan hitung nafas dalam semenit, ukur suhu axilla, mendorong ibu mulai menyusui bayinya (Wiknjosastro, 2005).

b. Antisipasi pertahanan suhu tubuh bayi menurut Wiknjosastro (2005), meliputi :

1) Kontak kulit

Dapat dilakukan dengan cara metode kangguru 2) Pemancar panas

Dapat diketahui dengan cara sinar matahari dapat masuk di kamar

3) Inkubator

Bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gr dirawat dalam inkubator dengan suhu 35oC dan untuk berat badan 2000 – 2500 gr dengan suhu 34°C dapat diturunkan 1oC per minggu.

4) Ruang hangat

Untuk menghindari hilangnya panas dari tubuh bayi melalui proses radiasi dan konfeksi.

c. Antisipasi Hipoglikemi

(47)

36

5. Langkah 5 : Perencanaan

Adalah suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah atau kebutuhan pasien. Berfungsi untuk menuntun perawatan yang diberikan kepada pasien sehingga tercapai tujuan dan hasil yang optimal atau diharapkan (Varney, 2007).

Rencana asuhan pada bayi berat badan lahir rendah menurut Wiknjosastro (2007), antara lain :

a. Lakukan pemantauan terhadap kondisi bayi

b. Lakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital yaitu : suhu, respirasi dan heart rate

c. Kaji reflek menghisap d. Pertahankan kehangatan

e. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak f. Berikan hasil kolaborasi

g. Beri nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi h. Lakukan perawatan tali pusat

i. Lakukan penimbangan secara ketat

j. Berikan informasi pada ibu/keluarga tentang keadaan bayinya

6. Langkah 6 : Implementasi

(48)

Pelaksanaan asuhan pada bayi baru lahir dengan BBLR menurut Wiknjosastro (2007) adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pemantauan terhadap kondisi bayi

b. Melakukan pemantaun terhadap tanda-tanda vital yaitu : suhu, respirasi dan heart rate

c. Mengkaji reflek menghisap d. Mempertahankan kehangatan

e. Berkolaborasi dengan dokter spesialis anak f. Memberitahukan hasil kolaborasi

g. Memberi nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi h. Melakukan perawatan tali pusat

i. Melakukan penimbangan secara ketat

j. Memberikan informasi pada ibu/keluarga tentang keadaan bayinya 7. Langkah 7 : Evaluasi

Sebuah perbandingan antara hasil yang aktual dengan hasil yang diharapkan. Dilakukan penilaian apakah rencana asuhan yang telah disusun dapat terlaksana dan terpenuhi kebutuhannya seperti yang telah diidentifikasikan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007).

(49)

38

C.

Catatan Perkembangan Pasien

Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan lahir rendah dengan SOAP menurut Varney (2007), yaitu :

S : Subyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.

O : Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan pasien, hasil laboratorium dan tes diagnostik yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I

A : Analisa/Assesmen

Menggambarkan pendokumentasian analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi

a. Diagnosa masalah

b. Antisipasi diagnosa/masalah potensial

c. Perlunya tindakan segera oleh bidang atau dokter kolaborasi atau rujukan

P : Planing

(50)

D.

Landasan Hukum

Menurut Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/1464/2010 Pasal 9 ayat 3 tentang pelayanan kebidanan pada bayi meliputi : pemeriksaan pada bayi, perawatan tali pusat, perawatan bayi, resusitasi pada bayi baru lahir, pemberian imunisasi bayi dalam rangka menjalankan tugas pemerintah dan pemberian penyuluhan (Kepmenkes, 2010).

E.

Informed Consent

Informed Consent merupakan hal yang sangat penting. Yang dimaksud

informed consent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh klien

(51)

40 BAB III METODOLOGI

A.

Jenis Studi Kasus

Karya Tulis Ilmiah ini merupakan bentuk laporan studi kasus pada bayi dengan berat badan lahir rendah dengan menggunakan metode deskriktif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010).

Studi kasus adalah laporan yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2010).

B.

Lokasi Studi Kasus

Lokasi studi kasus adalah merupakan tempat atau lokasi studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong Sragen.

C.

Subyek Studi Kasus

(52)

D.

