ABSTRAKSI
Christy Ananda* Prof.Dr.Suwarto S.H.,M.H** Dr.Mahmud Mulyadi S.H.M.Hum***
*
Mahasiswa Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
**
Dosen Pembimbing I
***
Dosen Pembimbing II
Manusia selalu tidak lepas dari kelahiran dan kematian. Dulu, misteri akan kedua hal ini tidak dapat terpecahkan. Semakin pesatnya penemuan tekhnologi sekarang ini mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan di berbagai bidang, salah satunya dalam bidang medis. Masalah kelahiran dapat terpecahkan dengan adanya inseminasi buatan. Masalah kematian masih saja menjadi misteri. Dokter tidak dapat mengetahui pasti kapan pasien tersebut meniggal dunia. Masalah euthanasia sangat erat hubungannya dengan kematian dimana euthanasia merupakan kematian dengan baik tanpa adanya rasa sakit yang dialami pasien. Biasanya euthanasia ini berawal penyakit yang diderita pasien yang tak kunjung sembuh dan oleh karena sakitnya tersebut pasien mengalami rasa sakit yang tak tertahankan. Oleh karena pasien tidak sanggup merasakan rasa sakit tersebut, tak jarang pasien menginginkan dilakukannya euthanasia. Banyak terjadi pro dan kontra terhadap euthanasia ini tapi euthanasia merupakan salah satu persoalan yang harus mendapat perhatian terutama dikalangan medis dan hukum.
Metode yang digunakan adalah metode normatif juridis atau studi pustaka yang berdasarkan pada bahan-bahan tertulis yang ada sangkut pautnya dengan euthanasia ini dan dikaitkan dengan penelitian hukum empiris yaitu dengan melihat pihak-pihak yang terkait dengan euthanasia seperti dokter, masyarakat, dan pemuka agama. Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana perkembangan euthanasia dewasa ini, bagaimana kebijakan hukum pidana terhadap euthanasia, dan bagaimana kebijakan hukum pidana tentang euthanasia pasif.
Perkembangan euthanasia di dalam masyarakat, pada kenyataannya sangat sering terjadi, terkhususnya euthanasia pasif. Hal itu didasari bahwa euthanasia pasif dipandang lebih manusiawi dibanding dengan euthanasia aktif. Pengambilan keputusan euthanasia pasif ini harus berdasarkan pemikiran yang betul-betul dan dilakukan oleh pasien itu sendiri atau orang yang bertanggung jawab atas pasien tersebut tentu saja atas persetujuan dokter dimana dokterpun merasa perlu dilakukannya euthanasia pasif ini. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan diambilnya keputusan untuk melakukan euthanasia pasif ini. Pengaturan tentang euthanasia dalam hukum pidana terdapat dalam pasal 344 KUHP dimana pasal tersebut masih memiliki kekurangan-kekuangan dan tidak mencakup persoalan terhadap euthanasia secara lebih rinci terutama mengatur tentang masalah euthanasia pasif yang pada kenyataannya sering terjadi di masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya pengaturan lebih jelas lagi tentang euthanasia sehingga tidak disalah gunakan oleh orang yang menginginkan kematian orang lain.
Kata Kunci : Kebijakan Hukum Pidana tentang Euthanasia khususnya Euthanasia Pasif