BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Total Quality Management (TQM) merupakan filosofi dan praktik manajemen
terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan agar efektivitas operasi dan kinerja perusahaan lebih meningkat. Karena itu, tingkat kesadaran terhadap Total Quality Management (TQM) telah meningkat dan tumbuh menjadi bidang penelitian yang well-established. Meningkatnya kompetisi global yang didukung oleh regulasi yang pro bisnis, telah memotivasi setiap organisasi perusahaan untuk mengadopsi Total Quality Management (TQM) sebagai strategi dalam memenuhi persyaratan pelanggan. TQM telah dipandang sebagai filosofi manajemen dalam mencapai keunggulan perusahaan dalam semua aspek bisnis melalui perbaikan secara terus menerus pada organisasi secara luas. Karena itu, TQM diyakini memberikan kontribusi terhadap daya saing dan kinerja organisasi (Chase et al., 2005).
PT.Perkebunan Nusantara III telah memperoleh sertifikat Indonesian Industries
Standard Certificate (IIS), International Quality Certificate ISO 9001:2000 dan
14001:1996, serta pabrik pengolahan sawit khususnya PKS Rambutan PTPN III telah tersertifikasi dan menghasilkan produksi CPO tingkat tracebility serta melaksanakan implementasi Total Quality Management (TQM).
Total Quality Management (TQM) merupakan filosofi dan praktik manajemen
terbaik (best management practices) yang dapat membantu pengelolaan organisasi agar lebih efektif dalam upaya peningkatan mutu dan kinerja perusahaan. Karena itu, TQM juga dianggap sebagai salah satu kunci sukses dalam upaya memasuki pasar global bagi perusahaan bisnis di era global. ISO 9000 merupakan suatu kumpulan standar manajemen mutu dan standar proses, bukan standar produk. ISO 9000 merupakan fondasi dari TQM, atau sebuah kerangka kerja dimana TQM bisa dikembangkan. Karena itu, manfaat yang bisa didapatkan setiap perusahaan dengan mengadopsi ISO 9000 adalah sebagai mekanisme kontrol untuk membantu kesuksesan transisi dari ISO 9000 ke praktik TQM yang lebih baik. Keduanya dapat diadopsi secara parsial maupun secara simultan, karena baik TQM maupun ISO 9000 dapat berjalan sendiri-sendiri atau dapat juga saling melengkapi dalam mendorong usaha pencapaian kinerja bisnis yang lebih baik.
penurunan dan perolehan produksi inti sawit (Kernal) dengan tren penurunan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1.
(Sumber: Data PKS.Rambutan)
Gambar 1.1. Data Produksi CPO dan Kernel PKS Rambutan
Perolehan produksi minyak sawit dan inti sawit harus diimbangi dengan mutu hasil proses pengolahan, dimana rata-rata mutu minyak sawit (CPO) sampai dengan bulan oktober 2014, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.2.
(Sumber: Data PKS.Rambutan)
Gambar 1.2. Data Mutu Produksi Minyak Sawit (CPO)
(Sumber: Data PKS.Rambutan)
Gambar 1.3. Data Mutu Produksi Inti Sawit (Kernel)
Pada Gambar 1.3 menunjukkan mutu produksi inti sawit (kernel) yaitu kandungan kotoran 5,52% hingga 6,79% (Norma 6%) sedangkan kandungan air 5,36% hingga 8,40% (Norma 7%) sehingga memerlukan komitmen bersama antara pimpinan dan karyawan dalam mengawasi dan melaksanakan sistem operasional prosedur (SOP) sesuai ketentuan sehingga tidak menimbulkan peningkatan biaya pada proses ulang atau proses blending dengan mutu minyak sawit yang lebih baik untuk menghindari klaim mutu dari pihak pemasok atau eksternal.
