ABSTRAK
Ainiyah, Kurrotul. 2012. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) dan Problem Based Learning (PBL)-SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) terhadap Kemampuan Metakognisi dan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Bangkalan. Skripsi, Jurusan Fisika, Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dra. Endang Purwaningsih, M.Si (II) Dr. Muhardjito, M.S.
Kata kunci: Model Problem Based Learning, SQ3R (Survey, Question, Recite, Review), kemampuan metakognisi, berpikir kritis.
Siswa harus dapat berkembang secara optimal dengan kemampuan untuk berkreasi, mandiri, bertanggung jawab, dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi demi mencapai tujuan pendidikan nasional. Standar isi cakupan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi menyatakan bahwa siswa memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri. Aspek yang bertujuan membuat siswa mandiri adalah aspek kemampuan metakognitif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) dan Problem Based Learning (PBL)–Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) terhadap kemampuan berpikir kritis, keterampilan metakognisi, dan kesadaran metakognisi.
Penelitian ini merupakan quasi experiment dengan menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Kelas eksperimen 1 adalah kelas yang belajar dengan menggunakan model PBL dan kelas eksperimen 2 adalah kelas yang belajar dengan menggunakan model PBL-SQ3R. Penelitian ini dilakukan pada pokok bahasan suhu dan kalor dengan sub pokok bahasan suhu dan kalor, perubahan wujud, pemuaian, azas Black.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 1 Bangkalan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Sampel diambil dengan cara undian dan diperoleh kelas X-1 belajar dengan menggunakan Problem Based Learning dan kelas X-2 belajar dengan menggunakan Problem Based Learning -SQ3R. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kovarian, sedangkan untuk menentukan kelas yang lebih baik dilihat rata-rata masing-masing kelas.
Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan PBL-SQ3R mempunyai kemampuan berpikir kritis dan metakognisi lebih baik daripada siswa yang belajar dengan PBL. Untuk kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar dengan PBL mendapatkan rata-rata 69,23, sedangkan siswa yang belajar dengan PBL-SQ3R mendapatkan 79,35. Keterampilan metakognisi siswa yang belajar dengan PBL mendapatkan rata-rata 69,47, sedangkan siswa yang belajar dengan PBL-SQ3R mendapatkan 87,7. Kesadaran metakognisi siswa yang belajar dengan PBL mendapatkan rata-rata 74,2, sedangkan siswa yang belajar dengan PBL-SQ3R mendapatkan 91,55.