10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh, yang berhubungan dengan perubahan pada kuantitas (Whaley dan Wong (2000) dalam Supartini (2002)).
Perkembangan adalah peningkatan kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melaui proses pertumbuhan, pematangan, dan pembelajaran. Perkembangan berhubungan dengan perubahan secara kualitas (Whaley dan Wong (2000) dalam Supartini (2002)).
Terdapat beberapa prinsip dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang dapat menentukan ciri atau pola dari pertumbuhan dan perkembangan setiap anak. Prinsip-prinsip tumbuh kembang di antaranya yaitu :
11
2. Proses tumbuh kembang setiap individu sama, yaitu mencapai proses kematangan, meskipun dalam proses pencapaian tersebut tidak memiliki kecepatan yang sama antara individu satu dengan lainnya.
3. Proses tumbuh kembang memiliki pola khas yang dapat terjadi mulai dari kepala hingga ke seluruh bagian tubuh atau dapat juga dimulai dari yang sederhana hingga mencapai kemampuan yang lebih kompleks hingga mencapai kesempurnaan tahap tumbuh kembang (Narendra (2002) dalam Hidayat (2008)). Menurut Soetjiningsih 1995, tumbuh kembang anak memiliki ciri-ciri tertentu yang dimulai sejak konsepsi hingga dewasa, diantaranya yaitu :
1. Tumbuh kembang adalah proses yang berkelanjutan sejak dari konsepsi sampai maturasi yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
12
3. Pola perkembangan anak umumnya sama, tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4. Perkembangan berhubungan erat dengan maturasi sistem susunan saraf.
5. Aktivitas selurh tubuh diganti respons individu yang khas. 6. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.
2.2 Faktor - Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan saling memengaruhi satu sama lain dan berjalan secara bersamaan. Pertambahan ukuran fisik akan disertai dengan pertambahan kemampuan anak.
Menurut Soetjiningsih (1995), faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak dibagi menjadi dua, yaitu :
13
2. Faktor Eksternal (Lingkungan) yakni faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan dan lingkungan yang kurang baik dapat menghambat potensi tersebut. Faktor lingkungan dikelompokkan menjadi, yaitu : a. Faktor prenatal (selama kehamilan) terdiri dari :
1. Gizi.
Nutrisi ibu hamil memengaruhi pertumbuhan janin terutama selama trisemester akhir kehamilan. Gizi yang kurang atau bahkan buruk pada ibu pada saat hamil maupun sebelum hamil seringkali melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) bahkan lahir mati.
2. Mekanis.
Cairan ketuban yang kurang atau trauma dapat mengkibatkan bayi lahir dengan cacat bawaan. Posisi janin yang abnormal di dalam kandungan juga dapat menyebabkan kelainan congenital.
3. Toksi , zat kimia.
14 4. Radiasi.
Radiasi menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya ketika kehamilan kurang dari 18 minggu.
5. Kelainan endokrin.
6. Infeksi Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes simplex virus II (TORCH) atau penyakit menular seksual.
7. Kelainan imunologi. 8. Psikologi ibu.
Ibu hamil yang mengalami stres akan memengaruhi tumbuh kembang janin yang dikandungnya. Bayi dapat lahir dengan cacat bawaan atau cacat kejiwaan.
9. Anoksia embrio.
Menurunnya oksigenasi pada janin melalui gangguan pada plasenta dapat menyebabkan terjadinya berat badan lahir rendah.
b. Faktor postnatal
15 1. Faktor biologis
a. Ras/suku bangsa
Pertumbuhan somatik dipengaruhi oleh ras/suku bangsa. Misalnya, bangsa Eropa biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan bangsa Asia.
b. Jenis kelamin c. Umur
Umur yang paling rawan pada masa tumbuh kembang yaitu balita, karena yang paling mudah sakit dan sering terjadi kurang gizi. Masa balita juga butuh perhatian khusus karena masa balita adalah masa di mana kepribadian seorang anak terbentuk.
d. Gizi
Nutrisi sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak. Kebutuhan nutrisi anak dan orang dewasa berbeda, di mana nutrisi juga dibutuhkan untuk proses pertumbuhan anak. Nutrisi anak dipengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga.
e. Perawatan kesehatan
16 f. Kepekaan terhadap penyakit
Imunisasi diharapkan dapat mencegah penyakit yang dapat mengakibatkan kecacatan atau kematian. Imunisasi yang dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun yaitu imunisasi BCG, Polio 3 kali, DPT 3 kali, hepatitis B 3 kali, dan campak. Selain imunisasi, gizi juga mempengaruhi kepekaan terhadap penyakit.
g. Penyakit kronis
Anak dengan penyakit kronis atau penyakit menahun biasanya akan tergangggu proses tumbuh kembang dan pendidikannya.
h. Fungsi metabolisme
Kebutuhan mendasar dalam proses metabolisme pada setiap umur berbeda khususnya pada anak. Sehingga memerlukan nutrisi yang diperhitungkan dengan tepat atau setidaknya memadai.
i. Hormon. 2. Faktor fisik
a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah. b. Sanitasi
17
menyebabkan anak mudah terserang penyakit, misalnya diare, kecacingan, malaria, demam berdarah, dan lain-lain. Begitupula dengan polusi udara yang dapat mengakibatkan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Timbulnya penyakit-penyakit dapat mengganggu proses tumbuh kembang seorang anak.
c. Keadaan rumah : struktur bangunan, ventilasi, cahaya, kepadatan hunian.