Waktu Pelaksanaan

Dalam studi kasus ini waktu adalah saat yang dibutuhkan peneliti untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Pelaksanaan asuhan kebidanan dilakukan pada Tanggal 14 – 17 Februari 2013 di Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong Sragen.

E.

Instrumen Studi Kasus

Instrumen adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen yang dipakai dalam penulisan laporan kasus ini dengan menggunakan lembar format pengkajian bayi baru lahir dengan menggunakan menejemen Varney dan data perkembangan SOAP.

F.

Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer

Data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya (Hasan, 2005).

a. Wawancara

(53)

42

dilakukan dengan orangtua bayi, keluarga, bidan atau petugas kesehatan untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan serta berhadapan langsung dengan pasien.

b. Observasi

Yaitu suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan (Notoatmodjo, 2010). Dalam kasus bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) penulis melakukan observasi untuk mengetahui hal-hal yang perlu di observasi, meliputi : keadaan umum, suhu, respirasi, nadi, kenaikan berat badan .

Untuk mengetahui perkembangan bayi, reflek bayi, out take bayi, intake bayi dan pemberian terapi dengan menggunakan lembar status pasien.

c. Pemeriksaan Fisik

Menurut Nursalam (2009), pemeriksaan fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien secara sistematis dengan cara:

1) Inspeksi

(54)

lebih besar, pergelangan kaki dalam fleksi atau lurus dan kepala mengarah ke satu sisi (Wiknjosastro, 2007)

2) Palpasi

Suatu teknik yang menggunakan indera peraba, tangan dan jari. Dalam hal ini dilakukan untuk memeriksa keadaan turgor kulit bayi (Wiknjosastro, 2007). Pada bayi Berat Badan Lahir Rendah kulit tipis, transparan, lanugonya banyak.

3) Perkusi

Suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk atau membandingkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara (Wiknjosastro, 2007). Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Pada kasus bayi Berat Badan Lahir Rendah pemeriksaan dilakukan pada daerah abdomen.

4) Auskultasi

Pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop (Nursalam, 2009). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi frekuensi jantung. 2. Data Sekunder

(55)

44

a. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik dokumen-dokumen resmi maupun tidak resmi (Notoatmodjo, 2010). Dokumentasi ini didapat dengan melihat catatan rekam medis (RM) pasien di Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong Sragen.

b. Studi Kepustakaan

Bahan-bahan pustaka merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis dari suatu penelitian (Notoatmodjo, 2010). Bahan pustaka dalam kasus ini penulis mengambil dari buku-buku yang berhubungan dengan bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah dari tahun 2003 – 2012

G.

Alat yang dibutuhkan

1. Alat untuk Pendokumentasian

a. Format pengkajian bayi berat badan lahir rendah b. Alat tulis (buku dan Bolpoint)

2. Alat untuk melakukan pemeriksaan fisik dan observasi a. Incubator dengan suhu 34oC sampai 35oC

(56)

f. Obat-obatan sesuai therapy g. Minyak telon

h. Plester i. Gunting j. Jam tangan 3. Alat-alat penunjang

a. Sendok b. Plester c. Gunting 4. Dokumentasi

Alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi : a. Alat tulis

(57)

46 BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS I. PENGKAJIAN

Pada tanggal 14 Februari 2013. Pukul : 10.15 WIB di RSU Assalam Gemolong.

Analisa dilakukan pada ibu bayi a. Data Subyektif

1) Biodata

Nama bayi : By.Ny. S Umur bayi : 1 jam

Tgl/Jam Lahir : 14 Februari 2013 pukul 09.15 WIB Jenis Kelamin : Laki-laki

BB/PB : 2.400 gr /46 cm

Identitas ibu: Identitas ayah : Nama Ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn. S

Umur : 32 th Umur : 31 th

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

(58)

2) Keluhan Utama

Ibu mengatakan anaknya lahir pada tanggal 14 Februari 2013 pukul 09.15 WIB dan khawatir Berat Badan bayinya 2.400 gram. 3) Riwayat Obstetri

a) Riwayat Kehamilan Sekarang (1)HPMT : 01 Juni 2012

HPL : 08 Maret 2013

(2)Ibu melakukan ANC sebanyak 8 kali di bidan dan sudah mendapatka imunisasi TT 3 kali. Ibu mendapatkan tablet Fe dan Kalk.

