• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Dengan Return On Training Investment (ROTI) Di PT Perkebunan Nusantara IV Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Dengan Return On Training Investment (ROTI) Di PT Perkebunan Nusantara IV Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu input di dalam proses produksi baik pada industri manufaktur

maupun jasa adalah sumber daya manusia (SDM). Pada masa lalu tenaga kerja

dijadikan sebagai salah satu faktor produksi, sehingga terjadi eksploitasi tenaga

kerja untuk efisiensi biaya. Seiring dengan perkembangan, saat ini tenaga kerja

atau karyawan merupakan salah satu aset penting yang disebut dengan human

capital. Sebagaimana input lainnya, SDM merupakan salah satu aset yang

senantiasa harus dipelihara dan ditingkatkan kemampuannya agar tujuan

organisasi dapat terwujud. Untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge),

keterampilan (skill) dan sikap (attitude) agar sesuai dengan tuntutan jabatan,

secara berkala SDM perlu diberikan pendidikan dan pelatihan.

Pelatihan dapat didefenisikan sebagai suatu upaya sistematis untuk

meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills) dan sikap kerja

(behaviors) para karyawan melalui proses belajar (Noe, 2002). Dengan demikian

dapat dinyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan investasi SDM yang

dapat diartikan dengan mengeluarkan sejumlah dana (sesuatu yang dapat diukur

dengan uang) dalam meningkatkan pengetahuan,keterampilan kerja dan perilaku

yang tujuan akhirnya untuk meningkatkan produktivitas kerja.

PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) sebagai salah satu Badan Usaha

Miliki Negara (BUMN) telah melakukan transformasi termasuk dalam hal

pengelolaan SDM. Hal ini tercermin dalam program transformasi yang telah

dicanangkan Direksi PTPN IV yaitu: SDM sebagai asset yang paling penting yang

harus ditransformasi menuju suatu tingkat kualifikasi yang diakui secara

universal, dalam aspek kompetensi, kapabilitas dan integritas.Kompetensi

merujuk kepada keahlian dan ketrampilan yang berkaitan dengan tugasnya.

Kapabilitas berkaitan dengan motivasi,daya juang, prakarsa, kemampuan

(2)

loyalitas, kejujuran dan trustworthiness. Profesionalitas, mengacu kepada standar

kemampuan/kecakapan pekerja sesuai dengan bidang tugas/jabatan yang

disandangnya. Masing masing pekerjaan mempunyai standart kompetensi yang

berbeda. Kompetensi biasanya bersifat ketrampilan teknis atau dalam pengertian

kemampuan Manajerial (Harahap,2011). Spencer&Spencer (1993), menyatakan

kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang dapat dipakai untuk

memprediksi tingkat efektivitas,dana atau keberhasilan dalam tugas dan tanggung

jawab dalam situasi tertentu.

Hasil penelitian di Universitas Michigan dikutip oleh Harmein

nasution(2011), menyimpulkan bahwa kompetensi yang perlu dimiliki SDM

dewasa dimasa depan adalah : memiliki pengetahuan tentangbisnis, memiliki

keahlian dalam mengelola SDM, memiliki kemampuan mengelola perubahan,

memiliki kemampuan mengelola budaya, memiliki kredibilitas personil, mampu

mengikuti perubahan organisasi

Dalam upaya meningkatkan kompetensi SDM, PTPN IV secara periodik

melakukan pelatihan kepada karyawannya yang dikelompokkan atas Kursus

Jabatan, dan Semiloka baik untuk karyawan golongan IA s/d IID maupun untuk

golongan IIIA s/d IVD. Semua kegiatan pelatihan tersebut pada intinya untuk

meningkatkan kompetensi SDM PT Perkebunan IV (Persero). Secara rinci tujuan

dari masing-masing kegiatan pelatihan dapat dilihat pada Lampiran 1. Contoh

(3)

1.1Tabel 1.1.Pelatihan tahun 2013

Untuk menyediakan pendekatan (metode/system) terpadu dalam pengelolaan kinerja BUMN yang ditujukan untuk menghasilkan penyampaian nilai yang selalu meningkat kepada pelanggan dan pemangku kepentingan, peningkatan efektifitas dan kapabilitas BUMN secara menyeluruh dan pembelajaran perusahaan dan individu.

Peserta dapat meningkatkan penguasaan kultur teknis tanaman kelapa sawit untuk mencapai kinerja unggul, mampu melakukan supervisi dan memotivasi karyawan untuk mencapai kinerja yang optimal serta mampu menjaga prestasi bawahannya memahami metoda identifikasi dan pengkajian resiko bahaya K3, 3. Peserta dapat memahami proses tujuan sasaran dan program K3, 4. Peserta mampu melakukan gap analysis penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Perusahaan, 5. Peserta mampu menyusun sistem dokumentasi K3, Prosedur/SOP dan Instruksi Kerja, 6. Peserta dapat menyediakan, mengimplementasikan dan memelihara SMK3

Motivasi kepada peserta untuk meningkatkan kualitas kerja dan menggembleng peserta training agar menjadi manusia prestatif yang bermoral dan sukses.

