PROBLEMATIKA GURU DALAM MENINGKATKAN
KEDISIPLINAN SISWA DI SDN 1 JARAK SIMAN
PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2015/2016
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Kepada
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo
Untuk Memenuhi Ujian Akhir Program Strata Satu (S1)
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Pada Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru MI
Disusun oleh :
MISBAHUL ARFIN ALBUSTANI (210612038)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL
Nama : Misbahul Arfin Albustani
NIM : 210612038
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Penelitian : Problematika Guru dalam Meningkatkan
Kedisiplinan Siswa di SDN 1 Jarak Siman
Ponorogo
Telah diujikan dalam sidang seminar proposal Prodi PGMI
dan diterima sebagai persyaratan penyusunan skripsi.
1. Penguji 1 Kharisul Wathoni M.Pd I (……….)
2. Penguji 2 Yuenti Sova P. M.Pd (……….)
Ponorogo, 22 Maret 2016 Mengesahkan
Ka Prodi PGMI
Dr. Moh. Mukhlas, M.Pd NIP.
I. JUDUL PENELITIAN
PROBLEMATIKA GURU DALAM MENINGKATKAN
KEDISIPLINAN SISWA DI SDN 1 JARAK SIMAN PONOROGO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016.
II. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, maka pendidikan sangat dibutuhkan bagi peserta didik guna menjadi manusia yang berkualitas untuk menghadapi perkembangan dan tantangan zaman yang akan dating, karena zaman sekarang ini begitu cepat dalam perubahan, khususnya dalam dunia pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka1
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk membentuk generasi muda yang siap menggantikan estafet generasi tua dalam rangka meraih masa depan yang cerah. Selain itu pendidikan sangat berperan mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka.2
Pendidikan lebih menitikberatkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian, jadi mengandung pengertian yang lebih luas sedang latihan atau training lebih menekankan pada pembentukan ketrampilan atau skill.3 Pendidikan mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
1 Muhibin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), 1.
2 Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), 9.
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.4
Seorang guru waktu mengajar selalu berusaha menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Suasana belajar yang menyenangkan mendorong gairah belajar yang tinggi. Salah satu masalah dalam menciptakan iklim belajar yang menyenangkan ialah masalah disiplin. Setiap kegiatan proses pembelajaran guru sering menghadapi perilaku siswa yang bermasalah.5
Disiplin sangat penting artinya bagi peserta didik. Karena itu, ia harus ditanamkan secara terus-menerus kepada peserta didik. Jika disiplin ditanamkan secara terus-menerus maka disiplin tersebut akan menjadi kebiasaan bagi peserta didik. Untuk itu guru dituntut memiliki keterampilan dalam membina kedisiplinan peserta didik tersebut. Disiplin merupakan suatu latihan, pikiran, atau badan, atau kemampuan moral untuk memperbaiki perilaku melalui metode-metode hukum. 6
Guru merupakan orang tua di sekolah bagi peserta didik. Oleh karenanya, guru sangat berperan sekali dalam keberhasilan membentuk perilaku peserta didik. Melalui peraturan dan tata tertib guru sebisa mungkin mampu menerapkan sikap disiplin pada setiap anak didiknya. Tidak semua peraturan dan tatatertib akan diikuti dengan baik apabila tidak ada kemauan dari pihak siswa untuk mematuhinya. Kesediaan siswa untuk mematuhi atau mengingkari peraturan dan tata tertib tersebut sangat 4 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 (PT. Kloang Klede putra timur bekerja sama dengan Koperasi Primer Praja Mukti 1 Departemen Dalam Negeri), 3.
5 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2008), 145-146.
dipengaruhi pula oleh konsekuensi atau akibatnya, baik positif atau negatif. Di dalam proses pendidikan, hadiah dan hukuman merupakan akibat dari pematuhan dan pengingkaran terhadap peraturan dan tata tertib, dan keduanya itu dikategorikan sebagai alat-alat pendidikan.7
Guru merupakan salah satu sarana pendidikan untuk membina dan mewujudkan kedisiplinan peserta didik. Akan tetapi wajar jika akan timbul berbagai masalah dalam dunia pendidikan yang disebabkan perkembangan dan kebutuhan jasmani sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan melihat sosial dan budayanya yang berubah juga akan mengubah, bahkan menimbulkan banyak masalah baru dalam dunia pendidikan.