(3)Ibu tidak mengeluh pada saat hamil muda, setelah hamil tua ibu mengeluh pegel-pegel pada punggung.

b) Riwayat Kesehatan

(1)Riwayat kesehatan sekarang

Ibu tidak menderita perdarahan, pre-eklamsi, eklamsi dan penyakit kelamin.

(2)Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun seperti jantung, hepatitis, ginjal, hipertensi, DM, epilepsi, dll

(3)Riwayat penyakit keluarga

(59)

48

c) Riwayat Persalinan Sekarang (1)Jenis Persalinan : Spontan (2)Penolong : Dokter

(3)Lama persalinan : Kala I : 17 jam, kala II : 15 mnt, Kala III : 10 mnt, kala IV : 2 jam (4)Keadaan anak : BB 2400 gr

(5)Jumlah air ketuban : ± 500 cc (6)Komplikasi persalinan : tidak ada 4) Pemeriksaan Reflek

a)Reflek moro : Bayi sedikit terkejut, lengan direntangkan dalam posisi abduksi ekstensi dan tangan terbuka diikuti dengan gerakan lengan adduksi dan fleksi

b)Reflek rooting : Bila pipi bayi disentuh, ia sedikit menolehkan kepalanya ke sisi yang disentuh itu untuk mencari puting susu c)Reflek suching : Bayi belum bias menghisap setiap benda

yang menyentuh bibirnya

d)Reflek plantar : Bila meletakkan sesuatu pada telapak kaki bayi, akan terjadi fleksi jari-jari kaki bayi e)Reflek tonik neck : Bayi diletakkan pada posisi telentang,

(60)

5) Pola Kebutuhan Sehari-hari a) Nutrisi

Pada hari pertama bayi minum susu prenan 6 cc b) Eliminasi

Bayi BAB : belum keluar Bayi BAK : belum keluar 6) Pemeriksaan Antropometri

1) Riwayat pemeriksaan khusus ( APGAR SCORE)

Yang Dinilai Nilai Jumlah

(61)

50

3) Pemeriksaan fisik sistematis Kepala

Bentuk mesochepal, tidak ada cepal hematom atau caput succedanium

Tebal, warna hitam dan tidak mudah di cabut. Bersih, warna merah muda, simetris

Simetris antara kanan dan kiri, tidak ada kotoran, conjungtiva warna merah muda, sklera warna putih

Simetris antara kanan dan kiri, tulang rawan sudah terbentuk sempurna

(62)

Mulut

menyumbat di jalan nafas

Bibir warna merah muda, mukosa basah, tidak ada kelainan labioskisis atau labiopalatoskisis Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

Simetris tidak ada retraksi saat nafas, jantung tidak bising, tidak ada suara tambahan

Tidak kembung, tali pusat tidak mengalami perdarahan.

lanugo sedikit atau berlebih, apakah kulit lembab atau hangat ketika disentuh, tidak ada pengelupasan pada kulit.

Testis sudah turun ke sekrotum

Ekstermitas lengkap, tidak oedema dan tidak ada fraktur

(+) berlubang

Tidak ada pembengkaan atau cekungan. 4) Data penunjang laboratorium

a) Glukose sewaktu : 61 mg/dl

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal : 14 Februari 2013 Pukul : 10.30 WIB a. Diagnosa kebidanan:

(63)

52

Data Dasar : 1) Data Subyektif :

Ibu mengatakan anaknya lahir tanggal 14 Februari 2013 Pukul : 09.15 WIB dengan Berat Badan 2400 gram

2) Data obyektif : Vital sign :

(1)N :140 kali/menit R: 45 kali/menit S : 36,5o C (2)Antropometri :

BB : 2400 gram LK : 31 cm LD : 31 cm PB : 46 cm LILA : 9 cm

(3)Reflek Hisap : Lemah b. Masalah :

reflek menelan lemah c. Kebutuhan :

merangsang reflek hisap bayi dengan cara pemberian nutrisi yang adekuat dengan menggunakan sendok

III.DIAGNOSA POTENSIAL

(64)

IV.ANTISIPASI

a. Beri pemenuhan nutrisi berupa ekstra gula 1 kali dengan sendok b. Jaga kehangatan bayi dengan perawatan di dalam inkubator suhu

