BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
Desain merupakan sebuah cara untuk menciptakan, merancang,
mengeksekusi, atau membangun suatu hal yang akan dilakukan sesuai dengan
rencana. Desain juga bisa diartikan sebagai segala aktivitas yang dilakukan secara
objektif untuk memperoleh hasil yang dibutuhkan. Tahap desain pada
perancangan produk merupakan bagian yang penting dalam perusahaan dalam
menghadapi persaingan karena semakin banyaknya variasi desain yang dihasilkan
oleh pesaing makan semakin tinggi pula tingkat persaingan pada produk sejenis.
2
1
Mark N Horenstein, Design Concept for Engineer, (Cet. USA: Pearson Education Inc, 2006)., h. 23
2
Bart Haex, Back and Bed Ergonomic Aspects of Sleeping,(United States of America: CRC Press, 2005) h. 50.
Tempat tidur sudah diperkenalkan pada tahun 1950-an untuk pencegahan
penyakit tulang belakang dan banyak orang mulai meletakkan papan kayu di
bawah matras, hal ini menjadi solusi yang umum namun tidak cukup baik untuk
memperbaiki properti pendukung tempat tidur. Berdasarkan produk spring bed
merupakan salah satu kebutuhan primer bagi setiap orang yang digunakan untuk
beristirahat setiap harinya. Permintaan yang meningkat pada produk spring bed
ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk. Seiring dengan kemajuan
zaman, terjadi perubahan yang terus menerus untuk produk spring bed. Spring
bed pada saat ini sudah memiliki berbagai macam variasi desain dengan fungsi
maka konsumen akan berpaling pada perusahaan sejenis. Oleh karena itu, tahap
desain pada perancangan produk merupakan bagian penting dalam perusahaan
dalam menghadapi persaingan. Integrasi antara bagian desain dengan bagian
produksi merupakan hal yang harus diperhatikan bagi perusahaan guna memenuhi
kriteria-kriteria persaingan yaitu kualitas yang dapat diterima, harga yang wajar,
dan ketepatan waktu penigiriman produk.
PT. Ivana Mery Lestari bergerak pada industri spring bed. Produk spring
bed merupakan produk yang mengalami proses perakitan dalam proses
produksinya. Proses pembuatan spring bed diantaranya adalah pembuatan
sandaran, pembuatan matras, dan pembuatan divan. Pada proses produksi spring
bed sering terjadi hambatan-hambatan karena ketidaksesuaian rancangan dengan
situasi proses yang dikerjakan di lantai pabrik. Hal ini disebabkan karena pada
proses desain, tidak semua bagian dalam perusahaan dilibatkan sehinga
mengakibatkan proses pengerjaan ulang pada proses perakitan spring bed. Proses
pengerjaan ulang pada perakitan spring bed terjadi pada beberapa departemen
yang dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Data Rework pada Proses Perakitan PT. Ivana Mery Lestari
Matras Periode Oktober-November 2015
No Departemen Kegiatan Rework Rata-rata
Kejadian
1 Pembuatan Divan Spring Bed Pemasangan kain quilt
dan karton sudut 8
2 Pembuatan Sandaran Spring Bed Pemotongan Pola Busa 10
3 Pembuatan Rangka Per Perakitan Per Spring 15
Hambatan-hambatan yang terjadi juga disebabkan oleh penerapan
pendekatan serial pada perusahaan dimana setiap langkah dari proses perancangan
produk mengikuti penyelesaian dari langkah sebelumnya sehingga terjadi
perancangan ulang akibat produk yang diproduksi oleh bagian manufaktur tidak
sesuai dengan yang dirancang oleh bagian desain.
Sistem yang tidak terintegrasi pada PT Ivana Mery Lestari Matras dapat
dilihat pada Gambar 1.1.
Sumber: PT. Ivana Mery Lestari Matras
Gambar 1.1. Sistem yang Tidak Terintegrasi Pada PT Ivana Mery Lestari Matras
Berdasarkan permasalahan tersebut perlu diperhatikan hubungan antara
bagian desain dengan bagian produksi untuk sinkronisasi desain dengan produksi
yang dikerjakan. Baik berupa aliran informasi, maupun aliran proses konseptual
dalam desain. Pemecahan masalah akan dilakukan dengan menggunakan
pendekatan concurrent engineering. Concurrent Engineering merupakan sebuah
pendekatan yang mengintegrasikan sistem pada departemen desain dengan
produksi sehingga diperoleh waktu produksi yang efisien guna menghasilkan
yang digunakan dalam pendekatan ini antara lain metode Kansei Engineering,
Analitycal Hierarchy Process (AHP), Quality Function Deployment (QFD), dan
Fault Tree Analysis (FTA) dalam penyelesaiannya.
3
1.2. Rumusan Masalah
Implementasi Concurrent Engineering dalam artikel ini adalah untuk
meningkatkan kualitas, mengurangi biaya produksi, atau meningkatkan keandalan
produk gelas kopi yang khusus untuk dibawa pulang oleh konsumen. Perancangan
ulang dilakukan setelah tahap desain. Perancangan ulang diperlukan karena
adanya pembatasan dalam proses manufaktur atau dilakkan untuk merampingkan
proses manufaktur. Salah satu alat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan adalah
QFD (Quality Function Deployment). QFD digunakan untuk mengetahui
keinginan konsumen dan mengkonversikannya kedalam persyaratan teknis yang
sesuai untuk setiap tahap pengembangan produk dan produksi.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah terjadinya proses
perancangan ulang pada produk spring bed karena belum adanya integrasi
informasi antara bagian desain dengan bagian produksi
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah melakukan perbaikan rancangan
produk dengan menggunakan pendekatan concurrent engineering untuk
mengintegrasikan konsep pada bagian desain dan produksi.
3
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui keinginan konsumen terhadap produk spring bed 6ft melalui
emotional needs konsumen
2. Mengetahui karakteristik teknis produk dan part kritis yang harus diperhatikan
dalam rancangan produk spring bed
3. Mengetahui konsep integrasi antara bagian desain dengan bagian produksi
agar tidak terjadi rework pada lantai produksi
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Manfaat bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang digunakan dilapangan kerja dan
melatih pola pikir mahasiswa dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengevaluasi setiap permasalahan khususnya dalam hal desain produk dengan
pendekatan concurrent engineering ini.
2. Manfaat bagi perusahaan
Perusahaan dapat memperoleh masukan yang baik dalam hal inovasi produk
yang sesuai dengan keinginan konsumen
3. Manfaat bagi Departemen Teknik Industri USU
Departemen Teknik Industri akan memperoleh hubungan kerja sama yang
1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian hanya dilakukan pada produk Spring Bed 6ft
2. Tahapan implementasi concurrent engineering adalah dalam lingkup project
planning hingga conceptual design yang berhubungan dengan desain produk
3. Langkah-langkah pengolahan data menggunakan Kansei Engineering type I
dibatas hingga tahap interpretation of the analyzed data
4. Langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan metode QFD
dibatasi hingga bagian conceptual design tahap QFD fase II
Asumsi dalam penelitian ini adalah:
1. Responden tidak dipengaruhi oleh situasi hal apapun dalam mengisi kuesioner
2. Operator telah menguasai pekerjaannya dalam perakitan produk Spring Bed