Peserta dapat mengetahui potensi bahaya dan meminimalisir kecelakaan kerja yang ada pada pesawat uap (boiler) pengoperasian aman, perawatan dan pemeliharaan serta kegiatan-kegiatan efesiensi pemakaian bahan bakar sesuai kebutuhan produksi

(4)

Lanjutan Tabel 1.1

Peserta dapat Mengenali hama dan penyakit utama pada tanaman kelapa sawit, teknik serta manajemen pencegahan dan pengendaliannya.

Memberikan pemahaman dasar dan keterampilan teknis mengenai sistem pengelolaan arsip yang baik dalam rangka menunjang terciptanya tertib administrasi

9 Presentasi CKP

Bidang IT 12 1 Kanpus

Melalui presentasi dan Evaluasi ini diharapkan peserta Calon Karyawan Pimpinan Bidang Informasi Teknologi mampu membantu user dan menangani permasalahan dalam pengoperasian sistem IT, merencanakan, mengimplementasikan dan mengelola informasi, mengembangan software serta penyediaan workstation sebagai perangkat pemroses layanan informasi

10 Pelatihan

OP.Sterilizer 24 6

GU I Bah Jambi

Peserta dapat mengetahui potensi bahaya yang ada pada Sterilizer, pengoperasian aman, perawatan dan pemeliharaan serta kegiatan-kegiatan di stasiun sterilizer

11 Pelatihan AK3

UMUM 32 13

GU I Bah Jambi

Memahami, bahwa terjadinya

kecelakaan akan menimbulkan

“accident costs” semacam fenomena

gunung es maka perlu kiranya

Perusahaan berupaya

mengimplementasikan Sistem

Manajemen K3 untuk mencapai “ Zero Accident”

Sumber: PTP Nusantara IV(Persero)

Tabel 1.1 adalah contoh sebagian pelatihan yang dilaksanakan pada tahun

2013 danpelatihan yang akan di teliti adalah jenis pelatihan Boiler. Biaya seluruh

pelatihan yang dikeluarkan pada tahun 2013 sebesar Rp 3.407.000.0000,- biaya

yang dikeluarkan untuk pelatihan relatif cukup besar , dengan biaya pelatihan

(5)

pelatihan bagi perusahaan dalam bentuk peningkatan laba yang diukur dan

dikonversi kedalam nilai mata uang/rupiah. Evaluasi pelatihan yang dilakukan di

PT Perkebunan IV (Persero) saat ini antara lain :

a. Evaluasi awal pelatihan (Pre-test)

Untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah dimiliki peserta sebelum

pelatihan. Pengetahuan atas tingkat pemahaman peserta diawal pelatihan

untuk menguji kecukupan materi dan metode pembelajaran yang akan

dilaksanakan, dan sebagai bahan mengukur tingkat capaian pengetahuan

peserta di ahir pelatihan.

b. Evaluasi selama pelatihan

Dilakukan selama pelatihan berlangsung yang terdiri dari dua aspek penilaian

:

1) Evaluasi aspek reaksi peserta adalah mengevaluasi seberapa jauh

reaksi/respon peserta selama proses pelatihan untuk mengukur ketepatan

penerapan metode pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta, sebagai

masukan bagi fasilitator dalam mengembangkan metode pembelajaran

selama pelatihan.

2) Evaluasi aspek pembelajaran untuk mengukur seberapa jauh peserta

bertambah pengetahuannya dan ketrampilannya di ahir pelatihan.

c. Evaluasi Ahir Pelatihan (Post Test)

Adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah dimiliki peserta

setelah pelatihan dan untuk mengukur efektivitas pelatihan.

Menurut Noe (2002), evaluasi pelatihan sebagai suatu proses pengumpulan

keluaran yang dibutuhkan untuk menilai apakah sebuah program pelatihan sudah

efektif atau belum.