35°C

V. PERENCANAAN

Tanggal : 14 Februari 2013 Pukul : 10.35 WIB a. Observasi keadaan umum dan vital sign setiap 12 jam

b. Jaga kehangatan bayi dengan perawatan di inkubator suhu 35°C c. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan

1. Neo K 0,5 mg

2. Logafox 2 x 100 g 3. Dexametason 2 x 1/8 mg

d. Beri PASI sebanyak 12 cc setiap 2 jam dengan sendok e. Rawat tali pusat dengan kassa steril sehabis mandi f. Ganti pakaian bila basah/kotor

g. Mengamati BAK dan BAB h. Timbang bayi setiap hari

VI.IMPLEMENTASI

Tanggal 14 Februari 2013 Pukul : 10.40 WIB

(65)

54

b. Pukul 10.50 Menjaga kehangatan bayi dengan merawat bayi di dalam inkubator suhu 35°C.

c. Pukul 10.55 Memberikan injeksi sesuai advis dokter kolaborasi berupa

1. Neo K 0,5 mg 2. Logafox 2 x 100 g 3. Dexametason 2 x 1/8 mg

d. Pukul 11.00 Memberikan PASI/susu formula sebanyak 12 cc setiap 2 jam dengan sendok.

e. Pukul 11.30 Mengganti pakaian bila basah/kotor f. Pukul 14.10 Merawat tali pusat dengan kassa steril g. Pukul 14.30 Menimbang bayi setiap hari

h. Pukul 14.40 Mengamati BAK dan BAB

VII. EVALUASI

Tanggal 14 Februari 2013

a. Pukul 10.50 Keadaan umum baik, gerak aktif, vital sign : Nadi : 140 x/mnt,

suhu : 36,5 o C, Respirasi :45 x/menit

b. Pukul10.55 Bayi sudah dirawat di dalam inkubator suhu 35°C c. Pukul 11.00 Bayi sudah diberi injeksi

(66)

3. Dexametason 2 x 1/8 mg

d. Pukul 11.20 Bayi sudah diberi Pasi dengan sendok sebanyak 18 cc e. Pukul 14.00 Pakaian bayi kering dan bersih

f. Pukul 14.20 Tali pusat bersih tidak ada infeksi terbungkus dengan kasa steril

(67)

56

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal : 15 Februari 2013 Pukul : 10.00 WIB S : Data Subyektif

1. ibu mengatakan bayinya berumur 1 hari 2. ibu mengatakan belum menyusui bayinya 3. ibu mengatakan asinya belum keluar

4. ibu mengatakan bayinya sudah dimandikan tadi pagi

O : Data Obyektif

1. Berat Badan 2300 gram

2. Keadaan umum baik, gerakan aktif

3. Vital sign : Nadi : 140 x/mnt, Suhu : 36o C, Respirasi : 48 x/menit 4. Reflek hisap: lemah

A : Assesment

Bayi Ny. S umur 1 hari dengan Berat Badan Lahir Rendah

P : Planning

1. pukul 10.40 Mengobservasi keadaan umum dan vital sign tiap 12 jam 2. pukul 10.50 Menjaga kehangatan bayi dengan cara membungkus

(68)

3. pukul 10.55 Memberikan injeks logofox 2 x 100 g, dexametason 2 x 1/8 mg

4. pukul 11.00 Memberi minum ASI/PASI sebanyak 18 cc per 2 jam dengan sendok

5. pukul 11.30 Mengganti pakaian bayi bila basah/kotor 6. pukul 14.10 Merawat tali pusat dengan kassa steril 7. pukul 14.30 Melakukan penimbangan berat badan 8. pukul 14.40 Mengamati BAK dan BAB

9. pukul 15.00 Menggajarkan ibu untuk pemijatan payudara dengan cara menggolesi telapak tanggan dengan beby oil lalu memijat secara memutar dengan telapak tanggan sebanyak 20-30 kali, lalu secara memurat dengan sisi jari kelingking sebanyak 20-30 kali secara bergantian, lalu secara memutar pula dengan buku-buku jari sebanyak 20-30 kali secara bergantian lalu di siram dengan air dingin. Dilakukan sebelum mandi

EVALUASI

Tanggal : 15 Februari 2013

1. pukul 10.50 Keadaan umum baik, gerakan aktif, vital sign : Nadi 140 x/mnt, Respirasi : 48 x/mnt, suhu : 36 o C