Kedisiplinan menjadi hal yang yang penting dalam menciptakan perilaku peserta didik yang tidak menyimpang dari tata tertib di sekolah. Karena kedisiplinan terkait erat dengan pengetahuan dan perilaku yang positif, seperti kebenaran, kejujuran, tanggung jawab tolong menolong, kasih sayang, patuh atau taat, hormat kepada guru, dan sebagainya.8
Dalam suatu aktivitas di suatu lembaga sekolah, tidak selalu berjalan dengan lancar, terkadang dijumpai berbagai hambatan, problem, dan tantangan, baik internal maupun eksternal. Dan termasuk dalam kontek kedisiplinan siswa. Hal ini selain disebabkan karena adanya perubahan dan tuntutan kehidupan di zaman modern, juga karena adanya perkembangan social, budaya dan teknologi yang berkempang di kehidupan saat ini.
7Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi (Jakarta: Rineka Cipta, 1980), 114.
Berdasarkan pengalaman awal, peneliti mendapati adanya problematika yang dijumpai guru dalam meningkatkan kedisiplinan peserta didik di SDN 1 Jarak kecamatan Siman kabupaten Ponorogo. Problema yang dijumpai diantaranya banyak siswa yang susah diatur, sering bolos, kurangnya papan tata tertib yang memungkinkan bisa dibaca dan diketahui oleh siswa, kurangnya pendidikan non formal yang diikuti siswa, kurangnya motivasi dari orang tua.
Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian si SDN 1 Jarak, Siman, Ponorogo dengan judul “Problematika Guru dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di SDN 1 Jarak Siman Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016”
III. FOKUS PENELITIAN
Agar diperoleh gambaran yang jelas dan terhindar
dari interpretasi, serta mengingat kemampuan penulis,
baik waktu, tenaga materi, fasilitas, ilmu pengetahuan
yang relative terbatas, maka dalam penelitian ini penulis
membahas tentang problematika guru dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa di SDN 1 Jarak Siman
Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016 yang meliputi (1)
Problematika yang ditemui guru dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa di SDN 1 Jarak siman Ponorogo tahun
pelajaran 2015/2016 (2) Factor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya problematika dalam peningkatan kedisiplinan
2015/2016 (3) Upaya guru dalam menyikapi problematika
peningkatkan kedisiplinan siswa di SDN 1 Jarak Siman
Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016.
IV. RUMUSAN MASALAH
1. Problematika apa yang ditemui guru dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa di SDN 1 Jarak
siman Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi timbulnya
problematika dalam peningkatan kedisiplinan siswa
di SDN 1 Jarak siman Ponorogo tahun pelajaran
2015/2016?
3. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi
problematika peningkatkan kedisiplinan siswa di SDN
1 Jarak Siman Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016?
V. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan fokus pembahasan, maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui problematika yang ditemui guru
dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SDN 1
Jarak siman Ponorogo.
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya problematika dalam peningkatan
kedisiplinan siswa di SDN 1 Jarak siman Ponorogo. 3. Untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi
problematika peningkatkan kedisiplinan siswa di SDN
1 Jarak Siman Ponorogo.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
memberi manfaat sebagai berikut : A. Secara teoretis
Secara teoritik penelitian ini bisa bermanfaat
untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi
peneliti selanjutnya dan bisa bisa dijadikan bahan
rujukan penelitian bagi pihak yang berkepentingan
dalam rangka penelitian yang lebih lanjut dan
berkembang. B. Secara praktis
1. Bagi sekolah
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
mengetahui probematika yang dihadapi guru
dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SDN 2
Jarak Siman Ponorogo, sehingga dapan member
solusi dalam meningkatkan kediplinan siswa.
2. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi
problematika yang dihadapi guru dalam
meningkatkan kedisiplinan. 3. Bagi siswa
Dapat menambah motivasi dan semangat siswa
sehingga sikap kedisiplinan akan meningkat. 4. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan
pengalaman lebih baik terhadap ilmu
pengetahuan terutama dalam dunia pendidikan.