Pelaksanaan Pekerjaan Bidang Teknik, dimana setiap pelaksanaan breakdown
maintenance harus mengacu pada Work Order yang diminta oleh pengguna alat. Untuk
pekerjaan preventive mengacu pada IK 3.02-01/03 tentang pemeliharaan/perawatan mesin & Instalasi PKS. Sedangkan untuk pekerjaan Predictive Maintenance mengacu pada PK 3.02-03 mengenai Monitoring Utilitas, Instalasi Proses dan Pekerjaan Bidang Teknik. Namun demikian, dalam pelaksanaan pemeliharaan di PKS Rambutan lebih sering dengan cara Breakdown Maintenance yaitu pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan. Sistem ini belum dapat memberikan data yang akurat tentang kapan suatu mesin atau komponen akan mengalami kerusakan.
Biaya pemeliharaan peralatan dan permesinan pabrik (eksploitasi) dan biaya penggantian permesinan (investasi) yang dikeluarkan perusahaan dalam pelaksanaan perbaikan berkelanjutan mengalami peningkatan secara bersamaan yang seharusnya dengan pelaksanaan preventif maintenance sesuai schedule dan life time peralatan akan meminimalkan terjadinya breakdown maintenance sehingga biaya perbaikan dan pemeliharaan dapat diperhitungkan dalam perencanaan biaya investasi dan eksploitasi.
(Sumber : Data PKS Rambutan)
Gambar 1.4. Biaya Investasi dan Eksploitasi Pabrik
Pada Tabel 1.1. menjelaskan kenaikkan biaya eksploitasi pada tiap lantai kerja atau stasiun proses dipabrik dari tahun 2010-2014 mengalami peningkatan terutama stasiun pressan, stasiun clarifikasi dan stasiun pengutipan inti.
Tabel 1.1. Biaya Eksploitasi Peralatan Pabrik
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1 Stasiun Penerimaan TBS
202.728.570 221.474.455 184.047.383 156.443.561 199.640.236
2 Stasiun Rebusan 442.983.166 652.957.136 516.651.509 384.139.767 491.307.466 3 Stasiun Hoisting
Crane
435.155.766 364.052.180 347.379.583 189.425.631 257.906.834
4 Stasiun Pressan 751.532.239 680.090.395 750.728.635 646.531.199 766.432.967 5 Stasiun Clarifikasi 824.497.674 618.982.472 881.578.479 446.254.955 828.662.559 6 Stasiun Empty
Bunch Hopper
54.686.712 44.658.189 70.776.406 55.495.746 55.501.600
7 Stasiun Tangki Penimbunan Minyak
19.938.395 22.555.592 58.848.661 38.010.308 31.654.041
8 Stasiun Depericarper
295.474.027 87.609.815 209.714.830 169.803.240 286.237.073
9 Stasiun Pengutipan Inti
646.392.421 738.154.222 434.781.066 331.977.069 515.556.429
10 Stasiun Fat fit 100.896.013 87.799.282 79.114.165 70.780.875 48.309.846 11 Stasiun Instalasi
Listrik
68.108.540 104.451.723 80.559.627 76.207.809 59.664.779
Jumlah 3.842.393.723 3.622.785.461 3.614.220.344 2.565.070.160 3.540.873.830
Pada Tabel 1.2. menjelaskan biaya investasi pada tiap lantai kerja atau stasiun proses dipabrik dari tahun 2010-2014 digunakan untuk pergantian mesin-mesin baru terutama stasiun rebusan, stasiun hoisting crane, stasiun klarifikasi dan stasiun pengutipan inti.