Keadaan rumah yang layak akan menjamin kesehatan penghuninya.
d. Radiasi.
Radiasi dapat mengganggu tumbuh kembang anak. 3. Faktor psikososial
a. Stimulasi.
Anak yang terstimulasi dengan arahan yang tepat dan teratur akan bertumbuh dan berkembang lebih cepat dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi.
b. Motivasi belajar.
18
c. Ganjaran atau hukuman yang wajar.
Jika anak melakukan perbuatan yang baik, maka anak wajib diberikan apresiasi seperti pujian, ciuman, tepuk tangan, dan lain-lain. Sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, maka anak diberikan hukuman yang sewajarnya yang diberikan secara objektif disertai pengertian dari hukuman yang diberikan.
d. Kelompok sebaya.
Proses sosialisasi dengan lingkungan, anak memerlukan teman sebaya. Tetapi perhatian orang tua lebih penting dalam memantau pergaulan anak.
e. Stres.
Stres pada anak berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya. Misalnya anak akan menarik diri, rendah diri, terlambat berbicara, nafsu makan menurun, dan lain-lain.
f. Sekolah.
Seorang anak yang mendapatkian pendidikan yang baik diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak tersebut.
g. Cinta kasih sayang.
19
Interaksi timbal balik yang antara anak dan orang tua akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Sehingga anak dan orang tua akan saling terbuka dan segala permasalahan akan dapat dipecahkan dengan kedekatan dan kepercayaan antara anak dan orang tua. 4. Faktor keluarga dan adat istiadat.
a. Pekerjaan/pendapatan orang tua.
Pendapatan orang tua memengaruhi tumbuh kembang anak, karena jika pendapatan orang tua memadai maka kebutuhan primer ataupun sekunder anak akan terpenuhi.
b. Pendidikan ayah/ibu.
Tingkat pendidikan orang tua juga memengaruhi tumbuh kembang anak. Orang tua dengan pendidikan yang baik akan lebih mengerti cara mengasuh anak dengan baik, baik menjaga kesehatan anak maupun pendidikannya. c. Jumlah saudara.
Jumlah anak yang banyak dalam sebuah keluarga akan memengaruhi keadaan sosial ekonomi dan akan mengakibatkan kurangnya kasih sayang dan perhatian yang diterima anak.
20 e. Stabilitas rumah tangga.
Stabilitas rumah tangga dan keharmonisan memengaruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis dibandingkan dengan keluarga yang tidak harmonis. f. Kepribadian ayah dan ibu.
Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak dibandingkan anak dengan orang tua yang kepribadiannya tertutup.
g. Adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu.
Adat-istiadat yang berlaku di tiap daerah akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Demikian pula dengan norma-norma maupun tabu-tabu yang berlaku di masyarakat yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
h. Agama.
Pengajaran agama harus ditanamkan sejak dini, karena dengan memahami agama akan menuntut umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan.
i. Urbanisasi.
21
j. Kehidupan politik dalam masyarakat yang memengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran, dan lain-lain.
2.3 Balita
2.3.1 Pengertian Balita
Balita adalah anak yang berusia 0 – 5 tahun, yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang berada dalam masa emas atau golden age (UU No.20 (2010) dalam Artha (2012)). Sedangkan menurut Depkes RI (2015) dalam Widyastuti (2013), balita adalah anak yang berusia 12 – 59 bulan.
2.3.2 Tumbuh Kembang Balita
Pertumbuhan dan perkembangan adalah suatu proses yang terjadi pada setiap makhluk hidup. Proses tumbuh kembang pada anak terjadi sejak dalam kandungan. Setiap organ dan fungsinya memiliki kecepatan tumbuh kembang yang berbeda (Depkes RI (2006) dalam Artha (2012)).
Masa balita merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak, karena masa balita adalah pertumbuhan dasar yang akan memengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita, perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
22
2.4 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan Hubungannya
dengan Tumbuh Kembang Anak
TPA merupakan proses terakhir dalam pengelolaan sampah sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan atau pengangkutan, hingga pengolahan dan pembuangan (PPLP Jateng).
TPA dapat mengakibatkan banyak kerugian bila tidak direncanakan dan dikelola dengan baik. Misalnya, dapat dijadikan sebagai tempat berkembang dan bersarangnya serangga dan tikus; menjadi sumber pengotoran tanah, air tanah, maupun udara; menjadi sumber dan tempat hidup dari kuman-kuman yang membahayakan kesehatan (Depkes RI (1987) dalam Prihastini (2011)).
23
kesehatan bila dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
24
2.5 Kerangka Teori
.
Sumber : Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Gambar 2.1 Kerangka Teori Faktor - Kepekaan terhadap
penyakit - Cinta kasih sayang. - Kualitas interaksi anak
dan orang tua.
- Pekerjaan/pendapatan orang tua. - Kepribadian ayah dan ibu.
- Pendidikan ayah/ibu. - Adat istiadat, norma-norma, tabu-tabu.
- Jumlah saudara. - Agama.
- Jenis kelamin dalam keluarga. - Urbanisasi.