HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN
SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI
SMA MUHAMMADIYAH PLUS SALATIGA TAHUN AJARAN
2016/2017
ARTIKEL TUGAS AKHIR
diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Pramudhita Asri Kusuma
132013058
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
1
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA
MUHAMMADIYAH PLUS SALATIGA
TAHUN AJARAN 2016/2017
Pramudhita Asri Kusuma, Umbu Tagela dan Sumardjono Padmomartono
Program Studi S1 Bimbingan dan Konseling FKIP – Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Remaja merupakan tahap perkembangan setelah mencapai batas usia anak anak. Masa remaja merupakan masa transisi dimana individu belum bisa disebut dewasa ataupun disebut sebagai anak anak. Remaja memiliki 3 tugas perkembangan yakni remaja awal, remaja tengah, dan remaja akhir. Untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari wewenang orang tua. Walaupun pengaruh orang tua tetap berpengaruh terhadap remaja, namun sebagian besar remaja menganggap bahwa teman sebaya memiliki pengaruh yang lebih besar dari orang tua. Salah satunya adalah terhadap motivasi belajar remaja tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi belajar. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Plus Salatiga yang berjumlah 49 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Total Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah skala likert. Metode analisis data yang digunakan adalah Kendall Tau dengan bantuan SPSS Windows 20.0. berdasarkan Analisis data, hasil rxy= 0.400 dengan p = 0.000 < 0.05 yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Plus Salatiga.
Kata Kunci : Remaja, Dukungan Sosial, Motivasi Belajar, Siswa Kelas XI SMA
Muhammadiyan Plus Salatiga.
PENDAHULUAN
Remaja merupakan tahap
perkembangan setelah mencapai
batas usia anak anak. Remaja adalah
2 seorang individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju masa dewasa,usia remaja mulai dari usia 12 hingga 20 tahun. Masa remaja merupakan masa transisi dimana individu belum bisa disebut
dewasa ataupun disebut sebagai anak anak. Monks, dkk (2000) memberi batasan pada usia remaja pada rentang usia 12-23 tahun. Untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari wewenang orang tua. Remaja ingin dewasa dan ingin bebas dari kendali orang tua, tetapi mereka takut ketika mereka mencoba untuk memahami tanggung jawab yang terkait dengan kemandirian.
Walaupun orang tua masih memiliki peran penting akan tetapi bagi sebagian besar remaja, teman sebaya dianggap lebih berperan penting ketika masa remaja dibandingkan masa kanak-kanak. Karena hubungan
teman sebaya antara individu satu dengan yang lainnya memiliki pengaruh terhadap perkembangan pada remaja. Salah satunya adalah dukungan teman sebaya terhadap motivasi belajar dari individu tersebut. Akan tetapi tinggi rendahnya motivasi belajar merupakan perilaku yang tidak dapat diobservasi, akan tetapi dapat diditeksi dengn melihat tidakan yang dilakukan siswa termasuk dengan ucapannya (Sparzo & Poteet, 1989, dalam Giyanti, 2005).
Dukungan sosial teman sebaya
Dukungan sosial adalah sebuah bantuan yang diberikan kepada individu baik dalam bentuk nasehat, perhatian, penghargaan,
nasehat ataupun dalam bentuk yang lainnyayang dapat menolong individu tersebut keluar dari permasalahan yang dihadapinya.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama bekerja atau berbuat.
Santrock (2007) mengatakan bahwa
3 dimensi dukungan sosial teman sebaya menjadi 4 aspek, yaitu : a. Dukungan emosional yang
mencangkup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan.
b. Dukungan penghargaan yang terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif untuk individu tersebut, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif individu satu dengan individu yang lainnya.
c. Dukungan instrumental yang mencangkup bantuan langsung seperti kalau orang itu atau menolong dalam pekerjaan pada saat mengalami stress.
d. Dukungan informatif yang mencakup memberi nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-saran atau umpan balik.
Adapun faktor yang mempengaruhi dukungan sosial teman sebaya menurut Hapsari (2007) menjelaskan bahwa dukungan sosial teman sebaya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Kepuasan orang menerima dukungan.