(69)

58

3. pukul 11.00 Injeksi Logofox 2 x 100 g, Dexametason 2 x 1/8 mg telah diberikan

4. pukul 11.30 Bayi sudah diberi PASI 27 cc dengan sendok 5. pukul 14.00 Pakaian bayi bersih dan tidak basah

6. pukul 14.30 Tali pusat bersih di bungkus dengan kasa steril 7. pukul 14.40 Berat Badan 2300 gram

8. pukul 15.00 BAB 4 kali/hari, BAK : 6 kali/hari

(70)

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal : 16 Februari 2013 Pukul : 10.00 WIB S : Data Subyektif

1. Ibu mengatakan asinya sudah keluar

2. Ibu mengatakan bayinya mau menyusu ASI dengan kuat

O : Data Obyektif

1. Pukul 10.40 Keadaan umum : baik, gerakan aktif, vital sign : Nadi : 140 x/menit, Respirasi : 40 x/menit, suhu 36,5 o C 2. Pukul 10.50 Berat Badan : 2300 gram

3. Tali pusat bersih 4. Reflek isap kuat

A : Asessment

Bayi Ny. S umur 2 hari dengan berat bayi lahir rendah

P : Planning

1. Pukul 10.40 Mengobservasi keadaan umum dan vital sign

2. Pukul 10.50 Menjaga kehangatan bayi dengan cara membungkus dengan kain kering dan bersih

(71)

60

4. Pukul 11.00 Memberi bayi minum ASI/susu Formula sebanyak 24 cc setiap 2 jam dengan sendok

5. Pukul 11.30 Mengganti pakaian bayi bila basah atau kotor. 6. Pukul 14.10 Melakukan perawatan tali pusat dengan kassa steril 7. Pukul 14.20 Menganjurkan ibu menyusui bayinya

8. Pukul 14.30 Melakukan penimbangan setiap hari 9. Pukul 14.40 mengamati BAK dan BAB

EVALUASI

Tanggal : 16 Februari 2013

1. Pukul 10.50 Keadaan umum baik, gerakan aktif, Vital sign : Nadi : 140 x/mnt, Suhu : 36,5o C, Respirasi :40 x/menit

2. Pukul 10.55 Bayi sudah dibungkus/digedong dengan kain bersih dan kering

3. Pukul 11.00 Injeksi logafok, Hb unijeck dan biofos secacara oral sudah diberikan

4. Pukul 11.30 Bayi sudah diberi pasi 36 cc dengan sendok 5. Pukul 14.00 Pakaian bersih dan tidak basah

6. Pukul 14.20 Tali pusat bersih dan kering 7. Pukul 14.30 Ibu sudah menyusui banyinya 8. Pukul14.40 Berat badan 2300 gram

(72)

DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal : 17 Februari 2013 Pukul : 10.00 WIB S : Subyektif

1. Ibu mengatakan bayinya bisa menghisap dengan kuat. 2. Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif .

3. Ibu mengatakan ingin segera membawa pulang bayinya.

O : Obyektif

1. Keadaan umum baik, gerakan aktif

2. Vital sign : Nadi 140 x/mnt, suhu : 36,5 o C, Respirasi :46 kali/menit 3. Berat badan 2350 gram

4. Tali pusat bersih dan kering 5. Reflek hisap kuat

A : Asessment

Bayi Ny. S umur 3 hari dengan berat bayi lahir rendah

P : Planing

(73)

62

4. Pukul 11.05 Mempersiapkan bayi untuk pulang dengan membungkus bayi dengan kain yang bersih dan kering

5. Pukul 11.10 Memberitahu tentang cara perawatan bayi sehari-hari 6. Pukul 11.30 Mengganjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya

dirumah tanpa dijadwal

7. Pukul 11.35 Memberitahu ibu untuk tidak mengurutkan bayi pada dukun bayi, menjemur bayi saat matahari terbit kurang lebih 1 jam 8. Pukul 11.45 Mengobservasi BAK dan BAB