VII. KAJIAN TEORI DAN TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU
A. Kajian Teori
1) Peran guru dalam Mendisiplinkan Peserta Didik
Tugas guru dalam pembelajaran tidak
terbatas pada penyampaian materi
pembelajaran, tetapi lebih dari itu, guru harus
membentuk kompetensi dan peribadi peserta
didik. Oleh karena itu, guru harus senantiasa
mengawasi perilaku peserta didik, terutama
pada jam-jam sekolah, agar tidak terjadi
penyimpangan perilaku atau tindakan yang
indisiplin. Untuk kepentingan tersebut, dalam
rangka mendisiplinkan peserta didik guru harus
mampu menjadi pembimbing, contoh atau
teladan, pengawas, dan pengendali seluruh
perilaku peserta didik.
Sebagai pembimbing, guru harus
berupaya untuk membimbing dan
mengarahkan perilaku peserta didik ke arah
yang positif, dan menunjukkan pembelajaran.
memperlihatkan perilaku disiplin yang baik
kepada peserta didik, karena bagaimana
peserta didik akan berdisiplin kalau gurunya
tidak menunjukkan sikap disiplin. Sebagai
pengawas, guru harus senantiasa mengawasi
seluruk perilaku peserta didik, terutama pada
jam-jam efektif sekolah, sehingga kalau terjadi
pelanggaran terhadap disiplin dapat segera
diatasi. Sebagai pengendali, guru harus
mampu mengendalikan seluruh perilaku
peserta didik di sekolah. Dalam hal ini guru
harus mampu secara efektif menggunakan alat
pendidikan secara tepat waktu dan tepat
sasaran, baik dalam memberikan hadiah
maupun hukuman terhadap peserta didik.9
2) Kedisiplinan
a.Pengertian Disiplin
Istilah disipin berasal dari bahasa Latin
“Diciplina” yang dipakai dalam kegiatan belajar
mengajar di lingkungan pendidikan dan istilah
tersebut juga dipakai dalam bahasa inggris
yakni “Disciple” yang mempunyai arti patuh
kepada seorang pemimpin. Ketika ini dikaitkan
dengan kegiatan belajar mengajar maka ada
unsur bawahan yaitu siswa yang harus patuh
dengan berbagai peraturan-peraturan yang
telah dibuat oleh lembaga atau lebih pada
tertib yang mana orang-orang yang tergabung
dalam suatu organisasi tunduk pada
peraturan-peraturan yang telah ada dengan senang
peserta didik di sekolah dikatakan mempunyai
disiplin tinggi manakala mau duduk tenang
10 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi siswa (Jakarta: PT Grasindo, 2004), 30-31.
11 Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 268.
sambil memperhatikan uraian guru ketika
sedang mengajar. Peserta didik diharuskan
mengiyakan saja terhadap apa yang
dikehendaki guru, dan tidak boleh membantah.
Dengan demikian, guru bebas memberikan
tekanan kepada peserta didik, dan memang
harus menekan peserta didik. Dengan
demikian, peserta didik takut dan terpaksa
mengikuti apa yang diinginkan oleh guru.
2) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep
permissive. Menurut konsep ini, peserta didik
haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya di
dalam kelas dan sekolah. Aturan-aturan di
sekolah dilonggarkan dan tidak perlu mengikat
kepada peserta didik. Peserta didik dibiarkan
apa saja sepanjang itu menurutnya baik.
3) Ketiga, disiplin yang dibangun berdasarkan
konsep kebebasan yang terkendali atau
kebebasan yang bertanggung jawab. Disiplin
demikian, memberikan kebebasan
seluas-luasnya kepada peserta didik untuk berbuat
apa saja, tetapi konsekuensi dari perbuatan ia,
ini juga lazim dikenal dengan kebebasan
terbimbing.13
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Adapun faktor yang mempengaruhi
kedisiplinan adalah sebagai berikut:
1) Faktor Dalam (Intern)
Faktor dari dalam ini berupa kesadaran dalam
diri seseorang yang mendorong seseorang
tersebut untuk menerapkan disiplin pada
dirinya sendiri.
2) Faktor Luar (Ekstern)
Faktor dari luar ini berasal dari selain faktor
dalam, yakni meliputi:
a) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga ini sangat penting
terhadap perilaku seseorang termasuk tingkat
kedisiplinannya. Karena keluarga disini
merupakan lingkungan yang paling dekat pada
diri seseorang dan tempat pertama kali
seseorang berinteraksi.
Ki Hajar Dewantara dalam Moh. Shochib
menyatakan bahwa keluarga merupakan
“pusat pendidikan” yang pertama dan
terpenting karena sejak timbulnya adab
kebiasaan sampai kini, keluarga selalu
mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti
tiap-tiap manusia. Sehubungan dengan ini, disiplin
diri sangat diperlukan bagi anak agar ia
memiliki budi pekerti yang baik. Bantuan yang
diberikan oleh orang tua adalah lingkungan
kemanusiaan yang yang disebut pendidikan
disiplin diri.14
b) Lingkungan Sekolah
Selain lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah juga mempengaruhi kedisiplinan
seorang anak. Di sekolah banyak cara yang
dilakukan dalam menegakkan kedisiplinan.
Misalnya melalui kegiatan upacara yang
dilakukan setiap hari tertentu kemudian
dilanjutkan dengan pemeriksaan kebersihan
dan potong kuku, pengecekan ketertiban sikap
dalam mengikuti upacara dapat digunakan
sebagai upaya penegakan kedisiplinan.15
d. Teknik Pembinaan dan Penerapan Disiplin di Sekolah
Ada teknik dalam membina disiplin
1) Teknik external control
Merupakan teknik yang mana disiplin
peserta didik haruslah dikendalikan dariluar
peserta didik. Menurut teknik ini, peserta
didik di dalam kelas harus terus-menerus
didisiplinkan dan jika perlu ditakuti dengan
hukuman dan hadiah. Hukuman diberikan
kepada peserta didik yang tidak disiplin,
sedangkan hadiah diberikan kepada
peserta didik yang disiplin.
2) Teknik Internal control
Merupakan teknik yang mana kebalikan
dari teknik external control, yaitu
mengusahakan agar peserta didik
mendisiplinkan diri sendiri. Kunci sukses
15M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa
teknik ini adalah ada pada keteladanan
guru dalam berdisiplin.
3) Teknik Cooperative control
Merupakan teknik yang mana antara guru
sebagai manajer dengan peserta didik
harus saling bekerja sama dengan baik
dalam menegakkan disiplin.16
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pembentukan Disiplin
1) Teladan
Perbuatan dan tindakan kerap kali lebih
besar pengaruhnya dibandingkan dengan
kata-kata. Karena itu, contoh dan teladan
disiplin dari atasan, keala sekolah, dan
guru-guru, serta penata usaha sangat
berpengaruh terhadap disiplin para siswa.
Mereka lebih mudah meniru apa yang
mereka lihat, dibandingkan apa yang
mereka dengar. Disini factor telaadan
disiplin sangat penting bagi disiplin siswa.
2) Lingkungan berdisiplin
Seseorang juga dapat dipengaruhi oleh
lingkungan. Bila berada dilingkungan
berdisiplin, seseorang dapat terbawa oleh
lingkungan tersebut. Salah satu cirri
manusia adalah kemampuan beradaptasi
dengan lingkungan. Dengan potensi
adaptasi ini, ia dapat mempertahankan
hidupnya.
3) Latihan berdisiplin
Disiplin dapat dicapai dan dibentuk melalui
proses latihan dan kebiasaa. Artinya,
melakukan disiplin secara berulang-ulang
dan membiasakan dalam praktek-praktek
disiplin sehari-hari. Dengan latihan dan
membiasakan diri, disiplin akan terbentuk
dalam diri siswa. Disiplin telah menjadi
kebiasaan.17
B. Telaah Hasil Penelitian terdahulu
Selain peneliti telah menjelaskan landasan teori
yang dipakai sebagaimana tersebut diatas, peneliti
juga melakukan telaah pustaka terhadap hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan.
Yang pertama saya mengambil dari skripsi
terdahulu dengan penyusunnya adalah Mohamad
Sofi, alumni STAIN Ponorogo, NIM 210308039,
dengan judul “Upaya meningkatkan kedisiplinan
murid kelas VII dan VIII melalui kegiatan
kepramukaan di Madrasah Tsanawiyah Darul Huda
Mayak Tonatan Ponorogo tahun ajaran 2011-2012” Adapun hasil penelitian ini adalah (a) Pelaksanaan
kegiatan kepramukaan di Madrasah Tsanawiyah Darul
Huda Mayak Tonatan Ponorogo berjalan cukup baik
sudah terorganisasi dengan cukup baik dan kegiatan
yang diagendakan bisa berjalan dengan baik. (b)
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kedisiplinan murid kelas VII dan VIII melalui kegiatan
kepramukaan diantaranya adalah : pemberian materi
kepramukaan, memberikan keteladanan, peraturan,
pemberian hukuman, upacara, perkemahan,
penjelajahan, Gladian Pimpinan Regu, dan
pelantikan.