Dukungan sosial sangat
berhubungan dengan
kemampuan individu merasakan kualitas dukungan yang
diterima, dan akan memberikan keuntungan yang lebih besar daripada yang mengabaikan bantuan yang telah diterima. b. Tata Hubungan Interpersonal.
Keakraban merupakan suatu komponen yang penting untuk mempengaruhi efektifitas dari dukungan sosial.
c. Sikao Normatif
Seorang individu akan memberikan dukungan kepada individu yang tidak melanggar pada norma-norma yang ada. d. Besar Kecilnya Kelompok.
Pemecahan kelompok yang baik biasanya terdapat pada kelompok kecil, karena dalam kelompok besar semain banyak pendapat atau informasi yang diberikan, akan menimbulkan kebingungan dalam bimbingan kelompok.
e. Ada Persamaan sikap.
Salah satu faktor yang memperkuat dukungan sosial tehadap sikap seseorang adalah dengan adanya persamaan sikap antar individu satu dengan yang lainnya.
Motivasi Belajar
Kata “motif” dapat diartikan
4 untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Motivasi belajar menurut W.S Winkel & Hastuti (2006) adalah sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai. Adapun aspek-aspek motivasi belajar Sudjana, 2005 (dalam Siti Maskanah, 2014) sebagai berikut :
1. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, yaitu siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan menaruh perhatian terhadap kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan. 2. Semangat siswa untuk
melakukan tugas-tugasnya, yaitu siswa yang memiliki motivasi belajar akan selalu berusaha melakukan tugas pekerjaannya sebaik mungkin, selalu bersikap mandiri dan memiliki target nilai untuk meningkatkan semangat siswa dalam melakukan tugasnya.
3. Tanggung jawab siswa dalam engerjakan tugas-tugasnya, yaitu siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan selalu bertanggung jawab terhadap tugas yang diterima artinya tidak
pernah mengabaikan tugas yang diberikan.
4. Reaksi yang ditunjukan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru, yaitu siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan memperhatikan guru ketika sedang mengajar dan aktif bertanya ketika proses belajar mengajar berlangsung.
5. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, artinya siswa dalam mengerjakan tugas-tugas akan memusatkan perhatian sepenuhnya terhadap tugas yang diberikan dan tidak mudah menyerah atau putus asa ketika mengerjakan tugas-tugasnya.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan motivasi belajar rendah menurut Lumsdens (2001) yaitu :
a. Lingkungan tempat tinggal dan pola hubungan dengan anak. Tempat tinggal yang tidak nyaman akibat keluarga yang broken home dan sibuk bekerja menjadikan anak merasa kurang perhatian, hubungan dengan anak tidak terjalin dengan baik dan dorongan orang tua untuk belajarpun kurang sehingga motivasi belajar anak akan rendah.
b. Kemampuan guru.
Kemampuan guru dalam
5 mengembangkan harapan-harapan terhadap siswa kurang, sehingga siswa terdorong untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.
c. Sistem dan kebijaksanaan sekolah.
Tuntutan sekolah terhadap siswa dalam mempengaruhi siswa yang kurang tegas sehingga berpengaruh pada suasana kelas, dapat membuat siswa bosan dan tidak bergairah dalam belajar. d. Perspektif siswa tentang belajar
dan sekolah.
Kurangnya pemahaman siswa tentang pentingnya belajar disekolah, tujuan mata pelajaran, dan minat terhadap pelajaran serta visi dan misi sekolah mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Akan tetapi tinggi rendahnya motivasi belajar merupakan perilaku yang tidak dapat diobservasi, akan tetapi dapat diditeksi dengn melihat tidakan yang dilakukan siswa termasuk dengan ucapannya (Sparzo & Poteet, 1989, dalam Giyanti, 2005).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional.
Penelitian korelasional adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar hubungan keterkaitan antara suatu variabel dengan variabel lainnya ( Sugiyono, 2010). Dalam penelitian korelasional ini digunakan untuk mengetahui
hubungan antara dukungan teman sosial sebaya dengan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Plus Salatiga
Populasi berhubungan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicakup (Usman &Akbar, 1996). Dengan demikian populasi yang dimksud adalah siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Plus Salatiga.