Tabel 1.2. Biaya Investasi Peralatan Pabrik
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1 Stasiun Penerimaan TBS
34.500.000 - 112.092.500 68.475.000 -
2 Stasiun Rebusan 599.180.700 2.591.132.410 845.310.700 1.258.703.421 1.033.106.490
3 Stasiun Hoisting Crane 27.812.500 1.316.870.100 21.100.320 1.044.503.550 1.260.743.485
4 Stasiun Pressan 633.434.983 - 265.900.000 495.630.000 -
5 Stasiun Clarifikasi 1.118.969.150 1.827.189.550 146.315.000 9.500.000 712.554.494
6 Stasiun Empty Bunch Hopper
13.437.500 172.149.350 - - 269.037.930
7 Stasiun Tangki Penimbunan Minyak
268.600.000 190.300.000 - - -
8 Stasiun Depericarper 1.241.534.660 266.942.500 - 99.140.000 12.852.000
9 Stasiun Pengutipan Inti 85.000.000 37.709.640 621.300.270 773.610.270 1.054.227.710
10 Stasiun Fat fit - 1.498.989.683 265.003.500 - 73.050.000
11 Stasiun Power Plant 2.064.449.984 100.774.300 419.827.800 - 205.330.750
12 Stasiun Boiler 46.409.000 1.802.477.280 964.312.940 - 770.241.036
13 Stasiun Instalasi Listrik - 816.175.000 310.965.400 - 179.154.740
14 Stasiun Instalasi Air - - 152.292.200 815.707.200 652.039.772
Jumlah 6.133.237.477 10.620.709.813 4.124.420.630 4.565.269.441 6.222.338.407
Sumber: Olah data PKS Rambutan
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang terlihat bahwa pelaksanaan TQM belum berjalan secara optimal sehingga perlu dilakukan penelitian dimana dapat dirumuskan masalah:
“ Seberapa besar komitmen pimpinan (manajer) mengimplementasikan pilar
total quality management (TQM) sehingga meningkatkan kinerja PKS Rambutan,
PTPN III (persero)”.
Sehubungan dengan masalah diatas maka beberapa pertanyaan yang perlu ditemukan jawabannya ialah:
1. Seberapa besar hubungan antara komitmen pimpinan, implementasi pilar TQM dan kualitas produk terhadap kinerja perusahaan?
2. Seberapa besar hubungan antara komitmen pimpinan terhadap implementasi pilar TQM?
3. Seberapa besar hubungan antara komitmen pimpinan dan implementasi pilar TQM terhadap kualitas produk?
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan/rekomendasi dalam perbaikan berkelanjutan sistem maintenace, pencapaian kualitas dan kuantitas produksi serta konsistensi pada implementasi pilar Total Quality
Management di PKS Rambutan PTPN III (persero).
2. Bagi mahasiswa akan berguna untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pemanfaatan metoda ilmiah pada implementasi pilar Total
Quality Management di Pabrik Kelapa Sawit.
3. Bagi Perguruan Tinggi hasil penelitian ini dapat sebagai tambahan literatur yang dapat dimanfaatkan oleh para peneliti di bidang industri sejenis.
1.5. Batasan Penelitian
Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Penelitian hanya dilakukan pada PKS Rambutan, PTPN III (persero) meliputi pimpinan puncak (Manajer), departemen Administrasi umum, departemen
laboratorium, departemen teknik dan departemen produksi melalui pengisian
2. Penelitian hanya pada tahap penilaian hubungan signifikan antara komitmen pimpinan, implementasi pilar TQM terhadap kualitas produk dan kinerja perusahaan.
1.6. Sistematika Penulisan Laporan
Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri, maka penulisan tesis ini disusun ke dalam tujuh bab.
Bab 1 (Pendahuluan) menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi yang digunakan dan sistematika penulisan laporan. Bab 2 (Landasan Teori) memaparkan tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi teori-teori dan pemikiran-pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan serta pemecahan masalah. Landasan teori yang digunakan adalah bertujuan untuk menguatkan metode dan teknik yang dipakai untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian di perusahaan. Bab 3 (Kerangka Konseptual) menjelaskan konsep penelitian yang dilaksanakan. Dilanjutkan dengan penjelasan tentang definisi variabel yang harus dipakai pada saat penelitian dan tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat penelitian hingga hipotesa penelitian. Bab 4 (Metodologi Penelitian dan Hipotesis Penelitian) menguraikan tahapan-tahapan yang harus dilakukan pada saat penelitian. Selain itu, pada Bab ini membahas mengenai penjelasan secara ringkas tiap tahapan penelitian dengan disertai diagram alirannya.