Yang kedua saya mengambil skripsi terdahulu
yang disusun oleh Ali Mustofa, NIM 243042008,
dengan judul Upaya peningkatan kedisiplinan siswa
melalui scoring (studi kasus di SMKN 1 Badegan
Adapun hasil penelitian ini adalah (a) Dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah, pikah
SMKN 1 Badegan Ponorogo menerapkan sistem
scoring, yaitu pemberian skor pada setiap
pelanggaran. Hasil dari penerapan scoring ini dapat
dirasakan oleh SMKN 1 Badegan, yaitu dengan
adanya sistem tersebut pihak guru dan staf lebih
bertanggung jawab serta lebih aktif. Pihak siswa juga
lebih disipin sehingga dalam mengikuti proses belajar
mengajar bisa lebih focus. (b) Sistem scoring di
SMKN 1 Badegan meningkatkan kedisiplinan siswa.
Siswa di SMKN 1 Badegan sangat mentaati peraturan
sekolah karena adanya system scoring. (c)
Pelaksanaan scoring di SMKN 1 badegan ini menjadi
tanggung jawab sekolah secara umum tetapi secara
khusus dan structural ini menjadi tanggung jawab BP,
team tatib, dan wali kelas.dan yang mendukung
system scoring ini adalah semua pihak termasuk
orang tua, wali siswa, dan masyarakat sekitar
sekolah.
Yang ketiga saya mangambil telaah penelitian
terdahulu dari skripsi dari Nofia Nur Laili dengan
Kedisiplinan Peserta Didik di MI Tholabiyah Ngeterp
Jiwan Madiun Th. Pelajaran 2013/2014.
Adapun hasil kesimpulannya adalah (1) Proses
pembentukan keisiplinan peserta didik di MI
Tholabiyah adalah : (a) Sebuah upaya ditak akan
terealisasikan tanpa usaha. (b) Kepala madrasah dan
guru berusaha memberikan contoh dan menjadi
tauladan. (c) Kepala madrasah sebagai orang yang
bertanggung jawab mengontrol guru dan siswa. (d)
Kepala madrasah selalu member support dan kritik
saran yang mendukung. (2) Upaya kepala madrasah
untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di MI
Tholabiyah adalah : (a) Menyusun berbagai upaya
dan program maupun peraturan yang sekiranya
dapat menumbuhkan disiplin. Upaya tersebut
seperti : sholat berjamaah, membiasakan berjabat
tangan, menjaga kbersihan, proses KBM sesuai
jadwal, ekstrakurikuler, seragam beserta atribut,
pemberian hukuman bagi yang melanggar dan
memberikan ganjaran bagi yang berprestasi,
pelatihan adzan, senam jum’at pagi, membaca
Al-Qur’an sebelum KBM, dan menjaga tata karma dan
disusun berdasarkan atas asas kegamaan,
kedisiplinan, ketertiban, kesehatan, akademis,
non-akademis, dan social.
Adapun perbedaan penelitian yang peneliti lakukan
dengan penelitian sebelumnya adalah jika penelitian yang
dilakukan Mohammad Sofi terfokus pada upaya dalam
meningkatkan kedisiplinan melalui kegiatan pramuka yang
ada di Madrasah Tsanawiyah Darul Huda Mayak Tonatan
Ponorogo tahun ajaran 2011-2012, adapun pada penelitian
ini peneliti menekankan pada problem apa yang terjadi
dalam mengupayakan sebuah kedisiplinan pada siswa
Sekolah Dasar (SD) Negeri 01 Jarak, kecamatan Siman,
kabupaten Ponorogo, sehingga diharapkan semua siswa
pada SD Negeri 01 Jarak, kecamatan Siman, kabupaten
Ponorogo mampu melaksanakan semua peraturan dengan
disiplin.
Sedangkan perbedaan penelitian Ali Mustofa dengan
penelitian yang peneliti lakukan adalah jika penelitian Ali
Mustofa menekankan pada pemberian scoring terhadap
siswa SMKN 1 Badegan Ponorogo sebagai upaya
peningkatan kedisiplinan bagi siswa SMKN 1 Badegan
Ponorogo dan sebagai efek jera terhadap pelanggaran
lakukan lebih terfokus pada problematika apa yang ditemui
pendidik dalam menegakkan kedisiplinan di SD Negeri 01
Jarak, kecamatan Siman, kabupaten Ponorogo, yang mana
problematika tersebut dapat teratasi dengan solusi yang
ditawarkan peneliti dalam penelitian ini.
Dan perbedaan penelitian Nofia Nur Laili dengan
penelitian yang peneliti lakukan adalah jika penelitian Nofia
Nur Laili membahas tentang upaya yang dilakukan Kepala
Sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan peserta didik di
MI Tholabiyah Ngeterp, Jiwan, Madiun tahun pelajaran
2013/2014 dengan memberikan contoh dan menjadi
tauladan kepada siswa MI Tholabiyah Ngeterp, Jiwan,
Madiun tahun pelajaran 2013/2014. Sedangkan dalam
penelitian yang peneliti lakukan fokus pembahasannya
kepada menguraikan problem yang ditemui guru dalam
upaya meningkatkan kedisiplinan di SD Negeri 01 Jarak,
Siman, Ponorogo, sehingga adanya solusi dalam mengatasi
problem tersebut dan terwujudnya kedisiplinan di SD
Negeri 01 Jarak, Siman, Ponorogo.
VIII. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena yang dialami oleh subyek penelitian.
Dalam hal ini jenis penelitian yang digunakan
Peneliti Lapangan adalah Studi Kasus yaitu uraian dan
penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek
seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi
(komunitas), suatu program atau suatu situasi sosial.
Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak
mungkin data menegani subjek yang diteliti. 18
Jenis penelitian studi kasus ini digunakan karena
peneliti dapat meneliti terkait tentang kejadian aktivitas di
SDN 1 Jarak Siman Ponorogo.
B. Kehadiran Peneliti
Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari
pengamatan berperanserta, namun peranan penelitilah
yang menentukan keseluruhan skenarionya. Sehingga
dalam penelitian ini, seorang peneliti bertindak sebagai
instrumen kunci sekaligus pengumpul data. Sedangkan
instrumen yang lain sebagai penunjang.19
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SDN 1 Jarak Siman
Kabupaten Ponorogo dan di lokasi ini layak diteliti
18Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2003), 201.
karena di SD ini masih banyak siswa yang kurang
disiplin.
D. Sumber Data
Data penelitian kualitatif ini data yang kami butuhkan
adalah :
1. Data tentang problematika yang dihadapi guru
dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
problematika dalam peningkatan kedisiplinan
peserta didik di SDN 1 Jarak Siman Ponorogo 3. Data tentang upaya guru dalam mengatasi
problematika dalam meningkatkan kedisiplinan
peserta didik.
Sedangkan sumber data utama dalam penelitian
ini adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya
adalah tambahan seperti dokumen dan lainnya.
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah :
1. Kepala Sekolah SDN 1 Jarak Siman Ponorogo 2. Bapak Ibu Guru SDN 1 Jarak siman Ponorogo
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
meliputi wawancara, observasi, dokumentasi dan
triangulasi. 1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 20
Wawancara kualitatif merupakan salah satu
teknik untuk mengumpulkan data dan informasi.
Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alasan.
Pertama, dengan wawancara, peneliti dapat
menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami
subjek yang diteliti, tetapi apa yang tersembunyi
jauh di dalam diri subjek penelitian. Kedua, apa yang
ditanyakan pada informan bisa mencakup hal-hal
yang bersifat lintas waktu, yang berkaiatan dengan
masa lampau, masa kini dan juga masa mendatang.
Wawancara yang digunakan adalah wawancara
kualitatif. Artinya, peneliti mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa, tanpa
terikat oleh suatu suasana pertanyaan yang telah
dipersiapkan sebelumnya. 21
2. Teknik pengamatan
Ada beberapa alasan mengapa dalam
penelitian kualitatif pengamatan dimanfaatkan
sebesar-besarnya seperti yang dikemukakan oleh
Guba dan Lincoln (1981:191-193)22 sebagai berikut
20Lexy Moleong, Metodologi Penenlitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), 135.
21Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 176.
ini. Pertama pengamatan didasarkan atas
pengalaman secara langsung, kedua pengamatan
memungkinkan penelitian untuk melihat dan
mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan
kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan
sebenarnya ,ketiga pengamatan memungkinkan
peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang
berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun
pengetahuan yang langsung diperoleh dari data ,
keempat sering terjadi ada kekurangan pada
peneliti, jangan-jangan pada data yang dijaringnya
ada yang keliru atau biasa , kelima teknik
pengamatan memungkinkan peneliti mampu
memahami situasi-situasi yang rumit. Keenam,
dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik
komunikasi lainnya tidak dimungkinkan,
pengamatan dapat menjadi alat yang sangat
bermanfaat. Teknik ini digunakan untuk memperoleh
data:
1)Problem kediplinan yang ada di SDN 1 Jarak,
Siman Ponorogo.
2)Faktor-faktor pengaruh munculnya problem
3) Upaya guru dalam mengatasi problematika
kedisiplinan siswa di SDN 1 Jarak, Siman,
Ponorogo.
3. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk
mengumpulkan data sumber non insani. Sumber ini
terdiri dokumen dan rekaman, “Rekaman” sebagai
setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan
oleh individu atau organisasi dengan tujuan
membuktikan adanya suatu peristiwa. Sedangkan
“Dokumentasi” digunakan untuk mengacu atau
bukan selain rekaman, yaitu tidak dipersiapkan
secara khusus untuk tujuan, seperti surat-surat,
buku catatan harian khusus, foto dan sebagaimana.23
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data :
1) Profil, visi dan misi, struktur pengurus di SDN 1
Jarak Siman Ponorogo
2) Nama Kepala Sekolah, Guru dan Pengurus di
SDN 1 Jarak Siman Ponorogo
F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, di
lakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode
tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah
melakukan analisis terhadap jawaban yang
diwawancarai. Bila jawaban yang di wawancarai setelah
di analiss terasa belum memuaskan, maka peneliti akan
melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tetentu, di
peroleh data yang di anggap kredibel. Miles dan
Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif di lakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh.24
Analisis data kualitatif, dapat di lakukan melalui
langkah-langkah berikut:
1. Reduksi data, data yang di peroleh dari lapangan
jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu
di catat secara teliti dan rinci. Semakin lama
peneliti kelapangan, maka jumlah data akan
semakin banyak, komplek dan rumit. Untuk itu
perlu segera di lakukan analisis data melalui
reduksi data. Adapun data yang peneliti
reduksikan meliputi sejarah SDN 1 Jarak Siman
Ponorogo, Problematika dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa di SDN 1 Jarak Siman Ponorogo,
serta solusi yang dilakukan guru dalam
mengatasi problematika tersebut.
2. Display/penyajian data, setelah data direduksi,
maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, hubungan
antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan
“Yang paling sering digunakan untuk menyajikan
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif”. Adapun data yang
peneliti sajikan meliputi bagaimana
problematika yang dihadapi guru dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa dan bagaimana
solusi yang dilakukan guru dalam menangani
problematika tersebut
3. Mengambil kesimpulan/verifikasi, langkah ketiga
dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal yang di kemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak di
temukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali kelapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang di
kemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.25 Adapun data yang peneliti simpulkan
meliputi segala problematika yang di hadapi guru
dalam meningkatkan kedisiplinan dan bagaimana
solusi yang dilakukan guru dalam menanggani
problematika tersebut.
G. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang
diperbarui dari konsep kesahihan validitas dan
keandalan realibilitas.26 Dalam keabsahab data
diadakan pengecekan denagn teknik :
1. Pengamatan yang tekun
Ketekunan pengatan yangdimaksud
dalam penelitian ini adalah menemukan ciri-ciri
dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat
relevan dengan persoalan dan isu yang sdang
dicari.
2. Pengecekan sejawat
25 Ibid, 247-252.
Yaitu mengekspos hasil sementara atau
hasil akhir yang diperoleh dalm bentuk diskusi
analitik dengan rekan-rekan sejawat.