Tabel 1 Populasi Penelitian
Populasi Penelitian Kelas Jumlah Siswa
Kelas XI XI IPA 27 Anak XI IPS 22 Anak Jumlah 49 Anak
6 total sampling atau teknik pengambilan sampel total. Teknik total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel atau subjek penelitian sama dengan populasi (Sugiono, 2004)
yaitu siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Plus Salatiga. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah Skala likert. Sugiyono (2011) mendefinisikan Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Dalam penelitian ini teknik analisis yang akan digunakan adalah korelasi Kendall Tau. Dengan bantuan program SPSS for windows realease
versi 20.0.
Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini sebelum melakukan uji korelasi data
penulis melakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk mengetahui normal atau tidaknya data. Dalam uji normalitas data ini menggunakan metode yang digunakan adalah
Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
dukungansosial .081 49 .200*
motivasi .108 49 .200*
a. Lilliefors Significance Correction
Melalui tes
Kolmogorov-Smirnov yang telah dilkukan dapat disimpulkan bahwa distribusi data dukungan sosial teman sebaya dan motivasi belajar siswa adalah normal maka digunakan statistik non-parametrik. Hasil korelasi dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Plus Salatiga dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 3 Hasil Uji Korelasi
7
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil uji korelasi di atas, dapat diketahui bahwa taraf signifikansi yang dapat deiperoleh sebesar 0.000, maka 0.000 < 0.05. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan motivsi belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Plus Salatiga tahun ajaran 2017/2018 diterima.
Selain itu, dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa koefisien korelasi (r) sebesar 0.400. Nilai koefisien korelasi menunjukan besarnya nilai korelasi dan jenis/arah
korelasi tersebut. Besarnya korelasi antara dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi belajar yang diperoleh sebesar 0.400, hal ini menunjukan bahwa (r) bernilai positif. Jika ada (r) yang bernilai positif maka menunjukkan bahwa variabel variabel berkorelasi positif.
Hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini sebagai berikut :
“ada hubingan yang signifikan antara
dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Plus
Salatiga”. Hasil analisis data
menunjukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi belajar siswa. Dengan demikian hipotesis yang diajukan oleh peneliti yang
menyatakan bahwa “Ada hubungan
yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi belajar siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah Plus Salatiga”.
Diterima.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi belajar siswa kelas
8 sebaya dengan motivasi belajar siswa. Hal ini menunjukan bahwa dukungan sosial teman semaya memiliki hubungan dengan motivasi belajar terhadap siswa. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa
dukungan sosial teman sebaya pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Plus Salatiga dapat dilihat pada distribusi frekuensi dukungan sosial teman sebaya yang menunjukan bahwa siswa sebanyak 20 anak berada pada kategori rendah (40,8%). Dukungan sosial teman sebaya dapat dikaitkan dengan motivasi belajar siswa. Melalui skala motivasi belajar dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa siswa sebanyak 17 anak berada dalam kategori tinggi (34,6%). Berdasarkan hasil dari perhitungan yang didapat dari skala dukungan sosial teman sebaya dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki dukungan sosial yang rendah (40,8%) dan motivasi belajar siswa dapat diketahui siswa yang
berada dalam kategori tinggi (34,6%). Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang positif antara dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi belajar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Plus Salatiga, didapatkan koefisien rxy = 0.400
dengan p = 0.000 < 0.05. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Plus Salatiga tahun ajaran 2016/2017.
DAFTAR PUSTAKA
Masakanah, Siti. (2014). Hubungan Antara Dukungan Sosial
Orang Tua dengan Motivasi
belajar siswa kelas XI TKR di
SMK negeri 1 Jambu tahun
Tahun Ajaran 2013/2014.
9 Monks, F.J., Knoers, A. M. P.
(2003). Psikologi
Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai
Bagiannya.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Santrock, J.W. (2007). Remaja.Edisi 11 Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT Grasindo
Winkel, W.S (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi
Sugiono. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta