Pendahuluan
•Meskipun teknologi DNA rekombinan telah meningkatkan produksi berbagai produk
Mengapa harus mengkarakterisasi isolat
mikrobial?
•Memastikan taksonomi yang tepat untuk
menentukan metode pengawetan yang tepat.
•Menguji ketepatan metode pengawetan yang digunakan dan dapat melakukan modifikasi serta memperbaiki prosedur pengawetan.
Tujuan Skrining
mikroorganisme
Skrining mikroorganisme dilakukan untuk:
Mendeteksi produk baru (metabolit, vitamin,
enzim) serta potensi kegunaan ekonomis lainnya seperti:
•Kontrol biologis
•Biodegradasi
•Bioremediasi
•Proses Kimiawi (biotransformasi, bioakumulasi)
•Pangan dan pemrosesan pangan
Metode dalam isolasi mikroorganisme
•Metode kualitatif (Pengamatan, Mikroskopi)•Metode kuantitatif (Kecepatan pertumbuhan, kapasitas sporulasi)
•Metode Biokimiawi (kromatografi, uji enzimatis, analisis protein)
Metode Kualitatif
1. Morfologi dan anatomi kultur
Studi anatomi (bentuk dan ukuran spora,
kloroplas, organisasi intraselular)
Morfologi kultur (pigmentasi, radius koloni,
pembentukan hifa dan agregasi, penampakan total)
Sporulasi (kelimpahan, jenis)
Pergerakan (nematoda dan organisme yang
Morfologi kultur tiga spesies
Monilina
Morfologi kultur tiga spesies
Monilina
Metode Kualitatif (Lanj.)
2. Mikroskopi
Analisis morfologi, anatomi, dan organisasi
intraselular
Deteksi senyawa biokimia dan struktur makro
dengan teknik staining (pewarnaan)
Identifikasi menggunakan oligonukleotida dari
organisme dengan pewarna spesifik
Metode-metode mikroskopi
Mikroskop cahaya
SEM TEM
Metode Kuantitatif
1. Laju Pertumbuhan (bakteri, jamur, alga)
2. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
3. Laju fotosintesis (alga dan bakteri fotosintetik)
4. Laju respirasi
Laju Pertumbuhan
Laju pertumbuhan mikroorganisme (bakteri, ragi, jamur, alga) dapat ditentukan dengan cara:
Penghitungan jumlah sel (mis.: hemasitometer) Kerapatan Optis pada 600 nm
CFU
Penghitungan jumlah sel dengan
hemasitometer
Untuk sel yang dihitung di kotak A, B, C, D: Kerapatan sel / mL = jumlah sel yang
dihitung × 104 × fp
Untuk sel yang dihitung di kotak kecil di kotak E:
Kerapatan sel / mL = jumlah sel yang dihitung × 2,5 × 105× fp
Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme
Rao, D.G. (2005). Introduction to
Kromatografi lapis tipis
Untuk menentukan jumlah metabolit (bakteri,
Produksi enzim / Penggunaan Substrat
Produksi enzim / Penggunaan Substrat
Mikroorganisme yang ditumbuhkan pada
media dengan sumber nitrogen berbeda
Dari kiri ke kanan: 1. Urea
2. Hipoksantin 3. Nitrit
Metabolit Primer
•Metabolit primer: senyawa yang sangat penting untuk hidup dan reproduksi sel, dan
Metabolit sekunder
•Setiap metabolit sekunder dibentuk oleh sedikit mikroorganisme
•Metabolit sekunder tidak esensial untuk pertumbuhan dan reproduksi
•Pembentukannya sangat bergantung pada kondisi lingkungan
•Beberapa metabolit sekunder dihasilkan dengan struktur yang sangat berhubungan
•Beberapa mikroorganisme menghasilkan berbagai golongan senyawa sebagai metabolit sekunder
Metabolit Primer Vs Metabolit sekunder
Metabolisme sekunder dapat dimodifikasi tanpa mengganggu
metabolisme primer. Modifikasi genetik yang menyebabkan modifikasi metabolit sekunder diharapkan tidak mengganggu fungsi sel.
Crueger & Crueger. 1989.
Isolasi Mikroorganisme
•
Isolasi mikroorganisme dilakukan untuk
memperoleh kultur murni ataupun
campuran yang kemudian diuji untuk
menentukan isolat mana yang
menunjukkan reaksi atau produk yang
diinginkan.