3. Kecukupan referensial
Referensi yang cukup adalah sebagai alat
untuk menampung dan menyesuaikan kritik
tertulis untuk keperluan evaluasi, yaitu dengan
menyimpan informasi yang tidak direncanakan
sebagai alternative juka berhalangan tidak
tersedia alat rekam suara.
Teknik triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan atau yang
memanfaatkan sesuatu yang diluar data atau
untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Ada 4
triangulasi sebagai titik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
penyidik dan teori.27 Dari sini hal yang ingin
dapat dicapai peneliti dengan jalan :
1. Membandingkan data hasil
mpengamatan dengan data hasil
wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan
orang di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan
orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya.
4. Membandingkan hasilwawancara dengan
isi suatu dokumen yang berkaitan
H. Tahapan – Tahapan Penelitian
Tahap-tahap peelitian dalam penelitian ini ada tiga
tahapan dan di tambah dengan tahap akhir dari
penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil
penelitian. tahap-tahap penelitian tesebut adalah:
1. Tahap pra lapangan, yang meliputi: menyusun
rancangan penelitian, memilih lapangan
penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan
menilai keadaan lapangan, memilih dan
memanfaatkan informan, menyiapkan
perlengkapan penelitian dan persoalan etika
penelitian:
2. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi:
memahami latar penelitian dan persiapan diri,
memasuki lapangan dan berperan serta sambil
mengumpulkan data. 3. Tahap analisis data,28
4. Tahap penulisan hasil laporan penelitian.
IX. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sitematikan pembahasan pada penelitian kualitatif
ini terdiri lima bab yang berisi:
Bab satu merupakan awal pembahasan skripsi yang
terdiri dari : latar belakang masalah rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian
dan sistematika pembahasan.
Bab dua berisi landasan teori atau telaah pustaka
yang berisi tentang landasan teori tentang peran guru
dalam mendisiplinkan peserta didik, kedisiplinan,
pengertian disiplin, macam-macam disiplin, factor yang
mempengaruhi disiplin, teknik dalam pembinaan disiplin
siswa, dan factor yang berpengaruh dalam pembentukan
kedisiplinan.
Bab tiga, merupakan paparan data hasil penelitian
yang terdiri dari latar belakang obyek penelitian yang
meliputi : sejarah berdirinya, letak geografis SDN 1 Jarak
Siman Ponorogo
Bab empat, merupakan hasil analisis masalah yang
meliputi analisis tentang : problematika yang dijumpai guru
dalam meningkatkan kedisiplinan, faktor-faktor pengaruh
munculnya problem kedisiplinan di SDN 1 Jarak, Siman,
Ponorogo, serta analisis tentang upaya yang dilakukan
Bab kelima penutup, yang berisi kesimpulan dan
saran, bab ini dimaksudkan agar pembaca dan penulis
e. Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam
Pembentukan Disiplin
BAB III : DATA PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
B. Analisis tentang faktor-faktor pengaruh munculnya
XI. DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
Alwi Hasan dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Arikunto Suharsimi. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineks Cipta, 1980
Basrowi dan Suwandi. Memahami penelitian kwalitatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008.
Djatisidi Indra. Menuju Masyarakat Belajar Menggagas Paradigma Baru. Jakarta: Radar Jaya, 2001.
Ghony Djunaidi & Almanshur Fauzan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Hamalik Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001.
Hidayatullah M. Furqon. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka, 2010.
Imron Ali. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.
Meleong Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. cet. 31. Bandung : PT Remaja Rusdakarya, 2013.
---. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.
---. Metodologi Penenlitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.
Muhaimin. Konsep Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991.
Mulyana Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2003.
Mulyasa E. Menjai Guru Profesional. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA. 2009
Nurjan Syarifan dkk Karakteristik Sekolah Unggul. CV Duta Graha Pustaka, 2002.
Sahertian Piet A.. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2008.
Shochib Moh.. Pola Asuh Orang Tua untuk Membantu Anak
Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000. Sugiyono. Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R & D. cet. 19.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Tu’u Tulus. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi siswa. Jakarta: PT. Grasindo. 2004.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1. PT. Kloang Klede putra timur bekerja sama dengan Koperasi Primer Praja Mukti 1 Departemen Dalam Negeri, 2003.