Sejalan dengan Surat Keputusan Kementerian Badan Usaha Milik Negara

(SK Menteri BUMN) Nomor SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter

Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Perusahaan Yang Baik (Good

Corporate Governance) pada BUMN dan Pelaporan Kinerja Berdasarkan

Pendekatan Kriteria Penilaiaan Kinerja Unggul BUMN(KPKU) berdasarkan surat

(6)

diharuskan melakukan penilaian dan evaluasi terhadap aktivitasnya termasuk

dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan yakni bagaimana persahaan mengevalusi

efektivitas dan efesiensi system pembelajaran dan pengembangan. Mengacu

kepada surat keputusan diatas maka perlu dilakukan penilaian terhadap efektifitas

kegiatan pelatihan yang telah dilakukan secara terukur.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan

merupakan investasi sumber daya manusia (SDM) yang dapat diartikan dengan

mengeluarkan sejumlah dana (sesuatu yang dapat diukur dengan uang) dalam

meningkatkan pengetahuan,ketrampilan kerja dan perilaku yang tujuan akhirnya

untuk meningkatkan produktivitas kerja. Umumnya, suatu pelatihan

diselenggarakan dengan tujuan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja

perusahaan, misalnya peningkatan hasil penjualan, peningkatan hasil produksi,

penurunan biaya produksi, peningkatan pelayanan nasabah, dan sebagainya

(Tupamahu dan Soetjipto, 2005).

Beberapa peneliti menekankan pentingnya evaluasi pelatihan yang

didasarkan pada perhitungan finansial agar mampu memberikan informasi yang

nyata dan tegas kepada perusahaan mengenai kontribusi pelatihan tersebut

terhadap kinerja perusahaan.Pagey(1981) menyatakan bahwa “sebagian besar

organisasi dalam mengalokasikan jumlah anggaran untuk pelatihan sangat sedikit.

Alasannya adalah bahwa pengembalian investasi pelatihan sangat sedikit. Jadi,

banyak organisasi kurang berinvestasi pada pelatihan”. Pagey (1991) telah

mengembangkan pendekatan rasional secara kuantitatif untuk mengukur Return

On Training Investment (ROTI), yang dikembangkan berdasarkan analisis

biaya-manfaat. Semakin tinggi indeks ROTI, maka semakin efektif pelatihan yang telah

dilakukan.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang

(7)

Perkebunan IV (Persero), belum melakukan evaluasi sejauhmana hasil manfaat

finansial yang didapat perusahaan dibandingkan dengan besarnya biaya yang telah

dikeluarkan untuk kegiatan pelatihan, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui besarnya return of training investment (ROTI) pelatihan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untukmengevaluasi pelatihan dengan ROTI agar diketahui seberapa besar

manfaat finansial/ benefit dari kegiatan suatu pelatihan.

b. Untuk merumuskan kebijakan pelatihan pada masa yang akan datang

sehingga tujuan utama pelatihan dalam meningkatkan kompetensi SDM dapat

terwujud.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian tentang evaluasi pelatihan ini adalah:

a. Dapat digunakan sebagai alat ukur untuk membantu mengidentitifikasi dan

menganalisis tingkat kemanfaatan pelatihan secara nyata.

b. Menunjukkan Return yang jelasbagi Perusahaan

c. Sebagai dasar untuk melakukan evaluasi terhadap sistem pelatihan selama ini

sehingga dapat dilakukan perbaikan agar pelatihan memberikan konstribusi

bagi perusahaan.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Ruang lingkup penelitian ini hanya membahas dari aspek biaya dan manfaat

pelatihan, sedangkan batasan permasalahan adalah:

a. Pelatihan yang akan dievaluasi adalah salah satu yang dipilih dari berbagai

jenis pelatihan yaitu Pelatihan Operator Pesawat Uap Boiler.

b. Kegiatan pelatihan yang di evaluasi hanya yang dilaksanakan pada Tahun

2013 dengan pertimbangan untuk memudahkan dalam melakukan isolasi

Gambar

Tabel 1.1 adalah contoh sebagian pelatihan yang dilaksanakan pada tahun

Referensi

Dokumen terkait

SEMINAR NASIONAL TEKNIK JALAN ke-2 (SNTJ-2) akan diselenggarakan pada tanggal 1 - 3 Oktober 2014 di Swiss-Belhotel Danum, Palangkaraya, Kalimantan Tengah oleh DPD HPJI Kalteng..

Dalam pengantar buku antologi yang disusun oleh Toer (2003) tersebut dijelaskan bahwa karya H. Kommer yang berjudul lengkap Tjerita Nji Paina ”-Satoe Anak Gadis jang Amat Berboedi

When compared to the research of Kodoatie and Sjarief (2008), which posits that 80% of the urban water supply of urban communities is derived from groundwater, the results of

yang dibangun Najwa Sihab selaku pembawa acara dalam program Mata Najwa episode “Semua karena Ahok” yang dilihat dari tema atau topik yang dikedepankan adalah tentang

The uniqueness of a volcanic area is characterised by a difference of land use from the peak, upper slope, middle slope, lower slope to fluvio-volcanic foot plain.. The process

[r]

” Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang- undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah

Puji Tuhan kehausan dan kelaparan saya untuk mengenal kebenaran, dipuaskan Tuhan, dan saya lahir baru, lahir dari benih yang tidak fana, dan sekarang firman yang adalah roh dan