EVALUASI

Tanggal : 17 Februari 2013

1. Pukul 10.50 Keadaan umum baik, vital sign : Nadi 140 x/mnt, suhu : 36,5o C, Respirasi 46x/menit

2. Pukul 11.00 Ibu bersedia untuk menyusui bayinya.

3. Pukul 11.05 Berat Badan : 2350 gram berarti ada peningkatan 50 gram 4. Pukul 11.10 Tali pusat bersih, kering dan terbungkus kassa steril 5. Pukul 11.30 Ibu mengerti tentang perawatan bayi baru lahir

6. Pukul 11.35 Ibu bersedia untuk selalu memberi ASI pada bayinya di rumah tanpa dijadwal

7. Pukul 11.45 Ibu bersedia untuk tidak mengurutkan bayinya pada dukun dan menjemur bayinya kurang lebih 1jam saat matahari terbit

(74)

B. PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. S dengan berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong Sragen menggunakan menejemen Asuhan Kebidanan menurut Varney, yang terdiri dari tujuh langkah yaitu pengkajian, interpretasi data, diagnose potensial, tindakan segera, rencana tindakan, pelaksanaan, dan evaluasi. Adapun urutannya sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian pada bayi dengan berat badan lahir rendah dilakukan dengan penggumpulan anamnesa, data subyektif, data obyektif dan data penunjang. Keluhan utama pada BBLR adalah keluarga mengatakan bayinya sangat kecil atau kurang dari 2.500 gram (Surasmi, 2003). Berdasarkan penggumpulan data di atas, tanda-tanda bayi BBLR yang sesuai yaitu Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gr, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm dan umur kehamilan kurang dari 37 minggu. Pada BBLR reflek hisapnya lemah (Wiknjosastro, 2005). Pemeriksaan penunjang meliputi darah rutin, glukosa darah, foto dada, USG kepala (Proverawati dan Ismawati, 2010).

(75)

64

aterm berat badan 2400 gram, lingkar kepala 31 cm, lingkar dada 31 cm, reflek hisap lemah, dan gerakan aktif, vital sign nadi : 140 x/menit, respirasi : 45 x/menit, suhu 36,5°C. pada kasus pemeriksaan laboratorium meliputi glukosa sewaktu : 61 mg/dl. Pada kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang ada yaitu pada teori pemeriksaan penunjang meliputi darah rutin, glukosa darah, foto dada, USG kepala. Sedangkan pada kasus ini hanya dilakukan pemeriksaan laboratorium glukosa sewaktu.

2. Interpretasi data

Pada langkah interpretasi data ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan klien (Varney, 2007). Diagnosa : Bayi baru lahir By Ny X umur … dengan Berat Badan

Lahir Rendah. Masalah yang umumnya muncul pada bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah adalah terjadi hipotermi, sindrom gawat nafas, dan reflek yang lemah (Surasmi, 2003). Kebutuhan yang harus diberikan pada Berat Badan Lahir Rendah yaitu : mengkaji reflek hisap, mempertahankan kehangatan, memberi nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi (Wiknjosastro, 2007)

(76)

Pada kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilapangan.

3. Diagnosa potensial

Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati dan kritis pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi atau mencegah masalah-masalah yang spesifik (Varney, 2007). Pada kasus Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ini potensial terjadi hipotermi, asfiksia, hipoglikemi, hiperbilirubinemia, aspirasi mekonium (Varney, 2007). Pada kasus ini diagnosa potensialnya Potensial terjadi hipoglikemi dan Hipotermi namun tidak terjadi karena penanganan yang baik.

Pada kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilapangan karena adanya penanganan yang baik dari bidan yang ada di rumah sakit.

4. Antisipasi

Antisipasi yang dilakukan pada bayi berat badan lahir rendah adalah Hindari kehilangan panas, antisipasi pertahanan suhu tubuh bayi menurut Wiknjosastro (2005) dan antisipasi hipoglikemi . Pada kasus ini antisipasi yang diberikan adalah Beri pemenuhan nutrisi berupa ekstra gula dan Jaga kehangatan bayi dengan perawatan di dalam inkubator suhu 35°C

(77)

66

tapi kenyataanya dilapangan di beri ektra gula supaya bayi tidak hipoglikemi.