•
Dalam beberapa kasus, dimungkinkan
Isolasi Mikroorganisme (Cont.)
•
Kriteria penting untuk pemilihan
mikroorganisme:
1. Karakteristik nutrisi dari mikroorganisme
2. Suhu optimum mikroorganisme
3. Reaksi organisme dengan alat yang akan digunakan dan kesesuaian organisme
dengan jenis proses yang akan digunakan
4. Stabilitas mikroorganisme dan kemudahan untuk manipulasi genetik
5. Produktivitas mikroorganisme
Pengayaan pada media cair
• Dilakukan dalam labu kocok
• Pertumbuhan inokulum campuran akan
• Waktu pemindahan menentukan keberhasilan isolasi, namun tidak selalu mikroorganisme
dengan kecepatan tumbuh spesifik tertinggi adalah yang diinginkan. Mikroorganisme yang diinginkan adalah organisme yang memiliki
afinitas tertinggi terhadap substrat pembatas.
•Substrat pembatas: substrat dalam medium yang konsentrasinya mempengaruhi
pertumbuhan sel dan mengubah fase
pertumbuhan dari fase log ke fase stasioner dan akhirnya ke fase kematian.
Pengaruh konsentrasi substrat terhadap
kecepatan pertumbuhan spesifik mikroorganisme
Pengaruh konsentrasi substrat pada kecepatan tumbuh spesifik mikroorganisme A dan B
Pengayaan kultur pada media padat
•Media padat pada umumnya digunakan untuk isolasi mikroorganisme yang menghasilkan
enzim tertentu.
Skrining mikroorganisme yang diinginkan
Metode Pengayaan Jenis isolat
Nilai pH yang ekstrim (pH 4-2) Asidofilik Suhu yang rendah (4-15°C) Psikotrof Suhu tinggi (42-100°C) Termofilik Konsentrasi NaCl yang tinggi Halofilik
Atmosfir N2 Anaerobik
Kitin sebagai substrat pertumbuhan Lysobacter Kulit batang pohon, akar Myxobacteria
Butiran pollen Actinoplanes
Crueger & Crueger. 1989.
Sistem uji untuk skrining metabolit
Produk yang diinginkan
Sistem uji
antibiotik Plat agar dengan mikroorganisme uji. Terbentuknya zona bening digunakan sebagai indikator.
Resistensi terhadap
antibiotik β-laktamase Plat agar yang telah ditambah β-laktamase. Protease Plat agar dengan kasein, pemilihan koloni yang
menghasilkan zona bening.
Amilase Plat agar dengan pati, pemilihan koloni setelah pewarnaan dengan iodin.
Lipase Plat agar dengan emulsi minyak, pemilihan koloni setelah pengendapan asam lemak bebas dengan ion Ca2+.
Fosfatase Plat agar dengan fenolftalein-difosfat dan indikator pH. Seleksi berdasarkan perubahan warna
Pengawetan Mikroorganisme
•Penyimpanan harus dilakukan sedemikian hingga:
▫Menghilangkan perubahan genetik
▫Melindungi dari kontaminasi
Pengawetan mikroorganisme
•Penyimpanan pada suhu rendah
▫Penyimpanan pada slope agar
kultur ditumbuhkan pada slop agar dan dapat
disimpan pada lemari pendingin (4°C) atau frezer (-20°C), dan disub kultur setiap 6 bulan sekali
▫Penyimpanan pada nitrogen cair
aktivitas mikroorganisme sangat minim pada suhu sangat rendah (-150 sampai -196°C), yang dapat dicapai dengan penyimpanan pada nitrogen cair. Pada penyimpannnya, mikroorganisme
Pengawetan mikroorganisme
•Penyimpanan dalam bentuk dehidrasi
▫Kultur kering
Tanah yang lembab dan steril diinokulasi dengan kultur dan diinkubasi selama beberapa hari agar
mikroorganisme tumbuh, kemudian dikeringkan pada suhu kamar. Tanah kering disimpan pada suhu ruang atau 4°C. MO dapat bertahan sampai 20 th dengan viabilitas 50%.
▫Liofilisasi
liofilisasi atau pengeringan beku dilakukan dengan membekukan kultur dan dikeringkan pada keadaan vakum, sehingga mengakibatkan sublimasi air dari sel. Pada proses pengeringan, harus ditambahkan