5. Perencanaan

Adalah suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah atau kebutuhan pasien. Rencana asuhan pada bayi berat badan lahir rendah menurut Wiknjosastro (2007), antara lain :

k. Lakukan pemantauan terhadap kondisi bayi

l. Lakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital yaitu : suhu, respirasi dan heart rate

m. Kaji reflek menghisap n. Pertahankan kehangatan

o. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak p. Berikan hasil kolaborasi

q. Beri nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi r. Lakukan perawatan tali pusat

s. Lakukan penimbangan secara ketat

t. Berikan informasi pada ibu/keluarga tentang keadaan bayinya Sedangkan perencanaan di dalam kasus ini meliputi:

(78)

f. Ganti pakaian bila basah/kotor g. Observasi BAK dan BAB h. Timbang bayi setiap hari

Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang ada yaitu pada teori memberikan informasi tentang keadaan bayinya kepada orang tua atau keluarga. Sedangkan pada kasus ini keluaga tidak diberi informasi tentang keadaan bayi.

6. Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan berdasarkan pada perencanaan yang telah disusun oleh penulis, baik secara mandiri maupun kolaborasi.

Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang ada yaitu pada teori memberikan informasi tentang keadaan bayinya kepada orang tua atau keluarga. Sedangkan pada kasus ini keluaga tidak diberi informasi tentang keadaan bayi

7. Evaluasi

Sebuah perbandingan antara hasil yang aktual dengan hasil yang diharapkan. Dilakukan penilaian apakah rencana asuhan yang telah disusun dapat terlaksana dan terpenuhi kebutuhannya seperti yang telah diidentifikasikan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007).

(79)

68

talipusat bersih dan kering, BAB 3 x sehari konsistensi kuning jernih, dan BAK 5 x sehari konsistensi kuning lembek, berat bayi mengalami penurunan 100 gram pada hari ke-3 dan mengalami kenaikan 50 gram pada hari ke-4 menjadi 2350 gram

(80)

69 BAB V PENUTUP

Berdasarkan apa yang penulis dapatkan studi kasus dan pembahasan pasa asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bayi Ny.S dengan berat badan lahir rendah di RSU Assalam gemolong Sragen, maka penulis dapat menggambil kesimpulan dan saran yang mungkin dapat berguna untuk meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan khususnya pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah.

A. Kesimpulan

a. Menurut Management Varney

1. Dari pengkajian diperoleh data yang ibu mengatakan khawatir dengan keadaan bayinya yang lahir dengan berat badan kurang, didapat usia kehamilan 37 minggu dengan kehamilan aterm berat badan bayi 2400 gram, panjang badan 46 cm, lingkar kepala 31 cm, lingkar dada 31 cm, reflek hisap lemah, dan gerakan aktif, vital sign Nadi : 140x/menit, Respirasi : 45 x/menit, Suhu : 36,5°C, turgor kulit kurang baik, rambut lanugo banyak, pemeriksaan laboraturium meliputi pemeriksaan glucosa sewaktu : 61 mg/dl.

2. Diagnosa dari kasus ini adalah bayi Ny.S umur 1 jam dengan berat badan lahir rendah, masalah yang dialami bayi adalah reflek hisap lemah. Kebutuhan merangsang reflek hisap bayi dengan cara pemberian nutrisi yang adekuat dengan menggunakan sendok. 3. Pada langkah diagnosa potensial tidak terjadi hipoglikemi dan

Gambar

Tabel 2.1 Apgar Skor pada Bayi Baru Lahir

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan inti merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran terpadu yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar peserta didik (learning experience). Pengalaman

pestisida pada bahan yang akan digunakan dalam proses produksi adalah dengan cara. menganalisa kandungan pestisida di

Pengawasan mutu yang akan dibahas pada laporan kerja praktek ini adalah pengawasan mutu produk akhir (filling &amp; packing) di PT Mitratama Rasa Sejati.. Pengawasan mutu produk

Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang sudah memberikan ilmunya kepada

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul &#34; PERAN HUMAS DALAM LIPUTAN DAN DOKUMENTASI KEGIATAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM JAWA

Dengan segala kerendahan hati atas terselesainya penyusunan Tugas Akhir ini, penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa telah

Skripsi yang berjudul: “ Collaborative Governance dalam Program Generasi Berencana di Kabupaten Karanganyar” adalah karya saya sendiri dan bebas dari plagiat, serta tidak

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat, berkat, penyertaan, dan bimbingan-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul